Manuskrip Ratna (Secure) PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP

PENURUNAN TINGKAT STRESS PADA LANSIA


DI PANTI WERDHA ANUGRAH
SURABAYA

Ratna Dewi Apriliani, Hidayatus S., S.Kep., Ns., M.Kep


Mahasiswa Prodi S1-Keperawatan
Tahun Ajaran 2015

ABSTRACT

Lavender aromatherapy is therapy that uses essentialoil lavender or pure


lavender oil extract to help improve or maintain health, uplifting , refreshing as well as
relaxed souls and body. The purpose are influence mood to be relaxed and it can decrease
the level of somebody’s stress. The purpose of this research is to analyze the effect of
lavender aromatherapy to decrease the level of stress to the elderly.
The design of this research was Pre Eksperimental with One Group Preest-
Postest Design. The population of all the elderly who suffered a little stress, medium and
heavy in the Integrated Service Unit Anugrah Werdha Institution Surabaya. Tottaly 22
people on 13-15 may 2015. The sampling method used probability sampling with
approach simple random sampling as many as 21 elderly respondents who suffered a
little stress, medium and heavy. Instrumet used PSS stress questionnaire. Data analyzed
by Wilcoxon Signed Rank Test.
The results of this research before treatment average suffered a medium stress,
while after the treatment has decreased to medium and little stress.This research
indicates that there is the effect of lavender aromatherapy to decrease the level of stress
to the elderly. Wilcoxon Signed Rank Test indicates that there is the effect of lavender
aromatherapy to decrease the level of stress to the elderly p=0,005.
When the aromatherapy was smelt the sensory nerves of smell reacted then
influence limbic system so that activited and the body of increased relaxation so the stress
decreased. The implications of this research is influence the level of stress, so hopefully
nurses and elderly can improve their ability to overcome stress by giving lavender
aromatherapy.

Keywords : lavender aromatherapy, the level of stress, elderly.

Pendahuluan yang mengancam nyawa, kehilangan


orang yang dicintai, kehilangan sumber
Menua adalah suatu proses material, kehilangan otonomi,
menghilangnya secara perlahan kehilangan peran, kesepian, isolasi,
kemampuan jaringan untuk kebosanan, dan kekhawatiran terhadap
memperbaiki diri dan mempertahankan saat kematian dapat terjadi pada setiap
serta fungsi normalnya (Nugroho, 2008). tahap kehidupan. Dia menjadi murung,
Penuaan, seperti halnya tahap kehidupan mudah tersinggung dan sering
lainnya, melibatkan adaptasi terhadap mengalami kelesuan berpikir dan
banyak perubahan. Lazarus (1987) bertindak apapun (Hutapea,
dalam Maas, et.al (2012), penyakit dan 2005).Lansia yang berusia 60 tahun
kelemahan fisik atau mental, penyakit keatas, di Panti Werdha Anugrah

1
Surabaya, banyak yang menjadi murung, yang akan terjadi pada dirinya. Keadaan
sering mengalami kelesuan keadaan ini yang menyebabkan para lansia
emosional yang tidak stabil dalam mengeluh stress dengan keadaanya.
mengahadapi rasa takut akan kematian
Bureau of Cencus Amerika Lansia mengalami depresi
Serikat melaporkan data pendudukan kejiwaan karena merasa dikucilkan,
internasional, Indonesia dalam kurun tidak diikutsertakan dalam apa-apa lagi,
waktu 1990-2025 akan memiliki sehingga dia menjadi murung, mudah
kenaikan jumlah pendudukan lansia tersinggung, sering mengalami kelesuan
sekitar 414 %, artinya ini yang paling berpikir dan bertindak apa pun (Hutapea,
tinggi didunia. Diduga pada tahun 2015, 2005). Pada proses penuaan lansia,
jumlah lansia di Idonesia akan mencapai terjadi kerusakan sintesis DNA yang
24,4 juta orang, atau 10% dari seluruh menyebabkan sel mati dan tidak dapat
penduduk Indonesia saat itu (Hutapea, beregenerasi. Produk sampah (seperti
2005). Seiring meningkatnya derajat lipofusin) yang berhasil lolos akan
kesehatan dan kesejahteraan penduduk berakumulasi di dalam organ tubuh,
akan berpengaruh pada peningkatan sehingga menyebabkan degenerasi dan
UHH (Umur Harapan Hidup) di kematian jaringan. Penurunan sistem
Indonesia. Berdasarkan laporan imun tubuh pada proses penuaan,
Perserikatan Bangsa-bangsa 2011, pada mengakibatkan lansia tidak dapat
tahun 2000-2005 UHH adalah 66,4 tahun bertahan terhadap jejas atau infeksi,
(dengan persentase populasi lansia tahun sehingga pada lansia sering ditemukan
2000 adalah 7,74 %) angka ini akan penyakit degenertif. Kondisi ini akan
meningkat pada tahun 2045 – 2050 yang mempengaruhi kesehatan dan
diperkirakan UHH menjadi 77,6 tahun kemandirian lanjut usia (Nugroho,
(dengan persentase populasi lansia tahun 2008). Apabila tahap perkembangan
2045 adalah 28,68%). Begitu pula tersebut tidak dapat dilampaui dengan
dengan laporan Badan Pusat Statistik baik (tidak mampu beradaptasi), maka
(BPS) terjadi peningkatan UHH. Pada yang bersangkutan akan mengalami
tahun 2000 UHH di Indonesia adalah stress (Hawari, 2011). Respon terhadap
64,5 tahun (dengan persentase populasi stress mencakup aktivitasi sistem saraf
lansia 7,18%). Angka ini meningkat simpatis dan pelepasan berbagai hormon
menjadi 69,43 tahun pada tahun 2010 dan peptida, yang meliputi hormon dan
(dengan persentase populasi lansia peptida pada aksis hipotalamus-
adalah 7,56%) dan pada tahun 2011 hipofisis-adrenal, sistem opioid
menjadi 69,65 tahun (dengan persentase endogen, vasopresin arginin, dan
populasi lansia adalah 7,58%) (dikutip oksitosin. Respon stress juga
dari jurnal KEMENKES RI, 2013). mempengaruhi pelepasan hormon
Terdapat 22 orang lansia berusia 60 pertumbuhan dan hormon reproduksi.
tahun keatas di Panti Werdha Anugrah Hipotalamus adalah struktur primer di
Surabaya. Berdasarkan studi otak yang bertanggung jawab untuk
pendahuluan pada tanggal 31 Maret mempertahankan homeostasis fisiologis
2015, yang dilakukan pada 10 lansia yang di pengaruhi oleh stressor fisik dan
(berusia 60 tahun keatas), dari hasil psikologis. Struktur primer di otak
kuisioner stress didapatkan 2 orang dianggap sebagai kelenjar endokrin
(20%) mengalami stress ringan, 3 orang (hormonal) utama di tubuh dan
(30%) meengalami stress sedang, dan 5 mengontrol sekresi beberaapa hormon
orang (50%) mengalami stress berat. penting dan juga dihubungkan melalui

2
jaringan saraf yang luas ke struktur lain mempengaruhi suasana hati menjadi
disepanjang korteks selebri dan sistim tenang, bahkan dapat menurunkan
limbik. Hipotalamus adalah bagian otak tingkat stress seseorang. Aromaterapi
yang penting dalam mengendalikan menggunakan minyak lavender dapat
keseimbangan air, suhu tubuh, memberikan efek relaksasi bagi saraf
pertumbuhan tubuh dan rasa lapar. dan otot yang tegang setelah lelah
Hipotalamus terlibat dalam memantau beraktivitas (IGA, 2011). Menurut
dan berespon terhadap perasaan marah, penelitian sebelumnya, pasien cemas dan
napsu, takut dan juga mengintegrasikan stress yang diberikan aromaterapi
respon sistem simpatis dan parasimpatis. lavender sebanyak 3 kali pertemuan
Stress mempengaruhi hipotalamus dan efektif mengalami penurunan.
karena itu mempengaruhi pelepasan
beberapa hormon dan neurotransmiter. Bahan dan Metode Penelitian
Sehingga dapat mempengaruhi fungsi
beberapa sistem dan respon dalam tubuh, Desain yang dipakai dalam
termasuk sistem imun, kardoivaskuler, penelitian ini adalah Pre Eksperimental
dan reproduksi, serta pencernaan dan dengan One Group Pretest-Postest
metabolisme bahan makanan (Corwin, Design. Penelitian Pre Eksperimental
2009). dengan One Group Pretest-Postest
Melihat kondisi tersebut maka Design mengkaji pengaruh atau
para lansia perlu merileksasikan pikiran- hubungan sebab akibat dengan cara
pikirannya. Ada berbagai cara yang melibatkan satu kelompok subjek,
dapat dilakukan oleh seseorang dalam diobservasi sebelum dan setelah
mengatasi tekanan dalam menghadapi inetrvensi (Nursalam, 2013).
keadaan dan situasi ini. Salah satu cara Penelitian ini dilaksanakan pada
yang dipakai adalah dengan memberikan tanggal 13 – 15 Mei 2015. Tempat
aromaterapi untuk mengurangi stress. penelitian di Panti Werdha Anugrah
Menghirup lavender meningkatkan Surabaya. Pemelihan tempat ini
frekuensi gelombang alfa dan keadaan dikarenakan peneliti melihat dan
ini diasosiasikan dengan bersantai mengetahui dari studi pendahuluan yang
(relaksasi). Selain itu lavender juga dilakukan bahwa para lansia di panti ini
berguna untuk menenangkan rasa banyak yang mengalami stress. Oleh
nyaman, keterbukaan, keyakinan, cinta karena itu, peneliti tertarik untuk
kasih, mengurangi sakit kepala, stress, melakukan penelitian pengaruh
mengobati kepanikan, mereda histeria, aromaterapi lavender terhadap
serta mengobati insomnia. Dampak penurunan tingkat stress pada lansia.
positif aromaterapi lavender ini apabila Populasi dalam penelitian ini
diberikan secara langsung (inhalasi), adalah lansia yang berada di Panti
melalui penciuman lebih cepat Werdha Anugrah , berjumlah sebanyak
dibanding dengan rute yang lain dalam 22 orang.
penanggulangan problem emotional Sampel penelitian ini adalah
seperti stress dan kecemasan, karena lansia Panti Werdha Anugrah Surabaya
hidung atau penciuman mempunyai dengan populasi lansia sebanyak 22
kontak langsung dengan bagian-bagian orang dengan kriteria sebagai berikut :
otak yang bertugas merangsang
terbentuknya efek yang ditimbulkan oleh
aromaterapi. Aromaterapi dapat

3
Kriteria Inklusi tahu
a. Lansia usia 60 tahun keatas n
b. Laki-laki maupun perempuan 2. 65-
c. Responden bersedia untuk diteliti 69
7 33,3
d. Tidak memiliki riwayat penyakit tahu
asma n
3. ≥70
Kriteria Eksklusi tahu 12 57,1
a. Pada waktu penelitian ternyata n
responden sakit atau berhalangan Tot
21 100,0
b. Responden mengundurkan diri al
menjadi responden selama
penelitian Tabel 5.1 menunjukkan bahwa
berlangsung. dari 21 responden (100%), sebanyak 2
responden (9,5%) berusia 60-64 tahun, 7
Alat Pengumpulan Data responden (33,3%) berusia 65-69 tahun,
sedangkan berusia ≥70 tahun berjumlah
Alat pengumpulan data pada 12 responden (57,1%).
Tingkat Stress dengan menggunakan
instrumen kuisioner. Kuisioner berisikan 2. Karakteristik responden
data demografi dari responden yang berdasarkan jenis kelamin
meliputi : Usia, jenis kelamin,
pendidikan terakhir, status, lama tinggal Tabel 5.2 Karakteristik responden
di panti, alasan tinggal di panti. berdasarkan jenis
Instrumen tingkat stress yang digunakan kelamin di Panti
adalah PSS. Instrumen PSS terdapat 10 Werdha Anugrah
pertanyaan yang mengacu terhadap Surabaya pada tanggal
tingkat stress lansia. 10 pertanyaan 13-15 Mei 2015.
tersebut terdiri dari pertanyaan negatif
(no. 1, 2, 3, 6, 9 dan 10) dan pertanyaan N Jenis Frrekuen Presentas
positif (no. 4, 5, 7 dan 8). o. Kelamin si(ƒ) e(%)
1. Peremp
Hasil Penelitian 21 100.0
uan
2. Laki-
1. Karakteristik responden 0 0
laki
berdasarkan usia Total 21 100.0

Tabel 5.1 Karakteristik responden Tabel 5.2 menunjukkan bahwa


berdasarkan usia di dari 21 responden (100%) semuanya
Panti Werdha Anugrah berjenis kelamin perempuan, sedangkan
Surabaya pada tanggal 0 responden (0%) berjenis kelamin laki-
13-15 Mei 2015. laki.

N Usia Frrekuensi Presentase( 3. Karakteristik responden


o. (ƒ) %) berdasarkan pendidikan
1. 60-
2 9,5
64 Tabel 5.3 Karakteristik responden
berdasarkan pendidikan

4
di Panti Werdha responden (85,7%) seorang janda, 3
Anugrah Surabaya pada responden (14,3%) berstatus belum
tanggal 13-15 Mei 2015 kawin dan sebanyak 0 responden (0%)
berstatus cerai.
N Pendidi Frrekuens Presentase
o. kan i(ƒ) (%) 5. Karakteristik responden
1. Tidak berdasarkan lama tinggal di
tamat 0 0 Panti
SD
2. Tamat Tabel 5.5 Karakteristik responden
1 4,8
SD berdasarkan lama
3. SMP 7 33,3 tinggal responden di
4. SMA 12 57,1 Panti Werdha Anugrah
5. PT 1 4,8 Surabaya pada tanggal
Total 21 100.0 13-15 Mei 2015.

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa N Lama Frrekuensi Presenta


dari 21 responden (100%), sebanyak 0 o. Tinggal (ƒ) se(%)
responden (0%) yang berpendidikan 1. 1-2
3 14,3
tidak tamat SD, 1 responden (4,8%) tahun
berpendidikan terakhir tamat SD, 7 2. ≥2-3
13 61,9
responden (33,3%) berpendidikan tahun
terakhir SMP, 12 responden (57,1%) 3. ≥4
5 23,8
berpendidikan terakhir SMA, sedangkan tahun
1 responden (4,8%) berpendidikan Total 21 100,0
terfakhir Perguruan Tinggi.
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa
4. Karakteristik responden dari 21 responden (100%), sebanyak 3
berdasarkan Status responden (14,3%) tinggal di panti
perkawinan. selama 1-2 tahun, 13 responden (61,9%)
tinggal selama ≥ 2-3 tahun, sedangkan
Tabel 5.4 Karakteristik responden sebanyak 5 responden (23,8%) tinggal
berdasarkan status selama ≥ 4 tahun.
perkawinan di Panti
Werdha Anugrah
Surabaya pada tanggal 6. Karakteristik responden
13-15 Mei 2015. berdasarkan alasan tinggal di
Panti
N Status Frrekuensi Presenta
o. (ƒ) se(%) Tabel 5.6 Karakteristik responden
1. Janda 18 85,7 berdasarkan alasan
2. Belum tinggal di Panti Werdha
3 14,3 Anugrah Surabaya pada
Kawin
3. Cerai 0 0 tanggal 13-15 Mei 2015.
Total 21 100.0
N Alasan Frrekuen Presentas
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa o. Tinggal si(ƒ) e(%)
dari 21 responden (100%), sebanyak 18

5
1. Dianjur No Tingka Frekuens Prosentas
kan 12 57,1 . t Stress i ( ƒ) e (%)
petugas 1. Sangat 0 0
2. Diantar Ringan
Keluar 0 0 2. Ringan 3 14,3
ga 3. Sedang 10 47,6
3. Keingi 4. Berat 8 38,1
nan 7 33,3 5. Sangat
sendiri 0 0
Berat
4. Lainny Total 21 100,0
2 9,5
a
Total 21 100,0
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa
Tabel 5.6 menunjukkan dari 21 ting kat stress sebelum perlakuan
responden (100%), sebanyak 12 pemberian aromaterapi lavender di Panti
responden (57,1%) mengatakan Werdha Anugrah Surabaya. Didapatkan
dianjurkan petugas, 0 responden (0%) 3 responden (14,3%) mengalami stress
diantar keluarga, 7 responden (33,3%) ringan, stress tingkat sedang didapatkan
mengatakan keinginan sendiri, sebanyak 10 responden (47,6%),
sedangkan sebanyak 2 responden (9,5%) sedangkan stress berat didapatkan
adalah lainnya. sebanyak 8 responden (38,1%), dan tidak
ada yang mengalami stress sangat berat
5.1.3 Data Khusus maupun sangat ringan.

Data khusus menyajikan tentang 2. Tingkat stress pada lansia


pre-post pemberian aromaterapi setelah diberikan aromaterapi
lavender terhadap penurunan tingkat lavender
stress pada lansia di Panti Werdha
Anugrah Surabaya. Tabel 5.8 Tingkat stress pada
lansia setelah diberikan
1. Tingkat stress pada lansia aromaterapi lavender di
sebelum diberikan Panti Werdha Anugrah
aromaterapi lavender Surabaya pada tanggal
13-15 Mei 2015.
Tabel 5.7 Tingkat stress pada lansia
sebelum diberikan No Tingka Frekuens Prosentas
aromaterapi lavender di . t Stress i ( ƒ) e (%)
Panti Werdha Anugrah 1. Sangat 0 0
Surabaya pada tanggal Ringan
13-15 Mei 2015. 2. Ringan 6 28,6
3. Sedang 12 57,1
4. Berat 3 14,3
5. Sangat
0 0
Berat
Total 21 100,0

6
penurunan tingkat stress pada lansia di
Tabel 5.8 menunjukkan bahwa Panti Werdha Anugrah Surabaya
ting kat stress sebelum perlakuan
pemberian aromaterapi lavender di Panti Pembahasan
Werdha Anugrah Surabaya. Didapatkan
6 responden (28,6%) mengalami stress 1. Tingkat stress pada lansia
ringan, stress tingkat sedang didapatkan sebelum diberikan
sebanyak 12 responden (57,1%), aromaterapi lavender di Panti
sedangkan stress berat didapatkan Werdha Anugrah Surabaya
sebanyak 3 responden (14,3%), dan tidak
ada yang mengalami tingkat stress Hasil tabel 5.7 didapatkan bahwa
sangat ringan dan sangat berat. tingakat stress sebelum diberikan
aromaterapi lavender menunjukkan
3. Pengaruh antara aromaterapi lansia yang mengalami tingkat stress
lavender terhadap penurunan sedang sebanyak 10 responden (47,6%),
tingkat stress pada lansia untuk tingkat stress berat sebanyak 8
responden (38,1%), sedangkan yang
Tabel 5.9 Pengaruh antara mengalami tingkat stress ringan
aromaterapi lavender sebanyak 3 responden (14,3%) dan tidak
terhadap penurunan ada yang mengalami tingkat stress
tingkat stress pada sangat ringan dan sangat berat.
lansia di Panti Werdha Hasil penelitian responden yang
Anugrah Surabaya pada berada pada tingkat stress sedang
tanggal 13-15 Mei 2015 sebanyak 10 orang dengan nilai skor 12-
15, didukung oleh hasil dari tabulasi
silang antara pengukuran tingkat stress
No. Kriteria Tingkat Stress sebelum diberikan intervensi dengan
Pretest Postest status perkawinan, yang seluruhnya
1. Sangat 0 0 berstatus janda. Dari hasil wawancara,
Ringan lansia mampu menerima kematian
2. Ringan 3 6 pasangan. Namun, mereka terkadang
3. Sedang 10 12 merasa kesepian walaupun tinggal di
4. Berat 8 3 panti. (Potter & Perry, 2009) kehilangan
5. Sangat 0 0 yang umum bagi lansia biasanya berkisar
Berat pada kehilangan suatu hubungan akibat
Jumlah 21 21 proses kematian.
Wilcoxon Signed Rank Test p = 0,005 Tingkat stress berat pada hasil
penelitian didapatkan sebanyak 8
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa responden dengan nilai skor 16-20,
setelah dilakukan uji statistik dengan didukung oleh hasil tabulasi silang
menggunakan uji Wilcoxon dengan taraf antara tingkat stress sebelum diberikan
signifikan p ≤ 0,05 dengan program intervensi dengan lama tinggal di panti,
SPSS 20 didapatkan hasil p = 0,005 yang diantaranya 6 responden (46,2%) yang
artinya p ≤ α (0,05) maka dapat lama tinggal di panti >2-3 tahun, 1
disimpulkan bahwa H1 diterima yang responden (26,9%) yang lama tinggal di
artinya ada pengaruh pemberian panti 1-2 tahun dan 1 responden (26,9%)
aromaterapi lavender terhadap yang lama tinggal di panti >4 tahun. Dari
hasil wawancara, lansia yang lama

7
tinggal di panti merasakan kejenuhan Stress yang dirasakan lansia yang
dan rasa tidak aman yang amat berada di Panti Werdha Anugrah
mengganggu ketenangan hati dan Surabaya, didapatkan hasil lansia yang
pikiran, sehingga tidak jarang orang mengalami tingkat stress ringan, sedang
jatuh kedalam keadaan stress. Kondisi dan berat semuanya berjenis kelamin
lingkungan yang buruk, besar perempuan. Dari hasil tabulasi silang
pengaruhnya bagi kesehatan seseorang, setelah diberikan intervensi berdasarkan
misalnya soal perubahan tempat tinggal, jenis kelamin di Panti Werdha Anugrah
pindah tempat tinggal, penggusuran Surabaya yang semua populasinya
(Iyus, Yosep, 2007). adalah seorang perempuan sebanyak 21
Setelah itu hasil penelitian juga responden (100%), diantaranya 12
didapatkan tingkat stress ringan responden (57,1%) mengalami tingkat
sebanyak 3 responden dengan nilai skor stress sedang, 6 responden (28,6%)
8-11, didukung oleh hasil tabulasi silang mengalami tingkat stress ringan, dan 3
antara tingkat stress lansia sebelum responden (14,3%) mengalami tingkat
diberikan intervensi dengan alasan stress berat. Seorang perempuan lebih
tinggal di panti, diantaranya 2 responden cenderung mengalami stress namun
(66,7%) atas dasar dianjurkan petugas mereka lebih terbuka terhadap masalah
dan 1 responden (33,3%) atas dasar yang sedang dialaminya. Seperti
keinginan sendiri. Dari hasil wawancara pernyataan Lubis (2009), pada wanita
dengan lansia, salah satu faktor yang apabila mendapatkan masalah, maka
mempengaruhi stress adalah alasan wanita tersebut ingin
tinggal di panti. Lansia yang tinggal di mengkomunikasikannya kepada orang
panti harus berinteraksi dengan lain, karena mereka merasakan
lingkungannya dan harus menyesuaikan ketegangan fisik dan emosional
dengan keadaan disana. Kondisi menyertai stress akan menimbulkan
lingkungan yang baru, sangat ketidaknyamanan, berbeda dengan laki-
berpengaruh bagi kenyamanan laki yang cenderung memikirkan
seseorang, misalnya soal perubahan masalahnya sendiri hingga mendapatkan
tempat tinggal (Iyus, Yosep, 2007). jawaban dari masalnya sendiri.
Hasil penelitian data yang
2. Tingkat stress pada lansia menunjang terhadap banyaknya angka
setelah diberikan aromaterapi responden yang memiliki tingakat stress
lavender di sedang sebanyak 12 responden dengan
Panti Werdha Anugrah nilai skor 12-15, dan juga yang memiliki
Surabaya tingkat stress ringan sebanyak 6
responden dengan skor 8-11. Hal ini
Hasil tabel 5.8 didapatkan bahwa didukung oleh hasil dari tabulasi tingkat
tingakat stress setelah diberikan stress setelah diberikan intervensi
aromaterapi lavender menunjukkan dengan usia responden, diantaranya 8
lansia yang mengalami tingkat stress responden (66,7%) berusia >70 tahun, 3
berat sebanyak 3 responden (14,3%), responden (16,7%) berusia 65-69 tahun
yang mengalami tingkat stress sedang dan 1 responden (14,3%) berusia 60-64
sebanyak 12 responden (57,1%), tahun. Hasil wawancara dengan lansia,
sedangkan yang mengalami tingkat bahawa semakin panjang usia seseorang
stress ringan sebanyak 6 responden maka makin banyak pula permasalahan
(28,6%). hidup yang harus dihadapi sehingga akan
menyebabkan stress. Hal ini sesuai

8
dengan pernyataan (Potter & Perry, 5.8, berdasarkan uji Wilcoxon dengan
2009), semakin panjang usia seseorang signifikasi p ≤ 0,05 didapatkan p = 0,005
maka semakin banyak pula transisi yang yang menunjukan hasil H1 diterima yang
dihadapinya. Namun tidak semua artinya ada pengaruh pemberian
individu memiliki respon yang sama, aromaterapi lavender terhadap
tergantung bagaimana cara individu penurunan tingkat stress pada lansia di
tersebut menyikapinya. Panti Werdha Anugrah Surabaya.
Selain itu hasil penelitian dengan Hustasoid (2006) mengatakan bahwa,
tingkat stress berat sebanyak 3 aromaterapi lavender merupakan salah
responden dengan nilai skor 16-20, satu aromaterapi yang terkenal memiliki
didukung oleh hasil tabulasi silang efek sedatif, hypnotic, dan anti-
antara tingkat stress setelah diberikan neurodepresive pada manusia, karena
intervensi dengan pendidikan terakhir minyak lavender dapat memberikan rasa
responden, diantaranya 2 responden tenang, sehingga dapat digunakan
(85,7%) yang berpendidikan terakhir sebagai menejemen stress.
SMA dan 1 responden (14,3%) Mekanisme fisiologis tubuh
berpendidikan terakhir SMP. Dari hasil terhadap aromaterapi, ketika
wawancara dengan lansia, bahwa aromaterapi dihirup, molekul yang
pengetahuan yang didapatkan lebih mudah menguap dari minyak tersebut
sedikit atau minim, karena semakin dibawa oleh udara ke “atap” hidung
tinggi tingkat pendidikan seseorang dimana silia-silia yang lembut muncul
maka semakin banyak ilmu dan dari sel-sel reseptor. Ketika molekul-
pengalaman yang didapat. Permasalahan molekul itu menempel pada rambut
pendidikan rendah mengakibatkan tersebut, suatu pesan elektro kimia akan
banyak orang jatuh dalam keadaan ditransmisikan melalui bola dan
depresi dan kecemasan (Iyus, Yosep, olfactory ke dalam limbik. Hal ini akan
2007). merangsang memori dan respon
emosional. Sistem limbik ini digunakan
5.2.3 Pengaruh pemberian untuk sistem ekspresi emosi Sehingga
aromaterapi lavender sistim limbik teraktivasi, pada saat sistim
terhadap penurunan tingkat limbik teraktivasi tubuh mengeluarkan
stress pada lansia di Panti zat endorphine, sehingga menyebabkan
Werdha Anugrah Surabaya relaksasi meningkat dan stress akan
menurun (Koensoemardiyah, 2009).
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa Dengan demikian dapat
didapatkan hasil untuk tingkat stress disimpulkan bahwa penggunaan
berat dari 8 responden (38,1%) yang aromaterapi lavender memiliki
mengalami penurunan sebanyak 5 efektivitas dalam menurunkan tingkat
responden dan yang tetap 3 responden, stress pada lansia. Menurut IGA (2011)
untuk stress sedang dari 10 responden bahwa kandungan utama dalam minyak
(47,6%) yang mengalami penurunan lavender adalah linalool asetat yang
sebanyak 7 responden dan yang tetap mampu mengendorkan dan melemeskan
sebanyak 3 responden, sedangkan untuk sistem kerja urat-urat syaraf dan otot-
tingkat stress ringan dari 3 responden otot yang tegang, sehingga dapat
(14,3%) tetap mengalami stress ringan. digunakan dalam manajemen stress.
Sehingga dari data yang diperoleh Aromaterapi merupakan suatu metode
menunjukkan hasil adanya pengaruh yang mengguanakn minyak essential oil
yang signifikan yang terlihat pada tabel untuk meningkatkan kesehatan fisik dan

9
juga mempengaruhi emosi seseorang. 2. Aromaterapi disarankan untuk
Aromaterapi minyak essential oil disebarluaskan kepada
lavender merupakan salah satu minyak masyarakat yang lebih luas
yang paling aman sekaligus mempunyai sebagai salah satu cara untuk
daya antiseptik kuat, anti depresi dengan penurunan tingkat stress. Hal ini
aroma yang berbau manis, floral, sangat pertimbangan bahwa aromaterapi
herbal sehingga banyak digunakan akan menstimulasi saraf indera
sebagai aromaterapi yang terpopuler penciuman yang langsung
yang memiliki banyak khasiat menuju sistem limbic yang
(Koensoermardiyah, 2009). Menurut merespon seluruh naluri kita
Hustasoid (2006), bahwa aromaterapi seperti emosi dan memori kita
memberikan efek yang berbeda pada juga mempengaruhi sistem saraf
setiap individu. Tergantung pada usia, dan hormonal.
gaya hidup, dan bagaimana pemakai
menggunakannya. Efek aromaterapi Daftar Pustaka
akan lebih baik lagi jika anda mengikuti
pola hidup seimbang. Banyak DAFTAR PUSTAKA
mengkonsumsi buah dan sayuran,
minum air putih yang cukup, serta Azizah, Lilik Ma’fifatul. (2011).
berolahraga secara rutin. Keperawatan Lanjut Usia. Jakarta :
Graha Ilmu
Simpulan Bandiyah, Zuyina, LA. (2011). Psikologi
Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Berdasarkan hasil penelitian Cashion, et al. (2013). Keperawatan
yang telah dilakukan maka dapat diambil Maternitas, Edisi 8 – Buku 1.
kesimpulan sebagai berikut : Singapore : ELSEVIER
1. Tingkat stress lansia sebelum
pemberian aromaterapi lavender Cohen, S dan Williamson. (1988).
di Panti Werdha Anugrah Perceived Stress in a Probability
Surabaya rata-rata stress sedang Sample of the United States.
2. Tingkat stress lansia setelah Newbury Park : Sage.
pemberian aromaterapi lavender
di Panti Werdha Anugrah Corwin, Elizabeth J. (2009). Buku Saku
Surabaya rata-rata stress sedang . Patofisiologis. Jakarta : EGC
3. Terdapat pengaruh yang
signifikan antara aromaterapi Dewi, IGA. (2011). Aromaterapi
lavender terhadap penurunan Lavender Sebagai Media Relaksasi.
tingkat stress pada lansia di Panti http://www.google.co.id/imglanding?
Werdha Anugrah Surabaya q=alat+penyulingan+minyak&hl=en
&gbv=2&tbs=isch:1&tbnid=5CFKs
GwLBh3FhM:&imgrefurl=http://busi
ness.dinomarket.com/ads/914452/Jua
Saran
l-DESTILATOR-PENYULING-
MINYAK ATSIRI/
1. Berdasarkan hasil penelitian &imgurl=http://media.dinomarket.co
diatas maka perlu adanya solusi m/docs/imgusr/mesindestilatorminya
untuk mengatasi tingkat stress knilam_ll.jpg.jpg&ei=_2k5TcP8OoL
pada lansia salah satunya dengan SsAOGwOn8Ag&zoom=1&w=500
teknik relaksasi aromaterapi. &h=314&iact=hc&oei=92k5TfyWDs

10
ysrAedj_2wCA&esq=2&page=2&tb
nh=114&tbnw=182&start=20&ndsp Nugroho, Wahyudi. (2008). Keperawatan
=18&ved=1t:429,r:5,s:20&biw=1280 Gerontik & Geriatrik. Jakarta : EGC
&bih=588. Nuraini, Dini Nuris. (2014). Aneka Manfaat
Bunga Untuk Kesehatan. Sidoarjo :
Hawari. (2007). Sejahterah di Usia Senja Gava Media
Dimensi Psikoreligi Pada Lanjut Usia
(Lansia). Jakarta : Balai Penerbit Nursalam. (2013). Metodelogi Penelitian
FKUI Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Hutapea, Roland. (2005). Aromaterapi Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan
Untuk Pemula. Jakarta : Rineka Cipta Gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika
Hutasoid, A.S. (2006). Aromaterapi Untuk Potter, Perry. (2009). Fundamental
Pemula. Jakarta : PT Gramedia Keperawatan Edisi 7. Jakarta :
Pustaka Utama Salemba Medika
Koensoemardiyah. (2009). A-Z Setiadi. (2013). Konsep Dasar Praktik
Aromaterapi Untuk Kesehatan, Penulisan Riset Keperawatan.
Kebugara, dan Kecantikan. Ed 1. Yogyakarta : Graha Ilmu
Yogyakarta : Andi
Stanley dan Beare. (2007). Buku Ajar
Kozier, et al. (2010). Fundamental Keperawatan Gerontik Edisi 2 Alih
Keperawatan. Jakarta : EGC Bahasa Juniarti dan Kurnianingsih.
Lubis, Namora Lumannga. (2009). Depresi Jakarta : EGC
Tinjauan Psikologis. Jakarta :
Kencana Yosep, Iyus. (2007). Keperawatan Jiwa.
Maas, et al. (2012). Asuhan Keperawatan Bandung : Refika ADITAMA
Gerontik. Jakarta : EGC Yosep, Iyus. (2011). Keperawatan Jiwa.
Nasir dan Abdul Muhith. (2011). Dasar- Bandung : Refika ADITAMA
dasar Keperawatan Jiwa; Pengantar
dan Teori. Jakarta : Salemba Medika

11
12

You might also like