Pengaruh Logoterapi Terhadap Hipertensi Pada Pasien Lanjut Usia

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

JURNAL KEDOKTERAN INDONESIA, VOL. 1/NO.

2/JULI/2009

Pengaruh Logoterapi Terhadap Hipertensi


Pada Pasien Lanjut Usia

Effect of LogoTherapy on Hypertension in the Elderly

Agnes Fatimah
RSUD Pandan Arang Boyolali

ABSTRACT
Background: Behavior cognitive and relaxation types of psychotherapy have been proven effective
for treatment of patients with somatic disturbance. However, research into the benefit of logotherapy
(LGT) is lacking. Acceptance of conditions gives better meaning of life and psychological approach
helps enhance the patient’s coping ability. Coping ability creates balance in the nervous system
regulation, HPA axis, innate component, and adaptive immunity system. It in turn will bring about the
change in the patient’s blood pressure. This study is aimed to determine the effectiveness of
logotherapy on reducing hypertension among elderly patients.
Methods: This study used pre and posttest with control group quasi experimental design, conducted
from July to October 2008. The study subjects were purposively sampled from members of PWRI
(Association of the Elderly of the Republic of Indonesia) in Urutsewu-Ampel Boyolali, Central Java,
who met criteria for inclusion. Riester quicksilver sphygmomanometer and Riester stethoscope were
used for measuring blood pressure. T-test was used to test the mean difference in the reduction of
blood pressure. The analysis was run by SPSS version 15.0 program.
Results: There was statistically significant difference in the reduction of systolic blood pressure (p<0.001)
and diastolic blood pressure (p=0.019), between the logotherapy group and the control group.
Conclusion: Logotherapy administered in conjuction with anti-hypertensive drug reduces systolic
blood pressure and diastolic pressure in elderly patients with hypertension. Logotherapy can be used
as an additional therapy for patients with hypertension.

Keywords: logotherapy, hypertension, elderly

PENDAHULUAN hipertensi akan menimbulkan komplikasi-komplikasi


yang sangat membahayakan terhadap target-target
Perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi ke organ dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi
penyakit degeneratif, hormonal, imunologi dan (Surachno, 2000), Walaupun demikian sikap dan
termasuk hipertensi, depresi dan kecemasan persepsi penderita belum sepenuhnya menyadari
membutuhkan penanganan yang melibatkan semua bahaya yang akan terjadi pada penyakit ini, sehingga
aspek hidup manusia sendiri, meliputi: fisik, psikis, di Indonesia hipertensi menjadi masalah kesehatan
sosial dan spiritual. (Reiff, 2001; Trisnohadi, 2002). masyarakat yang harus ditangani dengan baik
Angka kejadian hipertensi di Indonesia masih (Raharjo, 2002).
cukup tinggi sehingga penanganan penyakit ini harus Penyebab terjadinya hipertensi pada sebagian
mendapatkan perhatian yang serius. Untuk umur di besar pasien belum diketahui. Terdapat pendapat
atas 20 tahun yaitu berkisar 1.8 - 2.8% (Raharjo, bahwa pada hipertensi esensial diketemukan kelainan
2002). Sekitar 90 - 95% adalah hipertensi esensial, pada sistem pompa natrium dan kemungkinan lain
dan dapat dikatakan sebagai pembunuh secara pelan- adalah bersifat kelainan fisiologik dan psikososial
pelan (silent killer) oleh karena apabila tidak (Fujita, 1991; Kaplan dan Sadock, 2004).
mendapatkan penanganan secara optimal maka

146
FATIMAH/ PENGARUH LOGOTERAPI TERHADAP HIPERTENSI

Psikoterapi logoterapi adalah salah satu bentuk kognitif. Hal tersebut dapat mengganggu interaksi
terapi non farmakologik yang diperkenalkan oleh sosial yang kontinyu. Bukti yang bertambah
Victor Frankl. Prinsip utama yang terdapat dalam menyatakan bahwa mempertahankan aktivitas sosial
logoterapi mengenai makna hidup manusia dan bermanfaat untuk kesehatan fisik dan emosional
pengembangan spiritual pada individu ini sesuai (Kaplan dan Sadock, 2003).
untuk diterapkan pada pasien-pasien lanjut usia yang Sosial ekonomi juga merupakan hal yang sangat
mengalami gangguan somatik maupun psikis penting bagi orang lanjut usia dan masyarakat secara
(Bastaman, 2007). luas. Kondisi sosial ekonomi yang buruk pada lanjut
Di Indonesia pemakaian logoterapi dalam klinis usia mempunyai efek langsung pada kesehatan
belum ada laporan yang dipublikasikan. Demikian psikologis dan fisik. Kekhawatiran tentang uang
juga dalam jurnal internasional, laporan dapat menjadi perhatian obsesif yang mengganggu
penggunaannya dalam klinis belum ada. kesenangan hidup mereka (Kaplan & Sadock, 2003).
Hal ini menjadi pertanyaan, apakah logoterapi Perawatan klinis pada pasien medis yang
efektif untuk menurunkan tekanan darah pada pasien mengalami gangguan psikiatri memiliki beberapa
hipertensi lanjut usia? Tujuan penelitian ini adalah tantangan khusus bagi psikiater. Diagnosis sering
untuk mengetahui keefektifan Logoterapi terhadap sulit ditegakkan, karena gejala klinis bervariasi, mulai
penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi dari gangguan klasik dengan pedoman terapi yang
lanjut usia. Selain itu, implikasi penelitian ini dapat telah dikenal baik, sampai bentuk atipikal. Kerentanan
digunakan dalam penyusunan standard operating fisik karena penyakit medis membatasi pilihan terapi
procedure (SOP) penatalaksanaan pasien geriatri secara (Kaplan dan Sadock, 2000).
holistik pada tingkat pelayanan pertama dan terapi
tambahan (ajuvan) pada penalatalaksanaan pasien
Hipertensi. Berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi
dengan gangguan somatik khususnya hipertensi.
hipertensi primer (esensial, idiopatik) dan hipertensi
sekunder (identifiable causes). Studi ini hanya meneliti
Geriatri dan Psikososial Penuaan. Istilah ‘geriatri’ hipertensi primer atau hipertensi esensial, selanjutnya
berasal dari bahasa Yunani ‘geros’ yang berarti usia disebut hipertensi. Hipertensi merupakan masalah
lanjut dan ‘iatreia’ yang berarti merawat. Geriatri kesehatan global yang memerlukan penanggulangan
berarti merawat terapi medis terhadap lanjut usia. dengan baik. Terdapat beberapa faktor yang dapat
Dari banyak literatur dinyatakan bahwa pasien mempengaruhi prevalensi hipertensi seperti ras,
geriatri adalah pasien usia 65 tahun ke atas. Perlunya umur, obesitas, asupan garam yang tinggi, dan adanya
pembentukan subspesialisasi geriatri juga tidak riwayat hipertensi dalam keluarga, penggunaan
terlepas dari peningkatan populasi lanjut usia. alkohol, kebiasaan merokok, adanya stres, dan lain-
Diperkirakan pada tahun 2050 jumlah orang berusia lain, yang meningkatkan morbiditas dan
65 tahun ke atas adalah dua kali lipat dari jumlah mortalitasnya (Yogiantoro, 2006; Kaplan, 2002;
saat ini, sehingga akan menjadi masalah bagi para Diane, 1998). Hipertensi terjadi pada umur
klinisi dalam hal diagnosis maupun pengobatannya pertengahan dan umur tua (Mufunda, 2001), dan
(Faison dan Steffens, 2001, Darmojo, 2004). hipertensi sistolik sering terjadi pada usia lanjut
Hubungan antara kesehatan mental yang baik (Lestariningsih, 2002).
dan kesehatan fisik yang baik adalah jelas pada lanjut Di Indonesia sampai saat ini belum terdapat
usia. Efek yang merugikan pada perjalanan penyakit penelitian yang bersifat nasional dan multisenter,
medik yang kronis adalah berhubungan dengan yang dapat menggambarkan prevalensi hipertensi
masalah emosional. Sejumlah faktor risiko psikososial secara tepat. Pada umumnya prevalensi hipertensi
mempredisposisi lanjut usia kepada gangguan berkisar antara 8.6 - 10%. (Yogiantoro, 2006; Susalit,
mental, antara lain: hilangnya peranan sosial, 2001; Raharjo, 2002).
hilangnya otonomi, kematian teman atau sanak Sampai sekarang pengetahuan tentang
saudara, penurunan kesehatan, peningkatan isolasi, patogenesis hipertensi primer yang dapat
keterbatasan finansial, dan penurunan fungsi menerangkan terjadinya peningkatan tekanan darah

147
JURNAL KEDOKTERAN INDONESIA, VOL. 1/NO. 2/JULI/2009

adalah tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung menyebutkan bahwa psikoterapi mengurangi tingkat
dan tahanan perifer, sehingga berbagai faktor yang stres pada pasien hipertensi sehingga membantu
mempengaruhi curah jantung dan tahanan perifer menurunkan dan menjaga kestabilan tekanan darah
akan mempengaruhi tekanan darah (Kaplan, 2002). (Rainforth et al., 2007). Psikoterapi biofeedback juga
Patogenesis hipertensi pada lanjut usia sedikit telah terbukti dapat membantu menurunkan dan
berbeda dengan dewasa muda. Faktor yang berperan menjaga kestabilan tekanan darah (Moravec, 2008).
pada patogenesis hipertensi pada usia lanjut: (1)
Penurunan kadar; (2) Peningkatan sensitivitas Logoterapi. Logoterapi mengemukakan tiga asas
terhadap asupan natrium; (3) Penurunan elastisitas utama yaitu: (Bastaman, 2007)
pembuluh darah perifer; dan (4) Perubahan ateroma.
1. Hidup tetap memiliki makna dalam setiap
Faktor lingkungan seperti stres psikososial, obesitas,
situasi, bahkan dalam kepedihan dan
dan kurang olahraga juga berpengaruh terhadap
penderitaan sekalipun.
timbulnya hipertensi primer (Diane, 2001).
2. Setiap manusia memiliki kebebasan yang hampir
Hubungan antara stres dan hipertensi diduga
tak terbatas untuk menemukan sendiri makna
melalui saraf simpatis yang dapat meningkatkan
hidupnya.
tekanan darah secara intermiten. Apabila stres
berlangsung lama dapat mengakibatkan peninggian 3. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk
mengambil sikap terhadap penderitaan dan
tekanan darah yang menetap. Hal ini pada manusia
belum dapat dibuktikan. Akan tetapi pada binatang peristiwa tragis yang tidak dapat terelakkan yang
percobaan dibuktikan bahwa pajanan terhadap stres menimpa dirinya dan lingkungannya
menyebabkan binatang tersebut menjadi hipertensi Ketiga asas itu tercakup dalam ajaran logoterapi
sebagaimana penelitian Folkow dan Rubinstein (cit. mengenai eksistensi manusia dan makna hidup
Benson, 2001) terhadap tikus-tikus yang telah diberi sebagaimana berikut:
aliran listrik yang dihubungkan dengan hipotalamus 1. Dalam setiap keadaan termasuk dalam
sebagai pengaruh respons fight or flight secara penderitaan seperti apapun, kehidupan selalu
berulang-ulang sehingga terjadi hipertensi yang mempunyai makna.
menetap (Susalit, 2004). 2. Kehendak untuk hidup bermakna merupakan
Gejala hipertensi tidak mempunyai spesifikasi motivasi utama setiap orang.
tertentu, gejala seperti sakit kepala, cemas, epistaksis, 3. Dalam batas-batas tertentu manusia memiliki
pusing dan migren dapat ditemukan pada penderita kebebasan dan tanggung jawab pribadi untuk
hipertensi, kadang sama sekali tidak terjadi (Kaplan, memilih, menentukan dan memenuhi makna
2002). dan tujuan hidupnya.
Diagnosis diperoleh melalui anamnesis, 4. Hidup yang bermakna diperoleh dengan jalan
pemeriksaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan merealisasikan tiga nilai kehidupan, yaitu nilai-
penunjang. Peninggian tekanan darah sering merupakan nilai kreatif (creative value), nilai-nilai
tanda klinis utama, maka strategi pengukuran tekanan penghayatan (experentiale value), nilai-nilai
darah pada penderita hipertensi untuk menentukan bersikap (attitudinal values).
diagnosis awal dilakukan minimal 3 kali.
Masa tua seringkali dibayangkan orang sebagai
Berdasarkan klasifikasi dari JNC-IV (Sixth Joint suatu keadaan yang penuh dengan kondisi yang tidak
National Committee Criteria 1997) maka hipertensi menyenangkan. Tetapi ternyata tidak selalu begitu.
pada lanjut usia dapat dibedakan: (1) Hipertensi Masa tua justru dapat memberikan kesempatan untuk
sistolik (Isolated systolic hypertension); (2) Hipertensi lebih peduli pada kondisi kesehatan pribadi, tersedia
diastolik (Diastolic hypertension); (3) Hipertensi waktu lebih banyak untuk membina hubungan lebih
sistolik-diastolik (Darmojo, 2004). akrab dengan kerabat, sahabat dan keluarga besar.
Saat ini terapi hipertensi bisa menggunakan obat Berbeda dengan keadaan sebelumnya yang penuh
antihipertensi (OAH) atau tanpa menggunakan obat dengan kerja keras. Pada masa tua juga terdapat
antihipertensi (Kaplan, 2002). Sebuah meta-analisis kesempatan untuk belajar dan menekuni kesenangan

148
FATIMAH/ PENGARUH LOGOTERAPI TERHADAP HIPERTENSI

dan hobi yang tidak dapat dilakukan sebelumnya, memperluas nilai-nilai itu, dan menjabarkannya
serta lebih termotivasi untuk merenungi pengalaman menjadi tujuan yang lebih konkrit (Bastaman,
hidup dan melaksanakan ibadah secara mendalam. 2007; Gutmann, 1996).
Kondisi masa tua yang dihadapi oleh setiap orang Hipotesis penelitian ini, yaitu: kombinasi
tidak sama. Bagi orang yang telah mempersiapkan logoterapi dan terapi standar hipertensi lebih efektif
masa tuanya secara fisik dan mental, akan selalu menurunkan tekanan darah dibanding terapi standar
mendapatkan makna dalam kehidupan usia tua yang hipertensi saja pada pasien lanjut usia.
membahagiakan dirinya, tetapi bagi orang yang tidak
mempersiapkan diri untuk masa tuanya, kehidupan
SUBJEK DAN METODE
di usia lanjut seringkali menjadi penderitaan yang tiada
hentinya, sehingga pada akhirnya akan menimbulkan Penelitian ini menggunakan rancangan quasi
dampak gangguan terhadap jiwa maupun fisiknya. experimental pre and posttest control group design
Orang lanjut usia yang tidak dapat menemukan (Pratiknya, 2003). Penelitian dilakukan di kelompok
makna hidup di usia tua akan mengalami gangguan Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI)
somatik termasuk hipertensi dengan gejala-gejala Cabang Urutsewu – Ampel - Boyolali, mulai tanggal
seperti sakit kepala, cemas, palpitasi, pusing, epistaksis, 1 Juli 2008 sampai dengan 2 Oktober 2008. Subjek
migren, tinitus, dan lain-lain. penelitian adalah semua anggota Persatuan Wredatama
Logoterapi tidak hanya mengemukakan asas dan Republik Indonesia (PWRI) di Urutsewu-Ampel-
filsafat manusia yang bercorak humanistik eksistensial, Boyolali, dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
tetapi juga mengembangkan metode dan teknik- penelitian.
teknik terapi untuk mengatasi gangguan-gangguan Teknik pengambilan sampel adalah purposive
neurosis somatogenik, neurosis psikogenik, dan sampling, besar sampel minimal masing-masing
neurosis noogenik, yakni (1) medical ministry; (2) kelompok dapat dibulatkan menjadi adalah 16 orang.
paradoxical intention; (3) dereflection, dan existential Kriteria inklusi meliputi anggota Kelompok Persatuan
analysis (logoterapi). Wredatama Republik Indonesia (PWRI) di Urutsewu-
Pendekatan logoterapi sebagai berikut: Ampel-Boyolali, umur 65 tahun ke atas, jenis kelamin
1. Mengambil jarak atas simptom (distance from laki-laki dan perempuan, menderita hipertensi,
symptoms), yaitu membantu menyadarkan pasien bersedia mengikuti penelitian yang dibuktikan
bahwa simptom sama sekali tidak identik dan dengan menandatangani informed consent tertulis,
”mewakili” dirinya, tetapi semata-mata pendidikan minimal tamat SD dan dapat
merupakan kondisi yang ”dimiliki” dan benar- berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. Sedangkan
benar dapat dikendalikan; kriteria eksklusi adalah: mengalami gangguan mental
2. Modifikasi sikap (modification of attitude) berarti berat (psikotik), pasien dengan komplikasi gangguan
membantu pasien mendapatkan pandangan medis umum lainnya. Pada penelitian ini setiap
baru atas diri sendiri dan kondisinya, kemudian subjek penelitian disertakan hasil laboratorium dan
menentukan sikap baru dalam menentukan arah elektrokardiografi dengan hasil dalam batas normal.
dan tujuan hidupnya; Variabel bebas adalah jenis perlakuan berupa
3. Pengurangan simptom (reducing symptoms) psikoterapi logoterapi. Variabel terikat adalah tekanan
merupakan upaya menerapkan teknik-teknik darah yang diukur dengan tensimeter air raksa.
logoterapi untuk menghilangkan sama sekali Variabel luar yang mempengaruhi hasil penelitian
simptom atau sekurang-kurangnya mengurangi adalah: faktor jenis kelamin, pendidikan, diagnostik
dan mengendalikannya; penyakit medik umum dan neurologik, komorbiditas
dengan gangguan psikiatrik, penggunaan terapi
4. Orientasi terhadap makna (orientation toward
farmakologik/non farmakologik.
meaning) adalah membahas bersama nilai-nilai
dan makna hidup yang secara potensial ada Instrumen yang digunakan adalah: isian data
dalam kehidupan pasien. Dalam hal ini, fungsi pribadi, tensimeter air raksa Riester disertai dengan
terapis sekadar membantu memperdalam, stetoskop Riester.

149
JURNAL KEDOKTERAN INDONESIA, VOL. 1/NO. 2/JULI/2009

Cara kerja penelitian ini: digunakan uji Mann Whitney sebagai alternatifnya,
1. Pengisian persetujuan penelitian kedua kelompok tidak ada perbedaan yang secara
statistik bermakna (p=0.792).
2. Pengisian data pribadi
3. Pengukuran tekanan darah oleh petugas
Tabel 2. Karakteristik Demografi Umur dari Kelompok
4. Pembagian kelompok perlakuan dan kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Pasien Lanjut Usia
kontrol, secara acak sederhana. dengan Hipertensi
5. Dilakukan pre-test dan post-test sebelum dan LOGOTERAPI KONTROL
Karakteristik Z p
sesudah logoterapi selesai Mean SD Mean SD
8. Menganalisis hasil secara statistik Umur (tahun) 68.9 7.1 69.6 5.6 0.30 0.792
Data yang terkumpul dianalisis menggunakan
program SPSS versi 15.0. Uji Chi Kuadrat dan Uji t Tabel 3 menggambarkan tekanan darah pada
berpasangan dan tidak berpasangan bila memenuhi kelompok perlakuan dengan logoterapi. Dengan uji
syarat atau uji alternatifnya yang sesuai yaitu Uji t berpasangan, didapatkan perbedaan yang bermakna
Fisher, Wilcoxon dan Mann Whitney akan dipakai antara tekanan darah sistolik sebelum dilakukan
untuk menilai signifikansi hubungan variabel. logoterapi dan sesudah logoterapi (p<0.001).
Tekanan darah diastolik terdapat perbedaan
HASIL-HASIL bermakna antara pre-test dan post-test (p=0.002).
Perbedaan yang terjadi adalah penurunan tekanan
Tabel 1 menyajikan karakteristik demografi dari darah sistolik maupun diastolik post-test dibandingkan
kelompok perlakuan logoterapi dan kontrol berdasarkan dengan tekanan darah pre-test.
jenis kelamin, ada tidaknya pasangan, pendidikan.
Berdasarkan perhitungan statistik Chi Kuadrat dan Tabel 3. Karakteristik Tekanan Darah Kelompok Logoterapi
alternatifnya tidak didapatkan perbedaan yang secara Tekanan darah Tekanan darah
statistik bermakna antara kelompok perlakuan Karakteristik Pretes Postes Z p
dibandingkan dengan kelompok kontrol berdasarkan Mean SD Mean SD
jenis kelamin (p=0.869), ada atau tidaknya pasangan Sistolik 147.0 12.5 130.5 7.6 3.7 0.000
hidup (p=0.882) dan pendidikan (p=0.875). Jadi Diastolik 90.5 2.2 85.5 5.1 3.2 0.002
secara demografi sampel adalah homogen.
Tabel 4 menggambarkan tekanan darah pada
Tabel 1. Karakteristik Demografi Jenis Kelamin, Pasangan kelompok kontrol. Dengan uji t berpasangan, didapat
dan Tingkat Pendidikan Kelompok Perlakuan dan perbedaan bermakna antara tekanan darah sistolik
Kelompok Kontrol
sebelum (pengukuran awal) dan pengukuran akhir
2
Karakteristik
n % n %
X P (p=0.009). Sedangkan tekanan darah diastolik tidak
Jenis kelamin 20 100 19 100 berbeda secara bermakna (p=0.579). Perbedaan yang
Laki-laki 10 43 9 42.0 0.03 0.869 terjadi adalah kenaikan secara bermakna tekanan darah
Perempuan 10 56 10 58.0 sistolik post-test dibandingkan dengan tekanan darah
Pasangan
11 55 10 52.6 0.22 0.882
pre-test, sedangkan tekanan diastolik tidak ada
Ada pasangan
Tidak ada 9 45 9 47.4 perbedaan yang bermakna antara pre-test dan post-test.
Pendidikan :
SD 15 65 15 71.0 0.59 0.875 Tabel 4. Karakteristik Tekanan Darah Kelompok Kontrol
SLTP 3 13 1 5.0
SLTA 5 22 3 16.0 Tekanan darah Tekanan darah
Karakteristik Pretes Postes Z p
Mean SD Mean SD
Tabel 2, karakteristik umur dilakukan uji t tidak Sistolik 146.8 10.6 155.8 13.1 2.60 0.009
berpasangan, karena distribusi data tidak merata Diastolik 91.1 3.2 91.8 6.1 0.56 0.579

150
FATIMAH/ PENGARUH LOGOTERAPI TERHADAP HIPERTENSI

Pada tabel 5 ditampilkan gambaran tekanan Dengan nilai sistole (p<0.001) dan diastole (p =
darah awal dari kelompok perlakuan dibandingkan 0.019). Secara statisik terdapat perbedaan yang
dengan kelompok kontrol. Digunakan Uji Mann bermakna antara perubahan (selisih) tekanan darah
Whitney. Tidak terdapat perbedaan bermakna dari pre-test dan tekanan darah post-test baik sistolik
kelompok kontrol mencakup; penilaian Mean sistole maupun diastolik.
awal (p=0.901) dan penilaian skor diastolik awal
sebelum perlakuan (p= 0.771). Dari hasil ini Tabel 6. Perbedaan Mean Selisih Pengukuran Tekanan
disimpulkan kedua kelompok adalah berasal dari Darah Sebelum dan Setelah Perlakuan Logoterapi dan
sampel yang setara atau homogen. Kontrol Pasien Lanjut Usia.
Karakteristik KONTROL p
t
Mean SD Mean SD
Tabel 5. Karakteristik Gambaran Tekanan Darah Awal dan
Sistolik
Akhir Kelompok Logoterapi dan Kelompok Kontrol Pasien Sebelum- 15.0 14.9 0.9 11.3 4.24 0.000
Hipertensi Lanjut Usia Sesudah
LOGOTERAPI KONTROL Diastolik
Karakteristik Z p
Mean SD Mean SD Sebelum- 4.8 5.5 0.5 5.2 2.67 0.019
Sistole awal 147.0 12.5 146.8 10.6 0.1 0.901 Sesudah
Diastole awal 90.5 2.2 91.1 3.2 0.6 0.771
Sistole akhir 130.5 7.6 155.8 13.1 7.5 0.001 Grafik 2 menggambarkan perbedaan selisih
Diastole akhir 85.5 5.1 91.8 6.1 3.5 0.001 tekanan darah pre-test dikurangi post-test pada kelompok
logoterapi dan kontrol. Angka negatif mempunyai arti
nilai post-test lebih tinggi dari pre-test, dalam hal ini
Sedangkan nilai post-test kedua kelompok
tekanan darah post-test meningkat dari pre-test.
menunjukkan perbedaan yang bermakna, tekanan
darah sistolik (p<0.001) dan tekanan darah diastolik
(p=0.001). 20
15
15
180
155.79 10
160 147 146.8
130.5 4.75
140 5
120
100 90.5 85.5 91.05 91.84 0
Logoterapi Kontrol-0.53
80
-5
60
40 -10 -7.89
20 Sistole Pre-Pos Diastole Pre-Pos
0
Logoterapi Kontrol Grafik 2. Perbedaan Selisih Pre-Post Sistolik dan Diastolik
Sistole Pretes Sistole Postes Diastole Pretes Diastole Postes antara Kelompok Logoterapi dan Kontrol

Grafik 1. Perbandingan Mean Tekanan Darah Sistole dan


Diastole pada Kelompok Logoterapi dan Kontrol. PEMBAHASAN

Subjek Penelitian. Karakteristik demografi kelompok


Grafik 1 di atas menggambarkan histogram perlakuan dan kontrol setara. Karakteristik demografi
tingginya nilai tekanan darah sistolik dan diastolik tersebut mencakup jenis kelamin, umur, ada tidaknya
kedua kelompok logoterapi dan kontrol. pasangan hidup dan pendidikan.
Tabel 6 menunjukkan, dengan uji Mann Demikian juga kelompok perlakuan dan kontrol
Whitney didapatkan terdapat perbedaan Mean setara dalam hal skor awal sistolik dan diastolik, yang
selisih skor tekanan darah yang bermakna secara mana dengan perhitungan statistik tidak
statistik baik mean selisih skor sistole maupun menunjukkan perbedaan yang bermakna pada skor
diastole di antara kelompok logoterapi dan kontrol. awal sistolik dan diastolik.

151
JURNAL KEDOKTERAN INDONESIA, VOL. 1/NO. 2/JULI/2009

Penilaian tekanan darah. Penelitian ini menemukan peningkatan daya coping pasien. Peningkatan daya
perbedaan yang bermakna pada penurunan tekanan coping dapat dibentuk dan dikembangkan dengan
darah sistolik antara kelompok perlakuan dibandingkan cara pendidikan dan latihan, yang mana akan
kelompok kontrol (p<0.001). Kelompok perlakuan dihasilkan penurunan tekanan darah pada pasien
menunjukkan penurunan tekanan darah lebih besar (Folkman dan Lazarus 1988, Cit Mulyata, 2005).
secara bermakna dibandingkan kelompok kontrol. Dalam hal peranan logoterapi di sini adalah bekerja
Demikian juga terdapat perbedaan yang bermakna dengan mempengaruhi faktor-faktor yang dapat
dalam perubahan skor tekanan darah diastolik mempengaruhi tekanan darah, yaitu; seperti
(p=0.001), antara kelompok yang mendapatkan dinyatakan oleh Meliala (2004) bahwa faktor-faktor
logoterapi dan kontrol. Perbedaan yang lebih nyata yang mempengaruhi tekanan darah antara lain: faktor
ditunjukkan antara rata-rata selisih pre-test dan post- perilaku, kognitif, psikologik, dan fisiologik.
test antara kedua kelompok. Mean perubahan angka Terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik
sistolik kelompok logoterapi sebesar 15.0 mmHg maupun diastolik kelompok kontrol pada pengukuran
dengan kelompok kontrol -7.9 mmHg (p<0.001). terakhir, menjadikan perhatian kiranya faktor apa
Mean perubahan angka diastolik kelompok logoterapi yang mempengaruhi sehingga terjadi demikian.
4.8 mmHg dengan kelompok kontrol -0.5 mmHg Kemungkinan adalah jadwal kontrol berobat yang
(p=0.019). Ini menunjukkan bahwa penambahan sebelumnya adalah sebulan sekali menjadi seminggu
logoterapi efektif untuk menurunkan tekanan darah sekali, perubahan ini mempengaruhi kondisi
pada pasien hipertensi lanjut usia. fisiologis dan psikis subjek kontrol sehingga tekanan
Temuan ini sesuai dengan beberapa penelitian darah menjadi meningkat. Berbeda dengan kelompok
sebelumnya sebagai contoh, Leibing (1999) perlakuan meskipun terjadi perubahan jadual kontrol
melaporkan penelitian prospektif (tapi dengan namun mendapatkan perlakuan tambahan yaitu
menggunakan jenis psikoterapi CBT) menunjukkan logoterapi.
efek yang bermakna pada pasien rematoid artritis
disertai depresi. Demikian juga hasil ini sesuai dengan
Keterbatasan Penelitian. Pada penelitian in terdapat
penelitian White (2001) yang akhirnya menerbitkan
beberapa keterbatasan yang mungkin berpengaruh
pedoman aplikasi CBT pada masalah medik kronik
pada hasil dan generalisasi.
seperti kanker, diabetes, jantung, dan dermatologi
(Machale, 2002) 1. Penelitian ini tidak menggunakan desain yang
dianjurkan, yaitu randomized controlled trial
Sehubungan dengan penambahan penanganan
(RCT) sebagai desain standar emas untuk
hipertensi dengan 6 sesi logoterapi, tidak ada pasien
memberikan bukti yang valid tentang efektivitas
yang menyatakan bahwa hipertensinya hilang sama
intervensi, melainkan menggunakan eksperimen
sekali (tekanan darah normal tanpa obat lagi), baik
kuasi (ekspreimen nonrandomisasi). Berbagai
pada kelompok perlakuan maupun pada kelompok
riset menunjukkan, hasil analisis tentang efek
kontrol. Penelitian sebelumnya tentang hubungan
intervensi (terapi) dengan menggunakan
efek-dosis pada psikoterapi menunjukkan bahwa
eksperimen kuasi melebih-lebihkan efek yang
manfaat terapetik terjadi pada awal pengobatan.
sesungguhnya (overestimate) (Murti, 2011).
Sekitar 25% dari pasien diperkirakan membaik
2. Lokasi dan jumlah sampel terbatas.
setelah 1 sesi, dan 50% membaik dalam 8 sesi. Lima-
puluh-lima pasien di klinik rawat jalan dimonitor 3. Sampel tidak dikendalikan dalam hal
sesi demi sesi untuk bukti perubahan yang bermakna penggunaan terapi farmakologik untuk
secara klinis. Hasil menunjukkan hanya 22% pasien hipertensi.
“pulih” (sesuai difinisi penelitian ini) setelah 6 sesi, 4. Penelitian ini baru mencakup salah satu
dengan pemulihan paling awal adalah setelah 2 sesi pendekatan terapi, yaitu pendekatan secara
(Kadera et.al, 1996). psikologis.
Dukungan hasil penelitian-penelitian tersebut 5. Belum dinilai komorbiditas dengan gangguan
adalah didasarkan pada teori bahwa dengan psikis yang telah diketahui sangat berhubungan
penambahan psikoterapi diharapkan akan terjadi dengan hipertensi.

152
FATIMAH/ PENGARUH LOGOTERAPI TERHADAP HIPERTENSI

6. Terapis dan penilai adalah peneliti sendiri, tentu Kaplan HI, Sadock BJ (2003). Synopsis of psychiatry,
saja faktor subjektivitas menjadi sangat tinggi, Edisi keenam. New York: Lippincott Williams
sehingga kemungkinan hasil yang diperoleh & Wilkins.
dapat mengalami bias. Kaplan HI, Sadock BJ (2004). Kaplan and Sadock
comprehensive text book of psychiatry, Edisi
Penelitian ini menyimpulkan, terdapat perbedaan kedelapan. Philadelphia: Lippincott Williams &
penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi Wilkins.
lanjut usia yang mendapatkan logoterapi Lestariningsih (2002). Penanganan depresi usia lanjut
dibandingkan pasien yang tidak mendapatkan dengan ACE inhibitor. Naskah lengkap Temu
logoterapi. Logoterapi efektif sebagai terapi tambahan Ilmiah Nasional I dan Konferensi Kerja III, ed
untuk pasien hipertensi lanjut usia. Boedhi Darmojo, et al. Semarang: Badan
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai Penerbit Universitas Diponegoro. Hal. 715-22.
dasar penyusunan standard operating procedure (SOP) Machale S (2002). Managing depression in physical
terhadap penatalaksaanaan pasien dengan keluhan illness. Advances in Psychiatric Treatment. 8:
hipertensi di pelayanan kesehatan dasar. Selain itu, 297-306.
logoterapi dapat menjadi alternatif terapi tambahan Meliala L (2004). Terapi rasional nyeri: tinjauan
di bidang liaison psychiatry dalam penanganan pasien khusus nyeri neuropatik. Yogyakarta: Aditya
dengan penyakit kronis pada umumnya dan Media. Hal. 1-48, 81-97.
khususnya dalam penanganan pasien dengan
Moravec CS (2008). Biofeedback therapy in
hipertensi.
cardiovascular disease: rationale and research
overview. Cleveland Clinic Journal of Medicine.
DAFTAR PUSTAKA 75. S. 2.
Murti B (2011). Evidence-Based Medicine.
Bastaman HD (2007). Logoterapi: psikologi untuk Yogyakarta: Gadjah mada University Press.
menemukan makna hidup dan meraih hidup
Mulyata S (2005). Paket penyuluhan dan senam
bermakna. Edisi Pertama. Jakarta: PT Raja
hamil mengurangi stres dan nyeri serta
Grafindo Persada. Hal. 36–107.
mempercepat penyembuhan luka persalinan.
Benson H, Klipper MZ (2000). Metode respons Pidato Pengukuhan Guru Besar. Surakarta:
relaksasi. Bandung: Haifa. Universitas Sebelas Maret.
Diane V, Jacquelin FB, Janice ZP (2001). Depression Pratiknya AW (2003). Dasar-dasar metodologi
as a risk factor for coronary heart disease: penelitian kedokteran & kesehatan. Jakarta: PT
implication for advance practice nurses. Topic Raja Grafindo Persada.
in Advance Practice Nursing eJournal. 1: 3.
Rainforth MV, Schneider RH, Nidich SI, Gaylord
Gutmann, David (1996). Logotheraphy – for the KC, Salerno JW, Anderson JW (2007). Stress
helping professional: meaningfull social work. , reduction programs in patients with elevated
New York: Springer Publishing. Hal. 48-56. blood pressure: a systematic review and meta-
Kadera SW, Lambert MJ, Andrew AA (1996). How analysis. Curr Hypertens Rep. 9(6): 520–8.
much therapy is really enough? a session-by- Sadock BJ, Sadock VA (2003). Synopsis of psychiatry
session analysis of the psychotherapy dose-effect Edisi kesembilan. Philadelphia: Lippincott
relationship. Journal of Psychotherapy Practice Williams and Wilkin.
and Research. 5: 132-51.
Surachno R, Roesli R (2002). Treating high risk
Kaplan HI, Sadock BJ (2000). Comprehensive hypertensives. 13th Asian Colloquium in
textbook of psychiatry, Edisi ketujuh. New York: Nephrology, International Society of
Lippincott Williams & Wilkins. Nephrology, Bali–Indonesia. Hal. 353-63.

153

You might also like