Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI DENGAN TEKNIK

SIMULASI SEBAGAI ASESMEN ALTERNATIF DALAM PEMBELAJARAN


FISIKA MATERI MEKANIKA FLUIDA SMA KELAS XI
Murtono1), Evi Miskiyah2)
1
Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi,
2
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta
e-mail : hasnamur@yahoo.co.id

Abstract : This research aims to generate and determine the quality assessment of simulation,
determine the validity, reliability, and reusability of the instruments, as well as knowing
accommodated in problem-solving ability with simulation techniques as perceived by students .
Development of research procedures adapted to the model of the development of Four - D finite
covering Define, Design, and Develop. By presenting a matter physics through physical
phenomena simulated by the computer, as perceived by the students through the assessment
they can leverage capabilities that include verbal ability, visual - spatial, logical - mathematical,
body - kinesthetic, interpersonal, intrapersonal and natural in problem-solving. The response of
students to the application of simulation assessment is positive. While the quality of the
products developed assessment simulations is very good with a score of 3.75 according to the
details of assessment experts & mater, according to media expert 3.83, and 3.42 according to
physics teacher and in accordance with the data analysis, simulation assessment meets the
criteria as a matter of valid, reliable, and usabel.

Keywords : simulation, alternative assessment


Dari analisis jurnal dan hasil penelitian
PENDAHULUAN yang penulis temukan, perkembangan alat
Karakteristik fisika berbasis penilaian dalam pembelajaran fisika
pengamatan fenomen/konsep fisika. Ciri khas diantaranya adalah pengembangan alat
materi fisika yang berupa fenomena- penilaian berbasis web atau alat-alat penilaian
fenomena yang teramati membuat lainnya yang masih menggunakan paper and
pembelajaran fisika banyak melibatkan pencil test. Dari kedua alat penilaian tersebut,
pengamatan dan pemahaman terhadap menyajikan soal dalam bentuk verbal dan
fenomena-fenomena tersebut, yaitu gejala- visual statis. Hal ini menginformasikan alat
gejala alam yang di lingkungan. penilaian tersebut masih belum mampu secara
Menurut Mundilarto (2001:3) mata penuh mengakomodir karakteristik dan tujuan
pelajaran fisika dikembangkan dengan fisika mengamati, memahami, menghayati,
mengacu pada karakteristik fisika yaitu dan memanfaatkan gejala-gejala alam yang
ditujukan untuk mendidik dan melatih para melibatkan zat dan energi.
siswa agar dapt mengembangkan kompetensi Selain tersebut, penilaian paper and
observasi, ekperimentasi, seta berpikir dan pencil test yang dalam penyajiannya masih
bersikap ilmiah. Hal ini didasari tujuan fisika dominan menggunakan kalimat (verbal-
yaitu mangamati, menghayati, dan linguistik) dan gambar statis (skema, tabel,
memanfaatkan gejala alam. Fisika dalam grafik, dll), akan menjadikan kemampuan
mengkaji objek-objek telaahnya yang berupa terkait lebih dominan diperlukan untuk dapat
benda-benda serta peristiwa-peristiwa alam menyelesaikan soal-soal yang disajikan.
menggunakan prosedur baku yang biasa Diane Ronis (2011) mengatakan bahwa tiap
disebut metode/proses ilmiah. Oleh karena anak seperti butiran salju, merupakan individu
itu, proses pembalajaran dan evaluasi hasil unik dengan otak yang lebih menyukai gaya
belajar fisika seharusnya dapat mencerminkan pembelajaran tertentu, memiliki serangkaian
karakteristik keilmuan tersebut. Dari hal kecerdasan tertentu, dan serangkaian
tersebut, dalam pembelajaran maupun kemampuan yang dipelajari maupun
penilaian fisika seyogyanya menyesuaikan bakat/kemampuan bawaan. Jika masing-
dengan karakteristik keilmuan materi tersebut. masing sangat bisa berdiri sendiri, kita tidak

1
Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika Vol.1 No.1, Mei 2014 ISSN : 2355-7109
sepenuhnya mengandalkan pada metode pembelajaran aktif dan penuh motivasi
assesmen “satu ukuran cocok untuk semua”. merupakan tujuan instruksi penting, maka
Bersandingan dengan teori multiple harus dibuat penilaian alternatif yang berbeda
intelegensi bahwa setiap anak mempunyai dengan tes tradisional, yang tidak
derajat kemampuan yang berbeda-beda pada mengevaluasi cara murid menyusun
kemampuan tertentu. Maka diperlukan suatu pengetahuan dan pemahaman, menentukan
asesmen alternatif yang mampu melibatkan dan mencapai tujuan, serta berpikir kreatif
lebih banyak kemampuan yang diperdayakan dan kritis. Ujian tradisional yaitu tipe soal
selama pengerjaan soal. standar yang biasa dipakai, yaitu soal dengan
Menurut Howard Gardner (2003:55) jawaban yang dipilih dan soal yang harus
mengemukakan tentang kebutuhan besar dijawab siswa. Format penilaian obyektif lain
sebuah penilaian dalam pendidikan yakni yang diusulkan John W. Santrock yaitu
karena penilaian mempunyai peran sentral menggunakan bentuk audiovisual dan
dalam pendidikan. Gardner menyakini seperangkat problem. Format audiovisual
perlunya meninggalkan pengujian yang sudah memudahkan untuk membuat dan
dibuat standart dan menyakini bahwa tes menunjukan slide dan rekaman video. Murid
jawaban pendek menggunakan pensil dan diberi problem dan dalam bentuk audiovisual
kertas hanya menjaring sampel sebagian kecil dan diminta membuat keputusan tentang apa
dari kemampuan keceradasan dan sering yang akan terjadi atau bagaimana
menghilangkan konteks bakat. Gardner memecahkan problem. Keuntungan utama
mendukung cara menilai yang mencari dari format audiovisual adalah format ini
keterampilan menyelesaikan masalah atau dapat menggambarkan dunia riil dan dapat
penciptaan produk yang sebenarnya dalam dipakai untuk mngevaluasi penilaian kognitif
diri seseorang menggunakan aneka material. tingkat tinggi. Kekurangannya adalah
Dari permasalahan tersebut, maka diperlukan memakan banyak waktu dan biaya.
sebuah penilaian alternatif yang sesuai dengan Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan
karakteristik keilmuwan fisika dan mampu penelitian ini untuk
mengakomodir kemampuan/ intelegensi lebih. a. Mengembangkan instrumen evaluasi
Sebagaimana dalam Suharyanto (2007) dengan teknik simulasi (asesmen
untuk lebih mudah memahami gejala-gejala simulasi) dan mengetahui kualitas
alam/ fenomena fisika tersebut dapat asesmen simulasi yang dikembangkan.
ditampilkan animasi atau simulasinya pada b. Mengetahui validitas, reliabilitas dan
layar komputer. Keuntungan simulasi usabilitas asesmen simulasi yang
komputer dapat memfasilitasi pembelajaran dikembangkan.
siswa dengan menyoroti proses dan konsep c. Mengetahui kemampuan yang
yang penting. Menurut Depdiknas (2005) terakomodir dalam penyelesaian soal
simulasi adalah satu metode pelatihan yang dengan teknik simulasi.
memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan
(imakan) yang mirip dengan keadaan yang METODE
sesungguhnya. Simulasi memungkinkan
keputusan-keputusan yang menentukan Penelitian ini menggunakan metode
bagaimana ciri-ciri utama itu dapat penelitian pengembangan model prosedural
dimodifikasi secara nyata. Sehingga dalam four-D yang dibatasi pada Define, Design,
penggunaan simulasi sebagai alat penilaian dan Develop. Produk pengembangan di
alternatif, memberikan pertanyaan dalam validasi oleh empat pakar yang meliputi,
bentuk simulasi yang merupakan gambaran seorang ahli asesmen, seorang ahli materi,
real tentang fenomena fisika yang nyata. seorang ahli media, dan seorang praktisi
John W. Santrock menyatakan pendidikan, dinilai oleh empat penilai yang
penggunaan asesmen dengan komputer meliputi, seorang ahli asesmen dan materi,
mampu mengakomodir lebih banyak seorang ahli media, dan dua orang praktisi
kemampuan intelegensi. John W. Santrock pendidikan fisika dengan menggunakan
mengungkapkan bahwa jika percaya bahwa angket/kuisioner, diujicobakan ke 36 siswa

2
Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika Vol.1 No.1, Mei 2014 ISSN : 2355-7109
pada uji coba terbatas 70 siswa pada ujicoba evaluasi dengan teknik simulasi pada materi
luas. Pengukuran usabilitas dilakukan oleh mekanika fluida. Produk instrumen evaluasi
dua orang ahli asesmen dan tiga orang praktisi dengan teknik simulasi bertujuan sebagai
pendidikan dengan menggunakan angket. asesmen alternatif untuk penilaian formatif
Untuk mengetahui kemampuan yang materi mekanika fluida.
terkomodir dalam penyelesaian soal yaitu
dengan menanyakan langsung kepada siswa Hasil Penilaian Kualitas Produk
yang diujicobakan melalui angket. Data penilaian kualitas produk
dikelompokan berdasarkan masing-masing
HASIL DAN PEMBAHASAN aspek secara keseluruhan disajikan dalam
tabel 1.
Penelitian pengembangan ini bertujuan
untuk menghasilkan produk berupa instrumen

Tabel 1 Penilaian Produk Berdasarkan Masing-masing Aspek


No. Hasil Penilaian Persentase
Aspek Ahli Ahli Guru Rerata Penilaian Kategori
Asesmen & media fisika Skor
materi
1. Materi 3,67 4 3,5 3,72 93,08 % Sangat Baik
(Desain
Pembelajaran)
2. Bahasa 3,5 4 3,5 3,67 91,67 % Sangat Baik
3. Rumusan Soal 4 3,5 3,75 93,75 % Sangat Baik
4. Konstruksi 3,6 3,5 3,55 88,75 % Sangat Baik
Isian Singkat
5. Konstruksi 4 3,25 3,63 90,62 % Sangat Baik
Esai
6. Komunikasi 3,6 3,33 3,46 86,62 % Sangat Baik
Visual
7. Kemudahan 3,75 3,37 3,56 89 % Sangat Baik
Penggunaan
Keterangan: = aspek yang tidak termasuk penilaian

Penilaian kualitas produk dikelompokan berdasarkan masing-masing ahli disajikan dalam


tabel 2.
`
Tabel 2 Penilaian produk oleh masing-masing ahli
Penilai Rerata Skor () Persentase
No. Penilaian Kategori
1. Ahli Asesmen & Materi 3,75 93,75 % Sangat baik
2. Ahli Media 3,83 95,83 % Sangat baik
3. Guru Fisika 3,42 85,53 % Sangat baik

Menurut tabel 3.2 rerata skor yang yang dikembangan berupa simulasi dari
diperoleh dari ahli asesmen dan materi konsep fisika. Hal ini sangat baik untuk
berjumlah 3,75, maka termasuk kategori kemampuan tingkat tinggi dan mendorong
sangat baik. Perolehan nilai sangat baik siswa bereksplorasi. Sebagaimana penjelasan
menurut ahli asesmen dan simulasi ini tentang model asesmen yang berbentuk
dikarenakan bentuk penyajian soal asesmen simulasi menurut Nitko dalam Sumarno

3
Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika Vol.1 No.1 ISSN : 2355-7109
(2000) bahwa melalui komputer siswa dapat kembali untuk pengembangan soal lain.
bermain mengembangkan penalarannya lewat Proses penginstalan program asesmen
simulasi. Menurut ahli media, rerata skor simulasi hanya dilakukan dengan mengopi
yang diperoleh yaitu 3,83, yaitu termasuk file program tersebut ke PC/komputer. Player
kategori sangat baik. Jika ditinjai satu per satu asesmen simulasi yaitu dapat menggunakan
dari tiap aspek; Aspek komunikasi visual, adobe player 10 dan GOM player untuk
menurut ahli media telah memenuhi kriteria asesmen simulasi yang berformat .swf,
sangat baik. Aspek komunikasi visual dalam menggunakan program search engine untuk
asesmen simulasi merupakan terdapatnya asesmen simulasi yang berformat .html, dan
ikon navigasi untuk merubah variabel besaran dapat langsung digunakan tanpa menginstal
fisika, tombol movie clip yang berupa replay, player terlebih dahulu untuk asesmen simulasi
stop dan pause, dan tombol lainnya sehingga menggunakan format .exe.
memungkinkan adanya komunikasi antara Secara keseluruhan aspek menurut
user dengan program. Dari setiap soal guru fisika SMA/MA, rerata skor yang
simulasi yang disajikan kecuali nomor esai 2 diperoleh yaitu 3,42, yaitu termasuk kategori
telah terdapat tombol navigasi tersebut. Esai 2 sangat baik. Perolehan nilai tersebut
berupa simulasi kapal selam yang memiliki dikarenakan secara keseluruhan baik media,
durasi singkat yaitu 3,02 detik untuk proses konsep dan urutan materi dalam asesmen
menyelam dan 2,49 detik untuk mengapung simulasi sudah baik dan sudah dapat dipakai
kembali. Proses ini sangat singkat dan sebagai alat penilaian pembelajaran. Menurut
berjalan berulang-ulang, sehingga soal pada salah satu guru fisika, kebermanfaatan
esai 2 tersebut dirasa tidak memerlukan asesmen simulasi semakin didukung dengan
tombol navigasi. adanya wacana pembelajaran setiap mata
Selanjutnnya adalah aspek kemudahan pelajaran yang mengharuskan menggunakan
penggunaan menurut ahli media, penggunaan media. Penggunaan media tersebut hanya
asesmen simulasi mendapat skor 3,75. Hal ini tinggal memerlukan kesesuaian dengan RPP
mengartikan asesmen simulasi tergolong dan hardware-software sekolah.
mudah dalam penggunaan, yaitu terkait Sedangkan berdasarkan sikap
mudah dalam penginstalan dan responden/siswa secara keseluruhan terhadap
pengoperasian, mudah dalam pengetikan, kualitas asesmen simulasi yang
penyimpanan jawaban, mudah dalam dikembangkan yaitu tergambar pada gambar
pengoreksian jawaban dan pemanfaatan 3.1.

3571

1314 2299,5 3285 4270,5 5256

Gambar 1 Rentang Skor Angket Berdasarkan Skala Likert dari 18 Pernyataan pada Angket

Hasil yang diperoleh dari jumlah skor Hasil Uji Validitas, Reliabitas dan
angket adalah 3571. Berdasarkan gambar 3.1, Usabilitas Asesmen Simulasi
maka secara keseluruhan sikap Lin dan Groundlund (dalam
responden/siswa terhadap kualitas asesmen Depdiknas, 2008:3) menyatakan tes yang baik
simulasi yang dihasilkan pada kategori sikap adalah tes yang memenuhi tiga karakteristik
positif. Artinya bahwa siswa memandang yaitu valid, reliabel, dan usable. Data uji
produk asesmen simulasi yang dihasilkan diambil dari 36 siswa MAN Laboratorium
adalah berkualitas. UIN sebagai uji terbatas dan 70 siswa MAN
Yogyakarta III sebagai uji luas.

4
Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika Vol.1 No.1, Mei 2014 ISSN : 2355-7109
b. variasi dalam lingkungan fisik; misalnya
1) Validitas Asesmen Simulasi seperti variasi suhu ruangan, tingkat
Dari hasil analisis data uji validitas kebisingan, dan ditraksi dari luar kelas,
dengan taraf signifikansi 5%, soal yang c. variasi dalam pelaksanaan asesmen,
terdefinisi sebagai soal yang tidak valid akan misalnya variasi dalam pengajaran,
dihapus atau tidak dimasukkan ke dalam penentuan waktu, dan jawaban guru
asesmen simulasi. Hal yang memengaruhi terhadap pertanyaan para siswa,
validitas dalam uji ini kemungkinan yaitu d. karakteristik instrumen asesmen; misalnya
faktor dalam tes dan administrasi tes. Faktor panjang, kejelasan dan kesulitan tugas.
dalam tes yaitu kemungkinan dari teknik Faktor yang dominan memengaruhi
pemberian skor yang tidak konsisten. ketidakajegan relibilitas tes yaitu faktor
Pemberian skor pada tes esai sangat variasi dalam pelaksanaan tes, yaitu (1)
dipengaruhi oleh pemeriksa. Pemeriksaan fasilitas komputer dan ruang laboratorium
jawaban tes esai oleh seorang dengan orang komputer, dan (2) waktu penentuan
lain berbeda, bahkan oleh seorang yang sama pelaksanaan tes. Kapasitansi komputer
dalam tempo yang berbeda akan mempengaruhi program ketika dijalankan
menghasilkan skor yang berbeda karena yang selanjutnya berdampak pada waktu
dalam waktu tertentu, seseorang tidak pengerjaan tes. Lama waktu pengerjaan tes
sependapat dengan dirinya sendiri. Walaupun yang telah ditentukan dan kebergantungan
hal ini sudah berusaha untuk diminimalkan, pengerjaan kepada kapasitansi komputer
tetapi memungkinkan masih menjadi faktor membuat siswa resah dan tergesa-gesa dalam
yang berpengaruh. Sedangkan faktor pengisian jawaban. sedangkan berdasarkan
administrasi tes yaitu Waktu pengerjaan yang waktu penentuan pelaksanaan tes, waktu
tidak cukup, sehingga siswa dalam pelaksanaan tes untuk uji terbatas
memberikan jawaban dalam situasi tergesa- dilaksanakan setelah pembelajaran materi
gesa. fluida usai. Waktu pelaksanaan tes untuk uji
luas dilaksanakan setelah ujian kenaikan kelas
2) Relibilitas Asesmen Simulasi yaitu waktu remidial ujian kenaikan kelas.
Indeks reabilitas pada uji terbatas Hal ini mengartikan bahwa kematangan
memberikan hasil 0,64 untuk bentuk soal konsep subyek uji coba terbatas dan subyek
isian singkat dan 0,37 untuk tes bentuk soal uji coba luas berbeda dan dorongan
esai. Sedangkan indeks reabilitas pada uji luas mengerjakan soal pun berbeda. Ini
memberikan hasil 0,24 untuk bentuk soal berhubungan dengan variasi internal siswa
isian singkat dan 0,82 untuk tes bentuk soal sendiri. Menurut Sudjana dorongan atau
esai. Terdapat perbedaan indeks reliabilitas motivasi siswa mengerjakan tes pun sangat
yang signifikan antara dua uji coba. Seperti mempengaruhi keseriusan siswa dalam
halnya yang disampaikan oleh Ormrod (2008: mengerjakan tes sehingga mempengaruhi
275) bahwa sebuah instrumen asesmen jarang hasil pekerjaan siswa. Dengan latar belakang
memberikan hasil yang persis sama untuk seperti tersebut, memungkinkan terjadinya
siswa yang sama pada dua kesempatan ketidakajegan tes.
berbeda, bahkan kalaupun pengetahuan atau Walaupun terdapat perbedaan
kemampuan yang dinilai tetap sama. Banyak reliabilitas antara uji terbatas dan uji luas,
kondisi temporer yang tidak berkaitan dengan hasil penghitungan reliabilitas soal isian
pengetahuan atau kemampuan yang diukur singkat dan soal esai baik pada uji terbatas
cenderung memengaruhi perfoma siswa dan dan uji luas jika dibandingkan dengan r tabel
mengakibatkan fluktusi tertentu dalam hasil dengan taraf signifikansi 5% tergolong
asesmen. Faktor-faktor temporer tersebut relibel. Hasil penghitungan pada uji terbatas,
seperti : indeks relibilitas soal isian singkat tergolong
a. perubahan harian dalam diri siswa; tes dengan reliabilitas tinggi dan soal esai
misalnya perubahan kondisi kesehatan, tergolong tes dengan reliabilitas rendah.
motivasi, suasana hati, dan tingkat energi, Sedangkan indeks relibilitas pada uji luas,
soal isian singkat tergolong tes dengan

5
Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika Vol.1 No.1, Mei 2014 ISSN : 2355-7109
reliabilitas rendah dan soal esai tergolong tes fisika. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
dengan reliabilitas sangat tinggi. secara teoritik (untuk ahli asesmen) dan
praktis (untuk praktisi pendidikan fisika)
antara aspek usabilitas asesmen simulasi yang
3) Usabilitas Asesmen Simulasi dikembangkan dengan aspek usabilitas
Pengukuran usabilitas tes dilakukan sebuah asesmen yang baik.
berdasarkan dari angket yang diberikan
kepada ahli asesmen dan praktisi pendidikan

Tabel 3 Penilaian usabilitas produk asesmen simulasi oleh dua penilai


No. Hasil Penilaian Persentase
Aspek Ahli materi& Guru Rerata Penilaian Kategori
Asesmen fisika skor
1. Administrasi dan 3,53 3,33 3,43 85,75 % Sangat
Pelaksanaan Tes Baik
2. Pengolahan, 3,67 3,44 3,55 88,88 % Sangat
Penafsiran, Baik
Penggunaan, dan
Pemeriksaan
Hasil
3. Ekonomis 3,4 3,33 3,36 84,12 % Sangat
Baik
Rerata Skor 3,82 3,36

Perolehan tingkat usabilitas baik dari hal ini akan menambah argumen bahwa
ahli asesmen dan praktisi pendidikan fisika asesmen simulasi mudah dilaksanakan,
memperoleh skor dengan kategori sangat mudah dalam pengolahan jawaban, dan
baik. Perolehan tersebut dikarenakan dalam ekonomis. Jika dianalisis dari setiap aspek,
penyusunan asesmen simulasi berusaha agar perbandingan penilaian usabilitas asesmen
asesmen simulasi dalam kelanjutannya dapat simulasi oleh dua penilai disajikan dalam
digunakan sebagai alat penilaian dalam diagram 3.1.
pembelajaran fisika. Dengan adanya hasil data
usabilitas yang diperoleh dalam penelitian,

Diagram 3.1 Perbandingan penilaian seluruh aspek penilaian produk asesmen


simulasi oleh tiga penilai

a) Aspek Adiministrasi dan dengan ahli asesmen lebih tinggi perolehan


Pelaksanaan Tes nilainya dibanding perolehan nilai dari guru.
Dilihat dari aspek admininistrasi dan Prediksi terhadap informasi ini yaitu aspek
pelaksanaan tes terdapat selisih antara administrasi dan pelaksanaan tes secara
penilaian menurut guru dan ahli asesmen teoritis lebih tinggi dibanding praktis.

6
Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika Vol.1 No.1, Mei 2014 ISSN : 2355-7109
Menurut ahli asesmen tentang asesmen b) Aspek pengolahan, penafsiran,
simulasi yang dapat digunakan oleh semua penggunaan, dan pemeriksaan hasil
guru baik yang telah mengenal flash atau Aspek pengolahan, penafsiran,
yang baru mengenal flash, hanya diperlukan penggunaan, dan pemeriksaan hasil menurut
orientasi terlebih dahulu sebelum pelaksanaan ahli asesmen dan guru fisika dikategorikan
tes. Hal ini berkemungkinan menjadi alasan sangat baik. Perolehan skor ini didapatkan
kenapa tanggapan guru lebih rendah karena kunci jawaban telah diberikan
dibanding ahli asesmen. penjelasan untuk penskoran dan kunci
Menurut ahli asesmen berkaitan dengan jawaban dimasukan ke dalam software
kemudahan user dalam pengoperasian program asesmen simulasi. Akses untuk
program, pengisian jawaban, dan mendapatkan kunci jawaban didapatkan
penyimpanana jawaban, asesmen simulasi dengan memasukan pasword, sehingga hal ini
mendorong siswa untuk bereksplorasi. Hal ini akan memungkinkan siswa tidak dapat
dikerenakan dalam pengerjaan tes siswa perlu membuka halaman kunci jawaban. Alasan
analisis terlebih dahulu soal simulasi yang yang lainnya yaitu kemudahan dalam
disajikan. Dalam proses ini berkaitan dengan pemberian skor. Program asesmen simulasi
kemampuan kognitif siswa. Selanjutnya siswa dirancang untuk dapat memberikan feedback
mengetikan jawabannya dalam kolom isian langsung berupa skor hasil jawaban siswa
jawaban. Dalam proses ini siswa pada soal isian singkat. Hal ini mempermudah
bereksplorasi dalam proses penginputan guru dalam mengoreksi jawaban siswa.
equation. Namun, hanya beberapa siswa saja
yang menambahkan equation di dalam c) Aspek ekonomis
jawabannya. Jika dihubungkan dengan waktu Aspek ekonomis dalam asesmen
pengerjaan tes, apakah waktu tes yang simulasi mencakup tentang tinggi rendahnya
disediakan sesuai dengan rata-rata lama siswa biaya yang digunakan dalam pelaksanaan dan
menyelesaikan soal, hal ini memungkinkan pengolahan hasil tes dan banyak sedikitnya
memerlukan waktu yang cukup relatif lama tenaga ahli yang dibutuhkan dalam
dalam pengerjaan tes. pelaksanaan dan pengolahan hasil tes. Aspek
Dalam komentar ahli asesmen simulasi ekonomis dalam hal biaya, ditinjau dari
mengatakan bahwa akan relatif sulit bila tanpa perbandingan biaya pelaksanaan tes jika soal
pengantar peneliti atau guru sebelum disajikan dengan simulasi dan media cetak/
pelaksanaan tes. Pengantar sebelum paper. Perbandingan penghitungan biaya
pelaksanaan tes kepada siswa sangat yang dikeluarkan ketika soal disajikan dengan
diperlukan karena terkait dengan letak simulasi dan media cetak/ paper sebagaimana
penyimpanan jawaban dan petunjuk tabel 3.4.
pengerjaan tes.

Tabel 3.4 Perbandingan pembiayaan penyajian soal dengan asesmen simulasi dan
bentuk paper
No. Kebutuhan Pembiayaan
Asesmen simulasi Penyajian bentuk
Paper
1. Konsumsi Daya 300 watt x 30 PC x Rp 495
Komputer kwh x 3 jam = Rp 1.336,5
2. Cetak lembar 30 x Rp 100,- = Rp
soal 3.000,-

Penghitungan biaya pengeluaran asesmen simulasi lebih ekonomis dibanding


penyajian soal terpaut hampir 2 kali lipat. Hal dengan penyajian soal dalam bentuk paper.
ini mengartikan dalam pelaksanaan tes, Terkait tenaga yang diperlukan dalam
pelaksanaan dan pengolahan hasil tes, baik

7
Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika Vol.1 No.1, Mei 2014 ISSN : 2355-7109
ketika menggunakan asesmen simulasi dan Analisis kemampuan yang terakomodir
ketika disajikan dalam bentuk paper dapat dari asesmen simulasi dilakukan dengan
dilakukan oleh seorang guru. Hal ini menggunakan angket yang diberikan kepada
berlandas pada komentar guru bahwa asesmen siswa, yaitu dengan menanyakan tentang apa
simulasi dapat dilaksanakan tetapi, hanya yang dirasakan yang berkaitan dengan tiap
perlu kesesuain dengan RPP dan software- kemampuan ketika mengerjakan asesmen
hardware komputer sekolah. simulasi. Dari hal tersebut didapatkan hasil
sebagaimana dalam tabel 3.5.
Kemampuan yang Terakomodir dalam
Pengerjaan Tes Asesmen Simulasi

Tabel 3.5 Gambaran kemampuan intelegensi responden dalam penggunaan asesmen simulasi
No. Kemampuan Intelegensi Rerata Skor Kategori
1. Kemampuan Visual 2,62 Baik
2. Kemampuan Verbal 2,67 Baik
3. Kemampuan Matematis 2,82 Baik
4. Kemampuan Gerak 2,66 Baik
5. Kemampuan Intrapersonal 2,63 Baik
6. Kemampuan Interpersonal 2,81 Baik
7. Kemampuan Natural 2,86 Baik
8. Kemampuan Audio 2,12 Kurang Baik

Berdasarkan tabel di atas mengenai gambaran Menurut Suharsimi Arikunto (2009:24-


kemampuan intelegensi responden dalam 25) evaluasi adalah kegiatan pengumpulan
penggunaan asesmen simulasi skor rata-rata data untuk mengukur sejauh mana tujuan
yang diperoleh dari sebaran angket yaitu sudah tercapai dan dalam penyusunannya
setiap kemampuan intelegensi kecuali harus mengacu pada tujuan yang sudah
kemampuan audio bekisar antara 2,51-3,25. dirumuskan. Selain mengacu pada tujuan,
Hal ini mengartikan bahwa dalam evaluasi juga harus mengacu atau disesuaikan
penggunaan/pengerjaan asesmen simulasi, dengan KBM (kegiatan pembelajaran) yang
responden rata-rata telah menggunakan dilaksanakan. Dalam penelitian ini, penelitian
kemampuan intelegensi tersebut dalam hanya berfokus pada pengembangan alat
pengerjaan asesmen simulasi. penilaian simulasi. Keterbatasan penelitian
Rerata skor yang diperoleh untuk yang terjadi, subjek uji coba tidak
kemampuan audio adalah 2,12. Hal ini dipersiapkan secara khusus mendapatkan
menunjukan bahwa siswa kurang merasakan pembelajaran yang berbasis simulasi. Hal ini
adanya bunyi dalam asesmen simulasi, akan mempengaruhi hasil kerja siswa karena
sehingga pengerjaan asesmen simulasi tidak soal yang disajikan belum familiar terhadap
dapat mengakomodir kemampuan audio. siswa. Hal ini juga menjadi faktor yang dapat
Asesmen simulasi bagian ini sengaja tidak mempengaruhi validitas tes. Sebagaimana
diisi dengan tambahan bunyi. Hal ini yang disebutkan oleh John W. Santrock
dikarenakan pencegahan destroy pada soal. tentang faktor yang mempengaruhi validitas
Dengan hal tersebut, asesmen simulasi adalah bentuk tes yang berbeda. Hal ini
menurut persespsi siswa dengan baik telah dikarenakan terdapat penyesuaian ulang siswa
mampu memperdayakan kemampuan / terhadap bentuk tes yang disajikan.
intelegensi siswa yang meliputi kemampuan Menurut John W. Santrock dalam
verbal, visual, logis-matematis, gerak, psikologi pendidikan (2007) penilaian
intrapersonal, interpersonal, dan natural dalam pembelajaran murid telah menarik minat
pengerjaan sebuah penilaian. besar dalam dunia pendidikan. Minat ini
difokuskan pada pada isu seperti sejauh mana
1. Diskusi guru harus mengabungkan standart negara ke
dalam pengajaran dan penilaian mereka, dan

8
Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika Vol.1 No.1, Mei 2014 ISSN : 2355-7109
sejauh mana guru harus menggunakan tes penting merupakan bagian penting dalam
tradisional atau penilaian alternatif. proses pembelajaran. Asesmen alternatif
Asesmen simulasi dikembangkan tidak dipersiapkan sebagai pengganti tes
sebagai instrumen penilaian alternatif yang obyektif buatan guru tetapi diharapkan
diharapkan mampu mengakomodir lebih dapat membantu meningkatkan efektifitas
banyak kemampuan intelegensi dan manjadi proses pembelajaran. Jadi, asesmen
instrumen penilaian yang lebih praktis karena alternatif harus mampu menghilangkan
berbasis file, lebih membuat siswa tertarik berbagai kelemahan tes, seperti
dengan soal sehingga lebih bisa fokus menimbulkan rasa cemas yang
terhadap soal dan tidak saling bekerjasama berlebihan, mengkategori peserta didik
dengan yang lainnya, lebih membuat siswa secara permanen, menghukum peserta
paham dengan konteks fenomena fisika yang didik yang kreatif, atau mendeskriminasi
ditanyakan, serta menjadikan siswa belajar peserta didik dari golongan minoritas.
konsep fisika melalui asesmen. Asesmen simulasi dikembangkan
Proses pengerjaan asesmen simulasi sebagai asesmen alternatif dalam
melibatkan beberapa proses yang melibatkan pembelajaran fisika karena asesmen ini
ranah psikomotorik dan juga afektif. Namun, dalam proses pelaksanaannya bertujuan
dalam penelitian ini aspek yang dinilai hanya untuk mengembangkan pengetahuan
terfokus pada ranah kognitif. konsep mekanika fluida melaui asesmen.
Setelah pelaksanaan uji coba, telah Hal ini dapat tercapai, yaitu berdasarkan
disusun anecdotal record untuk mencatat hasil angket respon siswa aspek feedback
kejadian tak terduga dan merekam kejadian siswa dan berdasar dari komentar siswa.
selama penelitian. Annecdotal record menurut Perolehan skor angket respon siswa aspek
Suparwoto (2007:179) merupakan catatan feedback yaitu 2,82 (persentase 70,5%)
kejadian yang tak terduga, dan cara untuk pernyataan yang mengatakan
melakukannya adalah mengamati kegiatan bahwa dengan asesmen simulasi dapat
siswa dan membuat catatan diskriptif kinerja mengetahui penerapan-penerapan konsep
yang terjadi, khususnya kinerja khusus, tak yang ada dalam materi dan lebih
terduga dan bermakna dalam meningkatkan membuat ingat terhadap materi dan skor
pemahaman konsep fisika. Annecdotal record 2,86 (persentase 71,5%) untuk pernyataan
saat uji coba terbatas dan luas yang berhasil yang mengatakan teknik simulasi
disusun sebagaimana dalam tabel 4.1. manarik dan lebih ingin mengetahui
Terdapat berbagai pertentangan atau konsep mekanika fluida. Intrepetasi hasil
timpangan yang muncul antara tujuan rerata skor tersebut berdasarkan tabel 3.5
pengembangan dengan fakta yang terjadi yaitu bahwa pernyataan tersebut termasuk
ketika uji coba produk. Timpangan-timpangan dalam klasifikasi baik karena berada pada
yang muncul diuraikan sebagai berikut: rentang 2,51-3,25. Selanjutnya berdasar
a. Timpangan berdasar bahwa asesmen hasil komentar siswa bahwa instrumen
simulasi adalah asesmen alternatif. evaluasi dengan teknik simulasi cukup
Menurut Pantiwati Asesmen alternatif membantu dalam memahami terutama
merupakan upaya memperbaiki dan yang terapan dalam kehidupan sehari-hari
melengkapi tes, sehingga penilaian hasil dan lebih dapat memahami simbol-
belajar tidak hanya berhubungan dengan simbol fisika materi fluida.
hasil akhir (end product) tetapi yang lebih

Tabel 6 Annecdotal Record Pelaksanaan Uji Coba Asesmen Simulasi


Record
Tempat : MAN Lab UIN
Pelaksanaan Setelah siswa memposisikan diri pada komputer yang aktif, peneliti
tes memberikan pengarahan terkait prosedur-prosedur pelaksanaan tes.
Selama pelaksanaan tes, siswa cenderung saling kerja sama dengan
yang lainnya terkait penghitungan dan diskusi simulasi.

9
Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika Vol.1 No.1, Mei 2014 ISSN : 2355-7109
Instruksi untuk melakukan kerja sendiri oleh peneliti hanya
diindahkan oleh beberapa siswa saja.
Lebih banyak siswa yang aktif menanyakan tentang soal dan media
dibanding dengan siswa yang duduk tenang mengerjakan.
Terdapat siswa yang membuka program kalkulator dan menggunakan
kalkulator dalam penghitungan.
Siswa mengalami kekurangan waktu untuk mengerjakan soal tersebut
selama 60 menit. Sebagian siswa tetap mengisikan jawaban pada
kotak teks input yang disediakan dan menyimpannya dalam bentuk
file. Namun, sebelas siswa mengumpulkan jawabannya dalam bentuk
paper.
Hasil “Waktunya kurang.”
Komentar “Belajar dengan teknik simulasi membuat semangat dan tidak bosan,
siswa bisa melihat benda secara jelas dan mengasah otak.”
“Saya senang dalam pembelajaran ini, karena bisa mengendalikan
otak dan ketelitian dalam mengerjakan.”
“Sebenarnya asyik dan bisa dijawab, tapi kelemahannya komputer
yang lambat. Membuat kami menjadi resah dan hanya sedikit
menjawabnya.”
“Kegiatan pembelajaran menggunakan instrumen evaluasi dengan
teknik simulasi ini sangat baik dan mudah dilakukan.”
“Meningkatkan kecerdasan dalam fisika maupun IT.”
“Soal dengan teknik simulasi membuat saya lebih dapat memahami
simbol-simbol fisika materi fluida.”
Tempat : MAN Yogyakarta III
Hasil “Teknik simulasi sebenarnya sangat menarik, kita dapat mengetahui
Komentar langsung aplikasinya. Akan tetapi teknik ini sangat membutuhkan
siswa waktu yang cukup lama belum lagi komputer yang nge-hang.”
“Instrumen evaluasi sangat menarik untuk di pelajaran dan
memudahkan untuk belajar”
“Kebanyakan soal masih menggunakan rumus dasar”
“Instrumen evaluasi dengan teknik simulasi cukup membantu dalam
memahami terutama yang terapan dalam kehidupan sehari-hari
dengan gambar, lebih dapat mengerti tentang apa yang ditanyakan.
Tetapi kelemahannya adalah saat menjawab soal yang aritmatik
(hitungan), kesulitan coret-coretnya. Kalau soal aritmatik lebih enak
menggunakan kertas.”

10
Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika Vol.1 No.1, Mei 2014 ISSN : 2355-7109
Namun, asesmen simulasi masih belum Namun, karena tidak ada instrumen asesmen
memenuhi kriteria sebagai asesmen yang memiliki reliabilitas dan validitas yang
alternatif yang baik yaitu mampu sempurna, seharusnya tidak perlu menyikapi
menghilangkan rasa cemas yang terlalu serius setiap hasil asesmen tunggal.
berlebihan dalam pelaksanaan tes. Hal ini Sebagai aturan umumnya, seharusnya
berdasar pada komentar siswa yang menganggap instrumen pendidikan sebagai
mengatakan bahwa sebenarnya asesmen suatu alat yang, dikombinasikan dengan alat-
simulasi bisa dijawab, tapi kelemahannya alat lain, dapat membantu memperbaiki
komputer yang lambat. Membuat kami pengajaran di kelas, serta memaksimalkan
menjadi resah dan hanya sedikit pembelajaran dan pencapaian siswa dalam
menjawabnya. Pelaksanaan tes jangka panjang.
menggunakan asesmen simulasi sangat
bergantung pada pada fasilitas sekolah PENUTUP
yakni komputer dan laboratorium
komputer yang dapat mempengaruhi Dari hasil analisis data dan pembehasan dapat
hasil jawaban siswa. disimpulkan sebagai berikut:
b. Timpangan berdasar bahwa asesmen 1. Instrumen evaluasi dengan teknik
simulasi merupakan program asesmen simulasi komputer dikembangkan sebagai
yang dirancang dengan jawaban siswa asesmen alternatif dalam pembelajaran
berbentuk file text. Akhirproses fisika dengan tujuan penilaian untuk
pelaksanaan uji coba penilaian penilaian formatif materi mekanika
menggunakan asesmen simulasi yaitu fluida. Kualitas asesmen simulasi
dengan peyimpanan jawaban ke dalam menurut ahli asesmen & materi, ahli
format .doc atau format yang lain. media, dan guru fisika SMA/MA
Namun, 30,5% siswa subjek uji coba memiliki kualitas sangat baik, yaitu
terbatas untuk soal esai masih dengan skor 3,75, 3,83, dan 3,42.
mengumpulkan hasil jawabannya dalam 2. Berdasarkan hasil analisis data sifat butir
bentuk paper. Subjek uji coba pada uji soal asesmen simulasi yang telah
luas semua siswa menyimpan dikembangkan, soal telah memenuhi
kriteria valid berdasarkan analisis validitas
jawabannya dengan benar dan jawaban
soal dengan taraf signifikansi 5%,
dalam bentuk file. Namun, dalam
mempunyai reliabilitas 0,82 (kategori
komentar siswa masih terdapat siswa
sangat tinggi) untuk soal esai dan 0,24
yang mengatakan bahwa saat menjawab (kategori rendah) untuk soal isian singkat,
soal yang aritmatik (hitungan), kesulitan dan mempunyai usabilitas sangat baik
coret-coret. Jika soal aritmatik lebih enak dengan skor 3,82 menurut ahli asesmen &
menggunakan kertas. Hal ini mengartikan materi dan 3,36 menurut praktisi
bahwa tuntutan jawaban terketik pendidikan.
minoritas masih membuat siswa merasa 3. Kemampuan yang terakomodir dalam
kesulitan. pengerjaan tes asesmen simulasi menurut
persepsi siswa adalah kemampuan verbal-
Dalam psikologi pendidikan menurut linguistik, visual-spasial, logis-matematis,
Ormrod (2008: 368) Asesmen pendidikan tubuh-kinestetik, interpersonal,
merupakan alat yang berguna namun tidak intrapersonal, dan natural.
sempurna. Asesmen yang dikembangkan
guru dan tes-tes terstandarisasi dapat DAFTAR PUSTAKA
memberitahu tentang apa yang diketahui dan
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
dapat dilakukan siswa serta apa yang masih
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
harus dipelajari dan dikuasi siswa. Kegunaan
Edisi Revisi IV Jakarta: Rineka Cipta
setiap instrumen asesmen tergantung pada
________________. 2009. Dasar-dasar
seberapa cocok inetrumen tersebut dengan
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
situasi penggunaannya serta seberapa valid
Aksara.
dan reliabel asesmen itu bagi situasi tersebut.

11
Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika Vol.1 No.1, Mei 2014 ISSN : 2355-7109
Mundilarto, Dr. Evaluasi terpadu dalam Pengembangan Keprofesionalan Guru
pembelajaran fisika. Yogyakarta: UNY dan Calon Guru. Malang: Bayumedia.
Ronis, Diane. 2011. Asesmen Sesuai Cara
Kerja Otak Edisi Kedua. Jakarta Barat:
PT. Indeks.
Santrock, John. W. 2007. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Sebnem Kandil Ingec. 2008. Use of Concept
Cartoons as an assessment tool in
Physics Education. Department of
Physics Education, Education Faculty,
Gazi University, Ankara, Turkey. No.
11 Serial No. 48.
Sudijono, Anas. Drs. Prof. 1995. Pengantar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.
Rajawali Grafindo Persada.
______________________. 2006. Pengantar
Statistik Pendidikan. Jakarta: PT.
Rajawali Grafindo Persada.
Sudjana, Nana. Dr. 2009. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sugiharti, Pepeng, S.Pd. 2005. Penerapan
Teori Multiple Intelegence dalam
Pembelajaran Fisika. Jurnal Pendidikan
Penabur - No.05/ Th.IV/ Desember.
Suharyanto. 2007. Pengembangan animasi
komputer pada pembelajaran fisika
SMA. Jurnal Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan Nomor 1 Tahun IX.
Suparwoto, 2007. Dasar-dasar dan Proses
Pembelajaran Fisika. Fakultas MIPA
UNY: Yogyakarta.
Widoyoko, Eko Putro. Dr. S. M.Pd. Prof.
2012. Teknik Penyusunan Instrumen
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sulastri, Sri. 2008. Identifikasi Kondisi
Laboratorium IPA dan
Penggunaannya di SMP Negeri di
Wilayah Jakarta Selatan. Jurnal
Lingkar Mutu Pendidikan Volume 1
No 03, Desember 2008
Supriyo. 2008. Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif STAD
(Sstudent Teams Achievement
Divisions) untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Fisika Siswa Kelas
IX-D SMPN 5 Malang. PTK Tidak
diterbitkan Malang.
Susilo, H, dkk. 2007. 2008. Penelitian
Tindakan Kelas Sebagai Sarana

12
Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika Vol.1 No.1, Mei 2014 ISSN : 2355-7109

You might also like