Professional Documents
Culture Documents
37 3120 1 SM
37 3120 1 SM
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep IPA antara
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran SFAE dan siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional pada kelas IV di
Gugus II Kecamatan Gianyar tahun pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah
penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian ini adalah kelas IV di Gugus II
Kecamatan Gianyar tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 136 orang. Data
dikumpulkan dengan menggunakan metode kuesioner untuk mengukur motivasi belajar
dan tes untuk mengukur pemahaman konsep. Data yang dikumpulkan dianalisis
menggunakan ANAVA dua jalur. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh: 1) terdapat
perbedaan pemahaman konsep IPA yang signifikan antara kelompok siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan model SFAE dan kelompok siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan pembelajaran konvensional. 2) terdapat interaksi antara model
pembelajaran dan motivasi terhadap pemahaman konsep IPA siswa. 3) Pada kelompok
siswa yang memiliki motivasi tinggi, terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA antara
kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model SFAE dengan kelompok
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran konvensional. 4) Pada
kelompok siswa yang memiliki motivasi rendah, tidak terdapat perbedaan pemahaman
konsep IPA antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model SFAE
dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran
konvensional. Sehingga disimpulkan bahwa model pembelajaran SFAE dan motivasi
belajar berpengaruh terhadap pemahaman konsep IPA siswa.
Abstract
This study aimed to determine the difference of the understanding science concept
between students who were taught by using SFAE teaching model and the students using
conventional model in fourth grade students at Gugus II Gianyar District in the academic
year 2013/2014. This research was categorized as quasi experimental. The research
population was all students in grade IV which belong to Elementary School Gugus II
Kecamatan Gianyar in academic year 2013/2014, the total population was 136 students.
In collecting the data, the writer used questionnaire and test. The questionnaire used was
to measure learning motivation and the test was used to the measure understanding of
science concept. The data were analysed using an ANAVA two ways. The result of this
research showed that : 1) there were the differences understanding of science concept
that significant between the students that taught by SFAE learning model and those that
were taught by conventional learning model. 2) there were interaction between learning
model and motivation through understanding science concept. 3) In the students which
were in high motivation group, there were differences understanding of science concept
between the students taught by SFAE learning model and those taught by conventional
learning model. 4) The students which were in low motivation group, there were
differences between the students taught by SFAE learning model and those taught with
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
conventional learning model. In this research SFAE learning model and study motivation
can be considered significant in understanding of science concept.
kerja sama, serta kolaborasi dengan siswa masih berpusat pada guru. (5) Kurangnya
yang lain. pengetahuan guru dalam menerapkan
Pembelajaran IPA dapat menjadi model pembelajaran yang inovatif. (6)
wahana bagi siswa mengembangkan dan
Kurangnya pemanfaatan media sebagai
menumbuhkan motivasi, inovasi, serta
kreativitas sehingga siswa mampu alat bantu pembelajaran. Hal ini akan
menghadapi masa depan yang penuh berdampak pada tingkat pemahaman
tantangan melalui penguasaan sains konsep siswa. Pemahaman konsep
secara umum sehingga salah satu produk merupakan tingkat kemampuan yang
yang diharapkan adalah kemandirian mengharapkan siswa tidak hanya mengeta-
belajar siswa yang tinggi. Pembelajaran hui yang sifatnya mengingat (hapalan) saja,
yang menarik dan menyenangkan berkaitan
tetapi mampu menguasai atau memahami
erat dengan suasana belajar yang menarik
perhatian siswa dan menyenangkan bagi arti atau konsep, mampu menerapkan pada
siswa, sehingga siswa dapat memusatkan aspek lainnya dengan mengembangkan
perhatiannya secara penuh pada konsep berpikirnya situasi dan fakta yang
belajarnya. Keadaan belajar yang aktif, diketahui, serta dapat menjelaskan dengan
menarik dan menyenangkan tidaklah menggunakan kata-kata sendiri sesuai
cukup, jika proses pembelajaran tidak dengan pengetahuan yang dimilikinya
efektif.
sehingga memudahkan untuk mengerti
Pembelajaran yang efektif, adalah
pembelajaran yang dapat menghasilkan bahan yang akan dipelajari dengan tidak
belajar yang bermanfaat dan terfokus pada mengubah artinya (KBBI, 2008).
siswa melalui penggunaan prosedur yang Pemahaman adalah suatu proses
tepat. Berarti dalam pembelajaran mental terjadinya adaptasi dan transformasi
menghasilkan apa yang harus dikuasai oleh ilmu pengetahuan (Sagala,2009).
para siswa, sebab pembelajaran memiliki Pemahaman merupakan salah satu unsur
sejumlah tujuan yang harus dicapai siswa. pendidikan yang sangat mendasar dalam
Hal tersebut akan memperkuat rekaman rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
memori di otak siswa, mempermudah dan Pemahaman adalah kemampuan yang
mempercepat siswa memahami sesuatu, mengaharapkan pembelajar mampu
meningkatkan keterampilan siswa, serta memahami arti atau konsep, situasi, serta
meningkatkan sikap positif siswa terhadap fakta yang diketahuinya.
mata pelajaran IPA. Masalah Rendahnya pemahaman
Pada kenyataannya pembelajaran IPA di konsep IPA tersebut perlu dicarikan suatu
sekolah saat ini masih belum sesuai solusi agar pembelajaran yang
dengan harapan. Seperti yang diperoleh dilaksanakan dapat memberikan hasil yang
optimal dan mampu meningkatkan
dari hasil observasi dan wawancara pada
pemahaman konsep IPA sekaligus motivasi
hari Rabu, 12 Desember 2012 di SD Gugus belajar siswa. Salah satu model
II Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar pembelajaran inovatif yang dapat
ditemukan beberapa permasalahan yang digunakan untuk meningkatkan
diidentifikasi sebagai penyebab rendahnya pemahaman konsep IPA adalah tipe
pemahaman konsep IPA. Adapun Student Facilitator And Explaining (SFAE).
permasalahan tersebut sebagai berikut. (1) Model pembelajaran SFAE ini merupakan
salah satu model pembelajaran yang dapat
Kurangnya minat membaca pada siswa
meningkatkan keaktifan, minat, motivasi
(2) Cara belajar siswa masih seperti dan kreativitas siswa serta merancang
mendengarkan, dan mencatat.(3) Siswa proses pembelajaran yang menarik dan
kurang antusias dalam mengikuti pelajaran menyenangkan. Model ini menekan pada
IPA dan menganggap bahwa mata keaktifan siswa dalam memanipulasi dan
pelajaran IPA sebagai mata pelajaran yang memberikan pendapat kepada teman-
sangat membosankan. (4) Pembelajaran
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
temannya dengan menggunakan cara dan perbedaan pemahaman konsep IPA pada
bahasanya sendiri. siswa yang memiliki motivasi belajar rendah
Model ini juga efektif dalam melatih antara kelompok siswa yang belajar dengan
siswa berbicara, sehingga siswa tidak lagi menggunakan model pembelajaran SFAE
hanya menjadi objek pembelajaran, tetapi dengan kelompok siswa yang belajar
juga sebagai subjek yang dapat mengalami, dengan menggunakan model pembelajaran
menemukan, mengkonstruksikan, dan kovensional. 4) mengetahui perbedaan
memahami konsep dengan cara melakukan pemahaman konsep IPA pada siswa yang
atau memanipulasi benda, menggunakan memiliki motivasi belajar tinggi antara
indera mereka, menjelajahi lingkungan, baik kelompok siswa yang belajar dengan
lingkungan berupa benda, tempat serta menggunakan model pembelajaran SFAE
peristiwa-peristiwa disekitar mereka. Artinya dengan kelompok siswa yang belajar
pembelajaran IPA bukan hanya dengan menggunakan model pembelajaran
penguasaan kumpulan pengetahuan yang kovensional.
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan METODE
suatu proses penemuan akan dapat Penelitian yang dilaksanakan
tercapai dengan baik. Sehingga motivasi termasuk jenis penelitian eksperimen,
belajar siswa akan menjadi lebih sehingga penelitian yang digunakan adalah
meningkat. penelitian eksperimen semu (Quasi
Berdasarkan permasalahan Eksperiment) karena tidak semua variabel
pemahaman konsep siswa kelas IV di (gejala yang muncul) dan kondisi
Gugus II Kecamamatan Gianyar khususnya eksperimen dalam penelitian ini dapat
mata pelajaran IPA, maka dilakukan diatur dan dikontrol secara ketat. Tempat
penelitian dengan tujuan; 1) mengetahui pelaksanaan penelitian ini adalah di SD
perbedaan pemahaman konsep IPA antara Gugus 2 Kecamatan Gianyar, pada rentang
kelompok siswa yang mengikuti waktu semester II (genap) tahun pelajaran
pembelajaran dengan menggunakan model 2013/2014 dan penelitian ini berlangsung
pembelajaran SFAE dan kelompok siswa selama dua bulan. Rancangan penelitian
yang mengikuti pembelajaran dengan yang digunakan adalah post-test only
menggunakan model pembelajaran control group design. Rancangan analisis
kovensional. 2) mengetahui pengaruh yang digunakan dalam penelitian ini adalah
interaksi antara model pembelajaran SFAE dengan rancangan faktorial 2 × 2. Desain
dengan motivasi belajar terhadap ini dapat dilihat pada Tabel 1.
pemahaman konsep IPA. 3) mengetahui
Keterangan
A1 : Kelompok siswa yang dibelajarkan dengan SFAE
A2 : Kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional
B1 : Kelompok siswa yang memiliki Motivasi belajar tinggi
B2 : Kelompok siswa yang memiliki Motivasi belajar rendah
Populasi dalam penelitian ini adalah Gianyar. Dari 4 SD yang ada di gugus II
seluruh siswa kelas IV gugus II Kecamatan dilakukan uji kesetaraan untuk menentukan
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
sampel setara atau tidak. Hasil dari uji kelompok siswa yang memiliki motivasi
kesetaraan pada populasi didapatkan ke 4 belajar rendah.
sekolah tersebut setara. Pengambilan Penentuan kelompok siswa yang
sampel dalam penelitian ini menggunakan memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi
teknik random sampling dengan cara belajar rendah dapat diketahui dari hasil
undian. Pada teknik acak ini, semua kuesioner motivasi belajar yang diberikan.
anggota dalam populasi mempunyai Kemudian skor yang diperoleh siswa
kesempatan yang sama dalam pengundian diurutkan dari skor tertinggi sampai skor
agar dapat ditentukan kelas eksperimen terendah, dari skor yang diperoleh
dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil dilakukan perangkingan yang dilakukan
pengundian untuk menentukan kelas terhadap kelompok tinggi dan kelompok
eksperimen dan kontrol, diperoleh sampel rendah berdasarkan skor yang diperoleh
yaitu siswa kelas IV SD No. 1 dan 2 dengan ketentuan bahwa sebanyak 33%
Abianbase sebagai kelas eksperimen dan sebagai kelompok atas dinyatakan sebagai
siswa kelas IV SD No. 3 dan 4 Abianbase kelompok yang memiliki motivasi belajar
sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen tinggi dan 33% dari kelompok bawah
diberikan perlakuan pembelajaran dengan dinyatakan sebagai kelompok yang memiliki
model SFAE dan kelas kontrol diberikan motivasi belajar rendah.
perlakuan pembelajaran dengan model
pembelajaran konvensional. Selanjutnya, HASIL DAN PEMBAHASAN
masing-masing kelas dipilih kembali HASIL
menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok siswa Data rekapitulasi hasil perhitungan
yang memiliki motivasi belajar tinggi dan dari beberapa kelompok yang dianalisis
dalam penelitian ini diringkas pada Tabel 2.
Data
A1 A2 A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
Statistik
Mean 32,39 28,09 32,27 27,82 28,86 31,64
Standar
4,10 4,30 3,61 4,24 3,47 3,71
Deviasi
Varians 16,80 18,52 13 17,96 12,03 13,76
Keterangan:
A1 : Pemahaman Konsep IPA siswa yang mengikuti model pembelajaran SFAE
A2 : Pemahaman Konsep IPA siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional
A1B1 : Pemahaman Konsep IPA siswa yang mengikuti model pembelajaran SFAE dan
memiliki motivasi belajar tinggi
A1B2 : Pemahaman Konsep IPA siswa yang mengikuti model pembelajaran SFAE dan
memiliki motivasi belajar rendah
A2B1 : Pemahaman Konsep IPA siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional
dan memiliki motivasi belajar tinggi
A2B2 : Pemahaman Konsep IPA siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional
dan memiliki motivasi belajar rendah.
Selanjutnya, dari data yang diperoleh varians yang homogen. Uji normalitas
tersebut Kemudian dilakukan uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik Chi-
dan homogenitas. Syarat agar dapat square terhadap data pemahaman konsep
dilanjutkan ke uji hipotesis adalah data IPA siswa yang mengikuti model
harus berdistribusi normal dan berasal dari pembelajaran SFAE dan model
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
menunjukkan angka tukey sebesar 8,68 interaksi tersebut , penerapan model SFAE
yang ternyata signifikan. sangat sesuai dengan siswa yang memiliki
Hasil tersebut menunjukkan bahwa, motivasi belajar tinggi, sehingga
untuk pemahaman konsep siswa yang pemahaman konsep IPA yang diperoleh
memiliki motivasi belajar rendah yang lebih optimal. Namun demikian bukan
mengikuti model pembelajaran SFAE lebih berarti penerapan model SFAE tidak sesuai
rendah dari pada pemahaman konsep dengan siswa yang memiliki motivasi
siswa yang mengikuti model pembelajaran rendah, tetapi penerapannya memerlukan
konvensional. Siswa yang memiliki motivasi waktu untuk mendapatkan hasil yang
belajar rendah kurang siap untuk terlibat optimal.
langsung dalam proses pembelajaran Hasil penelitian ini sejalan dengan
sehingga mereka cenderung tidak aktif dan pendapat Uno Hamzah (dalam Uno dan
kurang memperhatikan dan mengikuti Nurdin, 2011) model SFAE merupakan
jalannya proses pembelajaran. salah satu model pembelajaran untuk
Dapat disimpulkan bahwa model menciptakan pembelajaran yang aktif, salah
pembelajaran SFAE dapat meningkatkan satunya adalah anak belajar dari pengala-
pemahaman konsep IPA siswa yang mannya, selain anak harus belajar meme-
memiliki motivasi tinggi. Namun untuk siswa cahkan masalah yang dia peroleh dengan
yang memiliki motivasi rendah dalam cara melakukan, menjelajahi lingkungan,
penerapan model SFAE juga dapat menggunakan indera serta peristiwa-
meningkatkan pemahaman konsep siswa. peristiwa langsung dan nyata disekitar
Guru harus dapat meyakinkan siswa untuk mereka. Keterlibatan yang aktif dengan
dapat aktif di dalam proses pembelajaran. objek-objek ataupun gagasan teresbut
Berdasarkan uji hipotesis dapat mendorong aktivitas untuk berpikir,
mengindikasikan adanya interaksi antara menganalisa, menyimpulkan dan menemu-
model pembelajaran dengan motivasi kan pemahaman konsep kemudian mengin-
belajar siswa dalam pengaruhnya terhadap tegrasikan dengan konsep yang sudah
pemahaman konsep IPA, maka pola mereka miliki sebelumnya serta meningkat-
interaksi dapat digambarkan seperti kan pemahaman konsep.
Gambar 1.
SIMPULAN
33 Berdasarkan hasil pengujian dan
32
pembahasan dari data yang diperoleh,
maka dapat disimpulkan bahwa: 1)
31
Nilai rata-rata
DAFTAR RUJUKAN
Djaali, H. 2008. Psikologi Pendidikan Edisi
1 Cetakan Ketiga. Jakarta: Bumi
Aksara.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
2008. Jakarta: Pusat Bahasa,
Departemen Pendidikan Nasional.
Kirna, I, Made. 2013. Penulisan Artikel di
Jurnal Ilmiah. Makalah disajikan
dalam seminar akademik: Melalui
Seminar Akademik Kita Tingkatkan
Kemampuan Mahasiswa PGSD
dalam Menulis Artikel di E-Journal
Undiksha, Singaraja, 12 April
2013.
Koyan, I Wayan. 2007. Statistik Terapan
(Teknik Analisis Data Kualitatif).
Singaraja: Universitas Pendidikan
Ganesha.
Sagala, H.S. 2009. Konsep dan Makna
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Uno, Hamzah B. dan Nurdin Mohamad.
2011. Belajar dengan Pendekatan
PAIKEM. Jakarta: Bumi Aksara.