Professional Documents
Culture Documents
377 1393 1 PB PDF
377 1393 1 PB PDF
ABSTRACT
Analisa Statistik
Tabel 10. Lama Rawatan Rata-Rata
Tabel 9. Distribusi Proporsi Keadaan Penderita
Sewaktu Datang Penderita Meningoensefalitis Rawat
Meningoensefalitis Rawat Inap Berdasarkan Keadaan
Inap Berdasarkan Tempat Sewaktu Datang di Rumah
Tinggal di Rumah Sakit Sakit Santa Elisabeth
Santa Elisabeth Medan Medan Tahun 2007-2011
Tahun 2007-2011 Keadaan Lama Rawatan Rata-
Tem- Keadaan Sewaktu Jumlah Sewaktu Rata (Hari)
pat Datang Datang n mean SD
Ting- Com- In compos Compos 19 7,89 5,206
gal pos mentis mentis
mentis Incompos 101 5,31 4,929
f % f % f % mentis
Kota 7 12,5 49 87,5 56 100,0
Me- Dari seluruh penderita
dan meningoensefalitis terdapat 19 penderita
yang keadaan sewaktu datang compos
Luar 12 18,8 52 81,2 64 100,0
mentis dengan lama rawatan rata-rata 8
Kota hari. Sebanyak 101 penderita
Me- meningoensefalitis yang keadaan sewaktu
dan datang incompos mentis memiliki lama
rawatan rata-rata 5 hari. hasil analisa
Dari tabel dilihat bahwa, proporsi statistik dengan Mann-whitney diperoleh
penderita yang berasal dari Kota Medan, nilai p= 0,021, artinya ada perbedaan
datang dalam keadaan yang sadar 12,5% bermakna lama rawatan rata-rata
sedangkan yang incompos mentis 87,5%. berdasarkan keadaan sewaktu datang.
Pada penderita yang berasal dari luar kota Prognosis bergantung pada gejala atau
Medan datang dalam keadaan sadar sakit sebelum dirawat, penderita yang
18,8% dan yang incompos mentis 81,2%. datang dengan keadaan yang sudah parah
Penderita yang datang dalam keadaan akan memperburuk kondisi penderita.18
tidak sadar lebih sulit untuk diberikan
pengobatan yang cepat daripada penderita Tabel 11. Lama Rawatan Rata-Rata
yang datang dalam keadaan sadar. Infeksi Penderita
memiliki angka mortalitas 15-20% Meningoensefalitis Rawat
dengan pengobatan dan 70-80% tanpa Inap Berdasarkan Keadaan
pengobatan.23 Sewaktu Pulang di Rumah
Dari hasil analisa statistik dengan Sakit Santa Elisabeth
uji chi-square diperoleh p=0,493. Hal ini Medan Tahun 2007-2011
berarti tidak ada perbedaan bermakna Keadaan Lama Rawatan
Sewaktu Rata-Rata (Hari) 7. Proporsi penderita berdasarkan
Pulang n Mean SD keadaan sewaktu pulang yang tertinggi
Pulang 54 8,50 5,251 yaitu pulang sembuh/berobat jalan
Sembuh/berobat 45,0%.
jalan 8. Tidak ada perbedaan bermakna antara
PAPS 16 3,38 3,793 proporsi keadaan sewaktu datang
Meninggal 39 3,00 2,800 berdasarkan tempat tinggal. (p>0,05)
Pindah rumah 11 5,09 5,009 9. Lama rawatan rata – rata pada
sakit penderita yang datang dalam keadaan
Dari seluruh penderita compos mentis secara bermakna lebih
meningoensefalitis terdapat 54 penderita lama dari pada datang dalam keadaan
yang sembuh/berobat jalan dengan lama incompos mentis (p<0,05)
rawatan rata-rata 9 hari. Hasil analisa 10. Lama rawatan rata-rata penderita
statistik menggunakan uji Kruskal Walis meningoensefalitis yang
diperoleh p=0,000 berarti secara statistik sembuh/pulang berobat jalan lebih
ada perbedaan bermakna lama rawatan lama daripada pindah rumah sakit,
rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang atas permintaan sendiri, dan
pulang. Lama rawatan rata-rata penderita pulang meninggal dunia (p=0,000)
meningoensefalitis yang sembuh/berobat
jalan secara bermakna lebih lama daripada Saran
pulang atas permintaan sendiri, pulang 1. Diharapkan kepada pihak rumah sakit
meninggal, dan pindah rumah sakit. agar melengkapi data penderita seperti
pulang berobat jalan.
2. Melihat pada penelitian ini banyak
penderita meningoensefalitis pada usia
KESIMPULAN DAN SARAN balita dan sekolah maka diharapkan
kepada pihak rumah sakit agar
Kesimpulan menyarankan kepada ibu yang
1. Proporsi penderita meningoensefalitis memiliki anak pada usia tersebut untuk
berdasarkan umur dan jenis kelamin melakukan pencegahan sedini mungkin
tertinggi pada kelompok umur 0-5 seperti mengikuti paket imunisasi dasar
tahun 53,4%, proporsi laki-laki 28,4% lengkap dan imunisasi meningitis, serta
dan perempuan 25,0%. segera memeriksakan diri apabila
2. Karakteristik penderita terdapat gejala demam, kejang, sakit
meningoensefalitis berdasarkan kepala, dan letargi (penurunan
sosiodemografi tertinggi pada suku kesadaran), serta perbaikan status gizi,
Batak 77,5%, agama Kristen Protestan dan lingkungan yang bersih.
57,5%, tidak bekerja 56,6%, tempat
tinggal di luar kota Medan 53,3% .
3. Proporsi penderita datang dalam
keadaan somnolen 25,8%. DAFTAR PUSTAKA
4. Proporsi gejala subjektif tertinggi
demam pada usia <5 tahun 96,6% dan
pada usia ≥5 tahun 90,2%. 1. Nelwan, R. H. H, dan Rustadi
5. Proporsi gejala objektif tertinggi Sosrosumiharjo. 1994. Up-Date
adalah letargi 72,5%. Ilmu Penyakit
6. Lama rawatan rata-rata penderita Infeksi. FKUI, Jakarta.
meningoensefalitis yang dirawat inap 2. Warlow, Charles. 2006. The Lancet
adalah 5,72 (6 hari) Handbook of Treatment in
Neurology. Elsevier, USA.
3. Ritarwan, Kiking. 2006. Diagnosis Penderita Meningitis Anak
dan Penatalaksanaan yang Dirawat Inap di RSU
Meningitis Otogenik. Pirngadi Medan Tahun 1999-
Suplemen Majalah Kedokteran 2001. Skripsi FKM USU,
Nusantara. Vol. 39. No. 3, FK- Medan.
USU/RSUP H. Adam Malik 13. Erika, S. 2004. Karakteristik
Medan Medan. Penderita Meningitis Anak
4. WHO (1996). Global Alert and Yang Dirawat Inap di RS
Respons (GAR). Santa Elisabeth Medan
hhtp://www.who.int/csa/dan/19 Tahun 2000-2002. Skripsi
96_09_02a/en/. FKM USU, Medan.
5. CDC. 2002. Morbidity and 14. Sitorus, D. 2005. Karakteristik
Mortality Weekly Report, Penderita Meningitis Rawat
Vol. 51. No. 23. United States. Inap di RS Santa Elisabeth
http://www.cdc.gov/mmwr/PD Medan Tahun 2000-2004.
F/wk/mm5123.pdf. Skripsi FKM USU, Medan.
6. Touch, Souk, dkk. 2009. The 15. Mesranti, M. 2009. Karakteristik
Rationale for Integrated Penderita Meningitis Rawat
Chilhood Inap DI RSUP H. Adam
Meningoencephalitis Malik Medan Tahun 2005-
Surveillance: A Case Study 2008. Skripsi FKM USU,
From Cambodia. Bulletin of Medan.
the World Health Organization. 16. Lydia, Cindi. 2010. Karakteristik
Vol. 87. No. 4:245-324 Penderita Meningitis Rawat
7. Chandra, Subhas Parija. 2011. Inap di Rumah Sakit Umum
Naegleria Infection. Dr. Pirngadi Medan Tahun
http://emedicine.medscape.com 2006-2009. Skripsi FKM USU
/article/223910-clinical Medan.
17. Mardjono, M. dan Priguna Sidharta.
8. EHA/AFRO team. 2009. Weekly 2009. Neurologi Klinis Dasar.
Emergency Situation Update. Vol. Dian Rakyat, Jakarta.
2. No. 29 18. Harsono. 1999. Buku Ajar Neurologi
9. WHO. 2011 . Tickborne . Klinis. Gadjah Mada
Encephalitis . University Press, Yogyakarta.
http://www.who.int/biological/v 19. Harsono. 2005. Kapita Selekta
accine/tick_borne_encephalitis/ Neurologi. Gadjah Mada
en/ University Press, Yogyakarta.
10. Balitbangkes Departemen Kesehatan 20. Tidy, Colin, 2012. Encephalitis and
RI. 2008. Riskesdas 2007. Meningoencephalitis.
http://www.k4health.org/system http://www.patient.co.uk/doctor
/files/laporanNasional%20Risk /EncephalitisandMeningoencep
esdas%202007.pdf halitis.htm
11. Febriani, N. 2010. Pola Penyakit 21. Muttagin. 2008. Asuhan
Saraf Pada Penderita Keperawatan Klien dengan
HIV/AIDS di RSUP. Dr. Gangguan Sistem Persarafan.
Kariadi Semarang. Fakultas Salemba Medika, Jakarta.
Kedokteran Universitas 22. Beaglehole,R.,dkk. 1997. Dasar-
Diponegoro, Semarang. Dasar Epidemiologi. Gadjah
12. Magdalena, Dameria. 2002. Mada University Press,
Distribusi Frekuensi Yogyakarta.
23. Setijowati, Herning, Satiti Retno
Pudijati. Herpes Simpleks
Encephalitis. Berkala Ilmu
Kedokteran. Vol 40. No.1. FK
Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.