Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGOENSEFALITIS RAWAT INAP DI

RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2007-2011

Ristari Malau1, Sori Muda Sarumpaet2, Jemadi2


1
Mahasiswi Peminatan Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
2
Staf Pengajar Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Meningoencephalitis is one of infection disease still become a problem in developing


country. The number of patients with meningoencephalitis were hospitalized in Santa
Elisabeth Medan in 2007-2011 was 120 patients.
The purpose of this descriptive study with case series design is to analyse the
characteristic of the patient with meningoencephalitis were hospitalized in Santa Elisabeth
Medan in 2007-2011. The population for this study was 120 patients. Data analysed by using
Chi-square, Mann-whitney, Kruskal Wallis.
The highest proportion of patient with meningoencephalitis in the age group 0-5 years
old 53,4%, male 28,4% and female 25,0%; ethnic Batak 77,5%, Christian 57,5%; doesn’t
work 56,6%; from out of Medan 53,3%; somnolen 25,8%; fever of age <5 years 96,6%; fever
of age ≥5 years 90,2%; letarghy 72,5%; the average length of treatment was 5,72 days; The
result of Chi-Square, there were no significant differences between the arrival condition by
their home (p=0,493); the average length of treatment significance was more length in
compos mentis arrival condition compared with incompos mentis arrival condition
(p=0,021), the average length of treatment significance was more length for home
healthy/home treatment than back home by own request, death patient, and leave of hospital
(p=0,000)
It is suggested that the management of Santa Elisabeth Hospital Medan to complete
the filling out patient’s status card by including home treatment, and to mother who has child
0-<5 years old suggested to give an imunnization to their child, and immediately checked out
when have the symptons of fever, convulsions and letarghy.

Key words: Meningoencephalitis, the characteristics of patients

PENDAHULUAN Menurut WHO (1996) bahwa di


Upaya kesehatan terus klinik Bucharest, Rumania telah terjadi
dikembangkan dan sarana diagnostik dan peningkatan kasus meningoensefalitis
terapi terus mengalami kemajuan, namun sejak bulan Agustus tahun 1996 dan
angka kejadian infeksi masih terus terdapat 281 kasus virus meningitis yang
merupakan tantangan bidang kesehatan.1 terjadi dari 1 Agustus sampai 2
Sekitar 25% dari semua jumlah kematian September, dengan usia rata-rata pasien
di seluruh dunia disebabkan oleh penyakit adalah 47 tahun dan 53% dari pasien
menular.2 Di negara sedang berkembang dengan usia di atas 50 tahun.4 Di
maupun di negara maju, penyakit infeksi Amerika Serikat tahun 2001 terdapat 66
masih merupakan masalah medis yang kasus dengan penyebab Virus West Nile
sangat penting oleh karena angka (64 orang di antaranya dengan infeksi
kematiannya masih cukup tinggi, di antara meningoensefalitis sedangkan 2 orang
penyakit infeksi yang amat berbahaya dengan gejala demam West Nile yang
adalah infeksi Susunan Saraf Pusat (SSP) ringan). Di antara 64 orang dengan
seperti meningoensefalitis.3 penyebab West Nile Virus tersebut
dengan usia rata-rata 68 tahun dengan sebanyak 1 kasus (1,50%). Faktor yang
interval umur 9-90 tahun. Di New York pertama adalah infeksi dari HIV sendiri
terdapat 13 kasus meningoensefalitis yang menyerang sistem kekebalan tubuh
dengan penyebab West Nile Virus, 12 juga berdampak pada sistem saraf dan
kasus di New Jersey dan 12 kasus di dapat mengakibatkan kelainan pada saraf,
Florida.5 Hasil surveilens tahun 2006 selain itu, faktor dari infeksi oportunistik
dari 6 sentinel laboratorium di yang
Cambodia, terdapat 47 dari 275 (17,1%) terdiri dari berbagai macam kuman, virus,
kasus meningoensefalitis dengan jamur, dan parasit.11 Pada tahun 1999-
penyebab adalah Ensefalitis Jepang.6 2001 dari hasil penelitian Dameria (2002)
Centers for Diaseases Control and di Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan
Prevention (CDC) melaporkan bahwa ditemukan 104 kasus meningitis pada
pada tahun 1998-2007 di Amerika Serikat anak dan 27 kasus (CFR=26%)
dilaporkan 33 kasus Primary Amebic mengalami kematian.12
Meningoencephalitis (PAM) dan Penelitian yang dilakukan oleh
merupakan penyebab kematian pada 23 Erika, S. di Rumah Sakit Santa Elisabeth
orang pada tahun 1995-2004 dan 6 orang Medan pada tahun 2000-2002 terdapat
di tahun 2007.7 Di Mozambique pada 116 kasus meningitis pada anak dan 26
tanggal 13 Juli tahun 2009 terdapat 103 kasus mengalami kematian
kasus meningoensefalitis dan 14 (CFR=22,4%). Penderita paling banyak
kematian (CFR=13,6%).8 WHO (2011) yaitu usia <6 tahun 73 orang (62,9%).13
melaporkan bahwa Case Fatality Rate Penelitian yang dilakukan oleh Delima
(CFR) dari meningoensefalitis di Asia Sitorus di Rumah Sakit Santa Elisabeth
yang disebabkan oleh Togavirus adalah Medan Tahun 2000-2004 tercatat 130
sekitar 20%. 9 kasus meningitis dan 37 mengalami
Di Indonesia, kematian (CFR=28.46%); jumlah
Meningitis/Ensefalitis merupakan penderita meningitis purulenta 32 kasus
penyebab kematian pada semua umur (24,6%), sedangkan penderita meningitis
dengan urutan ke 17 (0,8%) setelah serosa 98 kasus (75,4%), dan penderita
malaria. Meningitis/Ensefalitis merupakan yang paling banyak yaitu usia 0- <6 tahun
penyakit menular pada semua umur sebanyak 58 kasus (44,6%).14 Penelitian
dengan proporsi 3,2%. Sedangkan yang dilakukan oleh Mesranti, M., di
proporsi Meningitis/Ensefalitis RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun
merupakan penyebab kematian bayi 2005-2008 terdapat 148 kasus meningitis
pada umur 29 hari-11 bulan dengan dan 71 kasus mengalami kematian
urutan ketiga yaitu (9,3%) setelah diare (CFR=48%); jumlah penderita meningitis
(31,4%) dan pneumoni (23,8%). Proporsi purulenta 63 kasus (42,6%), sedangkan
Meningitis/Ensefalitis penyebab penderita meningitis serosa 85 kasus
kematian pada umur 1-4 tahun yaitu (57,4%), dan penderita paling banyak
(8,8%) dan merupakan urutan ke-4 setelah yaitu usia 0-<5 tahun sebanyak 56 kasus
Necroticans Entero Colitis (NEC) yaitu (37,8%).15 Menurut penelitian Lidia,
(10,7%).10 Cindy di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun
Berdasarkan penelitian Febriani, 2006-2009 terdapat 119 kasus meningitis
N., di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada dengan 60 kasus mengalami kematian
tahun 2005-2010 pada penderita HIV (CFR=50,4%) dan proporsi penderita
dengan jenis penyakit saraf yang diderita yang meninggal dunia lebih tinggi pada
yaitu Ensefalitis CMV sebanyak 6 kasus meningitis serosa yaitu 38 kasus
(9%), Meningitis TB sebanyak 5 kasus (63,3%).16
(7,50%), Meningoensefalitis sebanyak 2 Berdasarkan data pada survei
kasus (2,90%), Meningitis kriptokokal pendahuluan di Rumah Sakit Santa
Elisabet Medan, pada tahun 2007-2011 Sampel adalah semua data penderita
terdapat 120 kasus meningoensefalitis. Meningoensefalitis yang dirawat inap di
Berdasarkan uraian latar Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
belakang, maka perlu dilakukan penelitian pada tahun 2007-2011. Besar sampel
tentang Karakteristik Penderita adalah jumlah seluruh populasi.
Meningoensefalitis Rawat Inap di Rumah Data yang dikumpulkan adalah
Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun data sekunder dari bagian rekam medik
2007-2011. Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Perumusan Masalah dalam tahun 2007-2011. Selanjutnya dilakukan
penelitian ini yaitu belum diketahui pencatatan dan tabulasi dari kartu status
karakteristik penderita semua penderita meningoensefalitis yang
meningoensefalitis yang dirawat inap di dirawat inap pada tahun tersebut sesuai
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dengan variabel yang diteliti.
tahun 2007-2011. Data yang dikumpulkan diolah
Tujuan penelitian ini yaitu untuk dengan komputer dan dianalisa secara
mengetahui karakteristik penderita statistik deskriptif dengan bantuan
meningoensefalitis yang dirawat inap di program SPSS (Statistical Product and
Rumah Sakit Santa Elisabeth tahun 2007- Service Solution) menggunakan uji Chi-
2011. Square, Mann Whitney, dan Kruskal-
Penelitian ini bermanfaat sebagai Wallis. Kemudian disajikan dalam bentuk
informasi dan masukan bagi pihak tabel distribusi frekuensi dan proporsi,
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan diagram pie dan diagram bar.
tentang karakteristik penderita
meningoensefalitis, sebagai sarana untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
menambah wawasan penulis mengenai Analisa Deskriptif
meningoensefalitis dan penerapan ilmu
yang diperoleh selama perkuliahan di Tabel 1. Distribusi Proporsi
FKM USU Medan, sebagai referensi Penderita
bagi peneliti lain yang ingin meneliti Meningoensefalitis Rawat
tentang penyakit meningoensefalitis. Inap Berdasarkan Umur
dan Jenis Kelamin di
Metode Rumah Sakit Santa
Penelitian ini merupakan Elisabeth Medan Tahun
penelitian deskriptif dengan menggunakan 2007-2011
desain case series.Penelitian ini dilakukan Umur Jenis Kelamin Jumlah
di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. (Tahun) Laki-laki Perempuan
Pemilihan lokasi penelitian ini atas dasar f % f % f %
pertimbangan bahwa belum pernah 0-5 34 28,4 30 25,0 64 53,4
dilakukan penelitian mengenai
karakteristik penderita 6 - 15 16 13,3 12 10,0 28 23,3
meningoensefalitis rawat inap pada tahun
2007-2011, adanya kasus >15 15 12,5 13 10,8 28 23,3
meningoensefalitis serta tersedianya data- 65 12
Jum- 54,2 55 45,8 100
data yang dibutuhkan. Penelitian ini
lah 0
dilakukan mulai bulan Desember 2011 -
Juli 2012. Populasi dalam penelitian ini Berdasarkan tabel 1. dapat dilihat
adalah semua data penderita bahwa proporsi penderita
meningoensefalitis yang dirawat inap di meningoensefalitis lebih tinggi pada
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada kelompok umur 0-5 tahun dengan jenis
tahun 2007-2011 yaitu 120 kasus. kelamin laki-laki 28,4% dan perempuan
25,0%. Meningoensefalitis dapat terjadi Pegawai Swasta 11 9,2
pada semua kelompok umur tetapi sering Wiraswasta
terjadi pada usia <5 tahun. Hal ini karena (Petani,Nelayan,
daya tahan tubuh yang rendah sehingga Pedagang, Supir)
rentan terhadap pengaruh lingkungan dan Jumlah 120 100,0
penyakit infeksi.17,18 Insiden 5. Tempat Tinggal
meningoensefalitis lebih banyak ditemui Kota Medan 56 46,7
pada laki-laki yaitu sekitar 3-5 kali lebih Luar Kota Medan 64 53,3
banyak dari pada perempuan.19 Jumlah 120 100,0

Tabel 2. Distribusi Proporsi Dari tabel dapat dilihat bahwa,


Penderita suku tertinggi yaitu Batak 77,5%, proporsi
Meningoensefalitis Rawat pada suku lain-lain 2,5% diantaranya
Inap Berdasarkan suku India, Nias, dan Chinese. Tingginya
Sosiodemografi di Rumah proporsi penderita meningoensefalitis
Sakit Santa Elisabeth yaitu pada suku Batak menunjukkan
Medan Tahun 2007-2011 penderita meningoensefalitis yang datang
berobat dan dirawat di Rumah Sakit Santa
No. Sosiodemografi f % Elisabeth Medan kebanyakan suku Batak
1. Suku 77,5%. proporsi agama tertinggi adalah
Batak agama Kristen Protestan 57,5% dan
Jawa 93 77,5
terendah agama Budha 0,8%. Hal ini
Melayu hanya menunjukkan penderita
19 15,8
Minang meningoensefalitis yang datang berobat
Aceh 2 1,7 dan dirawat di Rumah Sakit Santa
Dll (India, Nias, Elisabeth Medan kebanyakan beragama
dan Chinese) 1 0,8
Kristen Protestan 57,5%. berdasarkan
2 1,7 pekerjaan, yang tertinggi adalah tidak
bekerja 56,6% dan terendah yaitu
3 2,5 PNS/TNI/POLRI 1,7%. Hal ini
disebabkan tingginya proporsi penderita
Jumlah 120 100,0 pada usia bayi dan balita karena pada
2. Agama kelompok tersebut penderita tidak bekerja
Islam dan ibu rumah tangga ada 6 orang yang
Kristen Protestan 35 29,2
dimasukkan dalam kategori ini.
Kristen Katolik berdasarkan tempat tinggal tertinggi
69 57,5
Hindu adalah di luar kota Medan 53,3%
Budha 13 10,8 sedangkan yang berasal dari kota Medan
46,7%. Hal ini menunjukkan masyarakat
2 1,7 memanfaatkan Rumah Sakit Santa
1 0,8 Elisabeth yang mempunyai fasilitas
lengkap untuk menegakkan diagnosa
Jumlah 120 100,0 penyakit sehingga penderita yang berasal
dari luar Kota Medan banyak yang
3. Pekerjaan berobat ke Rumah Sakit Santa Elisabeth
Tidak bekerja 68 56,6 Medan dan beberapa pasien dirujuk dari
Pelajar/Mahasiswa 34 28,3 rumah sakit di daerah asalnya.
Pegawai Negeri 2 1,7
Sipil
(PNS)/TNI/Polri 5 4,2
Muntah 38 64.4
Batuk 32 54,2
Gangguan Pernafasan 29 49.2
Mual 0 0,0
Sakit Kepala 0 0,0
Dapat dilihat bahwa proporsi
gejala subjektif pada kelompok umur <5
tahun yaitu demam 96,6%, kejang 91,5%,
nafsu makan berkurang 81,4%, muntah
Tabel 3. Distribusi Proporsi Penderita 64,4%, batuk 54,2%, dan gangguan
Meningoensefalitis Rawat pernafasan 49,2%.
Inap Berdasarkan Keadaan
Sewaktu Datang di Rumah Tabel 5. Distribusi Proporsi Penderita
Sakit Santa Elisabeth Medan Meningoensefalitis
Tahun 2007-2011 Berdasarkan Gejala Subjektif
Pada Umur ≥5 Tahun di
No. Keadaan f % Rumah Sakit Santa Elisabeth
Sewaktu Medan Tahun 2007-2011
Datang Gejala Subjektif (n=61) f %
1. Compos mentis 19 15,8 Demam 55 90,2
2. Apatis 17 14,2 Kejang 49 80,3
3. Delirium 5 4,2 Nafsu makan berkurang 47 77,0
4. Somnolen 31 25,8 Muntah 46 75,4
5. Sopor 23 19,2 Batuk 44 72,1
Coma 25 20,8 Gangguan pernafasan 44 72,1
6.
Mual 36 59,0
Jumlah 120 100,0
Sakit Kepala 31 50,8
Dari tabel dapat dilihat bahwa,
Proporsi gejala subjektif pada
proporsi penderita yang datang berobat
kelompok umur ≥5 tahun demam 90,2%,
lebih banyak datang dalam keadaan
nyeri kepala 80,3%, nafsu makan
somnolen 25,8%, coma 20,8% dan yang
berkurang 77,0%, muntah 75,4%, kejang
sadar 15,8%. Penderita banyak datang
72,1%, mual 72,1% dan batuk 59,0%
berobat dalam keadaan tidak sadar
gangguan pernafasan 50,8%. Sensitivitas
menunjukkan penderita mencari
gejala subjektif tertinggi yaitu demam
pengobatan sudah dalam keadaan parah,
90,2% yang berarti dari 100 penderita
dapat disebabkan gejala
meningoensefalitis yang berumur ≥5
meningoensefalitis tidak spesifik tetapi
tahun terdapat 90 orang mengalami
mirip dengan sakit flu biasa sehingga
demam.
terlambat didiagnosa dan terlambat
Meningoensefalitis biasanya
mendapat pengobatan yang tepat
ditandai dengan gejala panas tinggi, mual,
muntah, gangguan pernafasan, kejang,
Tabel 4. Distribusi Proporsi Penderita
nafsu makan berkurang, minum sangat
Meningoensefalitis
berkurang, konstipasi, diare, nyeri kepala,
Berdasarkan Gejala Subjektif
kekakuan leher, perubahan kesadaran.20
Pada Umur <5 Tahun di
Rumah Sakit Santa Elisabeth
Tabel 6. Distribusi Proporsi Penderita
Medan Tahun 2007-2011
Meningoensefalitis
Gejala Subjektif (n=59) f %
Demam 57 96,6 Berdasarkan Gejala Objektif
Kejang 54 91,5 di Rumah Sakit Santa
Nafsu Makan Berkurang 48 81,4
Elisabeth Medan Tahun Berobat Jalan
2007-2011 Pulang Atas 16 13,3
Gejala Objektif (n=120) f % Permintaan
Letargi 87 72,5 Sendiri
Tonus otot lemah dan 82 68,3 Pulang Meninggal 39 32,5
kaku
Dunia
Kaku kuduk 62 51,7
Sianosis 17 Pindah Rumah 11 9,2
14,2
Sakit
Dehidrasi 12 10,0
Jumlah 120 100,0
Dapat dilihat bahwa sensitivitas
Dari tabel dilihat bahwa, penderita
gejala objektif pada penderita
meningoensefalitis lebih banyak yang
meningoensefalitis yang tertinggi yaitu
pulang sembuh/berobat jalan dengan
letargi 72,5% yang berarti dari 100 orang
proporsi 45,0% dan yang paling rendah
penderita meningoensefalitis terdapat 73
yaitu pindah rumah sakit 9,2%. Penderita
orang yang mengalami letargi. Pada
yang sembuh/berobat jalan berarti kondisi
keadaan lanjut tingkat kesadaran klien
kesehatannya sudah membaik dan akan
biasanya berkisar pada tingkat letargi,
melanjutkan pengobatan setelah keluar
stupor, dan semikomatosa.21
dari rumah sakit untuk pemulihan kondisi
penderita, Penderita yang meninggal
Tabel 7. Lama Rawatan Rata-rata
menunjukkan penderita atau keluarga
Penderita Meningoensefalitis
mencari pertolongan pengobatan sudah
Rawat Inap di Rumah Sakit
dalam keadaan parah karena gejalanya
Santa Elisabeth Medan
seperti flu biasa sehingga terlambat
Tahun 2007-2011
didiagnosa dan mendapat pengobatan
Lama Rawatan Rata-rata yang cepat dan tepat. Penderita yang
Mean 5,72 pulang atas permintaan sendiri,
SD 5,041 menghentikan pengobatan di rumah sakit
95% Confidence 4,81 – 6,63 dapat disebabkan karena alasan tidak puas
Interval dengan pelayanan rumah sakit, mau
Minimum 1 berobat kampung, dan sudah menganggap
Maximum 26 bahwa pelayanan apapun tidak akan dapat
Dari tabel dilihat bahwa, lama menolong dan menyembuhkan penderita.
rawatan rata-rata penderita Prognosis meningoensefalitis bergantung
meningoensefalitis yang rawat inap di pada kecepatan dan ketepatan
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pertolongan, lamanya gejala atau sakit
adalah 5,72 hari (6 hari), SD (Standar sebelum dirawat.22,18
Deviasi) 5,041 hari dengan lama rawatan
minimum 1 hari dan maksimum adalah 26
hari.

Tabel 8. Distribusi Proporsi Penderita


Meningoensefalitis Rawat
Inap Berdasarkan Keadaan
Sewaktu Pulang di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2007-2011
Keadaan f %
Sewaktu Pulang
Pulang 54 45,0
Sembuh/Pulang
antara proporsi keadaan sewaktu datang
berdasarkan tempat tinggal.

Analisa Statistik
Tabel 10. Lama Rawatan Rata-Rata
Tabel 9. Distribusi Proporsi Keadaan Penderita
Sewaktu Datang Penderita Meningoensefalitis Rawat
Meningoensefalitis Rawat Inap Berdasarkan Keadaan
Inap Berdasarkan Tempat Sewaktu Datang di Rumah
Tinggal di Rumah Sakit Sakit Santa Elisabeth
Santa Elisabeth Medan Medan Tahun 2007-2011
Tahun 2007-2011 Keadaan Lama Rawatan Rata-
Tem- Keadaan Sewaktu Jumlah Sewaktu Rata (Hari)
pat Datang Datang n mean SD
Ting- Com- In compos Compos 19 7,89 5,206
gal pos mentis mentis
mentis Incompos 101 5,31 4,929
f % f % f % mentis
Kota 7 12,5 49 87,5 56 100,0
Me- Dari seluruh penderita
dan meningoensefalitis terdapat 19 penderita
yang keadaan sewaktu datang compos
Luar 12 18,8 52 81,2 64 100,0
mentis dengan lama rawatan rata-rata 8
Kota hari. Sebanyak 101 penderita
Me- meningoensefalitis yang keadaan sewaktu
dan datang incompos mentis memiliki lama
rawatan rata-rata 5 hari. hasil analisa
Dari tabel dilihat bahwa, proporsi statistik dengan Mann-whitney diperoleh
penderita yang berasal dari Kota Medan, nilai p= 0,021, artinya ada perbedaan
datang dalam keadaan yang sadar 12,5% bermakna lama rawatan rata-rata
sedangkan yang incompos mentis 87,5%. berdasarkan keadaan sewaktu datang.
Pada penderita yang berasal dari luar kota Prognosis bergantung pada gejala atau
Medan datang dalam keadaan sadar sakit sebelum dirawat, penderita yang
18,8% dan yang incompos mentis 81,2%. datang dengan keadaan yang sudah parah
Penderita yang datang dalam keadaan akan memperburuk kondisi penderita.18
tidak sadar lebih sulit untuk diberikan
pengobatan yang cepat daripada penderita Tabel 11. Lama Rawatan Rata-Rata
yang datang dalam keadaan sadar. Infeksi Penderita
memiliki angka mortalitas 15-20% Meningoensefalitis Rawat
dengan pengobatan dan 70-80% tanpa Inap Berdasarkan Keadaan
pengobatan.23 Sewaktu Pulang di Rumah
Dari hasil analisa statistik dengan Sakit Santa Elisabeth
uji chi-square diperoleh p=0,493. Hal ini Medan Tahun 2007-2011
berarti tidak ada perbedaan bermakna Keadaan Lama Rawatan
Sewaktu Rata-Rata (Hari) 7. Proporsi penderita berdasarkan
Pulang n Mean SD keadaan sewaktu pulang yang tertinggi
Pulang 54 8,50 5,251 yaitu pulang sembuh/berobat jalan
Sembuh/berobat 45,0%.
jalan 8. Tidak ada perbedaan bermakna antara
PAPS 16 3,38 3,793 proporsi keadaan sewaktu datang
Meninggal 39 3,00 2,800 berdasarkan tempat tinggal. (p>0,05)
Pindah rumah 11 5,09 5,009 9. Lama rawatan rata – rata pada
sakit penderita yang datang dalam keadaan
Dari seluruh penderita compos mentis secara bermakna lebih
meningoensefalitis terdapat 54 penderita lama dari pada datang dalam keadaan
yang sembuh/berobat jalan dengan lama incompos mentis (p<0,05)
rawatan rata-rata 9 hari. Hasil analisa 10. Lama rawatan rata-rata penderita
statistik menggunakan uji Kruskal Walis meningoensefalitis yang
diperoleh p=0,000 berarti secara statistik sembuh/pulang berobat jalan lebih
ada perbedaan bermakna lama rawatan lama daripada pindah rumah sakit,
rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang atas permintaan sendiri, dan
pulang. Lama rawatan rata-rata penderita pulang meninggal dunia (p=0,000)
meningoensefalitis yang sembuh/berobat
jalan secara bermakna lebih lama daripada Saran
pulang atas permintaan sendiri, pulang 1. Diharapkan kepada pihak rumah sakit
meninggal, dan pindah rumah sakit. agar melengkapi data penderita seperti
pulang berobat jalan.
2. Melihat pada penelitian ini banyak
penderita meningoensefalitis pada usia
KESIMPULAN DAN SARAN balita dan sekolah maka diharapkan
kepada pihak rumah sakit agar
Kesimpulan menyarankan kepada ibu yang
1. Proporsi penderita meningoensefalitis memiliki anak pada usia tersebut untuk
berdasarkan umur dan jenis kelamin melakukan pencegahan sedini mungkin
tertinggi pada kelompok umur 0-5 seperti mengikuti paket imunisasi dasar
tahun 53,4%, proporsi laki-laki 28,4% lengkap dan imunisasi meningitis, serta
dan perempuan 25,0%. segera memeriksakan diri apabila
2. Karakteristik penderita terdapat gejala demam, kejang, sakit
meningoensefalitis berdasarkan kepala, dan letargi (penurunan
sosiodemografi tertinggi pada suku kesadaran), serta perbaikan status gizi,
Batak 77,5%, agama Kristen Protestan dan lingkungan yang bersih.
57,5%, tidak bekerja 56,6%, tempat
tinggal di luar kota Medan 53,3% .
3. Proporsi penderita datang dalam
keadaan somnolen 25,8%. DAFTAR PUSTAKA
4. Proporsi gejala subjektif tertinggi
demam pada usia <5 tahun 96,6% dan
pada usia ≥5 tahun 90,2%. 1. Nelwan, R. H. H, dan Rustadi
5. Proporsi gejala objektif tertinggi Sosrosumiharjo. 1994. Up-Date
adalah letargi 72,5%. Ilmu Penyakit
6. Lama rawatan rata-rata penderita Infeksi. FKUI, Jakarta.
meningoensefalitis yang dirawat inap 2. Warlow, Charles. 2006. The Lancet
adalah 5,72 (6 hari) Handbook of Treatment in
Neurology. Elsevier, USA.
3. Ritarwan, Kiking. 2006. Diagnosis Penderita Meningitis Anak
dan Penatalaksanaan yang Dirawat Inap di RSU
Meningitis Otogenik. Pirngadi Medan Tahun 1999-
Suplemen Majalah Kedokteran 2001. Skripsi FKM USU,
Nusantara. Vol. 39. No. 3, FK- Medan.
USU/RSUP H. Adam Malik 13. Erika, S. 2004. Karakteristik
Medan Medan. Penderita Meningitis Anak
4. WHO (1996). Global Alert and Yang Dirawat Inap di RS
Respons (GAR). Santa Elisabeth Medan
hhtp://www.who.int/csa/dan/19 Tahun 2000-2002. Skripsi
96_09_02a/en/. FKM USU, Medan.
5. CDC. 2002. Morbidity and 14. Sitorus, D. 2005. Karakteristik
Mortality Weekly Report, Penderita Meningitis Rawat
Vol. 51. No. 23. United States. Inap di RS Santa Elisabeth
http://www.cdc.gov/mmwr/PD Medan Tahun 2000-2004.
F/wk/mm5123.pdf. Skripsi FKM USU, Medan.
6. Touch, Souk, dkk. 2009. The 15. Mesranti, M. 2009. Karakteristik
Rationale for Integrated Penderita Meningitis Rawat
Chilhood Inap DI RSUP H. Adam
Meningoencephalitis Malik Medan Tahun 2005-
Surveillance: A Case Study 2008. Skripsi FKM USU,
From Cambodia. Bulletin of Medan.
the World Health Organization. 16. Lydia, Cindi. 2010. Karakteristik
Vol. 87. No. 4:245-324 Penderita Meningitis Rawat
7. Chandra, Subhas Parija. 2011. Inap di Rumah Sakit Umum
Naegleria Infection. Dr. Pirngadi Medan Tahun
http://emedicine.medscape.com 2006-2009. Skripsi FKM USU
/article/223910-clinical Medan.
17. Mardjono, M. dan Priguna Sidharta.
8. EHA/AFRO team. 2009. Weekly 2009. Neurologi Klinis Dasar.
Emergency Situation Update. Vol. Dian Rakyat, Jakarta.
2. No. 29 18. Harsono. 1999. Buku Ajar Neurologi
9. WHO. 2011 . Tickborne . Klinis. Gadjah Mada
Encephalitis . University Press, Yogyakarta.
http://www.who.int/biological/v 19. Harsono. 2005. Kapita Selekta
accine/tick_borne_encephalitis/ Neurologi. Gadjah Mada
en/ University Press, Yogyakarta.
10. Balitbangkes Departemen Kesehatan 20. Tidy, Colin, 2012. Encephalitis and
RI. 2008. Riskesdas 2007. Meningoencephalitis.
http://www.k4health.org/system http://www.patient.co.uk/doctor
/files/laporanNasional%20Risk /EncephalitisandMeningoencep
esdas%202007.pdf halitis.htm
11. Febriani, N. 2010. Pola Penyakit 21. Muttagin. 2008. Asuhan
Saraf Pada Penderita Keperawatan Klien dengan
HIV/AIDS di RSUP. Dr. Gangguan Sistem Persarafan.
Kariadi Semarang. Fakultas Salemba Medika, Jakarta.
Kedokteran Universitas 22. Beaglehole,R.,dkk. 1997. Dasar-
Diponegoro, Semarang. Dasar Epidemiologi. Gadjah
12. Magdalena, Dameria. 2002. Mada University Press,
Distribusi Frekuensi Yogyakarta.
23. Setijowati, Herning, Satiti Retno
Pudijati. Herpes Simpleks
Encephalitis. Berkala Ilmu
Kedokteran. Vol 40. No.1. FK
Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.

You might also like