Professional Documents
Culture Documents
Bayu Prasetyo FSH
Bayu Prasetyo FSH
Skripsi
(S.E.Sy)
Oleh:
Bayu Prasetyo
NIM : 1111046100046
JAKARTA
2014/1435 H
ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah
(S.E.Sy)
Oleh:
BAYU PRASETYO
NIM : 1111046100046
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis khususnya dan seluruh umat
manusia pada umumnya. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan manusia dari jalan kegelapan ke jalan
terang benderang.
satu syarat untuk menyelesaikan studi strata 1 (S-1) dan memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
mempersembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang penulis sayangi dan semua
pihak yang terkait yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
skripsi ini adalah atas berkat bimbingan, dukungan, dan saran-saran dari berbagai
pihak. Tanpa partisipasi mereka, upaya penulis dalam menyelesaikan studi di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta terutama dalam menyelesaikan skripsi ini tentu akan
terasa lebih sulit terwujud. Oleh karena itu tidak berlebihan jika dalam kesempatan ini
iii
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA Selaku Dekan Fakaultas Syariah dan
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A, selaku ketua program studi Muamalat dan Bapak H.
Abdurrauf, Lc, MA, selaku sekretaris program studi Muamalat Fakultas Syariah
3. Bapak Muhammad Maksum, M.A selaku dosen pembimbing saya yang tiada
4. Ayah Ibu tercinta Suparno dan Partiyah yang tidak henti-hentinya memberikan
doa, dan dukungan agar terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih untuk
kesabaran, nasehat dan curahan kasih sayang yang selalu diberikan kepada
penulis.
akhirnya menyelesaikan skripsi ini, terimakasi untuk Uchill, Ijal, dan Nyai Nimas
mengisi hari-hari penulis selama masa kuliah. Semoga persahabatan kita terus
6. PMII selaku organisasi ekstra kampus yang telah banyak menempa diri saya
7. Assy Shella, yang selalu memberikan support dan doanya, yang selalu bisa
menemani baik dalam keadaan senang atau dalam keadaan terpuruk, yang selalu
memberikan semangat dalam setiap tawanya, dan tidak pernah menyerah dalam
iv
8. Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah kelas C angkatan 2011, terutama
yang sering sharing menegenai skripsi yaitu Dody Frans, Tatang, Hilman dan
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
E. Metode Penelitian........................................................................................... 13
A. Kedudukan Fatwa........................................................................................... 19
vi
C. Model Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Bank Syariah ........................ 30
b. Litigasi ............................................................................................... 40
A. Kesimpulan .................................................................................................... 90
B. Saran ..................................................................................................... …… 92
LAMPIRAN ……………………………………………………………………… 96
vii
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
1.1 Data Pembiayaan Musyarakah Bermasalah Bank Muamalat
Mutanaqisah 64
viii
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Halaman
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
khas dengan dasar-dasar nilai Ilahiah. Akibatnya, masalah ekonomi dalam islam
diterapkannya sistem bunga, menjadikan kita dapat berpikir bahwa sistem bunga
yang masih berlaku saat ini harus diganti dengan sistem lain yang dapat
memberikan manfaat yang lebih baik serta mempunyai kontribusi positif guna
1
Ascarya, Akad Dan Produk Bank Syariah, (Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2011) cet ke-3
hlm 7
1
2
2
pada prinsip-prinsip islam. Sistem keuangan dan perbankan Islam merupakan
bagian dari konsep yang lebih luas tentang ekonomi Islam, dimana tujuannya
sebagaimana dianjurkan oleh para ulama, adalah memberlakukan sistem nilai dan
(riba). Prinsip muamalah yang diperkenalkan itu berupa prinsip Bagi Hasil lahir
sebagai pengganti prinsip bunga sekaligus sebagai salah satu solusi alternative
untuk menjawab persoalan pertentangan antara bunga bank dengan riba. Dengan
lembaga keuangan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan yang tidak hanya
sebatas finansial namun juga tuntutan moralitasnya serta ingin melepaskan diri
2
M. Stafi‟I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002)
cet ke-1 hlm 11
3
Zainal Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006) hlm
12
4
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPB, 2005) hlm 2
3
beberapa ketentuan umum (pasal 1) yang baru yang menarik untuk dicermati dan
pelaksanaannya memang sudah cukup berkembang hal ini dapat dilihat dari
bertambahnya jumlah bank syariah yang hanya ada 1 unit pada periode 1992-
1998 menjadi 20 unit pada tahun 2005, hal ini mungkin disebabkan banyaknya
muslim yang ada di Indonesia yang tertarik pada sistem perbankan yang
dilakukan secara syariah ini. Namun disatu sisi karena kemayoritasan kaum
muslim ini lah maka harus dilakukan perkembangan lebih jauh untuk memenuhi
kebutuhan yang begitu banyak meskipun banyak juga dari kalangan non muslim
menggunakan sistem Bank Syariah ini karena lebih menguntungkan dengan tidak
adanya sistem jerat riba. Salah satunya ialah dalam kepemilikan pembiayaan
kredit jangka pendek atau panjang yang diberikan kepada debitor untuk
rumah tangga yang pelunasannya dari penghasilan bulanan nasabah debitor yang
bersangkutan.6 KPR dalam hal ini menjadi perwujudan dari peranan bank sebagai
intermediary, dan peranan sebagai intermediary ini tidak hanya ada pada bank
5
A.Riawan Amin, Menata Perbankan Syariah di Indonesia (Jakarta: UIN Press, 2009) hlm
98
6
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia (Jakarta: Kencana, 2011), hlm.61
4
dana dari masyarkat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.
bunga (interest free), tetapi berdasarkan prinsip syariah, yaitu prinsip pembiayaan
keuntungan dan kerugian (profit and loss sharing principle atau PLS
kepemilikan aset (barang) atau modal salah satu pihak (syarik) berkurang
Mutanaqisah menekankan pada penggunaan akad jual beli dengan syirkah dan
pengurangan salah satu bagian (porsi) syirkah dengan sewa. akad ini terbilang
paling baru diantara akad yang lain yang juga digunakan untuk pembiayaan
Produk ini didukung dengan lahirnya fatwa yang dikeluarkan oleh DSN
pengaturan yang lebih khusus dan eksklusif. Dan fatwa ini juga telah didukung
kedudukan hukum dari fatwa yang telah dikeluarkan oleh MUI selaku lembaga
pembuat Fatwa.
7
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam tata Hukum Perbankan
Indonesia (Jakarta:Pustaka Utama Grafiti, 1999), hlm. 4.
8
Indonesia, Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional No: 73/DSN-MUI/XI/2008 Tentang
Musyarakah Mutanaqisah, Ketentuan Umum Butir a.
5
yang baik bagi bank, dikarenakan kemudahan layanan yang diberikan oleh bank
biaya pokok kepemilikan rumah tersebut serta ijarah yang dikenakan pada
resiko yang ditimbulkan juga terbilang besar yaitu besarnya jumlah pembiayaan
yang bermasalah baik macet, diragukan, dan ditolak. Berikut ini data pembiayaan
2014.
Tabel 1.1 Data Pembiayaan Musyarakah Bermasalah Bank Muamalat Indonesia dari
tahun 2012 - 2014
yang terjadi pada akad musyarakah, hal ini dapat mengakibatkan kerugian apabila
tidak diatasi, pihak bank harus menutupinya terlebih dahulu dari dana cadangan
kerugian yang ada pada setiap bank apabila terjadi pembiayaan bermasalah
seperti ini. Dan dari ini pula dapat terlihat juga kesehatan bank sangat
berpengaruh dari bagaimana bank mengelola dana yang diterimanya. Suatu bank
6
akan maju apabila dapat mengelola dana tersebut, dan usaha bank yang sering
cepat.
Hal inilah yang menjadi latar belakang penulis mengambil tema ini
1. Pembatasan Masalah
2. Perumusan Masalah
sebagai berikut:
Muamalat Indonesia?
telah sesuai dengan hukum syariah yang ada? Dalam hal ini ialah
Nasional.
Muamalat Indonesia.
Mutanaqisah bermasalah.
pembiayaan bermasalah.
D. Penelitian Terdahulu
Pertama ada Jurnal tahun 2013 yang disusun oleh Pertama Mohd
konsep seperti isu jaminan modal, isu polemik dua kontrak dalam satu
kontrak dan isu status pembayaran bagi rumah yang masih dalam
kontrak - kontrak ini tidak terlepas dari masalah, tetapi ini adalah lebih
Kedua disusun oleh Nurul Izzah Binti Noor Zainan dari Pusat Pengajian
kepada kontrak asli yang telah dilakukan dan perubahan yang dilakukan
dibandingkan produk pembiayaan yang lain, akan tetapi produk ini akan
dalam perbankan Islam ini karena dapat menarik lebih banyak lagi
pada saat itu belum benar-benar memiliki hunian tersebut. Fatwa DSN
dan pemberi sewa dalam PHSK adalah satu pihak yaitu nasabah, yang
hunian.
dari nasabah debitur atau karena ada bencana alam yang semuanya
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Indonesia.
14
2. Jenis penelitian
3. Data Penelitian
a. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari
tangan pertama), Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari
data
9
Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Ed: Revisi, (Bandung : PT Remaja Rosda
Karya, 2004), h.2
10
Mardalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995),
h.26
11
Uma Sekaran, Metodologi Penelitian Untuk Bisnis (Jakarta : Salemba Empat, 2006), h. 18
15
serta relevansi antara teori yang terdapat dalam buku dengan praktek
di lapangan.
yaitu:
12
Nazir Muh. Metode Penelitian. Jakata : Ghalia Indonesia, 1988. cetakan ketiga. h.
234
16
5. Analisis Data
berikut:
6. Pedoman Penulisan
F. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara garis besar tentang apa yang menjadi isi
dari penulisan skripsi ini maka dikemukakan susunan dan rangkaian masing-masing
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang landasan teori yang berkaitan dengan penelitian, hasil
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian, kerangka pemikiran teoritis, dan
hipotesis.
pengelolaan data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti berdasarkan metode yang
BAB V : PENUTUP
Bab ini menguraikan tentang simpulan atas hasil pembahasan analisa dan
A. Kedudukan Fatwa
berkedudukan sebagai khalifah dan ahli waris Nabi SAW, sebagaimana hadits
yang diriwayatkan oleh Abud Daud dan Tirmidzi bahwa “ulama merupakan
manusia, dan memberi peringatan kepada mereka agar sadar dan berhati-
hati.13
fatwa itu sendiri, sehingga bila berbicara mengenai fatwa itu sendiri, maka
tidak akan lepas dari aspek siapa atau organisasi apa yang memuat fatwa
dikeluarkan oleh para ulama atau ahli fikih Islam yang mampu mengangkat
landasan hukum suatu perbuatan atau kegiatan yang sifatnya bisa keagamaan
atau non-keagamaan.14
13
Yusuf Qardhawi, Fatwa Antara Ketelitian & Kecerobohan, (Jakarta: Gema Insani Press),
1997, hlm. 13.
14
Rohadi Abdul Fatah, Analisis Fatwa Keagmaan; Dalam Fikih Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara), 2006 hlm. 76
19
20
Terkait dengan MUI bahwa, fatwa MUI ini merupakan bentuk dari
fatwa kolektif (al-fatwa alijma`) adalah fatwa yang dihasilkan oleh ijtihad
sekelompok orang, tim, atau panitia yang sengaja dibentuk. Pada dasarnya
fatwa kolektif ini dihasilkan melalui suatu diskusi dalam lembaga ilmiah yang
terdiri atas para personal yang memiliki kemampuan tinggi dalam bidang fikih
penunjang dalam arti syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seseorang yang
akan berijtihad. Fatwa yang dihasilkan melalui lembaga ilmiah ini harus
mampu menetapkan hukum dengan berani dan bebas dari pengaruh dan
15
Ibid, hlm. 140
21
musyarakah, yang merupakan bentuk akad kerjasama antara dua pihak atau
lebih. Kata dasar dari musyarakah adalah syirkah yang berasal dari kata
pihak atau lebih untuk kepemilikan suatu barang atau asset. Dimana
kerjasama ini akan mengurangi hak kepemilikan salah satu pihak sementara
kerjasama ini berakhir dengan pengalihan hak salah satu pihak kepada pihak
lain.17
hukum yang ada begitupun produk – produk dalam perbankan syariah harus
16
Indonesia, Keputusan Dewan Syari‟ah Nasional No: 01/DSN-MUI/XI/2013 Tentang
Pedoman Implementasi Musyarakah Mutanaqisah Dalam Produk Pembiayaan, Definisi Produk.
17
M. Nadratuzzaman Hosen, Musyarakah Mutanaqisah, hlm. 1.
http://www.ekonomisyariah.org/download/artikel/Makalah%20Musyarakah%20Mutanaqish_Nadratuz
zaman.pdf (diakses pada 17 Maret 2015)
22
kepada hukum negara saja, melainkan juga terhadap hukum Allah yang
hukum yang pertama ialah berasal dari hukum syariah antara lain:
1. Al-Qur‟an
sebagian dari mereka berbuat zalim kepada sebagian lain, kecuali orang
yang beriman dan mengerjakan amal shaleh; dan amat sedikitlah mereka
ini…."
atau berserikat dalam dagang dengan menzalimi sebagian dari mitra kerja
akad (perjanjian) dan tidak boleh mengingkarinya jika telah berjanji, agar
“… dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa
Ayat ini merupakan salah satu dasar hukum dari ijarah yang
karena mengambil manfaat dari orang lain tidak dilarang dan tidak
berdosa.
“… dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain
yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan”
sebagian umat menjadi lebih tinggi beberapa derajat daripada yang lain,
pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satu pihak
24
tidak mengkhianati pihak yang lain. Jika salah satu pihak telah
berkhianat, Aku keluar dari mereka.” (HR. Abu Daud, yang dishahihkan
c. HR Ibn Majah dari Ibnu Umar, yang artinya, “Berikanlah upah pekerja
d. HR Abu Saad bin Abi Waqqash tentang sewa menyewa yang artinya,
antara lain:
1. Bank Indonesia
undang yang telah disahkan oleh DPR dan Presiden RI, juga membuat
18
Bank Muamalat Indonesia, Panduan Produk Nomor 01/RPDD/PMBY/2010 Panduan
Pembiayaan iB Syariah Kongsi, 2010, hlm. 1.
26
dari bank sebesar 80 juta rupiah dan dari nasabah sebesar 20 juta
rupiah (modal usaha syirkah adalah 100 juta rupiah). Apabila setiap
contoh pada huruf a, maka modal usaha syirkah dari awal sampai
19
Indonesia, Keputusan Dewan Syari‟ah Nasional No: 01/DSN-MUI/XI/2013 Tentang
Pedoman Implementasi Musyarakah Mutanaqisah Dalam Produk Pembiayaan, Karakteristik
27
bertahap;
dari nilai unit hishshah tersebut, dinyatakan sebagai bagi hasil yang
berikut:20
Pembiayaan Musyarakah;
20
Indonesia, Keputusan Dewan Syari‟ah Nasional No: 01/DSN-MUI/XI/2013 Tentang
Pedoman Implementasi Musyarakah Mutanaqisah Dalam Produk Pembiayaan, Prinsip Dan
Ketentuan.
28
dalam akad;
berasal dari:
beli;
atau mudharabah;
modal;
keuntungan;
29
yang mengambil manfaat dari obyek tersebut (intifa' bil ma'jur) dan
a. Non Litigasi
21
Sohari Sahrani, Ru‟fah Abdullah, Fikih Muamalah (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011) Cet
ke-1 h. 230
31
musyarakah;
32
potongan.
a. Pengertian
adalah suatu penyelesaian atau pemutusan sengketa oleh seorang wasit atau
para wasit yang berdasarkan persetujuan bahwa mereka akan tunduk atau
menaati keputusan yang akan diberikan wasit atau para wasit yang mereka
22
R. Subekti, Arbitrase Perdagangan, (Bandung: Bina Cipta, 1979), h.1
33
dapat disepadankan dengan istilah tahkim. Tahkim berasal dari kata kerja
arbitrase yang dikenal saat ini, yaitu : "Pengangkatan seorang atau lebih
sebagai wasit oleh dua orang yang berselisih atau lebih, guna menyelesaikan
muhakkam, sedang wasit atau arbiter digunakan istilah hakam, yaitu yang
menyelesaikan perselisihan.
b. Landasan Hukum
artinya :
Maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam
itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal". (Q.S. An-
Nisaa : 4 : 35)
(riwayat) dari Syuraih bin Hani dari ayahnya (Hani), bahwa ketika ia (Hani)
penyelesaian dan kedua belah pihak akan rela dengan putusanku”, kemudian
ini! Apakah kamu mempunyai anak ?”. Abu Syuraih menjawab: “Ya, saya
punya anak yaitu Syuraih, „Abdullah, dan Musallam”. Siapa yang paling
tua? “. Tanya Nabi. Jawab Abu Syuraih: “Syuraih” kata Rasul: “kalau
Desain Industri, dan Undang - undang No. 32 tentang Tata Letak Sirkuit
Terpadu.
sifat dari arbitrase ini yang tidak permanen atau insidentil. Arbitrase ini
memiliki bentuk yang baku. Hanya saja dapat dijadikan patokan bahwa
24
Gunawana Wijaya dan Ahmad Yani, Seri Hukum Bisnis: Hukum Arbitrase, (Jakarta: PT.
Grafindo Persada, 2001), Cet. Ke-2, h. 19
36
Karena ada beberapa kesulitan itu sering kali dipilih bentuk arbitrase
Negara tersebut.
lembaga ini. Untuk jelasnya, hal ini dapat dilihat dari peraturan -
25
Ibid. hlm. 19
26
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum : Suatu pengantar, (Yogyakarta: Penerbit
Liberty, 1999), h. 144
38
dapat juga secara lisan apabila disetujui para pihak dan dianggap perlu
180 hari sejak Arbiter atau Majelis Arbiter terbentuk, namun demikian
27
Indonesia, “UU No. 30 Tahun 1999 : Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
39
dilaksanakan.
g) Dalam waktu paling lama 14 hari setelah putusan diterima, para pihak
hukum apapun.
Pengadilan Agama.
Undang Nomor 7 tahun 1989 sebagai payung hukum terakhir bagi tugas-
28
Indonesia, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, pasal 49 huruf i.
42
dengan proses menjawab yang akan diawali dengan jawaban dari pihak
tergugat.
adalah kesimpulan dari para pihak yang merupakan tahap terakhir dari
ini harus diuraikan secara sistematis dalam putusan hakim pada bagian
duduk perkaranya. Kerangka kerja berkaitan dengan hal ini secara garis
besar meliputi :
ketentuan Pasal 154 R.Bg / 130 HIR dan / atau melalui upaya
sebelumnya.
pihak.
29
A. Mukti Arto, Praktik Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 1996), h. 33, 36-37
44
dengan tata cara pembuktian yang diatur dalam hukum acara perdata.
lawan.
yang berlaku.
yang telah terbukti itu termasuk hubungan hukum apa dan menemukan
hukumnya bagi peristiwa yang telah dikonstatir. Hal ini harus diuraikan
hukum
undang-undang
Saat ini Bank Muamalat memberikan layanan kepada 3,9 juta nasabah
melalui 456 kantor layanan yang tersebar di 34 Provinsi di dan didukung oleh
jaringan layanan di lebih dari 4.000 outlet System Online Payment Point
(SOPP) di PT. POS Indonesia dan 1.483 Automated Teller Machine (ATM).
Payment System (MEPS) dengan jangkauan akses lebih dari 2.000 ATM di
Malaysia.
47
48
terakhir.30
Bank dan Perbankan yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia pada 18-
Nasional IV Majelis Ulama Indonesia di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, pada 22-
dibuat oleh Notaris Yudo Paripurno, S.H. dengan Izin Menteri Kehakiman
30
Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 2013, (Jakarta: Bank Muamalat Indonesia,
2013), h. 16.
49
dari masyarakat Jawa Barat senilai Rp 106 miliar sebagai wujud dukungan
mereka.
korporasi. Bank Muamalat pun ikut terimbas dampak tersebut. Tahun 1998,
lebih dari 60%. Perseroan mencatat kerugian sebesar Rp 105 miliar dan
ekuitas mencapai titik terendah hingga Rp 39,3 miliar atau kurang dari
luar negeri yang resmi diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham
berhasil membalikkan keadaan dari rugi menjadi laba. Hasil tersebut tidak
kepemimpinan yang kuat, strategi usaha yang tepat, serta kepatuhan terhadap
yang positif dan signifikan terlihat dari aset Bank Muamalat yang tumbuh dari
tahun 2008 sebesar Rp 12,6 triliun menjadi Rp 54,6 triliun di tahun 2013.31
a. Visi
b. Misi
31
Ibid, hlm. 17
32
Bank Muamalat Indonesia, Visi dan Misi. http://www.bankmuamalat.co.id/tentang/visi-and-
misi (diakses pada tanggal 4 April 2015)
51
Syariah
unit oraganisasi Bank BNI lainnya. Adapun strukutr tersebut adalah sebagai
Direktur Utama.
Indonesia.
2009 dan Berita Acara RUPS Tahunan No.142 tanggal 23 April 2009
33
Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 2013, (Jakarta: Bank Muamalat Indonesia,
2013), h. 232.
52
3. Dewan Komisaris34
Perseroan Terbatas.
dituangkan dalam akta notaril Berita Acara RUPS Luar Biasa PT Bank
3. Dewan Direksi35
berikut:
Risiko
jasa, produk ini pun terbagi menjadi 2 bagian yaitu produk pendanaan dan
produk pembiayaan:36
I. Produk Pendanaan
A. Giro Muamalat
i. Giro Perorangan
36
Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 2013, (Jakarta: Bank Muamalat Indonesia,
2013), hlm. 570.
55
legalitas badan.
B. Tabungan
i. Tabungan Muamalat
yang luas. Tabungan Muamalat kini hadir dengan dua pilihan kartu
Tabungan haji dalam mata uang rupiah yang dikhususkan bagi Anda
Haji.
Tabungan haji dalam mata uang rupiah yang dikhususkan bagi Anda
dalam mata uang rupiah dan dengan setoran rutin bulanan yang tidak
vii. TabunganKu
Tabungan syariah dalam mata uang rupiah yang sangat terjangkau bagi
C. Deposito
i. Deposito Mudharabah
oleh mereka yang berusia minimal 18 tahun, atau sudah menikah, dan
20.000,- (dua puluh ribu rupiah) per bulan dan pembayarannya dapat
A. Konsumen
i. KPR MUALAMAT iB
rukan, kios maupun pengalihan take over KPR dari bank lain.
36 bulan.
iv. iB MULTIGUNA
pembelian barang halal (selain tanah, bangunan, mobil dan emas) serta
v. iB PENSIUN
pembelian barang halal (tidak termasuk rumah) atau sewa jasa yang
B. Modal Kerja
bagi perorangan (WNI) pemilik usaha dan badan usaha yang memiliki
legalitas di Indonesia.
hukum.
C. Investasi
i. iB Investasi SME
bagi perorangan (WNI) pemilik usaha dan badan usaha yang memiliki
legalitas di Indonesia.
bagi perorangan (WNI) pemilik usaha dan badan usaha dalam negeri
disampaikan oleh lembaga atau perorangan yang diakui otoritasnya, yakni mufti.37
Fatwa memiliki fungsi tabyin dan taujih. Tabyin artinya menjelaskan hukum yang
praktisi ekonomi syariah ke DSN dan taujih, yakni memberikan guidance (petunjuk)
Memang dalam kajian ushul fiqh, kedudukan fatwa hanya mengikat bagi
orang yang meminta fatwa dan yang memberi fatwa. Namun dalam konteks ini,
teori itu tidak sepenuhnya bisa diterima, karena konteks, sifat, dan karakter fatwa
saat ini telah berkembang dan berbeda dengan fatwa klasik. Fatwa dalam definisi
klasik bersifat opsional ”ikhtiyariah” (pilihan yang tidak mengikat secara legal,
meskipun mengikat secara moral bagi mustafti (pihak yang meminta fatwa),
sedang bagi selain mustafti bersifat ”i‟lamiyah” atau informatif yang lebih dari
sekedar wacana. Mereka terbuka untuk mengambil fatwa yang sama atau meminta
37
Totok Jumantoro, Samsul Munir Amir, Kamus Ushul Fikih, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
h. 62.
38
Agustianto, Fatwa Ekonomi Syari’ah Di Indonesia, Diakses tanggal 7 September 2015 dari
http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&view=article&id=666:fatwa-
ekonomi-syariah-di-indonesia&catid=8&Itemid=103
62
63
Teori lama tentang fatwa harus direformasi dan diperpaharui sesuai dengan
perkembangan dan proses terbentuknya fatwa. Maka teori fatwa hanya mengikat
mustafti (orang yang minta fatwa) tidak relevan untuk fatwa DSN. Fatwa ekonomi
syariah DSN saat ini tidak hanya mengikat bagi praktisi lembaga ekonomi syariah,
tetapi juga bagi masyarakat Islam Indonesia, apalagi fatwa-fatwa itu kini telah
kegiatan usaha produk dan jasa syariah wajib tunduk pada prinsip syariah yang telah
Lalu apa yang membedakan Fatwa dengan Keputusan DSN ini? Pada
dasarnya Keputusan DSN ini merupakan bagian dari Fatwa, jadi antara Keputusan
DSN dengan Fatwa DSN memiliki kedudukan yang sama sebagai tabyin dan taujih,
yaitu sebagai pembuat aturan dan petunjuk bagi masyarakat dan para praktisi
lembaga ekonomi syariah yang ada, jadi hanya sebatas itu saja, bila mana ingin
menjatuhkan sanksi tentu saja itu bukan wewenang dari DSN-MUI.39 Keputusan ini
Mutanaqisah dipahami secara beragam oleh masyarakat dan para praktisi lembaga
39
Jaih Mubarak, Wawancara, Tanggal 7 Juli 2015. lihat pada lampiran
40
Indonesia, Keputusan Dewan Syari‟ah Nasional No: 01/DSN-MUI/XI/2013 Tentang
Pedoman Implementasi Musyarakah Mutanaqisah Dalam Produk Pembiayaan, Menimbang.
64
Syariah di Indonesia, salah satunya adalah produk KPR iB Muamalat yang dimilki
Bank Muamalat Indonesia, Tbk. KPR Muamalat iB adalah produk pembiayaan yang
akan membantu Anda untuk memiliki, apartemen, ruko, rukan, kios maupun
pengalihan take-over KPR dari bank lain. Bank Muamalat menyediakan produk
KPR dengan dua alternatif pilihan, yaitu KPR iB Muamalat Pembelian yang
Mutanaqisah
Nasabah dapat memilih akad apa yang sekiranya cocok dengan keinginan dan
kondisi nasabah. Akad ini pula dapat mengakomodir hal lain yang tidak dapat
diakomodir oleh akad lainnya misalnya murabahah. Pembiayaan KPR ini memiliki
2. Adanya pilihan angsuran tetap hingga lunas atau kesempatan angsuran yang
lebih ringan
maupun bekas,
6. Berdasarkan prinsip syariah dengan dua pilihan yaitu akad murabahah (jual-
7. Dapat diajukan oleh pasangan suami istri dengan sumber penghasilan untuk
8. Dapat diajukan dengan sumber pendapatan gabungan dari gaji karyawan dan
Mutanaqisah
Syarat Kondisi :
3. Usia minimum 21 tahun dan pada saat pembiayaan jatuh tempo maksimum
nasabah bekerja lebih dari 55 Tahun maka disertakan surat Keterangan dari
4. Kriteria Karyawan
sewa/angsuran
Syarat Administratif
a. Karyawan
x. NPWP
b. Wiraswasta
x. NPWP
c. Profesional
x. NPWP
70
Ketentuan Pembiayaan
telah diatur dalam akad KPR Muamalat iB dalam tabel 1.2 sebagai berikut:
KPR tipe 22 - 70 m2 - 80 % 70 %
1. Maksimum cash ratio 35% dari Pendapatan dan/atau 70% dari Disposable
2. Maksimum cash ratio 40% dari Pendapatan dan/atau 75% dari Disposable
Maksimum cash ratio 50% dari Pendapatan dan/atau 80% dari Disposable
Ketentuan Jaminan
- Untuk tujuan renovasi, property, berupa tanah dan bangunan, yang akan
- Untuk tujuan Pembangunan tanah kavling, tapak tanah yang akan dibangun
wajib telah memiliki sertifikat dan kepemilikan atas tanah tersebut sudah
pembiayaan dari Bank lain yang sejenis dengan Produk KPR, dengan
plafond maksimum sesuai dengan ketentuan. Take Over ini terbagi menjadi
2 jenis yaitu:
a. Take over murni, adalah pengambil alihan pembiayaan dari Bank lain
nasabah atau istri/suami calon nasabah, dengan agunan atas nama calon
b. Take over jual beli, adalah pengambi lalihan pembiayaan dari Bank lain
dimana pembiayaan di Bank lain dimaksud bukan atas nama calon nasabah
ybs, dengan agunan juga bukan atas nama calon nasabah, sehingga dalam
nasabah yang ingin membeli Rumah take over dari pembiayaan sesama
Muamalat
a. Diutamakan untuk Take Over dari Bank Konvensional namun tidak tertutup
c. Sertifikat telah pecah per kavling a/n calon nasabah atau penjual.
d. Khusus untuk take over murni, kolektibilitas pembiayaan yang di-take over
harus tergolong lancar selama 6 bulan terakhir yang dibuktikan dengan hasil
a. Pelunasan keseluruhan
Dapat dibayar dengan hanya pokoknya saja, dan sisa margin dapat di
discount.
b. Pelunasan sebagian
di Bank Syariah terutama untuk kepemilikan asset kepemilikan rumah. Secara garis
74
berikut:
appraisal (penilaian asset) oleh pihak internal bank atau pun melalui pihak
3. Jika harga telah diketahui dan nilai jaminan memenuhi ketentuan perbankan,
atau diminta oleh bank, seperti data pribadi, data penghasilan, data jaminan,
dan lainnya.
4. Jika semua berkas telah terkumpul, maka bank melakukan verifikasi dan
kepemilikan rumah.
atas rumah. Akad yang dipakai adalah akad musyarakah, bai‟ dan ijarah.
DP. Akad jual beli rumah telah dilakukan dengan terbayarnya porsi syirkah
berjumlah 100%.
b. Uang sewa sebagai objek bagi hasil atas akad musyarakah, yang akan
dibagi hasilkan sesuai dengan porsi bagi hasil yang telah disepakai
dalam akad.
c. Sebagian dari uang sewa yang merupakan profit untuk nasabah sesuai
(mutanaqishah terlaksanakan).
76
10. Jika jangka waktu telah berakhir (jatuh tempo), dan nasabah telah membayar
demikian, maka Hak Tanggungan atas penjaminan rumah sudah dapat lepas
oleh Bank.
Perkembangan ekonomi islam saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup
pesat, hal ini disebabkan banyaknya bank syariah yang bermunculan dan membuka
era baru bagi perkembangan ekonomi islam baik international ataupun di Indonesia.
Perkembangan ini juga disebabkan oleh baiknya pengelolaan dana yang dilakukan
oleh bank syariah itu sendiri dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah yang
ada, salah satunya ialah yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia dalam
kredibilitas bank ini pun tetap terjaga dengan baik. Dalam penyelesaiannya pun
pihak Bank Muamalat Indonesia melakukan dengan beberapa cara, yakni dengan
a. Revitalisasi Proses
Dalam penyelesaian ini dilakukan proses revitalisasi yaitu dengan secara bertahap
bahwa usaha nasabah masih berjalan dan hasil usaha nasabah diyakini masih
Rescheduling
kembali kredit atau jangka waktu, termasuk grace period baik termasuk
Restructuring
syarat perjanjian kredit atau melakukan konversi atas seluruh atau sebagian dari
kredit menjadi equity perusahaan dan equity bank yang dilakukan dengan atau
tanpa rescheduling dan atau reconditioning atau lebih jelasnya sebagai berikut:
terjadinya tunggakan yang didasari atas lap. Keuangan, cash flow, proyeksi
keuangan, kondisi pasar dan faktor lain yang berkaitan dengan usaha
customer)
restrukturisasi
78
kas serta dalam memperhitungkan nilai tunai dari angsuran pokok dan
- Penambahan fasilitas
restrukturisasi pembiayaan
79
restrukturisasi pembiayaan.
k. Cabang/ unit kerja yang terkait harus menyusun laporan pemantauan dan
pembiayaan)
sempurna.
Reconditioning
merubah atas sebagian atau seluruh syarat perjanjian kredit yang tidak terbatas
hanya kepada perubahan jadwal angsuran atau jangka waktu kredit saja, namun
konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan.
Bantuan Management
management oleh bank. Hal ini dilakukan bila permasalahan terjadi karena
80
potensial.
pembiayaan, nasabah sudah tidak memiliki usaha dan nasabah tidak cooperatif
Penyelesaian melalui jaminan dibagi menjadi dua bagian, yaitu penyelesaian dengan
Dalam Praktiknya non litigasi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Off Set
i. Off Set
ketentuan :
81
- Bila nilai beli bank lebih kecil dari nilai taksasi, maka semua
- Bila nilai beli bank lebih besar dari nilai taksasi, maka harga beli
pembiayaan.
Bila nasabah ingin membeli kembali jaminan yang akan dibeli oleh
lainnya.
ii. Basyarnas
yang timbul berdasarkan perjanjian yang dibuat antara nasabah dan BMI,
- Putusan BASYARNAS
Negeri
kekuatan eksekutorial.
melalui Pengadilan, dalam hal ini ialah Pengadilan Agama. Adapun proses
- Menjatuhkan Pidana
- Permohonan Kepailitan
83
ii. Mencari lawyer yang telah dianggap cakap, pengalaman dalam bidang
iv. Memintakan rencana kerja dan target date dari Lawyer yang telah disetujui
komite.
Indonesia diatas dapat dilihat bahwa hampir semua telah sesuai dengan aturan yang
Musyarakah Mutanaqisah dalam hal ini yaitu produk KPR Muamalat iB pada Bank
Muamalat Indonesia. Namun bukan berarti penerapan yang dilakukan tidak ada
penyimpangan.
berikut:
1. Proses Revitalisasi
Proses Revitalisasi ini umumnya ialah bersifat musyarawah atau secara damai,
adapun yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia ialah melakukan hal
- Rescheduling
jangka waktunya.
- Restructuring
- Reconditioning
- Bantuan Management
boleh saja dilakukan karena ini bukan merupakan sebuah tahapan yang harus
berurutan. Proses Revitalisasi ini dilakukan dengan melihat kondisi keadaan dari
cara Restucturing maka hal ini tentu bisa dilakukan agar nantinya pembiayaan
Dan terdapat satu tambahan kebijakan yang diberikan oleh bank yang tidak
Off-Set dapat dilakukan bila dalam prosesnya nasabah bersedia untuk menjual
- Bila nilai beli bank lebih kecil dari nilai taksasi, maka semua kewajiban
- Bila nilai beli bank lebih besar dari nilai taksasi, maka harga beli bank
- untuk diangsur sampai dengan lunas, pada kondisi ini tunggakan margin
Bila nasabah ingin membeli kembali jaminan yang akan dibeli oleh bank,
maka berikan Hak Opsi dengan jangka waktu berdasarkan persetujuan kedua
belah pihak.
Dari tahap diatas dapat dilihat bahwa penyelesaian melalui jaminan diatas
penjualan.
Apabila hasil penjualan lebih keeil dari sisa utang maka sisa utang tetap
Syariah/LKS.
88
Hanya saja dalam point terakhir dimana Apabila nasabah tidak mampu
Indonesia ini tidak diterapkan menurut bank semua hutang yang ada pada
nasabah harus dilunaskan, karena itu semua merupakan kewajiban dari nasabah.
Namun pihak bank juga memberikan keringan yakni dengan tidak menambahkan
pihak Bank Muamalat Indonesia mempunyai tahapan selanjutnya, hal ini perlu
dilakukukan bila kedua proses diatas tidak dapat juga menyelesaikan masalah
tersebut. Adapun langkah yang akan diambil oleh pihak bank ialah melalui jalur
Basyarnas tentunya dengan musyawarah mufakat atau bilamana hal ini belum
pembiayan bermasalah ini ialah melalui jalur litigasi yakni, melalui Pengadilan
Agama.
A. Kesimpulan
yang sama dengan Fatwa DSN-MUI yakni sebagai pembuat peraturan dan
suatu kesatuan dari Fatwa DSN-MUI yang ada. Keputusan DSN-MUI ini
syariah.
penilaian asset, jika sudah nasabah wajib melengkapi berkas yang diperlukan
sudah disetujui semua berkas nasabah akan membayar uang muka sebgai
bagian porsi syirkah nasabah, lalu nasabah dan bank akan melakukan akad
kemudian nasabah pun membayar angsuran pada bank tiap bulan hingga porsi
90
91
telah terpenuhi, hanya saja dalam proses Revitalisasinya ada tahapan yang
baru kemudian melakukan Reconditioning. Hal ini tentu boleh saja dilakukan
karena ini bukan merupakan sebuah tahapan yang harus berurutan. Proses
Revitalisasi ini dilakukan dengan melihat kondisi keadaan dari nasabah yang
Restucturing maka hal ini tentu bisa dilakukan agar nantinya pembiayaan
menurut bank ini merupakan tanggung jawab dari nasabah dan harus
dilunaskan.
bilamana masalah tidak dapat teratasi, maka langkah yang akan diambil ialah
B. Saran
Sebagai akhir dari penulisan ini, maka penulis ingin memberikan beberapa
agar nantinya dapat lebih menjadi acuan bagi masyarakat serta para praktisi
dahulu setiap akad yang ingin dilakukan, harus dilihat pula bagaimana
4. Bagi para peneliti lain yang ingin meneliti tentang Penyelesaian Pembiayaan
penerapan yang dilakukan pada saat melakukan lelang secara syariah, karena
ini merupakan salah satu tahap yang penting dalam Penyelesaian Pembiayaan
Bermasalah dan saat ini masih belum ada penjelasan secara pasti tentang
Abdul Fatah Rohadi. Analisis Fatwa Keagmaan; Dalam Fikih Islam. Jakarta: Bumi
Aksara. 2006.
Amalia Chrisanty. Analisis Yuridis Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada
Bank Syariah Studi pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, di kota
Medan.2013
Amin A.Riawan. Menata Perbankan Syariah di Indonesia. Jakarta: UIN Press. 2009.
Antonio M. Syafi‟I. Bank Syariah Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Press.
2002.
Anwar. Syamsul. Hukum Perjanjian Syariah, Studi tentang Teori .Akad dalarn f'ikih
Muamalat.Jakarta: Raja\vali Pers, 2007.
Arifin Zainal. Dasar-Dasar Manajemen Bank SYariah. Jakarta: Pustaka Alvabet.
2006.
Arifin, Zainul. 1999. Memahami Bank Syariah: Lingkup, Peluang, Tantangan dan
Prospek. Jakarta: Alvabet.
Arto A. Mukti. Praktik Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 1996.
Ascarya. Akad Dan Produk Bank Syariah. Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2011.
Augusta Nova. Mekanisme Penyelesaian Pembiayaan IMBT Bermasalah Pada Bank
DKI Syariah. 2010
Bank Muamalat Indonesia. Panduan Produk Nomor 01/RPDD/PMBY/2010 Panduan
Pembiayaan iB Syariah Kongsi. 2010
Bank Muamalat Indonesia. Laporan Tahunan 2013. Jakarta: Bank Muamalat
Indonesia 2013.
93
94
Izzah Nurul, dkk. Musyarakah Mutanaqisah: Isu dan Cabaran, Kesan Terhadap
Sahrani Sohari. Abdullah Ru‟fah. Fikih Muamalah. Cet ke-1 Bogor: Ghalia
Indonesia. 2011.
Sekaran Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
2006.
Shuib Mohd Sollehudin, dkk. Analisis Perbandingan Produk Berasaskan
Musharakah Mutanaqisah Dan Konvensional. 2013.
Sjahdeini Sutan Remy. Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam tata Hukum
Perbankan Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. 1999.
Subekti R. Arbitrase Perdagangan. Bandung: Bina Cipta. 1979.
Sutedi Adrian. PERBANKAN SYARIAH: Tinjuan dan Beberapa Segi Hukum. Bogor:
Ghalia Indonesia. 2009.
Usman, Rachmadi. Aspek-aspek Hukum Perbankan Islam di Indonesia. Bandung:
Citra Aditya Bakti, 2002
17. Dan apabila harta kepemilikan telah dijual kepihak lain tanpa sepengetahuan
bank dan kemudian nasabah melarikan diri dari tanggung jawabnya apa yang
akan dilakukan bank?
18. Jika dalam proses eksekusi dilakukan pelelangan apakah akan dilakukan
lelang secara syariah?
19. Dalam surat Al-Baqarah ayat 280 terdapat arti yang menyatakan “Dan
menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika
kamu mengetahui.” Bagaimana tanggapan anda mengenai surat ini yang
terkadang menjadi dasar atau pegangan bagi para nasabah yang tidak sanggup
lagi melunasi hutangnya?
98
Hasil Wawancara
Muamalat Institute
1. Produk-produk pembiayaan apa saja yang sudah dikembangkan oleh Bank
Muamalat Indonesia ?
Jawab: Bank Muamalat telah mengembangkan berbagai produk pembiayaan
diantaranya produk pembiayaan umroh, KPR muamalat, Pembiayaan kios dan
ruko muamalat, pembiayaan travel agent, pembiayaan alat kedokteran,
pembiayaan konstruksi developer, pembiayaan Ib Buyer, Pembiayaan ib
modal kerja, pembiayaan iB property bisnis muamalat, pembiayaan investasi,
pembiayaan kebun sawit.
2. Untuk lebih spesifik, saya mohon di jelaskan juga proses pembiayaan
Musyarakah Mutanaqisah yang telah dilakukan oleh Bank Muamalat
Indonesia dalam produk KPR Muamalat iB? Terlampir di proses pembiayaan
KPR Muamalat iB
3. Apakah Bank Muamalat Indonesia memberikan pembiayaan kepada nasabah
100% atau 50% dari nilai permohonan pembiayaannya ?
Jawab:
- Maksimum cash ratio 35% dari Pendapatan dan/atau 70% dari Disposable
income jika pendapatan < Rp 5.000.000.00
- Maksimum cash ratio 40% dari Pendapatan dan/atau 75% dari Disposable
income jika pendapatan > Rp 5.000.000.00 s/d Rp 10.000.000.00
- Maksimum cash ratio 50% dari Pendapatan dan/atau 80% dari Disposable
income jika pendapatan > Rp10.000.000.00
- Untuk tujuan Pembangunan tanah kavling, tapak tanah yang akan dibangun
wajib telah memiliki sertifikat dan kepemilikan atas tanah tersebut sudah atas
nama calon Nasabah.
- Apabila coverage agunan tidak mencukupi, dimungkinkan untuk
memintakan agunan tambahan.
6. Jika nasabah ingin mempercepat pelunasan sisa pembayaran bolehkah hal ini
dilakukan? Jika boleh bagaimana prosedur pembayaran yang dilakukan? Ya
boleh dilakukan dengan ketentuan Pelunasan Dipercepat
1. Pelunasan keseluruhan
Hanya pokoknya saja, dan sisa margin dapat di discount.
2. Pelunasan sebagian
Hanya pokoknya saja, dan dikenakan biaya administrasi sebesar : Max 2
bulan angsuran (biaya tersebut digunakan untuk pembuatan akad dan
perubahan jadwal, besarannya tidak dalam bentuk prosentase). Untuk sisa
angsuran ada dua pilihan :
b. Jangka waktunya dipercepat jadi cicilan diperbesar
c. Jangka waktu sama hanya saja cicilan berkurang
LANGKAH KEGIATAN
Pemantauan Pembiayaan :
► Pemantauan Usaha Nasabah
► Pemantauan Jaminan.
104
► Pembinaan Nasabah.
Pemantauan Pembayaran Nasabah
Pelunasan Pembiayaan :
► Bukti Pelunasan.
► Pelepasan jaminan.
LANGKAH KEGIATAN
Pidana
Riil Eksekusi Jaminan
Permohonan Kepailitan
109