Pengaruh Program Adiwiyata Terhadap Pengetahuan Perilaku Dan Keterampilan Siswa Dan Guru Dalam Mengelola Lingkungan Pada SMK Di Kabupaten Pelalawan

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Dinamika Lingkungan Indonesia 14

Dinamika Lingkungan Indonesia, Januari 2016, p 16-23 Volume 3, Nomor 1


ISSN 2356-2226

Pengaruh Program Adiwiyata Terhadap Pengetahuan Perilaku dan


Keterampilan Siswa dan Guru dalam Mengelola Lingkungan pada SMK di
Kabupaten Pelalawan

Syoffnelli1, Zulfan Saam2, Thamrin2


1
Tenaga Pendidik di SMKN 1 Pangkalan Kerinci Jln Hang Tuah Desa Makmur
E-mail: d3n1bah@gmail.com
2
Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Riau Jalan Pattimura No.09 Gedung.I Gobah
Pekanbaru, Telp. 0761-23742

Abstrak: The study aimed to determine adiwiyata program effects on knowledge, behaviour
and skills of students and teachers also compared schools that have implemented the
adiwiyata program with schools that have not implemented adiwiyata program. This study is
a quantitative descriptive research. The subjects were students and teachers of SMK Negeri 1
Pangkalan Kerinci and SMK Negeri 1 Bunut with total 194 people. The data collection
methode used were questionnaires, interviews and observations, data analysis technique
using Chi-square test with SPSS version 20 for windows. Results of the study Chi Square test
showed between SMK 1 Pangkalan Kerinci with SMKN 1 Bunut about students' knowledge
Chi Square count 140.437 and Chi Square table 101.879, student behavior Chi Square count
102.920 and Chi Square tables 101.879 and attitudes Chi Square count 101 994 and Chi
Square tables 101.879. Knowledge, attitudes and skills of teachers Chi Square test results Chi
Square count of 10,000 and Chi Square Table 18.307. It can be concluded that the existence
of a significant difference of knowledge, attitudes and skills of students between SMK 1
Pangkalan Kerinci with SMKN 1 Bunut, because the value of Chi Square count is greater
than the value of Chi Square table and there was no significant difference about knowledge,
attitudes and skills teacher between SMKN 1 Pangkalan Kerinci with SMKN 1 Bunut, because
there is a calculated value of Chi Square is smaller than the value of Chi Square table

Key words: Adiwiyata Program, Knowledge, Behaviour, And Skills

Kementrian Negera Lingkungan Hidup Dampak Lingkungan (AMDAL) mulai


(2010) mengemukakan bahwa pendidikan dikembangkan. Sampai tahun 2010, jumlah PSL
lingkungan hidup (PLH) secara implisit sudah yang menjadi anggota Badan Koordinasi Pusat
dimulai sejak penggunaan kurikulum 1975 pada Studi Lingkungan (BKPSL) telah berkembang
program sekolah dengan jalan menjadi 101 PSL.
mengintegrasikanya pada mata pelajaran yang Pada tahun 1996 disepakati kerjasama
relevan, mulai sejak SD sampai tingkat SLTA pertama antara Departemen Pendidikan
berdasarkan S.K. Menteri P dan K No. Nasional dan Kementerian Negara Lingkungan
008/U/1975, perkembangan penyelenggaraan Hidup, yang diperbaharui pada tahun 2005 dan
pendidikan lingkungan hidup (PLH) di tahun 2010. Sebagai tindak lanjut dari
Indonesia dilaksanakan oleh Institut Keguruan kesepakatan pada tahun 2005, pada tahun 2006
Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta pada tahun Kementerian Lingkungan Hidup
1975. Pada tahun 1977/1978 rintisan Garis- mengembangkan program pendidikan
Garis Besar Program Pengajaran Lingkungan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar
Hidup diujicobakan di 15 Sekolah Dasar dan menengah melalui program Adiwiyata,
Jakarta. Pada tahun 1979 di bawah koordinasi dimulai dilaksanakan di wilayah Pulau Jawa
Kantor Menteri Negara Pengawasan dengan melibatkan instansi pemerintah,
Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Meneg perguruan tinggi dan LSM yang bergerak di
PPLH) dibentuk Pusat Studi Lingkungan (PSL) bidang pendidikan lingkungan hidup
diberbagai Perguruan Tinggi Negeri dan (Kementrian Lingkungan Hidup, 2011).
Swasta, dimana pendidikan Analisis Mengenai
Dinamika Lingkungan Indonesia 17

Pelaksanaan program Adiwiyata Pengetahuan dan Teknologi selalu dikaji juga


merupakan amanah UU No. 23 Tahun 1997 bagaimana Teknologi tersebut dapat
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan UU menyeimbangkan daya dukung lingkungan
No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan (Kementrian Lingkungan Hidup, 2011).
Pengelolaan Lingkungan Hidup, tepatnya pada Program Adiwiyata diharapkan dapat
Pasal 65 butir (2) setiap orang berhak mengubah pola pikir generasi terhadap
mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, pentingnya keseimbangan lingkungan, sehingga
akses informasi, akses partisipasi, dan akses apabila generasi sudah memahami dan mengerti
keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan tentang konsep keseimbangan lingkungan, maka
hidup yang baik dan sehat. Tindak lanjut dari besar kemungkinan akan dihasilkan calon–calon
UU No. 32 Tahun 2009 adalah Peraturan pemimpin yang mengerti dan melaksanakan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 02 konsep pembangunan berkelanjutan. Program
Tahun 2009 tentang pedoman pelaksanaan ini sudah berjalan di beberapa sekolah di
program Adiwiyata. Secara aturan atau dasar Kabupaten Pelalawan salah satunya di SMK
hukum pelaksanaan, program Adiwiyata sudah Negeri 1 Pangkalan Kerinci namun yang
seharusnya berjalan di semua Sekolah menjadi pertanyaan, apakah ada manfaat dari
(Kementrian Negera Lingkungan Hidup, 2008). penerapan Program Adiwiyata ini bagi siswa,
Kata Adiwiyata berasal dari 2 kata guru dan warga sekolah serta bagaimana
sansekerta “ADI” dan “WIYATA”. ADI aplikasinya dalam keseharian terhadap
mempunyai makna: Besar, agung, baik, ideal lingkungan.
atau sempurna. Wiyata mempunyai makna: SMK Negeri 1 Pangkalan Kerinci telah
tempat dimana seseorang mendapatkan ilmu meraih predikat sebagai Sekolah Adiwiyata
pengetahuan, norma dan etika dalam Tingkat Nasional dan selanjutnya berhak
berkehidupan sosial. Bila kedua kata tersebut menjadi Sekolah Adiwiyata mandiri apabila
digabung, secara keseluruhan adiwyata telah mampu membina beberapa sekolah untuk
mempunyai makna atau pengertian : tempat menjadi sekolah Adiwiyata. Prestasi ini didapat
yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh setelah sekolah ini mengikuti Program
segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma Adiwiyata yang diselenggarakan oleh
serta etika yang dapat menjadi dasar manusia Kementrian Lingkungan Hidup dimana dalam
menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan penilaiannya akan dilihat bagaimana kondisi
menuju kepada cita-cita pembangunan yang sekolah secara keseluruhan. Dimulai dengan
berkelanjutan (Kementrian Lingkungan Hidup, komitmen bersama seluruh warga sekolah,
2011). penentuan kebijakan sekolah yang berwawasan
Menurut Permen LH No 02 Tahun 2009, lingkungan diantaranya terlihat pada visi dan
Adiwiyata adalah sekolah yang baik dan ideal misi sekolah, kepedulian akan pendidikan
sebagai tempat memperoleh segala ilmu lingkungan hidup, adanya kegiatan lingkungan
pengetahuan dan berbagai norma serta etika berbasis partisipatif diantaranya dengan adanya
yang dapat menjadi dasar manusia menuju kegiatan ekstrakurikuler di bidang lingkungan
terciptanya kesejahteraan hidup dan cita-cita hidup berbasis partisipatif di sekolah, sekolah
pembangunan berkelanjutan. Tujuan program senantiasa mengikuti kegiatan aksi lingkungan
Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang hidup yang dilakukan oleh pihak luar, adanya
baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pengelolaan sarana pendukung ramah
pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, lingkungan diantaranya terdapat tong sampah
sehingga dikemudian hari, warga sekolah yang terpisah sesuai dengan peruntukannya,
tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam rumah kompos, bank sampah, tempat daur ulang
upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup sampah. Adanya peningkatan kualitas
dan pembangunan berkelanjutan. Kegiatan pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar
utama program Adiwiyata adalah mewujudkan kawasan sekolah dengan tersedianya tempat
kelembagaan sekolah yang peduli dan pembuangan sampah sementara (TPS) beserta
berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan petugas kebersihan sekolah.
menengah di Indonesia. Dengan program ini Penerapan Program Adiwiyata di setiap
diharapkan dalam setiap perkembangan Ilmu sekolah menjadi sebuah tantangan bagi
Dinamika Lingkungan Indonesia 18

Pemerintah Daerah dalam rangka mengajak dan wawancara, dan sebagainya), perlakuan yang
mensupport setiap sekolah agar bisa mengikuti diberikan tidak sama pada eksperimen.
Program Adiwiyata. Pada dasarnya untuk Penelitian survei adalah penelitian yang
mencapai suatu tujuan bersama tidak terlepas mengambil sampel dari satu populasi dan
dari peran stakeholder terkait. Diawali oleh menggunakan kuisioner sebagai alat
Badan Lingkungan Hidup yang nota bene pengumpulan data yang pokok. Sesuai dengan
mengurusi lingkungan di Kabupaten Pelalawan teori di atas bahwa pelaksanaan penelitian
dengan melakukan sosialisasi ke sekolah- dilakukan dengan melakukan pengamatan dan
sekolah, kemudian dibuat kebijakan dan penyebaran kuisioner kepada responden yaitu
dilakukan monitoring yang bertujuan untuk siswa dan guru SMKN 1 Pangkalan Kerinci dan
melihat sejauh mana kebijakan tersebut siswa dan guru SMKN 1 Bunut yang bertujuan
dijalankan. untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap
Peran Dinas Pendidikan Kabupaten dan keterampilan dalam mengelola lingkungan.
Pelalawan dalam mensupport setiap sekolah Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai
yang ada di Kabupaten Pelalawan agar bisa pada bulan Maret sampai pada bulan Juni 2015.
mengikuti Program Adiwiyata ini dapat Lokasi penelitian dilakukan di di SMK Negeri 1
dilakukan melalui kebijakan dengan Pangkalan Kerinci dan di SMK Negeri 1 Bunut
memasukkan pendidikan lingkungan hidup pada Kabupaten Pelalawan. Dipilihnya kedua lokasi
setiap mata pelajaran, agar roh dari lingkungan ini dikarenakan SMK Negeri 1 Pangkalan
itu bisa merasuk ke dalam diri peserta didik. Kerinci merupakan sekolah yang telah
Selain itu adanya dukungan dana dari menerapkan program Adiwiyata yang terletak
Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan kota kabupaten dan merupakan sekolah
Kabupaten Pelalawan akan membuat setiap percontohan, sedangkan di SMK Negeri 1
sekolah menjadi lebih termotivasi lagi untuk Bunut merupakan sekolah yang belum
mengikuti Program Adiwiyata, karena Sekolah menerapkan program Adiwiyata sekolah yang
Adiwiyata juga merupakan salah satu titik terletak di daerah kota kecamatan dan masih
pantau dalam menyukseskan program terdapat kekurangan beberapa dalam sarana dan
Pemerintah Daerah dalam meraih Penghargaan prasarana.
Adipura. Populasi dipandang sebagai seluruh
Dengan harapan dapat merubah pola pikir anggota subjek yang diteliti atau sekumpulan
generasi muda terhadap pentingnya (Sugiono, 2011). Populasi dalam penelitian ini
keseimbangan lingkungan mengapa tidak segera adalah siswa dan guru sekolah SMK Negeri 1
seluruh sekolah yang ada di Kabupaten Pangkalan Kerinci serta siswa dan guru sekolah
Pelalawan mendapatkan dan melaksanakan SMK Negeri 1 Bunut Kabupaten Pelalawan
program adiwiyata tersebut, namun kondisi saat yang berjumlah 1005 orang. Besarnya jumlah
ini dari total 15 SMK yang ada di Kabupaten populasi, maka dibatasi untuk dijadikan sampel,
Pelalalawan baru hanya sekitar 5 SMK saja maka pengambilan sampel berasal dari
yang mengikuti Program Adiwiyata sehingga perwakilan maka diperoleh sampel dalam
hal ini menjadi sebuah permasalahan bagi penelitian adalah 107 orang. Dalam pelaksanaan
Pemerintah Kabupaten Pelalawan mengingat pengambilan data, baik primer maupun
program ini sungguh sangat bermanfaat untuk sekunder yang memenuhi standart, dilakukan
pihak sekolah dan Pemerintah Daerah. dengan beberapa cara sebagai berikut:
Wawancara, kuisioner yaitu suatu teknik
BAHAN DAN METODE pengumpulan informasi yang memungkinkan
analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan,
Penelitian ini menggunakan metode survei perilaku dan pengamatan (Observasi).
yaitu dengan pengamatan langsung terhadap Sedangkan teknik analisa data menggunakan Uji
objek penelitian, Menurut Sugiono (2014) chi-square. Uji chi-square ini bias diterapkan
metode survei biasanya digunakan untuk untuk pengujian kenormalan data, pengujian
mendapatkan data dari tempat tertentu yang data yang berlevel nominal atau untuk menguji
alamiah, namun peneliti melakukan perlakuan perbedaan dua atau lebih proporsi sampel.
dalam pengumpulan data (kuesioner, test,
Dinamika Lingkungan Indonesia 19

HASIL Pangkalan Kerinci (sekolah Adiwiyata) dengan


SMKN 1 Bunut (sekolah belum Adiwiyata)
Data yang telah diperoleh kemudian di analisis dalam mengelola lingkungan.
melalui uji chi-square adalah salah satu uji Hasil analisis uji chi-square dengan
statistik non parametik yang cukup sering menggunakan program software SPSSversion
digunakan dalam penelitian. Uji chi-square ini 20.0 for windows tentang perilaku siswa SMKN
bias diterapkan untuk pengujian kenormalan 1 Pangkalan Kerinci (sekolah Adiwiyata) di
data, pengujian data yang berlevel nominal atau peroleh perilaku siswa yang tinggi yaitu 82
untuk menguji perbedaan dua atau lebih. Uji orang dan yang rendah di peroleh 5 orang.
chi-square diterapkan pada kasus dimana akan Sedangkan perilaku siswa SMKN 1 Bunut
diuji apakah frekuensi yang akan di amati (sekolah belum Adiwiyata) di peroleh perilaku
bebeda secara nyata atau tidak dengan frekuensi siswa yang tinggi yaitu 71 orang dan yang
yang diharapkan. rendah di peroleh 16 orang. Selanjutnya hasil
Hasil analisis uji chi-square dengan analisis Chi Square dari data kedua sekolah di
menggunakan program software SPSSversion peroleh Chi Square hitung 102.920 dan Chi
20.0 for windows yaitu tentang pengetahuan Square tabel 101,879 dan hasil Uji korelasi non
siswa SMKN 1 Pangkalan Kerinci (sekolah parametrik perilaku siswa antara SMKN 1
Adiwiyata) di peroleh pengetahuan siswa yang Pangkalan Kerinci dengan SMKN 1 Bunut di
tinggi yaitu 85 orang dan yang rendah di peroleh koefisien korelasi sebesar (0.884). Hasil
peroleh 2 orang. Sedangkan pengetahuan siswa analisis tersebut dapat dikategorikan tentang
SMKN 1 Bunut (sekolah belum Adiwiyata) di perilaku siswa yaitu adanya perbedaan tingkat
peroleh pengetahuan siswa yang tinggi yaitu 80 perilaku siswa antara SMKN 1 Pangkalan
orang dan yang rendah di peroleh 7 orang. Kerinci (sekolah Adiwiyata) dengan SMKN 1
Selanjutnya hasil analisis Chi Square dari data Bunut (sekolah belum Adiwiyata) dalam
kedua sekolah di peroleh Chi Square hitung mengelola lingkungan.
140.437 dan Chi Square tabel 101,879 dan hasil Selanjutnya dari analisis tentang perilaku
Uji korelasi non parametrik pengetahuan siswa guru SMKN 1 Pangkalan Kerinci (sekolah
antara SMKN 1 Pangkalan Kerinci dengan Adiwiyata) di peroleh perilaku guru yang tinggi
SMKN 1 Bunut di peroleh koefisien korelasi yaitu 9 orang dan yang rendah di peroleh 1
sebesar (0.596). Hasil tersebut menunjukkan orang. Sedangkan perilaku guru SMKN 1 Bunut
bahwa terdapat adanya perbedaan tingkat (sekolah belum Adiwiyata) di peroleh perilaku
pengetahuan siswa antara SMKN 1 Pangkalan guru yang tinggi yaitu 8 orang dan yang rendah
Kerinci (sekolah Adiwiyata) dengan SMKN 1 di peroleh 2 orang. Selanjutnya hasil analisis
Bunut (sekolah belum Adiwiyata) dalam Chi Square dari data kedua sekolah di peroleh
mengelola lingkungan. Chi Square hitung 10.000 dan Chi Square tabel
Selanjutnya tentang pengetahuan guru 18.307 dan hasil Uji korelasi non parametrik
SMKN 1 Pangkalan Kerinci (sekolah perilaku guru antara SMKN 1 Pangkalan
Adiwiyata) di peroleh pengetahuan guru yang Kerinci dengan SMKN 1 Bunut di peroleh
tinggi yaitu 9 orang dan yang rendah di peroleh koefisien korelasi sebesar (0,355). Hasil analisis
1 orang. Sedangkan pengetahuan guru SMKN 1 tersebut dapat dikategorikan tentang perilaku
Bunut (sekolah belum Adiwiyata) di peroleh guru yaitu tidak ada perbedaan tingkat perilaku
pengetahuan guru yang tinggi yaitu 8 orang dan guru antara SMKN 1 Pangkalan Kerinci
yang rendah di peroleh 2 orang. Selanjutnya (sekolah Adiwiyata) dengan SMKN 1 Bunut
hasil analisis Chi Square dari data kedua (sekolah belum Adiwiyata) dalam mengelola
sekolah di peroleh Chi Square hitung 10.000 dan lingkungan.
Chi Square tabel 18.307. dan hasil Uji korelasi Merujuk dari analisis hasil penelitian
non parametrik pengetahuan guru antara SMKN tentang keterampilan siswa SMKN 1 Pangkalan
1 Pangkalan Kerinci dengan SMKN 1 Bunut di Kerinci (sekolah Adiwiyata) di peroleh
peroleh koefisien korelasi sebesar (0,102). Hasil keterampilan siswa yang tinggi yaitu 77 orang
analisis tersebut dapat dikategorikan tentang dan yang rendah di peroleh 10 orang.
pengetahuan guru yaitu tidak ada perbedaan Sedangkan keterampilan siswa SMKN 1 Bunut
tingkat pengetahuan guru antara SMKN 1 (sekolah belum Adiwiyata) di peroleh
Dinamika Lingkungan Indonesia 20

keterampilan siswa yang tinggi yaitu 69 orang yang dilakukan dengan menggunakan analisis
dan yang rendah di peroleh 18 orang. uji chi-square untuk menguji perbedaan
Selanjutnya hasil analisis Chi Square dari data pengetahuan, perilaku dan keterampilan siswa
kedua sekolah di peroleh Chi Square hitung dan guru serta perbedaan antara sekolah yang
101.994 dan Chi Square tabel 101,879 dan hasil telah melaksanakan program adiwiyata dengan
Uji korelasi non parametrik keterampilan siswa sekolah yang belum melaksanakn program
antara SMKN 1 Pangkalan Kerinci dengan adiwiyata.
SMKN 1 Bunut di peroleh koefisien korelasi Berdasarkan hasil analisis uji chi-square
sebesar (0.150). Hasil analisis tersebut dapat dengan menggunakan program software
dikategorikan tentang keterampilan siswa yaitu SPSSversion 20.0 for windows yaitu tentang
adanya perbedaan tingkat keterampilan siswa pengetahuan siswa SMKN 1 Pangkalan Kerinci
antara SMKN 1 Pangkalan Kerinci (sekolah (sekolah Adiwiyata) di peroleh pengetahuan
Adiwiyata) dengan SMKN 1 Bunut (sekolah siswa yang tinggi yaitu 85 orang dan yang
belum Adiwiyata) dalam mengelola lingkungan. rendah di peroleh 2 orang. Sedangkan
Selanjutnya merujuk pada analisis hasil pengetahuan siswa SMKN 1 Bunut (sekolah
penelitian tentang keterampilan guru SMKN 1 belum Adiwiyata) di peroleh pengetahuan siswa
Pangkalan Kerinci (sekolah Adiwiyata) di yang tinggi yaitu 80 orang dan yang rendah di
peroleh keterampilan guru yang tinggi yaitu 9 peroleh 7 orang. Selanjutnya hasil analisis Chi
orang dan yang rendah di peroleh 1 orang. Square dari data kedua sekolah di peroleh Chi
Sedangkan keterampilan guru SMKN 1 Bunut Square hitung 140.437 dan Chi Square tabel
(sekolah belum Adiwiyata) di peroleh 101,879 dan hasil Uji korelasi non parametrik
keterampilan guru yang tinggi yaitu 8 orang dan pengetahuan siswa antara SMKN 1 Pangkalan
yang rendah di peroleh 2 orang. Selanjutnya Kerinci dengan SMKN 1 Bunut di peroleh
hasil analisis Chi Square dari data kedua koefisien korelasi sebesar (0.596). Hasil tersebut
sekolah di peroleh Chi Square hitung 10.000 dan menunjukkan bahwa terdapat adanya perbedaan
Chi Square tabel 18.307 dan hasil Uji korelasi tingkat pengetahuan siswa antara SMKN 1
non parametrik keterampilan guru antara SMKN Pangkalan Kerinci (sekolah Adiwiyata) dengan
1 Pangkalan Kerinci dengan SMKN 1 Bunut di SMKN 1 Bunut (sekolah belum Adiwiyata)
peroleh koefisien korelasi sebesar (0.411). Hasil dalam mengelola lingkungan.
analisis tersebut dapat dikategorikan tentang Pengelolaan lingkungan bukan hanya
keterampilan guru yaitu tidak ada perbedaan sekedar pelajaran tentang pencemaran
tingkat keterampilan guru antara SMKN 1 lingkungan serta tidak terbatas pada pengenalan
Pangkalan Kerinci (sekolah Adiwiyata) dengan permasalahan khas lingkungan secara terpisah,
SMKN 1 Bunut (sekolah belum Adiwiyata) tetapi harus dapat mendorong para generasi
dalam mengelola lingkungan. yang memiliki kompetensi dalam tindakan nyata
dan bersifat ecologist. Umumnya pengetahua
PEMBAHASAN siswa SMKN sudah tergolong baik terhadap
lingkungan dan berbagai permasalahannnya.
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan Selain mendapatkan pengetahuan sejak dini
penafsiran yang lebih lanjut mengenai hasil- melalui pendidikan di SLTP maupun keluarga
hasil analisis data yang telah dikemukakan. dengan hidup bersih dan sehat serta
Dalam pengambilan data dilakukan penyebaran memperoleh pengetahuan lingkungan dari
kuisioner kepadsa siswa dan guru, kuisioner berbagai media masa dan elektronik.
yang diberikan mempunyai tiga aspek bentuk Selanjutnya tentang pengetahuan guru
pertanyaan yaitu tentang pengetahuan, sikap, SMKN 1 Pangkalan Kerinci (sekolah
keterampilan dan setiap dari jawaban responden Adiwiyata) di peroleh pengetahuan guru yang
tersebut diberikan skor yang telah ditentukan. tinggi yaitu 9 orang dan yang rendah di peroleh
Berdasarkan analisis deskriptif dan pengujian 1 orang. Sedangkan pengetahuan guru SMKN 1
diketahui adanya perbedaan antara sekolah yang Bunut (sekolah belum Adiwiyata) di peroleh
telah melaksanakan program adiwiyata dengan pengetahuan guru yang tinggi yaitu 8 orang dan
sekolah yang belum melaksanakn program yang rendah di peroleh 2 orang. Selanjutnya
adiwiyata, hal tersebut ditunjukkan dengan hasil hasil analisis Chi Square dari data kedua
Dinamika Lingkungan Indonesia 21

sekolah di peroleh Chi Square hitung 10.000 dan terjadi lingkungan sehat dan kenyamanan dalam
Chi Square tabel 18.307. dan hasil Uji korelasi pembelajaran. Hal tersebut terwujud jika sikap
non parametrik pengetahuan guru antara SMKN individu dalam mengelola lingkungan
1 Pangkalan Kerinci dengan SMKN 1 Bunut di dilaksanakan dengan baik dan memperhatikan
peroleh koefisien korelasi sebesar (0,102). Hasil setiap kelebihan mapun kekurangan pasilitas
analisis tersebut dapat dikategorikan tentang yang terjadi di sekolah.
pengetahuan guru yaitu tidak ada perbedaan Selanjutnya dari analisis tentang perilaku
tingkat pengetahuan guru antara SMKN 1 guru SMKN 1 Pangkalan Kerinci (sekolah
Pangkalan Kerinci (sekolah Adiwiyata) dengan Adiwiyata) di peroleh perilaku guru yang tinggi
SMKN 1 Bunut (sekolah belum Adiwiyata) yaitu 9 orang dan yang rendah di peroleh 1
dalam mengelola lingkungan. orang. Sedangkan perilaku guru SMKN 1 Bunut
Guru sebagai agen pembelajaran yang (sekolah belum Adiwiyata) di peroleh perilaku
menjadi tenaga pendidik yang telah menguasai guru yang tinggi yaitu 8 orang dan yang rendah
pengetahuan tentang pengelolaan lingkungan di peroleh 2 orang. Selanjutnya hasil analisis
yang menjadikan strategi untuk mempengaruhi Chi Square dari data kedua sekolah di peroleh
dan dipengaruhi. Kedudukan yang dimilki guru Chi Square hitung 10.000 dan Chi Square tabel
sesunggunya mengandung makna yang 18.307 dan hasil Uji korelasi non parametrik
mendalam, dimana ungkapan yang selalu di perilaku guru antara SMKN 1 Pangkalan
bilang bahwa guru itu merupakan sosok yang di Kerinci dengan SMKN 1 Bunut di peroleh
tiru, teladan, dan sosok yang mendukung atau koefisien korelasi sebesar (0,355). Hasil analisis
mempasilitasi. Sasaran yang ingin dicapai tersebut dapat dikategorikan tentang perilaku
adalah guru sadar dan mau mengembangkan guru yaitu tidak ada perbedaan tingkat perilaku
pengetahuan dan wawasan untuk mencari guru antara SMKN 1 Pangkalan Kerinci
alternative dari permasalahan dalam (sekolah Adiwiyata) dengan SMKN 1 Bunut
pengelolaan lingkungan dalam konteks (sekolah belum Adiwiyata) dalam mengelola
pendidikan lingkungan.
Hasil analisis uji chi-square dengan Guru merupakan sifat yang memiliki
menggunakan program software SPSSversion kepedulian terhadap lingkungan nilai-nilai
20.0 for windows tentang perilaku siswa SMKN sosial akan cenderung memiliki kepedulian
1 Pangkalan Kerinci (sekolah Adiwiyata) di terhadap sekitarnya. Kesadaran guru dalam
peroleh perilaku siswa yang tinggi yaitu 82 membina sikap baik melalui jalur pendidikan
orang dan yang rendah di peroleh 5 orang. formal dan tindakan ramah dalam mengelola
Sedangkan perilaku siswa SMKN 1 Bunut lingkungan merupakan perwujudan dari
(sekolah belum Adiwiyata) di peroleh perilaku kesadaran yang telah terbentuk melalui
siswa yang tinggi yaitu 71 orang dan yang kehidupan sehari-hari, pemahaman dan
rendah di peroleh 16 orang. Selanjutnya hasil penghayatan.
analisis Chi Square dari data kedua sekolah di Merujuk dari analisis hasil penelitian
peroleh Chi Square hitung 102.920 dan Chi tentang keterampilan siswa SMKN 1 Pangkalan
Square tabel 101,879 dan hasil Uji korelasi non Kerinci (sekolah Adiwiyata) di peroleh
parametrik perilaku siswa antara SMKN 1 keterampilan siswa yang tinggi yaitu 77 orang
Pangkalan Kerinci dengan SMKN 1 Bunut di dan yang rendah di peroleh 10 orang.
peroleh koefisien korelasi sebesar (0.884). Hasil Sedangkan keterampilan siswa SMKN 1 Bunut
analisis tersebut dapat dikategorikan tentang (sekolah belum Adiwiyata) di peroleh
perilaku siswa yaitu adanya perbedaan tingkat keterampilan siswa yang tinggi yaitu 69 orang
perilaku siswa antara SMKN 1 Pangkalan dan yang rendah di peroleh 18 orang.
Kerinci (sekolah Adiwiyata) dengan SMKN 1 Selanjutnya hasil analisis Chi Square dari data
Bunut (sekolah belum Adiwiyata) dalam kedua sekolah di peroleh Chi Square hitung
mengelola lingkungan. 101.994 dan Chi Square tabel 101,879 dan hasil
Pengelolaan lingkuangan merupakan hal Uji korelasi non parametrik keterampilan siswa
yang sangat menentukan suatu tingkat kesehatan antara SMKN 1 Pangkalan Kerinci dengan
dalam lingkungan sekolah maupun kehidupan SMKN 1 Bunut di peroleh koefisien korelasi
sehari-hari, sehingga dalam lingkungan sekolah sebesar (0.150). Hasil analisis tersebut dapat
Dinamika Lingkungan Indonesia 22

dikategorikan tentang keterampilan siswa yaitu Berdasarkan hasil penelitian sesuai dengan
adanya perbedaan tingkat keterampilan siswa Permen LH No 02 Tahun 2009, Adiwiyata
antara SMKN 1 Pangkalan Kerinci (sekolah adalah sekolah yang baik dan ideal sebagai
Adiwiyata) dengan SMKN 1 Bunut (sekolah tempat memperoleh segala ilmu pengetahuan
belum Adiwiyata) dalam mengelola lingkungan. dan berbagai norma serta etika yang dapat
Pembelajaran yang baik dan tepat oleh menjadi dasar manusia menuju terciptanya
pendidik yaitu guru dapat memberikan kesejahteraan hidup dan cita-cita pembangunan
kemudahan kepada siswa dalam memahami dan berkelanjutan. Tujuan program Adiwiyata
mengerti lingkungannnya, sementara itu adalah menciptakan kondisi yang baik bagi
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan
dilakukan di luar kelas dapat memberikan penyadaran warga sekolah, sehingga
pengalaman baru dalam mempelajari bagaimana dikemudian hari, warga sekolah tersebut dapat
mengelola lingkungan sekitarnya. kegiatan yang turut bertanggungjawab dalam upaya-upaya
dilakukan dalam mengelola lingkungan penyelamatan lingkungan hidup dan
berdampak bagi kesehatan, keindahan maupun pembangunan berkelanjutan. Kegiatan utama
suasana sekolah yang bersih dan terhindar dari program Adiwiyata adalah mewujudkan
panyakit. kelembagaan sekolah yang peduli dan
Selanjutnya merujuk pada analisis hasil berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan
penelitian tentang keterampilan guru SMKN 1 menengah di Indonesia. Dengan program ini
Pangkalan Kerinci (sekolah Adiwiyata) di diharapkan dalam setiap perkembangan Ilmu
peroleh keterampilan guru yang tinggi yaitu 9 Pengetahuan dan Teknologi selalu dikaji juga
orang dan yang rendah di peroleh 1 orang. bagaimana Teknologi tersebut dapat
Sedangkan keterampilan guru SMKN 1 Bunut menyeimbangkan daya dukung lingkungan
(sekolah belum Adiwiyata) di peroleh
keterampilan guru yang tinggi yaitu 8 orang dan SIMPULAN
yang rendah di peroleh 2 orang. Selanjutnya
hasil analisis Chi Square dari data kedua Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu adanya
sekolah di peroleh Chi Square hitung 10.000 dan perbedaan yang signifikan tentang pengetahuan,
Chi Square tabel 18.307 dan hasil Uji korelasi perilaku dan keterampilan siswa antara SMKN
non parametrik keterampilan guru antara SMKN 1 Pangkalan Kerinci (sekolah Adiwiyata)
1 Pangkalan Kerinci dengan SMKN 1 Bunut di dengan SMKN 1 Bunut (sekolah belum
peroleh koefisien korelasi sebesar (0.411). Hasil Adiwiyata), karena terdapat nilai Chi Square
analisis tersebut dapat dikategorikan tentang hitung lebih besar dari nilai Chi Square tabel. Tidak
keterampilan guru yaitu tidak ada perbedaan Ada perbedaan yang signifikan tentang
tingkat keterampilan guru antara SMKN 1 pengetahuan, perilaku dan keterampilan guru
Pangkalan Kerinci (sekolah Adiwiyata) dengan antara SMKN 1 Pangkalan Kerinci (sekolah
SMKN 1 Bunut (sekolah belum Adiwiyata) Adiwiyata) dengan SMKN 1 Bunut (sekolah
dalam mengelola lingkungan. belum Adiwiyata), karena terdapat nilai Chi
Terdapatnya materi pembelajaran tentang Square hitung lebih kecil dari nilai Chi Square
lingkungan dalam modul memudahkan guru tabel.
dalam menyampaikan pengetahuan tentang
lingkungan serta di praktekkan dalam kehidupan UCAPAN TERIMA KASIH
sdehari-hari. Pengembangan ilmu tentang ilmu
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
pengetahuan dilakukan pelatihan serta
terima kasih kepada kedua Orangtuaku, Suami
pengawasan, sehingga guru menjadi kunci
dan Anak-anak yang selalu memberi semangat
utama dalam keberhasilan pengelolaan
dalam terlaksana penelitian ini, kepada teman-
lingkungan. Dengan ketrerampilan dan
teman dan Staf Administrasi Pascasarjana Ilmu
pengetahuan yang memadai dapat dari
Lingkungan yang selalu memberi dukungan,
pendidikan pelatihan diharapkan mampu dalam
dan semua pihak yang telah membantu dalam
menuangkan dalam pembelajaran lingkungan di
melaksanakan penelitian ini.
sekolah dengan baik.
Dinamika Lingkungan Indonesia 23

DAFTAR PUSTAKA
Susilo, R.K.D. 2009. Sosiologi Lingkungan.
Kementrian Negera Lingkungan Hidup, 2008. Rajawali Pers. Jakarta.
Panduan Materi Pendidikan Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan (Prinsip
Lingkungan Hidup. KNLH. Jakarta. dan Operasionalnya). PT Bumi
Kementrian Negera Lingkungan Hidup. 2010. Aksara. Jakarat Timur.
Panduan Adiwiyata. KNLH. Jakarta. Saragih. 2002. Pendidikan Mengenai Ling
Kementerian Lingkungan Hidup. 2011. kungan Dalam Rangka
Panduan Adiwiyata. KLH. Jakarta. Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal
Soeriatmadja, R.E. 1997. Ilmu Lingkungan . Ilmu Pendidikan 9 Tanggal 2 Juni
ITB. Bandung. 2002.

You might also like