Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Iklim Keselamatan Dan Pengalaman Personal Terhadap Kepatuhan Pada Peraturan Keselamatan Pekerja Konstruksi
Pengaruh Iklim Keselamatan Dan Pengalaman Personal Terhadap Kepatuhan Pada Peraturan Keselamatan Pekerja Konstruksi
Pengaruh Iklim Keselamatan Dan Pengalaman Personal Terhadap Kepatuhan Pada Peraturan Keselamatan Pekerja Konstruksi
VOLUME 37, NO. 1, JUNI 2010: 82 – 93
Pengaruh Iklim Keselamatan dan Pengalaman Personal
terhadap Kepatuhan pada Peraturan Keselamatan
Pekerja konstruksi
Prihatiningsih1 & Sugiyanto
Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada
Abstract
This study was conducted to examine the effect of safety climate and personal experience
on safety compliance, particularly in the use of personal protective equipment (PPE), of
construction workers. Safety climate and compliance questionnaire was used to measure the
level of safety climate and compliance. Personal experience variable consist of work experience
and educational experience that was analyzed independently as two variables. The subject of
this study (N=70) are construction workers in the rehabilitation project of Amongrogo, in
Yogyakarta. Multiple regressions is used for data analyzing. The result indicate the significant
effect of both safety climate and personal experience toward safety compliance, particularly in
the use of PPE (R2=.253; p<.05). The coefficient of determination is .253 indicating that both
safety climate and personal experience result together 25.3% effective contribution for safety
compliance. Safety climate itself results 7.8%, while personal experience results 17.5%
effective contribution for safety compliance. There are only three dimensions of safety climate,
from sixth dimensions being examined, that have significant effect to safety compliance, which
are supervisor safety practices, safety attitude, and safety training dimension. Supervisor
safety practices have dominant effect, and result 39.8% effective contribution on safety
compliance.
Keywords: safety climate, personal experience, safety compliance, construction workers.
82
KEPATUHAN PADA PERATURAN KESELAMATAN
JURNAL PSIKOLOGI 83
PRIHATININGSIH & SUGIYANTO
Pengetahuan,
Iklim Kepatuhan keselamatan
Kemampuan
keselamatan Partisipasi keselamatan
dan Motivasi
84 JURNAL PSIKOLOGI
KEPATUHAN PADA PERATURAN KESELAMATAN
JURNAL PSIKOLOGI 85
PRIHATININGSIH & SUGIYANTO
Tabel 1
Deskripsi Subjek Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja
Tingkat pendidikan Pengalaman kerja
Pendidikan Jumlah Persentase Pengalaman kerja (tahun) Jumlah Persentase
Sarjana 6 8,57% 5 ke bawah 26 37,14%
Diploma 1 1,43% 6 – 15 37 52,86%
SMA 11 15,71% 16‐25 6 8,57%
SMP 37 52,86 % 26 ke atas 1 1,43%
SD 15 21,43 %
Total 70 100% Total 70 100%
Skala Iklim Keselamatan untuk melihat daya beda aitem, terlebih
dahulu dilakukan uji preliminary untuk
Skala iklim keselamatan yang diguna‐ mengetahui sejauhmana kata‐kata dalam
kan merupakan modifikasi dari kuesioner aitem dapat dipahami. Uji preliminary dila‐
iklim keselamatan yang disusun Lu & Tsai kukan terhadap tujuh pekerja konstruksi di
(2007). Skala ini disusun dari enam dimensi proyek pembangunan gedung fakultas
iklim keselamatan, yaitu dimensi praktek Ilmu Budaya UGM. Uji preliminary dilaku‐
keselamatan atasan, praktek keselamatan kan sebanyak dua kali. Aitem nomer 26
manajemen, sikap keselamatan, pelatihan pada skala iklim keselamatan digugurkan
keselamatan, keselamatan kerja, dan setelah uji preliminary dengan alasan subjek
praktek keselamatan rekan kerja. Contoh uji preliminary tidak memahami maksud
aitem dapat dilihat dalam Tabel 2. pernyataan dalam aitem tersebut.
Skala ini awalnya terdiri atas 47 aitem. Setelah dilakukan uji preliminary ke‐
Sebelum dilakukan uji coba terhadap skala dua, aitem‐aitem tersebut siap untuk
Tabel 2
Contoh Aitem Skala Iklim Keselamatan
86 JURNAL PSIKOLOGI
KEPATUHAN PADA PERATURAN KESELAMATAN
JURNAL PSIKOLOGI 87
PRIHATININGSIH & SUGIYANTO
88 JURNAL PSIKOLOGI
KEPATUHAN PADA PERATURAN KESELAMATAN
JURNAL PSIKOLOGI 89
PRIHATININGSIH & SUGIYANTO
disediakan untuk para pekerja masih ku‐ penelitian tersebut pelatihan keselamatan
rang. Hal tersebut menjadi alasan kenapa diberikan kepada para mandor dengan cara
mereka tidak patuh dalam menggunakan mengajarkan mereka untuk memberikan
APD sehingga pekerja yang memiliki sikap umpan balik terkait keselamatan.
keselamatan positif bisa jadi tidak mema‐ Umpan balik yang diberikan oleh
tuhi peraturan keselamatan, khususnya mandor dapat berupa hadiah atas perilaku
penggunaan APD. keselamatan yang ditunjukkan oleh
Ketidakkonsistenan tersebut juga pekerja. Hal ini sesuai dengan pernyataan
tampak dari hasil kategorisasi skor iklim Schultz & Schultz (1994) bahwa salah satu
keselamatan dan kepatuhan yang kurang teknik efektif untuk pelatihan keselamatan
sesuai dengan hasil observasi dan wawan‐ adalah modifikasi perilaku, yaitu dengan
cara sebelum pengambilan data. Berdasar‐ metode penguatan. Pekerja yang menun‐
kan hasil kategorisasi skor iklim kesela‐ jukkan perilaku patuh pada peraturan
matan, sebagian besar pekerja konstruksi keselamatan diberi hadiah, misalnya de‐
PT Adhi Karya di proyek rehabilitasi GOR ngan pujian. Atasan atau mandor meme‐
Amongrogo memandang perusahaan gang peran penting dalam kesuksesan
memiliki iklim keselamatan dengan kate‐ program pelatihan ini. Hal ini disebabkan
gori tinggi (78,57%). Sebagian besar pekerja karena atasan/mandor adalah orang yang
yang menjadi subjek penelitian juga dekat dengan pekerja.
memiliki kepatuhan pada tingkat sangat Berdasarkan hasil wawancara dengan
tinggi, yaitu sebanyak 47,14%. Sementara kepala kesehatan dan keselamatan ling‐
itu, hasil wawancara maupun observasi kungan pada proyek Amongrogo, sebenar‐
yang dilakukan sebelum pengambilan data nya perusahaan telah melakukan usaha‐
penelitian menunjukkan bahwa tingkat usaha untuk meningkatkan kepatuhan
kepatuhan pekerja masih kurang. Berdasar‐ pekerja, misalnya dengan mengadakan
kan hasil wawancara dengan kepala pelak‐ morning talk. Morning talk adalah program
sana proyek GOR Amongrogo, kebanyakan untuk meningkatkan kepatuhan pekerja
pekerja tidak patuh dalam penggunaan dengan cara memberikan pengarahan
APD dengan alasan merasa kurang tentang keselamatan kerja yang diadakan
nyaman saat menggunakannya. APD jenis setiap pagi sebelum pekerja mulai bekerja.
helm menurut para pekerja justru membuat Namun, dalam pelaksanaannya pekerja
kepala pusing, sedangkan APD jenis sabuk yang mau terlibat dalam program itu hanya
pengaman menurut pekerja justru mem‐ sekitar 7% dari total pekerja. Untuk itu,
buat pekerja kurang leluasa dalam bekerja. perlu diadakan juga kegiatan untuk
Untuk itu, perusahaan sebaiknya tetap meningkatkan pemahaman dan kesadaran
mengambil kebijakan‐kebijakan yang dapat pekerja mengenai arti penting keselamatan
meningkatkan iklim keselamatan maupun kerja. Salah satu cara yang bisa dilakukan
kepatuhan pekerjanya. Langkah yang bisa adalah dengan sosialisasi mengenai pera‐
diambil misalnya dengan mengadakan turan dan fasilitas‐fasilitas keselamatan,
pelatihan keselamatan, karena terbukti misalnya ketersediaan APD, kepada selu‐
pelatihan keselamatan berpengaruh terha‐ ruh staff dan pekerja. Dengan adanya
dap kepatuhan. Selain itu, penelitian Zohar sosialisasi tersebut diharapkan pekerja
(dalam Neal & Griffin, 2004) membuktikan akan memiliki pengetahuan yang lebih
bahwa pelatihan keselamatan juga dapat mengenai keselamatan kerja. Sesuai hasil
meningkatkan iklim keselamatan. Dalam penelitian Riyadi (2007) tingkat pengeta‐
90 JURNAL PSIKOLOGI
KEPATUHAN PADA PERATURAN KESELAMATAN
JURNAL PSIKOLOGI 91
PRIHATININGSIH & SUGIYANTO
keselamatan, keselamatan kerja, dan prak‐ Direktorat Jenderal Pos dan Telekomuni‐
tek keselamatan rekan kerja. kasi. (5 Juni 2007). Masalah K3 akan
dimasukkan ke dalam perjanjian tender
JKI. http://postel.depkominfo.go.id/
Kepustakaan
?mod=CLDEPTKMF_BRT01&view=1&
Azwar, S. (2004). Penyusunan Skala Psikologi. id=BRT070605152101&mn=BRT0100%7
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. CCLDEPTKMF_BRT01, diakses 15
Oktober 2008.
Anshori, A. (2008). Jumlah kecelakaan kerja
secara nasional cukup tinggi. http:// Humas PT Jamsostek. (11 Juli 2008).
www.jamsostek.co.id/info/berita.php?i Membangun konstruksi kerja layak.
d=105, diakses 10 Oktober 2008. Forum, edisi no. 11, 7‐13 Juli 2008.
http://www.jamsostek.co.id/info/berita.
Asnawi, S. (2002). Hubungan dan pengaruh
php?id=188, diakses 15 Oktober 2008.
keterlibatan pelaksanaan tugas dengan
dispilin terhadap peraturan Kesela‐ International Labour Organization (ILO).
matan dan Kesehatan Kerja atau K3. (2004). Undang‐undang Ketenagakerjaan
Jurnal ΨPHRONESIS: Universitas Indonesia: Major Labour Laws of
Persada Indonesia, 4 (7), 24‐34 Indonesia. Jakarta: Kantor Perburuhan
Internasional.
Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber
Daya Manusia (BPKSDM). (25 Juli Lin, S., Tang, W., Miao, J., Wang, Z., &
2006). Faktor kesalahan manusia dominasi Wang, P. (2008). Safety climate measu‐
penyebab kecelakaan kerja. http:// rement at workplace in china: A vali‐
bpksdm.pu.go.id/?menu=10&kd=18, dity and reliability assessment. Safety
diakses 15 Oktober 2008. Science, 46, 1037‐1046.
Balai K3 Bandung. (4 April 2008). Alat Lu, C., & Tsai C. (2008). The effects of safety
pelindung diri. http://hiperkes. climate on vessel accidents in the
wordpress.com/2008/04/04/alat‐ container shipping context. Accident
pelindung‐diri, diakses 24 November Analysis and Prevention, 40, 594–601.
2008. McGovern, P. M., Vesley , D., Kochevar, L.,
Baron, R. A., & Byrne, D. (2004). Social Gershon, R., Rhame, F. S., & Anderson,
Psychology (terjemahan: Ratna E. (2000). Factors affecting universal
Djuwita). Jakarta: Penerbit Erlangga. precautions compliance. Journal of
Business and Psychology. 15(1), 149‐161.
Bisnis Bali Online. (15 Mei 2007). Pema‐
haman K3 rendah, kecelakaan kerja Neal, A. & Griffin, M. A. (2002). Safety
konstruksi tetap tinggi. http:// climate and safety behaviour.
www.bisnisbali.com Australian Journal of Management, 27
/2007/05/15/news/property/yas.html, (special issues), 67‐73.
diakses 20 Februari 2009. Neal, A. & Griffin, M. A. (2004). Safety
Departemen Pekerjaan Umum. (5 Juni climate and safety at work. Dalam the
2007). Konstruktor swasta cenderung psychology of workplace safety. In J.
abaikan K3. http://www.kimpraswil.go. Barling & R.F. Michael (Eds.).
id/index.asp?link=/PUBLIK/IND/Berita Washington: American Psychological
/ppw050607rnd.htm, diakses 19 Association.
Februari 2009.
92 JURNAL PSIKOLOGI
KEPATUHAN PADA PERATURAN KESELAMATAN
JURNAL PSIKOLOGI 93