Professional Documents
Culture Documents
Naskah Publikasi
Naskah Publikasi
Naskah Publikasi
Diajukan oleh:
N 101 13 057
Kepada
Pembimbing Materi
Pembimbing Metodologi
ABSTRACT
ABSTRAK
Latar Belakang: Peningkatan indeks massa tubuh (IMT) erat kaitannya dengan
penyakit Hipertensi baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Kegemukan
atau obesitas adalah faktor risiko yang dapat meningkatkan penyakit jantung dan
dapat menyebabkan kelainan metabolisme yang dapat mempengaruhi tekanan
darah kolesterol, trigliserid, dan resistensi hormon insulin. Obesitas yang lebih
berpengaruh terhadap kejadian hipertensi adalah obesitas sentral. Obesitas sentral
dapat dikur dengan teknik pengukuran lingkar pinggang.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang
dengan tekanan darah pada pegawai SMA Negeri 5 Palu.
Metode: Desain penelitian yang dipakai adalah analitik observasi dengan
pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling.
Sejumlah 77 orang. pengukuran indeks massa tubuh diperoleh dari data tinggi
badan dan berat badan dengan menggunakan mikrotoa dan timbangan, sedangkan
lingkar pinggang menggunakan pita pengukur. pengukuran langsung
menggunakan sfigmomanometer. Analisis data dilakukan secara univariat,
bivariat dengan uji chi-square (α=0,05).
Hasil: Analisis data menggunakan uji chi-square diperoleh nilai probabilitas
0,000 untuk hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan darah dan nilai
probabilitas 0,000 untuk hubungan lingkar pinggang dengan tekanan darah pada
pegawai SMA Negeri 5 Palu
Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara indeks massa tubuh dan
lingkar pinggang dengan tekanan darah pada pegawai SMA Negeri 5 Palu.
PENDAHULUAN
Tekanan darah merupakan tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap
pembuluh darah. Tekanan darah dapat meningkat ataupun menurun, penurunan
tekanan darah disebut hipotensi yang disebabkan oleh bayak faktor diantaranya
perdarahan, tidak adekuatnya penggantian cairan (dehidrasi), syok dan lain
sebagainya (Baradero M, 2009). Sedangakan peningkatan tekanan darah atau yang
disebut juga hipertensi merupakan pembunuh diam-diam karena hanya
menimbulkan beberapa gejala, itupun jika ada. Seseorang dapat menderita
hipertensi selama bertahun-tahun tanpa menyadarinya1.
Menurut laporan Riskesdas2 prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%.
Angka ini cukup tinggi dan bila tidak mendapat pengobatan akan berakhir dengan
kematian akibat serangan jantung, stroke dan gagal ginjal. Itu sebabnya penyakit
hipertensi sering disebut silent killer. Riskesdas merupakan hasil riset berbasis
komunitas dengan sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga yang
dilaksanakan di 440 kabupaten/kota (dari jumlah keseluruhan sebanyak 454
kabupaten/kota) yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia tahun 2007 sehingga
data dapat mewakili populasi di tingkat kabupaten/kota di seluruh Indonesia3.
Faktor yang mempengaruhi tekana darah seperti usia, faktor genetika, jenis
kelamin, pengaruh hormonal, kehamilan, pemakaian kontrasepsi oral, stress
psikis, merokok, makanan yang mengandung kadar sodium, asam lemak jenuh,
dan kolesterol, dan penyakit lain yang dapat mengakibatkan hipertensi sekunder4.
Peningkatan indeks massa tubuh (IMT) erat kaitannya dengan penyakit Hipertensi
baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Kegemukan atau obesitas adalah
faktor risiko yang dapat meningkatkan penyakit jantung dan dapat menyebabkan
kelainan metabolisme yang dapat mempengaruhi tekanan darah, kolesterol,
trigliserid, dan resistensi hormon insulin5. Berdasarkan laporan dari Swedish
Obese Study diketahui bahwa angka kejadian hipertensi pada penderita obesitas
sebesar 13,6%3. Obesitas yang lebih berpengaruh terhadap kejadian hipertensi
adalah obesitas sentral atau obesitas pusat6.
6
HASIL
1. Analisis Sampel
A. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi responden menurut jenis kelamin dalam penelitian ini adalah
laki-laki dan perempuan seperti tertera pada tabel 4.1
7
2. Analisis Univariat
A. Karakteristik Responden Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)
Distribusi data indeks massa tubuh responden berdasarkan IMT yaitu
bervariasi mulai dari status gizi kurang,normal dan lebih, seperti yang
tertera pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi indeks massa tubuh Responden Pada Pegawai
SMA Negeri 5 Palu
3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah untuk melihat kemaknaan antara variable
independent yaitu indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang (LP)
dengan variable dependen yaitu tekanan darah (TD). Uji statistik yang
digunakan adalah uji Chi-Square dengan hasil analisis sebagai berikut
PEMBAHASAN
1. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah
Dari hasil penelitian ini didapatkan pada responden dengan tekanan darah
abnormal lebih banyak disetai IMT berlebih. Hal tersebut sesuai dengan teori
bahwa peningkatan indeks massa tubuh akan meningkatkan tekanan darah.
Menurut WHO5 orang yang gemuk, jantungnya lebih keras dalam memompa
darah. Hal ini dapat dipahami karena biasanya pembuluh darah orang-orang
yang gemuk terjepit kulit yang berlemak. Keadaan ini dapat mengakibatkan
naiknya tekanan darah. Adapun teori lain yang mendukung adanya hubungan
antara IMT berlebih dan peningkatan tekanan darah ialah mekanisme yang
mungkin terlibat berupa pengurangan sensitivitas insulin, dengan
perkembangan selanjutnya kompensasi hiperinsulinemia dan juga adanya
lemak intraabdominal diduga meningkatkan retensi sodium dan cairan yang
akan menstimulasi aktivitas simpatik, dan akhirnya meningkatkan tekanan
darah7.
12
Dari hasil penelitian ini dapatkan pada responden dengan tekanan darah
abnormal sebagian besar terjadi pada responden dengan lingkar pinggang
berlebih/obesitas. Hal tersebut sudah sesuai dengan teori ketika seseorang
memiliki lingkar pinggang berlebih akan memungkinkan terjadinya perubahan
metabolisme seperti terjadinya peningkatan produksi leptin mengakibatkan
perangsangan sistem simpatik untuk peningkatan absorpsi natrium di ginjal
sehingga akan meningkatankan cairan tubuh yang akan berpengaruh pada
peningkatan stroke volume dan akhirnya akan meningkatankan tekanan darah.
Disisi lain pada orang lanjut usia akan meningkatkan risiko untuk terjadinya
penumpukan lemak pada pembuluh darah yang akan mengakibatkan
peningkatan tekanan darah secara tidak langsung akibat bertambahnya tahanan
perifer pembuluh darah.
14
Pada responden yang dengan tekanan darah normal sebagian besar dengan
lingkar pinggang normal. Penelitian ini didukung dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Bryan Rizaldi, Adjat S. Rasjad dan Tinni
Rusmartini12 dengan hasil uji statistic menunjukkan didapatkan korelasi
bermakna antara lingkar pinggang dengan tekanan darah sistole dengan nilai p
value 0.004.
Ada juga penelitian yang dilakukan oleh Irene Moudy Sumayku (2014)
dengan hasil uji statistik menunjukan terdapat korelasi yang signifikan antara
lingkar pinggang dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik
dengan nilai p sebesar 0,000 dan 0,002 (p<0,01). Diamana responden yang
digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Irene berjumlah 127 orang,
terdiri atas 45 orang laki-laki dan 85 orang perempuan. Usia subjek penelitian
dari 19-21 tahun dengan rerata 20 tahun.
Obesitas yang lebih berpengaruh terhadap kejadian hipertensi adalah
obesitas sentral atau obesitas pusat. Obesitas pusat secara positif telah
dikorelasikan dengan hipertensi pada beberapa populasi. Beberapa kajian
menyebutkan bahwa adanya hubungan peningkatan atas insulin dengan
tekanan darah, baik pada populasi obesitas maupun pada populasi
nonobesitas7.
Obesitas sentral mungkin berhubungan dengan insensivitas insulin yang
disebabkan oleh tingginya asam lemak bebas pada sirkulasi, sebab sel lemak
intra-abdominal dapat melepas asam lemak dengan cepat. Selain itu, distribusi
15
KESIMPULAN
1. Pada penelitian ini didapatkan responden yang memiliki IMT normal sebanyak
53.25% dan untuk responden dengan IMT berlebih sebesar 46.75%
2. Pada penelitian ini didapatkan responden dengan LP normal berjumlah 46.75%
dan dengan LP berlebih 53.25%
3. Pada penelitian ini didapatkan responden dengan TD normal berjumlah 57.14%
dan abnormal sebesar 42.86%
4. Adanya hubungan bermakna antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah
pada pegawai SMA Negeri 5 Palu dengan p value 0,000.
16
SARAN
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat lebih aktif lagi dalam
menyampaikan informasi ke masyarakat tentang bagaimana efek status gizi
seseorang dapat mempengaruhi tekanan darah.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat yang umumnya berusia produktif hingga lanjut
harus mulai mengenal diri dan tubuhnya dalam hal ini tentang status gizi,
sehingga dapat menjaga berat badan agar dapat mengurangi dampak dari IMT
yang berlebih atau kurang terhadap tekanan darah.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan dengan variable yang berbeda
seperti membedakan antara tekanan darah sistolik dan diastolik dan subjek
yang berbeda dengan mempertimbangkan batas usia yang memiliki faktor
resiko tinggi menderita penyakit degeneratif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nugroho, A. W., Santoso, N. (2011) Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah. Edisi
ke-2.;h. 246-247.Jakarta: EGC; 2011
2. Riskesdas. Infodatin – Hipertensi. Riset Kesehatan Dasar. Republik
Indonesia; 2017
3. Sihombing, M. Hubungan perilaku merokok konsumsi makanan/minuman
dan aktivitas fisik dengan penyakit hipertensi. Majalah kedokteran Indonesia,
Volume 60,2010. Dalam Sumayku I,M; 2014
4. Tanner, T. A and Rhoades, G. A. Medical Physiology 4th Edition.
Philadelphia: Lippincott William & Wilkins; 2012
5. World Health Organization. Obesity And Public Health; 2010
17
6. Hanata dan Freitag. Dalam Syarifuddin Amad, Nurmaa E.e., 2015. Hubungan
Antara Lingkar Pinggang dan Indeks Massa Tubuh Dengan Hipertensi Pada
Polisi Laki-laki di Purworejo, Jawa Tengah. Volume VI. Nomor 2. Hlm 178-
182. Jurnal Kesehatan; 2011
7. Syarifudin, Amad., Nurmala, N.E. Hubungan Antara Lingar Pinggang Dan
Indeks Massa Tubuh Dengan Hipertensi Pada Polisi Laki-Laki di Purworejo.
Volume 6. Nomor 2. Halaman 178-182. Jurnal Kesehatan. Diakses 1
Oktober; 2015
8. Adhy Kurniawan. Hubungan Lingkar Pinggang (LP) dan Indeks Massa
Tubuh (IMT) Dengan Tekanan Darah Pada Usia 25-60 Tahun 2014.
Universitas Muhammadiah Surakarta; 2014
9. Yulyius. Hubungan antara status gizi dengan tekanan darah mahasiswa
program studi pendidikan dokter angkatan 2013 fakultas kedokteran
universitas sam ratulangi. Jurnal e-Biomedik.Vol 2(1). 2014
10. Probosuseno. Waspadai Hipertensi dalam http://republika.co.id/ korandetail.
asp?id=238060&kad.id=123&kat.idl=&kat.id2. Dikutip tanggal 14 maret
2017); 2006
11. Nurmalina, R. dan Velley, B. Pencegahan dan manajemen obesitas. Penerbit
PT Elex Media Komputindo: Jakarta; 2011
12. Rizaldi, Bryan. Hubungan Lingkar Pinggang dengan Gula Darah Sewaktu,
Tekanan Darah Sistol dan Diastol. Prosiding Penelitian Sivitas Akademik
Unisba 282-288; 2015
13. Oktavia, Lilyasari. Hipertensi Dengan Obesitas: Adakah Peran Endotelin-1. J
Kardiol Ind; 28: 460-75; 2007