Professional Documents
Culture Documents
Rumus Bearing Capacity
Rumus Bearing Capacity
Rumus Bearing Capacity
Referensi:
1. Foundation Analysis dan Design 5th edition, Bowles
2. Principles of Foundation Engineering 7th edition, Braja M. Das
a2
Nq
a cos 2 45 / 2
a exp 0,75 / 2 .tan
Nc N q 1 cot
tan K p
N 1
2 cos
2
Catatatan:
- Persamaan Bearing Capacity Terzaghi mengasumsikan beban yang bekerja pada pondasi adalah
beban vertikal (tidak ada inklinasi terhadap bidang vertikal)
- Sangat baik digunakan untuk tanah kohesif dengan D/B ≤ 1
- Jangan gunakan persamaan Terzaghi untuk pondasi yang menerima beban momen, gaya horizontal,
dan geometri tanah yang tidak horizontal (pondasi yang miring atau tanah dasar miring)
B. Meyerhof
a. Beban Vertikal (Tidak ada inklinasi)
qult c.Nc .sc .dc q.N q .sq .d q 0,5. .B '.N .s .d
b. Beban dengan inklinasi
qult c.Nc .dc .ic q.N q .d q .iq 0,5. .B '.N .d .i
Nc
N q 1
tan
N Nq 1 tan 1, 4
Tabel 3 Nilai faktor kedalaman, inklinasi, dan bentuk pondasi persamaan Meyerhof
Tabel 4 Nilai koefisien persamaan Meyerhof (dari buku Bowles)
Catatan:
- Persamaan Meyerhof tidak dapat digunakan bila tapak pondasi atau tanah dasar memiliki
kemiringan
C. Hansen
Persamaan umum
qult c.Nc .sc .dc .ic .gc .bc q.Nq .sq .dq .iq .g q .bq 0,5. .B '.N .s .d .i .g .b
Bila ϕ = 0:
Nc
N q 1
; same as Meyerhof
tan
N 1,5 Nq 1 tan
B'
sq 1 sin
L'
B'
s 1 0, 4 0,6
L'
Gambar 1 Parameter dalam menentukan nilai faktor - faktor
Tabel 7 Faktor inklinasi, tanah, dan dasar pada persamaan Hansen
D. Vesic
Persamaan umum
qult c.Nc .sc .dc .ic .gc .bc q.Nq .sq .dq .iq .g q .bq 0,5. .B '.N .s .d .i .g .b
Bila ϕ = 0:
Nc
N q 1
; same as Meyerhof
tan
N 2 Nq 1 tan
B
sq 1 tan
L
B
s 1 0, 4 0,6
L
Gambar 2 Parameter dalam menentukan nilai faktor - faktor
Tabel 9 Faktor inklinasi, tanah, dan dasar pada persamaan Vesic
Catatan:
- Dalam menentukan nilai koefisien Nc, Nq, dan Nγ pada perhitungan bearing capacity, jangan
melakukan interpolasi lebih dari 2° untuk mendapatkan nilai koefisien N menggunakan tabel
khususnya bila ϕ lebih dari 35°, karena nilai N sangat sensitive terhadap ϕ.
PONDASI DANGKAL DENGAN EKSENTRISITAS
Akibat adanya momen yang bekerja pada pondasi dangkal, maka timbul tegangan tarik pada tanah. Bila
tegangan tarik terlalu besar, maka akan ada bagian dari pondasi yang tertarik dan hal tersebut harus
dihindari.
Akibat adanya bagian pondasi yang tertarik, sebagai langkah antisipasi, dilakukan reduksi dimensi
pondasi dalam menghitung bearing capacity untuk mengakomodasi bagian pondasi yang tertarik.
Qult
v. FS
Q
B. Pondasi dangkal dengan eksentrisitas 2 arah
Untuk pondasi dangkal dengan eksentresitas 2 arah, maka akan terjadi reduksi pada L dan B,
sehingga L’dan B’ perlu dihitung
Ada 4 kasus bila pondasi dangkal dibebani dengan momen pada 2 sumbu. (mengacu pada
Principles of Foundation Engineering, Braja M. Das)
a. Kasus 1, eL/L > 1/6 dan eB/B > 1/6
Gambar 5 Kasus 1
3e
B1 B 1,5 B
B
3e
L1 L 1,5 L
L
1
A ' B1L1
2
L ' max B1 , L1
A'
B'
L'
b. Kasus 2, eL/L < 1/2 dan 0 < eB/B < 1/6
Gambar 6 Kasus 2
L’ = Nilai terbesar antara L1 dan L2
Nilai L1 dan L2 ditentukan dari grafik berikut:
1
A' L1 L2 B
2
A'
B'
L'
c. Kasus 3, eL/L < 1/6 dan eB/B < 1/2
Gambar 8 Kasus 3
1
A' B1 B2 L
2
L' L
A'
B'
L'
Nilai B1 dan B2 ditentukan dari grafik berikut:
Gambar 10 Kasus 4
1
A ' L2 B B B2 L L2
2
L' L
A'
B'
L
Kemudian, daya dukung pondasi dengan eksentrisitas 2 arah bila ex <L/6 dan ey < B/6, dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan:
a. Hansen atau Vesic
o Gunakan nilai B’ pada suku γBNγ
o Gunakan nilai B’ dan L’ untuk menghitung faktor bentuk
o Gunakan nilai B dan L aktual untuk menghitung faktor kedalaman
b. Meyerhof
Untuk menghitung daya dukung dengan menggunakan metode Meyerhof, gunakan nilai B’
dan L’ untuk menghitung faktor bentuk dan kedalaman, dan gunakan nilai B’ pada suku
γBNγ.
PENGARUH MUKA AIR TANAH
Pengaruh muka air tanah pada perhitungan daya dukung tanah, bergantung pada tiga kasus berikut:
H 0,5B tan 45
2
Maka, γ pada suku γBNγ adalah:
d '
e 2H d 2 H dw
2
2 wet
H H
Rumus daya dukung pada subbab sebelumnya mengasumsikan bahwa tanah yang ditinjau adalah tanah
homogen dengan kedalaman tak berhingga. Bila lapisan tanah yang ditinjau terdiri dari lebih dari 1 jenis
lapisan, dan ketebalan lapisan atas (d1) lebih kecil dari kedalaman zona keruntuhan, maka lapisan kedua
akan ikut memberi daya dukung tanah, karena bidang keruntuhan tanah yang termobilisir pada kedua
lapisan tanah.
Idealnya, rasio kekuatan antara lapisan tanah (c1) atas dan bawah (c2) tidak terlalu jauh, dengan
rentang:
c2
CR
c1
0,6 CR 1,3
Nilai Nc pada persamaan qult dihitung sebagai berikut (Brown dan Meyerhoff, 1969):
CR 1, if CR 0,7 reduce Nc by 10%
1,5d1
Nc,s 5,14CR 5,14 strip footing
B
3d
Nc ,r 1 6,05CR 6,05 round base, B Diameter
B
CR 1
0,5B
N1, s 4,14 strip footing
d1
1,1B
N 2, s 4,14 strip footing
d1
0,33B
N1,r 5,05 round base
d1
0, 66 B
N 2,r 5,05 round base
d2
N N 2i
Nc ,i 1,i 2
N1,i N 2i
Metode lain yang dapat digunakan, adalah persamaan dari Meyerhoff dan Hanna
(1974,1978):
B B 2c H
qult 1 0, 2 cu2 Nc 1 a 1D f
L L B
B
qult 1 0, 2 cu1 Nc 1D f
L
Keterangan:
B : Lebar pondasi
L : Panjang pondasi
Nc : 5,14 (nilai Nc untuk ϕ=0)
ca : adesi antara pondasi dan tanah, didapat dari gambar 14
2. Pondasi pada lapisan tanah dengan c≠0 dan ϕ≠0 (jenis tanah sama, namun parameter
kuat geser berbeda)
a. Lapisan tanah atas lebih kuat dari lapisan tanah di bawahnya
b. Lapisan tanah bawah lebih kuat dari lapisan tanah di atasnya
Prosedur perhitungan pada tanah dengan c≠0 dan ϕ≠0 (Purushothamaraj et al., 1974)
i. Menghitung kedalaman bidang runtuh (H)
H 0,5 B tan 45 1
2
ii. Jika H > d1, maka nilai c dan ϕ dapat dihitung sebagai berikut:
d1c1 ' H d1 c2 '
c'
H
d H d1 2
' 1 1
H
iii. Hitung nilai qult dengan menggunakan parameter c dan ϕ yang didapat di poin ii
3. Tanah pada lapisan dengan jenis tanah berbeda
a. Lempung di atas pasir
b. Pasir di atas lempung
2D f tan
qult cclay Nc sand H 2 1 Ks sand D f
H B
1
qult sand BN sand D f Nq
2
Catatan: Nc diambil berdasarkan nilai ϕ clay, sedangkan nilai Nq dan Nγ diambil berdasarkan
ϕ pasir
ϕ pasir (°) Ks
20 1,89
25 2,22
30 3,06
35 4,45
40 6,95
45 11,12
50 19,15
Daya dukung izin (kPa) dihitung berdasarkan persamaan berikut (Meyerhof, 1965)
N avg
qa K d ; B F4
F1
N avg B F3 2
qa K d ; B F4
F2 B
D
Kd 1 0,33 1,33
B
N55 N70
F1 0.05 0.04
F2 0.08 0.06
F3 0.3 0.3
F4 1.2 1.2
Navg adalah nilai rata – rata SPT dari 0,5 B di atas tapak pondasi hingga 2B di bawah tapak
pondasi, kemudian dikoreksi sesuai dengan efisiensi energi yang diinginkan.
Bila, diinginkan daya dukung izin dengan penurunan ultimit lain, digunakan persamaan berikut:
Hi
qa ' qa
25 mm
B. Menghitung daya dukung pondasi dangkal berdasarkan sondir
Hanya dapat digunakan untuk D/B ≤ 1,5 (Schmertmann, 1978)
Untuk lempung
Pada perhitungan daya dukung, nilai daya dukung yang didapat umumnya adalah daya dukung
ultimit yang tidak akan digunakan dalam desain. Daya dukung yang digunakan dalam desain
adalah daya dukung izin atau qall.
qult
qall
FS
atau
qult q
qall
FS
Dimana nilai FS yang digunakan bergantung pada beberapa hal seperti tingkat kerusakan yang
diizinkan, tingkat kepentingan bangunan, tingkat reliabilitas data tanah, dll. SF yang umum
berkisar 2,5 s/d 3,0