Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 14

LAMPIRAN 1/PP/STRATEK/W/09

Document and Revision Number here Page 1 of 14


LAMPIRAN 1/PP/STRATEK/W/09

Apartemen Gunawangsa
Project: Doc. No.: 084/METHOD/GTA/XII/2017
Tidar

Employer: PT Warna Warni Investama Rev. No.: 00

Engineer: Chaesario Bagus Date: 15 Desember 2017

Contractor: PT PP (Persero) Tbk No. of Pages: …

METHOD STATEMENT FOR


METODE PEMASANGAN BATA RINGAN

Reference sheet
Document number 084/METHOD/GTA/XII/2017
Project document 001/QP/QC/PP/XI/2017
number
Project document QSHE/CB5/AB/X/001
number
     
           
           
           

Revision History

00 15 Desember SEM SOM + SHEO PM


2017
Prepared Approved
Revision Date Description Checked by
by by

Document and Revision Number here Page 2 of 14


Method Statement

DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN............................................................................................................................. 3
2. LINGKUP KERJA........................................................................................................................... 3
3. DEFINISI PROYEK......................................................................................................................... 3
4. DEFINISI......................................................................................................................................... 3
5. STRUKTUR ORGANISASI............................................................................................................. 3
6. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB................................................................................................ 4
7. METODA PELAKSANAAN............................................................................................................. 6
8. SURVEY PLAN............................................................................................................................... 9
9. RESOURCES................................................................................................................................. 9
9.1 Alat ……........................................................................................................................................ 9
9.2 Material......................................................................................................................................... 9
10. PLANNING................................................................................................................................... 9
11. DAFTAR PROSEDUR, WI DAN BDE...........................................................................................9
12. MANAJEMEN KUALITAS.......................................................................................................... 10
13. MANAJEMEN K3........................................................................................................................ 10
14. IBPR / RISK ASSESSMENT...................................................................................................... 10
15. LAMPIRAN.................................................................................................................................. 10

Document and Revision Number here Page 3 of 14


Method Statement

1. PENDAHULUAN

Bata ringan diciptakan dengan tujuan memperingan beban strukur dari sebuah bangunan
konstruksi, mempercepat pelaksanaan, serta meminimalisasi sisa material yang terjadi pada saat
proses pemasangan dinding berlangsung.

Perkembangan matrial bangunan seperti bata ringan sangat berkembang pesat seiring dengan
kebutuhan konsumen, sehingga muncul berbagai produk bata ringan dnegan spesifikasi yang
beragam. Salah satu produk bata ringan yang digunakan sebagai komponen dinding adalah bata
ringan Cition. Bata ringan Cition merupakan salah satu beton ringan Aerasi atau Autoclaved
Aerated Concrete (AAC) yang dikembangkan pertama kali di Swedia pada tahun 1923.
Penggunaan bata ringan Cition sangat ramah lingkungan dengan teknologi aerasi terbaik sehingga
lebih kuat dari bata konvensional.

Keunggulan bata ringan AAC adalah pada berat yang berkisar 600-1600 kg/m 3, sehingga apabila
digunakan pada proyek bangunan (high rise building) akan dapat secara signifikan mengurangi
berat bangunan yang selanjutnya berdampak pada perhitungan pondasi. Bata ringan Cition
memiliki dimensi yang lebih besar dibandingkan dengan bata konvensional. Dimensi yang lebih
besar akan menyebabkan jumlah bata yang diperlukan menjadi sedikit dan waktu yang diperlukan
untuk pengerjaan menjadi lebih singkat.

LINGKUP KERJA

Lingkup kerja yang dibahas pada metode kerja ini adalah mengenai urutan langkah kerja
pemasangan bata ringan untuk sekat antar ruang sebagai guidance pelaksanaan pekerjaan
dilapangan.

Berdasarkan resiko bahaya yang ada, resiko bahaya pada pekerjaan ini dibagi menjadi 2 :
 Resiko bahaya sedang, pada resiko bahaya sedang berada pada saat pemasangan bata
ringan di area dalam bangunan.
 Resiko bahaya tinggi, pada resiko bahaya tinggi berada pada saat pemasangan bata
ringan di area sisi tepi / facade bangunan dan berada pada lokasi ketinggian.

2. DEFINISI PROYEK
Pemberi tugas : PT Warna Warni Investama
Konsultan Perencana : PT Megatika Internasional
Kontraktor Utama : PT PP (Persero) Tbk
Sub Kontraktor :-
Supplier :-
Lokasi : Jl. Raya Tidar No. 350 Surabaya
Jenis proyek : Gedung bertingkat

3. DEFINISI

Tabel 1 Definisi istilah


Istilah Penjelasan
Bata ringan / Hebel Bata ringan dikenal ada 2 (dua) jenis: Autoclaved Aerated
Concrete (AAC) dan Cellular Lightweight Concrete (CLC).
Keduanya didasarkan pada gagasan yang sama yaitu
menambahkan gelembung udara ke dalam mortar akan
mengurangi berat beton yang dihasilkan secara drastis. Perbedaan
bata ringan AAC dengan CLC dari segi proses pengeringan yaitu
AAC mengalami pengeringan dalam oven autoklaf bertekanan

Document and Revision Number here Page 4 of 14


Method Statement

tinggi sedangkan bata ringan jenis CLC yang mengalami proses


pengeringan alami. CLC sering disebut juga sebagai Non-
Autoclaved Aerated Concrete (NAAC).
Bata ringan AAC adalah beton seluler dimana gelembung
udara yang ada disebabkan oleh reaksi kimia, adonan aac
umumnya terdiri dari pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum,
air, dan alumunium pasta sebagai bahan pengembang (pengisi
udara secara kimiawi).
Setelah adonan tercampur sempurna, nantinya akan
mengembang selama 7-8 jam. Alumunium pasta yang digunakan
dalam adonan tadi, selain berfungsi sebagai pengembang ia
berperan dalam mempengaruhi kekerasan beton. Volume
aluminium pasta ini berkisar 5-8 persen dari adonan yang dibuat,
tergantung kepadatan yang diinginkan.
Adonan beton aerasi ini lantas dipotong sesuai ukuran.
Adonan beton aerasi yang masih mentah ini, kemudian
dimasukkan ke autoclave chamber atau diberi uap panas dan diberi
tekanan tinggi. Suhu di dalam autoclave chamber sekitar 183
derajat celsius. Hal ini dilakukan sebagai proses pengeringan atau
pematangan.
Saat pencampuran pasir kwarsa, semen, kapur, gypsum, air,
dan alumunium pasta, terjadi reaksi kimia. Bubuk alumunium
bereaksi dengan kalsium hidroksida yang ada di dalam pasir
kwarsa dan air sehingga membentuk hidrogen. Gas hidrogen ini
membentuk gelembung-gelembung udara di dalam campuran
beton tadi. Gelembung-gelembung udara ini menjadikan
volumenya menjadi dua kali lebih besar dari volume semula. Di
akhir proses pengembangan atau pembusaan, hidrogen akan
terlepas ke atmosfer dan langsung digantikan oleh udara. Rongga-
rongga udara yang terbentuk ini yang membuat beton ini menjadi
ringan.
Bata ringan CLC adalah beton seluler yang mengalami
proses curing secara alami, CLC adalah beton konvensional yang
mana agregat kasar (kerikil) diganti dengan gelembung udara,
dalam prosesnya mengunakan busa organik yang kurang stabil dan
tidak ada reaksi kimia ketika proses pencampuran adonan,
foam/busa berfungsi hanya sebagai media untuk membungkus
udara.
Pabrikasi dan peralatan yang digunakan untuk menghasilkan
CLC juga standard, sehingga produksi dengan mudah dapat pula
diintegrasikan ke dalam pabrikasi beton konvensional. Hanya pasir,
semen, air dan foam yang digunakan dan kepadatan yand
didapatkan dapat disesuaikan mulai dari 350 kg/m³ sampai
1.800 kg/m³ dan kekuatan dapat juga dicapai dari serendah 1,5
sampai lebih 30 n/mm².
Pasir sungai berukuran 2, 4, 6 dan 8mm dapat digunakan,
tergantung pada kepadatan yang diinginkan. Semen portland
menawarkan kinerja paling optimal tetapi kebanyakan jenis lain
semen juga bisa digunakan. Kepadatan beton bisa disesuaikan,
berbagai ukuran dan maupun panel prefab dapat diproduksi, di atas
kepadatan dari 1.200 kg / m³ (setengah dari berat beton
konvensional) untuk aplikasi struktural dapat mengunakan rangka

Document and Revision Number here Page 5 of 14


Method Statement

baja.
Pada CLC gelembung udara yang dihasilkan benar-benar
terpisah satu sama lain, sehingga penyerapan air jauh lebih sedikit
dan baja tidak perlu dilapisi dengan lapisan anti korosi, beton
dengan kepadatan diatas 1.200 kg/m3 juga tidak memerlukan pla-
ster, seperti pada AAC, hanya cukup di cat saja. Penyerapan air
lebih rendah daripada di AAC dan masih cukup baik dibandingkan
dengan beton konvensional.
CLC sama halnya dengan beton konvensional kekuatan
akan bertambah seiring dengan waktu melalui kelembapan alamiah
pada tekanan atmosfer saja. Meskipun tidak seringan AAC, CLC
tetap menawarkan penurunan berat badan yang cukup besar
dibandingkan dengan beton konvensional dan isolasi termal 500%
lebih tinggi dan tahan api.
Paku dan sekrup dapat dengan mudah dipaku ke CLC terus
tanpa harus menggunakan pen, CLC juga dapat dipotong atau
digergaji. Bahkan panel dinding rumah seluruhnya dapat dicetak
hanya dalam sekali tuang.
Beton CLC menawarkan banyak ruang lingkup
pengaplikasian, mulai dari isolasi atap rumah pada kepadatan
serendah 350 kg / m³ sampai dengan produksi panel dan lantai
beton dengan kepadatan 1800 kg / m³.

4. STRUKTUR ORGANISASI

- Superintendent
- Engineer
- Supervisor
- SHE Officer
- QA/QC Officer
- Supervisor Vendor
- Surveyor
- Wakil Mandor
- Pekerja

5. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

Superitendent:
 Mengatur dan mengawasi pekerjaan agar sesuai dengan Metoda Pelaksanaan dan urutan
pekerjaan yang telah ditentukan
 Mempersiapkan pekerjaan agar dilaksanakan dalam kondisi yang aman sesuai standar dan
prosedur keselamatan kerja
 Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Engineering Manager maupun Project Manager
sehubungan dengan pekerjaan tersebut.
 Memonitor pelaksanaan sistem keselamatan kerja dalam pelaksanaan pekerjaan
 Membuat rencana kerja harian
 Mengatur pembagian kerja antar supervisor
 Melakukan koordinasi dengan pihak supplier / subkontraktor

Engineer:

Document and Revision Number here Page 6 of 14


Method Statement

 Menyiapkan metoda kerja yang digunakan sebagai acuan di lapangan berupa alat, dan
material
 Memeriksa tahapan pekerjaan di lapangan
 Mempersiapkan gambar kerja
 Mempersiapkan dokumen material
 Bekerjasama dengan supervisor terkait melakukan monitoring dan pengadaan material.
 Melakukan koordinasi teknis dengan pihak subkontraktor terkait
 Memeriksa hasil test kekuatan angkur
SHE:

 SHE bersama team engineer akan membantu dan memastikan pekerjaan mengikuti ketentuan
dan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja.
 Memberikan Safety induksi kepada semua pekerja
 Mengontrol dan mengadakan Pre start meeting / tool-box meeting secara rutin yang dipimpin
oleh supervisor
 Menciptakan dan memonitor lingkungan kerja yang sehat dan aman
 Memastikan semua peralatan layak dan aman digunakan
 Memastikan semua pekerja mematuhi persyaratan safety untuk bekerja
 Memastikan material ditempatkan, dipakai dan dibuang pada tempat yang tepat
 Gunakan pelindung mata ( googles) saat melakukan pengeboran
- Gunakan platform yang benar saat bekerja di atas
- Gunakan body harness saat bekerja pada ketinggian

Surveyor:

- Memastikan pekerjaan dilakukan dalam batas-batas yang ditentukan


- Melakukan monitoring sebelum dan selama pelaksanaan

Supervisor:

Supervisor akan menjelaskan kepada timnya jenis pekerjaan dan urutan pekerjaan terutama dari
aspek keselamatan dan keamanan kerja.
Supervisor harus memastikan bahwa rencana pemasangan meliputi:
 Mengidentifikasi jenis pekerjaan yang akan dilakukan
 Mengidentifikasi bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan
 Melaksanakan penilaian resiko (risk assessment)
 Mengidentifikasi tindakan pengendalian
 Mengembangkan metode yang akan digunakan bersama engineer
 Mengkomunikasikan rencana kepada semua orang yang terlibat
 Meninjau rencana sebelum memulai pelaksanaan dan menginformasikan data lapangan
atau perubahan yang terjadi
 Mengarahkan pekerja agar mengetahui pekerjaan dan resiko
 Melaporkan bila ada penyimpangan dan kendala yang terjadi di lapangan selama
pelaksanaan
 Memberikan solusi pelaksanan pekerjaan jika terdapat penyimpangan dan kendala yang
terjadi
 Koordinasi dengan Superintendent untuk masalah-masalah yang ada dilapangan
 Melakukan tool-box meeting sebelum melaksanakan pekerjaan
 Membuat JSA yang terkait pekerjaan

Document and Revision Number here Page 7 of 14


Method Statement

QA/QC Engineer:

 Memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Metode Pelaksanaan dengan melakukan


kontrol terhadap proses pelaksanaannya
 Mengkoordinir Ijin Pelaksanaan Pekerjaan / Work Inspection Request (WIR)
 Melaksanakan pemeriksaan hasil kerja sesuai dengan tahap-tahap yang tersebut dalam ITP
dan memastikan hasil pekerjaan dibuat dan disimpan dengan baik.
 Membuat laporan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi [NCR] dan menindaklanjutinya
 Membuat laporan / map lokasi kerja

Teknisi / Supervisor Vendor:

 Bekerjasama dengan supervisor kontraktor utama dalam pelaksanaan pekerjaan


 Memimpin pekerja dengan garis kerja sama
 Mematuhi dan mengarahkan semua pekerja mengikuti ketentuan K3 kontraktor utama
 Melakukan monitoring aspek material, alat dan tenaga kerja
 Melakukan evaluasi dan laporan atas hasil pekerjaan
 Membuat laporan secara berkala
 Memberikan training pemakaian alat dan material

Logistik:

 Bekerjasama dengan supervisor dalam pengadaan material


 Mencatat kedatangan material
 Mengatur pemulangan material sesuai schedule
 Ikut menjaga material dan alat selama pekerjaan

6. METODA PELAKSANAAN

a) Siapkan material bata ringan dan material bantu lainnya untuk dapat diaplikasikan.

Untuk proyek Apartemen Gunawangsa


Tidar menggunakan 2 jenis bata ringan Perekat bata ringan
dengan tebal 75 dan 100mm menggunakan fast mortar
FM-700

Document and Revision Number here Page 8 of 14


Method Statement

b) Mariking area pemasangan bata ringan sesuai dengan shop drawing, perhatikan tipe bata ringan
yang digunakan pada area yang akan dilakukan pemasangan.

Bata ringan tebal


B 100mm
T1

Bata ringan tebal 75mm


B
T2

c) Campurkan material semen instan fast mortar dengan air sesuai kebutuhan pada ember, aduk
sampai homogen

d) Untuk mempermudah pemotongan bata ringan gunakan gergaji

e) Ratakan semen instan pada area pemasangan bata ringan menggunakan roskam khusus
pasang bata ringan.

f) Pasang bata ringan pada area yang telah dilapisi semen instan, pukul dengan palu karet untuk
memaksimalkan daya rekat semen instan pada bata ringan, penggunaan paluk karet bertujuan

Document and Revision Number here Page 9 of 14


Method Statement

untuk menghindari retak dan patahnya bata ringan saat proses pemukulan. Untuk meratakan
dan meluruskan pasangan bata gunakan benangan dan waterpass.

g) Ratakan semen instan pada area vertikal bata ringan setebal ±3mm untuk pemasangan bata
ringan selanjutnya.

h) Letakkan bata ringan berikutnya, kemudian gunakan waterpass untuk memastikan kerataan
pasangan bata ringan.

i) Gunakan semen instan secara tipis ±3mm pada bagian vertikal dan horizontal bata ringan untuk
pemasangan selanjutnya.

j) Gunakan palu karet untuk memaksimalkan daya rekat semen instan pada bata ringan dan untuk
mengatur kerataan bata ringan. Lakukan langkah F – J (1-5) sampai memenuhi bidang
pengerjaan.

Document and Revision Number here Page 10 of 14


Method Statement

k) Setiap 3 m pasangan bata ringan harus diberi kolom praktis.hal ini bertujuan agar kekuatan
pasangan bata ringan dapat dijaga.

Setiap Jarak 3 m
diberi kolom praktis.

l) Untuk setiap kelipatan 4 pasang bata ringan harus diberi starterbar Ø10 sepanjang minimal 30
cm. Permukaan bata ringan yang ber harus dibor untuk tempat starterbar.

Document and Revision Number here Page 11 of 14


Method Statement

m) Untuk peengecoran kolom praktis dilakukan apabila ketinggiaan pasangan bata ringan sudah
mencapai ±1 m.

7. SURVEY PLAN

………………………………

8. RESOURCES
8.1 Alat

Nr. Alat QTY


1 Gerinda 1 Unit
2 Bor 1 Unit
3 Alat Las 1 Unit
4 Cetok 1 Unit
5 Palu Karet 1 Unit
6 Obeng 1 Unit
7
8
9
10
11
12
8.2 Material

Nr. Material Nomor Referensi Material

Document and Revision Number here Page 12 of 14


Method Statement

1 Besi L 50.50.5
2 Kawat Las
3 Dynabolt M12
4 Cat Zincromate
5 Calcium silicate board
6 Screw
7 Keramik HT 60 x 60 Cm
8 Tile Adhesive
9
10
11
12

9. PLANNING

Bart chart disini

10. DAFTAR PROSEDUR, WI DAN BDE

- BDE/SH/2015/002 - PROTEKSI
- BDE/SH/2015/003 - BEKERJA DIATAS KETINGGIAN
- BDE/SH/2015/005 - ALAT LISTRIK
- BDE/SH/2015/008 - APD
- BDE/SH/2015/014 - ALAT BERAT
- BDE/SH/2015/022 - PENGANGKATAN MANUAL
- BDE/SH/2015/024 - MATERIAL BERBAHAYA

- QSHE-TQM-AE-W-014 - PERANCAH
- QSHE-TQM-AE-W-015 - KERJA DI KETINGGIAN
- QSHE-TQM-AE-W-016 - APD
- QSHE-TQM-AE-P-019 - ALAT BERAT

11. MANAJEMEN KUALITAS

Quality Assurance
1. Memastikan Metode Kerja yang telah disetujui tersedia dan pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan metode kerja, dokumen kontrak dan vendor dokumen.
2. Metoda kerja harus diketahui oleh setiap orang yang terlibat dalam pekerjaan
3. Memberikan Inspection Test Plan (ITP) dan memastikan ceklist internal persiapan pekerjaan
telah dipenuhi sebelum pekerjaan dilaksanakan
4. Melakukan identifikasi semua material, alat, prosedur, sumber daya dan manajemen agar
tercapai pekerjaan baik

Quality Control
1. Ijin pekerjaan telah disetujui sesuai dengan metoda, area, material dan peralatan.
2. Melakukan kontrol pada ITP dan menjamin dapat terlaksana
3. Melakukan update ITP guna meningkatkan mutu hasil pekerjaan
4. Mempersiapkan rencana, prosedur dan dokumen terkait pekerjaan
5. Urutan setiap pekerjaan mengikuti metoda kerja termasuk pengakhiran.
6. Melakukan kontrol mutu terhadap hasil pekerjaan sesuai dengan ITP dan memastikan rekam-
mutu disimpan dengan baik.

12. MANAJEMEN K3

1. Pengenalan keselamatan dan kesehatan kerja harus sudah diperkenalkan kepada setiap orang
yang terlibat di proyek sebelum pekerjaan konstruksi dimulai melalui induksi K3

Document and Revision Number here Page 13 of 14


Method Statement

2. Urutan kerja, potensi-potensi yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja baik peralatan,
material maupun metoda kerja harus dijelaskan dalam tahap awal dan pada tool box
meeting/pre start meeting. Hal ini dituangkan secara detail dalam Job Safety Analysis (JSA)
3. Semua orang yang terlibat dalam pekerjaan harus memakai alat pelindung diri selama dalam
area proyek. Pemberian rambu-rambu keamanan dan kesehatan kerja selalu ditempatkan
pada lokasi yang sesuai.
4. Petugas mekanik bersama safety harus selalu memeriksa peralatan yang sedang dipakai dan
yang akan dipakai dalam proses konstruksi secara berkala.
5. Hal-hal khusus yang memerlukan perhatian :
 Penempatan material
 Pemeriksaan akses transportasi
 Alat angkat tidak mengalami overload
 Gunakan sling dalam kondisi yang baik, panjang yang direncanakan, dan sesuai dengan
beban yg di angkat
 Perhatian ditujukan secara khusus pada material kimia (admixture), berikan tempat
khusus dengan tanda khusus
 Setiap material pendukung harus mempunyai MSDS
6. Peralatan perlindungan kerja yang harus dipergunakan adalah:
 Helm
 Safety shoe
 Safety glove
 Full body harness
 Safety vest
 Safety glasses

13. IBPR / RISK ASSESSMENT

IBPR Formwork disini

14. LAMPIRAN

JSA

Document and Revision Number here Page 14 of 14

You might also like