PEMANTAUAN TINGGI GENANG AN SUNG AI CODE MENGGUNAKAN
METODE HIDROGRAF SATUAN SINTETIK GAMA I DAN
PROGRAM HECRAS
"Sarju,?'Titiek Widyasari, Nizar Acmad,
Alumni Jurusan Teknik Sipil,?'*’Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil Universitas Janabadra
E-Mail : "sarjukesumo@yahoo.co.id, *titiekwidyasari@janabadra.ac.id,
“nizar_achmad@janabadra.ac.id
ABSTRACT
Code River is one of the rivers in Yogvakarta. Based on the news in the online media Viva News in 2010
there has been a flood in the river Code after the eruption of Mount Merapi to carry sediment material from
the eruption of Mount Merapi . The existence of settlements along the river, causing increased flooding
potential harm and harm to the community around the banks of the River Code.
To analyze the flood on the river Code can be done with the help of HEC RAS software and necessary
geometrical data stream, the data stream hydraulics and river flood discharge data, Geometric data stream,
derived from topographic measurements of the river. The data in the form of hydraulic roughness coefficient
‘manning river reviewed. As for the flood discharge data based on method of Synthetic Unit Hydrograph
Gama I at the return period of 20 and 100 years
From the simulation results using data retirn period flood discharge at 20 years and 100 years did not occur
flood on river. This is not in accordance with the floods in 2010 that caused the difference cross section,
‘where sediments of lava in 2010 is still high, while at the research has occurred in the riverbed degradation.
While simulations using extreme rainfall of 280 mm, which occurs for 6 hours resulted in flood on the
location of P88, P90, and P96. Location flooding is Tegalpanggung Village Danurejan District of
Yogvakarta city is a residential area located on the banks of the River lowland Code. Based on the actual
conditions at the location in the area once the floods and the government has done elevation embankment,
but the results of monitoring by using the extreme flood discharges in the area still need the addition of high
embankment in anticipation of flooding.
Key Words : Code river, flood, Synthetic Unit Hvdrograph Gama I, HEC RAS
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sungai Code merupakan salah satu
sungai yang berada di Yogyakarta dan
melintas”—tepat di tengah_— Kota
Yooyakarta.Pada saat musim hujan Sungai
Code merupakan salah satu sungai di
Yogyakarta yang berpotensi terjadinya bangir
Dalam beberapa tahun terakhir di Daerah
Aliran Sungai (DAS) Code telah terjadi
perubahan perilaku hidrologis dan perubahan
tata guna lahan, yang —-menyebabkan
perubahan pola ketersediaan air, ditandai
dengan fenomena banjir di beberapa kawasan
pada saat musim hujan, dan terjadinya
Kekeringan pada saat musim kemarau
(Widyasari & Achmad, 2013).
Berdasarkan berita di media online
Viva Newsbahwa pada tahun 2010 telah
terjadi banjir di Sungai Code setelah adanya
erupsi Gunung Merapi dengan membawa
sedimen materia| hasil erupsi Gunung Merapi
dan seperti diketahui bantaran sungai di
sepanjang Sungai Code yang melintas di Kota
Yogyakarta telah beralih fungsi_ menjadi
permukiman warga yang sangat padat,
sehingga menyebabkan meningkatnya potensi
terjadinya banjir yang dapat membahayakan
dan merugikan masyarakat di sekitar bantaran
Sungai Code. Untuk menekan _sekecil
mungkin kerugian materiil dan korban_jiwa
akibat banjir tersebut perkt adanya peneiitian
yang mengidentifikasi daerah-daerah di
sepanjang sungai yang berpotensi terjadi
banjir dan adanya tanda peringatan banjir di
sepanjang aliran sungai tersebut sebagai salah
satu upaya peringatan dini bahaya banjir yang
terjadiPada Sungai Code belum pernah
dilakukan penelitian untuk memantau tinggi
genangan dan lokasi yang terkena genangan,
Untuk mengetahui tinggi genangan diperlukan
data debit banjir sungai tersebut. Dengan tidak
ada atau Kurang tersedianya data aliran
terukur suatu sungai, termasuk data debit
puncak banjir menjadi suatu permasalahan
dalam perancangan bangunan hidraulik pada
daerah yang terkena dampak banjir. Data
debit banjir di sungai dapat diperoleh dari
hasil pengukuran debit dari _stasiun
pengukuran yang dipasang, namun jika data
debit terukur tersebut tidak lengkap atau tidak
dimiliki sama sekali, maka dapat dilakukan
dengan cara mengalihragamkan hujan menjadi
aliran antara lain dengan metode Hidrograf
Satuan Sintetik (HSS) Gama 1, HSS Snyder,
HSS Nakayasu dan
Untuk itu perl dilakukan_penelitian
guna mengetahui kondisi daerah yang terkena
dampak genangan atau banjir dan memantau
genangan setiap pias sungai tersebut, sehingga
dapat —mengantisipasi dan melakukan
Penanggulangannya pada daerah yang terkena
dampak genangan. Seiring dengan
perkembangan teknologi dan sistem informasi
saat ini dapat membantu dalam pelaksanaan
penelitian ini Terdapat beberapa software
yang dapat digunakan untuk menganalisis
tinggi genangan sungai salah satunya adalah
software HEC RAS dan perhiuungan debit
dengan metode prakiraan banjir hidrograt
satuan sintetik Gama 1 (Harto, 2000sesuai
dengan kondisi Sungai Code. Pengeunaan
aplikasi HEC RAS pada penelitian ini dengan
pertimbangan bahwa program ini cukup baik
rjanya, mampu mensimulasi aliran banjir
(steady dan unsteady).
2. Maksud dan Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah untuk mengetahui daerah terjadinya
banjir atau genangan disepanjang Sungai
je dan mengetahui tinggi genangan di tiap
pias penampang sungai sebesar —hujan
rancangan dengan menggunakan metode
Hidrograf Satuan Sintetik Gama 1. Adapun
manfaat yang diperoleh dari penelitian ini
dinarapkan dapat digunakan sebagai pemantau
tinggi genangan sepanjang Sungai Code
berdasarkan debit rancangan sehingga dengan
diketahui fokasi yang terjadi genangan atau
banjir dan juga dapat digunakan sebagai data
pendukung dalam suatu perencanaanbangunan
hidraulik, misalnyabangunan —pelimpah
banjir/spillway, saluran pengelak, terowongan
pengelak/diversion tunnel, tanggul banjir dan
Jain sebagainya.
3. Rumusan Masala
Berdasarkan —uraian datas,
permasalahan yang periu dibahas dalam
penelitian ini antara lain : bagaimanakah
Kondisi daerah genangan di sepanjang Sungai
Code yang ditinjau dan berapa tinggi
genangan tip pias yang diperoleh dari
perhitungan debit banjir dengan menggunakan
metode HSS Gama I dengan menggunakan
aplikasi HEC RAS?
B, TINJAUAN PUSTAKA.
1, Hujan Raneangan
Menurut Anonim (1989) curah hujan
rancangan adalah suatu besaran curah hujan
yang -mempunyai probabilitas — kejadian
tertentu (periode ulang), Berdasarkan analisis
hujan rancangan di Sungai Code dengan
menggunakan metode analisis —frekuensi
diperoleh hujan rancangan untuk kala ulang
20 dan 100 tahunan seperti pada Tabel-1
(Widodo, 2013; Widyasari & Achmad, 2013).
‘abel! Hujan Rancangan DAS Code
T % P(x) K Pr(mm)
20 5 164 112,55
100 1 233 126,72
Siomber Widodo, 2013;
2013.
2. Hidrograf
fidvasari & Achmad,
Hidrograf merupakan grafik hubungan
antara debit (Q) sebagai ordinat dan waktu (T)
sebagai absis, titik Koordinat dihubungkanmenjadi grafik yang ~~ menggambarkan
besamya pengaliran debit banjir akibat hujan
selama beberapa jam.Hidrograf banjir terdiri
dari 3 (tiga) bagian, yaitu sisi naik (rising
limb), bagian puncak (crest), dan sisi
resesiturun (recession limb) (Widyasari,
2005)
3. Hidrograf Satuan Sintetik Gama I
Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Gama
1 mbangkan —berdasarkan perilaku
hidraulik 30 DAS di Pulau Jawa, akan tetapi
terbukti berfungsi baik pula untuk berbagai
daerah lain di Indonesia (Harto, 2000), HSS
Gama I terdiri dari 4 (empat) variabel pokok,
yaitu waktu naik (TR, time of rise), debit
puncak (QP), waktu dasar (Tb, time base), dan
nilai koefisien tampungan (K, storage
coeffisiend.
Pada lokasi yang sama_sebelumnya
telah dilakukan penelitian yang dilakukan
oleh Widodo (2013) dengan hasilnya berupa
perhitungan debit banjir_—_rancangan
menggunakan metode HSS Gama I untuk kala
tulang 20 tahunan dan 100 tahunan, Hasil dari
analisis tersebut diperolh debit puncak
sebesar 47,25 m'/detik untuk kala ulang 20
tahun dan pada kala ulang 100 tahun
sebesarS4,38 nt /detik. Sedangkan debit aktual
untuk kala ulang 20 tahun diperoleh 63,47
m/detik dan untuk kala ulang 100 tahun
diperokeh 74,24 m/detik.Dari hasil tersebut
diketahui bahwa terjadi penyimpangan -25,56
% pada kala ulang 20 tahun dan %
pada kala ulang 100 tahun,
Dari penelitian Widodo (2013) tersebut
telah disempumakan oleh Widyasari &
Achmad (2013) dengan hasil debit puncak
sebesar 67,94 m'/detik untuk kala ulang 20
tahun dan pada kal ulang 100 tahun
sebesar79,71 m’/detik. Dengan demikian
bahwa penyimpangan terjadi adalah 7 %
pada kala ulang 20 tahun dankala ulang 100
tahun, Untuk itu dalam penelitian ini besarnya
debit banjir racangan yang digunakan sebagai
input dalam HEC RAS 4.1.0 adalah penelitian
Widyasari & Achmad(2013).
4. Kondisi
Sungai
Hidraulika — Penampang
Zat cair dapat diangkut dari suatu
tempat ke tempat lain melalui bangunan
pembawa alamiah ataupun buatan manusia
Bangunan pembawa ini dapat terbuka maupun
tertutup bagian atasnya. Saluran yang tertutup
bagian atasnya disebut saluran tertutup
(closed conduits), sedangkan yang. terbuka
bagian atasnya disebut saluran terbuka (open
channels). Sungai, saluran_irigasi, selokan
merupakan saluran terbuka, _sedangkan
terowongan, pipa, dan gorong-gorong,
merupakan saluran tertutup.Aliran dalam
saluran terbuka maupun saluran tertutup yang
mempunyai permukaan bebas disebut aliran
permukaan bebas (free surface flow) atau
aliransaluran terbuka (open channel
flow).Aliran — permukaan — bebas_— dapat
diklasifikasikan menjadi berbagai_ tipe
tergantung — kriteria. += yang digunakan.
Berdasarkan perubahan kedalaman dan/atau
kecepatan mengikuti fungsi waktu, aliran
dibedakan menjadi aliran permanen (steady)
dan tidak permanen (wnsteadh), sedangkan
berdasarkan fungsi ruang, aliran dibedakan
menjadi aliran seragam (uniform) dan tidak
seragam (non-uniform)
Seorang insinyur Irlandia_ bernama
Robert Manning (1889) mengemukakan
sebuah rumus yang akhirnya diperbaiki
menjadi rumus yang sangat terkenal sebagai:
= lis? Al)
n
5. Software HEC RAS
HEC-RAS merupakan program aplikasi
untuk memodelkan aliran sungai, River
Analysis System (RAS), dibuat oleh Hidrologic
Engineering Center (HEC) yang, merupakan
satuan kerja dibawah US Arm Corps of
Engineers . HEC-RAS merupakan model satu
ensi aliran permanen maupun tak
permanen (sieady and unsteady one —
dimensional flow model). HEC-RAS versi4.1.0, memiliki empat Komponen model satu
imensi(Istiarto, 2012) :
a, Hitungan profil muka air aliran
permanen,
b. Simulasialiran tak permanen,
cc. Hitungan transpor sedimen,
4. Hitungan kualitas (temperatur) air.
Program HEC RAS __ berfungsi
menganalisis profil muka air aliran permanen
berubah beraturan (steady gradually varied
flow), aliran tetap (staedy flow), aliran tidak
tetap (unsteady flow). Program mampu
memodekan jaringan sungai denditrik,
maupun sungai tunggal. Pemodelan_aliran
sub-kritik, super-kritik, dan gabungan antara
kedua fran tersebut
Software HEC RAS digunakan pada
beberapa perelitian untuk menganalisis
hidraulik sungai, seperti untuk mengevaluasi
Kapasitas penampang Sungai Wulan di
Kabupaten Kudus (Kumiawan & Wiiava,
2008), mengevaluasi kapasitas penampang
Sungai Bodri di Kabupaten Kendal (Winardi
& Putra, 2008), studi normalisasi Sungai
Sampean sebagai upaya pengendalian banjit
(Mu'minin, 2014) dan studi pengendalian
banjir Kaliwatri di Kabupaten
Pasuruan(Arifuddin, Herisuseno, — &
Dermawan, 2014).
C. METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi- di
Sungai Code Daerah Istimewa Yogyakarta
sepanjang 5 km, Lokasi penelitian mutai dari
stasiun AWLR Pogung Kabupaten Skeman
yang berada di koordinat 7°46°19 LS /
110°22°03" BT sampai dengan Desa
Tegalpanggung Kecamatan Danurejan Kota
Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta
2. Tahapan Penelitian
Tahapan yang dilakukan pada
penelitian ini meliputi pengukuran topografi
sungai, inpuidata debit banjir raneangan dan
kondisi batas hilir sungai kedalam HEC RAS,
melakukan analisis dengan menggunakan
program HEC RAS, dan pengambilan
kesimpulan.Tahapan dalam —_pelaksanaan
pengukuran topografi_meliputi_ proses
pengambilan data, pengolahan data lapangan,
perhitungan, penggambaran dan penyajian
data pada laporan. Survey topografi yang
dilakukan sepanjang + 5 km ke arah hilir
sungai Code.
Maksud dari kegiatan” pengukuran
topografi adalah untuk mendapatkan
informasi terukur elevasi muka tanah sungai,
memperoleh data penampang melintang dan
penampang memanjang.
Data yang diperlukan sebagai input data
kedalam HEC RAS antara lain, seperti data
geometri sungai, data hidraulik sungai, data
debit banjir, dan kondisi batas hilir sungai
Data geometri sungai diperoleh dari_hasil
pengukuran topografi yang meliputi jarak dan
celevasi muka tanah pada sungai dan bantaran
sungai, jarak antar pias pengukuran yang
dilakukan sepanjang 5 km dengan jarak tiap
piasnya adalah 100 m.
Data hidraulik sungai ini merupakan
nilai koefisien kekasaran manning (n)sesuai
dengan kondisi hidraulik sungai tersebut, Data
perhitungan debit banjir rancangan digunakan
sebagai hidrograf aliran sungai diperoleh dari
penelitian Widyasari & Achmad (2013) yang
menggunakan metode HSS Gama I dengan
Pola Distribusi ABM untuk kala ulang 20
tahunan dan 100 tahunan, Banjir rancangan
pada DAS Code kala ukng 20 dan 100
tahunan dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah
iniPada penelitian ini kondisi batas hilir yang
ddigunakan untuk input data ke dalam HEC
RAS adalah kemiringan dasar —sungai
sepanjang 5 km dengan kemiringan sungai
sebesar 0,87 %
Setelah semua data dimasukkan maka
program akan menghitung data yang telah di
input, Output yang dihasilkan dari analisis
HEC-RAS tersebut berupa profil muka air dan
Kapasitas tampungan sungai, sehingga dapat
diketahui daerah-daerah yang mengalami
banjir.
Dari proses penelitian dan input data
kedalam — program = HEC-RAS yangdilaksanakan diperoleh hasil profil genangan
yang terjadi di sepanjang sungai, schingga
dapat diambil kesimpulan bagaimana cara
menanggulangi dampak untuk daerah yang
terkena dampak banjir atau daerah yang
berpotensi teradi banjir.
Tabel2 Banjir Rancangan DAS Code Metode
HSS Gama |
0 098 098
1 559 116
2 4691 739
3 67,94 55,25
4 40.79 771
5 24.01 48,67
6 14,30 28,37
7 8.68 16,94
8 543 10,21
9 356 632
10 247 407
i 184 276
12 148 201
1B 127 187
14 14 132
15 107 118
16 1.03 109
7 101 104
18 1.00 1,02
19 099 1,00
20 098 099
21 098 098
22 0.98 098
23 098 0.98
Sumber : Widvasari & Achmad, 2013.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengukuran Topografi
Survey topografi diperlukan untuk
memperolch kondisi muka bumi di sekitar
lokasi penelitian dan daerah di sekitarnya
beserta dengan obyek-obyek dan bangunan-
bangunan penting didalamnya dalam bentuk
situasi dan ketinggian —serta__posisi
penampakan, Pengukuran dilakukan sepaniang
5 km dengan jarak antar pias 100 m dari
Pogung Kabupaten Sleman sampai dengan
Desa Tegalpanggung Kecamatan Danurejan
Kota Yogyakarta, Beberapa hasil dari
pengukuran lokasi dapat dilihat pada Gambar
1 sampai dengan 3.
Gambar2.Cross Section P50
=
Gambar3.Cross Section P 100
2. Kondisi Genangan Banjir di Lokasi
Penelitian
Hasil analisis dari program HEC RAS.
4.1.0 untuk banjir raneangan dengan metodeHSS Gama 1 untuk kala ulang 20 dan 100
tahunan, diperolh situasi daerah genangan
seperti terlihat pada Gambar 4 dan Gambar 5.
Berdasarkan hasil penelitian Widyasari
& Achmad (2013) yang digunakan sebagai
input data debit banjir raneangan untuk kale
tulang 20 tahunan dengan debit puneak sebesar
67,94 m/s dan 100 tahunan dengan debit
puncak sebesar 79,71 m/s yang terjadi di
sepanjang Sungai Code yang diteliti tidak
terjadi adanya impasan genangan,
76 50s
Gambard. Kondisi Lokasi Terkena Dampak
Genangan Berdasarkan Banjir Rancangan
Dengan Kala Ulang 20 Tahunan
Gambar 5. Kondisi Lokasi Terkena Dampak