Professional Documents
Culture Documents
Isi Laporan
Isi Laporan
PENDAHULUAN
1
I.2 Ruang Lingkup
Kegiatan kerja praktek Taruna/i Sekolah Tingi Transportasi Darat adalah
kegiatan menempatkan Taruna/i untuk mengikuti seluruh kegiatan yang
dilaksanakan di tempat kerja praktek baik UPT ataupun Operator-operator
Bus. Selama ditugaskan menjadi peserta kerja praktek, Taruna/i harus
mampu mengaplikasikan ilmu yang dimiliki ke dunia kerja sesuai
peruntukannya masing-masing. Adapun lingkup kegiatan yang dilaksanakan
selama mengikuti tugas kerja praktek adalah semua kegiatan meliputi tugas,
pengoperasian, dan penanganan masalah di Area Traffic Control System
(ATCS) Dinas Perhubungan Provinsi Bali. Selain melaksanakan tugas sebagai
operator Taruna/i juga dituntut untuk mampu berkoordinasi dengan baik
dengan petugas yang ada dilapangan sehubungan dengan penanganan
masalah lalu lintas.
2
5. Melatihan keterampilan atau soft skill terkait dengan aplikasi ataupun
perubahan teknologi yang menjadi perbandingan antara pendekatan teori
dan praktik realita di lapangan.
I.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kerja praktek adalah:
1. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman kerja di bidang sistem
pengendalian lalu lintas terpadu atau Area Traffic control System (ATCS).
2. Mengetahui dan mempelajari pengoperasian, penanganan masalah-
masalah yang sering terjadi, koordinasi dalam memonitoring lalu lintas
dengan petugas lapangan.
3. Memberikan evaluasi serta pemecahan tentang masalah-masalah yang
sering terjadi dalam pelaksanaan operasional Area Traffic Control System
(ATCS) yang ada di Dinas Perhubungan Provinsi Bali.
4. Memberikan evaluasi dan pemecahan masalah kinerja Area Traffic Control
System (ATCS) terhadap permasalahan lalu lintas dilapangan terutama
pada simpang-simpang bermasalah yang ada dalam cakupan Area Traffic
Control System (ATCS) itu sendiri
5. Sebagai persiapan dasar untuk menghadapi lingkungan kerja sebenarnya.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM INSTANSI
4
3. Menyelenggarakan kegiatan pengoperasi dan pemeliharaan
fasilitas pengendalian lalu lintas kawasan.
4. Menyelenggarakan kegiatan pengoperasi dan pemeliharaan
fasilitas sistem informasi LLAJ.
5. Melaksanakan evaluasi kinerja sarana dan prasarana fasilitas
Pusat Pengendalian Lalu Lintas Terpadu.
6. Mengembangkan dan mengelola pusat data dan informasi
tentang LLAJ memberikan pelayanan informasi dan komunikasi
di bidang LLAJ.
II.2.2 Fungsi
1. Mengatur waktu sinyal di persimpangan secara responsif dan
terkoordinasi.
2. Memberikan prioritas lampu hijau di persimpangan bagi bus
Trans Sarbagita.
3. Memantau perjalanan bus Trans Sarbagita dan situasi di halte
Trans Sarbagita
4. Dalam keadaaan tertentu, memberikan waktu hijau pada
kendaraan yang memiliki prioritas (Pemadam Kebakaran,
Ambulance, VVIV, Konvoi, dll).
5. Menyampaikan informasi lalu lintas dan alternative lintasan.
6. Menyediakan rekaman data lalu lintas, kejadian kecelakaan, dan
kejadian lainnya di persimpangan dan di halte.
5
3. Seksi Keselamatan Lalu Lintas
d. Bidang Manajemen Angkutan Jalan:
1. Seksi Tata laksana Angkutan Jalan
2. Seksi Pengendalian Angkutan Jalan
3. Seksi Sarana Angkutan Jalan
e. Bidang Pelayaran:
1. Seksi Angkutan Pelayaran
2. Seksi Jaringan Pelayaran
3. Seksi Kepelabuhan.
f. Bidang Keterpaduan Moda:
1. seksi perencanaan Multimoda.
2. seksi Pengembangan Multimoda.
3. seksi Pengendalian Multimoda.
g. UPT Pusat Pengendalian LLAJ.
h. UPT Trans Sarbagita.
i. UPT Perlengkapan Jalan.
6
II.4 Sejarah ATCS
ATCS merupakan salah satu teknologi di transportasi yang bisa diterapkan
untuk mengatasi masalah pengaturan lalu lintas di jalan, terutama pada
persimpangan. Dengan adanya teknologi ini tenaga dan operasional dalam
mengendalikan suatu simpang dapat diminimalisir salah satunya adalah
tenaga operasional yang diperlukan untuk mengendalikan suatu simpang
dapat dikurangi.
Diresmikan pada tahun 2011 bertepatan dengan Hari Perhubungan
Nasional. Terhitung mulai hari tersebut ATCS atau Pusat Pengendalian Lalu
Lintas Terpadu Dinas Perhubungan Provinsi Bali beroperasi sampai
sekarang. Memantau 14 simpang yang ada di sepanjang jalan nasional yaitu
jalan By Pas Ngurah Rai, ATCS Dishub Provinsi Bali senantisa memantau
serta memonitoring keadaan pada simpang-simpang tersebut.
ATCS Dinas Perhubungan Provinsi Bali terdiri dari beberapa sistem utama
yaitu:
1. Server, Workstation
Berfungsi sebagai pusat operasional untuk memonitor dan mengontrol
kondisi lalu lintas dari seluruh persimpangan dalam suatu area
7
Berikut merupakan gmbaran dari Gedung CC Room, server, danworkstation
dari ATCS Dinas Perhubungan Provinsi Bali:
Gambar II.2 Gedung CC Room dan Server ATCS Dinas Perhubungan Provinsi
Bali
8
Gambar II.4 Workstation ATCS Dinas Perhubungan Provinsi Bali
2. Wall Map
Wall Map berfungsi menyediakan informasi status dan kondisi Local
Controller
9
3. Local Controller (pengontrol persimpangan)
Local Controller berfungsi mengimplementasikan skema sinyal atau waktu
siklus suatu persimpangan yang telah disimpan di server.
10
5. Voice Announcer
Merupakan alat bantu untuk menghubungkan petugas dari server CC
Room dengan petugas lapangan yang ada di persimpangan yang hendak
diberikan pengumuman.
11
7. Komputer CCTV Client
Perangkat komputer yang berisikan aplikasi cctv client, yang berfungsi
untuk memantau, mengontrol, memindai gambar dan fungsi public
announcer pada suatu lokasi yang terpasang kamera dan speaker
yang terkoneksi didalam jaringan lokal (Lokal Area Network)
12
2. Simpang Bali Beach Sanur
13
4. Simpang Tirtanadi
5. Simpang Pamelisan
14
6. Simpang Benoa Pesanggaran
7. Simpang Kedonganan
15
8. Simpang UNUD Jimbaran
16
10. Simpang Tanjung Benoa
b. Bundaran
1. Bundaran Patung Ngurah Rai Tuban
c. Simpang tak sebidang
1. Simpang Dewa Ruci
17
Gambar II. 22 Peta ATCS Provinsi Bali
18
Fungsi Area Traffic Control System (ATCS) Dinas Perhubungan Provinsi Bali
adalah sebagai berikut:
1. Mengatur waktu sinyal di persimpangan secara responsif dan
terkoordinasi.
2. Memberikan prioritas lampu hijau di persimpangan bagi bus Trans
Sarbagita.
3. Memantau perjalanan bus Trans Sarbagita dan situasi di halte Trans
Sarbagita
4. Dalam keadaaan tertentu, memberikan waktu hijau pada kendaraan
yang memiliki prioritas (Pemadam Kebakaran, Ambulance, VVIV, Konvoi,
dll).
5. Menyampaikan informasi lalu lintas dan alternative lintasan.
6. Menyediakan rekaman data lalu lintas, kejadian kecelakaan, dan
kejadian lainnya di persimpangan dan di halte.
19
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
20
3. Perkenalan alat-alat sistem kontrol lalu lintas pada ATCS Dinas
Perhubungan Provinsi Bali.
Hari ketiga pelaksanaan kerja praktek di ATCS Dinas Perhubungan
Provinsi Bali, pembimbing lapangan mengarahkan langsung ke
ruang kendali atau CC Room ATCS untuk perkenalan alat – alat
sistem control lalu lintas. Adapun beberapa perangkat yang
digunakan didalam melakukan pengoperasian sistem pengendalian
lalu lintas atau Area Traffic Control System (ATCS) Dinas
Perhubungan Provinsi Bali meliputi:
1) Rak Kabinet
2) MAN HUB + FO
3) Box Terminasi FO RM (Rack Mount)
4) Komputer Server Traffic, Detector, Video, dan Streaming WEB
5) Komputer Client Traffic, Client CCTV PTZ, dan CCTV Fixed
6) UPS
7) Display Monitor
8) Wall Map
9) Running Text
10) Microphone
11) Perkabelan
12) Telephone
13) Aplikasi – aplikasi Server dan Client
21
III.2 Pelaksanaan Kegiatan Operasional ATCS
22
Dibawah ini merupakan beberapa gambar dari antrian pada simpang-
simpang tersebut.
23
Gambar III. 4 Antrian Simpang Benoa Pesanggaran
24
Mekanisme kegiatan pemantauan yang telah dilakukan selama kerja praktek
di ATCS Dishub Provinsi Bali, maliputi tahapan-tahapan berikut ini:
Pemantauan kondisi
lalu lintas
ya tidak
Apa terjadi
masalah
Terjadinya
antrian yang
panjang
Terjadinya tindak
kriminal dan
kecelakaan
Memberikan
waktu hijau
tambahan selama
15 detik
Menyediakan
rekaman data lalu
lintas
Selesai
25
Gambar III. 7 Antrian Simpang
Proses dari recording sendiri adalah kamera yang terdapat disetiap
merekam kondisi lalu lintas kemudian server menyimpannya dengan
rentang waktu per jam. Jadi setiap satu jam sekali server menyimpan
rekaman lalu lintas. Data rekaman ini dapat diambil pada computer server
yang ada pada CC Room ATCS Provinsi Bali. Data yang disimpan pada
server dpat diambil selama empat bulan setelah empat bulan server akan
melakukan pengosongan. Berikut ini merupakan prosedur dari recording
pada ATCS Provinsi Bali.
26
Kamera CCTV
merekam kondisi lalu
lintas
Peyimpanan
pada server
Rekaman
disimpan pada
komputer server
selama 4 bulan
Memberikan
rekaman lalu
lintas kepada
pihak-pihak yang
membutuhkan
Selesai
27
contohnya adalah rombongan VIP, Pemadam kebakaran, Ambulance dan
lain-lain. Selain itu jika terjadi suatu pelanggaran lalu lintas di simpang
petugas ATCS juga dapat langsung memberikan info kepada petugas
lapangan agar memberikan tindakan. Melalui voice announcer serta
melalui HT.
28
Mengamati Kondisi
Lalu Lintas
ya tidak
Apa terjadi
masalah
Kendaraan yang
melewati batas
marka jalan
Kendaraan yang
melanggar
rambu lalu lintas
Menghubungi
petugas lapangan
supaya diberikan
tindakan lebih
lanjut
Selesai
29
3. Traffic Report Melalui Sosial Media (Facebook) serta Siaran Langsung
Melalui Radio Republik Indonesia (RRI)
a. Traffic Report melalui Sosial Media (Facebook)
30
Berikut ini merupakan salah satu informasi yang diberikan kepada
masyarakat melalui media social yaitu Facebook
31
sepanjang By Pass Ngurah Rai dan seputaran Kota Denpasar.
Simpang Padang Galak terpantau lancar dari semua arah, Untuk
pendengar yang akan melewati Simpang Benoa Pesanggaran harap
berhati-hati karena ada arak-arakan Upacara Ngaben dari arah
Sesetan,……..”. Laporan yang diberikan diatas mencakup semua
simpang yang dapat dimonitoring dan dikendalikan oleh ATCS
Provinsi Bali.
32
Dalam menyebarkan informasi lalu lintas ini, terdapat beberapa
tahapan mekanisme, sebagian berikut:
Mengamati
Kondisi Lalu
Lintas
ya tidak
Apa terjadi masalah
Selesai
33
4. Kegiatan Koordinasi Dengan Pengemudi Bus Trans Sarbagita
Salah satu fungsi dari ATCS provinsi Bali adalah memantau perjalanan
Bus Trans Sarbagita. Oleh karena itu kooordinasi dengan pengemudi bus
selalu dilaksanakan demi kelancaran dari perjalanan bus itu sendiri. Salah
satu informasi yang diberikan kepada pengemudi adalah kondisi lalu
lintas simpang serta himbauan agar tetap berhati-hati serta menjaga
kecepatan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
34
Mekanisme koordinasi pengemudi bus Trans Sarbagita dengan petugas
CC Room:
Mengamati
kondisi lalu
lintas
ya tidak
Antrian
panjang pada
persimpangan
Pengemudi Bus
Trans Sarbagita
menghubungi
petugas CC Room
Petugas CC Room
memberikan
waktu hijau
tambahan hingga
bus melewati
simpang
Menuliskan laporan
harian bus Trans
Sarbagita
35
5. Kegiatan survai inventarsasi simpang
Survai inventarisasi dan geometrik simpang pada sejumlah simpang
yang terpantau oleh ATCS dan simpang tersebut dapat dikendalikan
dengan Locall Controller. Survai ini dilakukan untuk mengetahui
kondisi eksisting suatu simpang yaitu kondisi fisik persimpangan yang
meliputi tipe persimpangan, bahu jalan, median, lampu pemberi
isyarat lalu lintas (APILL), peralatan survey yang dibutuhkan yaitu:
1) Walking measure
2) Roll meter
3) Clip board
4) Formulir
5) Alat tulis
Survai inventarisasi persimpanagan ini dilaksanakan dengan cara
mengamati, mengukur dan mencatat kedalam formulir survai, sesuai
dengan target data yang akan diambil. Hasil dari survai ini adalah
perhitungan kapasitas simpang.
36
Gambar III. 18 Hasil Inventarisasi Simpang Tirtanadi
37
III.3 Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Operasional ATCS
Prosedur Kerja Praktek ATCS Dinas Perhubungan Provinsi Bali
1. Kegiatan kerja praktek dilaksanakan pada hari dinas dan mengikuti jam
piket, yaitu pada hari Senin s.d Jum’at, untuk jam kerja 07:00 WITA –
14:00 WITA (piket pagi) dan 14:00 WITA – 22:00 WITA (piket malam)
2. Setiap pagi dari hari Senin s.d Jum’at wajib mengikuti apel pagi
bersama pegawai lainnya (khusus taruna yang mendapat tugas pada
piket pagi)
3. Peraturan bagi pegawai diberlakukan juga pada taruna yang sedang
melaksanakan kegiatan kerja praktek.
4. Mengikuti aturan cara mematikan dan menghidupkan komputer.
5. Melaksanakan tugas pokok yaitu pengendalian lalu lintas melalui CC
ROOM dengan ATCS. Adapun prosedur pengoperasian di CC ROOM
ATCS Dishub Provinsi Bali yaitu:
a. Menyalakan perangkat yang ada pada CC ROOM dan memastikan
semua komponen alat berfungsi dengan baik.
b. Melakukan pemantauan kondisi lalu lintas di sejumlah
persimpangan terkhusus persimpangan dengan volume lalu lintas
yang padat.
c. Petugas dari ruang kendali memberikan informasi dan arahan
kepada petugas yang berada dilapangan dalam hal menertibkan
lalu lintas.
d. Koordinasi antara pengemudi bus Trans Sarbagita dengan petugas
untuk memberikan prioritas jika terjadi antrian yang cukup panjang
pada persimpangan.
e. Memberikan informasi kepada masyarakat lewat siaran langsung
melalui stasiun radio RRI.
f. Mempublikasikan kepada masyarakat melalui media sosisal dengan
aplikasi facebook, dicantumkan potret lalu lintas di sejumlah
simpang dan dilengkapi dengan keterangan kondisi lalu lintasnya.
g. Menuliskan laporan dalam bentuk buku catatan tentang hasil
pemantauan yang dilakukan dan kondisi peralatan yang rusak.
38
6. Melakukan pengukuran geometrik simpang dengan cara survai
inventarisasi simpang.
7. Melakukan perhitungan kinerja lalu lintas pada simpang dengan
pedoman MKJI 1997.
Dari penjelasan diatas maka berikut ini merupakan bagan alir dari Standar
Operasional Prosedur dari Area Traffic Control System (ATCS) Provinsi Bali
Berikut ini merupakan peta keseluruhan simpang yang dilengkapi ATCS:
39
Gambar III. 19 Standar Operasional Prosedur ATCS Provinsi Bali
40
III.4 Kendala Kerja Praktek
Adapun kendala di lapangan yang ditemukan pada saat pelaksanaan kerja
praktek di ATCS Provinsi Bali adalah sebagai berikut:
1. Sering terjadinya Black-Out yaitu kondisi dimana tidak bisa
dilakukannya penanganan dari CC Room jika terjadi masalah pada
simpang, petugas CC Room hanya dapat melakukan pemantauan
kondisi saja.
2. Belum dapat memberikn data tentang volume lalu lintas pada simpang,
serta belum responsif ketika terjadi suatu permasalahan pada simpang.
Jika terjadi antrian yang panjang petugas operasional masih mengatur
waktu siklus secara manual.
3. Terdapat tiga buah kamera yang sudah rusak serta sering mati ataupun
gambarnya sudah tidak baik lagi seperti pada simpang Pantai Sindu,
simpang Taman Griya serta Bundaran Ngurah Rai sehingga
menyulitkan dalam pemantauan kondisi lalu lintas.
4. Peletakan kamera CCTV yang kurang tepat sehingga menyulitkan
pemantauan seperti kamera yang berada di Bundaran Ngurah Rai.
5. Kondisi komputer di ruangan CC Room yang sudah mulai kurang baik,
serta ada beberapa komputer yang tidak bisa digunakan, sehingga
menyulitkan dalam penanganan masalah pada simpang.
6. Tenaga operasional tidak sepenuhnya memahami software yang
digunakan dalam pengoperasian ATCS sehingga ketika ada masalah
diperlukan waktu yang cukup lama dalam melakukan troubleshooting.
7. Waktu pada CCTV tidak sesuai sehingga menyulitkan jika dibutuhkan
data dalam bentuk video dalam penanganan suatu masalah contohnya
adalah kebutuhan data dari pihak kepolisian dalam penanganan sebuah
kasus kriminal.
8. Atap dari ruangan server CC Room yang mengalami kerusakan yang
menyebabkan masuknya air keruangan ketika terjadi hujan yang
dikhawatirkan akan menyebabkan konsleting pada komponen listrik
pada server
9. Permasalahan pada waktu siklus pada simpang-simpang seperti
simpang UNUD Jimbaran, simpang Tanjung Benoa, simpang Benoa
41
Pesanggaran karena masih menggunakan pengaturan waktu siklus
yang dibuat tahun 2011.
10. Memberikan prioritas kepada Bus Trans Sarbagita pada simpang
menyebabkan suatu permasalahan baru yaitu antrian di kaki simpang
lain semakin panjang.
42
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Simpulan
1. Dengan pelaksanaan kerja praktek di bidang pengendalian lalu lintas atau
Area Traffic Control System (ATCS) ini perbedaan antara teori dan praktik
di lapangan didapatkan oleh taruna, kemampuan dalam penerapan ilmu
teori yang diperoleh selama melaksanakan pendidikan sangat dilatih
dalam kerja praktek ini.
2. Kemampuan dalam melakukan pemantauan arus lalu lintas pada
persimpangan serta koordinasi dengan petugas lapangan merupakan
tugas pokok dari petugas ATCS sehingga kemampuan dalam
berkomunikasi serta koordinasi sangat dilatih dalam kerja praktek ini.
3. Memberikan evaluasi terhadap pelaksanaan sistem pengendalian lalu
lintas atau Area Traffic Control System (ATCS) di Provinsi Bali
4. Membuat suatu keputusan dalam memecahkan suatu masalah
merupakan salah satu kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan
kerja praktek di sistem pengendalian lalu lintas ini sehingga setiap
individu menjadi pribadi yang mandiri.
5. Learning by doing merupakan kalimat yang tepat untuk menggambarkan
suatu metode untuk melatih keterampilan dalam pelaksanaan kerja
praktek di sistem pengendalian lalu lintas atau Area Traffic Control
System (ATCS) Provinsi Bali.
IV.2 Saran
1. Diadakannya suatu kajian dalam rangka untuk menentukan waktu siklus
setiap simpang yang terpantau dalam Area Traffic Control System (ATCS)
Provinsi Bali, dikarenakan waktu siklus tersebut ditentukan tahun 2011.
43
2. Pelatihan kepada tenaga operasional Central Control Room (CC Room)
Area Traffic Control System (ATCS) agar dapat menangani masalah-
masalah kecil tanpa menunggu dari pihak Marktel.
3. Pembaharuan terhadap sarana maupun prasarana yang telah rusak serta
perawatan untuk sarana yang masih dalam kondisi baik.
4. Peningkatan koordinasi dengan pengemudi Bus Trans Sarbagita dalam
pemberian prioritas di suatu persimpangan.
44
45