Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 45

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Penyelenggaraaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bertujuan untuk
mewujudkan pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, tertib,
selamat, dan lancar. Saat ini transportasi merupakan salah satu aspek penting
yang menjadi penggerak masyarakat. Dalam melakukan aktivitasnya
masyarakat tidak bisa lepas dari transportasi. Kemajuan teknologi dan
perkembangan ekonomi yang sangat pesat mengakibatkan meningkatnya
potensi permasalahan transportasi.
Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang menjadi daerah tujuan
wisata baik wisatawan domestik ataupun internasional. Hal ini menyebabkan
lalu lintas di Bali khususya di daerah perkotaan seperti Denpasar tiap harinya
cukup padat. Terutama di sepanjang ruas jalan By Pass Ngurah Rai dan By
Pass Profesor Doktor Ida Bagus Mantra yang merupakan salah satu jalan yang
menghubungkan daerah timur Bali dengan daerah selatan Bali yang sebagian
besar adalah daerah wisata. Hal ini menyebabkan diperlukannya pengendalian
yang tepat di setiap simpang sepanjang ruas-ruas jalan tersebut. Selain hal
tersebut diatas seiring dengan kemajuan teknologi kebutuhan masyarakat
terhadap informasi tentang lalu lintas saat ini sangat bergantung kepada dunia
digital. Oleh karena itu pihak pemerintah sebagai penyedia informasi wajib
untuk menyediakan informasi yang up to date kepada masyarakat.
Area Traffic Control System (ATCS) adalah salah satu bentuk pengendalian lalu
lintas yang informasinya bisa langsung disebar luaskan kepada masyarakat.
Penyebarannya dapat dilakukan dengan siaran radio ataupun media sosial.
Dengan demikian kebutuhan masyarakat terhadap informasi seputar lalu lintas
dapat terpenuhi. Namun dalam pelaksanaannya tentu banyak masalah yang
ditemui baik dari segi teknis maupun operasional. Oleh karena itu perlu adanya
suatu pengamatan dan penelitian tentang Area Traffic Control System (ATCS)
yang ada di Dinas Perhubungan Provinsi Bali.

1
I.2 Ruang Lingkup
Kegiatan kerja praktek Taruna/i Sekolah Tingi Transportasi Darat adalah
kegiatan menempatkan Taruna/i untuk mengikuti seluruh kegiatan yang
dilaksanakan di tempat kerja praktek baik UPT ataupun Operator-operator
Bus. Selama ditugaskan menjadi peserta kerja praktek, Taruna/i harus
mampu mengaplikasikan ilmu yang dimiliki ke dunia kerja sesuai
peruntukannya masing-masing. Adapun lingkup kegiatan yang dilaksanakan
selama mengikuti tugas kerja praktek adalah semua kegiatan meliputi tugas,
pengoperasian, dan penanganan masalah di Area Traffic Control System
(ATCS) Dinas Perhubungan Provinsi Bali. Selain melaksanakan tugas sebagai
operator Taruna/i juga dituntut untuk mampu berkoordinasi dengan baik
dengan petugas yang ada dilapangan sehubungan dengan penanganan
masalah lalu lintas.

I.3 Maksud Tujuan


Kerja praktek merupakan salah satu tugas wajib yang harus diikuti oleh
seluruh Taruna/I Sekolah Tinggi Transportasi Darat. Adapun tujuan kegiatan
kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menerapkan pengetahuan teoritis yang telah didapat ke dalam
dunia kerja khususnya manajemen dan rekayasa lalu lintas yang
diaplikasikan ke dalam Sistem Pengendalian Lalu Lintas Terpadu atau Area
Traffic Control System (ATCS) di provinsi Bali.
2. Untuk mengetahui dan memperdalam pengetahuan tentang salah satu
teknologi transportasi berupa Area Traffic control System (ATCS), mulai
dari pengoperasian sampai dengan penanganan masalah yang sering
terjadi.
3. Melatih kemampuan diri untuk menjadi pribadi yang mampu mandiri,
bersikap dewasa, memecahkan masalah dan mengambil keputusan saat
bekerja.
4. Menumbuhkan kemampuan berinteraksi sosial, berkomunikasi serta
berkoordinasi dalam memecahkan suatu masalah dlam pekerjaan.

2
5. Melatihan keterampilan atau soft skill terkait dengan aplikasi ataupun
perubahan teknologi yang menjadi perbandingan antara pendekatan teori
dan praktik realita di lapangan.

I.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kerja praktek adalah:
1. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman kerja di bidang sistem
pengendalian lalu lintas terpadu atau Area Traffic control System (ATCS).
2. Mengetahui dan mempelajari pengoperasian, penanganan masalah-
masalah yang sering terjadi, koordinasi dalam memonitoring lalu lintas
dengan petugas lapangan.
3. Memberikan evaluasi serta pemecahan tentang masalah-masalah yang
sering terjadi dalam pelaksanaan operasional Area Traffic Control System
(ATCS) yang ada di Dinas Perhubungan Provinsi Bali.
4. Memberikan evaluasi dan pemecahan masalah kinerja Area Traffic Control
System (ATCS) terhadap permasalahan lalu lintas dilapangan terutama
pada simpang-simpang bermasalah yang ada dalam cakupan Area Traffic
Control System (ATCS) itu sendiri
5. Sebagai persiapan dasar untuk menghadapi lingkungan kerja sebenarnya.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM INSTANSI

II.1 Visi dan Misi


Sistem Pengendalian Lalu Lintas Terpadu atau Area Traffic Control System
(ATCS) provinsi Bali berada dibawah pengawasan Dinas Perhubungan
Provinsi Bali. Adapun kesatuan Visi dan Misi ATCS provinsi dengan Dinas
Perhubungan Provinsi Bali adalah sebagai berikut:
 Visi
“Terwujudnya Penyelenggaraan Jasa Transportasi dan Komunikasi Provinsi
Bali”
 Misi
1. Meningkatkan Peranan Transportasi, Informasi dan komunikasi
dalam menunjang pemerataan, pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi antar wilayah.
2. Terwujudnya penyelidikan kapasitas prasarana dan sarana
transportasi, informasi dan komunikasi yang efektif dan efisien.
3. Terwujudnya transportasi, informasi, dan komunikasi sesuai standar
keamanan dan keselamatan nasional dan internasional.
4. Terwujudnya daya saing penyelenggaraan angkutan umum,
informasi dan komunikasi.
5. Terwujudnya kelancaran, keamanan, dan keselamatan pelayanan
jasa transportasi, informasi dan komunikasi.

II.2 Tugas Pokok dan Fungsi


Adapun tugas pokok dan fungsi dari Area Traffic Control System Dinas
Perhubungan Provinsi Bali adalah sebagai berikut:
II.2.1 Tugas Pokok
1. Menyelenggarakan kegiatan perencanaan dan pengembangan
pengendalian kawasan.
2. Menyelenggarakan kegiatan perencanaan dan pengembangan
sistem informasi LLAJ.

4
3. Menyelenggarakan kegiatan pengoperasi dan pemeliharaan
fasilitas pengendalian lalu lintas kawasan.
4. Menyelenggarakan kegiatan pengoperasi dan pemeliharaan
fasilitas sistem informasi LLAJ.
5. Melaksanakan evaluasi kinerja sarana dan prasarana fasilitas
Pusat Pengendalian Lalu Lintas Terpadu.
6. Mengembangkan dan mengelola pusat data dan informasi
tentang LLAJ memberikan pelayanan informasi dan komunikasi
di bidang LLAJ.

II.2.2 Fungsi
1. Mengatur waktu sinyal di persimpangan secara responsif dan
terkoordinasi.
2. Memberikan prioritas lampu hijau di persimpangan bagi bus
Trans Sarbagita.
3. Memantau perjalanan bus Trans Sarbagita dan situasi di halte
Trans Sarbagita
4. Dalam keadaaan tertentu, memberikan waktu hijau pada
kendaraan yang memiliki prioritas (Pemadam Kebakaran,
Ambulance, VVIV, Konvoi, dll).
5. Menyampaikan informasi lalu lintas dan alternative lintasan.
6. Menyediakan rekaman data lalu lintas, kejadian kecelakaan, dan
kejadian lainnya di persimpangan dan di halte.

II.3 Struktur Organisasi


Struktur organisasi Dinas Perhubungan Provinsi Bali terdiri dari:
a. Kepala dinas
b. Sekretariat, membawahi:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2. Sub Bagian Penyusunan Program
3. Sub Bagian Keuangan
c. Bidang Lalu Lintas dan Parkir, membawahi:
1. Seksi Manajemen Rekayasa dan Lalu Lintas
2. Seksi Ketertiban Lalu Lintas Jalan

5
3. Seksi Keselamatan Lalu Lintas
d. Bidang Manajemen Angkutan Jalan:
1. Seksi Tata laksana Angkutan Jalan
2. Seksi Pengendalian Angkutan Jalan
3. Seksi Sarana Angkutan Jalan
e. Bidang Pelayaran:
1. Seksi Angkutan Pelayaran
2. Seksi Jaringan Pelayaran
3. Seksi Kepelabuhan.
f. Bidang Keterpaduan Moda:
1. seksi perencanaan Multimoda.
2. seksi Pengembangan Multimoda.
3. seksi Pengendalian Multimoda.
g. UPT Pusat Pengendalian LLAJ.
h. UPT Trans Sarbagita.
i. UPT Perlengkapan Jalan.

Gambar II. 1 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi Bali

6
II.4 Sejarah ATCS
ATCS merupakan salah satu teknologi di transportasi yang bisa diterapkan
untuk mengatasi masalah pengaturan lalu lintas di jalan, terutama pada
persimpangan. Dengan adanya teknologi ini tenaga dan operasional dalam
mengendalikan suatu simpang dapat diminimalisir salah satunya adalah
tenaga operasional yang diperlukan untuk mengendalikan suatu simpang
dapat dikurangi.
Diresmikan pada tahun 2011 bertepatan dengan Hari Perhubungan
Nasional. Terhitung mulai hari tersebut ATCS atau Pusat Pengendalian Lalu
Lintas Terpadu Dinas Perhubungan Provinsi Bali beroperasi sampai
sekarang. Memantau 14 simpang yang ada di sepanjang jalan nasional yaitu
jalan By Pas Ngurah Rai, ATCS Dishub Provinsi Bali senantisa memantau
serta memonitoring keadaan pada simpang-simpang tersebut.

II.5 Profil ATCS Dinas Perhubungan Provinsi Bali


Area Traffic Control System Dinas Perhubungan Provinsi Bali merupakan
suatu sistem penendalian lalu lintas terpadu yang berbasis teknologi
informasi. Dengan menggunakan teknologi Fiber Optic maka data yang
didapatkan melalui kamera CCTV adalah data real time. Dengan demikian
maka penanggulangan masalah dapat segera diatasi.
Dalam pengoperasian ATCS ini diperlukan sebuah sistem control terpadu
yang melibatkan beberapa komponen berupa:
1. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas sebagai pengatur lalu lintas
2. Kamera CCTV sebagai penangkap data lalu lintas
3. Jaringan kabel sebagai pengantar data ke server
4. Software sistem ATCS
5. Ruang kontrol (Central Control Room) ATCS beserta operatornya.

ATCS Dinas Perhubungan Provinsi Bali terdiri dari beberapa sistem utama
yaitu:
1. Server, Workstation
Berfungsi sebagai pusat operasional untuk memonitor dan mengontrol
kondisi lalu lintas dari seluruh persimpangan dalam suatu area

7
Berikut merupakan gmbaran dari Gedung CC Room, server, danworkstation
dari ATCS Dinas Perhubungan Provinsi Bali:

Gambar II.2 Gedung CC Room dan Server ATCS Dinas Perhubungan Provinsi
Bali

Gambar II.3 Server ATCS Dinas Perhubungan Provinsi Bali

8
Gambar II.4 Workstation ATCS Dinas Perhubungan Provinsi Bali

2. Wall Map
Wall Map berfungsi menyediakan informasi status dan kondisi Local
Controller

Gambar II.5 Wall Map ATCS Dinas Perhubungan Provinsi Bali

9
3. Local Controller (pengontrol persimpangan)
Local Controller berfungsi mengimplementasikan skema sinyal atau waktu
siklus suatu persimpangan yang telah disimpan di server.

Gambar II.6 Local Controller (Pengontrol Persimpangan)

4. Video Surveilance (CCTV)


Kamera CCTV selain digunakan sebagai sumber input untuk informasi
masyarakat dalam pelayanan ATCS juga berfungsi sebagai alat monitoring
dan sumber untuk analisis kepadatan lalu lintas oleh sistem pusat.

Gambar II. 7 Video Surveilance (CCTV)

10
5. Voice Announcer
Merupakan alat bantu untuk menghubungkan petugas dari server CC
Room dengan petugas lapangan yang ada di persimpangan yang hendak
diberikan pengumuman.

Gambar II. 8 Voice Announcer

6. Narrow bezel atau Multi-monitor wall-display


Merupakan suatu perangkat monitor yang digunakan untuk menampilkan
video yang terkoneksi didalam jaringan LAN (Local Area Network)

Gambar II. 9 Narrow Bezel atau Multi-Monitor Wall-Display

11
7. Komputer CCTV Client
Perangkat komputer yang berisikan aplikasi cctv client, yang berfungsi
untuk memantau, mengontrol, memindai gambar dan fungsi public
announcer pada suatu lokasi yang terpasang kamera dan speaker
yang terkoneksi didalam jaringan lokal (Lokal Area Network)

Gambar II. 10 Komputer CCTV Client


ATCS Dinas Perhubungan Provinsi Bali mengatur 12 simpang bersinyal
1 bundaran dan 1 simpang tak sebidang.
Adapun simpang-simpang tersebut adalah sebagai berikut:
a. Simpang bersinyal :
1. Simpang Padang Galak

Gambar II. 11 Waktu Siklus Simpang Padang Galak

12
2. Simpang Bali Beach Sanur

Gambar II. 12 Waktu Siklus Simpang Bali Beach Sanur

3. Simpang Pantai Sindu

Gambar II. 13 Waktu Siklus Simpang Pantai Sindu

13
4. Simpang Tirtanadi

Gambar II. 14 Waktu Siklus Simpang Tirtanadi

5. Simpang Pamelisan

Gambar II. 15 Waktu Siklus Simpang Pamelisan

14
6. Simpang Benoa Pesanggaran

Gambar II. 16 Waktu Siklus Simpang Benoa Pesanggaran

7. Simpang Kedonganan

Gambar II. 17 Waktu Siklus Simpang Kedonganan

15
8. Simpang UNUD Jimbaran

Gambar II. 18 Waktu Siklus Simpang UNUD Jimbaran

9. Simpang Taman Griya

Gambar II. 19 Waktu Siklus Simpang Taman Griya

16
10. Simpang Tanjung Benoa

Gambar II. 20 Waktu Siklus Simpang Tanjung Benoa

11. Simpang BTDC Busa Dua

Gambar II. 21 Waktu Siklus Simpang BTDC Nusa Dua

b. Bundaran
1. Bundaran Patung Ngurah Rai Tuban
c. Simpang tak sebidang
1. Simpang Dewa Ruci

17
Gambar II. 22 Peta ATCS Provinsi Bali

18
Fungsi Area Traffic Control System (ATCS) Dinas Perhubungan Provinsi Bali
adalah sebagai berikut:
1. Mengatur waktu sinyal di persimpangan secara responsif dan
terkoordinasi.
2. Memberikan prioritas lampu hijau di persimpangan bagi bus Trans
Sarbagita.
3. Memantau perjalanan bus Trans Sarbagita dan situasi di halte Trans
Sarbagita
4. Dalam keadaaan tertentu, memberikan waktu hijau pada kendaraan
yang memiliki prioritas (Pemadam Kebakaran, Ambulance, VVIV, Konvoi,
dll).
5. Menyampaikan informasi lalu lintas dan alternative lintasan.
6. Menyediakan rekaman data lalu lintas, kejadian kecelakaan, dan
kejadian lainnya di persimpangan dan di halte.

Manfaat Area Traffic Control System (ATCS) Dinas Perhubungan Provinsi


Bali adalah sebagai berikut:
1. Terciptanya optimalisasi kinerja jaringan jalan
2. Meningkatnya kualias pelayanan angkutan umum Trans Sarbagita
3. Mewujudkan sistem lalu lintas dan angkutan jalan yang aman, selamat
dan berwawasan lingkungan
4. Mengurangi jumlah dan beban petugas pengatur lalu lintas di
persimpangan.

19
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Pelaksanaan kerja praktek di ATCS Dinas Perhubungan Provinsi Bali dilaksanakan


selama 2 bulan terhitung mulai tanggal 1 Februari – 31 Maret 2016. Kegiatan yang
dilakukan selama kurun waktu tersebut adalah sebagai berikut:

III.1 Kegiatan Kerja Praktek

1. Pelaporan diri ke Dinas Perhubungan Provinsi Bali


Hari Pertama terhitung kerja praktek kami melakukan pelaporan diri ke
Dinas Perhubungan Provinsi Bali. Saat melaksanakan laporan ini kami
membawa serta merta dokumen-dokumen yang diserahkan ke Dinas
Perhubungan Provinsi Bali khususnya ke Unit Pelaksana Teknis Pusat
Pengendalian Lalu Lintas Terpadu Provinsi Bali atau ATCS. Selain itu
untuk dosen pembimbing lapangan selama melaksanakan kerja praktek
adalah Kepala UPT PPLLAJ sendiri yaitu Bapak Nyoman Gede Ary
Dharma Santosa, ATD, MT.

2. Pengarahan tentang jadwal serta prosedur kerja praktek


Untuk kelancaran dalam pelaksanaan kerja praktek selama 2 bulan
kedepan maka kami mendapatkan jadwal dalam pelaksanaan kerja
praktek adalah sebagai berikut:
 Jadwal pelaksanaan kerja praktek ATCS Dinas Perhubungan Provinsi
Bali
Hari : Senin - Jumat
Tempat : Central Control Room ATCS Dinas Perhubungan
Provinsi Bali
Waktu Kerja : 07.00 WITA – 14.00 WITA (Shift Pagi)
14.00 WITA – 22.00 WITA (Shift Siang)

20
3. Perkenalan alat-alat sistem kontrol lalu lintas pada ATCS Dinas
Perhubungan Provinsi Bali.
Hari ketiga pelaksanaan kerja praktek di ATCS Dinas Perhubungan
Provinsi Bali, pembimbing lapangan mengarahkan langsung ke
ruang kendali atau CC Room ATCS untuk perkenalan alat – alat
sistem control lalu lintas. Adapun beberapa perangkat yang
digunakan didalam melakukan pengoperasian sistem pengendalian
lalu lintas atau Area Traffic Control System (ATCS) Dinas
Perhubungan Provinsi Bali meliputi:
1) Rak Kabinet
2) MAN HUB + FO
3) Box Terminasi FO RM (Rack Mount)
4) Komputer Server Traffic, Detector, Video, dan Streaming WEB
5) Komputer Client Traffic, Client CCTV PTZ, dan CCTV Fixed
6) UPS
7) Display Monitor
8) Wall Map
9) Running Text
10) Microphone
11) Perkabelan
12) Telephone
13) Aplikasi – aplikasi Server dan Client

4. Melaksanakan apel pagi


Apel pagi merupakan suatu kegiatan wajib bagi pegawai DInas
Perhubungan Provinsi Bali oleh karena itu kegiatan ini pun wajib kami
laksanakan selama melaksanakan kerja praktek di ATCS provinsi Bali.
Apel pagi dilaksanakan pukul 07.30 WITA s/d selesai. Dengan mengikuti
apel pagi ini kami mendapatkan informasi baik itu informasi untuk Dinas
Perhubungan ataupun informasi seputar kondisi di provinsi Bali

21
III.2 Pelaksanaan Kegiatan Operasional ATCS

1. Pemantauan kondisi lalu lintas dalam kawasan

Kegiatan yang dilaksanakan salah satunya adalah pemantauan atau


monitoring pada simpang-simpang yang berada dalam kawasan ATCS.
Dalam kegiatan ini, pemantauan dilakukan dengan mengamati volume
lalu lintas serta antrian pada simpang. Hasil dari pemantauan adalah
ditemukan beberapa simpang dengan antrian yang panjang diantaranya
adalah Simpang Bali Beach Sanur (kaki barat simpang), Simpang
Pamelisan (kaki barat simpang), Simpang Benoa Pesanggaran, Simpang
UNUD Jimbaran (kaki selatan simpang), Simpang Tanjung Benoa (kaki
barat simpang). Selain itu Bundaran Ngurah Rai juga merupakan
simpang-simpang yang sering mengalami kemacetan.

Gambar III. 1 Kegiatan pemantauan kondisi lalu lintas


Tujuan dari monitoring atau pemantauan lalu lintas adalah sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui kondisi lalu lintas simpang yang ada dalam
cakupan ATCS provinsi Bali.
b. Untuk melihat serta mengetahui permasalahan yang teradi seperti
atrian lalu lintas, kecelakaan dan tindakan criminal
c. Untuk mengambi keputusan menahan waktu hijau (Hold On) salah
satu kaki simpang jika terjadi kemacetan atau ada kendaraan yang
harus mendapat prioritas.

22
Dibawah ini merupakan beberapa gambar dari antrian pada simpang-
simpang tersebut.

Gambar III. 2 Antrian Simpang Bali Beach Sanur

Gambar III. 3 Antrian Simpang Pamelisan

23
Gambar III. 4 Antrian Simpang Benoa Pesanggaran

Gambar III. 5 Antrian Simpang UNUD Jimbaran

24
Mekanisme kegiatan pemantauan yang telah dilakukan selama kerja praktek
di ATCS Dishub Provinsi Bali, maliputi tahapan-tahapan berikut ini:

Pemantauan kondisi
lalu lintas

ya tidak
Apa terjadi
masalah

 Terjadinya
antrian yang
panjang
 Terjadinya tindak
kriminal dan
kecelakaan

 Memberikan
waktu hijau
tambahan selama
15 detik
 Menyediakan
rekaman data lalu
lintas

Selesai

Gambar III. 6 Mekanisme Kegiatan Pemantauan Lalu Lintas


Berikut ini merupakan salah satu contoh simpang yang memiliki antrian
yang mendapat tambahan waktu hijau selama 15 detik

25
Gambar III. 7 Antrian Simpang
Proses dari recording sendiri adalah kamera yang terdapat disetiap
merekam kondisi lalu lintas kemudian server menyimpannya dengan
rentang waktu per jam. Jadi setiap satu jam sekali server menyimpan
rekaman lalu lintas. Data rekaman ini dapat diambil pada computer server
yang ada pada CC Room ATCS Provinsi Bali. Data yang disimpan pada
server dpat diambil selama empat bulan setelah empat bulan server akan
melakukan pengosongan. Berikut ini merupakan prosedur dari recording
pada ATCS Provinsi Bali.

26
Kamera CCTV
merekam kondisi lalu
lintas

Peyimpanan
pada server

 Rekaman
disimpan pada
komputer server
selama 4 bulan

 Memberikan
rekaman lalu
lintas kepada
pihak-pihak yang
membutuhkan

Selesai

Gambar III. 8 Mekanisme Rekording Data

2. Koordinasi dengan petugas lapangan.

Selain memonitoring kondisi lalu lintas koordinasi dengan petugas


lapangan sangat diperlukan agar terciptanya kelancaran dan ketertiban
lalu lintas. Khususnya di simpang-simpang yang ada didalam kawasan
koordinasi dengan petugas lapangan dilakukan terlebih jika ada hal-hal
yang menjadikan kondisi lalu lintas menjadi bermasalah. Salah satu

27
contohnya adalah rombongan VIP, Pemadam kebakaran, Ambulance dan
lain-lain. Selain itu jika terjadi suatu pelanggaran lalu lintas di simpang
petugas ATCS juga dapat langsung memberikan info kepada petugas
lapangan agar memberikan tindakan. Melalui voice announcer serta
melalui HT.

Gambar III. 9 Kegiatan Koordinasi Dengan Petugas Lapangan

Dalam melaksanakan komunikasi dengan petugas lapangan terdapat


beberapa tahapan yang dilakukan seperti:
a. Mengamati kondisi lalu lintas, dalam hal ini difokuskan untuk simpang
yang dipadati kendaraan.
b. Melihat permasalahan yang terjadi. Seperti kendaraan yang melewati
batas marka, kendaraan yang tidak mematuhi rambu lalu lintas.
c. Jika ditemukan hal demikian maka petugas CC Room akan
menghubungi petugas dilapangan melalui alat komunikasi berupa
Voice Annoucer ataupu HT untuk ditindak lanjuti oleh petugas
lapangan.

Adapun proses kegiatan koordinasi dengan petugas dilapangan,


meliputi mekanisme berikut

28
Mengamati Kondisi
Lalu Lintas

ya tidak
Apa terjadi
masalah

 Kendaraan yang
melewati batas
marka jalan
 Kendaraan yang
melanggar
rambu lalu lintas

Menghubungi
petugas lapangan
supaya diberikan
tindakan lebih
lanjut

Selesai

Gambar III. 10 Mekanisme Kegiatan Koordinasi dengan Petugas


Lapangan

29
3. Traffic Report Melalui Sosial Media (Facebook) serta Siaran Langsung
Melalui Radio Republik Indonesia (RRI)
a. Traffic Report melalui Sosial Media (Facebook)

Dengan berkembangnya teknologi informasi saat ini hampir seluruh


masyarakat mengakses informasi melalui internet, baik itu melalui
Website atau pun media social. Untuk memudahkan masyarakat
dalam mengetahui informasi seputar lalu lintas pada Jalan By. Pass
Ngurah Rai maka pihak ATCS provinsi Bali melaporkan kondisi lalu
lintas melalui media sosial Facebook. Melalui akun ATCS Provinsi Bali
kondisi lalu lintas diunggah setiap jam terhitung dari pukul 07.00
Wita sampai dengan pukul 22.00 Wita. Berikut adalah gambar dari
kegiatan pelaporan kondisi lalu lintas melalui media sosial Facebook.

Gambar III. 11 Kegiatan Traffic Report Melalui Sosial Media


(Facebook)

30
Berikut ini merupakan salah satu informasi yang diberikan kepada
masyarakat melalui media social yaitu Facebook

Gambar III. 12 Informasi yang Disebarkan Melalui Facebook

b. Siaran Langsung Kondisi Lalu Lintas Dengan Radio Republik


Indonesia

Selain melalui media sosisal pihak ATCS provinsi Bali juga


memberikan informasi seputar kondisi lalu lintas kepada masyarakat
melalui siaran secara langsung di Radio Republik Indonesia. Siaran
dilakukan pukul 08.30 Wita dan pukul 12.30 Wita. Siaran tersebut
berisikan kondisi lalu lintas di setiap simpang. Siaran dilakukan
melalui telepon kabel yang terkoneksi dengan Radio Republik
Indonesia dan bisa didengarkan langsung oleh masyarakat. Adapun
informasi yang disebarkan melalui RRI adalah dengan melaporkan
seperti dibawah ini “Selamat pagi pendengar setia dari RRI Denpasar,
Bergabung kembali dengan ATCS Provinsi Bali. Pagi ini kami akan
melaporkan kondisi lalu lintas dari simpang- simpang yang ada di

31
sepanjang By Pass Ngurah Rai dan seputaran Kota Denpasar.
Simpang Padang Galak terpantau lancar dari semua arah, Untuk
pendengar yang akan melewati Simpang Benoa Pesanggaran harap
berhati-hati karena ada arak-arakan Upacara Ngaben dari arah
Sesetan,……..”. Laporan yang diberikan diatas mencakup semua
simpang yang dapat dimonitoring dan dikendalikan oleh ATCS
Provinsi Bali.

Gambar III. 13 Kegiatan Siaran Langsung Melalui RRI

Kegiatan memberikan informasi kepada masyarakat ini dapat


dilakukan melalui prosedur berikut ini:
a. Mengamati kondisi lalu lintas.
b. Memberikan informasi kepada masyarakat melalui media sosial
dan siaran langsung melalui stasiun radio yang terhubung dengan
telepon ATCS.
c. Mengunggah berita lalu lintas melalui akun facebook kepada
masyarakat, dengan melampirkan gambar simpang dan kalimat-
kalimat informasi pada simpang tersebut.
d. Siaran langsung dilakukan pagi dan siang, stasiun radio akan
menghubungkan telepon publik ATCS Dishub Provinsi Bali dengan
siaran langsung, kemudian piket yang bertugas menyampaikan
informasi lalu lintas.

32
Dalam menyebarkan informasi lalu lintas ini, terdapat beberapa
tahapan mekanisme, sebagian berikut:

Mengamati
Kondisi Lalu
Lintas

ya tidak
Apa terjadi masalah

Mempublikasikan Siaran melalui RRI


melalui media Denpasar
sosial

Informasi yang Melaporkan kondisi


disajikan berupa : seluruh simpang
 Waktu, cuplikan yang terpantau
gambar ATCS melalui
 Keadaan lalu lintas telepon yang
 Himbauan kepada terhubung
masyarakat langsung ke RRI
Denpasar

Selesai

Gambar III. 14 Mekanisme Kegiatan Traffic Report Melalui Facebook dan


RRI

33
4. Kegiatan Koordinasi Dengan Pengemudi Bus Trans Sarbagita
Salah satu fungsi dari ATCS provinsi Bali adalah memantau perjalanan
Bus Trans Sarbagita. Oleh karena itu kooordinasi dengan pengemudi bus
selalu dilaksanakan demi kelancaran dari perjalanan bus itu sendiri. Salah
satu informasi yang diberikan kepada pengemudi adalah kondisi lalu
lintas simpang serta himbauan agar tetap berhati-hati serta menjaga
kecepatan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Gambar III. 15 Kegiatan Koordinasi Dengan Pengemudi Bus Trans


Sarbagita

Kegiatan yang dilakukan dengan pihak bus Trans Sarbagita melalui


koordinasi kepada petugas ATCS meliputi:
a. Mengamati keadaan lalu lintas, melihat pergerakan bus trans
sarbagita.
b. Apakah ditemui antrian yang panjang terhadap bus trans sarbagita
yang akan melewati persimpangan .
c. Jika petugas CC Room dihubungi pengemudi bus trans sarbagita,
menandakan bus tersebut ingin meminta petugas untuk
melancarkan lalu lintas.
d. Petugas CC Room akan memberikan tambahan waktu hijau selama
15 detik atau sampai bus tersebut melewati simpang.

34
Mekanisme koordinasi pengemudi bus Trans Sarbagita dengan petugas
CC Room:

Mengamati
kondisi lalu
lintas

ya tidak
Antrian
panjang pada
persimpangan

Pengemudi Bus
Trans Sarbagita
menghubungi
petugas CC Room

Petugas CC Room
memberikan
waktu hijau
tambahan hingga
bus melewati
simpang

Menuliskan laporan
harian bus Trans
Sarbagita

Gambar III. 16 Mekanisme kegiatan Koordinasi Dengan


Pengemudi Bus Trans Sarbagita

35
5. Kegiatan survai inventarsasi simpang
Survai inventarisasi dan geometrik simpang pada sejumlah simpang
yang terpantau oleh ATCS dan simpang tersebut dapat dikendalikan
dengan Locall Controller. Survai ini dilakukan untuk mengetahui
kondisi eksisting suatu simpang yaitu kondisi fisik persimpangan yang
meliputi tipe persimpangan, bahu jalan, median, lampu pemberi
isyarat lalu lintas (APILL), peralatan survey yang dibutuhkan yaitu:
1) Walking measure
2) Roll meter
3) Clip board
4) Formulir
5) Alat tulis
Survai inventarisasi persimpanagan ini dilaksanakan dengan cara
mengamati, mengukur dan mencatat kedalam formulir survai, sesuai
dengan target data yang akan diambil. Hasil dari survai ini adalah
perhitungan kapasitas simpang.

Gambar III. 17 Kegiatan Survai Inventarisasi Simpang

Berikut ini merupakan salah satu dari hasil survai inventarisasi


simpang Tirtanadi yang telah dilaksanakan

36
Gambar III. 18 Hasil Inventarisasi Simpang Tirtanadi

6. Kegiatan perhitungan analisis kinerja simpang


Selain melaksanakan tugas operasional yaitu memonitoring kondisi
lalu lintas dalam kawasan, dilakukan pula analisis tentang kinerja
dari simpang yang terpantau oleh ATCS Provinsi Bali. Simpang yang
termasuk dalam analisis meliputi tiga belas simpang yang ada
sepanjang jalan By Pass Ngurah Rai. Dalam perhiyungan kinerja
simpang ini didasarkan pada volume lalu lintas jam sibuk tiap
simpang. Adapun hasil dari perhitungan ini adalah Derajat
Kejenuhan (DS) simpang, Tundaan rata-rata tiap kaki simpang, serta
antrian dan peluang antrian. Adapun hasil dari perhitungan ini
tercantum pada table dibawah ini:
Tabel III.1 Hasil Analisis Kinerja Simpang

Derajat Tundaan Rata


Antrian
No Simpang Kejenuhan -Rata Simpang
(meter)
(DS) (detik/smp)
1 Padang Galak 1,34 188,64 374,96
2 Bali Beach Sanur 1,25 163,63 252,27
3 Pantai Sindu 0,53 98,21 108,87
4 Tirtanadi 0,68 78,89 76,97
5 Pamelisan 0,75 85,02 68,32
6 Pintu Tol Nusa Dua 0,33 38,30 15
7 Tanjung Benoa 1,35 285,58 427,37
Sumber: Hasil Analisis Taruna Kerja Praktek STTD ATCS Provinsi Bali 2017

37
III.3 Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Operasional ATCS
Prosedur Kerja Praktek ATCS Dinas Perhubungan Provinsi Bali
1. Kegiatan kerja praktek dilaksanakan pada hari dinas dan mengikuti jam
piket, yaitu pada hari Senin s.d Jum’at, untuk jam kerja 07:00 WITA –
14:00 WITA (piket pagi) dan 14:00 WITA – 22:00 WITA (piket malam)
2. Setiap pagi dari hari Senin s.d Jum’at wajib mengikuti apel pagi
bersama pegawai lainnya (khusus taruna yang mendapat tugas pada
piket pagi)
3. Peraturan bagi pegawai diberlakukan juga pada taruna yang sedang
melaksanakan kegiatan kerja praktek.
4. Mengikuti aturan cara mematikan dan menghidupkan komputer.
5. Melaksanakan tugas pokok yaitu pengendalian lalu lintas melalui CC
ROOM dengan ATCS. Adapun prosedur pengoperasian di CC ROOM
ATCS Dishub Provinsi Bali yaitu:
a. Menyalakan perangkat yang ada pada CC ROOM dan memastikan
semua komponen alat berfungsi dengan baik.
b. Melakukan pemantauan kondisi lalu lintas di sejumlah
persimpangan terkhusus persimpangan dengan volume lalu lintas
yang padat.
c. Petugas dari ruang kendali memberikan informasi dan arahan
kepada petugas yang berada dilapangan dalam hal menertibkan
lalu lintas.
d. Koordinasi antara pengemudi bus Trans Sarbagita dengan petugas
untuk memberikan prioritas jika terjadi antrian yang cukup panjang
pada persimpangan.
e. Memberikan informasi kepada masyarakat lewat siaran langsung
melalui stasiun radio RRI.
f. Mempublikasikan kepada masyarakat melalui media sosisal dengan
aplikasi facebook, dicantumkan potret lalu lintas di sejumlah
simpang dan dilengkapi dengan keterangan kondisi lalu lintasnya.
g. Menuliskan laporan dalam bentuk buku catatan tentang hasil
pemantauan yang dilakukan dan kondisi peralatan yang rusak.

38
6. Melakukan pengukuran geometrik simpang dengan cara survai
inventarisasi simpang.
7. Melakukan perhitungan kinerja lalu lintas pada simpang dengan
pedoman MKJI 1997.

Dari penjelasan diatas maka berikut ini merupakan bagan alir dari Standar
Operasional Prosedur dari Area Traffic Control System (ATCS) Provinsi Bali
Berikut ini merupakan peta keseluruhan simpang yang dilengkapi ATCS:

39
Gambar III. 19 Standar Operasional Prosedur ATCS Provinsi Bali

40
III.4 Kendala Kerja Praktek
Adapun kendala di lapangan yang ditemukan pada saat pelaksanaan kerja
praktek di ATCS Provinsi Bali adalah sebagai berikut:
1. Sering terjadinya Black-Out yaitu kondisi dimana tidak bisa
dilakukannya penanganan dari CC Room jika terjadi masalah pada
simpang, petugas CC Room hanya dapat melakukan pemantauan
kondisi saja.
2. Belum dapat memberikn data tentang volume lalu lintas pada simpang,
serta belum responsif ketika terjadi suatu permasalahan pada simpang.
Jika terjadi antrian yang panjang petugas operasional masih mengatur
waktu siklus secara manual.
3. Terdapat tiga buah kamera yang sudah rusak serta sering mati ataupun
gambarnya sudah tidak baik lagi seperti pada simpang Pantai Sindu,
simpang Taman Griya serta Bundaran Ngurah Rai sehingga
menyulitkan dalam pemantauan kondisi lalu lintas.
4. Peletakan kamera CCTV yang kurang tepat sehingga menyulitkan
pemantauan seperti kamera yang berada di Bundaran Ngurah Rai.
5. Kondisi komputer di ruangan CC Room yang sudah mulai kurang baik,
serta ada beberapa komputer yang tidak bisa digunakan, sehingga
menyulitkan dalam penanganan masalah pada simpang.
6. Tenaga operasional tidak sepenuhnya memahami software yang
digunakan dalam pengoperasian ATCS sehingga ketika ada masalah
diperlukan waktu yang cukup lama dalam melakukan troubleshooting.
7. Waktu pada CCTV tidak sesuai sehingga menyulitkan jika dibutuhkan
data dalam bentuk video dalam penanganan suatu masalah contohnya
adalah kebutuhan data dari pihak kepolisian dalam penanganan sebuah
kasus kriminal.
8. Atap dari ruangan server CC Room yang mengalami kerusakan yang
menyebabkan masuknya air keruangan ketika terjadi hujan yang
dikhawatirkan akan menyebabkan konsleting pada komponen listrik
pada server
9. Permasalahan pada waktu siklus pada simpang-simpang seperti
simpang UNUD Jimbaran, simpang Tanjung Benoa, simpang Benoa

41
Pesanggaran karena masih menggunakan pengaturan waktu siklus
yang dibuat tahun 2011.
10. Memberikan prioritas kepada Bus Trans Sarbagita pada simpang
menyebabkan suatu permasalahan baru yaitu antrian di kaki simpang
lain semakin panjang.

III.5 Pemecahan masalah kerja praktek ATCS Provinsi Bali


1. Perawatan serta pembaharuan perangkat-perangkat sistem ATCS
sehingga masalah Black-out, gambar kurang baik bisa teratasi.
2. Pelatihan kembali dari pihak ketiga (Marktel) kepada tenaga
operasional ATCS sehingga jika terjadi masalah-masalah kecil bisa
cepat dilakukan troubleshooting.
3. Pembaharuan terhadap software dan hardware yang digunakan dalam
sistem komputer ATCS karena yang sekarang masih menggunakan
sistem operasi Ubuntu yang masih sulit dipahami.
4. Perlunya kajian terhadap simpang-simpang yang terpantau oleh ATCS
dalam rangka untuk menentukan waktu siklus tiap simpang.
5. Meningkatkan koordinasi dengan pengemudi Bus Trans Sarbagita
dalam rangka memberikan prioritas untuk Bus Trans Sarbagita di suatu
persimpangan sehingga untuk bus yang kosong tidak menjadi prioritas
yang sia-sia.
6. Perbaikan secara berkala terhadap Gedung ATCS agar tidak terjadi
kerusakan yang mengganggu sistem dari ATCS itu sendiri.

42
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Simpulan
1. Dengan pelaksanaan kerja praktek di bidang pengendalian lalu lintas atau
Area Traffic Control System (ATCS) ini perbedaan antara teori dan praktik
di lapangan didapatkan oleh taruna, kemampuan dalam penerapan ilmu
teori yang diperoleh selama melaksanakan pendidikan sangat dilatih
dalam kerja praktek ini.
2. Kemampuan dalam melakukan pemantauan arus lalu lintas pada
persimpangan serta koordinasi dengan petugas lapangan merupakan
tugas pokok dari petugas ATCS sehingga kemampuan dalam
berkomunikasi serta koordinasi sangat dilatih dalam kerja praktek ini.
3. Memberikan evaluasi terhadap pelaksanaan sistem pengendalian lalu
lintas atau Area Traffic Control System (ATCS) di Provinsi Bali
4. Membuat suatu keputusan dalam memecahkan suatu masalah
merupakan salah satu kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan
kerja praktek di sistem pengendalian lalu lintas ini sehingga setiap
individu menjadi pribadi yang mandiri.
5. Learning by doing merupakan kalimat yang tepat untuk menggambarkan
suatu metode untuk melatih keterampilan dalam pelaksanaan kerja
praktek di sistem pengendalian lalu lintas atau Area Traffic Control
System (ATCS) Provinsi Bali.

IV.2 Saran
1. Diadakannya suatu kajian dalam rangka untuk menentukan waktu siklus
setiap simpang yang terpantau dalam Area Traffic Control System (ATCS)
Provinsi Bali, dikarenakan waktu siklus tersebut ditentukan tahun 2011.

43
2. Pelatihan kepada tenaga operasional Central Control Room (CC Room)
Area Traffic Control System (ATCS) agar dapat menangani masalah-
masalah kecil tanpa menunggu dari pihak Marktel.
3. Pembaharuan terhadap sarana maupun prasarana yang telah rusak serta
perawatan untuk sarana yang masih dalam kondisi baik.
4. Peningkatan koordinasi dengan pengemudi Bus Trans Sarbagita dalam
pemberian prioritas di suatu persimpangan.

44
45

You might also like