Debu Kayu2

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PAJANAN DEBU


KAYU PADA PEKERJA DI INDUSTRI MEBEL CV. CITRA JEPARA
KABUPATEN SEMARANG

Dian Indriyani, Yusniar Hanani Darundiati, Nikie Astorina Yunita Dewanti


Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: dianindriyani9@gmail.com

Abstract : CV. Citra Jepara is a company that processes wood into furniture’s
product with hectic activity production so it causes indoor air pollution i.e wood
dust. Wood dust causes bad impact on health such as respiratory disorder, skin
irritation even lung cancer. The purpose of this research was to assess the
environmental health risks of wood dust exposure on sanding unit among
workers. Sanding unit was chosen because it was the highest dust concentration
level in production unit. Research design was using cross sectional with analysis
of environmental health risk approach (EHRA). Subject’s population were 30
sanding unit workers and object’s population was the air in sanding unit
workplace. While the subject’s samples were 30 sanding unit workers (using total
sampling method) the object’s sample was the air in sanding unit workplace with
2 sampling points. Data was analyzed using EHRA stages which were danger
identification, respond dose analysis, exposure analysis, and risk characteristics.
Result of this research showed that the average of measurement result of total
dust concentration in sanding unit was 21,5 mg/m3. Mean weight of worker was
56 kg, mean exposure period was 11 hours, mean exposure frequency was 298
days and mean exposure duration was 6 years. It can be concluded that total
dust concentration in sanding unit was above the specified quality standard and
mean real time exposure of non carsinogenic and carsinogenic effect was
classified as safe. However, life time exposure of non carsinogenic and
carsinogenic effect was above 1 and classified as risky. Estimated calculation of
real time exposure risk showed that workers would be at risk of non cancer in 30
years ahead. Workers would be at risk of cancer in 25 years ahead.

Keywords : Environmental Health Risk Assessment (EHRA), workers, total


suspended particulate, furniture industry

PENDAHULUAN maupun jatuh ke lantai akibat


Kualitas udara dipengaruhi adanya gravitasi bumi. Debu kayu
oleh adanya polutan yang berasal termasuk dalam kategori human
dari kegiatan industri seperti industri carcinogen group 1, sebab debu ini
pengolahan kayu yang sebagian dapat menyebabkan kanker bila
besar akan berada di udara dan masuk ke dalam saluran
mempengaruhi kualitas udara pernapasan.(2)
(indoor air pollution) berupa debu Menurut data WHO tahun
kayu.(1) Partikel debu kayu yang 2010, diperkirakan bahwa terdapat 2
berukuran beragam selama proses juta orang di seluruh dunia rutin
produksi akan berterbangan di udara terpapar debu kayu pada saat

571
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

bekerja. Pajanan tertinggi dilaporkan kayu pada pekerja di industri mebel


pada industri mebel kayu dan CV. Citra Jepara Kabupaten
manufaktur pada unit produksi Semarang menggunakan
pengamplasan.(3) Selain itu, terdapat pendekatan Analisis Risiko
adanya keluhan pernapasan yang Kesehatan Lingkungan (ARKL).
dialami pekerja seperti batuk, alergi
pernapasan iritasi kulit hingga METODE PENELITIAN
gangguan fungsi paru.(4) Desain penelitian yang
CV. Citra Jepara adalah digunakan adalah cross sectional
sebuah perusahaan yang bergerak dengan pendekatan (ARKL). Teknik
dalam bidang manufaktur dengan pengambilan sampel yang
menghasilkan produk mebel mulai digunakan adalah total sampling
dari bahan baku kayu hingga yaitu sebanyak 30 orang yang
menjadi produk mebel siap pakai. bekerja pada unit sanding.
Pada tahun 2016, CV. Citra Jepara Pengambilan sampel udara
melakukan pengujian untuk pertama dilakukan di 2 titik pada area kerja
kalinya terhadap konsentrasi debu unit sanding berdasarkan SNI 19-
total di setiap unit produksinya. Hasil 7119.3-2005 menggunakan alat
pengujian didapatkan bahwa kadar High Volume Air Sampler (HVAS)
debu total tertinggi terdapat pada dengan metode gravimetri.
bagian sanding (pengamplasan) ARKL melalui 4 tahap yaitu
yaitu sebesar 3,953 mg/m3. identifikasi bahaya, analisis dosis
Meskipun masih berada di bawah respon, analisis pajanan dengan
nilai ambang batas(2), namun, menggunakan variabel konsentrasi
sebagian besar pekerja mengeluh TSP (C), laju inhalasi (R), waktu
rasa ketidaknyamanan terhadap pajanan harian (tE), frekuensi
adanya debu kayu, mengeluh pajanan tahunan (fE), durasi atau
gangguan pernapasan. lama pajanan (Dt) dengan berat
Penelitian yang dilakukan badan pekerja (W b) serta periode
oleh Aviandari (2008) bahwa pekerja waktu terpapar (tavg). Tahap terakhir
Dermaga & Silo Gandum di Jakarta adalah karakteristik risiko dengan
didapatkan hasil kadar debu di menggunakan nilai Reference of
bawah NAB, namun terdapat Concentration (RfC) untuk pajanan
prevalensi gangguan fungsi paru non karsinogenik, dan Slope Factor
sebesar 19,2% dan semuanya (SF) untuk pajanan karsinogenik.(7)
merupakan gangguan restriksi
paru.(5) Hal yang sama ditunjukkan HASIL DAN PEMBAHASAN
pada hasil penelitian oleh Manuputty A. Identifikasi Bahaya
dan Atmaja (2007) yakni nilai kadar Pada produksi mebel ditemukan
debu yang diukur masih di bawah beberapa potensi bahaya (hazard)
ambang batas akan tetapi 50% yang ada seperti kebisingan, debu
pekerja mengeluh terhadap kayu, dan kecelakaan kerja akibat
gangguan debu dan sebanyak mesin. Pada penelitian ini, agen
87,5% pekerja menunjukkan keluhan risiko yang diidentifikasi adalah agen
gangguan pernapasan antara lain debu total yang berasal dari kegiatan
batuk dan bersin saat dan sesudah pengamplasan secara manual dan
bekerja.(6) menggunakan mesin.
Tujuan dari penelitian ini Tabel 1. Identifikasi Bahaya
adalah untuk menganalis risiko
kesehatan lingkungan pajanan debu

572
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Efek Kronis - Menurunkan fungsi paru


Identifikasi Uraian
(long-term) - Memperparah penyakit Agen Total Suspended
paru Risiko Particulate (TSP)
- Penimbunan debu Media di Udara ambien (Outdoor
paru Lingkungan air)
- Kanker paru Indoor air
Debu yang masuk saluran nafas Sifat Non Karsinogenik
menyebabkan timbulnya reaksi Karsinogenik
mekanisme pertahanan non spesifik Efek Akut - Batuk
berupa batuk, bersin, gangguan (short- - Sesak nafas
transport mukosilier dan fagositosis term) - Nyeri dada
oleh makrofag. Otot polos di sekitar - Alergi pernapasan
jalan nafas dapat terangsang - Iritasi kulit (gejala
sehingga menimbulkan dermatitis)
penyempitan. Iritasi kulit juga akan Lokasi Konsentrasi
berpengaruh akibat efek akut dari (mg/m3)
debu. Titik 1 19
Efek kronis dapat muncul Titik 2 24
setelah terjadinya kontak atau
pajanan selama beberapa hari, Rata-rata konsentrasi debu
minggu, bulan, bahkan dalam tahun. total di unit sanding yaitu 21,5
Berbagai penelitian menemukan mg/m3. Konsentrasi tersebut
adanya hubungan yang signifikan berada di atas baku mutu yang
antara debu total dengan beberapa telah ditetapkan yaitu 10 mg/m3
keluhan seperti menurunkan fungsi sesuai dengan Peraturan
paru, memperparah penyakit paru, Menteri Tenaga Kerja dan
penimbunan debu di paru hingga Transmigrasi Nomor 13 Tahun
kanker paru. 2011. Konsentrasi debu di unit
sanding dipengaruhi oleh faktor
B. Analisis Dosis Respon meteorologis seperti suhu dan
Nilai RfC untuk TSP sudah kelembaban.(8)
ditetapkan oleh IRIS (Integrated Risk Tingginya konsentrasi debu
Information System) dari US EPA terjadi karena pada saat
(United State Environmental Protect pengambilan sampel, jumlah
Agency) yaitu sebesar 2,42 produksi sedang meningkat dan
mg/kg/hari. Sedangkan nilai SF pekerja tidak diberlakukan shift
-3
untuk TSP yaitu sebesar 1,1 x 10 sehingga terjadi penambahan
mg/kg/hari. Melalui analisis dosis jam kerja yang menyebabkan
respon dapat diperkirakan jumlah zat penambahan proses produksi
yang masuk dalam tubuh beserta sehingga debu kayu yang
pengaruhnya terhadap kesehatan dihasilkan tinggi pula. Selain itu,
seseorang. tingginya konsentrasi debu
C. Analisis Pajanan disebabkan kurang
1. Konsentrasi Debu Total maksimalnya penggunaan
Tabel 2. Konsentrasi Debu exhaust fan.
Total Unit Sanding

573
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

yang telah ditetapkan oleh


US. EPA. Laju asupan
digunakan untuk mengetahui
banyaknya volume udara
yang masuk setiap
jamnya.(7)
b. Pola Aktivitas
Rata-rata lama
Gambar 1. Denah Lokasi pajanan pekerja unit
Exhaust Fan di Unit Sanding sanding yaitu 11 jam. Lama
CV. Citra Jepara pajanan pada pekerja lebih
lama dari yang diputuskan
Pada gambar 1 dapat dilihat Menteri Tenaga Kerja dan
bahwa posisi exhaust fan Transmigrasi tentang waktu
terletak di pojok dan jauh kerja lembur dan upah kerja
dengan proses produksi lembur dimana lama kerja
(sumber pencemar). Exhaust ditetapkan selama 8
fan seharusnya diletakkan dekat jam/hari atau 40
dengan sumber pencemar. jam/minggu. Tingginya lama
Dalam ruang kerja juga tidak kerja pekerja unit sanding
ada alat dust collector yang dikarenakan tingginya
digunakan untuk menyedot aktivitas produksi. Lamanya
debu-debu yang dihasilkan pekerja bekerja akan
sehingga debu banyak berpengaruh terhadap
ditemukan berserakan di sekitar fungsi paru. Lama kerja
dinding dan lantai. memiliki hubungan erat
dengan gangguan fungsi
2. Karakteristik Antropometri dan paru dimana durasi kerja >
Pola Aktivitas 8 jam/hari dapat
a. Karakteristik Antropometri meningkatkan risiko
Berat badan rata-rata gangguan fungsi paru.(9) Hal
pekerja unit sanding yaitu ini sejalan dengan
57,6 kg. Berat badan dalam penelitian yang dilakukan
penelitian ini lebih kecil dari pada tahun 2016 di industri
berat badan rata-rata orang kayu bahwa pekerja di
Eropa yaitu 70 kg, dan lebih industri kayu dengan waktu
berat dari rata-rata berat kerja lebih dari 8 jam akan
badan orang Asia yaitu 55 meningkatkan risiko
kg. Dalam studi ARKL, berat terhadap terjadinya
badan menjadi pembanding gangguan fungsi paru.(10)
perhitungan jumlah asupan, Frekuensi pajanan seluruh
semakin besar angka berat pekerja bekerja selama 6
badan pekerja maka nilai hari dalam seminggu yaitu
asupan yang diterima dari hari Senin sampai
semakin kecil. Sabtu sehingga dalam
Laju inhalasi yang setahun bekerja selama
digunakan dalam penelitian 298 hari (dikurangi
yaitu 0,83 m3 /jam. Nilai ini sebanyak 15 hari libur).
merupakan nilai laju inhalasi Rata-rata pekerja
default untuk orang dewasa bekerja lebih dari 5 tahun

574
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

(53,3%). Durasi pajanan rentan mengalami


memiliki hubungan dengan gangguan fungsi paru.
gangguan fungsi paru. Sementara usia
Semakin besar durasi responden, mayoritas lebih
pekerja bekerja dengan dari 40 tahun (53,3%).
paparan debu yang tinggi Responden yang memiliki
akan meningkatkan risiko risiko adalah responden
gangguan fungsi paru. yang memiliki usia lebih dari
Penelitian yang dilakukan 40 tahun dimana kinerja
pada tahun 2016 di industri organ paru-paru mengalami
kayu didapatkan hasil penurunan fungsi. Hal ini
bahwa pekerja yang sejalan dengan penelitian
memiliki masa kerja lebih Putra pada tahun 2012
dari 5 tahun memiliki risiko bahwa usia lebih dari 40
sebesar 13,5 kali untuk tahun berhubungan dengan
mengalami gangguan nilai kapasitas vital paru,
fungsi paru dibandingkan dimana nilai KVP dapat
dengan pekerja dengan digunakan untuk
kategori masa kerja kurang menentukan ada atau
dari 5 tahun.(10) Hal ini tidaknya gangguan pada
sejalan dengan penelitian fungsi paru seseorang.(12)
yang dilakukan oleh Meta Seluruh responden
Suryani (2005) menunjukan diketahui memakai APD
sebanyak 13 dari 38 pada saat bekerja. Pada
pekerja (34,2%) dengan lingkungan kerja dengan
masa paparan lebih dari 5 kadar debu total diatas NAB
tahun mengalami gangguan telah diketahui bahwa
fungsi paru berupa kebiasaan memakai APD
gangguan restriksi dan dapat melindungi pekerja
obstruksi.(11) dari risiko kelainan paru.
Faktor lain yang APD yang digunakan
mempengaruhi asupan pekerja hanyalah masker
adalah jenis kelamin, usia, kain biasa. Hasil
perilaku merokok, dan wawancara dengan
perilaku penggunaan APD. responden menyatakan
Jenis kelamin pada bahwa masker yang
responden diketahui lebih mereka gunakan masih bisa
dominan perempuan (70%) ditembus oleh debu kayu.
bila dibandingkan laki-laki Pemakaian masker yang
(30%). Hal ini berkaitan standar seperti masker
dengan volume dan respirator yang mampu
kapasitas paru dimana mencegah debu kayu
pada perempuan memiliki berukuran sangat kecil
20-25% lebih kecil untuk masuk kedalam
sedangkan kapasitas vital saluran pernapasan. Selain
paru rata-rata pada pria itu, adanya keluhan
dewasa kira-kira 4,8 liter kesehatan berupa iritasi
dan wanita dewasa 3,1 liter kulit pada pekerja (36,6%),
sehingga perempuan lebih pemakaian APD lain seperti
sarung tangan perlu

575
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

digunakan. Sarung tangan Pada perhitungan asupan


berfungsi mencegah kontak karsinogenik pada pekerja unit
langsung antara debu kayu sanding berdasarkan durasi
dengan permukaan kulit. pajanan realtime dan data
Hal ini sejalan dengan antropometri (W b 56 kg, fe 298
penelitian Putri (2016) hari/tahun, dan Dt 6 tahun),
bahwa terdapat hubungan konsentrasi TSP yaitu sebesar
antara paparan debu kayu 21,5 mg/Nm3 dan laju inhalasi
dengan kejadian dermatitis 0,83 m3/hari. Hasil yang
kontak iritan pada pekerja diperoleh dari perhitungan
pengamplasan PT X intake karsinogenik (Ik) pajanan
Jepara.(13) realtime adalah sebesar 0,0223
Kebiasaan merokok mg/kg/hari. Sedangkan
responden hanya sekitar perhitungan intake karsinogenik
23,3% saja karena (Ik) pajanan lifetime (30 tahun
mayoritas berjenis kelamin kedepan) adalah sebesar
perempuan sehingga tidak 0,1115 mg/kg/hari.
memiliki kebiasaan Nilai asupan pekerja unit
tersebut. Kebiasaan sanding selain dipengaruhi oleh
merokok akan lama pajanan, frekuensi
mempercepat penurunan pajanan, dan durasi pajanan
fungsi paru maupun pemicu juga dipengaruhi oleh besarnya
munculnya keluhan pada konsentrasi TSP di unit
saluran pernapasan dan Sanding. Lama pajanan dan
gangguan ventilasi paru frekuensi pajanan sudah
pada pekerja yang melebihi batas yang ditentukan
dipengaruhi oleh jumlah Kementrian Tenaga Kerja dan
dan lamanya kebiasaan Transmigrasi, sedangkan durasi
merokok. pajanan rata-rata pekerja
3. Perhitungan Asupan bekerja yang sudah cukup lama
Berikut adalah perhitungan maka sebanding apabila asupan
asupan TSP populasi berisiko yang masuk ke pekerja
dari pekerja unit sanding tergolong cukup tinggi.
berdasarkan durasi pajanan
realtime non karsinogenik dan D. Karakterisasi Risiko
antropometri (Wb 56 kg, tE 11 Perhitungan tingkat risiko non
jam/hari, fE 289 hari/tahun, dan karsinogenik RQ berdasarkan
Dt 6 tahun), konsentrasi 21,5 pajanan realtime dengan membagi
mg/m3 , dan laju inhalasi 0,83 nilai asupan dengan nilai RfC
m3 /hari. Hasil yang diperoleh diperoleh hasil sebesar 0,2364.
dari perhitungan intake non Sedangkan perhitungan tingkat
karsinogenik (Ink) pajanan risiko non karsinogenik RQ untuk
realtime adalah sebesar 0,5723 pajanan lifetime sebesar 1,1825.
mg/kg/hari. Sedangkan Pajanan dikatakan berisiko non
perhitungan intake non karsinogenik apabila hasil
karsinogenik (Ink) pajanan perhitungan RQ menunjukkan lebih
lifetime (30 tahun kedepan) dari 1. Berdasarkan hasil
adalah sebesar 2,8618 perhitungan, rata-rata nilai RQ
mg/kg/hari. pajanan realtime masih di bawah 1
berarti rata-rata pekerja masih
dinyatakan aman. Namun, untuk

576
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pajanan lifetime, pekerja memiliki gejala potensial yang dapat dialami


risiko non karsinogenik karena nilai seseorang apabila terpajan TSP
RQ di atas 1. dalam waktu yang cukup lama
Tabel 3. Distribusi Risiko Non Pada perhitungan tingkat risiko
Kanker Pekerja Unit karsinogenik ECR (Excess Cancer
Sanding Risk) berdasarkan pajanan realtime
Risk Quotient Fre- Presentase dengan mengalikan nilai asupan
kuensi (%) dengan nilai SF (Slope Factor)
Realtime diperoleh hasil sebesar 2,453E-5.
- Berisiko 0 0 Sedangkan perhitungan tingkat
- Tidak 30 100 risiko karsinogenik ECR untuk
Berisiko pajanan lifetime adalah sebesar
Lifetime 1,22E-4.
- Berisiko 17 56,67 Pajanan dikatakan berisiko
- Tidak 13 43,33 karsinogenik apabila hasil
Berisiko perhitungan ECR lebih dari 10-4.
Berdasarkan hasil perhitungan, rata-
Tabel 3 menunjukkan hasil rata nilai ECR pajanan realtime
bahwa tidak ada responden (100%) masih dinyatakan aman. Namun,
dengan RQ > 1 pada pajanan untuk pajanan lifetime, pekerja
realtime sedangkan terdapat 17 memiliki risiko non karsinogenik
orang (56,67%) berisiko non karena nilai ECR >10-4
karsinogenik pada pajanan lifetime. Tabel 4. Distribusi Risiko Kanker
Besarnya rata-rata nilai RQ Pekerja Unit Sanding
realtime maupun lifetime dipengaruhi Risk Quotient Fre- Presentase
oleh perhitungan sebelumnya yaitu kuensi (%)
perhitungan asupan. Pada Realtime
perhitungan asupan, frekuensi - Berisiko 0 0
pajanan dan lama pajanan sudah - Tidak 30 100
melebihi batas yang ditentukan. Hal Berisiko
tersebut berarti variabel frekuensi Lifetime
dan lama pajanan sudah - Berisiko 3 10
memungkinkan pekerja untuk - Tidak 27 90
berisiko terpajan debu. Perhitungan Berisiko
sebelumnya diketahui bahwa
asupan pajanan lifetime lebih besar Tabel 4 menunjukkan hasil
dibandingan pajanan realtime bahwa tidak ada responden (100%)
sehingga berpengaruh pada nilai yang berisiko pada pajanan realtime
RQ. Intake berbanding lurus dengan sedangkan terdapat 3 orang (10%)
nilai RQ sehingga apabila intake berisiko karsinogenik pada pajanan
bernilai tinggi maka RQ akan bernilai lifetime.
tinggi pula. Besarnya rata-rata nilai ECR
Nilai RQ lebih dari 1 didukung realtime maupun lifetime dipengaruhi
oleh keterangan yang diberikan oleh perhitungan asupan. Sama
pekerja mengenai keluhan yang halnya dengan pajanan non
dirasakan seperti batuk (33,3%), karsinogenik, frekuensi pajanan dan
sesak napas (23,3%), nyeri dada lama pajanan sudah melebihi batas
(10%), iritasi pada kulit (36,6%), dan yang ditentukan sehingga
keluhan-keluhan lain (16,6%). memungkinkan pekerja untuk
Keluhan-keluhan ini merupakan berisiko. Selain itu, intake

577
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

berbanding lurus dengan nilai ECR F. Pengelolaan Risiko


sehingga apabila intake bernilai Pengelolan risiko dilakukan
tinggi maka ECR akan bernilai tinggi bilamana hasil karakterisasi risiko
pula. menunjukkan tingkat risiko yang
tidak aman. Cara pengelolaan risiko
E. Estimasi Risiko dapat dilakukan melalui 2
Tingkat risiko non karsinogenik pendekatan yaitu pendekatan teknis
dan karsinogenik rata-rata pekerja dan pendekatan administratif.
masih aman pada pajanan realtime. Pendekatan secara teknis dapat
Oleh karena itu peneliti ingin dilakukan dengan memantau kondisi
mengetahui pada tahun keberapa lingkungan kerja melalui pengukuran
rata-rata pekerja akan berisiko kadar debu udara untuk jangka
akibat pajanan TSP dengan waktu tertentu dan dilakukan secara
menggunakan estimasi waktu 10 berkala, khususnya di tempat yang
tahun,15 tahun, 20 tahun, 25 tahun, potensial menghasilkan debu.
30 tahun yang akan datang. Pengaturan ulang posisi exhaust fan
Tabel 5. Estimasi Rata-Rata Risiko yang benar dan sesuai. Hal ini akan
Pekerja Unit Sanding berpengaruh terhadap
CV. Citra Jepara Tahun pengoptimalan kinerja alat yang
2017 berhubungan dengan kualitas udara
Esti- Nilai Ting- Nilai Ting- dalam ruang kerja.
masi RQ kat ECR kat Bila dilihat dari sisi pekerja,
Waktu Risiko Risiko pekerja wajib memakai APD yang
(tahun) sesuai standar berupa masker dan
(Dt+10) 0,39 Tidak 4,08 Tidak sarung tangan. Masker yang
41 Berisi- E-5 Berisi- digunakan berupa masker respirator
ko ko yang mampu menahan debu dengan
(Dt+15) 0,59 Tidak 6,12 Tidak ukuran partikel yang sangat kecil.
12 Berisi- E-5 Berisi- Sarung tangan perlu digunakan
ko ko untuk melindungi kulit dari kontak
(Dt+20) 0,78 Tidak 8,17 Tidak langsung debu yang dapat
83 Berisi- E-5 Berisi- menyebabkan iritasi kulit.
ko ko Perusahaan perlu memberikan
(Dt+25) 0,98 Tidak 1,02 Berisi- fasilitas kesehatan berupa
54 Berisi- E-4 ko pemeriksaan kesehatan secara rutin.
ko Pemeriksaan kesehatan yang
(Dt+30) 1,18 Berisi- dilakukan misalnya pemeriksaan
25 ko kapasitas fungsi paru sehingga
dapat diketahui ada atau tidaknya
Hasil perhitungan estimasi risiko gangguan kesehatan pada pekerja.
pekerja unit sanding, diketahui Pengelolaan secara
bahwa pekerja akan mulai memiliki administratif yaitu melalui upaya
risiko non karsinogenik pada tahun pengurangan lama waktu dan
ke-30 dan risiko karsinogenik pada frekuensi pajanan hingga batas
tahun ke-25 dari waktu dilaksanakan aman bisa dilakukan dengan
penelitian dengan kondisi pekerja penyusunan ulang jadwal kerja.
yang sama dengan kondisi saat Jadwal kerja disusun agar pekerja
dilakukannya penelitian. mendapatkan jadwal kerja dengan
jumlah jam kerja yang sama dan
sesuai dengan peraturan yang

578
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

ditetapkan oleh Menteri Tenaga The Global Occupational


Kerja dan Transmigrasi yaitu 8 jam Health Network 214. Geneva:
per hari atau 40 jam per minggu. Hal Gohnet Newsletter; 2010.
ini dilakukan agar meminimalkan 4. Mukono. Pencemaran Udara
jumlah pajanan pada pekerja. Dan Pengaruhnya Terhadap
Gangguan Saluran
KESIMPULAN Pernapasan. Cetakan Ke.
1. Responden penelitian yaitu Surabaya: Airlangga
pekerja yang bekerja di CV. University Press; 2003.
Citra Jepara pada unit sanding 5. Aviandari G, Budiningsih S,
mayoritas perempuan, rata-rata Ikhsan M. Prevalensi
responden memiliki usia ≥40 Gangguan Obstruktif Paru
tahun, rata-rata berat badan dan Faktor-Faktor yang
sebesar 57,6 kg. Lama pajanan Berhubungan pada Pekerja
pekerja yaitu lebih dari 8 Dermaga & Silo Gandum di
jam/hari, durasi pajanan lebih PT X Jakarta. J Respirologi
dari 5 tahun, dan frekuensi Indones. 1994;9(41):1–12.
pajanan adalah 298 hari/tahun. 6. Manuputty AC. Hubungan
2. Konsentrasi rata-rata TSP yaitu Pajanan Debu Terigu
sebesar 21,5 mg/m3 sehingga Terhadap Kualitas Hidup
melebihi baku mutu (Peraturan Penderita Rinitis Akibat Kerja,
Menteri Tenaga Kerja dan Studi Pada Pekerja Yang
Transmigrasi Republik Terpajan Debu Terigu Di PT
Indonesia Nomor 13 Tahun X. [Internet]. 2007. Available
2011 tentang Nilai Ambang from:
Batas Faktor Fisika dan Faktor http://eprints.undip.ac.id/1785
Kimia di Tempat Kerja). 4/1/.pdf
3. Pada risiko non karsinogenik 7. Direktorat Jenderal PP dan
dan karsinogenik pajanan PL. Pedoman Analisis Risiko
realtime, seluruh responden Kesehatan Lingkungan
dinyatakan masih aman. (ARKL). 2012.
Namun, pajanan lifetime non 8. Wijayanti NR. Analisis
karsinogenik terdapat 17 orang Pengaruh Kepadatan Lalu
(56,67%) responden berisiko Lintas terhadap Konsentrasi
sedangkan untuk karsinogenik PM10 Studi Kasus pada Jalan
terdapat 3 orang (10%) Pantura, Batang [Internet].
dinyatakan berisiko. Universitas Diponegoro. 2010.
Available from:
DAFTAR PUSTAKA http://eprints.undip.ac.id/4269
1. Department for Environmental 4/
Food & Rural Affairs. Effects 9. Nadia WH. Faktor-Faktor
of Air Pollution [Internet]. yang Berhubungan dengan
2014. Available from: uk- Gangguan Fungsi Paru pada
air.defra.gov.uk/air- Pemulung di TPA Jatibarang
pollution/effects Kota Semarang. J Kesehat
2. Peraturan Tenaga Kerja dan Masy. 2014;1(2):263–71.
Transmigrasi RI Nomor 13 10. Nafisa RSF, Joko T, Setiani
Tahun 2011 tentang Nilai O. Hubungan Pajanan Debu
Ambang Batas Faktor Fisika Kayu Di Lingkungan Kerja
dan Kimia di Tempat Kerja. Terhadap Gangguan Fungsi
3. World Health Organization.

579
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Paru Pada Pekerja Di PT. Hubungan Usia, Lama Kerja,


Arumbai Kasembadan, dan Kebiasaan Merokok
Banyumas. J Kesehat Masy. dengan Fungsi Paru pada
2016;4(5):176–86. Juru Parkir di Jalan
11. Meta S, Setiani O, Nurjazuli. Pandanaran Semarang. J
Analisis Faktor Risiko Kedokt Muhammadiyah.
Paparan Debu Kayu 2012;1(3).
Terhadap Gangguan Fungsi 13. Putri FY. Hubungan Pajanan
Paru Pada Pekerja Industri Debu Kayu dengan Kejadian
Pengolahan Kayu PT. Surya Dermatitis Kontak Iritan Pada
Sindoro sumbing Wood Pekerja Mebel Pt X Jepara. J
Industry Wonosobo. J Kesehat Masy.
Kesehat Lingkung. 2016;4(4):652–8.
2005;4(1):3–4.
12. Putra DP, Pasjian R, N A.

580

You might also like