Ajeng 342 348

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

PENINGKATKAN KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI IPA (FISIKA)

DENGAN MODEL QUANTUM LEARNING DISERTAI METODE


EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-A
SMP NEGERI 7 JEMBER
1)
Ajeng Puspaningrum, 2)I Ketut Mahardika,2)Bambang Supriadi
1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika
2)
Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Email: ajeng_puspa15@yahoo.com

Abstract

This research was conducted based on the results of observations


which indicated the problems of the multi-representations science (physics)
ability and students' learning science (physics) achievement in the classroom.
The purpose of this research to describe the improvement of students' multi-
representations science (physics) ability and the improvement of students'
learning science (physics) achievement by using Quantum Learning model with
experiment method. The type of this research was classroom action research by
the research design using Hopkins cycle model. The research was held in two
cycles and started with pre-cycle activity. The subject of this research was the
students of class VIII-A SMP Negeri 7 Jember. The techniques to collect the
data were interview, documentation, observation, and test. This data analysis
technique was using normality gain formula (N-gain) to know the improvement
of students' multi-representations science (physics) ability and students' learning
science (physics) achievement. Based on the data analysis, was gained the
improvement of students' multi-representations science (physics) ability in cycle
1 with the average of N-gain score about 0,345 and in cycle 2 about 0,450. The
students' learning science (physics) achievement also improve in cycle 1 with a
score of N-gain 0,32 and in cycle 2 with a score of N-gain 0,42. According to
the data above, it can be concluded that the Quantum Learning model can
improve students' multi-representations science (physics) ability and students'
learning science (physics) achievement in medium category.

Keywords: Quantum Learning model, experiment method, multi-representations


science (physics) ability, and learning science (physics) achievement

PENDAHULUAN penyimpulan dari kejadian-kejadian di


alam. Oleh karena itu, dalam
Fisika merupakan salah satu pembelajaran fisika perlu strategi khusus
cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). untuk penyampaiannya.
Ilmu ini mempelajari fenomena-fenomena Pembelajaran IPA (fisika) dapat
yang berkaitan dengan alam. Fenomena diartikan sebagai proses belajar mengajar
alam inilah yang kemudian yang mempelajari kejadian alam. Pada
memungkinkan terjadinya penelitian pembelajaran IPA (fisika), kemampuan
dengan percobaan, pengukuran, dan pemahaman konsep merupakan syarat
penyajian secara matematis berdasarkan mutlak dalam mencapai keberhasilan
peraturan-peraturan umum (Druxes, belajar IPA (fisika). Hal ini menunjukkan
1986:3). Jadi, fisika dapat dikategorikan bahwa pelajaran IPA (fisika) bukanlah
sebagai ilmu yang bersifat induktif, yaitu pelajaran hafalan tetapi lebih menuntut
ilmu yang dibangun atas dasar pemahaman dan aplikasi konsep,

342
343 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.4, Maret 2015, hal 342 - 348

sehinggga terjadi belajar bermakna. gambar maupun grafik. Kondisi ini


Belajar akan lebih bermakna jika siswa menunjukkan bahwa kemampuan
mengalami sendiri apa yang dipelajarinya. multirepresentasi IPA (fisika) belum
Dengan demikian, dalam pembelajaran tercapai secara keseluruhan.
IPA (fisika) siswa dituntut untuk dapat Hasil belajar IPA (fisika) siswa
membangun pengetahuan dalam diri dapat dilihat tidak hanya melalui
mereka sendiri dengan peran aktifnya kemampuan siswa dalam
dalam proses belajar mengajar. merepresentasikan konsep IPA (fisika)
Dalam kenyataannya, siswa secara verbal dan matematis saja. Tetapi,
mengalami kesulitan mengaplikasikan juga dapat dilihat melalui kemampuan
belajar bermakna dalam proses siswa dalam merepresentasikan konsep
pembelajaran. Siswa lebih sering IPA (fisika) ke dalam bentuk gambar dan
menghafal daripada memahami konsep- grafik. Siswa yang dapat
konsep dalam IPA (fisika). Salah satu merepresentasikan konsep IPA (fisika)
faktor yang menentukan proses secara verbal belum tentu dapat
pembelajaran yaitu model pembelajaran merepresentasikannya secara matematis,
yang digunakan oleh guru. Kemampuan gambar, maupun grafik. Hasil belajar IPA
menangkap pelajaran oleh siswa dapat (fisika) siswa yang rendah bukan berarti
dipengaruhi dari pemilihan model kemampuan multirepresentasi siswa juga
pembelajaran yang tepat, sehingga tujuan rendah, bisa jadi hasil belajar IPA (fisika)
yang ditetapkan dapat tercapai. siswa rendah karena salah satu
Berdasarkan hasil analisis representasi IPA (fisika) siswa yang
dokumen yang telah dilakukan dari nilai rendah.
pada materi sebelumnya yaitu materi Penelitian Tindakan Kelas untuk
usaha dan energi, menunjukkan bahwa mengatasi rendahnya hasil belajar dan
skor rata-rata hasil belajar siswa di kelas kemampuan multirepresentasi IPA (fisika)
VIII-A sebesar 68,31. Nilai rata-rata yang siswa kelas VIII-A di SMP Negeri 7
diperoleh di kelas VIII-A tersebut belum Jember perlu dilakukan dengan tujuan
memenuhi kriteria ketuntasan minimal memperbaiki mutu praktik pembelajaran
yaitu sebesar ≥75 (sumber: SMP Negeri 7 di kelas yaitu dengan memberikan model
Jember). pembelajaran yang inovatif. Penerapan
Berdasarkan hasil wawancara model pembelajaran yang tepat dapat
terbatas dengan guru bidang studi IPA di mengakibatkan pembelajaran akan
SMP Negeri 7 Jember, didapatkan menjadi lebih bermakna jika siswa
informasi bahwa proses pembelajaran IPA mengalami sendiri apa yang dipelajarinya,
di sekolah tersebut masih banyak ditemui bukan hanya mengetahuinya. Salah satu
permasalahan. Salah satu masalah yang upaya untuk meningkatkan hasil belajar
sering dihadapi adalah kurangnya dan kemampuan multirepresentasi IPA
keterlibatan siswa dalam proses (fisika) siswa kelas VIII-A di SMP Negeri
pembelajaran yaitu guru jarang 7 Jember yaitu melalui penerapan model
menggunakan model pembelajaran yang pembelajaran Quantum Learning.
disertai metode demonstrasi dan Model Quantum Learning
eksperimen, sehingga siswa mengalami merupakan kiat, petunjuk, strategi, dan
kendala untuk merepresentasikan konsep- seluruh proses belajar yang dapat
konsep IPA (fisika) yang abstrak. Siswa mempertajam pemahaman dan daya ingat,
cenderung hanya dapat menjelaskan serta membuat belajar sebagai suatu
definisi dari suatu konsep, namun proses yang menyenangkan dan
mengalami kesulitan untuk menyelesaikan bermanfaat. Dari pendapat tentang
persoalan kuantitatif dan menjelaskan Quantum Learning tersebut, maka
konsep IPA (fisika) ke dalam bentuk pembelajaran kuantum mengkondisikan
Ajeng, Peningkatkan Kemampuan Multirepresentasi… 344

agar siswa merasa nyaman dan senang kemampuan representasi grafik siswa
dalam proses pembelajaran. setelah diterapkan model Quantum
Penerapan model Quantum Learning dengan metode eksperimen pada
Learning memerlukan suatu metode siswa kelas VIII-A SMP Negeri 7
pembelajaran untuk menginterpretasikan Jember? (5) Bagaimana peningkatan hasil
hakikat IPA (fisika) agar proses belajar fisika siswa setelah diterapkan
pembelajaran menjadi optimal. Salah satu model Quantum Learning dengan metode
metode yang tepat adalah metode eksperimen pada siswa kelas VIII-A SMP
eksperimen. Metode eksperimen adalah Negeri 7 Jember?
cara penyajian pelajaran dimana siswa Tujuan penelitian ini adalah (1)
melakukan percobaan dengan mengalami Mendeskripsikan peningkatan
sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam kemampuan representasi verbal siswa
proses belajar mengajar dengan metode setelah diterapkan model Quantum
eksperimen, siswa diberi kesempatan Learning dengan metode eksperimen pada
untuk mengalami sendiri atau melakukan siswa kelas VIII-A SMP Negeri 7 Jember.
sendiri, mengikuti suatu proses, (2) Mendeskripsikan peningkatan
mengalami suatu obyek dan keadaan. Jika kemampuan representasi matematik siswa
dipadukan antara model Quantum setelah diterapkan model Quantum
Learning dan metode eksperimen, maka Learning dengan metode eksperimen pada
terjadilah suatu kombinasi yang baik siswa kelas VIII-A SMP Negeri 7 Jember.
antara hakikat IPA (fisika) dan siswa, (3) Mendeskripsikan peningkatan
sehingga siswa diharapkan lebih aktif kemampuan representasi gambar siswa
dalam aktivitas belajarnya agar mampu setelah diterapkan model Quantum
meningkatkan kemampuan Learning dengan metode eksperimen pada
multirepresentasi dan hasil belajar. siswa kelas VIII-A SMP Negeri 7 Jember.
Berdasarkan uraian di atas, maka (4) Mendeskripsikan peningkatan
diperlukan penelitian dengan judul kemampuan representasi grafik siswa
“Peningkatkan Kemampuan setelah diterapkan model Quantum
Multirepresentasi IPA (Fisika) dengan Learning dengan metode eksperimen pada
Model Quantum Learning disertai Metode siswa kelas VIII-A SMP Negeri 7 Jember.
Eksperimen pada Siswa Kelas VIII-A (5) Mendeskripsikan peningkatan hasil
SMP Negeri 7 Jember”. belajar fisika siswa setelah diterapkan
Berdasarkan latar belakang di model Quantum Learning dengan metode
atas, rumusan masalah penelitian ini eksperimen pada siswa kelas VIII-A SMP
adalah (1) Bagaimanakah peningkatan Negeri 7 Jember.
kemampuan representasi verbal siswa Hasil penelitian ini dapat
setelah diterapkan model Quantum bermanfaat sebagai informasi model dan
Learning dengan metode eksperimen pada metode pembelajaran yang nantinya
siswa kelas VIII-A SMP Negeri 7 diterapkan dalam proses belajar mengajar
Jember? (2)Bagaimanakah peningkatan IPA (fisika) sehingga tujuan pembelajaran
kemampuan representasi matematik siswa dapat tercapai, dan sebagai informasi dan
setelah diterapkan model Quantum pertimbangan untuk melakukan penelitian
Learning dengan metode eksperimen pada lebih lanjut.
siswa kelas VIII-A SMP Negeri 7
Jember? (3) Bagaimana peningkatan METODE
kemampuan representasi gambar siswa
setelah diterapkan model Quantum Jenis penelitian yang digunakan
Learning dengan metode eksperimen pada dalam penelitian ini adalah Penelitian
siswa kelas VIII-A SMP Negeri 7 Tindakan Kelas (PTK). Desain penelitian
Jember? (4) Bagaimana peningkatan yang digunakan adalah model siklus
345 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.4, Maret 2015, hal 342 - 348

Hopkins, yaitu penelitian tindakan kelas keseluruhan sudah terlaksana dengan


dalam bentuk spiral yang terdiri atas baik. Hal ini dibuktikan dengan
empat fase meliputi perencanaan, terlaksananya setiap fase yang ada dalam
tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat rencana pembelajaran yang telah dibuat
fase tersebut saling berhubungan dalam sebelumnya.
siklus yang berulang. Subyek penelitian Berdasarkan analisis data
adalah siswa kelas VIII-A SMP Negeri 7 pembelajaran pada saat pra-siklus, skor
Jember tahun pelajaran 2013-2014. rata-rata untuk representasi verbal sebesar
Teknik pengumpulan data yang 19,93, untuk representasi matematik
digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 16,67, untuk representasi gambar
wawancara, dokumentasi, observasi, dan sebesar 16,24, dan untuk representasi
tes. Data yang didapatkan adalah grafik sebesar 15,57. Skor rata-rata hasil
kemampuan representasi verbal, belajar siswa pada kegiatan pra-siklus
representasi matematik, representasi sebesar 68,57 dan belum memenuhi
gambar dan representasi grafik yang kriteria ketuntasan minimal yang
merupakan hasil belajar siswa pada pra- ditetapkan oleh SMP Negeri 7 Jember.
siklus, siklus 1, dan siklus 2 serta hasil Rendahnya skor rata-rata hasil belajar
wawancara dengan guru bidang studi IPA siswa tersebut menunjukkan bahwa hasil
dan siswa. Peningkatan skor hasil post- belajar siswa di VIII-A rendah. Pada
test dari setiap siklus dapat diketahui kegiatan pra-siklus, model pembelajaran
menggunakan rumus g faktor (N-gain). yang digunakan adalah model
𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡 −𝑆𝑝𝑟𝑒 pembelajaran langsung dengan metode
(N-gain) = ceramah, tanya jawab dan diskusi.
𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝑆𝑝𝑟𝑒
Keterangan: Pembelajaran masih lebih banyak
Spost = Skor post test siklus (n) berpusat pada guru sehingga siswa tidak
Spre = Skor post test pra siklus dapat berperan secara aktif dalam
Smaks = Skor maksimum kegiatan pembelajaran, akibatnya siswa
hanya mendapatkan produk tanpa
Tabel 1. Kriteria Peningkatan Kemampuan mengalami proses sehingga siswa
Multirepresentasi IPA (Fisika) mengalami kesulitan untuk
Siswa mengungkapkan konsep-konsep IPA
Nilai N-gain Kriteria (fisika) yang abstrak ke dalam bentuk
g ≥ 0,7 gain tinggi verbal, matematik, gambar, maupun
0,3 ≤ g < 0,7 gain sedang grafik.
g < 0,3 gain rendah Analisis data pada siklus 1, yaitu
(Hake dalam Kristianingsih, 2010) dengan menerapkan model Quantum
Learning disertai metode eksperimen
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam pembelajaran, menunjukkan
adanya peningkatan kemampuan
Penelitian ini diawali dengan multirepresentasi IPA (fisika) dan hasil
kegiatan pra-siklus yang terdiri atas satu belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis
kali pertemuan dan dilaksanakan pada data, skor rata-rata untuk representasi
hari Selasa tanggal 13 Mei 2014. Dalam verbal sebesar 22,43, untuk representasi
hal ini, kegiatan pra-siklus dilaksanakan matematik sebesar 18,55, untuk
untuk melakukan verifikasi permasalahan representasi gambar sebesar 18,95, dan
di dalam kelas saat pembelajaran untuk representasi grafik sebesar 18,74.
berlangsung yang dilakukan dengan cara Skor rata-rata kemampuan
mencoba mengajar sesuai RPP guru. multirepresentasi tersebut mengalami
Penerapan model Quantum peningkatan dari kegiatan pra-siklus ke
Learning disertai metode eksperimen siklus 1. Demikian pula skor rata-rata
pada materi tekanan pada zat padat secara
Ajeng, Peningkatkan Kemampuan Multirepresentasi… 346

hasil belajar siswa juga mengalami belajar tersebut termasuk dalam kriteria
peningkatan dari kegiatan pra-siklus ke peningkatan sedang. Keterlibatan siswa
siklus 1, yaitu dari 68,57 menjadi 78,67. secara aktif dalam kegiatan pembelajaran
Peningkatan skor rata-rata hasil belajar menyebabkan kemampuan
tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar multirepresentasi dan hasil belajar siswa
siswa juga mengalami peningkatan. meningkat. Karena nilai N-gain yang
Peningkatan hasil belajar siswa juga diperoleh hasil belajar siswa pada siklus 2
ditunjukkan dengan nilai N-gain yang tetap pada kriteria peningkatan sedang,
diperoleh pada siklus 1 sebesar 0,32. maka penelitian telah mencapai target
Berdasarkan nilai N-gain, peningkatan stop siklus yang telah ditetapkan, dengan
hasil belajar pada siklus 1 termasuk pada demikian tidak perlu dilaksanakan siklus
kriteria peningkatan sedang. berikutnya.
Keterlibatan siswa secara aktif Berdasarkan hasil analisis data,
dalam kegiatan pembelajaran pembelajaran pada siklus 1 dan 2 dengan
menyebabkan kemampuan menggunakan model Quantum Learning
multirepresentasi dan hasil belajar siswa disertai metode eksperimen menunjukkan
juga mengalami peningkatan. Nilai N- adanya peningkatan kemampuan
gain yang diperoleh hasil belajar siswa multirepresentasi IPA (fisika) antara
sudah berada dalam kriteria sedang dan kegiatan pra-siklus, siklus 1, dan siklus 2,
skor rata-rata hasil belajar sudah tuntas, hal tersebut ditunjukkan pada gambar
maka hasil penelitian pada siklus 1 sudah berikut:
memenuhi target stop siklus dalam
penelitian, tetapi masih perlu 25
dilaksanakan siklus berikutnya untuk 20
menguatkan dan meyakinkan kemampuan 15 Pra
multirepresentasi dan hasil belajar sebagai Siklus
10 Siklus 1
siklus pemantapan.
Siklus 2
Kegiatan pembelajaran pada 5
siklus 2 dilaksanakan dengan model yang 0
sama dengan siklus 1 yaitu model Representasi
Verbal
Representasi
Matematik
Representasi
Gambar
Representasi
Grafik

Quantum Learning disertai metode


eksperimen. Berdasarkan hasil analisis Gambar 1. Grafik Peningkatan Kemampuan
Multirepresentasi IPA (Fisika)
data pada siklus 2, skor rata-rata untuk
representasi verbal sebesar 23,67, untuk
Pembelajaran pada siklus 1 dan 2
representasi matematik sebesar 19,45,
dengan menggunakan model Quantum
untuk representasi gambar sebesar 19,31,
Learning disertai metode eksperimen juga
dan untuk representasi grafik sebesar
menunjukkan adanya peningkatan hasil
19,21. Selain itu, skor rata-rata hasil
belajar antara kegiatan pra-siklus, siklus
belajar siswa juga mengalami peningkatan
1, dan siklus 2, hal tersebut ditunjukkan
dari yang sebelumnya 78,67 menjadi
pada gambar berikut:
81,64. Skor rata-rata hasil belajar siswa
pada siklus 2 telah memenuhi kriteria
ketuntasan minimal yang ditetapkan di 90.00
SMP Negeri 7 Jember. Peningkatan skor 80.00
70.00
rata-rata hasil belajar siswa tersebut
60.00
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
juga mengalami peningkatan. pra siklus siklus 1 siklus 2
Berdasarkan nilai N-gain yang diperoleh
Gambar 2. Grafik Peningkatan Hasil Belajar
untuk hasil belajar siswa pada siklus 2 IPA (fisika)
yaitu sebesar 0,42 maka peningkatan hasil
347 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.4, Maret 2015, hal 342 - 348

Dari hasil penelitian ini diketahui Learning dengan metode eksperimen


bahwa keberhasilan dalam pembelajaran dari pra-siklus ke siklus 1 yang
dengan menerapkan model Quantum tergolong kriteria sedang dan dari pra-
Learning disertai metode eksperimen siklus ke siklus 2 tergolong kriteria
bukan hanya berasal dari guru, melainkan tinggi.
juga didukung dengan keaktifan siswa 2. Kemampuan representasi matematik
selama pelaksanakan kegiatan siswa kelas VIII-A mengalami
pembelajaran, sehingga pemahaman peningkatan setelah diterapkan model
konsep fisika lebih mudah dipahami oleh Quantum Learning dengan metode
siswa. Meningkatnya hasil belajar siswa eksperimen dari pra-siklus ke siklus 1
pada setiap siklus juga disebabkan oleh yang tergolong kriteria rendah dan dari
meningkatnya kemampuan pra-siklus ke siklus 2 tergolong kriteria
multirepresentasi pada setiap siklusnya. sedang.
Peningkatan kemampuan 3. Kemampuan representasi gambar
multirepresentasi siswa terjadi karena siswa kelas VIII-A mengalami
siswa dilibatkan secara langsung dalam peningkatan setelah diterapkan model
kegiatan pembelajaran dengan Quantum Learning dengan metode
memberikan permasalahan yang bertujuan eksperimen dari pra-siklus ke siklus 1
untuk membangkitkan rasa keingintahuan yang tergolong kriteria sedang dan dari
siswa. Dengan demikian siswa menjadi pra-iklus ke siklus 2 tergolong kriteria
termotivasi untuk mencari informasi sedang.
mengenai hal-hal yang akan dipelajari dan 4. Kemampuan representasi grafik siswa
kemudian dibuktikan melalui kegiatan kelas VIII-A mengalami peningkatan
eksperimen. Hal tersebut menjadikan setelah diterapkan model Quantum
siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar Learning dengan metode eksperimen
di kelas dan ketika siswa merasa ada hal dari pra-siklus ke siklus 1 yang
yang belum mereka pahami mereka akan tergolong kriteria sedang dan dari pra-
meminta bantuan kepada guru, sehingga siklus ke siklus 2 tergolong kriteria
pembelajaran berpusat pada siswa. sedang.
Hasil wawancara dengan sebagian 5. Hasil belajar IPA (fisika) siswa kelas
siswa menunjukkan bahwa siswa lebih VIII-A mengalami peningkatan setelah
bersemangat dan antusias dalam diterapkan model Quantum Learning
mengikuti proses pembelajaran di kelas. dengan metode eksperimen dari pra-
Dengan adanya kegiatan eksperimen dan siklus ke siklus 1 yang tergolong
diskusi kelompok siswa lebih memahami kriteria sedang dan dari pra-siklus ke
materi pembelajaran. Wawancara dengan siklus 2 tergolong kriteria sedang.
guru bidang studi juga menyatakan bahwa Saran yang dapat diberikan, jika
model pembelajaran yang digunakan menemukan permasalahan berupa
dalam penelitian ini dapat membuat siswa rendahnya kemampuan multirepresentasi
menjadi lebih aktif saat kegiatan IPA (fisika) dan hasil belajar dalam
pembelajaran berlangsung. pembelajaran IPA (fisika) dapat
menggunakan model Quantum Learning
SIMPULAN DAN SARAN disertai metode eksperimen sebagai salah
satu alternatif dalam mengatasi
Berdasarkan hasil dan permasalahan tersebut.
pembahasan yang telah diuraikan maka
dapat disimpulkan bahwa: DAFTAR PUSTAKA
1. Kemampuan representasi verbal siswa
kelas VIII-A mengalami peningkatan Agustian, Y., dkk. 2012. Model Quantum
setelah diterapkan model Quantum Learning dengan Metode
Ajeng, Peningkatkan Kemampuan Multirepresentasi… 348

Eksperimen pada Pembelajaran Melalui Model Pembelajaran


Fisika di SMPN 7 Jember Kelas Inkuiri Dengan Metode Pictorial
VIII. Jurnal Pembelajaran Fisika. Riddle Pada Pokok Bahasan Alat-
Vol. I No. 3/Desember 2012. Alat Optik Di SMP. Jurnal Pend.
De Porter, Bobby dan Hernachi, Mike. Fisika Indonesia, 6 (1): Januari
Terjemahan Alwiyah 2010.
Abdurrahman. 2012. Quantum Mahardika, I Ketut. 2012. Representasi
Learning: Membiasakan Belajar Mekanika dalam Pembahasan
Nyaman dan Menyenangkan. Sebuah Teori dan Hasil
Bandung: Kaifa. Penelitian Pengembangan Bahan
De Porter, Bobby dan Reardon, Mark. Ajar Mekanika. Jember: Jember
Terjemahan Ary Nilandari. 2010. University Press.
Quantum Teaching: Mahardika, I Ketut, dkk. 2010. Kajian
Mempraktikkan Quantum Representasi Verbal, Matematik,
Learning di Ruang Kelas. Gambar, Dan Grafis (VMG2)
Bandung: Kaifa. Dalam Konsep Pengembangan
Djamarah. 2006. Strategi Belajar Gerak. Jurnal Saintifika, 12 (2):
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 183-193. Desember 2010.
Druxes, H. 1986. Kompedium Didaktik Waldrip, B., dkk. 2006. “Learning Junior
Fisika. Bandung: Remaja Secondary Science through Multi-
Rosdakarya. Modal Representations”.
Kristianingsih, D.D., dkk. 2010. Electronic Journal of Science
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Education.11, (1), 88-107.

You might also like