Professional Documents
Culture Documents
Persiapan Puskesmas Bandarjaya Menjadi Unit Swadana: Preparing Puskesmas Bandarjaya To Be An Autonomy Health Center
Persiapan Puskesmas Bandarjaya Menjadi Unit Swadana: Preparing Puskesmas Bandarjaya To Be An Autonomy Health Center
Abstract. Health Ceriter is one of health organizutiotl in district level tllut have conlpre-
heizsive arzd holistic health care systerlz irz the society, as a poirrt to inzproving health status
progrunz. Because of that, in~provillgquality of services is very inlportunt. Mauy perspective.^
of quality, two of thenz are about i~izprovirzgqtrality of llzuizpower arlcl fitlanciizg. Swa(1una
corzceps may give the answer for the inarry probleilzs in the health ce1zter.s. This study was n
cross sectional study in Puslces~~us l y 3 steps a ~ ~ ~ l y s i . ~ ,
Bandarjaya, Lanzpung. The s t ~ ~ c /lad
t11e.y were; (1) situation allulysis before to be S~vrrcicrnuU~zits,(2) Cost AIILI~,V.S~.S,
aild (3) T(rr~f/'
Sinzulatiorz. Tlze sttrlly showed that hzrr~zarzresources in P t ~ s k e s ~ ~Bnnclcrrj~r~vr
lus \t8c~.sI~C>I:,.
linlited, visite rute in 111ar1)~services was high, eqtriplne~lt uncl bwildirlg ill Pu.s/ie.s~na.s
Ba~lrlrrrjqlawere iir good condition, the poptrlntio~r aroulzd Pzlskest7zus Bbn(1rrrjaj:a area all(/
t l ~ egover~l~~reirt
gave a positive support for the Swaciclira prograr~z.Cost analysis showetl that
the act~raltarif,fur a11 services was very lower or under the trnit cost and the CRR qf crll
services in Pzrskesinas Bailrkrrjaya was very low or under 100% for 3 scenarios (exception
Laborcrtory U~zit).The tarlff stiiirz~latio~lshowed that Puskesmas Banclarjaya hacl profit
jilrnircillg lfthe tarlff wozrlcl be taker1 about Rp. 2.500,OO-Rp.3.000,OO. All facts showed that
S~~trdana corlcept ~lorrl~l be rlecessary to accepted for Puskesrnas Bandarjuyn to get
inzproving perforr~zallcearrd quality. The study reconzrize~zdsthat Puskesnzas Bandarjaya must
regzrlate the crc/1~zilristrcrtionto be the holistic pay system, inzprovi~zgquality and quantity of
Irlrmuil resollrces, regzrlate Jiilu?zci~rgreport a11d systenz a~zdto acijust the old tarlff vvitlz the
I ~ ~ oM mI a3er cost crr~alvsisin ncttrcrl scenario.
PENDAHULUAN
Meskipun dalam dua dekade terakhir dalam sektor kesehatan yang lebih dituju-
pemerintah telah berhasil menata kembali kan kepada pemberian pelayanan yang
sistem pelayanan untuk memberikan pela- lebih baik, berkualitas, merata dan berkesi-
yanan kesehatan dasar secara merata, tetapi nambungan dengan menghilangkan hani-
kebutuhan masyarakat pada saat ini di batan terhadap pelayanan kesehatan.
dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
Puskesnias sebagai salah satu unit or-
yang bermutu masih belum terpenuhi, di-
ganisasi kesehatan di tingkat Kecaniatan
tambah lagi dengan krisis ekonomi yang
dengan upaya kesehatan yang menyeluruh
berkepanjangan sanipai saat ini. Untuk me-
dan terpadu adalah paling dekat dengan
ngatasi ha1 tersebut, pemerintah telah me-
masyarakat, sehingga menipakan tulang
ngambil berbagai langkah kebijaksanaan
dan otonomi yang lebih luas dalam me- rapa biaya satuan dari pelayanan di Pus-
ngelola sumber daya, sehingga kegiatan kesmas. Dengan telah diketahuinya biaya
pelayanan yang dikembangkan dapat men- satuan maka dapat digunakan untuk me-
capai tujuan dan sasaran dengan cara yang nyusun anggaran, meningkatkan efisiensi
lebih efektif dan efisien. Salah satu alter- serta untuk penentuan tarif Puskesmas.
natifnya adalah dengan menerapkan kon- Beberapa analisis yang pernah di-
sep swadana. Namun perlu disepakati ber- lakukan diketahui bahwa biaya satuan pe-
sama bahwa tujuan swadana bukan semata layanan Puskesmas jauh lebih tinggi dari
untuk mencukupi biaya atau mencapai cost tarif yang berlaku. Dalam upaya penye-
recovery akan tetapi tetap sejalan dengan suaian tarif Puskesmas, perlu ditekankan
tujuan normatif pembangunan kesehatan, bahwa Puskesmas adalah suatu kesatuan
yaitu pemerataan, mutu yang baik, efisien- sistem pelayanan kesehatan yang tidak
si serta kesinambungan (". lepas dari tujuan sistem kesehatan nasio-
Penyelenggaraan unit swadana pada nal. Tujuan normatif dalam pembangunan
hakekatnya merupakan penjabaran tujuan kesehatan adalah: pemerataan, perbaikan
otonomi daerah yaitu untuk mewujudkan mutu, efisiensi dan kesinambungan "'.
peningkatan pelayanan masyarakat dalam Dengan demikian penyesuaian tarif
berbagai bidang secara efisien dan efektif. diharapkan dapat untuk menjamin mening-
Pengembangan Puskesmas unit swadana katnya pemerataan pelayanan kesehatan
merupakan pencerminan dalam penye- dengan cara subsidi silang. Penyesuaian
lenggaraan pelayanan kesehatan sebaik- tarif juga diharapkan dapat meningkatkan
baiknya ' 2 ' . mutu pelayanan, dimana pendapatan yang
Sehubungan dengan pengembangan diperoleh dari peningkatan tarif dimanfaat-
Puskesmas unit swadana tersebut, maka kan untuk meningkatkan mutu obat, mutu
isu pokok adalah menghitung biaya satuan, pelayanan dan mutu manajemen. Sehingga
mempertimbangkan kemampuan memba- pendapatan yang diperoleh hendaknya me-
yar penduduk, menerapkan penyesuaian nunjang pemenuhan kebutuhan biaya
tarif yang sesuai dengan tujuan normatif operasional Puskesmas (termasuk insentif
pembangunan kesehatan, dan akhirnya kri- staf). Selain itu penyesuaian tarif diharap-
teria untuk menentukan kapan sebuah Pus- kan ada efisiensi dalam mengalokasikan
kesmas bisa menjadi Puskesmas unit swa- dana di Puskesmas yaitu antara biaya
dana. untuk investasi, biaya operasional dan bia-
ya pemeliharaan.
Sudah sejak lama diketahui bahwa
Puskesmas yang menyelenggarakan 18 Tujuan nornlatif Puskesnlas adalah
program pokok menghadapi ketidakcu- juga pemerataan, maka dalam penyesuaian
kupan biaya, khususnya biaya operasio- tarif juga hams diperhitungkan kemam-
nal. Namun berapa sebetulnya kebutuhan puan membayar masyarakat atau disebut
yang normatif, tidak diketahui secara pasti juga Ability to P L I ~atau ATP. Salah satu
karena belum dilakukan analisis biaya. cara untuk menghitung ATP adalah dengan
Oleh sebab itu penyusunan anggaran Pus- menghitung besar pengeluaran rumah tang-
kesmas lebih bersifat pengulangan ang- ga untuk hal-ha1 yang bersifat tidak esen-
garan tahun lalu dengan penyesuaian (pe- sial (rokok, alkohol/soft drink, kosmetika,
ningkatan) secara kira-kira. Sehingga hiburanlrekreasi, dan lain-lain). Asumsjnya
dengan demikian analisis biaya perlu di- adalal kalau rumah tangga mampu me-
lakukan untuk mendapatkan informasi be- ngeluarkan uang untuk hal-ha1 yang ber-
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 32, No. 4, 2004: 163 -177
sifat esensial tersebut, seharusnya ia juga dan Tingkat Pemulihan Biaya masing-
mampu mengeluarkan uang untuk biaya masing pelayanan di Puskesmas Bandar-
kesehatan sejumlah total pengeluaran yang jaya, 3) simulasi tarif pelayanan BP (Balai
non esensial. Pengobatan) di Puskesmas Bandarjaya.
Mengacu pada uraian di atas, jelas
bahwa upaya mengelola langsung pene- HASIL
rimaan fungsional dan memobilisasi po- Susunan organisasi Puskesmas Ban-
tensi pembiayaan masyarakat yang dilaksa- darjaya saat ini sebelum swadana organi-
nakan oleh Puskesmas adalah untuk men- sasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri
dukung pencapaian tujuan dari unit swa- Dalam Negeri No. 23 Tahun 1994, tanggal
dana. Akan tetapi bukan berarti Puskesn~as 22 Maret 1994, terdiri dari; a) kepala, b)
bisa mandiri secara total dalam aspek pem- bagian tata usaha, dan c) unit pelaksana
biayaan. Puskesmas tidak bisa n~andirise- (unit pemberantasan penyakit menular,
cara penuh dalam pembiayaan karena tidak unit kesehatan keluarga, unit pemeliharaan
semua pelayanan dikenai tarif dan terdapat kesehatan, unit kesehatan lingkungan, unit
golongan masyarakat miskin yang gratis. perawatan, unit penunjang, unit khusus,
Puskesmas pembantu, dan bidan desa).
Dengan kewenangan mengelola se-
cara langsung, Puskesmas mengendalikan Puskesmas Bandarjaya mempunyai
salah satu sumber pembiayaan yang dapat luas 3.400 m2 terletak di Kecamatan Ter-
digunakan secara fleksibel sesuai kebu- banggi Besar, Kabupaten Lampung Te-
tuhan mendukung kegiatan yang direnca- ngah. Wilayah kerja Puskesmas Bandar-
nakan. Akhirnya dana swadana yang di- jaya terdiri dari 6 desa yang luasnya 73,41
peroleh diharapkan dapat dimanfaatkan km2. Batas wilayah kecamatan dibatasi
untuk meningkatkan kelancaran dan mutu oleh; a) sebelah Timur: Kecamatan Sepu-
pelayanan melalui pemenuhan kebutuhan tih Mataram, b) sebelah Selatan: Keca-
logistik, peningkatan kemampuan, moti- matan Gunung Sugih, c) sebelah Barat:
vasi dan kepatuhan petugas memberikan Kecamatan Simpang Agung, dan d) sebe-
pelayanan sesuai dengan standar pelayanan lah Utara: Kecamatan Poncowati. Jumlah
yang mengacu pada program jaminan mutu penduduk keseluruhan Kecamatan Ter-
atau Qlrulity Assiirarrce. banggi Besar adalah 62.966 jiwa, yang
terdiri dari penduduk pria 26.561 jiwa dan
BAHAN DAN METODA penduduk wanita 36.405 jiwa.
Disain penelitian ini adalah cross Sarana dan prasarana yang dimiliki
sectioilal. Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Bandarjaya dalam melaksana-
Puskesmas Bandarjaya, Provinsi Lampung. kan program kesehatan adalah sebagai be-
Pengambilan data dilakukan pada tahun rikut; Puskesmas induk dengan rawat inap
2000. Pada penelitian ini akan dilakukan 3 (1 unit), UGD 24 jam (1 unit), Puskesmas
tahap analisis yaitu; 1) analisis situasi Pus- Pembantu (2 unit), Polindes (3 unit),
kesmas Bandarjaya saat dilakukan pene- Posyandu (53 unit), klinik KB (3 unit),
litian dan gambaran langkah-langkah per- Puskesmas Keliling (1 unit), ambulance (1
siapan Puskesmas Bandarjaya menuju Unit unit), sepeda motor (2 unit), radiologi (1
Swadana, 2) analisis biaya Puskesmas ta- unit), laboratorium (1 unit), apotik (1 unit),
hun 2000 dimana akan diketahui besarnya gudang obat (1 unit), rumah dinas dokter
Riaya Total, Penadatan Total, Biaya satuan (3 unit), rumah dinas paranledis (3 unit),
dan mushollah ( I unit).
Untirk mcmbcrikan pelayanan kese- orang), petugas radiologi ( 1 orang), petu-
hatan yang b e ~ m u t ukepada masyarakat, gas imunisasi (1 orang), petirgas apotek ( 1
I'uskesmas Bandarjaya pada tahun 20001 orang), dan pengemudi (1 orang), honorer
2001 telah mengembangkan unit rawat ( 6 orang).
inap dari 8 'IT menjadi 12 'IT, dengan Dari hasil survei cepat yatig dilakii-
nienambah fasilitas gedung rawat inap dari kan oleh Puskesnias Bandarjaya terhadap
bantuan APBD 11. Pengelolaan manaje- 250 responden, terlihat sebagian besar
men rawat inap dilaksanakan secara siva- responden berusia 26-36 tahun yaitu 120
kelola yang tidak banyak bergantung pada responden (48%) dan tidak ada responden
Puskesmas induk.
- - berusia 2 68 tahun, serta 130 res-
yang
Keadaan tenagalkaryawan Puskes- ponden tersebar pada umur 5 25 tahun, 37-
mas Bandarjaya pada tahun 2000, baik itu 46 tahun, 47-56 tahun dan 57-67 tahun
tenaga nledis maupuii tenaga non medis yaitu niasing-masing 22 responden (8,800),
adalah sebagai berikut: dokter uniuni (2 74 responden (29,0°0), 18 responden
orang, 1 orang pindall awal tahun 2001), (7,2%) dan 16 respondcn (6,4'!41)(Tabel 1 ).
dokter gigi (2 orang), bidan PNS (3 orang), Pada Tabel 2 tingkat pendidikan responden
bidan desa (3 orang), asisten apoteker ( 1 sebagian besar adalah taniat SD yaitu 138
orang), pera\\at (6 orang), perawat gigi (1 responden (55.2%) sedangkan yang tidak
orang), sanitarian (1 orang), pelaksana gizi bersekolah 6 responden (2,4'1/0), tidak
( 1 orang), tata usaha (5 orang), petugas tamat SD tidak ada, tamat SLTP 60
laboratoriun~( 1 orang), pelaksana KIA (1
No. Umur
--
Frequensi- (YO)
1. < 25 tahun 22 8,8
2. 26-36 tahun
3. 37-46 tahun
4. 47-56 tahun
5. 57-67 tahun
responden (24%), tamat SMU 42 respon- menyatakan bahwa sehat merupakan ha1
den (16,8%) dan yang menyelesaikan aka- yang sangat penting dalam kehidupan ini,
demi/PT 4 responden (1,6%). Sebagian be- sedangkan sisanya 60 responden (24%)
sar pekerjaan responden adalah petani menyatakan sehat merupakan ha1 yang
yaitu 130 responden (52,0%), selanjutnya penting.
adalah wiraswasta 43 responden (17,2%), Dari Tabel 5 terlihat bahwa distri-
bergerak dibidang jasa 22 responden busi responden menurut tempat pencarian
(8,8%), PNS/POLRI/TNI 16 responden pengobatan yang paling sering dikunjungi
(6,4%), dagang 7 responden (2,8%), karya- bila responden sakit yang terbanyak adalah
wan swasta 2 responden (0,8%) sisanya ke Puskesmas/Pustu sebesar 220 responden
lain-lain 30 responden (12,0%). Pad Table (88,0%), kemudian Bidan Desa 7 respon-
4 Terlihat bahwa 190 responden (76.0%)
Dari Tabel 8 terlihat bahwa 108 res- (25,6%), sedangkan yang menyatakan bah-
ponden (43,2%) menyatakan bahwa tarif wa petugas Puskesmas Bandarjaya tidak
Puskesmas Bandarjaya yang berlaku saat ramah dan tidak menyenangkan sebesar
ini yaitu Rp 1.000,00 sangat murah dan lima responden (2,0%) dan satu responden
140 responden (56,0%) menyatakan mu- (0,4%).
rah, serta 2 responden (0,8%) menyatakan Dalam rangka menyiapkan pening-
mahal. katan jaminan mutu untuk mendukung
Sedangkan untuk penyesuaian tarif konsep Puskesmas swadana telah diupaya-
terlihat pada Tabel 9 bahwa sebagian besar kan persiapan-persiapan antara lain pena-
responden menanggapi perlu adanya pe- taan sumber daya manusia. Peninjauan
nyesuaian tarif dari Puskesmas Bandarjaya kembali fungsi dan tugas staf Puskesmas
yaitu 175 responden (75%), sedangkan 75 dalam menyongsong Puskesmas swadana
responden (30%) menganggap tidak perlu dengan melihat kembali tugas-tugas yang
ada penyesuaian tarif. diemban oleh staf Puskesmas dan disesu-
aikan dengan fungsi swadana nantinya.
Pada Tabel 10 terlihat bahwa 196
Kemudian mempelajari tentang konsep
responden (78,4%) menyatakan puas atas
unit swadana dengan membaca literatur
pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas
yang ada ataupun mencari informasi kepa-
Bandarjaya, sedangkan 48 responden (19,2
da yang sudah melaksanaklan unit swa-
%) menyatakan sangat puas, serta 2 res-
dana. Terakhir adalah mempersiapkan per-
ponden (0,8%) dan '4 responden (1,6%)
syaratan administrasi.
menyatakan tidak puas dan kurang puas.
Upaya yang telah dilakukan adalah
Pada Tabel 11 diketahui bahwa res-
membentuk protap-protap pelayanan kese-
ponden memberikan tanggapan yang po-
hatan, pembenahan administrasi keuangan
sitif terhadap petugas Puskesmas Bandar-
melalui penertiban pencatatan dan pelaksa-
jaya yaitu yang menyatakan bahwa petugas
naan pembayaran satu pintu. Selain itu
Puskesmas Bandarjaya ramah sebesar 180
diupayakan survei cepat perhitungan daya
responden (72,0%) dan yang menyatakan
beli masyarakat dan perhitungan unit cost
menyenangkan adalah 64 responden
sebagai salah satu syarat mutlak dalam selama 1 tahun terakhir, 2) melakukan
perubahan pola tarif. survei cepat pada masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Bandarjaya, 3) perhi-
Kemudian mempelajari konsep dan
tungan unit cost Puskesmas Bandarjaya
peraturan unit swadana terutama dalam
guna menentukan pola tarif yang sesuai
aspek perundangan; a) Keppres Nomor 38
dengan ATPIWTP masyarakat setempat, 4)
tahun 1991 tentang Unit Swadana dan tata
penyediaan perangkat keras dan lunak
cara pengelolaan keuangan, b) Kepmenda-
untuk mendukung terlaksananya prosedur
gri Nomor 92 tahun 1993 tentang pene-
tetap yang direncanakan, sehingga berdam-
tapan dan penatausahaan serta pertanggung
pak pada perbaikan mutu pelayanan medik
jawaban keuangan unit swadana daerah, c)
dan administrasi, 5) melakukan penyu-
Instruksi Mendagri No 29 tahun 1997
sunan sistem, prosedur dan standar kerja
tentang penyediaan dana Pembinaan, d)
melalui bantuan konsultan, 6) mempersiap-
SKB Mendagri dan Menkes No 93 A/
kan tenaga pelaksana Puskesmas dengan
Menkes/SKBN/1996 tanggal 17 Mei 1996
memberikan beasiswa untuk kursus-kursus
tentang Pedoman Pelaksanaan Pungutan
yang menunjang sistem swadana, 7) me-
Retribusi Pelayanan Kesehatan Pada Pus-
nyusun kebijakan tertulis terutama dalam
kesmas, e) belajar dari pihak yang berpe-
menempuh perubahan ke Puskesmas unit
ngalaman.
swadana baik medis maupun non medis.
Tahap selanjutnya adalah menghadiri
kursus singkat Leadership yang dilaksana- Gambaran Biaya Puskesmas
kan di Pusdiklatkes Cilandak, Jakarta tang- Bandarjaya
gal 1 sampai dengan 30 Oktober 2000.
Kemudian mempersiapkan Puskesmas Untuk mengetahui gambaran biaya
sebagai unit swadana khususnya dalam bi- Puskesmas Bandarjaya, selain mencari
dang administrasi akuntansi dan mela- data situasi Puskesmas Bandarjaya, pene-
kukan survei cepat tentang daya beli mas- liti juga melakukan pengumpulan data
yarakat dengan sampel acak 250 respon- keuangan Puskesmas Bandarjaya tahun
den. Selanjutnya melakukan studi banding anggaran 2000. Dari daia keuangan terse-
ke Puskesmas unit swadana Bukit Kemu- but dilakukan analisis dengan tahapan
ning, Lampung Utara dan berkonsultasi sebagai berikut: 1) Pengelompokan Data
dengan Pemerintah Daerah TK 11. Lalu Biaya; Biaya yang dikumpulkan diklasifi-
meminta persetujuan untuk mempersiap- kasikan menjadi 3 jenis yaitu biaya inves-
kan Puskesmas Bandarjaya menjadi unit tasi, biaya operasional dan biaya peme-
Swadana dari Dinas Kesehatan Propinsi liharaan yang selanjutnya menjadi biaya
Lampung dan berkonsultasi dengan Pakarl tetap dan biaya variabel. 2) Melakukan
konsultan Swadana. Terakhir adalah mela- distribusi biaya; Setelah biaya diklasifika-
kukan penyusunan rencana kegiatan dan sikan maka biaya-biaya tersebut didistri-
mengajukan aspek kepentingan pembentu- busikan dari unit-unit penunjang yang ada
kan Puskesmas Unit Swadana kepada di Puskesmas Bandarjaya ke unit produksi
pemerintah daerah guna mendapat duku- yang terdapat dalam Puskesmas Bandar-
ngan politis berupa surat keputusan peme- jaya. Pembagian biaya tersebut menggu-
rintah daerah yang disetujui DPRD TK 11. nakan metodelteknik distribusi ganda yang
Dari segi aspek teknis yang dilakukan dilakukan dengan komputer yaitu dengan
adalah : 1) pengumpulan data kunjungan, program excel for windows. Dengan cara
penyakit, anggaran pendapatan dan belanja ini akan diperoleh total biaya pada masing-
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 32, No. 4,2004: 163 -177
masing unit pelayanan di Puskesmas dan biaya investasi, disini dihitung semua
Bandarjaya dalam satu tahun, yaitu tahun biaya (biaya gaji dan biaya investasi); 2)
2000, 3) Menghitung biaya satuan; Setelah pemerintah memberikan subsidi biaya in-
didapatkan total biaya dari masing-masing vestasi tetapi tidak memberikan subsidi
unit layanadproduksi di Puskesmas Ban- biaya gaji, disini biaya investasi tidak dihi-
darjaya, maka akan dicari biaya satuan tung namun biaya gaji tetap dihitung; dan
untuk layanan di tempat tersebut dengan 3) pemerintah memberikan subsidi untuk
cara membagi total biaya yang ada dengan biaya gaji dan biaya investasi seperti saat
ini, maka untuk kedua biaya tersebut tidak
jumlah output pada masing-masing unit
dimasukkan di dalam perhitungan.
layanadproduksi di Puskesmas Bandar-
jaya, 4) Menghitung Cost Recovery Rate Hasil analisis satuan biayalunit cost
(CRR). Cost recovery ratio (CRR) yang rata-rata biaya satuan pada unit-unit pro-
merupakan cerminan dari kemampuan Pus- duksi di Puskesmas Bandarjaya menurut
kesmas Bandarjaya untuk menutup seluruh masing-masing skenario dapat dilihat pada
biaya yang dikeluarkan, baik setiap kasus, Tabel 12. Sedangkan tarif Puskesmas Ban-
setiap unit maupun di Puskesmas Bandar- darjaya sebelum dilakukan analisis biaya
jaya. Apabila dihitung kasus maka tarif dapat dilihat pada Tabel 14. Hasil analisis
yang berlaku dibagi dengan biaya satuan CRR pada unit-unit produksi di Puskes-
merupakan CRR kasus, demikian pula mas Bandarjaya menurut masing-masing
untuk unit, maka pendapatan unit dibagi skenario adalah seperti pada Tabel 13. Dari
dengan biaya unit ataupun pendapatan Tabel 13 menunjukkan bahwa pada rata-
Puskesmas ~ a n d a r j a ~secara
a keseluruhan rata CRR semua pelayanan di Puskesmas
dibagi dengan bia a yang dikeluarkan se- Bandarjaya (kecuali Laboratorium) masih
cara keseluruhan . (K dibawah 100%. Sedangkan Laboratorium
memiliki angka CRR yang baik yaitu di
Hasil pengumpulan dan perhitungan
atas 100%.
(dapat dilihat pada lampiran), baik perhi-
tungan biaya satuan maupun CRR Pus-
kesmas Bandarjaya mempergunakan tiga
skenario, yaitu: 1) pemerintah sudah tidak
memberikan subsidi baik subsidi biaya gaji
Tabel 12. Rata-rata Biaya Satuan Pada Unit Produksi dan Skenario Puskesmas
Bandarjaya, Tahun 2000
IRNA 10.000,OO
BP 1.OOO,OO
BP Gigi 3.500,OO
KIA 1.833,OO
KB 5.463,OO
Imunisasi 1.667,OO
Laboratorium 5.469,OO
Radiologi 32.087,OO
UGD & Tindakan Medik 33.045,OO ,
Dari hasil perhitungan biaya satuanl kesmas Bandarjaya seperti terlihat pada
urlit cost, CRR di atas serta atas dasar Table 16 dan Ganlbar 1.
abillity to puy (ATP)/kemampuan masya-
Pada Tabel 16 menunjukkan bahwa
rakat untuk membayar Kabupaten Lam- tarif yang rasional diberlakukan di Puskes-
Pung Tengah, (Tabel 15) Yang d i d a ~ adari
t mas Bandarjaya adalah antara Rp 2500,OO-
data Susenas tahun 2000 dan willi/ig~zessto
Rp 3000,00. Dengan tarif diperhi-
pu). (WTP)'kemauan masyarakat untuk hngkan Puskesmas tidak mengalami ke-
membayar. yang didapat dari hasil silrvei Ngian (lihat kolom neraca) dan justru
cepat yang dilakukan oleh Puskesmas Ban- dengan tarif tersebut pihak Puskesmas
darjaya, lnaka didapat simulasi tarif yang
mendapatkan keuntungan sebesar Rp
nantinya digunakan sebagai dasar penen- 8.055.469,OO sampai dengan Rp
tuan tarif Puskesmas Bandarjaya yang rasi- 9.303.592,OO walaupun harus tetap mem-
anal dalam menuju Puskesmas Unit Swa-
berikan subsidi pads 17,4%-24,79/o mas-
dana. Simulasi tarif yang diperoleh di Pus-
yarakat yang tidak mampu membayar tarif.
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 32, No. 4,2004: 163 177 -
----. -------
. - - - - a
.--
. - - - - I . - - - - -
. - - - - a , - - - - - - -
- - - - - -- -- -- -- -- -- -- .. .- -- -- --.-,.-.----- -- -- -- -.--
.----..-----
-
.--
h
2 . - - -.-- - - - .- - - - - - -
- - - - - - - . - - - - . --..----. - -
- - - - - I . - - - - .
--- . - - - - a , - - - - - - -
Q 10000~~
- - - - - .----"-',---..--- - . - - -- --.. - ----,.-------.--
- - - - - -. - - - - - - - . - - - - . , - - - - - - - .--
G - - - - - . - - - --.- - - - - -
- - - - - , . - - - - a
------ -,.----.
.--
. - - - - , . - - - ---. . - - - ------ - , --- . - - - - 4 . - - - - - - -
. - - - - a s - - - - - - -
5000
.\ - - - - . , - - - - - -.-* - A
-- - - - - - - - .-- - - - - - - - .--
-- -- . - - - - , . - - - - .-- -- -- -- -- -- -- . - - - -
. - - - - I . - - - - .
. - - - - I . - - - - . -----,.-----
ZI,
.----.,--
0 I 1 1 1
~ ~ - ~ g ? g s ~ ~ a ~ s ~ ?
v- (u 3 w CD r- 8 a 2 g
0,