Professional Documents
Culture Documents
Makalah KPPU
Makalah KPPU
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan
Sebagaimana yang telah kami utarakan diatas pemilihan tema dan bahasan
berkenaan dengan Putusan KPPU dilatar belakangi oleh realita kasus yang
memberikan ide dan pemikiran baru dalam suatu penegakan hukum persaingan
usaha yang adil dan fair, mengingat ketidak pedulian dan ketidak adilan masih
tetang sistem Pengawasan persaingan usaha yang sehat dan kompetitif tanpa
Penulis,
A.Latar Belakang
operator jasa telekomunikasi pada periode 2004 sampai dengan 1 April 2008.
pasar Rp. 250,00 – Rp. 350,00. Tim Pemeriksa juga menemukan beberapa
klausula penetapan harga SMS tidak boleh lebih rendah dari Rp. 250,00
dalam PKS Interkoneksi. Komisi juga melihat adanya dampak atas penetapan
C. Tujuan
perkara kartel sms (short message service) yang dilakukan oleh para
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
mengendalikan jumlah produksi dan harga suatu barang dan atau jasa
seperti pasal 5 tentang kartel harga (price fixing), pasal 9 tentang kartel
terindikasi melakukan kartel maka yang harus dinilai oleh KPPU adalah
perjanjiannya.
bisa menunjukkan korelasi antara satu fakta dengan fakta lain bahwa
terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang dapat
tidak sehat. Jadi, yang dinilai oleh KPPU dalam hal ini adalah tindakan
indikator awal terjadinya kartel yakni melalui faktor struktural dan faktor perilaku.
Faktor struktural antara lain tingkat konsentrasi dan jumlah perusahaan, ukuran
dan kekuatan tawar pembeli. Sedangkan faktor perilaku, antara lain transparansi
indikator awal tersebut tidak juga ditemukan dalam draft pedoman kartel. Inilah
yang dikeluhkan oleh para pelaku usaha. Berbagai macam penafsiran mengenai
indikator awal akan timbul, dan hanya KPPU–lah yang dapat menilai apakah
Lebih lanjut, salah satu faktor terjadinya kartel adalah melalui asosiasi
bertujuan sebagai wadah pertemuan antara para pengusaha yang saling berbagi
bertujuan untuk menjamin hak berkompetisi sehat bagi pelaku usaha dan
dalam kasus kartel SMS, konsumen akhirnya dapat merasakan harga SMS yang
ditawarkan para pelaku telekomunikasi selular yang kompetitif. Sebagai
yang sudah pasti terjadi oleh karena adanya suatu tindakan. Bahkan, di
beberapa negara di dunia, kartel sudah mengarah pada tindakan kriminal karena
pedoman tentang pelarangan kartel yang rencananya akan disahkan oleh KPPU
pada sekitar bulan April, mengalami pengunduran hingga saat ini. Hal tersebut
berbagai kasus mengenai kartel seperti kartel sms, kartel fuel surcharge, kartel
SMS, selain KPPU menemukan bukti adanya perjanjian tertulis di antara para
Dalam hal ini, hakim hanya perlu membuktikan apakah terjadi suatu
terhadap satu atau lebih pelaku usaha lain dengan nama apapun, baik
1 CarlKaysen and Donald F. Turner, Antitrust Policy: an Economic and Legal Analysis (Cambridge:
Harvard
University Press,1971)
2 Pasal 1 butir 7 UU Nomor 5 Tahun 1999 menyatakan, bahwa “Perjanjian adalah suatu
perbuatan satu atau lebih pelaku usaha untuk mengikatkan diri terhadap satu atau lebih pelaku usaha lain
dengan nama apapun, baik
tertulis maupun tidak tertulis”.
Untuk membuktikan suatu perjanjian yang dilakukan dengan
hal: “do you wish to raise price and if you do, what is the appropriate
300 yen.
3 FTC Decision, 11 Agustus 1965: p. 13 (1966) in Mitsuo Matsushita, International Trade and
Competition Law in
Japan (New York: Oxford University Press, Inc., 1993) pp. 144-145.
4
Dalam Nationwide Trailer Rental System, Inc. v. United States , Mahkamah
yang berisi penetapan tingkat harga lembur (overtime charges) untuk persewaan
walaupun harga tersebut tidak ditetapkan secara rigid. Hal yang sama
4 Nationwide Trailer Rental System, Inc. v. United States, 355 U.S. 10, 78 S. Ct. 11, 2 L. Ed. 2d
20 (1957), aff’g 156 S. Supp. 800 (D. Kan.). Lihat juga Goldfarb v. Virginia State Bar, 421 U.S. 773, 95 S.
Ct. 2004, 44 L. Ed. 2d
572 (1975).
ini juga dianggap sebagai satu pembatasan harga, yang bertujuan dan
6 United States v. Jantzen Inc., 1966 CCH Trade Cas. 71,887 (D. Or. 1966).
7 United States v. United Liquors Corp.,149 F.Supp. 609 (W.D. Tenn. 1956), aff’d per curiam 352
U.S. 991, 77 S.Ct.
557, 1 L.Ed. 2d 540 (1957).
8 United States v. Gasoline Retailers Association, 285 F. 2d 688 (7th Cir. 1961).
Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan Konteks 65
E. Hal-hal yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 1999
dengan Pihak Luar Negeri. Kegiatan yang dilarang diatur dalam Pasal
posisi dominan diatur dalam Pasal 25 sampai dengan Pasal 29, meliputi
dan Pengambilalihan.
bahwa rule of reason yang digunakan oleh para hakim dan juri
mensyaratkan pengetahuan tentang teori ekonomi dan sejumlah data
menghasilkan
hakim untuk
se legality.
kegiatan penyelidkan dan pemeriksaan atas dugaan penetapan harga layanan SMS oleh
kuat adanya penetapan tarif SMS pada interval harga Rp. 250,00 sampai Rp. 350,00. Hal
tersebut melanggar Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999 tentang penetapan harga : ”Pelaku
untuk menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa yang harus
sama”. Menurut analisis Tim Pemeriksa, setidak-tidaknya terdapat dua unsur yang
terpenuhi, yaitu 1) unsur pelaku usaha dan 2) unsur perjanjian harga dengan pesaing,
sedangkan unsur pasar bersangkutan adalah unsur tambahan yang tidak mutlak
dibuktikan namun hanya bersifat menjelaskan dari unsur kedua Kesimpulan yang
diajukan oleh Tim Pemeriksa untuk diuji dalam Sidang Majelis Komisi adalah bahwa
dari kesembilan terlapor, enam di antaranya terbukti melanggar sedangkan tiga lainnya
argumentasi penyusunan perjanjian kerja sama tentang tarif SMS, dan urgensi penetapan
pasar bersangkutan dalam analisis perkara. Terkait penetapan pasar bersangkutan, tiga
terlapor bahkan menyampaikan analisisnya sendiri, yaitu Telkomsel, Telkom, dan Bakrie.
unsur pasar bersangkutan merupakan hal yang keliru secara fundamental karena tidak
sesuai dengan keseluruhan bunyi dari Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999 dan sangat
berkaitan dengan unsur pelaku usaha pesaing. ejelasan mengenai batasan pasar
bersangkutan dinilai penting mengingat banyaknya pelaku usaha, jumlah pelaku usaha
pesaing serta produk dalam pasar telekomunikasi. Jenis- jenis pasar dalam jasa
telekomunikasi setidaknya dapat dianalisis dari dua aktegori, yaitu 1) dari segi lisensi
atau ijin usaha; atau 2) dari segi teknologi atau produk. Pihak Telkom selaku Terlapor III
menyatakan bahwa pendapat tim Pemeriksa telah secara subjektif menilai bahwa unsur
pasar bersangkutan merupakan unsur tambahan. Hal tersebut tidak dapat diterima karena
secara hukum ketiga unsur yang disebutkan dalam Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999 bersifat
disimpulkan ada tidaknya pelanggaran atas pasal ini. Menurut Telkom, produknya tidak
berada dalam pasar bersangkutan yang sama dengan produk dari terlapor yang lain
karena kemampuan mobilitasnya yang berbasis FWA berbeda dengan produk lain yang
berbasis seluler. Oleh karenanya Telkom tidak dapat dikatakan melanggar atas ketentuan
pasal 5 tersebut.
menentukan ada atau tidaknya bentuk praktek anti persaingan berikut dampaknya, maka
secara teoritis pertama-tama diperlukan adanya pasar bersangkutan secara tepat. Oleh
karena dalam penyelenggaran jasa bahwa kedua produk tersebut saling bersaing atau
yang juga terkait seluler (Putusan KPPU No. 07/KPPU-L/2007), telah disimpulkan
bahwa produk seluler berada dalam pasar yang berbeda dengan PTSN/FWA dan harga
yang berbeda, meskipun kegunaan dasarnya sama. Dengan demikian produk Bakrie yang
berbasis FWA tidak saling bersubstitusi dengan produk lain yang berbasis seluler. Terkait
berikut :
1. Bahwa unsur Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999 yang didalilkan oleh Tim Pemeriksa
sudah tepat, namun perlu dijelaskan mengenai alur logikanya yaitu seharusnya unsur
kedua yaitu harus dipisahkan antara ” harga” dengan ”pesaing”. Unsur perjanjian
harga telah terpenuhi sehingga pembahasan pasar bersangkutan yang bertujuan untuk
a. Pasar produk, Analisis pasar produk pada intinya bertujuan untuk menentukan
jenis barang atau jasa yang sejenis atau tidak sejenis tapi merupakan substitusinya
yang saling bersaing satu sama lain. Untuk melakukan analisis ini maka suatu
produk harus ditinjau dari beberapa aspek, yaitu kegunaan, karakteristik, dan
objek pada perkara ini adalah jasa layanan tambahan yang dimiliki oleh semua
untuk mengirimkan pesan singkat satu arah dari satu pemilik handset kepada
berbeda karena terdapat pertukaran pesan yang terjadi secara langsung atau dua
arah dalam waktu yang bersamaan. Sedangkan dalam penggunaan SMS pesan
yang disampaikan hanya bersifat satu arah. Fitur lain yang pada umumnya
terdapat pada jasa telekomunikasi dan dapat berfungsi identik dengan SMS antara
Dengan demikian, dari segi keguanaan, SMS bersubstitusi dengan voice mail,
yang berbeda secara signifikan antara SMS dengan fitur lainnya yang memiliki
kegunaan yang identik. Fitur SMS adalah fitur yang dikirim dan diterima berupa
pesan teks sehingga berbeda dengan voice mail yang dikirim dan diterima
sebagai pesan suara. Pesan SMS disalurkan melalui kanal signaling sedangkan
MMS dan push e-mail menggunakan kanal data. Akibatnya fitur SMS hanya
dapat mengirim dan menerima pesan teks sedangkan MMS memungkinkan untuk
pengiriman dan dan penerimaan gambar, musik, rekaman suara, animasi, video,
penerimaan pesan yang lebih luas dari pesan yang bersifat multimedia, seperti
tanpa ada biaya yang dikeluarkan oleh penerima SMS, berbeda dengan voice
dan push e-mail menggunakan pola pentarifan berdasarkan jumlah data yang
dipergunakan sehingga baik pengirim maupun penerima voice mail, MMS, dan
Perkecualian berlaku untuk pengguna SMS dari Bakrie yang menerapkan pola
harga berdasarkan jumlah karakter teks yang dikirim, namun demikian tidak
menghilangkan fakta bahwa hanya pengirim SMS yang membayar jasa tersebut
sedangkan penerima SMS tidak mengeluarkan biaya apa pun sehingga karakter
fitur SMS tetap berbeda dengan fitur pengiriman pesan singkat lainnya sehingga
Harga , dari aspek harga, secara umum harga fitur SMS sekali kirim berada
dalam kisaran yang jauh lebih murah dibandingkan dengan voice mail, MMS,
dan push e-mail. Perkecualian berlaku bagi layanan push e-mail dengan
mempertimbangkan size dari e-mail yang dikirim dan harga data yang
diterapkan oleh setiap oleh setiap operator, maka harga layanan push e-mail
dapat bervariasi. Hal ini berbeda dengan harga SMS yang tetap per sekali kirim
kecuali fitur SMS yang disediakan oleh Bakrie yang bergantung pada jumlah
karakter yang digunakan. Namun secara umum, dari sisi harga fitur SMS tidak
dapat disubstitusi oleh layanan voice, voice mail, MMS, dan push e-mail.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pasar produk pada perkara ini adalah
layanan SMS yang terpisah dari product market layanan voice, voice mail,
area mana saja pasar produk yang telah didefiniskan saling bersaing satu sama
lain. Sebagai suatu layanan nilai tambah dari operator seluler maupun FWA, maka
ditemukan adanya hambatan baik dari segi teknologi maupun regulasi bagi para
ditetapkan bahwa pasar geografis pada perkara ini adalah seluruh wilayah
Indonesia.
3. Menanggapi pembelaan yang diajukan oleh Telkomsel, Telkom dan Bakrie yang
berikut : Karena sifat layanan nilai tambahnya merupakan layanan pelengkap dari
layanan suara sebagai layanan utama, maka analisis terhadap pasar produk suara
berbeda dengan analisis pasar produk SMS; Sebagai layanan nilai tambah, SMS
suara. Oleh karena itu, adanya perbedaan kegunaan, karakteristik, dan harga layanan
suara antara operator seluler dan FWA tidak berlaku ketika digunakan untuk
melakukan analisis terhadap layanan SMS;. Majelis Komisi menilai perbedaan antara
telekomunikasi seluler dengan FWA tidak relevan di dalam penggunaan layanan
SMS yang disediakan oleh masing-masing operator, baik seluler maupun FWA.
Berdasarkan analisis pasar produk di atas, perbedaan lisensi operator seluler dengan
B A B III
PENUTUP
pada tanggal 18 Juni 2008 yang menyatakan, bahwa enam penyelenggara telekomunikasi
usaha tidak sehat dengan melakukan kartel SMS periode tahun 2004 sampai dengan
tanggal 1 April 2008. Mereka dianggap melanggar Pasal 5 UU No.5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, yang menyebutkan,
bahwa pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk
menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh konsumen atau
menunjukkan sikap resmi pihak regulator telekomunikasi terhadap putusan tersebut, juga
untuk memposisikan keberpihakan pemerintah dalam melindungi kepentingan
masyarakat umum selaku pengguna jasa telekomunikasi dan juga kontinuitas kepentingan
banding dengan mengikuti proses hukum yang berlaku. Hanya saja, terhadap
proses banding beserta besaran kerugian yang diakibatkan oleh tindakan para
kemungkinan adanya gugatan ganti rugi oleh konsumen, maka pemerintah belum
penetapan tarif SMS lintas penyelenggara telekomunikasi (off net) yang tidak
boleh lebih rendah dari tarif yang berlaku berkisar Rp 250,- - Rp 350,-
layanan SMS originasi Rp 38, dan terminasi Rp 38 sehingga tarif dasar SMS
sebesar Rp 76 per SMS, maka biaya Rp76 tersebut merupakan biaya jaringan (
retail activity, riset pasar, sell cost, administrative cost dan lain-lainnya. yang
dijadikan salah satu dasar untuk penetapan tarif pungut atau tarif ritel. Bahkan
untuk tahun 2008 diperkirakan akan turun besaran betwork element cost tersebut
menjadi Rp 52,-
biaya jaringan mengingat faktanya kini telah menjadi suatu layanan yang sangat
tinggi segmentasinya.
DAFTAR PUSTAKA
perkuliahan.
2. Website
http://www.kppu.go.id/docs/Putusan/putusan_SMS.pdf
http://www.yorumla.net/ask-ve-sevgi/79588-besiktas-mesajlari-kara-kartal-
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol19544/brti-tunggu-putusan-
kartel-sm
http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2008/06/080618_smscartel.sht