Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

PERENCANAAN DAN UJI PERFORMA

ALAT PEMBAKAR SAMPAH ORGANIK


Budhi Martana 1, Sri Sulasminingsih 2, dan M. Arifudin Lukmana 3
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik UPN ”Veteran” Jakarta1 3
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik UPN ”Veteran”Jakarta2
email1 : budhimart0605@gmail.com

Abstract

Garbage is a part that can not be separated from human life, garbage is an item that is
wasted or discarded, and is often regarded as something that is not useful. Garbage is
also a major problem, especially in big cities. Trash negative impact on the environment,
because the waste can lead to environmental pollution, disruption of cleanliness, safety
and health. The objectives of this study were (1) identify the state of the art paradigm of
organic waste by burning, (2) designing the incinerator simple as one alternative to
appropriate technology and is equipped with a system of utilization of the heat produced,
(3) gives a solution to the waste problem so it is useful to reduce the waste generated in
landfills while, and (4) examine the performance of the incinerator that has been
designed. The method of planning the incinerator is divided into (1) the design of the
product, (2) the design process, and (3) engineering design, (4) a manufacturing process
or manufacture tools, and (5) testing tool. The incinerator is designed in accordance with
the planning, the construction of the incinerator is made of a metal plate with a thickness
of 3 mm, the dimensions of the combustion chamber is the outer diameter of 350 mm, an
inner diameter of 290 mm, and 410 mm high combustion chamber. Organic waste burner
is capable of burning organic waste as much as 28 Kg/hour. Garbage burning rate of
9.33 Kg/h, the air discharge design results obtained at 0.0173 m3/sec.
Keywords: organic waste, incinerator, planning

PENDAHULUAN pemukiman atau rumah tangga sangat beragam,


Sampah merupakan bagian yang tidak tetapi secara umum minimal 75% merupakan
dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, sampah organik dan sisanya anorganik. Sampah
sampah adalah suatu barang yang terbuang atau Organik yang berasal dari rumah tangga yaitu
dibuang, dan sering dianggap sebagai sesuatu hal seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering,
yang tidak berguna. Sampah juga merupakan dan sebagainya.
salah satu masalah utama khususnya di kota-kota Pemanfaatan sampah dapat dilakukan
besar. Sampah berdampak negatif terhadap dengan beberapa cara disesuaikan dengan jenis
lingkungan, karena sampah dapat mengakibatkan sampah yang ada. Pemusnahan sampah tersebut
pencemaran lingkungan, gangguan kebersihan, dapat dilakukan dengan suatu proses pembakaran.
keamanan dan kesehatan. Pembakaran merupakan penanganan sampah yang
Sampah organik adalah suatu sampah dapat dilakukan, dalam proses pembakaran
yang dapat mengalami pelapukan (dekomposisi) diperlukan alat untuk mengontrol pembakaran
serta dapat terurai menjadi bahan yang lebih kecil sehingga tidak terjadi polusi terhadap lingkungan
dan tidak berbau (kompos). Kompos sendiri sekitar. Alat yang digunakan untuk proses
merupakan hasil pelapukan dari bahan-bahan pembakaran tersebut adalah insenerator. Alat ini
organik seperti: daun-daunan, jerami, alang-alang, dapat berfungsi untuk mengontrol panas
rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pembakaran sampah dan juga sebagai alat
pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. konversi energi panas hasil pembakaran yang
Untuk Sampah pasar khususnya pasar tradisional dapat digunakan sebagai energi alternatif bagi
seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar proses lain.
ikan, dan jenisnya relatif seragam. Sekitar 95% Proses pembakaran sampah pada ruang
sampah yang berasal dari pasar–pasar tersebut terbuka (perkarangan rumah atau kebun) dapat
berupa sampah organik sehingga lebih mudah menyebabkan pembakaran tidak terkontrol dan
ditangani. Sedangkan sampah yang berasal dari gangguan lingkungan sekitar. Kegiatan

65 BINA TEKNIKA, Volume 13 Nomor 1, Edisi Juni 2017, 65-71


pembakaran sampah tersebut seringkali dilakukan Sampah padatan sering menjadi masalah
oleh masyarakat karena pada umumnya merasa bagi beberapa kota besar di Indonesia. Dalam
terganggu dengan timbulan sampah yang penanganan sampah tersebut kota-kota besar
dihasilkan. melakukan pengumpulan dan membuang sampah
Salah satu solusi dalam penanganan di daerah pinggiran kota. Penanganan sampah di
sampah adalah dengan proses pembakaran kota besar meliputi kegiatan pengumpulan,
menggunakan alat atau instalasi pembakar sampah pengangkutan, dan pembuangan akhir. Namun di
(incinerator). Penggunaan alat pembakar sampah beberapa daerah sampah juga dibakar secara
selain dapat mengurangi dampak negatif proses langsung.
pembakaran (asap, bau, radiasi panas), juga
sebagai upaya pemanfaatan energi panas hasil Alat Pembakar Sampah
pembakaran sampah. Incinerator adalah alat yang digunakan
Perumusan Masalah untuk proses pembakaran sampah baik dalam
Perumusan masalah pada penelitian ini bentuk padatan, cairan atau gas. Alat ini berfungsi
adalah bagaimana melakukan inovasi terhadap untuk merubah bentuk sampah menjadi ukuran
alat pembakar sampah yang ada sebagai salah satu yang lebih kecil. Perubahan ukuran tersebut dapat
alternatif teknologi tepat guna (TTG) pengolahan mencapai 50-90% dari volume sebelumnya.
sampah organik, sehingga bermanfaat untuk Selain itu alat pembakar sampah di beberapa
mengurangi timbulan sampah di tempat Negara juga dijadikan sebagai pembangkit listrik
pembuangan sampah sementara dengan memanfaatkan energi yang berasal dari
Tujuan Penelitian pembakaran sampah tersebut yang dikonversikan
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian menjadi energi listrik.
ini adalah (1) mengidentifikasikan state of the art Alat pembakar sampah (incinerator)
paradigma pengolahan sampah organic dengan terdiri atas 2 (dua) tipe berdasarkan metode
cara pembakaran, (2) merancang alat pembakar pembakarannya, yaitu tipe kontinyu dan tipe
sampah sederhana sebagai salah satu alternatif batch. Pada alat pembakar sampah tipe kontinyu,
teknologi tepat guna dan dilengkapi dengan sampah dimasukkan terus menerus dan bergerak
system pemanfaatan panas yang dihasilkan, (3) secara kontinyu dengan melewati proses
memberi solusi terhadap permasalahan sampah pembakaran dan pembuangan sisa pembakaran.
sehingga bermanfaat untuk mengurangi timbulan Sedangkan tipe bacth, sampah dimasukkan hingga
sampah di tempat pembuangan sampah sementara, mencapai kapasitas dari alat pembakar terpenuhi
dan (4) menguji performa alat pembakar sampah dan mengalami proses pembakaran hingga didapat
yang telah dirancang. sisa pembakaran dalam satu waktu tertentu.
Pemanfaatan panas alat pembakar sampah
TINJAUAN PUSTAKA sebagai pemanas air sebelumnya telah dilakukan
Sampah oleh Budiman (2001), dengan menggunakan pipa
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang penukar panas sepanjang 3 m. Alat pembakar
atau dibuang dari hasil aktivitas manusia maupun sampah tersebut menghasilkan panas yang dapat
alam yang belum memiliki nilai ekonomis. digunakan untuk keperluan rumaah tangga. Alat
Aktivitas penghasil sampah adalah perdagangan, pembakar sampah yang dirancang Budiman
rumah tangga, industri, pertanian, pertambangan (2001) juga dilengkapi dengan ruang
dan energi. Sampah terdiri atas sampah dalam pengendapan zat padat. Namun ruangan tersebut
bentuk padatan, cairan, dan gas. belum dimanfaatkan untuk efisiensi thermal
sistem insenerator. Memiliki fungsi untuk
Tabel 1. membakar sampah sehingga syarat-syarat
Komposisi Sampah Kota Besar di Indonesia insenerator mampu membakar sampah secara
sempurna dan habis serta dapat meminimalisir
No Jenis Prosentase
dampak negatif terhadap lingkungan.
Sampah
Alat pembakar sampah dalam
1. Organik 70,20 pengoperasiannya dapat menghasilkan
2. Kertas 10,90 temperature sebesar 815oC hingga 1.095oC
3. Kaca 1,70 (Pichtel, 2005). Pada perancangan insenerator
4. Plastik 8,70 perlu dipertimbangkan jumlah udara yang
5. Logam 1,80 diperlukan untuk pembakaran, system
6. Lain-lain 6,20 pembakaran awal, jumlah sampah yang dibakar,
serta bagaimana pengelolaan asap yang dihasilkan

Perencanaan dan Uji Performa Alat Pembakar ..... (Martana, Sulasminingsih, Lukmana) 66
oleh pembakaran sehingga tidak mencemari Ao = 2 πro L, luas permukaan perpindahan kalor
lingkungan. (m2)
Konsep Perancangan Teknik ro = jari-jari luar (m)
Perancangan adalah bagian dari kegiatan r1 = jari-jari dalam (m)
rekayasa yang merupakan usaha secara intelektual h = koefisien perpindahan kalor konveksi (W/m2
untuk memenuhi tuntutan-tuntutan tertentu K)
dengan cara sebaik mungkin. Sedangkan k = koefisien perpindahan kalor konduksi (W/m2
pengertian rekayasa adalah penerapan ilmu dan K)
matematik untuk memanfaatkan benda dan energi To = suhu dinding tungku luar (oK)
dalam alam ini, sehingga berguna bagi manusia T1 = suhu maksimum dinding tungku dalam (oK)
dalam kegiatan pembuatan bangunan, permesinan,
produk, sistem, dan proses (Bagiasna, K., 1992).
Secara konseptual kegiatan perancangan
dapat dibedakan menjadi (1) perancangan produk,
(2) perancangan proses, dan (3) perancangan
rekayasa (engineering design).
Ciri-ciri perancangan meliputi (1)
merupakan kegiatan kreatif yang dilandasi oleh
pemahaman yang baik atas bidang-bidang
keilmuan tertentu serta pengetahuan dan
pengalaman praktis bidang khusus, (2) merupakan
optimasi atas tujuan tertentu dalam berbagai
kendala yang ada bahkan saling bertentangan, dan
(3) memuat tahapan-tahapan sebagai berikut, (a)
ide dan kejelasan tugas, (b) rancangan konseptual,
(c) rancangan bentuk dan tata letak, (d) rancangan
detail, (e) pembuatan prototipe/model, dan (f)
Gambar 1. Perpindahan Kalor Dalam Ruang
pengujian.
Berbentuk Silinder
Urutan tahapan tersebut merupakan
kegiatan sistematis dan terstruktur, dimana
tahapan yang sedang dibahas selalu berguna untuk
memberikan umpan balik bagi perbaikan tahapan
Bentuk silinder juga mempunyai
sebelumnya. Semua tahapan tadi dinilai dengan
pengaruh yang baik bagi pengendalian radiasi
tolok ukur berdasarkan kriteria kefungsian
yang dipancarkan sampah. Ruang bakar
(kriteria teknik) dan kriteria efisiensi (kriteria
merupakan jantung pembakar sampah, yang di
ekonomi).
dalamnya dapat berlangsung reaksi pembakaran
Perancangan alat pembakar sampah
sempurna pada suhu yang tinggi, tergantung jenis
dilakukan atas dasar pertimbangan dan masukan,
material sampah yang dibakar. Untuk mencapai
analisis awal dan dilengkapi dengan perhitungan
suhu pembakaran sempurna tersebut mula-mula
teoritis. Bentuk pembakar sampah padat dapat
dilakukan proses pengeringan sampah dengan
berupa kotak atau silinder, berdasarkan teori
memberi sejumlah kalor untuk penguapan sampah
perpindahan panas diharapkan bahwa bentuk
basah dan penguapan kandungan air dalam
silinder lebih baik untuk ruang bakar, karena
sampah, sehingga dicapai suhu sampah kering.
distribusi panas di dalam ruang bakar akan lebih
Kemudian ditambahkan kalor untuk menaikkan
merata.
suhu sampai mencapai titik didih air. Selanjutnya
Jika suhu maksimum berada di pusat
ditambahkan lagi kalor untuk menaikkan suhu dan
silinder atau sumber kalor ada di pusat silinder
titik didih sampai mencapai titik nyala. Titik nyala
maka laju perpindahan kalor (Q) dari tengah ke
ini tergantung dari jenis material sampah yang
luar silinder seperti dinyatakan dalam persamaan
dibakar.
berikut.
Pembakaran Biomassa
Q = Uo Ao (T1 –T0)
Pembakaran adalah proses bereaksinya
dengan,
bahan bakar (biomassa, minyak, dll) dengan
1
oksigen. Reaksi pembakaran secara umum terjadi
Uo = -----------------------------------------
melalui 2 (dua) cara, yaitu pembakaran sempurna
ro/r1 h + [ro ln (ro/r1)]/k + 1/h
dan pembakaran habis. Pembakaran sempurna
Dimana:
adalah proses pembakaran yang terjadi jika semua
karbon bereaksi dengan oksigen menghasilkan
67 BINA TEKNIKA, Volume 13 Nomor 1, Edisi Juni 2017, 65-71
CO2, sedangkan pembakaran habis adalah proses Laju pembakaran (Bbt) dapat dicari
pembakaran yang terjadi jika bahan bakar terbakar melalui perbandingan bobot bahan yang akan
habis tetapi oksigen yang diperlukan untuk dibakar (m) dengan waktu pembakaran (t)
pembakaran tidak semuanya menjadi CO2. Bbt = m/t
(Abdullah, dkk, 1998).
Dimana:
Pembakaran kayu dalam kiln tertutup
Bbt = Laju pembakaran (kg/jam)
dapat mengakibatkan kayu terdekomposisi
m = Bobot bahan bakar / sampah (kg)
menjadi fluida dan zat padat (Satonaka dalam
t = Waktu pembakaran (jam)
Smith, 1982). Pada proses pembakaran kayu,
proses pirolisis mulai dihasilkan CO2 dan CO,
Debit udara yang dibutuhkan untuk
jumlahnya akan terus naik hingga mencapai
pembakaran dapat dicari dengan mengalikan
maksimal yaitu pada suhu 400oC. Pada suhu
jumlah kebutuhan udara minimum dengan laju
400oC juga dihasilkan sedikit ter serta banyak
pembakaran.
menghasilkan gas (17%) dan arang/abu (34%).
Pada suhu 700oC dihasilkan gas hidrogen dan
Qud = Wmin Bbt
metan, kemudian pada suhu lebih dari 800oC
Dimana:
volume gas yang dihasilkan meningkat sedangkan
Qud = Debit udara (m3/jam)
berat arang/abu menurun.
Wmin = Kebutuhan udara minimum (m3/kg bahan
Pembakaran sampah secara sempurna
bakar)
dipengaruhi oleh jumlah udara yang dibutuhkan
Bbt = Laju pembakaran (kg/jam)
untuk proses pembakaran dalam insenerator
(Hadiwiyoto, 1983). Jumlah udara yang
Menurut Abdullah, dkk, (1998) debit
dibutuhkan dapat didekati melalui perbandingan
udara pada proses perancangan untuk pembakaran
kebutuhan udara dan bahan (sampah) dalam reaksi
perlu ditambahkan exxes udara (Air Exxes)
pembakaran biomassa melalui pendekatan
sebesar 40% dari total debit udara yang
kandungan karbon dan hydrogen dalam bahan
dibutuhkan secara teoritis.
bakar.
Q = (40% x Qud) + Qud
Menurut Abdulah, dkk (1998) reaksi
Dimana:
pembakaran biomassa secara umum adalah
Q = Debit udara perancangan (m3/detik)
sebagai berikut:
Pengertian Perpindahan Panas
Perpindahan panas (heat transfer) ialah
CH1.4O0.6 + 1.05 O0.2 CO2 + 1.4 H2O
ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang
terjadi karena adanya perbedaan suhu diantara
Kebutuhan oksigen (O2) untuk proses
benda atau material. Teori perpindahan panas
pembakaran dipengaruhi oleh prosentase
tidak hanya mencoba menjelaskan bagaimana
kandungan karbon dan hydrogen dalam bahan
energi kalor itu berpindah dari satu benda ke
bakar. Volume O2 yang dibutuhkan untuk
benda lainya, tetapi juga dapat meramalkan laju
pembakaran 1 Kg karbon adalah 1.96 m3
perpindahan yang terjadi pada kondisi–kondisi
sedangkan kebutuhan O2 untuk pembakaran 1 Kg
3 tertentu.
hydrogen adalah 5.85 m (Perry dan Chilton,
Ilmu perpindahan panas melengkapi
1973). Dalam proses pembakaran, oksigen
hukum pertama dan kedua thermodinamika, yaitu
biasanya didapat dari udara bebas, oksigen yang
dengan memberikan beberapa kaidah percobaan
terkandung dalam udara adalah 21% dari total
merupakan suatu metode yang dapat
udara bebas (Anshory, 1988). Kebutuhan udara
dimanfaatkan untuk menentukan perpindahan
minimum untuk proses pembakaran dapat dicari
energi yang terjadi pada suatu benda yang dalam
menggunakan persamaan berikut.
sistem operasinya sangat berhubungan dengan
100
teori perpindahan panas. Sebagaimana juga dalam
Wmin = ------- x [(1.96 x C) + (5.85 x H)]
ilmu termodinamika, kaidah–kaidah percobaan ini
21
digunakan dalam masalah perpindahan kalor
Dimana:
3 cukup sederhana, dan dapat dengan mudah
Wmin = Kebutuhan udara minimum (m /kg bahan
dikembangkan sehingga dapat mencakup berbagai
bakar)
ragam situasi praktis.
C = Kandungan karbon dalam bahan bakar (%)
Dalam perpindahan panas pada
H = Kandungan hydrogen dalam bahan bakar (%)
umumnya dikenal tiga cara perpindahan panas
yang memiliki mekanisme yang berbeda satu
dengan yang lainnya, yaitu secara konduksi,
konveksi dan radiasi
Perencanaan dan Uji Performa Alat Pembakar ..... (Martana, Sulasminingsih, Lukmana) 68
Perpindahan Panas Konduksi menurut waktu, pemecahannya hanya perlu
Konduksi adalah proses perpindahan melaksanakan integrasi dari persamaan di atas,
panas yang terjadi akibat adanya perpindahan dan dengan mensubtitusikan nilai–nilai untuk
energi yang terjadi karena hubungan molekul memecahkan persoalannya.
secara langsung tanpa adanya perpindahan Sifat yang paling mencirikan logam
molekul yang cukup besar di dalam satu medium adalah konduktifitas termal dan konduktifitas
padat. listriknya yang tinggi. Umumnya logam adalah
konduktor kalor yang lebih baik dari material
non–logam dan juga material isolator. Pada proses
perpindahan panas konduksi, nilai konduksifitas
thermal sangat berperan penting dalam perubahan
temperatur yang terjadi akibat peroses
perpindahan panas tesebut.
Konduktifitas thermal adalah suatu
besaran intenfis bahan yang menunjukan
kemampuannya untuk mengantarkan panas
K (kalor). Dalam beberapa contoh bahan yang
mendapat perlakuan panas dari suatu sumber
panas, dapat diketahui bahwa bahan tersebut akan
terlibat dalam proses laju kalor, yang dipengaruhi
X oleh nilai konduktifitas thermal dari bahan yang
menunjukan seberapa cepat kalor mengalir dalam
bahan tersebut.
Perpindahan Panas Konveksi
Gambar 2. Proses Laju Perpindahn Panas
Perpindahan panas secara konvesi
Konduksi adalah proses transfer energi yang merupakan
gabungan dari konduksi kalor yang menyimpan
Jika pada suatu benda terdapat gradient
energi dan gerakan fluida yang bersifat
suhu (temperature gradient), maka akan terjadi
mencampurkan partikel–partikel fluida. Konveksi
perpindahan dari bagian yang bersuhu tinggi ke
merupakan mekanisme perpindahan energi antara
bagian yang bersuhu lebih rendah. Maka
permukaan benda padat dan cairan atau gas.
dikatakan bahwa energi berpindah secara
Perpindahan energi dengan cara konveksi dari
konduksi dan bahwa laju perpindahan panas
suatu permukaan yang bersuhu lebih tinggi
tersebut berbanding dengan gradient suhu normal.
dibandingkan suhu fluida disekitarnya
Jika dimasukkan konstanta proporsionalitas
berlangsung dalam beberapa tahap. Pertama,
(proportionality constant) atau tetapan
panas akan mengalir dengan cara konduksi dari
kesebandingan untuk menentukan besarnya laju
permukaan partikel–partikel fluida yang
perpindahan panas (qk) secara konduksi maka
berbatasan. Energi yang berpindah dengan cara
rumus sebagai berikut:
yang demikian akan menaikan suhu dan energi
dT dalam partikel–partikel fluida ini. Kemudian
𝑞k = −KA partikel–partikel fluida tersebut akan bergerak ke
dx
Dimana: daerah yang bersuhu lebih rendah didalam fluida
q : Laju perpindahan panas (W) dan bercampur serta memindahkan sebagian
k : Koefisien konduktifitas thermal dari benda energinya kepada partikel–partikel fluida lainnya.
yang dilalui panas (W/m.oC) Laju perpindahan panas secara konveksi
A : Luas permukaan pengantar panas (m2) dihubungkan dengan beda suhu menyeluruh
dT anatara dinding dan fluida, dan luas permukaan.
: Gradien suhu ke arah perpindahan panas
dx Perindahan panas konveksi dapat diklasifikasikan
o
( C/m) menjadi 2 yaitu konveksi bebas (free convection)
dan konveksi paksa (forced convection).
Persamaan di atas merupakan persamaan Perpindahan Panas Radiasi
dasar dari konduktifitas thermal. Dengan Perpindahan panas secara radiasi
menggunakan persamaan dasar tersebut, maka dipancarkan oleh suatu benda dalam bentuk batch,
akan dapat ditentukan besarnya perpindahan kalor energi yang berbatas atau quanta. Gerakan panas
dan arah aliran kalor dalam zat padat. radiasi di dalam ruang mirip perambatan cahaya
Jika sistem berada pada keadaan tunak dan dapat diuraikan dengan teori gelombang.
(steady state), yaitu bila suhu tidak berubah Perpindahan panas dengan cara radiasi menjadi
69 BINA TEKNIKA, Volume 13 Nomor 1, Edisi Juni 2017, 65-71
sangat penting dengan meningkatnya suhu suatu = 27.766.660 mm3
benda. Jumlah energi yang meninggalkan suatu = 0,028 m3
permukaan sebagai panas radiasi tergantung pada = 28 Kg
panas mutlak dari sifat permukaan tersebut. Diperoleh kapasitas sampah yang dapat dibakar
Radiator sempurna atau benda hitam (block body) kurang lebih 28 Kg.
memancarkan energi radiasi dari permukaannya
dengan laju perpindahan panas (Qr) yang Berat sampah (m) = 28 Kg, waktu
berkaitan dengan persamaan : pembakaran yang dibutuhkan (t) = 3 Jam,
Qr = σ. A . T4 kandungan karbon dalam bahan bakar (C) =
Dimana : 39,2% (0,392), kandungan hidrogen dalam bahan
Qr : Laju perpindahan panas (W) bakar (H) = 4% (0,04), dan kecepatan rata-rata
σ : Konstanta Stefan – Boltzman (W/m2.oC4) udara bebas disekitar lokasi pembakaran = 1
A : Luas penampang permukaan (m2) m/detik.
T : Temperatur permukaan (oC) Kebutuhan udara minimum
100
METODOLOGI PENELITIAN Wmin = ------- x [(1.96 x C) + (5.85 x H)]
21
100
Wmin = ------- x [(1.96 x 0,392) + (5.85 x
0,04)]
21

Wmin = 4,78 m3/Kg

Laju pembakaran yang diinginkan


Bbt = m/t
Gambar 3. Fishbone Diagram Proses = 28/3 = 9,33 Kg/jam
Perancangan Alat Pembakar Sampah Organik Debit udara secara teoritis
Qud = Wmin x Bbt
HASIL DAN PEMBAHASAN = 4,78 x 9,33 = 44,60 m3/jam
Pendekatan Perencanaan
Alat pembakar sampah yang direncanakan Debit udara perancangan
dalam bentuk silinder, dengan dilapisi batu tahan Q = (40% x Qud) + Qud
api. Pada prinsipnya alat pembakar sampah ini = (0,4 x 44,60) + 44,60
terdiri atas ruang pembakaran bentuk silinder, = 62,44 m3/jam = 0,0173 m3/detik
pemantik awal api, ruang pengendapan bahan
padat, cerobong, lubang pemasukan udara. Pembahasan
Ruang pembakaran adalah ruangan Alat pembakar sampah ini dirancang sesuai
dimana terjadinya proses pembakaran sampah, dengan perencanaan, konstruksi alat pembakar
pemantik api berfungsi sebagai tempat penyulut sampah ini terbuat dari bahan pelat besi dengan
awal dan membantu proses pembakaran, ruang ketebalan 3 mm, dimensi ruang pembakaran
pengendapan bahan padat berfungsi sebagai adalah dengan diameter luar 350 mm, diameter
tempat penampungan bahan padat (abu) hasil dalam 290 mm, dan tinggi ruang pembakaran 410
pembakaran. Cerobong asap berfungsi sebagai mm. Alat pembakar sampah organik ini mampu
tempat pengeluaran asap hasil pembakaran, membakar sampah organik sebanyak 28 Kg/jam.
lubang pemasukan udara berfungsi sebagai tempat Alat pembakar ini menggunakan bahan
masuknya udara yang dibutuhkan dalam proses bakar menggunakan pompa kompor semawar
pembakaran. guna memperoleh udara dengan tekanan tertentu
Perencanaan Konstruksi Alat Pembakar yang diperlukan sebagai penunjang proses
Sampah pembakaran dalam ruang bakar. Sampah yang
Kapasitas sampah pada ruang pembakaran dibakar berupa sampah organik dan hasil
pada alat pembakar sampah ini ditentukan pembakaran berupa abu secara otomatis jatuh ke
berdasarkan diameter = 290 mm dan tinggi = 360 bak penampungan yang diletakkan dibagian
mm dari alat pembakar sampah yang bawah ruang pembakaran.
direncanakan. Alat pembakar sampah organik ini
V = π r2 t memiliki beberapa komponen utama, yaitu ruang
= π (145 mm)2 x 360 mm pembakaran, kompor pembakar, saringan,
Perencanaan dan Uji Performa Alat Pembakar ..... (Martana, Sulasminingsih, Lukmana) 70
cerobong asap, dan bak penampungan abu hasil Bolg, Mechanical, 2013, Nilai Kalori Bahan
pembakaran. Bakar, (Online)
Alat pembakar sampah organik ini (http://yefrichan.wordpress.com/2013/12/
diharapkan dapat dipergunakan sebagai sarana 02/nilai-kalori-bahan-bakar/)
untuk mengurangi timbulan sampah pada sumber Budiman Arif. 2001. Modifikasi Desain dan Uji
sampah, dapat dapat dimanfaat sebagai media Unjuk Kerja Alat Pembakar Sampah
pengelolaan sampah berbasis masyarakat mulai (Incinerator) Tipe Batch. Skripsi. Jurusan
dari rumah tangga. Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi
Pertanian, IPB.
Hadiwiyoto, S., 1983, Penanganan dan
SIMPULAN DAN SARAN Pemanfaatan Sampah, Yayasan Idayu,
Simpulan Jakarta.
Alat pembakar sampah organik merupakan Harahap, Gandhi, 1999, Perancangan Teknik
alat yang berguna untuk mengontrol proses Mesin, Penerbit: Erlangga, Jakarta.
pembakar sampah sehingga gangguan yang Holman, J.P., (Terjemahan: E. Jasjfi), 1984,
ditimbulkan dari proses pembakaran sampah Perpindahan Kalor, Penerbit: Erlangga,
dapat diminimalkan, dan energi panas yang Jakarta.
dihasilkan dapat dimanfaatkan secara optimal. L. Singer, Ferdinand, dan Andrew Pytel, 1995,
Alat pembakar sampah ini terbuat dari Kekuatan Bahan, Penerbit: Erlangga,
bahan pelat besi dengan ketebalan 3 mm, dan Jakarta.
memiliki dimensi ruang pembakaran adalah Pichel John. 2005. Waste Management Practices
dengan diameter luar 350 mm, diameter dalam Municipal, Hazardous, and
290 mm, dan tinggi ruang pembakaran 410 mm. Industries.CRC Press. New York
Alat pembakar sampah organik ini mampu Pradiko, Aziz, 2014, Perancangan Konstruksi
membakar sampah organik sebanyak 28 Kg/jam. Mesin Pengupas Buah Kenari Kapasitas
Laju pembakaran sampah sebesar 9,33 5 kg/jam, (Skripsi) Teknik Mesin,
Kg/jam, debit udara pada hasil perancangan Universitas Nasional, Jakarta.
diperoleh sebesar 0,0173 m3/detik. Pranomo, S., 2009, Incenarator Sederhana,
Saran (Online), (http://www.magelangkab.go.id/
Hasil perencanaan alat pembakar sampah dinkes/new//document/)
organik ini.diharapkan dapat dipergunakan Sani, Rasio Ridho. 2014. Deklarasi Menuju
sebagai sarana untuk mengurangi timbulan Indonesia Bersih Sampah 2020 se-
sampah pada sumber sampah, dapat dapat Kalimantan. Diunduh dari
dimanfaat sebagai media pengelolaan sampah http://www.menlh.go.id/deklarasi-
berbasis masyarakat mulai dari rumah tangga. menuju-indonesia-bersih-sampah-2020-
Hasil pembakaran beruapa abu dan se-kalimantan/. Diakses tanggal 23 April
asap/uap yang dihasilkan dari proses pembakaran 2015.
sampah organik nantinya dapat dilanjutkan untuk Sutjita, Deddy, 2010, Perancangan Konstruksi
pengkajian selanjutnya dan menjadi bahan Rangka Alat Uji Tekan Material Polimer
penelitian berikutnya yang dapat dimanfaatkan Kapasitas 6 kg Menggunakan Lasan,
oleh para peneliti. (Skripsi) Teknik Mesin, Universitas
Nasional, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Zainuri, Ach. Muhib, 2008, Kekuatan Bahan,
Abdullah, dkk, 1998, Energi dan Listrik Penerbit: Andi Offset, Yogyakarta.
Pertanian, JICA, Bogor.

71 BINA TEKNIKA, Volume 13 Nomor 1, Edisi Juni 2017, 65-71

You might also like