Professional Documents
Culture Documents
Contoh Kasus Etika, Moral Dan Konflik
Contoh Kasus Etika, Moral Dan Konflik
Disusun Oleh :
1715301010
1
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari pihak yang telah membantu
penulis , penulis ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing humaniora.Semoga
makalah ini yang telah saya selesai ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca. Dan
apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan, saya mohon maaf yang setulus-
tulusnya.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Penulis harapkan bagi para pembaca.
Wasalamu'alaikum Wr.Wb.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia etika berarti ilmu pengetahuan tentang asas-asas
akhlak (moral). Sedangkan etika menurut filsafat dapat disebut sebagai ilmu yang
menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan
manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Pada dasarnya,etika membahasa
Tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh
manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang baik dan buruk sejauh
Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang
lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral
disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia
lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia.
Konflik merupakan kondisi yang terjadi ketika dua pihak atau lebih menganggap ada
perbedaan posisi yang tidak selaras, tidak cukup sumber dan tindakan salahsatu pihak
menghalangi, atau mencampuri atau dalam beberapa hal membuat tujuan pihak lain kurang
berhasil. Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya
atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang
menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain
3
sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik
merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang
tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya,
konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik
bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di
masyarakat.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Contoh Kasus: Konflik, issue dan Dilema etik dalam praktek kebidanan
Contoh Kasus 1 :
Disebuah desa, ada seorang bidan yang sudah membuka praktek kurang lebih selama
satu tahun.Pada suatu hari datang seorang klien bernama Ny. J usia kehamilan 38
minggu dengan keluhan perutnya terasa kencang-kencang dan terasa sakit sejak 5 jam
dalam keadaan letak sungsang. Oleh karena itu bidan menyarankan agar dirujuk ke
rumah sakit untuk melahirkan secara operasi secarea. Namun keluarga terutama suami
menolak untuk dirujuk dikarenakan tidak punya biaya untuk operasi SC.Tapi bidan
tersebut berusaha untuk memberi penjelasan bahwa tujuan dirujuk demi keselamatan
janin dan juga ibunya namun jika tetap tidak mau dirujuk akan sangat membahayakan
janin maupun ibunya . Tapi keluarga bersikeras agar bidan mau menelong persalinan
tersebut.Sebenarnya dalam hal ini bidan tidak yakin akan berhasil menolong persalinan
dengan keadaan letak sungsang karena dalam pengalaman bidan dalam hal ini masih
belum beditu mendalam. Selain itu juga hal ini bukan wewenang bidan dalam
menolong persalinan dalam keadaan letak sungsang. Karena keluarga tetap memaksa,
akhirnya bidan mengikuti kemauan klien serta keluarga. Proses persalinan berjalan
sangat lama karena kepala bayi yang tidak bisa keluar. Setelah bayi lahir ternyata bayi
tersebut sudah meninggal. Dalam hal ini keluarga menyalahkan bidan bahwasanya
5
bidan tersebut tidak bisa bekerja secara profesional dan dalam masyarakat pun juga
tersebar bahwa bidan dalam melakukan tindakan sangat lambat dan tidak sesuai dengan
prosedur.
KONFLIK : Keluarga terutama suami menolak untuk di rujuk ke Rumah sakit dan
melahirkan secara SC dengan alasan tidak mempunyai biaya untuk membayar operasi.
DILEMA : Bidan merasa kesulitan untuk memutuskan tindakan yang tepat untuk
menolong persalinan resiko tinggi. Dalam hal ini letak sungsang seharusnya ditolong
oleh dokter,tetapi diputuskan untuk menolong persalinan dengan alasan desakan dari
keluarga klien sehingga dalam hatinya merasa kesulitan untuk mengambil keputusan.
Contoh Kasus II :
Pada suatu malam dibalai pengobatan Nurhafsina Makasar Tahun 2014 konflik antara
seorang Dokter dengan pasiennya. Pasien titu sebut aja Ny.E datang dengan keluhan sakit
kepala,nyeri hulu hati,flu batuk,mual muntah disertai diar. Dokter pun mulai melakukan
pemeriksaan awal pada Ny. E tersebut dengan mengukur tanda-tanda vitalnya seperti,
tekanan darah,nadi,suhu,pernapasan.
Setelah semua pemeriksaan telah selesai dan dokter pun telah meresepkan obat padanya
Ny. ”E” pun ingin meminta Surat Keterangan Sakit dari dokter tersebut. Ny. ”E” berkata
bahwa Surat Keterangan Sakit ini sangat ia butuhkan karena Perusahaan yang ia tempati
bekerja akan mengurangi atau memotong upah karyawannya jika tidak masuk kerja tanpa
pemberitahuan yang jelas dan jika karyawan itu sakit maka harus menyertakan Surat
Keterangan Sakitnya. Awalnya dokter ini menyetujui pemintaan dari Ny. ”E” dan segera
6
mengambil lembaran Surat Keterangan Sakit untuknya. Saat dokter tersebut sedang
membuat Surat Keterangan Sakitnya, tiba-tiba Ny. ”E” meminta kepada dokter tersebut
agar memberikan dua lembar Surat Keterangan Sakit untuknya. Dokter pun heran dan
bertanya ‘’kenapa dan untuk apa? ’’ lalu Ny. ”E” menjawab bahwa “Surat Keterangan
Sakit yang satunya akan saya berikan kepada anak saya yang juga tidak masuk kerja
karena keluarga suaminya sedang mengalami musibah. Setelah mendengar pernyataan Ny.
”E” tadi maka dokter itu pun langsung menolok permintaan Ny. ”E” tadi dengan alasan
bahwa hal itu melanggar Kode Etik Profesi serta Etika dan Moral seorang Dokter. Akan
tetapi Ny. ”E” tetap berusaha dan pantang menyerah, ia memohon kepada Dokter sambil
menangis dan menyelipkan sebuah amplop kedalam saku dokter tersebut sentak hal itu
membuat dokter tergiur dan akhirya mau memberikan dua lembar Surat Keterangan Sakit
untuk Ny. ”E Hal ini ternyata diketahui oleh Perawat “N” dan segera melaporkannya
kepada Pihak Balai Pengobatan dengan alasan melanggar Kode Etik dan Moral. Dalam
menyelesaikan masalah ini, Pihak Balai Pengobatan memberikan Sanksi kepada dokter
tersebut berupa korsing selama ±1 minggu dan menjelaskan kepada pasien tadi Prosedur
Pemeriksaan di Balai Pengobatan ini . Dokter dan pasien itu pun meminta maaf kepada
Dari konflik diatas maka jelas terjadi pelanggaraan Kode Etik serta Etika dan Moral.
serta menerima suap dari pasien Ny. ”E tanpa memikirkan konsekuensinya dan pasien Ny.
”E” juga melakukan pelanggaran Etika dan Moral dengan memberi suap kepada dokter
tersebut.
7
Berdasarkan kasus diatas maka konflik yang terjadi dalam kasus tersebut dapat dikatakan
sebagai konflik realistis dimana ada salah satu pihak yang merasa dirugikan dan sementara
Kesimpulan
Dari kasus diatas maka dapat disimpulkan bahwa tindakan menyalahgunakan Surat
Keterangan Sakit dengan menggunakan profesinya sebagai dokter baik yang disengaja
Penyuapan yang dilakukan oleh dokter dan Ny. ”E” itu memang merupakan suatu
pelanggaran Etika dan Moral akan tetapi hal itu bukanlah sesuatu yang baru kita dengar
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaian baik atau buruk
(Jones,1994). Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang baik
dan buruk serta mempengaruhi sikap seseorang. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk
berkembang pada diri seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial
budaya, agama dsb, hal inilah yang disebut kesadaran moral atau kesadaran etik. Moral juga
merupakan keyakinan individu bahwa sesuatu adalah mutlak baik atau buruk walaupun
situasi berada.
B. Saran
Seorang bidan perlu mengetahui tentang isu etik maupun moral dalam lingkungan
kebidanannya.
Bidan perlu mengetahui bagaimana mengambil keputusan yang sulit berkaitan dengan
etik.
Bidan juga harus mengetahui bahwa dalam layananan kebidananseringkali muncul
masalah atau isu di masyarakat berkaitan dengan etik dan moral, dilema serta konflik
yang dihadapi bidan sebagai praktisi kebidanan.
9
10