Professional Documents
Culture Documents
28 Siti Sulistia Amanah 01 Radiasi Radioaktif
28 Siti Sulistia Amanah 01 Radiasi Radioaktif
28 Siti Sulistia Amanah 01 Radiasi Radioaktif
FISIKA LANJUTAN
“RADIASI RADIOAKTIF”
Tanggal Pengumpulan : 14 Juni 2017
Tanggal Praktikum : 18 Juni 2017
Waktu Praktikum : 08.00 – 10.30 WIB
LABORATORIUM TERPADU
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
1
RADIASI RADIOKTIF
A. Tujuan percobaan
a. Mempelajari karakteristik radiasi diudara dan pada medium.
b. Menentukan besarnya intensitas absorbsi radiasi Sr-90.
c. Membandingakn besarnya intesitas absorbsi radiasi pada aluminium, besi, dan
timah.
d. Menentukan jenis bahan yang paling baik digunakan sebagai medium
absorbsi.
B. Dasar Teori
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tidak stabil untuk
memancarkan radiasi dan berubah menjadi inti yang stabil. Proses perubahan ini
disebut peluruhan, dan inti atom yang tidak stabil disebut radionuklida. Materi
yang mengandung radionuklida disebut zat radioaktif. Radioaktif melibatkan
transmitasi unsur-unsur. Peristiwa pemancaran sinar-sinar radioktivitas dari
sebuah inti atom yang tidak mantap secara spontan disebut radioaktivitas. Gejala
radioaktivitas sangat berperan dalam pengembangan fisika nuklir.
Unsur penyusun inti atom adalah proton dan neutron. Agar proton
seimbang (stabil) dalam atom, maka gaya inti dan gaya tolak-menolak antar
proton harus sama. Jika ada penambahan proton pada inti atom, maka harus
diikuti penambahan neutron. Untuk atom dengan nomor atom lebih dari 80
(uranium) gaya tolak-menolak antar proton tidak dapat diimbangi dengan
penambahan neutron. Hal ini menyebabkan atom uranium tidak stabil. Inti yang
tidak stabil ini akan memancarkan sinar radioaktif secara spontan. Pemancaran
sinar radioaktif inilah yang disebut radioaktivitas. Unsur radioaktivitas yang
berasal dari alam disebut unsur radioaktif alami. Sedangkan unsur radioaktif yang
diciptakan manusia disebut zat radioaktif. (Krene, 2008)
Berdasarkan partikel penyusunnya, sinar radioktif dibagi menjadi tiga,
yaitu sinar alfa, beta dan sinar gamma. Radiasi yang bermuatan positif dinamai
sinar alfa, dan yang bermuatan negatif diberi nama sinar beta, sedangkan yang
tidak bermuatan dinamai sinar gamma. Radiasi sinar radioaktif tidak akan bisa
dilihat secara kasat mata, berbeda dengan sinar yang berasal dari sinar matahari
atau sinar tampak lainnya.
2
Radiasi merupakan hasil peluruhan inti yang tidak stabil. Energi
partikel dapat dikurangi dengan melakukan medium penyerapan disekitar sumber
radioaktif. Maka sebagian energi yang dipancarkan dapat diserap jangkauan
partikel radiasi alfa.
1 Counter s
3 Radioaktif Sr-90
3
4 Alumunium
5 Timah
6 Besi
Standa rod
7 Leybold Multiclamp
Stand rod, right cougled
8 Geiger counter
D. LANGKAH KERJA
No Langkah kerja Gambar
1 Siapkan alat dan bahan
Pada praktikum ini dilakukan 2
keadaan yang berbeda, yakni Attenusi
radiasi di udara dan radiasi pada bahan
4
60 detik
Pengukutan dilakukan setiap
perubahan jarak anatara preparat
Sr-90 dan counter sebesar 5 cm
mulai dari 5 sampai 50 cm
3 Radiasi pada bahan Alumunium
Preparat Sr-90 kita letakkan holder
tepat sejajar didepan pencacah
Gelger Muller yang telah
dihubungkan dengan digital
counter
Digital counter kita nyalakan dan
setting waktu pengukuran pada 60
detik
Kemudian pasang medium absorbsi
alumunium dengan penjepit dan
diletakkan antara preparat Sr-90
dan pencacah Gelger Muller pada
jarak 5 cm
Pengukuran cacahan radiasi
dilakukan dengan memvarisikan
ketebalan medium absorpsi
Pengukuran dilakukan sebanyak 3
kali untuk masing-masing ketebalan
4 Radiasi pada Bahan Besi
Melakukan cara yang sama seperti
langkah point ke 3, Hanya saja
ketebalan yang digunakan adalah 1
mm saja
E. Data Pengamatan
1. Radiasi di Udara
Jenis Radioaktif : Sr-90
Lama Pengukuran : 60 s
Radiasi di Udara
No.
S (cm) I1 (Imp) I2 (Imp)
1 5 6539 6618
2 10 1826 1864
3 15 840 839
5
4 20 471 495
5 25 281 311
6 30 214 207
7 35 152 157
8 40 134 127
9 45 106 102
10 50 77 95
F. Pengolahan Data
1. Radiasi di Udara
No.
1 0,6990 3,8155 0,4886 14,5581 2,6669
2 1,0000 3,2615 1,0000 10,6374 3,2615
3 1,1761 2,9243 1,3832 8,5514 3,4392
4 1,3010 2,6730 1,6927 7,1450 3,4777
5 1,3979 2,4487 1,9542 5,9962 3,4231
6 1,4771 2,3304 2,1819 5,4308 3,4423
7 1,5441 2,1818 2,3841 4,7604 3,3689
8 1,6021 2,1271 2,5666 4,5246 3,4077
6
9 1,6532 2,0253 2,7331 4,1019 3,3483
10 1,6990 1,8865 2,8865 3,5588 3,2051
Jumlah 13,5495 25,6742 19,2709 69,2647 33,0408
Koefisien regresi a
∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑
Koefisien regresi b
∑ ∑ ∑
∑ ∑
Koefisien regresi r
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
7
Grafik Hubungan Intensitas Radiasi Terhadap
Jarak pada Praktikum Radiasi Radioaktif
4.5000
4.0000
Logaritma Intensitas
3.5000
3.0000 y = -1.9146x + 5.1616
2.5000 R² = 0.9986
2.0000
1.5000
1.0000
0.5000
0.0000
0.0000 0.5000 1.0000 1.5000 2.0000
Logaritma Jarak
No.
1 0,5 8,3003 0,25 68,8947 4,1501
2 1 7,5401 1 56,8530 7,5401
3 1,5 6,7250 2,25 45,2261 10,0876
4 2 5,8081 4 33,7345 11,6163
5 2,5 4,6151 6,25 21,2993 11,5378
6 3 3,6889 9 13,6078 11,0666
7 3,5 2,9957 12,25 8,9744 10,4851
8 4 2,9444 16 8,6697 11,7778
9 4,5 2,7081 20,25 7,3335 12,1862
10 5 3,1781 25 10,1000 15,8903
Jumlah 27,5 48,5038 96,25 274,6931 106,3378
Koefisien regresi a
∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑
Koefisien regresi b
8
∑ ∑ ∑
∑ ∑
Koefisien regresi r
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
R² = 0.8996
6.0000
4.0000
2.0000
0.0000
0 1 2 3 4 5 6
Ketebalan Plat (mm)
G. Pembahasan
Percobaan pertama adalah menentukan karakteristik radiasi β dan γ
dari sumber Sr-90 diudara. Eksperimen ini memperlihatkan ketergantungan
intensitas radiasi terhadap perubahan jarak. Dari data yang diperoleh didapatkan
bahwa saat sumber Sr-90 berjarak 5 cm terhadap pencacah Geiger Muller
intensitas radiasi yang diperoleh adalah 6539 dan 6618. Namun ketika Sr-90
9
digeser menjauhi pencacah Geiger Muller, intensitas radiasinya juga mengalami
penurunan secara berkala sehingga pada saat Sr-90 diletakkan pada jarak 50 cm
terhadap pencacah Geiger Muller, intensitas radiasinya bernilai 77 dan 95. Jadi
dapat disimpulkan bahwa karakteristik radiasi Sr-90 diudara adalah semakin jauh
jarak radioaktif maka semakin kecil intensitas radiasinya.
Percobaan kedua, radiasi pada bahan. Pada percobaan kedua ini,
memperlihatkan penurunan intensitas radiasi setelah melalui suatu medium
dengan ketebalan yang berbeda-beda. Pada percobaan ini, Sr-90 diletakkan pada
jarak 5 cm tepat didepan Geiger Muller, dengan penghalang aluminium
diletakkan diantara Sr-90 dan Geiger Muller. Pada percobaan pertama, dimana
tidak ada penghalang antara Sr-90 dan Geiger Muller, intensitas radiasinya
mencapai 6539 dan 6618. Namun pada saat diberi penghalang berupa aluminium
dengan ketebalan 0,5 mm, intensitas radiasinya hanya mencapai 4025, 4029 dan
3901. Kemudian, saat medium aluminium diganti dengan ketebalan 1,0 mm,
intensitas radiasinya menurun kembali menjadi 1882, 1879, dan 1899, dengan
jarak Sr-90 dan Geiger Muller dibuat tetap. Dari hal tersebut dapat terlihat bahwa
semakin tebal medium penghalang, maka intensitas radiasi akan terus menurun.
Pada percobaan ketiga, yaitu perbandingan bahan penyerap. Dengan
tebal medium yang sama yaitu 1,0 mm, diketahui bahwa intensitas radiasi
terbesar terjadi pada medium aluminium yaitu 1811, 1682 dan 1865. Sedangkan
intensitas radiasi terendah dialami oleh medium timah.
H. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut.
1. Jarak berhubungan dengan pencacahan sumber radioaktif semakin pendek.
2. Jarak sumber radioaktif dengan pencacah maka intensitas yang diperoleh
semakin besar dan sebaliknya jenis bahan mempengaruhi pencacahan sumber
radioaktif.
I. Daftar Pustaka
Belser, Arthur. 1987. Konsep Fisika Modern Edisi Ke Empat. Jakarta: Erlangga.
Krane, Kennet. 2008. Fisika Modern. Jakarta: UI Press.
Mulyono. 2003. Fisika Modern. Yogyakarta: UNY.
10