Professional Documents
Culture Documents
5035 8470 3 PB PDF
5035 8470 3 PB PDF
5035 8470 3 PB PDF
1
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia, Indonesia
Email: atika.ulfah@uii.ac.id
2
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia, Indonesia
Email: helmy_abe@yahoo.com
3
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia, Indonesia
Email: iqbalhqq@yahoo.com
ABSTRACT
The retrofitting of reinforced concrete structural elements required in case of material
degradation which results in decreased strength, stiffness, stability and resistance to
environmental conditions. One material that can be used to retrofit concrete structures is the
Carbon Fibre Reinforced Polymer (CFRP). Experimental research must be done toward the
influence of CFRP width variations to retrofit reinforced concrete beam flexural capacity after
damage. The specimen used for this research is a beam with 15x20x120 cm3 dimension. There
were three beams used and divided into two groups, Control Beam (BK) and Carbon Beam
(BC). These three beams were given a load until the first crack then had to retrofit with CFRP,
and was given a load again upon the beams finally fallout and the result of maximal load that
able to be supported by the beam is obtained. The research result shows that there is the
significant increase in the beam flexural strength. The wider CFRP used for retrofitting, the
greater beam flexural capacity increases. CFRP uses as retrofitting material in the beam
bending area also able to prevent a new crack in the bending area.
Keywords: carbon fibre reinforced polymer, CFRP width variation, retrofitting, the flexural
capacity, reinforced concrete beams
PENDAHULUAN Kerusakan yang terjadi pada struktur beton
bertulang dapat berupa retak pada balok dan
Struktur beton bertulang banyak digunakan
kolom, kolom patah atau miring dan balok
pada konstruksi bangunan gedung di
yang melengkung. Retak pada struktur beton
Indonesia, yaitu pada elemen balok, kolom ,
bertulang akan mengakibatkan tulangan baja
pelat maupun pondasi. Struktur bangunan
mengalami korosi karena pengaruh
yang telah direncanakan dengan baik dan
lingkungan seperti garam, bahan kimia dan
dibangun, terkadang setelah difungsikan
kelembaban, sehingga struktur mengalami
mempunyai beberapa permasalahan.
penurunan kekuatan, kekakuan, service life
Permasalahan tersebut dapat berkaitan
serta kegagalan beton yang pada akhirnya
dengan kegagalan dan kerusakan bangunan
dapat mengakibatkan kegagalan struktural
akibat masalah durability, kesalahan
(Gangarao dkk, 2007).
perencanaan dan pelaksanaan, overloading
akibat kenaikan beban karena perubahan Perbaikan atau perkuatan elemen-elemen
fungsi bangunan, dan penyebab khusus struktur diperlukan apabila terjadi degradasi
(gempa, banjir dan kebakaran). bahan yang berakibat tidak terpenuhi lagi
persyaratan-persyaratan yang bersifat teknik
yaitu : kekuatan (strength), kekakuan
Jamal, Bale, Haqiqi - Perilaku Lentur Perbaikan Balok Beton Bertulang dengan Variasi Lebar Carbon 154
Fibre...
ISSN 0853-8557
Sehingga akan menghasilkan Momen dengan Ts adalah resultan gaya tarik dari
sebesar: baja dan Tf adalah resultan gaya tarik dari
Af . fyf CFRP.
Jamal, Bale, Haqiqi - Perilaku Lentur Perbaikan Balok Beton Bertulang dengan Variasi Lebar Carbon 156
Fibre...
ISSN 0853-8557
Jamal, Bale, Haqiqi - Perilaku Lentur Perbaikan Balok Beton Bertulang dengan Variasi Lebar Carbon 158
Fibre...
ISSN 0853-8557
Keterangan:
: Pola retak pada balok sebelum diretrofitting dengan CFRP
: Pola retak pada balok setelah diretrofitting dengan CFRP
Gambar 9 Pola retak BK1 dan BC1
Keterangan:
: Pola retak pada balok sebelum diretrofitting dengan CFRP
: Pola retak pada balok setelah diretrofitting dengan CFRP
Gambar 10 Pola retak BK2 dan BC2
Keterangan:
: Pola retak pada balok sebelum diretrofitting dengan CFRP
: Pola retak pada balok setelah diretrofitting dengan CFRP
Gambar 11 Pola retak BK3 dan BC3
Gambar 9 menunjukan bahwa keretakan kerusakan yang banyak terjadi pada BK2
yang terjadi pada BK1 dan BC2. Pola adalah kerusakan lentur dengan panjang
keretakan BK1 adalah keretakan lentur retakan ±18cm dengan lebar retakan ±1cm
dengan panjang retakan ±20cm dan lebar dan tidak terdapat retak geser. Untuk pola
retakan sebesar ±8mm. Pada BK1 hanya retak yang terjadi pada BC2, terlihat banyak
terdapat 1 retak geser pada bagian sisi B muncul retakan geser baru didaerah tumpuan
balok dengan lebar retakan ±5mm. Untuk dengan lebar retakan ±8mm. Peningkatan
pola retak yang terjadi pada BC1, terlihat retak geser awal dengan lebar retakan
banyak muncul retakan geser baru didaerah sebelumnya ±8mm menjadi ±15mm dengan
tumpuan balok namun hanya retak rambut. panjang retakan ±20cm. Pelepasan mortar
Peningkatan retak awal dengan lebar retakan terjadi pada bagian tumpuan. Pada balok
sebelumnya ±8mm menjadi ±15mm dengan BC1 yang terjadi adalah kerusakan geser.
panjang retakan ±20cm. Pelepasan mortar
Gambar 11 menunjukkan pola keretakan
terjadi pada bagian pembebanan balok. Pada
BK3 dan BC3. Untuk pola retak yang terjadi
balok BC1 yang terjadi adalah kerusakan
pada BK3, kerusakan yang banyak terjadi
geser.
adalah kerusakan lentur dengan panjang
Gambar 10 menunjukkan pola keretakan retakan ±20cm dan tidak terdapat retak
yang terjadi pada pada BK2 dan BC2. geser. Sedangkan pola retak yang terjadi
Jamal, Bale, Haqiqi - Perilaku Lentur Perbaikan Balok Beton Bertulang dengan Variasi Lebar Carbon 160
Fibre...
ISSN 0853-8557
pada BC3 terlihat bahwa banyak muncul permukaan balok yang diberi epoxy.
retakan geser baru didaerah tumpuan dengan Permukaan balok yang licin mengakibatkan
lebar retakan ±2cm yang membuat epoxy tidak dapat bekerja secara maskimal.
pelesapasan mortar didaerah tumpuan
2. Bidang kontak yang kecil
hingga tulangan baja di dalannya terlihat.
Bidang kontak yang terjadi antara beton dan
Pada balok BC3 yang terjadi adalah
CFRP kurang luas karena terjadi hanya pada
kerusakan geser.
satu sisi permukaan saja, tidak sebagaimana
Berdasarkan pola keretakan balok uji pada antara tulangan baja dan beton yang
Gambar 8,9, dan 10 menunjukkan bahwa mempunyai bidang kontak pada seluruh luas
pola keretakan yang terjadi setelah balok permukaan tulangan, sehingga ikatan yang
diperbaiki dengan menggunakan CFRP dibutuhkan CFRP untuk menjadi satu
adalah retak geser. Hal ini dikarenakan kesatuan komposit dengan beton menjadi
CFRP hanya diletakkan di bagian tarik kurang sempurna. Sebagai contoh BC1 yang
balok, tidak menutupi seluruh bagian balok di-retrofitting dengan CFRP dengan lebar 5
termasuk di bagian geser balok. Penggunaan cm hanya dapat menahan beban maksimal
CFRP yang diletakkan di bagian tarik balok sebesar 127,2542 kN sedangkan BC3 yang
hanya dapat meningkatkan kapasitas lentur di retrofitting dengan CFRP dengan lebar 15
dari balok tersebut, sehingga balok cm dapat menahan beban maksimal sebesar
mengalami retak geser. 188,7094 kN sebelum terjadi debonding.
Pola Keruntuhan Balok 3. Permukaan CFRP licin.
Permukaan CFRP yang licin mengakibatkan
Pola keruntuhan yang terjadi pada balok
lekatan antara beton dan CFRP yang
BC1, BC2, dan BC3 adalah debonding
dibentuk oleh friksi akibat kekasaran
failure yaitu lepasnya ikatan antara
permukaan menjadi lemah, sehingga
permukaan balok beton dengan permukaan
akibatnya terjadi slip pada CFRP yang
pelat CFRP sebelum CFRP bekerja optimal.
memicu terjadinya debonding.
Debonding diawali dengan munculnya
banyak retak-retak geser didaerah geser KESIMPULAN
balok dekat dengan tumpuan. Debonding
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
pada CFRP bersifat brittle dibandingkan
dilakukan maka dapat diberikan
dengan debonding pada tulangan yang
berlangsung sedikit demi sedikit. Debonding beberapakesimpulan sebagai berikut.
terjadi karena beberapa faktor sebagai 1. Balok yang diperbaiki dengan CFRP
berikut. dapat menahan beban yang lebih besar
1. Kelemahan epoxy dengan lendutan yang lebih kecil.
2. Semakin lebar CFRP yang digunakan
Peranan bond (lekatan) sangat penting dalam
membentuk aksi komposit antara beton dan pada retrofitting, semakin besar pula
peningkatan kekuatan lentur balok.
CFRP. Bond antara beton dan CFRP
Lebar CFRP 5 cm dapat meningkatkan
dipengaruhi oleh epoxy yang digunakan,
sehingga tanpa adanya epoxy yang kuat kapasitas beban sebesar 60%, lebar 10
cm sebesar 123,38% dan lebar 15 cm
maka struktur komposit yang diharapkan
tidak terjadi. sebesar 140,25%.
3. Penggunaan CFRP sebagai bahan
Epoxy yang kurang kuat dapat diketahui dari retrofitting di bagian lentur balok juga
modulus elastisitas epoxy yang dipakai dapat menghambat munculnya retakan
sebesar E = 12000 MPa yang lebih kecil dari baru di daerah lentur akan tetapi karena
E beton yaitu sebesar 20000 MPa, sehingga kuat tarik CFRP sebesar 2800 MPa
terlihat bahwa epoxy lebih lemah dari beton. membuat kondisi balok tidak seimbang.
Selain itu, lekatan CFRP dan beton sangat Hal tersebut mengakibatkan balok
dipengaruhi oleh kekasaran bidang menjadi over reinforced.
4. Pola keruntuhan yang terjadi pada balok Universitas Andalas Padang 8 Mei
yang diretrofitting adalah terjadinya 2003.
debonding failure. Pangestuti,E.K., Nuroji., Antonius., (2006),
Pengaruh Penggunaan Carbon Fiber
REFERENCES
Reinforced Plate Terhadap Perilaku
American Concrete Institute., (2008), Lentur Struktur Balok Beton Bertulang,
Guide for the Design and PILAR Volume 15, Nomor 2,
Construction of Externally Bonded September 2006: halaman 86-94.
FRP Systems for Strengthening Parmo dan Taufikurrahman., (2014),
Concrete Structures (ACI 440.2R-08): Perbaikan Kekuatan dan Daktilitas
Reported by ACI Committee 440, Balok Beton Bertulang Menggunakan
ACI Committee 440. Glass Fibre Reinforced Polymer Strips,
Gangarao, H, Taly, N and Gangarao, H., Jurnal Ilmu Ilmu Teknik, Vol.X No.3,
(2007), Reinforced Concrete Design Universitas Wisnuwardhana, Malang.
with FRP Composite, CRC Press, Nawy, Edward., (2008), Beton Bertulang
Prancis. Suatu Pendekatan Dasar, PT. Refika
Kuringer, Rex., Sargand, Shad., Ball, Ryan., Aditama, Bandung.
Alam, Khairul., (2001), Analysis of Triwiyono,A., (2006), Perbaikan dan
Composite Reinforced Concrete Beams, Perkuatan Struktur Beton Pasca Gempa
Departement of Mechanical dengan FRP, Makalah Seminar
Engineering, Ohio University. Perkembangan Standard dan
Hartono, (2003), Perkuatan Struktur Beton Methodologi Konstruksi Tahan Gempa,
dengan FRP, Proceeding Advances on Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia,
Concrete Technology and Structures. Medan.
Jamal, Bale, Haqiqi - Perilaku Lentur Perbaikan Balok Beton Bertulang dengan Variasi Lebar Carbon 162
Fibre...