5035 8470 3 PB PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

ISSN 0853-8557

PERILAKU LENTUR PERBAIKAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN


VARIASI LEBAR CARBON FIBRE REINFORCED POLYMER
Atika Ulfah Jamal1, Helmy Akbar Bale2 and Iqbal Haqiqi3

1
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia, Indonesia
Email: atika.ulfah@uii.ac.id
2
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia, Indonesia
Email: helmy_abe@yahoo.com
3
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia, Indonesia
Email: iqbalhqq@yahoo.com

ABSTRACT
The retrofitting of reinforced concrete structural elements required in case of material
degradation which results in decreased strength, stiffness, stability and resistance to
environmental conditions. One material that can be used to retrofit concrete structures is the
Carbon Fibre Reinforced Polymer (CFRP). Experimental research must be done toward the
influence of CFRP width variations to retrofit reinforced concrete beam flexural capacity after
damage. The specimen used for this research is a beam with 15x20x120 cm3 dimension. There
were three beams used and divided into two groups, Control Beam (BK) and Carbon Beam
(BC). These three beams were given a load until the first crack then had to retrofit with CFRP,
and was given a load again upon the beams finally fallout and the result of maximal load that
able to be supported by the beam is obtained. The research result shows that there is the
significant increase in the beam flexural strength. The wider CFRP used for retrofitting, the
greater beam flexural capacity increases. CFRP uses as retrofitting material in the beam
bending area also able to prevent a new crack in the bending area.
Keywords: carbon fibre reinforced polymer, CFRP width variation, retrofitting, the flexural
capacity, reinforced concrete beams
PENDAHULUAN Kerusakan yang terjadi pada struktur beton
bertulang dapat berupa retak pada balok dan
Struktur beton bertulang banyak digunakan
kolom, kolom patah atau miring dan balok
pada konstruksi bangunan gedung di
yang melengkung. Retak pada struktur beton
Indonesia, yaitu pada elemen balok, kolom ,
bertulang akan mengakibatkan tulangan baja
pelat maupun pondasi. Struktur bangunan
mengalami korosi karena pengaruh
yang telah direncanakan dengan baik dan
lingkungan seperti garam, bahan kimia dan
dibangun, terkadang setelah difungsikan
kelembaban, sehingga struktur mengalami
mempunyai beberapa permasalahan.
penurunan kekuatan, kekakuan, service life
Permasalahan tersebut dapat berkaitan
serta kegagalan beton yang pada akhirnya
dengan kegagalan dan kerusakan bangunan
dapat mengakibatkan kegagalan struktural
akibat masalah durability, kesalahan
(Gangarao dkk, 2007).
perencanaan dan pelaksanaan, overloading
akibat kenaikan beban karena perubahan Perbaikan atau perkuatan elemen-elemen
fungsi bangunan, dan penyebab khusus struktur diperlukan apabila terjadi degradasi
(gempa, banjir dan kebakaran). bahan yang berakibat tidak terpenuhi lagi
persyaratan-persyaratan yang bersifat teknik
yaitu : kekuatan (strength), kekakuan

Jamal, Bale, Haqiqi - Perilaku Lentur Perbaikan Balok Beton Bertulang dengan Variasi Lebar Carbon 154
Fibre...
ISSN 0853-8557

(stiffnes), stabilitas (stability) dan ketahanan TINJAUAN PUSTAKA


terhadap kondisi lingkungan (durability)
Kuat Lentur Balok Beton Bertulang
(Triwiyono, 2006).
Tegangan lentur pada balok diakibatkan oleh
Salah satu metode perbaikan dan perkuatan
regangan yang timbul karena adanya beban
struktur beton adalah dengan menggunakan
luar. Apabila beban bertambah maka pada
Fibre Reinforced Polymer (FRP). FRP
balok akan terjadi deformasi dan regangan
mempunyai banyak jenis, antara lain adalah
tambahan yang mengakibatkan retak lentur
CFRP (Carbon Fiber Reinforced Polymer)
di sepanjang bentang balok. Bila beban
dan GFRP (Glass Fiber Reinforced
semakin bertambah, pada akhirnya terjadi
Polymer).
keruntuhan elemen struktur. Taraf
FRP adalah inovasi perkuatan komposit pembebanan yang demikian disebut keadaan
yang saat ini banyak digunakan sebagai limit dari keruntuhan pada lentur (Nawy,
perkuatan eksternal tambahan pada struktur 2008).
karena sifatnya setelah dipasang pada
Apabila kekuatan tarik beton telah
struktur beton mampu menghilangkan
terlampaui, maka beton mengalami retak
kekurangan beton yang getas menjadi
rambut. Oleh karena itu beton tidak dapat
struktur yang ductile (Parmo dan
meneruskan gaya tarik pada daerah retak,
Taufikurrahman, 2014).
sehingga seluruh gaya tarik yang timbul
Menurut Hartomo (2003), FRP memberikan ditahan oleh baja tulangan. Pada kondisi
keuntungan antara lain memberikan kuat tersebut, distribusi tegangan beton tekan
tarik yang tinggi, sangat ringan, pelaksanaan masih dianggap sebanding dengan nilai
lebih cepat, tidak memerlukan area kerja regangannya (Nawy, 2008).
yang luas, dan tidak mengalami korosi. Kuat
Balok yang diperkuat dengan CFRP akan
tarik FRP dapat mencapai 7-10 kali lebih
tinggi dari baja.
berbeda dalam proses analisisnya. Pada
umumnya, CFRP diletakkan di bagian
Penelitian Pangestuti dkk (2006) tarik balok beton bertulang yaitu di bagian
menyimpulkan bahwa penambahan pelat bawah balok tersebut. Penambahan CFRP
CFRP dengan lebar 50 mm dan tebal 0,8 pada akan menyebabkan bertambahnya
mm secara eksternal pada sepanjang balok gaya tarik pada balok (Gambar 1).
beton bertulang terhadap balok normal dapat Bertambahnya resultan gaya tarik akan
meningkatkan kuat lentur sebesar sebesar 49 berpengaruh terhadap kuat lentur dari
%, dan dapat meningkatkan kekakuan
beton bertulang tersebut. Penambahan
sebesar 68%, akan tetapi daktilitas turun
perkuatan FRP pada bagian tarik di
sebesar 73% dan lendutannya turun 77,6 %.
sepanjang balok akan meningkatkan kuat
Penelitian terkait lebar CFRP perlu lentur balok tersebut. (ACI-440.2R-
dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya 08,2008)
terhadap peningkatan kekuatan lentur dari
balok beton bertulang. Oleh karena itu, pada C = 0,85 . f’c . a . b
penelitian ini dilakukan kajian eksperimental Ts = As . fys
dengan menambahkan variasi lebar CFRP Tf = Af . fyf
yang diletakkan di bagian tarik balok beton Syarat keseimbangan gaya-gaya dalam
bertulang sebagai bahan retrofitting untuk penampang balok dengan CFRP :
mengetahui pengaruhnya terhadap perbaikan C=T
kekuatan lentur balok beton bertulang paska C = Ts + Tf
kerusakan. 0,85 . f’c . a . b = As . fys + Af . fyf

155 Jurnal Teknisia, Volume XX, No 2, November 2015


ISSN 0853-8557

Sehingga akan menghasilkan Momen dengan Ts adalah resultan gaya tarik dari
sebesar: baja dan Tf adalah resultan gaya tarik dari
Af . fyf CFRP.

Gambar 1 Diagram regangan tegangan untuk perkuatan FRP (ACI-440.2R-08,2008)


Carbon Fibre Reinforced Polymer (CFRP) modulus elastisitasnya lebih kecil dibanding
modulus elastisitas baja (Es = 200.000
Carbon fibre reinforced polymer (CFRP)
MPa).
merupakan bahan perkuatan lentur dan
dipasang pada permukaan bawah balok. Mekanisme Keruntuhan Balok Yang
Bahan yang dipakai adalah tipe Sika Diperkuat CFRP
Carbodur S508 dengan data teknis diambil
Menurut Kuriger et al (2001), pola
dari brosur dan merupakan data sekunder
keruntuhan pada struktur balok yang diberi
dari PT Sika Nusa Pratama selaku produsen.
CFRP dapat dibedakan menjadi tiga jenis
Tegangan tariknya sebesar > 2800 MPa
yaitu: keruntuhan geser, debonding failure,
dengan modulus elastisitas (E) sebesar
dan keruntuhan pada CFRP seperti yang
165000 MPa sedang tegangan tarik saat
telihat pada Gambar 2. Dari ketiga jenis
putus sebesar 3100 MPa. Spesifikasi data
keruntuhan tersebut maka yang dikehendaki
teknis CFRP yang dipakai dapat dilihat pada
adalah keruntuhan pada CFRP terlebih
Tabel 1.
dahulu (CFRP rupture), karena dengan
Tabel 1 Karakteristik CFRP demikian seluruh kekuatan CFRP dapat
bekerja secara optimal.
Properties CFRP
Kuat Tarik 2800 MPa
Modulus – E 165.000 Mpa
Εcu >1,7%
Tebal / lebar 0,8 mm / 50 mm
Berat isi 1,50 g/cm3
Sumber: Sika Technical Data Sheet 2005
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa Gambar 2 Mekanisme Keruntuhan balok
bila dibandingkan dengan tulangan baja, beton bertulang dengan CFRP
maka CFRP mempunyai kuat tarik yang (Kuringer et al, 2001)
cukup tinggi dan berat yang lebih ringan dari
baja, akan tetapi lebih lunak dari baja karena

Jamal, Bale, Haqiqi - Perilaku Lentur Perbaikan Balok Beton Bertulang dengan Variasi Lebar Carbon 156
Fibre...
ISSN 0853-8557

METODE PENELITIAN menjadi 2 beban terpusat dengan jarak


sepertiga bentang seperti yang terlihat pada
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Gambar 3 dan setting-up pengujian dapat
Bahan Konstruksi Teknik, Program Studi
diihat pada Gambar 4. Pembebanan
Teknik Sipil, FTSP, UII. Pada penelitian ini
dilakukan dalam dua tahap yaitu:
dipergunakan 3 buah balok beton bertulang
dengan ukuran 15cm x 20cm x 120cm dan 1. tahap I : balok BK dibebani hingga
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu Balok mencapai retak pertama (first crack)
Kontrol (BK) dan Balok Carbon (BC). kemudian pembebanan dihentikan,
Konfigurasi penulangan dan posisi dan
pembebanan dapat dilihat pada Gambar 3. 2. tahap II: setelah balok diretrofitting
Pembebanan yang diberikan pada balok dengan CFRP, balok BC kembali
adalah beban titik yang distribusikan diberi beban hingga runtuh.

Gambar 3 Konfigurasi penulangan dan penempatan beban pada benda uji

Gambar 4 Setting-up pengujian


Bahan CFRP yang digunakan adalah type Posisi pemasangan Carbon Fibre Reinforced
Sika Carbodur S512/80 dan perekat yang Polymer seperti yang dapat dilihat pada
digunakan adalah epoxy Sikadur 30. Gambar 5-7 berikut.
Berdasarkan hasil uji kuat tekan silinder
ukuran 150 mm x 30 mm, mutu beton (f’c)
yang digunakan pada penelitian ini adalah
sebesar 27,77 MPa. Tulangan tarik dan
tekan menggunakan baja polos berdiameter Gambar 5 Posisi pemasangan CFRP dengan
10 mm dengan fy = 315 MPa, sedangkan lebar 5 cm pada BC1
tulangan sengkang menggunakan baja polos
berdiameter 8 mm dengan fys = 376 MPa.

157 Jurnal Teknisia, Volume XX, No 2, November 2015


ISSN 0853-8557

Tabel 3 Lendutan dan beban maksimum


balok setelah diretrofitting
Benda No Lendutan Beban
Gambar 6 Posisi pemasangan CFRP dengan Uji LVDT (mm) (kN)
lebar 10 cm pada BC2 1 6,65
BC1 2 8,10 127,2542
3 6,06
1 12,68
Gambar 7 Posisi pemasangan CFRP dengan BC2 2 16,31 178,3521
lebar 15 cm pada BC3 3 13,92
HASIL PENELITIAN DAN 1 9,53
PEMBAHASAN BC3 2 11,64 188,7094
3 8,62
Beban dan Lendutan Dari Tabel 3 dapat dilihat pada BC1 terjadi
Pada penelitian ini, pengujian awal lendutan sebesar 8,10 mm pada beban
dilakukan dengan memberikan beban pada maksimum 127,2542 kN, pada BC2 terjadi
benda uji sampai terjadi retak pertama (first lendutan sebesar 16,31 mm pada beban
crack). Nilai lendutan dan beban pada saat maksimum 178,3521 kN, dan pada BC3
first crack hasil pengujian dapat dilihat pada terjadi lendutan sebesar 11,64mm pada
Tabel 2. Dari Tabel 2 dapat dilihat besar beban maksimum 188,7094 kN.
beban dan lendutan saat first crack pada Berdasarkan Tabel 2 dan 3 terlihat bahwa
BK1 pada adalah sebesar 72,2416 kN dan balok yang diretrofiiting menggunakan
lendutan sebesar 8,07 mm, BK2 pada beban CFRP dapat menerima beban yang lebih
79,8396 kN terjadi lendutan sebesar 10,18 besar dengan lendutan yang terjadi lebih
mm dan BK3 pada beban 78,5468 kN terjadi kecil.
lendutan sebesar 10,85 mm.
Gambar 8 menunjukkan hubungan beban
Tabel 2 Lendutan dan beban pada saat first dan lendutan hasil pengujian 6 benda uji.
crack Berdasarkan gambar 8 terlihat bahwa terjadi
Benda No Lendutan Beban peningkatan kapasitas beban pada benda uji
Uji LVDT (mm) (kN) yang telah diperbaiki menggunakan CFRP.
1 7,07 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
BK1 2 8,07 75,2416 peningkatan kapasitas beban yang dapat
3 7,76 ditahan oleh balok cukup signifikan. BK1
1 9,70 yang sebelumnya hanya dapat menahan
BK2 2 10,18 79,8395 beban sebesar 78,5486 kN setelah di
retrofitting dengan CFRP BC1 dapat
3 8,20
menahan beban sebesar 127,2542 kN
1 10,34
meningkat 62,00%. BK2 yang sebelumnya
BK3 2 10,85 78,5468
hanya dapat menahan beban sebesar 79,8395
3 10,68 kN setelah di retrofitting dengan CFRP BC2
dapat menahan beban sebesar 178,3521 kN
Nilai lendutan dan beban hasil pengujian meningkat 123,38%. BK3 yang sebelumnya
pada balok yang telah diretrofitting hanya dapat menahan beban sebesar 78,5468
menggunakan CFRP dengan variasi lebar kN setelah di retrofitting dengan CFRP BC3
CFRP dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. dapat menahan beban sebesar 188,7094 kN
meningkat 140,25%.

Jamal, Bale, Haqiqi - Perilaku Lentur Perbaikan Balok Beton Bertulang dengan Variasi Lebar Carbon 158
Fibre...
ISSN 0853-8557

Gambar 8 Kurva hubungan beban dan lendutan hasil pengujian


Pola Keretakan Balok Uji telah terjadi retak halus sebelumnya. Retak
lentur terjadi pada daerah momen terbesar,
Pola retak yang terjadi pada balok adalah
yaitu sekitar tengah bentang tepatnya berada
berupa retak lentur dan retak geser. Pada
pada daerah dua beban titik diberikan.
pengujian yang telah dilakukan, retak-retak
yang terjadi pada benda uji umumnya Pola retak hasil pengujian pada BK1, BK 2
diawali dengan retak halus pada sisi bawah dan BK 3 dapat dilihat pada Gambar 9, 10
benda uji yaitu sisi tarik dari penampang lalu dan 11.
diikuti dengan retak lentur pada sisi yang

Keterangan:
: Pola retak pada balok sebelum diretrofitting dengan CFRP
: Pola retak pada balok setelah diretrofitting dengan CFRP
Gambar 9 Pola retak BK1 dan BC1

159 Jurnal Teknisia, Volume XX, No 2, November 2015


ISSN 0853-8557

Keterangan:
: Pola retak pada balok sebelum diretrofitting dengan CFRP
: Pola retak pada balok setelah diretrofitting dengan CFRP
Gambar 10 Pola retak BK2 dan BC2

Keterangan:
: Pola retak pada balok sebelum diretrofitting dengan CFRP
: Pola retak pada balok setelah diretrofitting dengan CFRP
Gambar 11 Pola retak BK3 dan BC3
Gambar 9 menunjukan bahwa keretakan kerusakan yang banyak terjadi pada BK2
yang terjadi pada BK1 dan BC2. Pola adalah kerusakan lentur dengan panjang
keretakan BK1 adalah keretakan lentur retakan ±18cm dengan lebar retakan ±1cm
dengan panjang retakan ±20cm dan lebar dan tidak terdapat retak geser. Untuk pola
retakan sebesar ±8mm. Pada BK1 hanya retak yang terjadi pada BC2, terlihat banyak
terdapat 1 retak geser pada bagian sisi B muncul retakan geser baru didaerah tumpuan
balok dengan lebar retakan ±5mm. Untuk dengan lebar retakan ±8mm. Peningkatan
pola retak yang terjadi pada BC1, terlihat retak geser awal dengan lebar retakan
banyak muncul retakan geser baru didaerah sebelumnya ±8mm menjadi ±15mm dengan
tumpuan balok namun hanya retak rambut. panjang retakan ±20cm. Pelepasan mortar
Peningkatan retak awal dengan lebar retakan terjadi pada bagian tumpuan. Pada balok
sebelumnya ±8mm menjadi ±15mm dengan BC1 yang terjadi adalah kerusakan geser.
panjang retakan ±20cm. Pelepasan mortar
Gambar 11 menunjukkan pola keretakan
terjadi pada bagian pembebanan balok. Pada
BK3 dan BC3. Untuk pola retak yang terjadi
balok BC1 yang terjadi adalah kerusakan
pada BK3, kerusakan yang banyak terjadi
geser.
adalah kerusakan lentur dengan panjang
Gambar 10 menunjukkan pola keretakan retakan ±20cm dan tidak terdapat retak
yang terjadi pada pada BK2 dan BC2. geser. Sedangkan pola retak yang terjadi

Jamal, Bale, Haqiqi - Perilaku Lentur Perbaikan Balok Beton Bertulang dengan Variasi Lebar Carbon 160
Fibre...
ISSN 0853-8557

pada BC3 terlihat bahwa banyak muncul permukaan balok yang diberi epoxy.
retakan geser baru didaerah tumpuan dengan Permukaan balok yang licin mengakibatkan
lebar retakan ±2cm yang membuat epoxy tidak dapat bekerja secara maskimal.
pelesapasan mortar didaerah tumpuan
2. Bidang kontak yang kecil
hingga tulangan baja di dalannya terlihat.
Bidang kontak yang terjadi antara beton dan
Pada balok BC3 yang terjadi adalah
CFRP kurang luas karena terjadi hanya pada
kerusakan geser.
satu sisi permukaan saja, tidak sebagaimana
Berdasarkan pola keretakan balok uji pada antara tulangan baja dan beton yang
Gambar 8,9, dan 10 menunjukkan bahwa mempunyai bidang kontak pada seluruh luas
pola keretakan yang terjadi setelah balok permukaan tulangan, sehingga ikatan yang
diperbaiki dengan menggunakan CFRP dibutuhkan CFRP untuk menjadi satu
adalah retak geser. Hal ini dikarenakan kesatuan komposit dengan beton menjadi
CFRP hanya diletakkan di bagian tarik kurang sempurna. Sebagai contoh BC1 yang
balok, tidak menutupi seluruh bagian balok di-retrofitting dengan CFRP dengan lebar 5
termasuk di bagian geser balok. Penggunaan cm hanya dapat menahan beban maksimal
CFRP yang diletakkan di bagian tarik balok sebesar 127,2542 kN sedangkan BC3 yang
hanya dapat meningkatkan kapasitas lentur di retrofitting dengan CFRP dengan lebar 15
dari balok tersebut, sehingga balok cm dapat menahan beban maksimal sebesar
mengalami retak geser. 188,7094 kN sebelum terjadi debonding.
Pola Keruntuhan Balok 3. Permukaan CFRP licin.
Permukaan CFRP yang licin mengakibatkan
Pola keruntuhan yang terjadi pada balok
lekatan antara beton dan CFRP yang
BC1, BC2, dan BC3 adalah debonding
dibentuk oleh friksi akibat kekasaran
failure yaitu lepasnya ikatan antara
permukaan menjadi lemah, sehingga
permukaan balok beton dengan permukaan
akibatnya terjadi slip pada CFRP yang
pelat CFRP sebelum CFRP bekerja optimal.
memicu terjadinya debonding.
Debonding diawali dengan munculnya
banyak retak-retak geser didaerah geser KESIMPULAN
balok dekat dengan tumpuan. Debonding
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
pada CFRP bersifat brittle dibandingkan
dilakukan maka dapat diberikan
dengan debonding pada tulangan yang
berlangsung sedikit demi sedikit. Debonding beberapakesimpulan sebagai berikut.
terjadi karena beberapa faktor sebagai 1. Balok yang diperbaiki dengan CFRP
berikut. dapat menahan beban yang lebih besar
1. Kelemahan epoxy dengan lendutan yang lebih kecil.
2. Semakin lebar CFRP yang digunakan
Peranan bond (lekatan) sangat penting dalam
membentuk aksi komposit antara beton dan pada retrofitting, semakin besar pula
peningkatan kekuatan lentur balok.
CFRP. Bond antara beton dan CFRP
Lebar CFRP 5 cm dapat meningkatkan
dipengaruhi oleh epoxy yang digunakan,
sehingga tanpa adanya epoxy yang kuat kapasitas beban sebesar 60%, lebar 10
cm sebesar 123,38% dan lebar 15 cm
maka struktur komposit yang diharapkan
tidak terjadi. sebesar 140,25%.
3. Penggunaan CFRP sebagai bahan
Epoxy yang kurang kuat dapat diketahui dari retrofitting di bagian lentur balok juga
modulus elastisitas epoxy yang dipakai dapat menghambat munculnya retakan
sebesar E = 12000 MPa yang lebih kecil dari baru di daerah lentur akan tetapi karena
E beton yaitu sebesar 20000 MPa, sehingga kuat tarik CFRP sebesar 2800 MPa
terlihat bahwa epoxy lebih lemah dari beton. membuat kondisi balok tidak seimbang.
Selain itu, lekatan CFRP dan beton sangat Hal tersebut mengakibatkan balok
dipengaruhi oleh kekasaran bidang menjadi over reinforced.

161 Jurnal Teknisia, Volume XX, No 2, November 2015


ISSN 0853-8557

4. Pola keruntuhan yang terjadi pada balok Universitas Andalas Padang 8 Mei
yang diretrofitting adalah terjadinya 2003.
debonding failure. Pangestuti,E.K., Nuroji., Antonius., (2006),
Pengaruh Penggunaan Carbon Fiber
REFERENCES
Reinforced Plate Terhadap Perilaku
American Concrete Institute., (2008), Lentur Struktur Balok Beton Bertulang,
Guide for the Design and PILAR Volume 15, Nomor 2,
Construction of Externally Bonded September 2006: halaman 86-94.
FRP Systems for Strengthening Parmo dan Taufikurrahman., (2014),
Concrete Structures (ACI 440.2R-08): Perbaikan Kekuatan dan Daktilitas
Reported by ACI Committee 440, Balok Beton Bertulang Menggunakan
ACI Committee 440. Glass Fibre Reinforced Polymer Strips,
Gangarao, H, Taly, N and Gangarao, H., Jurnal Ilmu Ilmu Teknik, Vol.X No.3,
(2007), Reinforced Concrete Design Universitas Wisnuwardhana, Malang.
with FRP Composite, CRC Press, Nawy, Edward., (2008), Beton Bertulang
Prancis. Suatu Pendekatan Dasar, PT. Refika
Kuringer, Rex., Sargand, Shad., Ball, Ryan., Aditama, Bandung.
Alam, Khairul., (2001), Analysis of Triwiyono,A., (2006), Perbaikan dan
Composite Reinforced Concrete Beams, Perkuatan Struktur Beton Pasca Gempa
Departement of Mechanical dengan FRP, Makalah Seminar
Engineering, Ohio University. Perkembangan Standard dan
Hartono, (2003), Perkuatan Struktur Beton Methodologi Konstruksi Tahan Gempa,
dengan FRP, Proceeding Advances on Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia,
Concrete Technology and Structures. Medan.

Jamal, Bale, Haqiqi - Perilaku Lentur Perbaikan Balok Beton Bertulang dengan Variasi Lebar Carbon 162
Fibre...

You might also like