Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 20
Dosen Jurusan Sipil FTS! Abstrak Tela banyak dilakukan pembuatan beton dan juga pemberian admixture dalam rangka men: beton, Pada kesempatan ini akan dilakukan penelitian menggunakan bahan tambah super plast ‘ujuannya meningkatkan kuat tekan beton. ‘Studi yang dilakukan meliputi 4 type campuran, Kemudian untuk setigp type dilakukan pengecekan ddan pengujian workability, slump loss, setting time. Mix design memakai mutu beton K350 (fe= 29MPa) ddan ditambahkan super plasticizer ke dalam campuran beton tersebut dengan komposisi_ plasticizer Iiterim? beton , 2 liter /m3 beton dan 3 liter /m3 beton kemudian dibuatkan benda uji silinder serta Komposisi beton dengan Admixture Type F 2lum. > Komposisi Beton dengan Admixture Type F 3lum3. Jumlah sample yang akan dibuat adalah 24 bua silinder. 8. Pada tahap akhir akan dilakukan analisa dan evaluasi—terhadap —hasil—pengujian laboratorium tanpa admixture 2. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 PENGERTIAN UMUM BETON. Beton merupakan bahan gabungan dari ‘material-material pembentuknya. Bahan-bahan ppembentuk beton secara garis besarnya dibagi ‘menjadi dua macam, yaitu bahan dasar dan bahan tambahan. Bahan dasar pembentuk beton LAM adalah semen yang diperlukan sebagai bahan pengikat agregat halus dapat berupa pasir alam atau dapat juga berupa abu batu dan agregat kasar dapat berupa batu yang ukurannnya sesuai dengan standar atau berupa batu pecah (split) setta air yang apabila dicampur dengan semen akan mengadakan ikatan dan pengerasan dengan diikuti dengan pelepasanpanas (Hidrast). Suga dipakaibakan tambahan (admixture) yang dicampur pada saat pembustan beton untuk mencapai tujuan tertentu 22 SIFAT BETON. Sifut-sifat dari beton sangat banyak dan bervariasi, sehingga tidak mungkin diuraikan secara keseluruhan, untuk itu hanya akan iuraikan sifat utamanya saja. Sifat ulama dari bbeton antara lain Kekuatan (strength), sifat mudah dikerjakan (WVorkabiluy).dan Daya tahan (Durability) 22.1. KEKUATAN (STRENGTH) Pada setiap rancangan campuran beton, keekuatan tekan dari beton harus_memenuhi Kekutan tekan karatcrstik yang. disyaratken, ddimana Kekuatan karateristik adalah nilai dari keekuatan beton dimana dari sejumlah besar benda uji, kekuatan tekan yang kurang dari nila terebut hanya terbatas sampai 5% saja (PBI 1971), Pengetesan kekuatan beton dilaksanakan pada usia 28 hari. Tetapi untuk tujuan tertentu atau pengontrolan jpengujian terhadap kekuatan tekan dapat ilaksanakan lebih awal dengan mengadakan faktor Koreksi terhadap usia beton (label 4.1.4. PBI 1971), Dengan demikian waktu yang diperlukan untuk mengetahui kuat tekan bbeton dapat lebih awal dan diadakan koreksi lebih dint apabila kekuatan beton tidak sesuai dengan yang diinginkan, 130 Faktor-fiktor yang mempengaruhiterhadap mut beton adalah: * Perbandingan ait semen (W/C). * Jenisagregat dan gradasinya. * Jenis semen yang dipak + Perbandingan agregat_halus terhadap total agregat. + Penggunaan bahan tambahan * Perawatansetelah pengecoran. + Kandungan udara dalam beton + Usia beton, + Metode pencampuran dan pemadatan Penggunaan air yang. sedikit_ pada ‘eampuran beton akan meningkatkan Kuat kan beton, namun pengerjaannya (workability) lebih sult dan juga harus diperhatikan apakah jum sir yang dicampurkan cukup untuk menghidrasi semen seearasempuma. Pada masalah ppengerjaan dapat diatsi dengan bahan tambahan {admixture). Dan juga harus diperhatikan adalah lamanya peagadukan, perulatan, absorbs, bentuk dari agrezat,temperatur dan Iainlain karen ini semua mengurangi jumlah air yang diperlokan ‘untuk proses hldrasi. 22.2 MUDAH DIKERJAKAN (WORKABILITY)). Kata workability atau kelecakan dipakai ‘menggambarkan kemudahan beton untuk dapat sikerjakan emudahan dalam hal transportasi_, pembentukan dan pemadatan Newman menambahkan—bahwa_rumusan rrkabilty.sekurang-kurangnya harus mewakili juga sift, yaitu : 1. Kompaktibiliy, kemudahan beton untuk dapat dipadatkan sehingga rongga-rongga tudara dapat dihilangkan. 2, Stabilitas, kemampuan beton untuk tetap sebagai mase yang homogen, koheren dan stabil selama dikerjakan dan dikerjakan tanpa terjadi segregasi 3. Mobilitas, Kemudahan dimana beton dapat ‘mudah mengalir kedalam cetakan disckitar tulangan, Pengetesan-pengetesan yang dilakukan dalam smengukur Kelecakan antara lain Slump Test , Compacting Test, remolding Test, dan lain-tain. Tetapi yang, paling sering dipakai dilndonesia adalah Slump Test. Kelecakan tergantung pada jumiah air (Perbandingan air terhadap semen), proporsi agregat, silatsifat agregat , waktu dan subu dan juga penggunaan admixture, 2.2.2.1, Perbandingan jumlah air thd semen. Peningkatan jumlah air akan meningkatkan kemudahan dalam pengerjaan dan pemadatan, tetapi akan mereduksi Kekuatan dan juga dapat ‘mengakibatkan segregasi dan bleeding. Pada umumnya setiap partikel yang digunakan dalam beton membutuhkan air supaya plasis, sehingga mudah dikerjakan, Penambahan air hharuslah cukup terserap pada permukaan partkel, kemudian mengisi rongga antar partikel. Pada partikel yang halus yang memilikiluas ‘permukaan besar sehingga diperlukan air yang banyak, dilain pihak beton tanpa partikel halus tidak akan meneapai platis Segregasi adalah pemisahan_komponen- kkomponen beton segar yang menghasilkan ‘eampuran yang tidak uniform. Ada dua type ppemisahan, yaity pengumpulan partikel-partikel berat Kedasar dan pemisahan agregat kasar dari ‘ubuh beton. Faktor-faktor yang menyebabkan segregasi menurut Popovic ada 1. Proporsi partkel besa. 2. Spesific grafty agregat kasar yang lebih besar dari agregathalus. 3. Perubahan bentuk partikel dari halus dan bbulat Kekasar dan tidak beraturan, 4, Jumlah bahan pengikat yang sedikit. 5. Campuran yang terlalu basah atau kering. Bleeding didefinisikan sebagai keluarnya air pada permukaan beton sesudah pencampuran {etapi_belum terjadipengikatan. Air adalah Komponen paling ringan memisah dari beton Bleeding adalah bentuk dati Segregasi. Bleeding disebabkan oleh partkel-partikel agregat dalam beton tidak mampu menahan ar. 2.2.22. Proporsi agregat ‘Ada dua faktor penting efek agregat terhadap Ketecakan yaitu jumlah agregat dan Perbandingan agregat halus dan kasar. Untuk perbandingan air semen Konstan, peningkatan perbandingan agreagat terhadap semen menurunkan Kelecakan. Kekurangan agregat halus menyebabkan campuran kasar, dapat terjadi—Segregasi dan sukat dikerjakan, 2.2.23.Sifat-sifut Agregat Tidak hanya cukup untuk melihat perbandingan kasar dan halus dari agregat Pasir yang berbeda memiliki kelakuan yang berbeda sebab terdapat distribusi partikel Bentuk dan texture dari partikel juga ‘mempengaruhi kelecakan, ‘Semakin partikel mendekati bentuk speris. makin mudah dikerjakan, Sperikal partikel memiliki perbandingan—luas permukaan berbanding volume yang Kecil sehingga memerlukan sedikit mortar untuk melapisi partikel, Sedang untuk bentuk pipih dan memanjang memerlukan lebih. banyak air dan semen untuk membasahi permukaan Porositas juga mempengaruhi kelecakan Jka agregat hanya mampu menyerap ait sedikit maka kelecakanny@ rendah. 2.2.2.4,Waktu dan Subu Peningkatan suhu akan -menurunkan kelecakan. —Pengaruh—suhu akan ‘meningkatkan laju penguapan dan hhidrasi. Jedi diperlukan jumlzh air yang tel banyak untuk kelecakan yang same, Dilan pihak ada pendapat yang mengatakan bahwa untuk waktu singkat Kelecakan tidak dipengaruhi oleh suhu. 2.2.2.5.Penggunaan Admixture Mineral Admixture sering digunakan untuk menambah agregat halus pada campuran yang kasar, Karena digunakan sebagai penigganti semen, maka ia memiliki Pengaruh yang sedikit terhadap kelecakan, Air entrainin, Water reducing dan set retarding admixture akan meningkatkan Kelecakan, 22.3, DAYA TAHAN (DURABILITY), Daya tahan beton merupakan sifat 4éimana beton hatus tahan terhadap pengaruh luar selama pelayanan. Sifat dari daya tahan beton ‘dapat dibedakan dalam beberapa hal, diantaranya ‘+ Tahan tethadap pengaruh cuaca, Pengaruh cuaca panas dan dingin atau basah dan kering sertapolusiudara, akan menimbulkan —perubahan waa dan kerusakan-kerusakan Iainnya pada permukaan beton: * Tahan tethadap pengaruh kimia. ‘Agresi zat kimia bail dari dalam maupun dari luar beton dapat mengakibatkan kerusakan pada beton sebagian atau secara keseluruhan, seperti agresi sulfat, air laut, ddan lain-lain. Kerusakan ini disebabkan ‘arena terjadinya reaksi kimia antara alkali semen dengan zal-zat kimia tersebut, + Tahan tethadap erosi Erosi ini disebabkan oleh gerakan air yang mengalir dengan cepat, seperti arus sungai, ‘hempasan gelombang atau hempasan angin vyang kat. 23 MATERIAL PEMBENTUK BETON. ‘Material pembentuk beton berupa semen sebagai bahan pengikat, agregat halus, agrepat kasar, dan air, serta bahan tambahan (admisture) untuk tujuan fertent, 23.1 SEMEN Semen portland atau biasa disebut. semen iproduksi pertama kali oleh Jhoseph Aspdin pada tahun 1824 dengan cara memanaskan eampuran tanah fiat (mengandung silika dan ‘lumunium) bersama Kapur dalam suaty dapur sampaisuhu yang cukup tinggi untuk ‘menghilangkan gas asam karbon, 23.22. AGREGAT Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan campuran _beton. Agregat ini menempati porsi sebanyak 60%- 75% dari volume total beton. Oleh Karena ity perlu perhatian yang cukup terhadap bahan arena sifa-sifatnya -mempengaruhi tethedap bbeton yang dihasilkan, Cara membedakan jenis agregat yang paling banyak difakukan falah dengan berdasarkan pada ‘ukuran butiran, Pada teknologi beton nilai batas antara agregat kasar dan halus adalah 4,75 mm, ‘Agregat dengan ukuran lebih besar dati 4,75 mm digoiongkan dalam agregat kasar dan yang lebih kecil atau sama dengan 4.75 mm disebut agregat hhalus. Agregat kasar dapat berupa batu bulat ataupun batu pecah (split) dan agregat halus biasa disebut pasir. 232.1 AGREGAT HALUS “Agregat halus dapat berupa pasit alam, pasir dari asl olahan atau gabungan dari keduanye, Persyaratan mutu berdasarkan ASTM C33- £86 dan berdasarkan Sit 0052-80 yang keduanya ntumkan dalam PBI 89 adalah sebagai berikut : 1) Kadar lumpur atau bagian butir yang lebih kecil dari 75 mikron (ayakan no, 200) dalam Persen. Berat_maksimum dimana untuk beton yang mengalami abrasi disyaratkan maksimum 3,0% dan untuk jenis beton lain disyaratkan 5,0%. 2) Kadar gumpalan tanah liat dan partkel yang, ‘mudah direpikan maksimum 3,0%. 3) Kandungan arang dan lignit bila tampak ermukaan beton dipandang _penting andungan maksimum 0,5 % dan untuk beton jenis lain 1,0 %. 4) Agregat halus bebas dari pengotoran zat corganik yang merugikan beton. Bila di dengan larutan NaOH dan dibandingkan dengan wama standart atau pembanding tidak lebih tua dari wama standart atau arma pembanding. Jka warna tersebut lebih tua maka agregat tersebut harus ditolak kecuali apabila : ‘Ukuran Tobang Prosentase lolos ayakan (mm) kumulatit 95 100 47s 95-100 236 80-100 Lis 50-83 06 25-60 03 1030 ois 2-10 4 Warma lebih twa timbul oleh adanya sedikit arang, lignit atau sejenisnya. ». Diuji dengan cara melakukan percobaan pperbandingan kuet tekan yang memakai ‘agregat tersebut dengan kuat tekan yang menggunakan pasir standart —silika, ‘menunjukkan nilai kuat tekan mortar tidak kurang dari 95% kuat tekan mortar ‘memakai pasir standart. Uji kuat tekan mortar harus dilakukan sesuai dengan ASTM C- 87. 5). Agregat halus yang akan dibuat beton dan ‘mengalami basah dan lembab terus menerus ‘atau akan berhubungan dengan tanah basah, tidak boleh mengandung bahan yang bersifat reaktif terhadap alkali dalam semen, yang Jumlahnyacukup dapat _menimbalkan pemuaian yang berlebihan didalam mortar atau beton, Agregat yang reaktif techadap alkali boleh dipakai untuk membuat beton dengan semen yang kadar alkalinya dihiuing sebagai setara dengan Natrium Oksida (Na,0 + 0.658 K,0) tidak lebih dari 0,6% ‘atau dengan penambahan bahan yang dapat mencegah terjadinyapemuaian yang membahayakan arena reaksi dari alkali «dengan kandungan agregat tersebut. 6). Sifat kekal diyji dengan larutan garam sulfat a. Jika dipakai natrium sulfat begian yang hhancur maksimum 10%, ika dipakai magnesium sulfat_ bagi ‘yang hancur maksimum 15 %. 7). Agregat halus harus mempunyai susunan butiran berdasarkan ASTM C33-57 : b. ‘Tabel 2.1. Modulus kehalusan (Fineness Modulus) ‘abel 2.2. Prosentase lolos ayakan. Pasir TR | pase | PAE | PE | Pasir B| kosar | g2nk | R86 | halus lubang | HAS | kasar | halus | pots, ayakan | PPS | Daera | daera | PAV? (mm) hn_| nu ‘95 [100 | 100 | 100 47s | 90- | 90- | 95- 236 | 100 | 100 | 100 1.18 | 60.95] 75. | 85. 06 | 30-70} 100 | 100 03 | 15-34] 55-90 | 75. ois | $-10 | 35-59 | 100 0-10 | 830 | 60-79 o-10 | 12-40 0-10 23.22 AGREGAT KASAR ‘Agregat kasar dapat berupa batu kerikil (koral) yang sesuai dengan yang disyaratkan ataupun berupa batu pecah (split) Syarat-syarat agregatkasar_berdasarkan Peraturan Beton Indonesia (PBI' 71) adalah sebagai berikut : 1. Agregat kasar untuk befon dapat berupa kerikil (Koral) sebagai hasil pembentukan lami dari batuan atau berupa batu pecah (Split) yang diperoleh dari pemecah batu ‘Agegat kasar adalah agregat yang ukuran ‘butiran lebih besar dari Sm. 2. Agregat kasar tak boleh berpori dan terdiri falas batuan eras. Agregat kasar yang ‘mengandung butir-butir pipih dapat dipakai asalkan jumlahnya tidak melebihi dari 20% dari berat total agregat. Butir-butir agregat kasar_harus bersilat kekal artinya tak peeah atau hancur oleh pengaruh terik matahari ataupun hujan 3. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dari berat kering dan tidak boleh ~mengandung zat-zat yang ‘merusak beton. Yang dimaksud dengan lumpur adalah bagian-bagian yang melewati ayakan 0,063 mm (No.200). Apabila kadar lumpur lebih dari 1% maka agregat terscbut harus dicuci, 4. Kekerasan dari butiran-butiran agregat kasar siperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff dengan beban penguji 20 ton, dengan mana hharus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut ‘* Tak terjadi pembubukan sampal fraksi 9,5~ 19 mm lebih dari 24 % berat. ‘© Tak terjadi pembubukan sampai fraksi 19— 30 mm lebih dari 22% berat. Kekerasan ‘apat diketahui dengan mesin pengaus Los Angles dimana tidak terjadi kehilangan berat hingga 50%. 5. Besar butir agregat maksimum, tidak boleh lebih besar dari 1/5 jarak terkecil bidang- bidang samping dari cetakan, 1/3 tebal pelat atau %- dari jarak bersih minimum dari tulangan-tulangan. Penggunaan agregat kasar _mempengaruhi elecakan adukan beton. Jika agregat yang digunakan terlalu banyak, akan ‘erjadi pemisahan-pemisahan karena pasta semen tidak cukup untuk melekatkan butiran-butiran tersebut. Hal ini’ menyebabkan beton sult dipadatkan rmengkibatkan beton yang dihasilkan menjadi keropos. Oleh sebab itu diperiukan suatu pemakaian agregat yang optimal. Bentuk —permukaan—agregat_—sangat mempengaruhi terhadap mutu yang dihasilkan. Batu pecah yang dihasilkan dari pemecah batu ‘mempunyaibentukyang tidak beraturan dan permuksan yang tidak rata, bersudut tajam dan kasar, sehingga menyebabkan daya ikat mortar dengan butiran menjadi kuat dan menghasilkan beton yang memiliki tahanan_gelincir besar Penggunaan kerikil yang diambil langsung da ‘Sungai dengan permuksan batu yanglebih buat ‘akan mengurangi daya ikat mortar dengan agregat Butiran yang tidak didapat dari ayakan Kurang baik untuk campuran beton. Butiran yang Ukurannya besar cenderung untuk memisahkan iri dengan butiran yang lebih kecil dan menyebabkan ketidak—seragaman dalam ‘campuran beton, Sedangkan batu pecah yang dihasitkan tewat ayakan ukuran maksimumnya dapat ditentukan dari lubang ayakan yang digunakan. Ukuran ayakan yang lolos saringan berdasarkan standart ASTM C3378 yang jugn dipakai di Indonesia adalah sebagai berikut': Tabel 2.3. Agregat lolos ayakan AStMe38 tm Tiara koran] Ula great ee oe i] csioks) (%lolos) Oram —[ 79 : 3mm | 9300 ioo ism {3520 95100 dsm | 1030 2oss aasnm | os oa 2enn_|° os 233. AIR ‘Air merupakan bahan yang peating dalam embuatan beton. Tujuan utama dari penggunaan ‘ir adalah agar terjadi hidrasi, yaitw reaksi kimia anlar semen dan air yang menyebabkan as ccampuran beton menjadi keras setelah lewat beberapa waktu tertentu. Dengan demikian sumber darimana air itu berasal penting untuk dliperhatikan. Selain itu air juga dipergunakan ‘untuk perawatan beton, ‘Air yang dibutuhkan agar terjadi proses Inidrasitidaklah banyak, yaitu kirackira 20% dari brat semen. Tetapi untuk tujuan ekoniomis dapat ditambahkan lebih banyak air, schingga lebih banyak agregat yang dipergunekan dengan demikian dapat dihasitkan lebih banyak beton. Namun pemakaian air harus dibatasi, sebab Penggunaan air yang terlaly banyak dapat ‘menyebabkan berkurangnya mutu beton. Dalam proses pembustan adukan beton, air ‘memegang peranan penting Karena nilai Perbandingan jumlah air dan semen (w/e ratio) ‘akan berpengaruh pada + Kekuatan beton (strength of cocrete) * Kemudahan pengerjaan (Workability) + Kestabilan volume (Volume stabitity) ‘+ Keawetan beton (durability of concrete) Selain itu faktor penggunaan banyaknya air juga ditentukan oleh jenis agregat, terutama agregat halus (pasir) yang mempunyai luas ermukaan yang lebih besar dari agregat kasar (atu pecah). Jenisjenis agregat halus yang berbeda dapat “mempengarul fergantung dari sifat penyerapannya. Jika sifat Penyerapan besar maka akan membutubkan air ‘yang lebih banyak dan sebaliknya, 234 BAHAN TAMBAHAN (ADMIXTURE) Bahan tambshan (admivture) pada Pembuatan konstruksi beton, merupakan bahan yang dianggap penting , terulama untuk Pembuatan beton didaerah yang beriklim tropis seperti di Indonesia. Penggunaan bahan tambahan—tersebut— dimaksudkan untuk ‘memperbaiki dan menambahkan sifat sesuai dengan sifat_ yang. dliinginkan. Seperti_ yang {erdapat dalam campuran beton atau mortar pada sebelum —pencampuran atau sesudah ppencampuran, Dipasaran banyak variasi _produksi bbahan tambahan, untuk memudahkan pengenalan dan pemilihan bahan tambahan perlu diketahui dahulu Kategori atau penggolongannya. lenis jenis bahan tambahan adalah air entraining ‘agent berdasarkan ASTM C260, admixture kimia berdasarkan ASTM C49, mineral ‘admisture dan bahan—tambahan Tain (misiellanous admixture), 23.4. AIR ENTRAINING AGENT Air entraining agent edalah bahan corganik yang dimasukkan Kedalam beton yang menimbulkan udarasecara merata dengan diameter berkisar 0,25-1,00 mm. Air entraining ‘agent dapat _meningkatkan ketahanan beton terhadap pembekuan dan pencucian teruiama untuk daerah salju, Penggunaan air entraining ‘agent berpengarub terhadap sifat-sifat beton: + Techadap kekuatan tekan beton penggunaan ‘admixture mengurangi kekuatan tekannya. ‘Oleh Karena itu dosis yang, digunakan tidak banyak. + Terhadap workabilitas penggunaan admixture jini meningkatkan slump dan memudahkan pekerjaan beton + Mengurangi terjadinya bleeding. © Mengurangi terhadap berat jenis beton ‘© Meningkatkan keawetan beton 23.42. BAHAN TAMBAHAN KIMIA. Bahan tambahan kimia_yai tambahan cairan kimia yang ditambahkan untuk mengendalikan waktu peagerasan (mempercepat ddan memperlambad), mereduksiKebutuhan air dan__menambah kemudahan pekerjaan beton 136 (meningkatkan slump). Ketentuan dan syarat ‘mutu bahan tambahan sesuai dengan ASTM 494-81. Jenis bahan tambahan kimia {ersebut dapat diterangkan sebagai berikut : TypeA : Water reducing admixture, adalah aha tambahan yang bersifat-mengurangi jumlah air pencampuran beton untuk ‘menghasilkan beton yang konsistennya tertentu TypeB : Retarding Admisture, adalah bahan tambahan yang berfungsi menghambat pengikatan beton. TypeC : Accelerating —Admixture, adalah bbahan tambahan yang berfungsi mempereepat ppengikatan dan kekuatan awal beton, TypeD : Water reducing and retarding ‘admixture, adalah bahan tambahan yang berfungsi’ ganda, Mengurangi jumlah air pencampuran yang diperlukan untuk ‘menghasilkan beton yang konsistensinya tertentu ddan menghambat pengikstan awal beton TypeE : Water reducing and accelerating admixture, adalah bahan tambahan yang berfungsi ganda, mengurangi jumlah air pencampuran yang diperlukan untuk menghasilkan beton yang konsistensinya tertentu dan mempercepat pengikatan aval beton, TypeF : Water reducing high range ‘admixture.adalah —bahan—tambahan yang berfungsi mengurangi jumlah air pencampuran yang diperlukan untuk menghasilkan beton ‘dengan konsistensinya tertentu sebanyak 12 %, TypeG : Water reducing high range and retarding admixture, adalah bahan tambahan yang berfungsi mengurangi jumlah air Pencampuran yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensinya lertentu, sebanyak 12% atau lebih dan juga ‘menghambat pengikatan beton, 23.43. BAHAN TAMBAHAN MINERAL, Bahan tambahan mineral ini merupa- kan bahan padat yang dihaluskan yang ditambahkan guna memperbaiki sifat beton agar ‘mudah dikerjakan, Kekuatan dan keawetannya meningkat, Bahan tambehan ini misalaya pozzolan, slag, abu terbang (batu bara), abu ssekam dan mikro silika(sffca fume). 2343.1. POZZOLAN Pozzolan adalah bahan tambahan yang ‘mengandung senyawa silika dan silika alumina yang tidak mempunyaisifat_mengikat seperti ‘Semen, akan tetapi dalam bentuknya yang halus ddan dengan adanya air senyawa-senyawa tersebut akan bereaksi dengan kalsivm hhidroksida pada suhu normal membentuk senyawa kalsium siltha hidrat dan kalsiun hidrat ‘yang bersifat hidrolis dan mempunyai angka ikelarutan yang cukup rendah. Menurut ASTM C618-86 mengenai mutu pozzolan dibedakan menjadi tiga elas itentukan komposisi kimia dan sifat fisiknya, Pozzolan mempunyai mutu yang baik, apabila jjumlah kadar SiO + ATO; + FesOy tinggi dan reaktiftasnya tinggi dengan kapur. Ketiga jenis ‘pozzolan ini adalah : Kelas N : Pozzolon alam atau hasil pemba karan + pozzolan alam yang dapat igolongkan dalam jenis ini seperti tanah diatomic, opaline cherts dan shales, tuff dan abu vulkanik atau pumicite, dimana bisa diproses ‘melalui pembakaran ataupu tidak. ‘Slain itu juga berbagai material hasil pembakaran yang mempunyai_sifat pozzolan yang baik. Fly ash yang mengandung CxO dliatas 10% yang dihasilkan dari Kelas: ppembakaran lignite atau sub-butimen bata bara. Kelas : Fiy ash yang mengandung CaO urang dari 10% yang dihasilkan dari pembakaran. Menurut proses pembentukannya pozzolan dlibagi menjadi dua, yaitu Pozzolan alam, adalah bahan alami yang ‘merupakan sediemntasi dari abu atau lava gunung berapi yang mengandung silika aktit ‘yang bila dicampur dengan kapur padam akan mmengadakan proses sedimentasi. * Pozzolan —buatan —sebenarnya banyak macamnya, baik berupa sisa-sisa pembakaran dri tungku, maupun hasil pemanfaatan limbah fang diolah menjadi abu yang mengandung silikareaktif’ dengan melalui proses pembakaran, seperti abu terbang, abu sekam dan silika fume. 2343.2. Abu Terbang (fly ash ) Fly ash adalah hasil pemisahan sisa pembaka- ran yang halus dari pembakaran melalui ketel berupa semburan asap. Menurut ACI Committee 226 dijelaskan bahwa fly ash mempunyai Dbutiran-butiran yang cukup halus yaitw lolos ayakan No. 325 (45 mm) 5-27% dengan SG antara 2,15-2,28 dan berwarna abu-abu kehitam- 2.3.4.3, Mikrosilika (Silica Fume) Mikro slika merupakan serbuk halus yang teri amarphous microspheres dengan diameter berkisar antara 0.1-I.0 mm. Berperan_penting. Berperan penting terhadsp pengaruh kimia. dan ‘mekanik beton. Ditinjow dari sifat mekanik, secara geometrikal mikrosilika mengisi rong rongga diantara’ semen dan mengakibatkan iameter pori mengecil serta total volume pori reaksi bersifat Pozzolan yang mana mikrosilika akan dapat bereaksi demigan lime yang dilepas Jangsung oleh semen. Pada sant sekarang ini mikrosilika diangeap bbahan khusus yang lebih baik dari fly asi untuk ‘membuat beton mutu tungai 3.METODOLOGI. 3.1, METODE PENGUJIAN MATERIAL, 3.1. Umum ‘Untuk mendapatkan mutu beton yang baik ddan sesuai dengan rencana, maka terebih dahulu