Professional Documents
Culture Documents
Fullpapers Jipk65c69d9265full PDF
Fullpapers Jipk65c69d9265full PDF
1, April 2014
Abstract
Needs of catfish seed always increase every years, especially for farming activities. Fulfillment
demand of seed in large quntities and continuing are the main obstacle in the production process of
catfish. This can be overcome by the process of cryopreservation. This process requires diluents and
cryoprotectants to maintain the fertility of spermatozoa. Skim milk and egg yolks diluents has been used
on fish because it was applied to carp and showing a good result of sperm motility and fertilization rate.
Glycerol as cryoprotectant was reported effective to be used for European Catfish than the other kind
cryoprotectant.
This study aimed to determine the effect of different concentrations of glycerol in the diluent skim
milk and egg yolk on the motility and viability of catfish (Pangasius pangasius) spermatozoa after
freezing. This research method is the experiment with completely randomized design (CRD) as the
experimental design. The treatment used is different glycerol concentrations, P1 (11%), P2 (13%), P3
(15%), and P4 (17%) and each of the treatment was repeated 5 times. The main parameters measured
were motility (%) and viability (%) of spermatozoa. Supporting parameters include odor, color, pH,
viscosity, sperm concentration and catfish (Pangasius pangasius). Analysis of the data using Analysis Of
Variance (ANOVA) and to determine the best treatment performed Duncan's Multiple Range Test with
95% confidance interval.
The results showed that the effect of the concentration of glycerol in the diluent skim milk and
egg yolk was not significantly (P> 0.05) on the motility and viability of catfish (Pangasius pangasius)
spermatozoa after freezing. Further testing needs to be done on the level of fertility of frozen sperm, as
well as the growth rate of seeds produced from sperm frozen catfish (Pangasius pangasius) products.
1
Pengaruh Perbedaan Konsentrasi......
kematian dari spermatozoa pada saat dibekukan telur sebanyak 5% dari total pengencer,
(Susilowati dkk., 2010). Motilitas dan viabilitas penicillin 0,17 g, fruktosa 0,5 g, streptomycin
sperma merupakan parameter yang penting 0,08 g, glisero 4,03 ml).
untuk keberhasilan proses fertilisasi. Motilitas Perlakuan yang diberikan berupa
sperma menggambarkan kemampuan kelompok konsentrasi gliserol yang berbeda
spermatozoa untuk membuahi sel telur, semakin dalam bahan pengencer susu skim kuning telur.
tinggi nilai motilitas maka semakin tinggi pula Perlakuan A (konsentrasi gliserol 11% dalam
persentase hidup (viabilitas) spermatozoa bahan pengencer susu skim kuning telur),
tersebut (Junior dkk., 2005). Penggunaan Perlakuan B (konsentrasi gliserol 13% dalam
gliserol dalam pengencer susu skim dan kuning bahan pengencer susu skim kuning telur),
telur ini diharapkan mampu melindungi Perlakuan C (konsentrasi gliserol 15% dalam
spermatozoa ikan patin dari kematian selama bahan pengencer susu skim kuning telur),
proses pembekuan sehingga spermatozoa dapat Perlakuan D (konsentrasi gliserol 17% dalam
digunakan dalam proses fertilisasi buatan. bahan pengencer susu skim kuning telur).
Berdasarkan latar belakang yang ada,
maka timbul permasalahan yaitu bagaimana Persiapan Penelitian
pengaruh perbedaan konsentrasi gliserol dalam Sterilisasi alat-alat yang digunakan
campuran susu skim dengan kuning telur selama penelitian dengan cara dicuci dengan air
sebagai bahan pengencer terhadap motilitas dan bersih kemudian dikeringkan dan dimasukkan
viabilitas spermatozoa ikan patin pada saat pre- ke lemari pemanas dengan suhu ±40oC selama
freezing dan post-thawing. 60 menit serta mempersiapkan bahan-bahan
Tujuan dilakukannya penelitian ini sesuai dengan kebutuhan.
adalah untuk mengetahui konsentrasi gliserol
yang tepat dalam bahan pengencer susu skim Pengambilan Sperma Ikan
kuning telur yang digunakan untuk pembekuan Pengambilan sperma ikan patin
sperma ikan patin. dilakukan dengan cara stripping. Proses
Manfaat penelitian ini ialah stripping dilakukan dengan cara mengurut
memberikan informasi bagi mahasiswa maupun secara perlahan pada daerah perut persis di
masyarakat lain tentang penggunaan konsentrasi depan papila alat kelamin sampai keluar cairan
gliserol yang optimal dengan bahan pengencer semen ikan yang berwarna putih dan kemudian
susu skim dan kuning telur untuk digunakan ditampung dalam wadah (Slembrouck et al.,
dalam pembekuan sperma ikan patin. Penelitian 2005).
ini sebagai salah satu upaya dalam
meningkatkan produksi benih ikan patin melalui Pemeriksaan Makroskopis dan Mikroskopis
teknik kriopreservasi yang dapat diterapkan Pemeriksaan makroskopis meliputi
pada para pembudidaya serta memberikan volume sperma, konsentrasi sperma, bau
informasi bagi balai pembenihan ikan maupun sperma, warna sperma dan derajat keasaman
balai inseminasi buatan yang ingin (pH) sperma. Pemeriksaan mikroskopis meliputi
mengembangkan produksi benih ikan patin gerakan massa, gerakan individu, dan viabilitas
melalui teknik kriopreservasi sel spermatozoa. menggunakan mikroskop dengan pembesaran
100x (Susilowati dkk., 2010).
Materi dan Metode
Penelitian ini dilaksanakan di Pembuatan Bahan Pengencer
Laboratorium Taman Pendidikan (Teaching Pengencer yang digunakan dalam
Farm) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas penelitian ini adalah susu skim dan kuning telur
Airlangga. Penelitian ini dilaksanakan pada yang ditambahkan dengan 4 macam konsentrasi
bulan April 2013. gliserol yang berbeda. Konsentrasi gliserol yang
Alat-alat yang digunakan yaitu bak digunakan dalam penelitian ini yaitu 11%, 13%,
plastik, aerator, kain lap halus, gelas ukur, 15%, dan 17%. Komposisi bahan pengencer
tabung reaksi, spuit, alumunium foil, yang digunakan yaitu aquades 50 ml, susu
mikroskop, beaker glass, water bath (pemanas bubuk skim 5 g, kuning telur sebanyak 5% dari
air), spatula, termometer, timbangan digital, total pengencer, penicillin 0,17 g, fruktosa 0,5
kertas saring, ministraw, dan pendingin/kulkas. g, streptomycin 0,08 g.
Bahan yang digunakan dalam penelitan ini
adalah 2 ekor induk jantan ikan patin yang Pembuatan Sperma Beku
berukuran ± 2 kg, berumur ± 2 tahun serta Sperma dicampur dengan larutan A
matang gonad, nitrogen cair, bahan pengencer hingga 50% dari volume akhir, kemudian
(aquades 50 ml, susu bubuk skim 5 g, kuning larutan B 50% dari volume akhir dan
2
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No. 1, April 2014
3
Pengaruh Perbedaan Konsentrasi......
4
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No. 1, April 2014
begitu pula sebaliknya (Uddowla et al., 2011). yang kurang baik dalam menggantikan air bebas
Menurut Adipu (2011), motilitas sperma yang dan mendesak keluar elektrolit-elektrolit pada
tinggi disebabkan karena bahan pengencer saat proses pembekuan, sehingga elektrolit akan
sudah memberikan ruang gerak yang baik bagi menumpuk dan merusak dinding sel sehingga
spermatozoa. Selain itu, semen yang encer pada waktu pencairan kembali (post thawing)
mengandung kadar potassium sehingga permeabilitas membran plasma akan menurun
pergerakan spermatozoa menjadi lebih aktif. dan sel akan mati (Gazali dan Tambing 2002).
Penurunan motilitas yang terjadi pada
konsentrasi gliserol 11%, 15%, dan 17% yang Kesimpulan
disebabkan oleh berkurangnya metabolisme sel Hasil penelitian dapat disimpulkan
spermatozoa ini terjadi akibat efek cold shock. bahwa penggunaan konsentrasi gliserol 11%-
Kejutan dingin (cold shock) dapat menyebabkan 17% pada pengencer susu skim dan kuning telur
penurunan motilitas dan memicu terjadinya tidak memberikan perbedaan yang nyata
kerusakan langsung yang berpengaruh pada terhadap persentase motilitas dan viabilitas
struktur dan fungsi seluler, salah satunya yaitu spermatozoa ikan patin pada saat post thawing
penurunan proses metabolisme spermatozoa dalam teknik kriopreservasi sperma.
(Gazali dan Tambing, 2002). Berdasarkan Perlu dilakukan pengujian lebih
analisis statistik, rata-rata viabilitas spermatozoa lanjut tentang pengaruh dari kematangan
ikan patin pada saat post thawing tidak spermatozoa, suhu dan periode saat thawing,
menunjukkan adanya perbedaan yang nyata rasio pengenceran, dan waktu equilibrasi pada
antara keempat perlakuan (P>0,05). Hal tersebut proses peyimpanan sperma beku ikan.
diduga akibat dari penggunaan waktu
equilibrasi yang kurang tepat serta pengaruh Daftar Pustaka
suhu dan periode thawing yang kurang optimal. Adipu, Y., H. Sinjal, dan J. Watung. 2011. Ratio
Waktu equilibrasi yang digunakan Pengenceran Sperma Terhadap
dalam penelitian ini adalah selama 90 menit. Motilitas Spermatozoa, Fertilitas dan
Menurut Francis et al. (2013), salah satu faktor Daya Tetas Ikan Lele (Clarias sp.).
penentu dalam mempertahankan viabilitas Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis,
spermatozoa adalah penggunaan waktu 8 (1) : 48-55.
equilibrasi yang tepat. Equilibrasi yang terlalu Arifiantini, R. I., I. Supriatna, dan Samsurizal.
lama akan menyebabkan gliserol akan menarik 2007. Penentuan Waktu Equilibrasi
air secara berlebihan dan menyebabkan pada Pembekuan Semen Kuda
dehidrasi sel sehingga terjadi kerusakan sel Menggunakan Bahan Pengencer Susu
spermatozoa (Best, 2006 dalam Arifiantini dkk., Skim. Animal Reproduction, 9 (3) :
2005). Apabila waktu equilibrasi kurang maka 145-152.
krioprotektan tidak mempunyai waktu untuk Chew, P.C., Z.A. Rashid and R. Hassan. 2010.
melakukan penetrasi ke dalam sel sperma Application of Innovative Biotechnologies
sehingga tidak dapat melindungi sel sperma Regarding Aquaculture and Fisheries
dengan baik (Francis et al, 2013). Proses Sector in Malaysia: Cryopreservation
thawing pada penelitian ini dilakukan dengan Programme. Freshwater Fisheries
menggunakan suhu 26oC selama 15 detik. Research Center. Malaysia.
Menurut Yavas and Bozkurt (2011), proses www.fao.org. 3 Juni 2013. 17 hal.
thawing yang terbaik adalah dengan Diwan, A.D., S. Ayyapan, K.K. Lal, and W.S.
menggunakan suhu 35oC selama 30 detik pada Lakra. 2010. Cryopreservation of Fish
spermatozoa grass carp. Proses thawing yang Gametes and Embryos. Indian Journal
tepat dapat mencegah terjadinya pembentukan of Animal Sciences, 80 (4) : 109-124.
kembali kristal es (Lahnsteiner, 2000 dalam Francis, T. C.A Devi, and M. Selvamagheswaran.
Yavas and Bozkurt, 2011). Pembentukan kristal 2013. Cryopreservaation of Carp
es selama proses kriopreservasi sel spermatozoa Spermatozoa. Indian Journal of Science
menyebabkan terjadinya penumpukan elektrolit and Technology, 6 (5) : 4524-4530
di dalam sel. Hal tersebut mengakibatkan terjadi Fujaya, Y. 2002. Fisiologi ikan : Dasar
kerusakan sel secara mekanik. Pembentukan Pengembangan Teknologi Perikanan.
kristal es dapat menyebabkan kerusakan organel PT Rineka Cipta. Jakarta
seperti lisosom dan mitokondria sehingga dapat Gazali, M dan S. N. Tambing. 2002.
menyebabkan kematian pada spermatozoa Kriopreservasi Sel Spermatozoa.
(Gazali dan Tambing, 2002). Penurunan yang Hayati, 9 (1) : 27-32.
terjadi pada konsentrasi gliserol sebesar 11%, Hardijanto, S. Susilowati, T. Hernawati, T.
15%, dan 17% dikarenakan oleh efek gliserol Sardjito, dan T. W. Suprayogi. 2010,
5
Pengaruh Perbedaan Konsentrasi......