Professional Documents
Culture Documents
09 Pulau Dua - KLM .FNSH .
09 Pulau Dua - KLM .FNSH .
09 Pulau Dua - KLM .FNSH .
ABSTRACT
Pulau Dua Natural Reserve is an unique original ecosystem of mangrove having rich of mangrove
vegetations and important roles of birds habitat. The existence of this nature preservation is mainly to
protect the mangrove ecosystem in order to maintain birds habitat and bird species diversity. The
preservation is also aimed to increase local and migrant birds population. For that reasons, the mangrove
ecosystem is necessarily to be managed properly for present and future generation. There are some threats
of the existing ecosystem mangrove. The main disturbances of the ecosystem come from sea abration,
hunting, fuelwood source of local people, and unmanaged rubbish bin. These local people activities are
gradually increase and in turn significantly contribute on degradation of the mangrove ecosystem and its
functions.
Keywords : Management, Pulau Dua Natural Reserve, ecosystem important value, conserv, migrant birds
ABSTRAK
Cagar Alam Pulau Dua memiliki karakteristik ekosistem yang bernilai penting untuk berbagai jenis burung
dan mangrove. Eksistensinya sebagai cagar alam diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan
keanekaragaman jenis, populasi, dan vegetasi habitat burung langka, terancam punah serta burung migran,
oleh karena itu sumberdaya alam dan ekosistem kawasannya perlu dikelola secara optimal agar berperan
menjadi sumber dan penunjang kehidupan biota ekosistem perairan sebagai sumber pakan burung. Ancaman
yang sangat mengganggu kehidupan dan habitat spesies tersebut, antara lain adalah abrasi, perburuan,
pencarian kayu bakar dan sampah yang berserakan. Ancaman tersebut dapat mengakibatkan bertambahnya
areal yang terbuka, penurunan populasi flora dan fauna termasuk jenis-jenis yang dilindungi, endemik dan
terancam punah, merosotnya kualitas dan kuantitas habitat satwaliar.
Kata kunci : Pengelolaan, Cagar Alam Pulau Dua, ekosistem bernilai penting, lestari, burung migran
Pulau Dua perlu dikelola, dijaga, dilesta- Pulau Dua yang dikenal dengan se-
rikan dan dimanfaatkan secara optimal butan Pulau Burung, ditetapkan sebagai
agar menjadi sumber dan penunjang kehi- Cagar Alam berdasarkan BG (Besluit
dupan manusia, baik untuk generasi seka- Gouvernements) tanggal 30 Juli 1937 No-
rang maupun yang akan datang. mor 21 Stbl 49 dengan luas 8 ha. Pulau
Dalam perkembangannya, CA Pulau Dua berdekatan dengan Pulau Satu tetapi
Dua telah mengalami perubahan-peru- terpisah dengan Pulau Jawa. Pulau Dua
bahan dari segi fisik, biotik dan sosial bu- merupakan sebuah pulau kecil dengan da-
daya. Perubahan yang terjadi disebabkan taran rendah, pada bagian utara sebagian
peristiwa alam dan ada juga yang meru- besar merupakan hutan mangrove. Pada
pakan dampak dari kegiatan manusia awalnya sebagian pulau merupakan areal
yang mengakibatkan perubahan pada pertanian, namun saat ini telah ditumbuhi
sempadan pantai, rusaknya beberapa ba- semak sehingga areal pertanian semakin
gian vegetasi mangrove dan terbukanya menyempit. Pulau Satu merupakan pulau
akses manusia ke dalam kawasan cagar karang (pulau koral) kecil yang terletak
alam. Di sisi lain, kawasan sekitar CA sekitar 600 m dari wilayah timur dan ter-
Pulau Dua merupakan kawasan yang pen- masuk areal reservasi alam. Pulau Satu
ting bagi manusia dalam rangka meme- memiliki lebar 200 m dan merupakan da-
nuhi kebutuhan hidupnya dan juga bagi erah penyangga yang memanjang ke se-
satwa terutama burung air sebagai habitat latan sampai dengan areal tambak pada
dan tempat persinggahan (Milton dan batas pantai.
Marhadi, 1985). Dalam beberapa aspek, Pada perkembangan selanjutnya, ta-
pengelolaan Pulau Dua sebagai CA telah hun 1978 selat sepanjang kira-kira 500
dilaksanakan oleh BKSDA Jawa Barat I meter yang memisahkan Pulau Dua de-
sebagai pengelola, namun dengan sema- ngan Pulau Jawa tertimbun oleh lumpur
kin luasnya pola penggunaan lahan dan dan pasir, sehingga Pulau Dua menyatu
akses manusia ke dalam kawasan CA, dengan Pulau Jawa. Penyatuan antara Pu-
perlu tinjauan lebih lanjut untuk meng- lau Jawa dan Pulau Dua tersebut disebab-
evaluasi pengelolaan CA yang ada agar kan adanya tanah yang timbul di seki-
fungsi pokoknya sebagai kawasan peng- tarnya, yang dalam istilah geologi disebut
awetan tercapai. tombolo. Sejak saat itu untuk mencapai
Tulisan ini menjelaskan tentang bebe- Pulau Dua dapat dilakukan melalui jalan
rapa potensi, ancaman dan gangguan darat. Tanah timbul tersebut ditumbuhi
yang ada di Cagar Alam (CA) Pulau Dua oleh jenis tanaman Avicenia marina yang
serta alternatif pengelolaan yang dapat menjadi tempat burung bersarang (Milton
dilakukan agar fungsi pengawetan, pe- dan Marhadi, 1985 dalam Dishut Jabar
ngelolaan biodiversitas dan pemanfaatan 2008). Bersatunya Pulau Dua dengan Pu-
dapat berjalan baik. Diharapkan tulisan lau Jawa, maka dalam rangka upaya per-
ini dapat memberikan gambaran atau lindungan dan pengawetan satwa burung
alternatif pengelolaan, sehingga dapat dan habitatnya, melalui Surat Keputusan
memperbaiki kondisi Cagar Alam Pulau Menteri Kehutanan Nomor: 253/KptsII/
Dua. 1984 tanggal 26 Desember 1984, CA Pu-
lau Dua diperluas dari 8 ha menjadi 30
ha. Gambar 1 menunjukkan pintu masuk
II. KONDISI UMUM CAGAR ALAM ke lokasi CA Pulau Dua.
PULAU DUA 2. Letak dan Luas Kawasan
A. Kondisi Fisik Kawasan Secara geografis Cagar Alam Pulau
Dua terletak pada 106°11'38"-106°13'14"
1. Sejarah Kawasan Bujur Timur dan 6°11'5"-6°12'5" Lintang
96
Pengelolaan Cagar Alam Pulau Dua…(M. Takandjandji; R.T. Kwatrina)
Gambar (Figure) 1. Pintu masuk CA Pulau Dua (Pulau Dua Natural Reserve Entrance)
100
Pengelolaan Cagar Alam Pulau Dua…(M. Takandjandji; R.T. Kwatrina)
Gambar (Figure) 2. Kondisi hutan mangrove di Cagar Alam Pulau Dua (Mangrove condition in Pulau Dua
Natural Reserve)
Melihat klasifikasi dan kategori CA gaster L., Ardea purpurea L., Mycteria
di atas, maka status Pulau Dua sebagai cinerea Raffles., Threskiornis melanoce-
CA sudah tepat untuk digunakan mengi- phalus Latham., dan Platalea leucorodia
ngat luas areal kawasan dan sumberdaya L., kini telah berhenti bertelur. Hal ini di-
alam serta ekosistem yang dimiliki, oleh sebabkan oleh gangguan yang besar, an-
karena itu CA Pulau Dua perlu diperta- tara lain adanya abrasi yang mengurangi
hankan keberadaannya agar dapat menja- luas kawasan CA, dan perburuan liar ter-
lankan fungsinya sesuai dengan ketentuan hadap jenis burung tersebut. Enam jenis
yang berlaku. dari Egretta sp. juga telah berhenti ber-
Hasil penelitian Milton dan Marhadi kembang biak di Pulau Dua. Burung air
(1985), Pulau Dua memiliki paling ku- lainnya yang pernah dicatat di areal reser-
rang 7.500 sarang untuk 11 jenis burung, vasi ini adalah Fregata andrewsi
yakni Phalacrocorax niger Vieillot., Mathews., Anas gibberifrons Mủller.,
Ixobrychus cinnamomeus Gmelin., Nycti- Pandion haliaetus L., Haliastur indus
corax nycticorax L., Butorides striatus Boddaert., Gallirallus striatus L., Pluvi-
L., Ardeola speciosa Horsfield., Bubulcus alis dominica Mủller., Charadrius mo-
ibis L., Egretta sacra Gmelin., Egretta ngolus Pallas., Numenius phaeopus L.,
garzetta L., Egretta alba L., Ardea suma- Tringa nebularia Gunnerus., Tringa gla-
trana Raffles., dan Plegadis falcinellus L. reola L., Actitis hypoleucos L., dan Ca-
Lima jenis yang dahulu pernah berbiak di lidris ruficollis Pallas (Gambar 3).
dalam Pulau Dua yakni Anhinga melano-
101
Vol. 8 No. 1 : 95-108, 2011
bermanfaat bagi satwa dan burung- rapkan sebagai solusi untuk mencegah
burung di kawasan tersebut. kerusakan yang terus berlanjut, yakni
Kegiatan wisata alam juga dapat perlu pengelolaan terhadap kawasan. Hal
dikembangkan secara lebih intensif, yang ini penting karena pengelolaan terhadap
melibatkan peran serta masyarakat sekitar kawasan CA Pulau Dua secara keselu-
dan pihak lain yang berminat dalam me- ruhan belum dilakukan secara optimal,
ngembangkan wisata alam di kawasan termasuk pembangunan fasilitas umum.
pesisir dan ekosistem mangrove di luar Fasilitas umum tersebut, antara lain ada-
CA. Untuk itu diperlukan identifikasi lah papan pengumuman pada pintu ma-
terhadap potensi-potensi wisata yang me- suk kawasan dan di Desa Sawah Luhur,
mungkinkan, termasuk membangun fasi- perbaikan dan penambahan pos jaga yang
litas pendukung seperti menara pengamat terletak di depan dekat pintu masuk agar
untuk kegiatan bird watching yang juga petugas dapat mengawasi pengunjung
bermanfaat sebagai media pendidikan dan yang masuk, perbaikan dan penambahan
penelitian. Pengelolaan kawasan sekitar menara pengamatan yang kini telah ru-
CA akan sangat penting artinya bagi keu- sak, perlu adanya penambahan petugas
tuhan kawasan dan pelestarian biodiver- karena kawasannya cukup luas dengan
sitas di dalam kawasan CA, karena apabi- gangguan yang tinggi, perlu dibuat tem-
la ekosistem di luar kawasan terjaga de- pat sampah untuk menjaga lingkungan
ngan baik, maka peluang pulihnya ekosis- dalam kawasan agar tetap bersih dari
tem di dalam kawasan CA secara alami sampah yang dibawa dan dibuang oleh
akan lebih besar, karena kawasan di luar pengunjung.
CA berfungsi sebagai habitat kedua bagi Pengelolaan kawasan CA Pulau Dua,
satwa, dengan demikian fungsi kawasan meliputi aspek pengawetan dan pemanfa-
sebagai CA dapat terus dipertahankan. atan yang merupakan bagian dari penge-
lolaan sumberdaya alam hayati secara
lestari. Perubahan-perubahan fisik, biotik,
IV. KESIMPULAN DAN SARAN sosial dan ekonomi masyarakat perlu dia-
komodir dalam kegiatan pengelolaan, se-
A. Kesimpulan hingga setiap perubahan dapat diantisi-
pasi dan mendukung pengelolaan secara
1. Potensi CA Pulau Dua sangat tinggi
lestari. Beberapa perubahan tidak menu-
dimana terdapat berbagai jenis burung
tup kemungkinan menyebabkan perubah-
migran dan jenis lokal yang dikate-
an status kawasan. Namun yang terpen-
gorikan sebagai ekosistem bernilai
ting adalah adanya upaya yang sungguh-
penting karena dilindungi oleh
sungguh dalam memasukkan rencana pe-
undang-undang, terancam punah, en-
ngelolaan wilayah ekosistem bernilai
demik dan langka. Eksistensi jenis-
penting ke dalam rencana pembangunan
jenis tersebut sangat penting untuk
daerah sesuai kebijakan yang berlaku, de-
memperkuat status Pulau Dua sebagai
ngan demikian pengelolaan kawasan CA
CA, sehingga dapat dipertahankan.
dan ekosistem disekitarnya sebagai eko-
2. Keberadaan jenis-jenis burung pada
sistem bernilai penting akan berjalan de-
kawasan Pulau Dua berkaitan erat de-
ngan baik sesuai fungsi pengawetan dan
ngan ekosistem yang ada, dalam hal
pemanfaatan yang lestari.
ini hutan mangrove sebagai habitat-
nya.
DAFTAR PUSTAKA
B. Saran
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat.
Melihat potensi Pulau Dua yang sa-
2007. Cagar alam Pulau Dua.
ngat tinggi, beberapa saran yang diha-
http://www.dishut.jabarprov.go.id/
105
Vol. 8 No. 1 : 95-108, 2011
106
Pengelolaan Cagar Alam Pulau Dua…(M. Takandjandji; R.T. Kwatrina)
Lampiran (Appendix) 1. Daftar burung di Cagar Alam Pulau Dua (List of birds in Pulau Dua Natural Re-
serve)
Status perlindungan
No. Nama ilmiah (Scientific name*)
(Reservation status)
1. Anhinga melanogaster L Dilindungi
2. Phalacrocorax niger Vieillot
3. Phalacrocorax sulcirostis Brandt
4. Fregata andrewsi Mathews Endangered, Appendix I
5. Fregata ariel Gray
6. Fregata minor Gmelin
7. Ardea cinerea L
8. Ardea purpurea L
9. Ardea sumatrana Raffles
10. Ardeaola speciosa Horsfield Dilindungi
11. Bubulcus ibis L Dilindungi
12. Butorides striatus L Dilindungi
13. Egretta garzetta L Dilindungi
14. Egretta intermedia Wagler Dilindungi
15. Egretta sacra Gmelin
16. Egretta alba L Dilindungi
17. Nycticorax nycticorax L
18. Ixobrychus sinensis Gmelin
19. Mycteria cinerea Raffles Vulnerable, Appendix I
20. Leptoptilos javanicus Horsfield
21. Plegadis falcinellus L Dilindungi
22. Threskiornis melanocephalus Latham Dilindungi
23. Anas gibberifrons Mủller
24. Dendrocygna arcuata Horsfield
25. Nettapus coromandelianus Gmelin
26. Falco peregrinus Tunstall Appendix I (CITES)
27. Accipiter gularis Temminck & Schlegel Appendix II (CITES)
28. Accipiter soloensis Horsfield Appendix II (CITES)
29. Elanus caeruleus Desfontaines Appendix II (CITES)
30. Haliaeetus leucogaster Gmelin Appendix II (CITES)
31. Haliastur indus Boddaert Appendix II (CITES)
32. Pandion haliaetus L Appendix II (CITES)
33. Pernis ptilorhynchus L Appendix II (CITES)
34. Turnix suscitator Gmelin
35. Amaurornis phoenicurus Pennant
36. Gallirallus striatus L
37. Charadrius dubius Scopoli
38. Charadrius lenchenaultii Lesson
39. Charadrius mongolus Pallas
40. Eupoda veredus Gould
41. Pluvialis dominica Mủller
42. Pluvialis squatarola L
43. Actitis hypoleucos L
44. Numenius madagascariensis L Dilindungi
45. Numenius arquata L Dilindungi
46. Numenius phaeopus L Dilindungi
47. Tringa glareola L
48. Tringa nebularia Gunnerus
49. Tringa stagnatilis Bechstein
50. Tringa totanus L
51. Xenus cinereus Guldenstadt
52. Limosa lapponica L
53. Calidris tenuirostris Horsfield
54. Calidris alba Pallas
55. Calidris subminuta Middendorff
107
Vol. 8 No. 1 : 95-108, 2011