Professional Documents
Culture Documents
Komunikasi Visual Gambar Ilustrasi Tradisi Pada Naskah Tua Jawa Masa Kolonialisme
Komunikasi Visual Gambar Ilustrasi Tradisi Pada Naskah Tua Jawa Masa Kolonialisme
Komunikasi Visual Gambar Ilustrasi Tradisi Pada Naskah Tua Jawa Masa Kolonialisme
Abstract
This study analyzes illustrative pictures in Old Javanese Manuscripts, specifically those
from the Colonial Period in Indonesia. A portion of Old Javanese Manuscripts that consist
of illustrative pictures were created between 1800–1920. Some of these manuscripts
virtually share the local characteristics of Javanese visual arts. These characteristics are
shown in the style, drawing methods, themes, and visual objects. The visual concepts
in the illustrative pictures on these Old Javanese manuscripts can be used to analyze
and reflect on the theoretical frameworks of Javanese society at its time.
From analyzing the sample data of Old Javanese manuscripts of 1800–1920, we can
see a connection between the aesthetic concepts as well as visual communication
methods through a reading on visual language and Javanese socio-cultural analysis.
Although there have been some changes and developments, this shows the dynamics
from interactions between local and foreign culture since the Hindu period to the
European Colonial period. From all these connector characteristics, we can find a visual
communicative that is denotative-narrative and a simplification concept of dwimatra form
through wayang stylization. The illustration tradition in old Javanese society was a way
to communicate thoughts and social messages that were transmitted over generations
and has become an heirloom for the Javanese society that can still understand it. The
writer deplores how modernization has situated an environment where today’s generation
does cannot understand these valuable old Javanese manuscripts.
Abstrak
Tulisan ini merupakan hasil penelitian mengenai Gambar Ilustrasi pada Naskah Tua
Jawa khususnya data-data gambar yang berhasil didokumentasikan dari Naskah
Tua Jawa masa Kolonialisme di Indonesia. Sebagian Naskah Tua Jawa yang memuat
gambar ilustrasi banyak dibuat pada periode tahun 1800-1920. Sejumlah naskah
tersebut memiliki beragam wujud visual serta karakteristik lokal seni rupa masyarakat
Jawa. Keunikan terlihat dalam penggayaan, cara menggambar, tema, serta obyek
visual. Konsep Visual gambar Ilustrasi pada naskah tua Jawa tersebut adalah salah
95
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 95-106
Kata Kunci: gambar ilustrasi, gaya stilasi, komunikasi visual tradisi Jawa, kolonialisme
1800-1920, naskah tua Jawa
96
Nuning Y Damayanti Adisasmito, Komunikasi Visual Gambar Ilustrasi Tradisi
97
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 95-106
98
Nuning Y Damayanti Adisasmito, Komunikasi Visual Gambar Ilustrasi Tradisi
99
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 95-106
Jawa (Surakarta dan Yogyakarta). Atas juga seorang “penyungging” yang mampu
pemikiran itu naskah-naskah Jawa periode menginterpretasikan dan melukiskan,
abad ke-18 hingga ke-19 merupakan serta mewarnai (menyungging) kemudian
rekaman sejarah dan salah satu artefak mengikatnya dengan nedhak/nurun.
budaya yang penting untuk dipahami Pengertiannya adalah kebebasan
dan diteliti karena naskah-naskah Jawa menyusun kata-kata dalam penyalinan
bergambar periode tahun 1800–1920 besar (nurun, nedhak) naskah, yang kemudian
kemungkinan merepresentasikan gejala- bahkan melahirkan versi baru dari teks
gejala sosio-kultural pada masa itu. sebelumnya yang dia tulis ulang (tiron),
Pemahaman tradisi menulis dan dan karya tulis tersebut dihargai sebagai
tradisi menggambar di Jawa, padanan ciptaan karya orisinal ke dalam konteks
istilah “penulis”, yaitu kata panulis, baru (Damayanti, 2007).
panyerat yang maknanya yaitu orang Kalangan intelek Jawa
secara fisik melakukan kegiatan menulis memanfaatkan situasi ini untuk
atau menyuratkan (anulis, anyerat) mempersatukan kekuatan masyarakat
salinan suatu naskah. Penulis adalah sang di bawah naungan istana. Menulis
penggubah (panganggit, pangiket). Para menjadi pemicu untuk gerakan
penulis biasanya memiliki kemampuan kebudayaan. Naskah-naskah yang
dalam memprediksi masa depan dan memuat gambar tujuan utamanya
bahkan dianggap mampu mewujudkan adalah untuk mempersatukan rakyat
prediksi itu di masa datang. Sastrawan membangun kembali kemerosotan moral
atau penulis dalam tradisi Jawa adalah dan mental masyarakat Jawa yang
pelaku aktif dalam kuasa/perbawa dan ambigu akibat Baratisasi, pengaruh
diberi kebebasan penuh dalam menjalin budaya materalis Barat serta sistem
(nganggit) dan mengikat (ngiket) kata- kapitalis yang diterapkan Belanda. Di
kata atau teks-teks dengan cara tekstual lain pihak Belanda kemudian melakukan
yang produktif untuk menghasilkan politik strategi kebudayaan, sejak itu
suatu karya. Sehingga menulis adalah koloni Eropa dan intervensi bangsa
kegiatan yang sangat dihormati, penulis Belanda secara langsung masuk ke
identik dengan kaum intelektual yang wilayah kebudayaan masyarakat Jawa.
secara strategis mampu merekam lingkup Strategi ini berdampak pada perubahan
sosiopolitis (Damayanti, 2007) pola berpikir pribumi Jawa yang sudah
“Pelukis” adalah seseorang yang terpuruk baik secara jasmani dan material
secara fisik melakukan kegiatan (Damayanti, 2007).
“menggambar” seseorang yang mampu Selaras dengan politik dan strategi
melukiskan, mewarnai dan merangkai kebudayaan penjajahan, kaum istana
gambar menjadi sesuatu gambaran dan tidak diizinkan berpolitik dan secara
mengomunikasikannya menjadi rupa yang langsung pemutusan hubungan
bermakna, dalam bahasa Jawa disebut masyarakat Jawa dengan dunia luar.
penyungging. Jadi “Penganggit” biasanya Raja-raja digiring menjadi priyayi
100
Nuning Y Damayanti Adisasmito, Komunikasi Visual Gambar Ilustrasi Tradisi
karena tidak lagi memiliki kekuatan naskah tua Jawa periode 1800-1920
militer dan armada laut. Akan tetapi merefleksikan gambaran kompleksitas
secara spititual maupun rohani terjadi singgungan dan benturan dengan budaya
pencerahan dan menyebabkan kerangka Barat. Pergeseran nilai-nilai kehidupan,
berpikir masyarakat Jawa berubah dan pergeseran pemikiran spiritual-religius
hal ini berdampak pada perubahan ke pemikiran profan-kapitalis.
penciptaan produk budaya. Perubahan
terjadi juga dalam penciptaan naskah Wujud Komunikasi Visual Gambar
Jawa, para pujangga sepakat untuk Ilustrasi pada Naskah Jawa Periode
mempergunakan cara simbolis modern 1800-1920 sebagai Gejala Sosial-
dalam mengomunikasikan pesan-pesan Budaya Masyarakat Jawa.
sosial, yaitu dengan bahasa visual Gambar ilustrasi pada naskah
berupa ilustrasi yang lebih modern Jawa periode tahun 1800-1920 secara
disesuaikan dengan perubahan cara visual mengomunikasikan pesan pesan
berpikir masyarakat. Ilustrasi dalam mengenai perubahan kosmologi rakyat
101
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 95-106
102
Nuning Y Damayanti Adisasmito, Komunikasi Visual Gambar Ilustrasi Tradisi
itu wayang merupakan kesenian yang Wujud Visual ilustrasi Jawa sebagian
sangat diapresiasi oleh rakyat. Selain itu besar merupakan gambar yang masih
juga menunjukkan paradigma Hindu- dikenali wujudnya. Pengaruh budaya asing
Buddha-Islam masih berakar pada terlihat cukup signifikan akan tetapi tidak
masyarakat Jawa (Amin, 2000). sampai menghilangkan karakter lokal
Paradigma Islam terefleksi dari Jawa. Yaitu perupaan datar/dwimatra,
konsep egaliter dan esensi pemikiran stilasi wayang, ornamen-ornamen
keesaan Tuhan. Paradigma pra-Hindu ragam hias, figur makhluk-makhluk
terefleksi dengan munculnya gambaran gaib (denawa/raksasa/punakawan),
tiga alam, manusia, transenden dan karakter itu menjadi benang merah
kegaiban (mikrokosmos-metakosmos- yang menghubungkan masa kolonial
makrokosmos) dan konsep bahasa rupa ini ke masa lalu Jawa. Menunjukkan
Jawa. Tema naskah terdiri dari varian paradigma pra-Hindu menjadi benang
kisah Pewayangan, Panji (kisah pahlawan merah kesinambungan konsep visual.
rakyat Jawa), Sejarah raja-raja Jawa, Gambar Ilustrasi pada masa ini
Cerita para Nabi dan para Wali juga cerita memperlihatkan perkembangan gaya
rakyat yang bernafaskan Islam. Wujud stilasi wayang menjadi berbagai bentuk
visual yang khas merefleksikan kondisi baru penggayaan wayang yang masih
pada masa itu dan penggayaan yang merujuk pada pakem, hingga bentuk
tetap dominan adalah stilasi wayang yang mendeformasi stilasi wayang
Beber dan Wayang kulit Jawa. menjadi bentuk baru. Perubahan
103
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 95-106
104
Nuning Y Damayanti Adisasmito, Komunikasi Visual Gambar Ilustrasi Tradisi
politik, juga sebagai media komunikasi tersebut menunjukkan bahwa dalam seni
visual dalam pendidikan sebagai upaya rupa tradisi Jawa terjadi dinamisasi akibat
mencerdaskan rakyat. Menjadi hal penting interaksi budaya lokal dengan berbagai
naskah-naskah tua Jawa periode tahun budaya luar sejak masa Hindu hingga
1800–1920 memuat gambaran ilustrasi masa Kolonial Eropa bahkan sampai
yang merupakan media komunikasi masa pasca Kolonial. Karakteristik yang
visual masyarakat Jawa yang menjadi menjadi benang merah penghubung
tradisi secara turun temurun dan masih adalah cara komunikasi visual yang
dipahami oleh sebagian masyarakat Jawa. bersifat naratif denotatif dan konsep
Gambar Ilustrasi pada Naskah Jawa penyederhanaan bentuk dwimatra melalui
periode 1800-1920 merepresentasikan gaya stilasi wayang. Tradisi menggambar
gejala-gejala sosio kultural masa itu, ilustrasi pada naskah tua masyarakat
dibuat oleh kalangan terpelajar yang Jawa merupakan cara mengomunikasikan
paham dengan sandi-sandi dan simbol- pikiran dan pesan pesan sosial yang dibuat
simbol sosial masyarakat Jawa. Gambaran secara turun temurun menjadi warisan
tersebut menjadi wujud visual dan teks cara komunikasi bagi masyarakat Jawa
yang representatif dan menjadi media yang masih memahaminya.
komunikatif yang cerdas.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN Adisasmito, S. Kitab Dewa Ruci, Yogyakarta:
Kesimpulan melalui pembacaan Penerangan Djawatan Kebudajaan,
bahasa rupa dan kajian sosio-budaya Kementerian Pengadjaran, Pendidikan
Jawa pada sejumlah Gambar Ilustrasi dan Kebudajaan, 1935.
dalam naskah tua Jawa periode 1800- A m i n , D ( e d . ) . Sinkretisme dalam
1920 yang dipilih sebagai sampel analisis Masyarakat Jawa, Dalam Masyarakat
sebagai berikut; Wujud gambar ilustrasi Jawa, Dalam Islam dan Kebudayaan
pada naskah Jawa periode 1800-1920 Jawa, Yogyakarta, Gama Media,
mengalami perubahan yang disesuaikan 2000.
dengan ruang dan waktu. Konsep Visual Chamber-Loir, H dan O. Fathurahman.
gambar Ilustrasi merupakan media Khazanah Naskah; Panduan Koleksi
komunikasi visual masyarakat Jawa Naskah-naskah Indonesia, Sedunia –
yang merefleksikan kehidupan Sosial- World Guide to Indonesian Manucript
Budaya masyarakat Jawa masa Kolonial. Collection, Seri Naskah dan Dokumen
Konsep penciptaan dan cara menggambar Nusantara. Cetakan I. Jakarta: Ecole
Ilustrasi pada Naskah Tua Jawa periode Francaise d’Extreme-Orient & Yayasan
ini memperlihatkan adanya benang merah Obor Indonesia, 1999.
kesinambungan baik dari konsep estetik Damayanti, Nuning, Transformasi Wujud
maupun cara komunikasi visual periode– Visual dan Penggayaan Gambar
periode sebelumnya. Meskipun terjadi Ilustrasi Jawa Periode 1800-1920.
perubahan dan pengembangan, hal Program Doktor-FSRD ITB, 2007.
105
Jurnal Kajian Seni, Vol. 02, No. 02, April 2016: 95-106
106