185 37 444 1 10 20171107

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

JURNAL AKUNTANSI DAN EKONOMI BISNIS

Vol 6 No 2 Oktober 2017

ANTARA FLAT DAN SLEDING

Oleh:
Dion Yanuarmawan, SH., MAB1
dionyanuarmawan@gmail.com
Ari Nurcahyanti, SE., MM2
nurcahyanti_ari@yahoo.com
POLITEKNIK KEDIRI

Abstract
Small and Medium Enterprises (SME) products are home industry based on specific future of the
culture, for example ‚Batik‛ is culture of Yogyakarta society, ‚Tahu Poo‛ is a specific of Kediri,
‚Tempe Sanan‛ is a specific future of Malang beside its apel, ‚Brem‛ is a specific future of
Madiun, and other examples which can not be mentioned one by one. Capitalization is a big
problem for SMEs, because when they needed loans in having an affor to develop their business,
they felt difficult to get it. The existence of banks for SMEs were really hoped because bank had a
role as financial intermediary between surplus unit and deficit unti. Beside, it was as an
institution which could give a facility of payment. Loans which were given by the bank to the
society. Inthis case, we called it ‚SMEs‛. SMEs used several systems in payment, there are: Flat
Interest System and Sliding Interest System. This research used quantitative method. The
researchers used descriptive quantitative because the researchers intended to understand and
analyze the comparison of flat interest system and sliding interest system. The data of this research
used primary and secondary data. Primary data of this research was obtained through interviews
the parties who were related tho the statements of the problems. The primary data source of this
research were the SMEs owner (subject) who got loans from the bank and charged with Flat
Interest System and Sliding Interest System. Secondary data of this research were SMEs’s
Financial Statement.

Keywords: Flat, Sliding, Loss and Profit Statement

PENDAHULUAN produk luar negeri adalah dengan


Latar Belakang memberdayakan usaha kecil menengah.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa Produk-produk usaha kecil menengah
yang majemuk (pluralisme). Bangsa yang (UKM) merupakan usaha rumahan (home
memiliki keanekaragaman agama, suku, industry) yang didasarkan dari suatu ciri
ras, dan budaya. Indonesia juga khas daerah atau budaya, misalnya batik
merupakan bangsa yang kaya akan sumber yang merupakan budaya dari masyarakat
daya alam melimpah. Keanekaragaman Yogyakarta, tahu poo yang merupakan ciri
yang dimiliki bangsa Indonesia, secara khas dari daerah Kediri, tempe sanan yang
ekonomi merupakan peluang bagi bangsa merupakan ciri khas dari kota Malang
Indonesia untuk memajukan ekonominya selain apelnya, brem yang merupakan ciri
ke depan menjadi lebih baik. Salah satu khas Madiun, serta masih banyak lagi
caranya adalah menghidupkan usaha kecil lainnya. Permodalan merupakan masalah
menengah (UKM), karena usaha kecil utama yang dimiliki usaha kecil
menengah ini merupakan pilar untuk menengah, karena ketika mereka
mempertahankan perekonomian membutuhkan dana dalam upaya
Indonesia. Indonesia mengetahui bahwa mengembangkan usahanya, mereka sulit
untuk menekan arus masuknya produk- untuk mendapatkannya. Hal ini mungkin
dikarenakan tingkat kepercayaan pemberi

DION YANUARMAWAN DAN ARI NURCAHYANTI 1


JURNAL AKUNTANSI DAN EKONOMI BISNIS
Vol 6 No 2 Oktober 2017

modal terlalu rendah terhadap tingkat Rumusan Masalah.


pengembalian pinjaman yang dilakukan Berdasarkan latar belakang diatas,
oleh usaha kecil menengah. maka dapat dirumuskan beberapa masalah
Bank sebagai lembaga kepercayaan sebagai berikut :
masyarakat dan bagian dari sistem 1. Bagaimana perhitungan antara sistem
moneter mempunyai kedudukan yang bunga flat dan sistem bunga sleding?
strategis sebagai penunjang pembangunan 2. Bagaimana perbandingan perhitungan
ekonomi. Keberadaan bank bagi usaha antara sistem bunga flat dan sistem
kecil menengah sangat diharapkan karena bunga sleding?
bank berperan sebagai perantara keuangan Pehamaman terhadap bagaimana
(financial intermediary) antara pihak-pihak perhitungan antara sistem bunga flat dan
yang memiliki kelebihan dana (surplus sistem bunga sleding serta cara
unit) dengan pihak-pihak yang membandingkannya sangat penting
memerlukan dana (deficit unit), serta dilakukan oleh UKM, dikarenakan hal ini
sebagai lembaga yang memperlancar lalu berkaitan dengan pendapatan yang
lintas pembayaran. Bank dalam diterima dan beban yang dikeluarkan
memberikan atau menyalurkan dananya untuk proses produksi usahanya. UKM
kepada masyarakat dilakukan melalui nantinya akan dapat lebih mudah dalam
pinjaman secara kredit. Pinjaman kredit mengatur keuangannya.
yang diberikan bank kepada masyarakat, Penelitian ini hanya membahas
dalam hal ini, UKM menggunakan mengenai sistem bunga flat dan sistem
beberapa sistem dalam pembayarannya bunga sleding, tidak membahas mengenai
yaitu dengan sistem bunga flat dan sistem sistem bunga floating dan sistem bunga
bunga sleding. Kedua sistem ini memiliki anuitas. Sistem bunga kredit yang tidak
karakteristik dan cara perhitungan yang dibahas pada penelitian ini merupakan
berbeda. UKM selaku penerima pinjaman sistem bunga yang diterapkan untuk kredit
kredit, harus bisa menentukan sistem jangka panjang, misalnya untuk kredit
mana yang akan dipilih. Pemilihan kedua perumahan rakyat.
sistem ini, menurut penulis, sangat penting
untuk dilakukan UKM terkait dengan Tujuan Penelitian.
nantinya peminimalisasian beban. Bunga Berdasarkan rumusan masalah diatas,
flat adalah sistem perhitungan suku bunga tujuan dari penelitian ini adalah :
yang besarannya mengacu pada pokok 1. Memahami dan menganalisis
hutang awal. Bunga flat biasanya perhitungan antara sistem bunga flat
diperuntukkan untuk kredit jangka pendek dan sistem bunga sleding.
(Taufiqurrochman, 2013:14). Sistem bunga 2. Memahami, menganalisis, dan
sleding adalah kebalikan dari sistem bunga membandingkan perhitungan antara
flat, yaitu porsi bunga dihitung sistem bunga flat dan sistem bunga
berdasarkan pokok hutang tersisa. Beban sleding.
bunga akan semakin menurun setiap bulan
karena pokok utang juga berkurang seiring Luaran.
dengan cicilan pokok (Taufiqurrochman, Berdasarkan latar belakang, rumusan
2013:14). masalah, dan tujuan penelitian maka
Berdasarkan uraian di atas, penulis luaran penelitian ini adalah :
berkeinginan melakukan penelitian 1. Jurnal ilmiah yang nantinya dapat
dengan judul ‚Antara Sistem Bunga Flat dijadikan acuan untuk penelitian
dan Sistem Bunga Sleding (Studi di UKM selanjutmya.
Kota Kediri). 2. Materi makalah dalam pelatihan atau
seminar baik lokal maupun nasional.

DION YANUARMAWAN DAN ARI NURCAHYANTI 2


JURNAL AKUNTANSI DAN EKONOMI BISNIS
Vol 6 No 2 Oktober 2017

3. Bahan ajar sebagai bahan untuk bunga


mempermudah materi pembelajaran tetap.
dalam perkuliahan. 3. Kusmiyati (2011), dengan judul
4. Bahan sebagai pembuatan sistem penelitian ‚Tinjauan Atas Perhitungan
informasi akuntansi. Bunga Pinjaman Anggota Koperasi ‘Satu
Oktober’ BP3U Bandung di balai
TINJAUAN TEORITIS Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi
Penelitian Terdahulu dan Informatika‛. Salah satu kelebihan
Penelitian terdahulu adalah penelitian dari koperasi simpan pinjam adalah
yang dilakukan sebelumnya di mana objek memberikan bunga serendah mungkin
dan variabel penelitian biasanya hampir agar membuat pinjaman koperasi lebih
sama dengan penelitian yang dilakukan menarik daripada pinjaman di bank.
saat ini, sehingga dapat dijadikan sebagai Penghitungan bunga pinjaman koperasi
bahan acuan dan pembanding terhadap ‘Satu Oktober’ BP3U Bandung
penelitian ini. menggunakan metode flat karena
1. Taufiqurrochman (2013), dengan judul bunga yang tertera sama besar tiap
penelitian ‚Seluk Beluk tentang Konsep bulan selama jangka waktu yang telah
Bunga Kredit bank‛. Umumnya suku ditentukan. Pada kondisi tertentu, unit
bunga, dimaknai sebagai rasio dari pinjaman menggunakan metode semi
bunga terhadap julah pinjaman. flat. Cara perhitungannya sama seperti
Terdapat fungsi dan peranan penting flat tetapi ada sedikit yang berbeda
tingkat bunga dalam perekonomian. pada pelunasan pinjaman lebih awal
Suku bunga memiliki apa yang disebut dari jangka waktu yang ditentukan.
resiko suku bunga, yaitu potensi 4. Sukmaliya (2010), dengan judul
kerugian karena adanya perubahan penelitian ‚Studi Komparatif antara
pergerakan arah suku bunga. Resiko ini Sistem perhitungan Bunga pada Perbankan
yang akan mempengaruhi semua Konvensional dan Sistem Perhitungan bagi
instrumenyang akan menggunkan satu Hasil pada Perbankan Syariah pada
atau lebih yield curves untuk Pembiayaan Modal Kerja ‛. hasil
menghitung nilai pasar. Bunga penelitian ini menyimpulkan bahwa
mempengaruhi secara langsung dalam sistem perhitungan bunga pada
kehidupan masyarakat keseharian dan pembiayaan modal kerja terdapat tiga
mempunyai dampak penting terhadap sistem perhitungan, antara lain flat rate
kesehatan perekonomian mulai dari (prorata), effective atau sliding rate
segi konsumsi, kredit, obligasi, serta (menurun), dan annuity (anuitas).
tabungan. Sistem yang tepat diberlakukan dalam
2. Budiman dan Susanti (2014), dengan perbankan adalah effective atau sliding
judul penelitian ‚Analisis Komparatif rate. Adapun dalam sistem perhitungan
Penerapan Suku Bunga KPR Bank di bagi hasil pada pembiayaan
Batam‛. Berdasarkan hasil mudharabah/qirad terdapat dua sistem
pengumpulan data, dapat dilihat perhitungan antara lain profit sharing
bahwa sebagian besar bank umum atau bagi keuntungan dan revenue
menggunakan metode perhitungan sharing atau bagi pendapatan. Sistem
bunga anuitas. Pada BPR, yang lebih tepat diberlakukan adalah
sebagian besar menggunakan profit sharing. Sistem perhitungan
perhitungan bunga flat. Bank syariah, bunga dan bagi hasil pada pembiayaan
hampir seluruhnya menggunakan modal kerja terdapat beberapa
perhitungan murabahah anuitas dengan persamaan dan
perbedaan. Persamaannya adalah sama-

DION YANUARMAWAN DAN ARI NURCAHYANTI 3


JURNAL AKUNTANSI DAN EKONOMI BISNIS
Vol 6 No 2 Oktober 2017

sama membutuhkan keuntungan, Setiap kredit yang diberikan pasti


samasama menggunakan proyeksi atau memiliki jangka waktu tertentu, jangka
prediksi, pihak bank sama-sama tidak waktu ini mencakup masa
mengadakan pembinaan dan pengembalian kredit yang telah
pendampingan kepada nasabahnya. disepakati.
Adapun 4. Risiko
perbedaannya adalah Bank Penyebab tidak tertagih sebenarnya
Konvensional tidak menerapkan dikarenakan adanya suatu tenggang
nisbah, sedangkan waktu pengembalian (jangka waktu).
Bank Syariah menerapkan nisbah, pada Semakin panjang jangka waktu suatu
Bank Konvensional nama tambahan kredit semakin besar risikonya
dan demikian pula sebaliknya. Risiko ini
jumlah pembiayaan dinamakan dengan menjadi tanggungan perusahaan, baik
bunga, sedang pada Bank Syariah risiko yang disengaja oleh nasabah
dinamakan bagi hasil. yang lalai, maupun risiko yang tidak
Tinjauan Teoritis. disengaja.
1. Kredit. 5. Balas jasa
Menurut Undang-Undang Perbankan Balas jasa merupakan keuntungan atas
No 10 tahun 1998, kredit adalah pemberian suatu kredit atau jasa
penyediaan uang atau tagihan yang dapat tersebut yang kita kenal dengan nama
dipersamakan dengan itu, berdasarkan bunga.
persetujuan atau kesepakatan pinjam 2. Suku Bunga.
meminjam antara bank dengan pihak lain Suku bunga merupakan salah satu
yang mewajibkan pihak peminjam variabel dalam perekonomian yang
melunasi utangnya setelah jangka waktu senantiasa diamati secara cermat karena
tertentu dengan pemberian bunga. Kredit dampaknya yang luas. Suku bunga
merupakan bentuk pemberian mempengaruhi secara langsung kehidupan
kepercayaan dari seseorang atau lembaga, masyarakat keseharian dan mempunya
bahwa orang yang diberi kepercayaan dampak penting terhadap kesehatan
tersebut pada waktunya nanti akan perekonomian. Suku bunga
memenuhi segala kewajiban atas apa yang mempengaruhi keputusan seseorang atau
telah dipercayakan sesuai apa yang telah rumah tangga dalam mengkonsumsi,
disepakati (Budiawan, 2008). Unsur-unsur membeli rumah, membeli obligasi, atau
yang terkandung dalam pemberian menaruhnya dalam rekening tabungan.
fasilitas kredit adalah sebagai berikut Suku bunga juga mempengaruhi
(Kasmir, 2004) : keputusan ekonomis bagi pengusaha atau
pimpinan perusahaan apakah akan
1. Kepercayaan melakukan investasi pada proyek baru
Kepercayaan yaitu keyakinan pemberi atau perluasan kapasitas, jadi dapat kita
kredit bahwa kredit yang diberikan ketahui bersama ketika suku bunga tinggi,
akan benar-benar diterima kembali di otomatis orang akan lebih suka
masa yang akan datang. menyimpan uang mereka di bank karena
2. Kesepakatan ia akan mendapat bunga yang tinggi. Suku
Kesepakatan ini terjadi antara pihak bunga simpanan yang rendah cenderung
pemberi kredit dan penerima kredit membuat masyarakat tidak tertarik lagi
yang dituangkan dalam suatu untuk menyimpan uangnya di bank dan
perjanjian yang berisi hak dan akan menarik dana mereka yang ada di
kewajiban masing-masing pihak. bank. Ternyata tingkat suku bunga sangat
3. Jangka waktu. mempunyai pengaruh penting terhadap

DION YANUARMAWAN DAN ARI NURCAHYANTI 4


JURNAL AKUNTANSI DAN EKONOMI BISNIS
Vol 6 No 2 Oktober 2017

minat masyarakat terhadap dunia Contoh perhitungan sistem bunga flat


perbankan (Taufiqurrochman, 2013:12). adalah sebagai berkut :
Miller menyatakan bahwa bunga Bank memberikan kredit dengan jangka
adalah sejumlah dana, dinilai dari uang, waktu 18 bulan sebesar Rp 18.000.000,00
yang diterima si pemberi pinjaman dengan bunga 12% per tahun. Asumsi
(kreditur) , sedangkan suku bunga adalah bahwa suku bunga kredit tidak berubah
rasio dari bunga terhadap jumlah atau tetap selama jangka waktu kredit.
pinjaman. Harga sewa dari uang itulah Perhitungan angsurannya adalah :
yang disebut suku bunga dan biasanya
dinyatakan sebagai presentase tahunan
dari jumlah nominal yang dipinjam, jadi
suku bunga adalah harga dari meminjam
uang untuk menggunakan daya belinya.
Suku bunga merupakan salah satu variabel
dalam perekonomian yang senantiasa
diamati secara cermat karena dampaknya
yang luas. Bunga mempengaruhi secara
langsung hehidupan masyarakat
keseharian dan mempunyai dampak
penting terhadap kesehatan perekonomian
mulai dari segi konsumsi, kredit, obligasi,
serta tabungan (Taufiqurrochman,
2013:13).
Berdasarkan pendapat ahli di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa suku
bunga merupakan salah satu variabel yang
mempengaruhi perekenomian masyarakat Sumber : Risky, 2015
baik dari segi konsumsi, kredit, obligasi,
serta tabungan. 4. Sistem Bunga Sleding.
3. Sistem Bunga Flat. Sistem bunga sleding adalah kebalikan dari
Bunga Flat adalah sistem perhitungan suku sistem bunga flat, yaitu porsi bunga
bunga yang besarannya mengacu pada dihitung berdasarkan pokok hutang
pokok hutang awal. Bunga flat biasanya tersisa. Beban bunga akan semakin
diperuntukkan untuk kredit jangka menurun setiap bulan karena pokok utang
pendek. Bunga flat diterapkan untuk juga berkurang seiring dengan cicilan
kredit barang konsumsi seperti pokok. Rumus perhitungan bunga adalah :
handphone, home appliances, mobil atau Bunga = SP x i x (30/360)
Kredit Tanpa Agunan (KTA). Keterangan :
Menggunakan sistem bunga flat ini maka SP = Saldo pokok pinjaman
porsi bunga dan pokok dalam angsuran sebelumnya.
bulanan akan tetap sama. Rumus i = Suku bunga per tahun.
perhitungannya adalah : 30 = Jumlah hari dalam 1 bulan.
Bunga per bulan = (P x i x t) : jb 360 = Jumlah hari dalam 1
Keterangan : tahun.
P = Pokok pinjaman awal. Contoh perhitungan sistem bunga sliding
i = Suku bunga per tahun. adalah sebagai berkut :
t = Jumlah tahun jangka waktu kredit.
jb = Jumlah bulan dalam jangka waktu
kredit.

DION YANUARMAWAN DAN ARI NURCAHYANTI 5


JURNAL AKUNTANSI DAN EKONOMI BISNIS
Vol 6 No 2 Oktober 2017

Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di
atas, maka manfaat dari penelitian ini
adalah :
1. Nasabah atau dalam hal ini, UMKM,
dapat melakukan perhitungan dan
menganalisis tentang sistem bunga flat
dan sistem bunga sleding guna
menentukan atau memilih sistem
bunga angsuran mana yang akan
digunakan.
2. Nasabah atau dalam hal ini, UMKM,
dapat melakukan penganalisaan dan
pembandingan tentang sistem bunga
flat dan sistem bunga sleding guna
menentukan atau memilih sistem
bunga angsuran mana yang lebih
Sumber : Risky, 2015 menguntungkan dalam
meminimalisasi beban bunga.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan Penelitian METODE PENELITIAN
Bank dalam memberikan atau Jenis Penelitian
menyalurkan dananya kepada masyarakat Penelitian ini menggunakan jenis
dilakukan melalui pinjaman secara kredit. penelitian deskriptif kuantitatif.
Pinjaman kredit yang diberikan bank Sukmadinata (2006:72),
kepada masyarakat, dalam hal ini, UKM menjelaskan penelitian deskriptif adalah
menggunakan beberapa sistem dalam suatu bentuk penelitian yang ditujukan
pembayarannya yaitu dengan sistem untuk mendeskripsikan fenomena-
bunga flat dan sistem bunga sleding. Kedua fenomena yang ada, baik fenomena
sistem ini memiliki karakteristik dan cara alamiah maupun fenomena buatan
perhitungan yang berbeda. UKM selaku manusia. Fenomena itu bisa berupa
penerima pinjaman kredit, harus bisa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,
menentukan sistem mana yang akan hubungan, kesamaan, dan perbedaan
dipilih. Pemilihan kedua sistem ini, antara fenomena yang satu dengan
menurut penulis, sangat penting untuk fenomena lainnya. Menurut Nazir
dilakukan UKM terkait dengan nantinya (2009:54), tujuan dari metode deskriptif
peminimalisasian beban. Berdasarkan adalah untuk membuat deskripsi,
uaraian tersebut maka tujuan dari gambaran atau lukisan secara sistematis,
penelitian ini adalah : faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
1. Memahami dan menganalisis sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
perhitungan antara sistem bunga flat yang diselidiki
dan sistem bunga sleding. Penelitian ini menggunakan
2. Memahami, menganalisis, dan penelitian kuantitatif, menurut Indriantoro
membandingkan perhitungan antara dan Supomo (2009: 12), penelitian
sistem bunga flat dan sistem bunga kuantitatif menekankan pada pengujian
sleding. teori-teori melalui pengukuran variabel-
variabel penelitian dengan angka dan
melakukan analisis data dengan prosedur
statistik. Bungin (2003:19), menyatakan

DION YANUARMAWAN DAN ARI NURCAHYANTI 6


JURNAL AKUNTANSI DAN EKONOMI BISNIS
Vol 6 No 2 Oktober 2017

bahwa bila kita melakukan penelitian yang mendapatkan data. Teknik pengumpulan
terinci tentang seseorang (individu) atau data yang digunakan dalam penelitian ini
suatu unit sosial dalam kurun waktu adalah sebagai berikut :
tertentu, maka kita melakukan apa yang 1. Observasi partisipatif merupakan
disebut studi kasus. Menurut Sekaran observasi dimana peneliti terlibat
(2006:46), studi kasus meliputi analisis dengan kegiatan sehari-hari orang yang
mendalam dan kontekstual terhadap sedang diamati atau yang digunakan
situasi yang mirip dalam organisasi lain, sebagai sumber data penelitian
dimana sifat dan definisi masalah yang (Sugiyono, 2009:404). Sambil
terjadi adalah serupa dengan yang dialami melakukan pengamatan, peneliti ikut
dalam situasi saat ini. melakukan apa yang dikerjakan oleh
Penulis menggunakan metode sumber data dan ikut merasakan suka
deskriptif kuantitatif dikarenakan penulis dukanya. Observasi partisipan ini,
ingin memahami dan menganalisis maka data yang diperoleh peneliti lebih
perbandingan sistem bunga flat dan sistem lengkap, tajam dan sampai mengetahui
bunga sliding secara mendalam. pada tingkat makna dari setiap perilaku
Jenis dan Sumber Data yang nampak.
Penelitian ini menggunakan jenis 2. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan
data primer dan data sekunder. Data data dengan cara mengajukan
primer yaitu data yang diperoleh langsung pertanyaan lisan secara langsung
dari responden yang akan dijadikan kepada pelaku usaha UKM.
sumber penelitian (Sugiyono, 2009:402). Wawancara memegang peranan
Data primer dalam penelitian ini diperoleh penting dalam mengumpulkan
melalui wawancara dengan pihak-pihak informasi untuk studi kasus karena
yang terkait dengan masalah yang diteliti wawancara memungkinkan peneliti
(informasi). Sumber data primer dalam untuk merekam opini, perasaan dan
penelitian ini adalah pelaku UKM yang emosi pertisipan berkenaan dengan
telah mendapatkan fasilitas kredit dari fenomena yang dipelajari.
bank yang dikenakan dengan sistem bunga 3. Analisis dokumen, dokumen yang
flat dan sistem bunga sliding. Data primer dikumpulkan untuk studi kasus
ini bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai segala hal yang berkaitan
apakah pelaku usaha UKM telah dengan dokumen administratif UKM
memahamai keuntungan dan kerugian mengenai buku catatan kas masuk, kas
penggunaan kedua sistem bunga tersebut keluar dan dokumen pendukung
terhadap laporan keuangannya terutama lainnya. Analisis dokumen dapat
pada laporan laba ruginya. Menurut digunakan untuk membantu menarik
Sugiyono (2009:402), data sekunder adalah kesimpulan berdasarkan keadaan yang
data penelitian yang diperoleh peneliti ada sebenarnya dilapangan.
secara tidak langsung yaitu melalui media 4. Dokumentasi, yaitu metode mencari
perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak data yang berasal dari catatan,
lain). Data sekunder dalam penelitian ini dokumen, ataupun tulisan lain yang
berupa laporan keuangan yang diperoleh berkaitan dengan variabel penelitian
dari UKM. kita. Penggunaan metode ini, peneliti
memegang checklist untuk mencari
Teknik Pengumpulan Data variabel yang sudah ditentukan, untuk
Menurut Sugiyono (2009:401), teknik mencatat hal lain, peneliti dapat
pengumpulan data merupakan langkah menggunakan kalimat bebas.
yang paling utama dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah

DION YANUARMAWAN DAN ARI NURCAHYANTI 7


JURNAL AKUNTANSI DAN EKONOMI BISNIS
Vol 6 No 2 Oktober 2017

4.4 Populasi dan Sampel UMKM yang ada di Kota Kediri agar
Menurut Sugiyono (2009: 57), Populasi terjadwal dengan baik sesuai rencana,
adalah wilayah generalisasi yang terdiri maka langkah awal yang dilakukan adalah
dari obyek atau subyek yang menjadi mengadakan rapat dengan anggota
kuantitas dan karakteristik tertentu yang peneliti dan melibatkan beberapa
ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari mahasiswa. Keterlibatan mahasiswa dalam
dan kemudian ditarik penelitian merupakan bagian dari
kesimpulannya. Populasi yang digunakan pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi.
dalam penelitian ini adalah laporan Selanjutnya melakukan survey terhadap
keuangan UKM yang telah mendapatkan obyek penelitian yaitu UMKM. Peneliti
fasilitas kredit baik flat maupun sliding. melakukan penelitian kepada UMKM yang
Menurut Sugiyono (2009 :57), Sampel mempunyai usaha dalam pembuatan
adalah sebagian dari jumlah dan ‚Tahu‛ yang dalam perjalanan
karakteristik yang di miliki oleh populasi. produksinya mendapatkan pinjaman
Pengambilan sampel dalam penelitian ini modal dari pihak bank baik dengan sistem
dilakukan dengan teknik purposive bunga flat (merata) maupun sistem bunga
sampling. Teknik purposive sampling adalah sleding (menurun). Laporan keuangan yang
teknik penentuan sampel dengan dilakukan UMKM saat ini masih sangat
pertimbangan tertentu (Sugiyono, sederhana yaitu hanya melakukan
2009:122), hal ini dilakukan dengan pencatatan penerimaan dan pengeluaran
memilih sampel dengan tujuan tertentu saja tanpa melakukan pencatatan
secara subjektif sesuai kriteria-kriteria yang akuntansi sebagaimana mestinya. Hal ini
ditetapkan dan harus dipenuhi oleh tentunya diperlukan sosialisasi mengenai
sampel. Kriteria dalam pengambilan pembuatan laporan keuangan meskipun
sampel secara purposive sampling dalam secara sederhana serta sosialisasi mengenai
penelitian ini adalah laporan laba rugi, perhitungan sistem bunga flat dan sistem
laporan perubahan modal, dan laporan bunga sleding terkait dengan
arus kas. peminimalisasian beban bunga pinjaman
yang harus dibayar tiap bulannya kepada
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI pihak bank. Berikut salah satu contoh
5.1 Hasil Penelitian laporan neraca dari UMKM UD Tahu
Penelitian mengenai ‚Antara Populer yang telah disesuaikan dengan
Sistem Bunga Flat dan Sistem Bunga standar akuntansi keuangan.
Sleding‛ yang dilakukan peneliti kepada

Tabel 5.1 Laporan Posisi Keuangan


UD. Tahu Populer
Neraca
Per 31 Desember 2016
ASET KEWAJIBAN DAN EKUITAS
ASET LANCAR KEWAJIBAN LANCAR
Kas 96.000.000 Hutang Dagang 75.000.000
Kas Bank 3.000.000
Piutang Dagang 14.517.000 Jumlah Kewajiban 75.000.000
Lancar
Persediaan 8.036.000
Iklan dibayar dimuka 15.474.000
Perlengkapan kantor 1.250.000 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Perlengkapan Pabrik 500.000 Hutang Bank 25.000.000

DION YANUARMAWAN DAN ARI NURCAHYANTI 8


JURNAL AKUNTANSI DAN EKONOMI BISNIS
Vol 6 No 2 Oktober 2017

Jumlah Aset Lancar 138.777.000


Jumlah Kewajiban 100.000.000
ASET TETAP EKUITAS
Tanah 40.000.000 Modal 100.000.000
Bangunan 63.000.000 Laba 17.464.000
Akm. Penyusutan (47.000.000)
bangunan
Peralatan Kantor 17.000.000
Akm. Penyusutan (6.250.000)
Peralatan Kantor
Peralatan Pabrik 4.987.000
Akm. Penyusutan Pabrik (3.250.000)
Kendaraan. 32.200.000
Akm. Penyusutan (22.000.000)
kendaraan
Jumlah Aset Tetap 78.687.000 Total Kewajiban dan 217.464.000
Total Aset 217.464.000 Ekuitas

Tabel 5.2 Laporan Laba Rugi


31 Desember 2016

Penjualan
Penjualan 155.000.000
Potongan Penjualan (19.000.000)
Retur Penjualan (4.850.000)
Penjualan bersih 131.150.000
Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal 8.036.000
Pembelian
Pembelian 1.500.000
Potongan Pembelian (500.000)
Beban angkut pembelian 4.600.000
Pembelian bersih 5.600.000
Persediaan akhir (24.000.000)
Beban penjualan 37.636.000
Laba Kotor 168.786.000
Beban
Beban gaji kary. Bag. 25.050.000
produksi
Beban Iklan 8.950.000
Beban peralatan kantor 4.562.000
Beban peny. Peralatan 4.250.000
kantor
Beban peralatan pabrik 3.876.000
Beban peny, peralatan 2.950.000
pabrik
Beban asuransi 250.000
Beban peny. Gedung 47.890.000

DION YANUARMAWAN DAN ARI NURCAHYANTI 9


JURNAL AKUNTANSI DAN EKONOMI BISNIS
Vol 6 No 2 Oktober 2017

Beban gaji kary. Bag. 23.350.000


Pemasaran
Beban sewa 21.790.000
Biaya administrasi bank 264.000
Beban peny. Kendaraan 15.000.000
Total Beban 158.182.000
Pendapatan
Pendapatan bunga 1.860.000
Pendapatan lain-lain 6.000.000
Pendapatan jasa giro 500.000
Total Pendapatan 8.360.000
Beban lain-lain
Beban bunga 1.500.000
(1.500.000)

Laba Rugi Bersih 17.464.000

Pemahaman masyarakat akan sistem simpanan atau pinjaman dinyatakan dalam


pembayaran angsuran pinjaman kredit di persen, makanya nilainya disebut suku
bank masih kurang, hal ini dikarenakan bunga dan biasanya dinyatakan dalam p
minimnya keingintahuan masyarakat akan %.
sistem pembayaran angsuran kredit. Konsep bunga sederhana,
Artinya masyarakat terutama UMKM besarnya bunga dihitung dari nilai pokok
harus kritis dalam menanyakan sistem awal (principal) dikalikan dengan tingkat
pembayaran angsuran kredit apa yang bunga (interest rate) dan waktu (time).
dikenakan pihak bank kepada debiturnya, Perhitungan bunga ini dilakukan satu kali
agar debitur dapat mengetahui sistem saja yaitu pada akhir periode atau pada
pembayaran angsuran kredit yang tanggal pelunasan. Secara matematis dapat
dipilihnya. Pengetahuan debitur terutama dinyatakan dalam persamaan berikut :
UMKM akan sistem pembayaran angsuran SI = P.r.t
kredit akan sangat membantu debitur dimana :
dalam merencanakan kegiatan SI = simple interest (bunga sederhana).
perusahaannya. P = principal (pokok).
5.2 Pembahasan r = interest rate p.a (tingkat bunga per tahun).
Bunga adalah jasa dari simpanan t = time (waktu dalam tahun).
atau pinjaman yang dibayarkan pada akhir
suatu jangka waktu yang ditentukan atas karena satuan t adalah tahun, maka jika t
persetujuan bersama. Misalnya Seorang diberikan dalam bulan, dapat
pedagang meminjam uang di bank sebesar menggunakan persamaan berikut :
Rp. 2.000.000,00 dengan perjanjian bahwa Jumlah bulan
uang tersebut harus dikembalikan dalam t =
jangka waktu satu tahun dengan uang 12
pengembalian sebesar Rp. 2.200.000,00.
Uang sebesar Rp 2.000.000,00 disebut Jika t diberikan dalam hari, ada 2 metode
modal sedangkan uang yang merupakan dalam mencari nilai t, yaitu :
kelebihannya, yaitu Rp 200.000,00 disebut 1. Metode bunga tepat (exact interest
bunga atau jasa. Jika besarnya bunga method) atau SIe dengan :
dibandingkan dengan jumlah modal Jumlah hari

DION YANUARMAWAN DAN ARI NURCAHYANTI 10


JURNAL AKUNTANSI DAN EKONOMI BISNIS
Vol 6 No 2 Oktober 2017

t = efektif 15% p.a., angsuran per bulan Rp.


365 4.000.000. Berapakah besarnya
pembayaran pokok dan bunga untuk
2. Metode bunga biasa (ordinary interest angsuran pertama?
method) atau SIo dengan : P = 200.000.000
Jumlah hari r = 15% p.a.
t = t = 1/12
360 SI = …………?
SI = P.r.t
Penggunaan metode bunga biasa (ordinary = 200.000.000 x 15% x
interest method) akan menguntungkan 1/12
penerima bunga dan merugikan pembayar SI = 2.500.000
bunga. Sebaliknya, penggunaan metode Pelunasan pokok dalam angsuran
bunga tepat (exact interest method) akan pertama adalah :
menguntungkan pembayar bunga dan = 4.000.000 – 2.500.000
merugikan penerima bunga. Oleh karena = 1.500.000
itu, dalam hal pinjaman (kredit), bank 2. Abah melunasi pembayaran bunga
lebih menyukai penggunaan bunga biasa, pinjamannya sebesar Rp. 3.000.000,
sementara untuk tabungan dan deposito, setelah meminjam selama 90 hari.
bank lebih memilih penggunaan bunga Berapakah besarnya pinjaman Abah
tepat dalam perhitungan bunganya. jika tingkat bunga sederhana 20% p.a.?
Berdasarkan rumus : SI = P.r.t rumus dapat SI = 3.000.000
juga menghitung nilai pokok, tingkat t = 90
bunga atau waktu, jika diberikan variabel 360
lainnya. Hal itu dapat dijelaskan sebagai r = 20%
berikut : r = SI
r.t
P = SI P = 3.000.000
r.t 20%. 90
r = SI 360
P.t P = 3.000.000
t = SI 0,05
P.r P = 60.000.000
3. Bank Mandiri memberikan pinjaman
Jika S dinotasikan untuk nilai akhir atau kepada Rakhmad sebesar Rp. 2.000.000
jumlah dari nilai pokok dan bunga, maka: yang dalam jangka waktu 3 bulan harus
S = P + I dilunasi sebesar Rp. 2.450.000. Berapa
S = P + P.r.t tingkat bunga sederhana tahunan yang
S = P (1 + r.t) dikenakan atas pinjaman tersebut?
Jika S, r, dan t yang diberikan dan P yang P = 2.000.000
dicari, maka : SI = 2.450.000 – 2.000.000
P = S
(1 +r.t) SI = 450.000
P = S (1 + r.t)-1 t = 3
Berikut beberapa contoh soal sebelum kita 12
membahas lebih jauh tenatng bunga flat r = SI
dan sleding : P.t
1. Abah mengambil KPR sebesar Rp. r = 450.000
200.000.000 dengan tingkat bunga 2.000.000. 3

DION YANUARMAWAN DAN ARI NURCAHYANTI 11


JURNAL AKUNTANSI DAN EKONOMI BISNIS
Vol 6 No 2 Oktober 2017

12 P = Pinjaman awal
r = 450.000 i = Suku bunga per tahun
500.000 t = Jumlah tahun jangka waktu
r = 90% kredit
4. Enam bulan setelah meminjam uang, jb = Jumlah bulan dalam jangka
Asa membayar sebesar Rp. 12.000.000 waktu kredit
untuk pelunasan pokok dan bunganya.
Apabila diketahui tingkat Bungan 12% Contoh 1.
p.a., berapakah besar pinjaman Asa? Satria mengajukan kredit dengan jangka
S = 12.000.000 waktu 24 bulan sebesar Rp 24.000.000,00
r = 12% p.a. dengan bunga 10% per tahun. Satria
t = 6/12 berniat melakukan pembayaran pokok
P = …………? pinjaman Rp 1.000.000,00 per bulan sampai
S = P (1+r.t) lunas. Asumsi bahwa suku bunga kredit
P = S tidak berubah (tetap) selama jangka waktu
kredit. Karena bunga dihitung dari pokok
(1+r.t) awal pinjaman, maka biasanya suku bunga
Kredit berasal dari bahasa latin flat lebih kecil dari suku bunga efektif.
‚credere‛ yang berarti kepercayaan, atau Dalam contoh kasus di atas misalkan
‚credo‛ yang berarti saya percaya. bunga flat sebesar 5,3739 % per tahun.
Seseorang yang memperoleh kredit berarti Bunga flat tiap bulan selalu sama.
ia memperoleh kepercayaan (trust), = (Rp 24.000.000,00 x 5,3739% x 2 ) : 24
dengan kata lain kredit mengandung = Rp 107.478,00
pengertian adanya suatu kepercayaan dari Angsuran pinjaman bulan 1
seseorang atau badan yang diberikan Angsuran pokok dan bunga pada bulan 1
kepada seseorang atau badan lainnya yaitu adalah
bahwa yang bersangkutan pada masa yang Rp 1.000.000,00 + 107.478,00 = Rp
akan datang akan memenuhi segala 1.107.478,00
sesuatu kewajiban yang telah diperjanjikan Angsuran pinjaman bulan 2
terlebih dahulu. Pengertian kredit menurut Angsuran pokok dan bunga pada bulan 2
UU Perbankan No.10 Tahun 1998 adalah adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat Rp 1.000.000,00 + 107.478,00 = Rp
dipersamakan dengan itu, berdasarkan 1.107.478,00
persetujuan atau kesepakatan pinjam Bunga Sleding.
meminjam antara bank dengan pihak lain Sleding (menurun) artinya
yang mewajibkan pihak peminjam untuk angsuran kreditnya tiap bulan mengalami
melunasi utangnya setelah jangka waktu penurunan sampai akhir jatuh tempo
tertentu dengan pemberian bunga. kredit. Metode ini menghitung bunga yang
Bunga Flat. harus dibayar setiap bulan sesuai dengan
Flat (merata) artinya angsuran saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya.
kreditnya tiap bulan tetap sampai akhir Rumus perhitungan bunga adalah : Bunga
jatuh tempo kredit. Metode ini, = SP x i x (30/360)
perhitungan bunga selalu menghasilkan SP = Saldo pokok pinjaman bulan
nilai bunga yang sama setiap bulan, karena sebelumnya
bunga dihitung dari prosentase bunga i = Suku bunga per tahun
dikalikan pokok pinjaman awal. 30 = Jumlah hari dalam satu bulan
Rumusnya adalah Bunga per bulan = (P x 360 = Jumlah hari dalam satu tahun
i x t) : jb Bunga efektif bulan 1

DION YANUARMAWAN DAN ARI NURCAHYANTI 12


JURNAL AKUNTANSI DAN EKONOMI BISNIS
Vol 6 No 2 Oktober 2017

= Rp 24.000.000,00 x 10% x (30 hari/360 Tabel 5.3


hari) Sistem Angsuran Kredit dengan
= Rp 200.000,00 Bunga Flat
Bln Pokok Bunga Total Angs. Baki
Angsuran pokok dan bunga pada bulan 1
1 1,041,667 500,000 1,541,667 23,958,333
adalah 2 1,041,667 500,000 1,541,667 22,916,667
3 1,041,667 500,000 1,541,667 21,875,000
Rp 1.000.000,00 + 200.000,00 = Rp 4 1,041,667 500,000 1,541,667 20,833,333
1.200.000,00 5 1,041,667 500,000 1,541,667 19,791,667
6 1,041,667 500,000 1,541,667 18,750,000
Bunga efektif bulan 2 7 1,041,667 500,000 1,541,667 17,708,333
8 1,041,667 500,000 1,541,667 16,666,667
= Rp 23.000.000,00 x 10% x (30 hari/360 9 1,041,667 500,000 1,541,667 15,625,000
hari) 10 1,041,667 500,000 1,541,667 14,583,333
11 1,041,667 500,000 1,541,667 13,541,667
= Rp 191.666,67 12 1,041,667 500,000 1,541,667 12,500,000
13 1,041,667 500,000 1,541,667 11,458,333
Angsuran pokok dan bunga pada bulan 2 14 1,041,667 500,000 1,541,667 10,416,667
adalah 15 1,041,667 500,000 1,541,667 9,375,000
16 1,041,667 500,000 1,541,667 8,333,333
Rp 1.000.000,00 + 191.666,67 = Rp 17 1,041,667 500,000 1,541,667 7,291,667
18 1,041,667 500,000 1,541,667 6,250,000
1.191.666,67 19 1,041,667 500,000 1,541,667 5,208,333
Angsuran bulan kedua lebih kecil dari 20 1,041,667 500,000 1,541,667 4,166,667
21 1,041,667 500,000 1,541,667 3,125,000
angsuran bulan pertama. Demikian pula 22 1,041,667 500,000 1,541,667 2,083,333
23 1,041,667 500,000 1,541,667 1,041,667
untuk bulan-bulan selanjutnya, besar 24 1,041,667 500,000 1,541,667 -
angsuran akan semakin menurun dari
waktu ke waktu. Berdasarkan tabel diatas, angsuran pokok
Cara atau sistem perhitungan yang harus diangsur oleh debitur tiap
bunga pada pembiayaan modal kerja bulannya adalah sebesar Rp. 1.041.677,
terbagi menjadi tiga sistem, antara lain : angsuran bunga sebesar Rp. 500.000
1 . Sistem Bunga Flat (merata). sehingga total angsuran perbulan adalah
Sistem flat rate sesuai namanya ( sebesar 1.541.667. hal itu dilakukan debitur
flat=rata) maka bunga kredit yang selama 24 bulan atau 2 tahun sampai tanpa
dikenakan kepada debitur setiap bulan adanya perubahan angsuran kecuali hanya
(periode) jumlahnya tetap, walaupun pada saat pelunasan. Tabel 4.2
jumlah pokok kredit telah menurun menunjukkan bahwa beban bunga yang
karena telah diangsur setiap bulan. ditanggung oleh UD. Tahu Populer adalah
Sistem perhitungan bunga flat boleh sebesar Rp. 1.500.000 pada bulan Desember
dikatakan cukup memberatkan debitur Tahun 2016, kenapa Rp. 1.500.000? karena
mengingat pada sistem ini utang pokok ada tunggakan bunga yang belum
yang telah diangsur (dikembalikan) dilakukan pembayaran oleh UD. Tahu
pada dasarnya masih dikenakan bunga Populer sehingga juga berpengaruh
(karena bunga dihitung atas saldo terhadap pengurangan kasnya. Kas
awal). Berdasarkan neraca dan laporan berkurang karena adanya pembayaran
laba rugi di atas, yang terkait dengan angsuran tunggakan pokok dan angsuran
pinjaman kepada pihak bank dan beban bunga selama 3 bulan, kalau tunggakan ini
bunga yang harus ditanggung oleh tidak diselesaikan pembayarannya tentu
debitur maka dapat kita lakukan akan mengganggu arus kasnya terutama
perhitungan. Hutang bank yang tercatat untuk biaya produksi.
di dalam laporan neraca UD. Tahu 2. Sistem Bunga Sleding (menurun).
Populer adalah sebesar Rp. 25.000.000, Pada sistem ini, jumlah angsuran
kita asumsikan dengan pengenaan bunganya akan mengalami menurun
tingkat suku bunga 24% p.a atau 2% sesuai dengan saldo pinjaman, kecuali
p.m dengan jangka waktu 24 bulan atau pada jenis kredit yang pembayarannya
2 tahun. Berikut perhitungan sekaligus pada akhir masa pinjaman. Pada
pembayaran angsuran kreditnya. kredit yang utang pokoknya harus

DION YANUARMAWAN DAN ARI NURCAHYANTI 13


JURNAL AKUNTANSI DAN EKONOMI BISNIS
Vol 6 No 2 Oktober 2017

diangsur, dengan adanya pembayaran atau angsuran pokoknya tetap, tetapi untuk
angsuran pokok, maka utang pokok yang angsuran bunganya mengalami perubahan
dikenakan atau yang diperhitungkan dari Rp 600.000 menjadi Rp. 575.000 yaitu
bunganya juga akan berkurang sesuai mengalami penurunan sebesar Rp. 25.000.
dengan banyaknya angsuran atau cicilan Penurunan nilai angsuran bunga akan
yang telah dibayar. Sistem Bunga Sleding terjadi setiap bulannya sampai jatuh tempo
perhitungan bunga harus dilakukan tiap- pinjaman selama 24 bulan atau 2 tahun
tiap bulan sesuai dengan saldo pinjaman tanpa adanya perubahan kecuali hanya
yang tersisa. pada saat pelunasan.
Hutang bank yang tercatat di dalam Beban bunga yang tertera dalam tabel
laporan neraca UD Tahu Populer adalah 4.2 menunjukkan selama 3 bulan, dengan
sebesar Rp. 25.000.000, kita asumsikan awal akad pinjaman bulan Februari maka
dengan pengenaan tingkat suku bunga tunggakakan terjadi mulai bulan Oktober.
28,8% p.a atau 2,4% p.m dengan jangka Berdasarkan tabel 4.4 maka untuk
waktu 24 bulan atau 2 tahun. Berikut menghitung tunggakan bunganya kita
perhitungan pembayaran angsuran mulai dari bulan ke-8 sampe ke-10 karena
kreditnya. bulan ke-8 adalah bulan Oktober, bulan ke-
9 adalah November, dan bulan ke-10
Tabel 5.4 adalah Desember. Beban bunga yang harus
Sistem Angsuran Kredit dengan Bunga dibayar adalah Rp 1.200.000
Sleding (425.000+400.000+375.000), kalau kita lihat
Bln Pokok Bunga Total Angs. Baki
di sini adalah selisih Rp.300.000 kalau kita
1 1.041.667 600.000 1.641.667 23.958.333 bandingkan dengan sistem bunga flat.
2 1.041.667 575.000 1.616.667 22.916.667 Adanya selisih Rp.300.000 tentu dapat
3 1.041.667 550.000 1.591.667 21.875.000
4 1.041.667 525.000 1.566.667 20.833.333
dialokasikan untuk hal yang lain misalnya
5 1.041.667 500.000 1.541.667 19.791.667 untuk saving guna mendanai keperluan
6 1.041.667 475.000 1.516.667 18.750.000 yang mendesak.
7 1.041.667 450.000 1.491.667 17.708.333
8 1.041.667 425.000 1.466.667 16.666.667
3. Sistem Bunga Annuity (anuitas)
9 1.041.667 400.000 1.441.667 15.625.000 Pada sistem anuitas jumlah angsuran
10 1.041.667 375.000 1.416.667 14.583.333 pokok ditambah bunga akan tetap
11 1.041.667 350.000 1.391.667 13.541.667
12 1.041.667 325.000 1.366.667 12.500.000
setiap bulannya, namun dengan
13 1.041.667 300.000 1.341.667 11.458.333 komponen yang berbeda di mana
14 1.041.667 275.000 1.316.667 10.416.667 angsuran pokok semakin lama semakin
15 1.041.667 250.000 1.291.667 9.375.000
16 1.041.667 225.000 1.266.667 8.333.333 meningkat, sedangkan pembayaran
17 1.041.667 200.000 1.241.667 7.291.667 bunga semakin menurun. Mengenai
18 1.041.667 175.000 1.216.667 6.250.000 sistem perhitungan bunga secara
19 1.041.667 150.000 1.191.667 5.208.333
20 1.041.667 125.000 1.166.667 4.166.667 anuitas di atas, pada dasarnya
21 1.041.667 100.000 1.141.667 3.125.000 pengenaan bunga dilakukan atas sisa
22 1.041.667 75.000 1.116.667 2.083.333
atau saldo utang pokok, namun jumlah
23 1.041.667 50.000 1.091.667 1.041.667
24 1.041.667 25.000 1.066.667 - pembayaran yang harus disediakan
sama setiap bulannya, sehingga mudah
diingat baik oleh debitur maupun bank.
Berdasarkan tabel diatas, angsuran Mengenai sistem bunga anuitas dalam
pokok yang harus diangsur oleh debitur penelitian ini tidak dilakukan
tiap bulannya adalah sebesar Rp. 1.041.677, pembahasan karena hanya berfokus
angsuran bunga pada bulan pertama pada sistem bunga flat dan sistem
sebesar Rp. 600.000 sehingga total bunga sleding.
angsuran bulan pertama adalah sebesar
1.641.667. Angsuran bulan kedua, untuk

DION YANUARMAWAN DAN ARI NURCAHYANTI 14


JURNAL AKUNTANSI DAN EKONOMI BISNIS
Vol 6 No 2 Oktober 2017

Pelunasan pada Sistem Bunga Flat dan Pelunasan bunga flat yang tidak
Sistem Bunga Sleding. terjadwal dilakukan dengan
1. Sistem pelunasan bunga flat dapat mengkalikan tingkat suku bunga flat
dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu dengan tingkat suku bunga sleding yang
terjadwal dan tidak terjadwal. berlaku di bank yang bersangkutan.
Pelunasan bunga flat yang terjadwal Bisa dicontohkan dengan
dilakukan dengan ditentukannya mengasumsikan tingkat suku bunga
jadwal pelunasannya, kalau jadwal sleding sebesar 2,4% p.m atau 28,8% p.a.
pelunasan pinjaman dengan jangka maka pehitungan pelunasannya adalah
waktu misalnya 24 bulan maka mengkalikan tingkat suku bunga flat
jadwalnya seperti tabel di bawah ini dengan tingkat suku bunga sleding
yaitu 2x 2,4=4,8 artinya yang digunakan
Tabel 5 .5 untuk mengitung pelunasan bunga flat
Jadwal Pelunasan Sistem Bunga Flat adalah 4,8% yang telah disledingkan.
Jangka Waktu 24 Bulan Berikut tabel pelunasannya.
Tabel 5.6
Bunga Bunga Bunga
yang yang yang Pelunasan Sistem Bunga Flat yang
Bulan harus Bulan harus Bulan harus Disledingkan
dibayar dibayar dibayar No Pokok Bunga Bunga Selisih Baki
Flat Flat yang Perhitun Debet
(2%) Disleding gan Flat
1 2X 9 7X 17 6X kan dengan
(4.8%) Sleding
2 3X 10 7X 18 5X 1. 1.041.667 500.000 1.200.000 700.000 23.958.333
2. 1.041.667 500.000 1.150.000 650.000 22.916.667
3 4X 11 7X 19 5X
3. 1.041.667 500.000 1.100.000 600.000 21.875.000
4 4X 12 7X 20 4X 4. 1.041.667 500.000 1.050.000 550.000 20.833.333
5. 1.041.667 500.000 1.000.000 500.000 19.791.667
5 5X 13 7X 21 4X 6. 1.041.667 500.000 950.000 450.000 18.750.000
6 5X 14 7X 22 3X 7. 1.041.667 500.000 900.000 400.000 17.708.333
8. 1.041.667 500.000 850.000 350.000 16.666.667
7 6X 15 6X 23 2X 9. 1.041.667 500.000 800.000 300.000 15.625.000
10. 15.625.000 1.750.000 750.000 4.500.000 -
8 6X 16 6X 24 1X

Berdasarkan tabel di atas, jika


pelunasan dilakukan dengan flat yang
Berdasarkan tabel di atas, jika debitur
tidak terjadwal maka nasabah akan
ingin melunasi pinjamannya di bulan
membayar total pelunasan sebesar Rp
ke-10 maka yang akan dihitung adalah
20.875.000 (15.625.000+5.250.000).
jumlah sisa saldo pinjaman ditambah
Selisih pelunasan antara bunga flat
dengan bunga yang harus dibayar.
terjadwal dan tidak terjadwal adalah
Saldo pinjaman di bulan ke-9 adalah
1.750.000 (20.875.000-19.125.000), hal ini
Rp. 15.625.000 (lihat tabel 4.3) ditambah
terjadi karena pelunasan bunga flat
dengan angsuran bunganya sebesar Rp.
yang tidak terjadwal nilai perkaliannya
500.000, sebelum ditambahkan dengan
lebih besar sehingga nilai bunga yang
angsuran bunganya harus dikalikan
harus dibayar saat pelunasan juga
terlebih dahulu dengan jumlah bunga
besar.
yang harus dibayar. Artinya angsuran
Metode pelunasan sistem bunga flat
bunga sebesar Rp. 500.000 dikalikan
yang tidak terjadwal ini, sangat perlu
dengan 7X (lihat tabel 4.5) menjadi Rp.
diperhatikan oleh UMKM dalam
3.500.000 sehingga total pelunasannya
memilih cara angsuran kreditnya. Hal
sebesar Rp. 19.125.000. (15.625.000
ini tentunya menambah nilai beban
+3.500.000).
bunga yang harus dibayar pihak

DION YANUARMAWAN DAN ARI NURCAHYANTI 15


JURNAL AKUNTANSI DAN EKONOMI BISNIS
Vol 6 No 2 Oktober 2017

nasabah atau UMKM kepada pihak Berkurangnya nilai bunga yang


bank artinya pemilihan sistem bunga ditanggung oleh nasabah atau debitur
angsuran kredit memiliki pengaruh (UMKM), dapat dialokasikan kea kun
terhadap beban bunga yang harus yang lain atau dana tersebut digunakan
ditanggung oleh pihak nasabah atau untuk penambahan modal tentunya.
UMKM. Sistem bunga sleding terbagi
2. Sistem pelunasan bunga sleding berbeda menjadi 3 (tiga), yaitu sleding, sleding
dengan sistem pelunasan bunga flat, efektif, dan sleding balance payment.
perbedaannya terletak pada 1. Sistem bunga sleding merupakan
pembayaran nilai bunganya pada saat sistem pembayaran yang angsuran
pelunasan pinjaman. Pelunasan bunga pokoknya dapat dibayar lebih pada saat
sleding untuk nilai bunga yang harus melakukan angsuran. Angsuran pokok
dibayar adalah nilai bunga pada saat yang diangsur tidak boleh kurang dari
pelunasan, jika kita asumsikan tingkat jumlah angsuran pokok yang telah
suku bunga sleding sebesar 2,4% p.m disepakati oleh pihak nasabah pinjaman
atau 28,8% p.a. Berikut penjelasannya dengan pihak bank. Contoh : apabila
pada tabel di bawah ini. debitur dikenakan angsuran pokoknya
Tabel 5.7 tiap bulan sebesar Rp. 500.000 maka
Pelunasan Sistem Bunga Sleding debitur tidak mengangsur kurang dari
No. Pokok Bunga Total Baki Rp. 500.000 tetapi kalau lebih dari Rp.
Sleding Angsuran Debet 500.000 diperbolehkan. Kelebihan
(2,4%) pembayaran angsuran pokok yang
1. 1.041.667 600.000 1.641.667 23.958.333 dilakukan oleh debitur tetap harus ada
2. 1.041.667 575.000 1.616.667 22.916.667
kesepakatan dari pihak bank karena
3. 1.041.667 550.000 1.591.667 21.875.000
dengan besarnya jumlah angsuran
4. 1.041.667 525.000 1.566.667 20.833.333
pokok yang dibayar oleh pihak
5. 1.041.667 500.000 1.541.667 19.791.667
nasabah, tentu akan memperkecil nilai
6. 1.041.667 475.000 1.516.667 18.750.000
7. 1.041.667 450.000 1.491.000 17.708.333 bunga yang harus dibayarkan pihak
8. 1.041.667 425.000 1.466.667 16.666.667 nasabah kepada pihak bank. Artinya
9. 1.041.667 400.000 1.141.667 15.625.000 pada sistem bunga sleding angsuran
10. 15.625.000 375.000 16.000.000 - pokok bisa mengalami perubahan
tetapi perubahan tersebut tidak boleh
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat kurrang dari angsuran pokok yang
bahwa untuk pelunasan pinjamannya semestinya diangsur tiap bulan.
nasabah atau debitur hanya dikenakan 2. Sistem Bunga Sleding Efektif
nilai bunga pada bulan pinjaman merupakan sistem bunga sleding yang
tersebut tanpa dikenakan nilai bunga angsuran pokoknya tiap bulan sama
untuk bulan-bulan selanjutnya. tetapi jumlah angsuran bunganya selalu
Menurut peneliti, sistem bunga sleding berbeda. Perbedaan jumlah angsuran
lebih menguntungkan pihak nasabah. bunga per bulan dikarenakan adanya
Artinya beban bunga yang akan pengangsuran pokok yang mengurangi
ditanggung oleh pihak nasabah pada atau menurunkan nilai angsuran
saat pelunasan pinjamannya, nilai bunganya per bulan. Hal ini bisa dilihat
bunganya lebih kecil. pada tabel 5.4 dan 5.7 di atas.
Pelunasan pada sistem bunga sleding 3. Sistem Bunga Sleding Balance Payment
berlaku sistem bunga harian. Bunga merupakan sistem bunga sleding yang
harian diberlakukan ketika pelunasan angsuran pokoknya dilakukan pada
nasabah sebelum atau sesudah jatuh saat pelunasan saja. Artinya tiap
tempo tanggal peminjaman. bulannya hanya dilakukan

DION YANUARMAWAN DAN ARI NURCAHYANTI 16


JURNAL AKUNTANSI DAN EKONOMI BISNIS
Vol 6 No 2 Oktober 2017

pengangsuran bunga saja tanpa adanya Sistem perhitungan bunga flat boleh
angsuran pokok. Sistem ini jangka dikatakan cukup memberatkan debitur
waktunya hanya 6 bulan saja, tidak mengingat pada sistem ini utang pokok
boleh lebih dari 6 bulan. Sistem ini yang telah diangsur (dikembalikan)
diperuntukkan untuk kredit musiman pada dasarnya masih dikenakan bunga
artinya hanya diperuntukkan bagi (karena bunga dihitung atas saldo
petani atau pekebun saja, sedangkan awal).
bagi UMKM ini tdak bisa diberikan 2. Sistem bunga sleding, jumlah angsuran
karena UMKM bukan termasuk bunganya akan mengalami menurun
musiman. sesuai dengan saldo pinjaman, kecuali
Berdasarkan penjelasan diatas, UMKM pada jenis kredit yang pembayarannya
masih mempunyai peluang untuk memilih sekaligus pada akhir masa pinjaman.
sistem bunga sleding yang diinginkannya Pada kredit yang utang pokoknya harus
yaitu antara sistem bunga sleding itu diangsur, dengan adanya pembayaran
sendiri dengan sistem bunga sleding atau angsuran pokok, maka utang
efektif. Artinya mempertimbangkan pokok yang dikenakan atau yang
sistem bunga sleding mana yang akan diperhitungkan bunganya juga akan
dipilih, tentunya yang lebih berkurang sesuai dengan banyaknya
menguntungkan. angsuran atau cicilan yang telah
dibayar. Sistem Bunga Sleding
5.3 Luaran Yang Dicapai. perhitungan bunga harus dilakukan
Luaran yang telah dicapai pada tiap-tiap bulan sesuai dengan saldo
penelitian adalah mengikuti seminar pinjaman yang tersisa.
mengenai sistem angsuran bunga flat dan Pembayaran angsuran kredit dengan
bunga sleding sebagai pemakalah. Hasil sistem bunga sleding akan lebih
dari seminar yang dilakukan dimasukkan menguntungkan debitur karena tiap
dalam jurnal Senabisma Politeknik Negeri bulannya angsuran bunga yang dilakukan
Malang berikutnya prosiding, volume: 4, debitur akan selalu mengalami penurunan.
12 September 2017. Seminar dilakukan di 7.2 Saran
Gedung Aula Pertamina Politeknik Negeri 1. Adanya pengetahuan tentang sistem
Malang dengan mengusung tema bunga flat dan sistem bunga sleding
‚Membangun Indonesia dengan Semangat terhadap pelaku bisnis, dalam hal ini
Kewirausahaan‛. Keynote speaker Bapak UMKM, akan sangat bermanfaat karena
Walikota Batu Eddy Rumpoko dan Prof. UMKM dapat menentukan atau
Armanu Thoyib SE.,Msc., Phd Guru Besar memilih mengenai sistem pembayaran
Fakultas Ekonomi Brawijaya. Seminar ini angsurannya.
dihadiri sekitar 27 orang pemakalah dar 2. Adanya sosialisasi atau informasi dari
berbagai universitas. pihak bank tentang sistem bunga flat
dan sistem bunga sleding kepada
KESIMPULAN DAN SARAN masyarakat.
7.1 Kesimpulan.
Berdasarkan uraian pada bab di atas, DAFTAR PUSTAKA
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
yaitu : Budiman, Johny dan Yeny Fyfy Susanti.
1. Sistem bunga flat, bunga kredit yang 2014. Analisis Komparatif
dikenakan kepada debitur setiap bulan Penerapan Suku Bunga KPR Bank
(periode) jumlahnya tetap, walaupun di Batam. Jurnal Manajemen.
jumlah pokok kredit telah menurun Vol.14 No.1 November 2014.
karena telah diangsur setiap bulan. Universitas Internasional batam.

DION YANUARMAWAN DAN ARI NURCAHYANTI 17


JURNAL AKUNTANSI DAN EKONOMI BISNIS
Vol 6 No 2 Oktober 2017

Kusmiyati, Eka. 2011. Tinjauan Atas Undang-undang No.3/2004 tentang


Perhitungan Bunga Pinjaman Perubahan UU No.23/1999 tentang
Anggota Koperasi ‘Satu Oktober’ Bank Indonesia.
BP3U Bandung di balai Pengkajian
dan Pengembangan Komunikasi
dan Informatika. Laporan Tugas
Akhir Program Studi Akuntansi D
III. Fakultas Ekonomi Universitas
Widyatama. Bandung.

Sukmaliya, Webby. 2010. Studi Komparatif


antara Sistem perhitungan Bunga
pada Perbankan Konvensional dan
Sistem Perhitungan bagi Hasil
pada Perbankan Syariah pada
Pembiayaan Modal Kerja. Skripsi.
Institut Agama Islam Negeri
Sunan Ampel. Fakultas Syariah
Jurusan Muamalah. Surabaya.

Taufiqurrochman, Cecep. 2013. Seluk


Beluk Tentang Konsep Bunga
Kredit Bank. Jurnal Kebangsaan.
Vol.2 No.3 Januari 2013. STIE
Ekuitas Bandung Indonesia.

Iqbal, Zamir dan M. Umer Chapra. 2002.


Pengharaman Bunga Bank;
Rasionalkah?. Edisi terjemah.
Jakarta. SEBI

Lewis, Mervin K. dan Latifa M. Algaoud.


2003. Perbankan Syariah; Prinsip,
Praktik dan Prospek. Edisi terjemah.
Jakarta. Serambi.

Suharto, dkk. 2001. Konsep, Produk dan


Implementasi Operasional Bank
Syariah. Jakarta. Djambatan.

Undang-undang No.7/1992 tentang


Perbankan.

Undang-undang No.10/1998, tentang


Perubahan UU No.7/1992 tentang
Perbankan.

DION YANUARMAWAN DAN ARI NURCAHYANTI 18

You might also like