Professional Documents
Culture Documents
185 37 444 1 10 20171107
185 37 444 1 10 20171107
185 37 444 1 10 20171107
Oleh:
Dion Yanuarmawan, SH., MAB1
dionyanuarmawan@gmail.com
Ari Nurcahyanti, SE., MM2
nurcahyanti_ari@yahoo.com
POLITEKNIK KEDIRI
Abstract
Small and Medium Enterprises (SME) products are home industry based on specific future of the
culture, for example ‚Batik‛ is culture of Yogyakarta society, ‚Tahu Poo‛ is a specific of Kediri,
‚Tempe Sanan‛ is a specific future of Malang beside its apel, ‚Brem‛ is a specific future of
Madiun, and other examples which can not be mentioned one by one. Capitalization is a big
problem for SMEs, because when they needed loans in having an affor to develop their business,
they felt difficult to get it. The existence of banks for SMEs were really hoped because bank had a
role as financial intermediary between surplus unit and deficit unti. Beside, it was as an
institution which could give a facility of payment. Loans which were given by the bank to the
society. Inthis case, we called it ‚SMEs‛. SMEs used several systems in payment, there are: Flat
Interest System and Sliding Interest System. This research used quantitative method. The
researchers used descriptive quantitative because the researchers intended to understand and
analyze the comparison of flat interest system and sliding interest system. The data of this research
used primary and secondary data. Primary data of this research was obtained through interviews
the parties who were related tho the statements of the problems. The primary data source of this
research were the SMEs owner (subject) who got loans from the bank and charged with Flat
Interest System and Sliding Interest System. Secondary data of this research were SMEs’s
Financial Statement.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di
atas, maka manfaat dari penelitian ini
adalah :
1. Nasabah atau dalam hal ini, UMKM,
dapat melakukan perhitungan dan
menganalisis tentang sistem bunga flat
dan sistem bunga sleding guna
menentukan atau memilih sistem
bunga angsuran mana yang akan
digunakan.
2. Nasabah atau dalam hal ini, UMKM,
dapat melakukan penganalisaan dan
pembandingan tentang sistem bunga
flat dan sistem bunga sleding guna
menentukan atau memilih sistem
bunga angsuran mana yang lebih
Sumber : Risky, 2015 menguntungkan dalam
meminimalisasi beban bunga.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan Penelitian METODE PENELITIAN
Bank dalam memberikan atau Jenis Penelitian
menyalurkan dananya kepada masyarakat Penelitian ini menggunakan jenis
dilakukan melalui pinjaman secara kredit. penelitian deskriptif kuantitatif.
Pinjaman kredit yang diberikan bank Sukmadinata (2006:72),
kepada masyarakat, dalam hal ini, UKM menjelaskan penelitian deskriptif adalah
menggunakan beberapa sistem dalam suatu bentuk penelitian yang ditujukan
pembayarannya yaitu dengan sistem untuk mendeskripsikan fenomena-
bunga flat dan sistem bunga sleding. Kedua fenomena yang ada, baik fenomena
sistem ini memiliki karakteristik dan cara alamiah maupun fenomena buatan
perhitungan yang berbeda. UKM selaku manusia. Fenomena itu bisa berupa
penerima pinjaman kredit, harus bisa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,
menentukan sistem mana yang akan hubungan, kesamaan, dan perbedaan
dipilih. Pemilihan kedua sistem ini, antara fenomena yang satu dengan
menurut penulis, sangat penting untuk fenomena lainnya. Menurut Nazir
dilakukan UKM terkait dengan nantinya (2009:54), tujuan dari metode deskriptif
peminimalisasian beban. Berdasarkan adalah untuk membuat deskripsi,
uaraian tersebut maka tujuan dari gambaran atau lukisan secara sistematis,
penelitian ini adalah : faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
1. Memahami dan menganalisis sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
perhitungan antara sistem bunga flat yang diselidiki
dan sistem bunga sleding. Penelitian ini menggunakan
2. Memahami, menganalisis, dan penelitian kuantitatif, menurut Indriantoro
membandingkan perhitungan antara dan Supomo (2009: 12), penelitian
sistem bunga flat dan sistem bunga kuantitatif menekankan pada pengujian
sleding. teori-teori melalui pengukuran variabel-
variabel penelitian dengan angka dan
melakukan analisis data dengan prosedur
statistik. Bungin (2003:19), menyatakan
bahwa bila kita melakukan penelitian yang mendapatkan data. Teknik pengumpulan
terinci tentang seseorang (individu) atau data yang digunakan dalam penelitian ini
suatu unit sosial dalam kurun waktu adalah sebagai berikut :
tertentu, maka kita melakukan apa yang 1. Observasi partisipatif merupakan
disebut studi kasus. Menurut Sekaran observasi dimana peneliti terlibat
(2006:46), studi kasus meliputi analisis dengan kegiatan sehari-hari orang yang
mendalam dan kontekstual terhadap sedang diamati atau yang digunakan
situasi yang mirip dalam organisasi lain, sebagai sumber data penelitian
dimana sifat dan definisi masalah yang (Sugiyono, 2009:404). Sambil
terjadi adalah serupa dengan yang dialami melakukan pengamatan, peneliti ikut
dalam situasi saat ini. melakukan apa yang dikerjakan oleh
Penulis menggunakan metode sumber data dan ikut merasakan suka
deskriptif kuantitatif dikarenakan penulis dukanya. Observasi partisipan ini,
ingin memahami dan menganalisis maka data yang diperoleh peneliti lebih
perbandingan sistem bunga flat dan sistem lengkap, tajam dan sampai mengetahui
bunga sliding secara mendalam. pada tingkat makna dari setiap perilaku
Jenis dan Sumber Data yang nampak.
Penelitian ini menggunakan jenis 2. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan
data primer dan data sekunder. Data data dengan cara mengajukan
primer yaitu data yang diperoleh langsung pertanyaan lisan secara langsung
dari responden yang akan dijadikan kepada pelaku usaha UKM.
sumber penelitian (Sugiyono, 2009:402). Wawancara memegang peranan
Data primer dalam penelitian ini diperoleh penting dalam mengumpulkan
melalui wawancara dengan pihak-pihak informasi untuk studi kasus karena
yang terkait dengan masalah yang diteliti wawancara memungkinkan peneliti
(informasi). Sumber data primer dalam untuk merekam opini, perasaan dan
penelitian ini adalah pelaku UKM yang emosi pertisipan berkenaan dengan
telah mendapatkan fasilitas kredit dari fenomena yang dipelajari.
bank yang dikenakan dengan sistem bunga 3. Analisis dokumen, dokumen yang
flat dan sistem bunga sliding. Data primer dikumpulkan untuk studi kasus
ini bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai segala hal yang berkaitan
apakah pelaku usaha UKM telah dengan dokumen administratif UKM
memahamai keuntungan dan kerugian mengenai buku catatan kas masuk, kas
penggunaan kedua sistem bunga tersebut keluar dan dokumen pendukung
terhadap laporan keuangannya terutama lainnya. Analisis dokumen dapat
pada laporan laba ruginya. Menurut digunakan untuk membantu menarik
Sugiyono (2009:402), data sekunder adalah kesimpulan berdasarkan keadaan yang
data penelitian yang diperoleh peneliti ada sebenarnya dilapangan.
secara tidak langsung yaitu melalui media 4. Dokumentasi, yaitu metode mencari
perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak data yang berasal dari catatan,
lain). Data sekunder dalam penelitian ini dokumen, ataupun tulisan lain yang
berupa laporan keuangan yang diperoleh berkaitan dengan variabel penelitian
dari UKM. kita. Penggunaan metode ini, peneliti
memegang checklist untuk mencari
Teknik Pengumpulan Data variabel yang sudah ditentukan, untuk
Menurut Sugiyono (2009:401), teknik mencatat hal lain, peneliti dapat
pengumpulan data merupakan langkah menggunakan kalimat bebas.
yang paling utama dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah
4.4 Populasi dan Sampel UMKM yang ada di Kota Kediri agar
Menurut Sugiyono (2009: 57), Populasi terjadwal dengan baik sesuai rencana,
adalah wilayah generalisasi yang terdiri maka langkah awal yang dilakukan adalah
dari obyek atau subyek yang menjadi mengadakan rapat dengan anggota
kuantitas dan karakteristik tertentu yang peneliti dan melibatkan beberapa
ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari mahasiswa. Keterlibatan mahasiswa dalam
dan kemudian ditarik penelitian merupakan bagian dari
kesimpulannya. Populasi yang digunakan pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi.
dalam penelitian ini adalah laporan Selanjutnya melakukan survey terhadap
keuangan UKM yang telah mendapatkan obyek penelitian yaitu UMKM. Peneliti
fasilitas kredit baik flat maupun sliding. melakukan penelitian kepada UMKM yang
Menurut Sugiyono (2009 :57), Sampel mempunyai usaha dalam pembuatan
adalah sebagian dari jumlah dan ‚Tahu‛ yang dalam perjalanan
karakteristik yang di miliki oleh populasi. produksinya mendapatkan pinjaman
Pengambilan sampel dalam penelitian ini modal dari pihak bank baik dengan sistem
dilakukan dengan teknik purposive bunga flat (merata) maupun sistem bunga
sampling. Teknik purposive sampling adalah sleding (menurun). Laporan keuangan yang
teknik penentuan sampel dengan dilakukan UMKM saat ini masih sangat
pertimbangan tertentu (Sugiyono, sederhana yaitu hanya melakukan
2009:122), hal ini dilakukan dengan pencatatan penerimaan dan pengeluaran
memilih sampel dengan tujuan tertentu saja tanpa melakukan pencatatan
secara subjektif sesuai kriteria-kriteria yang akuntansi sebagaimana mestinya. Hal ini
ditetapkan dan harus dipenuhi oleh tentunya diperlukan sosialisasi mengenai
sampel. Kriteria dalam pengambilan pembuatan laporan keuangan meskipun
sampel secara purposive sampling dalam secara sederhana serta sosialisasi mengenai
penelitian ini adalah laporan laba rugi, perhitungan sistem bunga flat dan sistem
laporan perubahan modal, dan laporan bunga sleding terkait dengan
arus kas. peminimalisasian beban bunga pinjaman
yang harus dibayar tiap bulannya kepada
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI pihak bank. Berikut salah satu contoh
5.1 Hasil Penelitian laporan neraca dari UMKM UD Tahu
Penelitian mengenai ‚Antara Populer yang telah disesuaikan dengan
Sistem Bunga Flat dan Sistem Bunga standar akuntansi keuangan.
Sleding‛ yang dilakukan peneliti kepada
Penjualan
Penjualan 155.000.000
Potongan Penjualan (19.000.000)
Retur Penjualan (4.850.000)
Penjualan bersih 131.150.000
Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal 8.036.000
Pembelian
Pembelian 1.500.000
Potongan Pembelian (500.000)
Beban angkut pembelian 4.600.000
Pembelian bersih 5.600.000
Persediaan akhir (24.000.000)
Beban penjualan 37.636.000
Laba Kotor 168.786.000
Beban
Beban gaji kary. Bag. 25.050.000
produksi
Beban Iklan 8.950.000
Beban peralatan kantor 4.562.000
Beban peny. Peralatan 4.250.000
kantor
Beban peralatan pabrik 3.876.000
Beban peny, peralatan 2.950.000
pabrik
Beban asuransi 250.000
Beban peny. Gedung 47.890.000
12 P = Pinjaman awal
r = 450.000 i = Suku bunga per tahun
500.000 t = Jumlah tahun jangka waktu
r = 90% kredit
4. Enam bulan setelah meminjam uang, jb = Jumlah bulan dalam jangka
Asa membayar sebesar Rp. 12.000.000 waktu kredit
untuk pelunasan pokok dan bunganya.
Apabila diketahui tingkat Bungan 12% Contoh 1.
p.a., berapakah besar pinjaman Asa? Satria mengajukan kredit dengan jangka
S = 12.000.000 waktu 24 bulan sebesar Rp 24.000.000,00
r = 12% p.a. dengan bunga 10% per tahun. Satria
t = 6/12 berniat melakukan pembayaran pokok
P = …………? pinjaman Rp 1.000.000,00 per bulan sampai
S = P (1+r.t) lunas. Asumsi bahwa suku bunga kredit
P = S tidak berubah (tetap) selama jangka waktu
kredit. Karena bunga dihitung dari pokok
(1+r.t) awal pinjaman, maka biasanya suku bunga
Kredit berasal dari bahasa latin flat lebih kecil dari suku bunga efektif.
‚credere‛ yang berarti kepercayaan, atau Dalam contoh kasus di atas misalkan
‚credo‛ yang berarti saya percaya. bunga flat sebesar 5,3739 % per tahun.
Seseorang yang memperoleh kredit berarti Bunga flat tiap bulan selalu sama.
ia memperoleh kepercayaan (trust), = (Rp 24.000.000,00 x 5,3739% x 2 ) : 24
dengan kata lain kredit mengandung = Rp 107.478,00
pengertian adanya suatu kepercayaan dari Angsuran pinjaman bulan 1
seseorang atau badan yang diberikan Angsuran pokok dan bunga pada bulan 1
kepada seseorang atau badan lainnya yaitu adalah
bahwa yang bersangkutan pada masa yang Rp 1.000.000,00 + 107.478,00 = Rp
akan datang akan memenuhi segala 1.107.478,00
sesuatu kewajiban yang telah diperjanjikan Angsuran pinjaman bulan 2
terlebih dahulu. Pengertian kredit menurut Angsuran pokok dan bunga pada bulan 2
UU Perbankan No.10 Tahun 1998 adalah adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat Rp 1.000.000,00 + 107.478,00 = Rp
dipersamakan dengan itu, berdasarkan 1.107.478,00
persetujuan atau kesepakatan pinjam Bunga Sleding.
meminjam antara bank dengan pihak lain Sleding (menurun) artinya
yang mewajibkan pihak peminjam untuk angsuran kreditnya tiap bulan mengalami
melunasi utangnya setelah jangka waktu penurunan sampai akhir jatuh tempo
tertentu dengan pemberian bunga. kredit. Metode ini menghitung bunga yang
Bunga Flat. harus dibayar setiap bulan sesuai dengan
Flat (merata) artinya angsuran saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya.
kreditnya tiap bulan tetap sampai akhir Rumus perhitungan bunga adalah : Bunga
jatuh tempo kredit. Metode ini, = SP x i x (30/360)
perhitungan bunga selalu menghasilkan SP = Saldo pokok pinjaman bulan
nilai bunga yang sama setiap bulan, karena sebelumnya
bunga dihitung dari prosentase bunga i = Suku bunga per tahun
dikalikan pokok pinjaman awal. 30 = Jumlah hari dalam satu bulan
Rumusnya adalah Bunga per bulan = (P x 360 = Jumlah hari dalam satu tahun
i x t) : jb Bunga efektif bulan 1
diangsur, dengan adanya pembayaran atau angsuran pokoknya tetap, tetapi untuk
angsuran pokok, maka utang pokok yang angsuran bunganya mengalami perubahan
dikenakan atau yang diperhitungkan dari Rp 600.000 menjadi Rp. 575.000 yaitu
bunganya juga akan berkurang sesuai mengalami penurunan sebesar Rp. 25.000.
dengan banyaknya angsuran atau cicilan Penurunan nilai angsuran bunga akan
yang telah dibayar. Sistem Bunga Sleding terjadi setiap bulannya sampai jatuh tempo
perhitungan bunga harus dilakukan tiap- pinjaman selama 24 bulan atau 2 tahun
tiap bulan sesuai dengan saldo pinjaman tanpa adanya perubahan kecuali hanya
yang tersisa. pada saat pelunasan.
Hutang bank yang tercatat di dalam Beban bunga yang tertera dalam tabel
laporan neraca UD Tahu Populer adalah 4.2 menunjukkan selama 3 bulan, dengan
sebesar Rp. 25.000.000, kita asumsikan awal akad pinjaman bulan Februari maka
dengan pengenaan tingkat suku bunga tunggakakan terjadi mulai bulan Oktober.
28,8% p.a atau 2,4% p.m dengan jangka Berdasarkan tabel 4.4 maka untuk
waktu 24 bulan atau 2 tahun. Berikut menghitung tunggakan bunganya kita
perhitungan pembayaran angsuran mulai dari bulan ke-8 sampe ke-10 karena
kreditnya. bulan ke-8 adalah bulan Oktober, bulan ke-
9 adalah November, dan bulan ke-10
Tabel 5.4 adalah Desember. Beban bunga yang harus
Sistem Angsuran Kredit dengan Bunga dibayar adalah Rp 1.200.000
Sleding (425.000+400.000+375.000), kalau kita lihat
Bln Pokok Bunga Total Angs. Baki
di sini adalah selisih Rp.300.000 kalau kita
1 1.041.667 600.000 1.641.667 23.958.333 bandingkan dengan sistem bunga flat.
2 1.041.667 575.000 1.616.667 22.916.667 Adanya selisih Rp.300.000 tentu dapat
3 1.041.667 550.000 1.591.667 21.875.000
4 1.041.667 525.000 1.566.667 20.833.333
dialokasikan untuk hal yang lain misalnya
5 1.041.667 500.000 1.541.667 19.791.667 untuk saving guna mendanai keperluan
6 1.041.667 475.000 1.516.667 18.750.000 yang mendesak.
7 1.041.667 450.000 1.491.667 17.708.333
8 1.041.667 425.000 1.466.667 16.666.667
3. Sistem Bunga Annuity (anuitas)
9 1.041.667 400.000 1.441.667 15.625.000 Pada sistem anuitas jumlah angsuran
10 1.041.667 375.000 1.416.667 14.583.333 pokok ditambah bunga akan tetap
11 1.041.667 350.000 1.391.667 13.541.667
12 1.041.667 325.000 1.366.667 12.500.000
setiap bulannya, namun dengan
13 1.041.667 300.000 1.341.667 11.458.333 komponen yang berbeda di mana
14 1.041.667 275.000 1.316.667 10.416.667 angsuran pokok semakin lama semakin
15 1.041.667 250.000 1.291.667 9.375.000
16 1.041.667 225.000 1.266.667 8.333.333 meningkat, sedangkan pembayaran
17 1.041.667 200.000 1.241.667 7.291.667 bunga semakin menurun. Mengenai
18 1.041.667 175.000 1.216.667 6.250.000 sistem perhitungan bunga secara
19 1.041.667 150.000 1.191.667 5.208.333
20 1.041.667 125.000 1.166.667 4.166.667 anuitas di atas, pada dasarnya
21 1.041.667 100.000 1.141.667 3.125.000 pengenaan bunga dilakukan atas sisa
22 1.041.667 75.000 1.116.667 2.083.333
atau saldo utang pokok, namun jumlah
23 1.041.667 50.000 1.091.667 1.041.667
24 1.041.667 25.000 1.066.667 - pembayaran yang harus disediakan
sama setiap bulannya, sehingga mudah
diingat baik oleh debitur maupun bank.
Berdasarkan tabel diatas, angsuran Mengenai sistem bunga anuitas dalam
pokok yang harus diangsur oleh debitur penelitian ini tidak dilakukan
tiap bulannya adalah sebesar Rp. 1.041.677, pembahasan karena hanya berfokus
angsuran bunga pada bulan pertama pada sistem bunga flat dan sistem
sebesar Rp. 600.000 sehingga total bunga sleding.
angsuran bulan pertama adalah sebesar
1.641.667. Angsuran bulan kedua, untuk
Pelunasan pada Sistem Bunga Flat dan Pelunasan bunga flat yang tidak
Sistem Bunga Sleding. terjadwal dilakukan dengan
1. Sistem pelunasan bunga flat dapat mengkalikan tingkat suku bunga flat
dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu dengan tingkat suku bunga sleding yang
terjadwal dan tidak terjadwal. berlaku di bank yang bersangkutan.
Pelunasan bunga flat yang terjadwal Bisa dicontohkan dengan
dilakukan dengan ditentukannya mengasumsikan tingkat suku bunga
jadwal pelunasannya, kalau jadwal sleding sebesar 2,4% p.m atau 28,8% p.a.
pelunasan pinjaman dengan jangka maka pehitungan pelunasannya adalah
waktu misalnya 24 bulan maka mengkalikan tingkat suku bunga flat
jadwalnya seperti tabel di bawah ini dengan tingkat suku bunga sleding
yaitu 2x 2,4=4,8 artinya yang digunakan
Tabel 5 .5 untuk mengitung pelunasan bunga flat
Jadwal Pelunasan Sistem Bunga Flat adalah 4,8% yang telah disledingkan.
Jangka Waktu 24 Bulan Berikut tabel pelunasannya.
Tabel 5.6
Bunga Bunga Bunga
yang yang yang Pelunasan Sistem Bunga Flat yang
Bulan harus Bulan harus Bulan harus Disledingkan
dibayar dibayar dibayar No Pokok Bunga Bunga Selisih Baki
Flat Flat yang Perhitun Debet
(2%) Disleding gan Flat
1 2X 9 7X 17 6X kan dengan
(4.8%) Sleding
2 3X 10 7X 18 5X 1. 1.041.667 500.000 1.200.000 700.000 23.958.333
2. 1.041.667 500.000 1.150.000 650.000 22.916.667
3 4X 11 7X 19 5X
3. 1.041.667 500.000 1.100.000 600.000 21.875.000
4 4X 12 7X 20 4X 4. 1.041.667 500.000 1.050.000 550.000 20.833.333
5. 1.041.667 500.000 1.000.000 500.000 19.791.667
5 5X 13 7X 21 4X 6. 1.041.667 500.000 950.000 450.000 18.750.000
6 5X 14 7X 22 3X 7. 1.041.667 500.000 900.000 400.000 17.708.333
8. 1.041.667 500.000 850.000 350.000 16.666.667
7 6X 15 6X 23 2X 9. 1.041.667 500.000 800.000 300.000 15.625.000
10. 15.625.000 1.750.000 750.000 4.500.000 -
8 6X 16 6X 24 1X
pengangsuran bunga saja tanpa adanya Sistem perhitungan bunga flat boleh
angsuran pokok. Sistem ini jangka dikatakan cukup memberatkan debitur
waktunya hanya 6 bulan saja, tidak mengingat pada sistem ini utang pokok
boleh lebih dari 6 bulan. Sistem ini yang telah diangsur (dikembalikan)
diperuntukkan untuk kredit musiman pada dasarnya masih dikenakan bunga
artinya hanya diperuntukkan bagi (karena bunga dihitung atas saldo
petani atau pekebun saja, sedangkan awal).
bagi UMKM ini tdak bisa diberikan 2. Sistem bunga sleding, jumlah angsuran
karena UMKM bukan termasuk bunganya akan mengalami menurun
musiman. sesuai dengan saldo pinjaman, kecuali
Berdasarkan penjelasan diatas, UMKM pada jenis kredit yang pembayarannya
masih mempunyai peluang untuk memilih sekaligus pada akhir masa pinjaman.
sistem bunga sleding yang diinginkannya Pada kredit yang utang pokoknya harus
yaitu antara sistem bunga sleding itu diangsur, dengan adanya pembayaran
sendiri dengan sistem bunga sleding atau angsuran pokok, maka utang
efektif. Artinya mempertimbangkan pokok yang dikenakan atau yang
sistem bunga sleding mana yang akan diperhitungkan bunganya juga akan
dipilih, tentunya yang lebih berkurang sesuai dengan banyaknya
menguntungkan. angsuran atau cicilan yang telah
dibayar. Sistem Bunga Sleding
5.3 Luaran Yang Dicapai. perhitungan bunga harus dilakukan
Luaran yang telah dicapai pada tiap-tiap bulan sesuai dengan saldo
penelitian adalah mengikuti seminar pinjaman yang tersisa.
mengenai sistem angsuran bunga flat dan Pembayaran angsuran kredit dengan
bunga sleding sebagai pemakalah. Hasil sistem bunga sleding akan lebih
dari seminar yang dilakukan dimasukkan menguntungkan debitur karena tiap
dalam jurnal Senabisma Politeknik Negeri bulannya angsuran bunga yang dilakukan
Malang berikutnya prosiding, volume: 4, debitur akan selalu mengalami penurunan.
12 September 2017. Seminar dilakukan di 7.2 Saran
Gedung Aula Pertamina Politeknik Negeri 1. Adanya pengetahuan tentang sistem
Malang dengan mengusung tema bunga flat dan sistem bunga sleding
‚Membangun Indonesia dengan Semangat terhadap pelaku bisnis, dalam hal ini
Kewirausahaan‛. Keynote speaker Bapak UMKM, akan sangat bermanfaat karena
Walikota Batu Eddy Rumpoko dan Prof. UMKM dapat menentukan atau
Armanu Thoyib SE.,Msc., Phd Guru Besar memilih mengenai sistem pembayaran
Fakultas Ekonomi Brawijaya. Seminar ini angsurannya.
dihadiri sekitar 27 orang pemakalah dar 2. Adanya sosialisasi atau informasi dari
berbagai universitas. pihak bank tentang sistem bunga flat
dan sistem bunga sleding kepada
KESIMPULAN DAN SARAN masyarakat.
7.1 Kesimpulan.
Berdasarkan uraian pada bab di atas, DAFTAR PUSTAKA
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
yaitu : Budiman, Johny dan Yeny Fyfy Susanti.
1. Sistem bunga flat, bunga kredit yang 2014. Analisis Komparatif
dikenakan kepada debitur setiap bulan Penerapan Suku Bunga KPR Bank
(periode) jumlahnya tetap, walaupun di Batam. Jurnal Manajemen.
jumlah pokok kredit telah menurun Vol.14 No.1 November 2014.
karena telah diangsur setiap bulan. Universitas Internasional batam.