Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN ORIENTASI PASAR

TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MELALUI KEUNGGULAN BERSAING


DAN PERSEPSI KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN
SEBAGAI PREDIKSI VARIABEL MODERASI
(Survey pada UMKM Perdagangan di Kabupaten Kebumen)

Oleh:
Setyawati, Harini Abrilia
Email: harini.abrilia.setyawati@gmail.com

ABSTRACT

This research is done on the UMKM retail in Kebumen Regency, by the title “The
influence of entrepreneurship and market orientation to performance by competitive
advantage as mediation and it is moderated by the perception of environment uncertainty”
The purpose of this research is testing the influence of entrepreneurship and market
orientation to performance by competitive advantage as mediating and the perception of
environment uncertainty as moderating variable. This research is quantitative approach using
survey method. The number of respondents is 100 shop owners in Kebumen regency which is
determined by using Slovin’s formula. Analysis’s device that used is “Partial Least Square”
From the result of this research and data analysis can be concluded that
entrepreneurship orientation gives positive impact to market orientation, entrepreneurship
orientation gives positive impact to competitive advantage, market orientation does not
influence to competitive advantage, entrepreneurship orientation does not influence to
performance, market orientation does not influence to performance, competitive advantage
does not influence to performance, entrepreneurship and market orientation does not affects
to relation performance and competitive advantage and perception of environment
uncertainty which does not moderating the relation of competitive advantage and
performance.

Keywords : entrepreneurship orientation, market orientation, competitive advantage,


perception of environment uncertainty and performance

Persaingan di berbagai sektor perusahaan jika ingin terus eksis tanpa


semakin ketat pada era globalisasi bersaing yaitu dengan menciptakan
sekarang ini. Dan persaingan tersebut tidak samudera biru, istilah Kim (2010) dalam
dapat dihindari, tidak hanya pesaing dari buku Blue Ocean Strategy, dimana
dalam negeri namun banyak tumbuh perusahaan mencari pasar yang belum ada
investor asing yang memasuki pasar pesaingnya. Namun tidaklah mudah bagi
Indonesia. Untuk dapat terus perusahaan untuk menciptakan pasar baru
mempertahankan eksistensinya, maka tersebut, maka jalan yang harus diambil
sebuah perusahaan harus ikut bersaing. adalah dengan bersaing. Persaingan dapat
Hanya satu hal yang dapat dilakukan oleh tercipta melalui strategi. Strategi dalam hal

20
ini tercermin dalam orientasi orientasi untuk berusaha menjadi yang
kewirausahaan, orientasi pasar serta pertama dalam inovasi produk pasar,
lingkungan. berani mengambil risiko dan melakukan
Strategi menurut Mintzberg dalam tindakan proaktif untuk mengalahkan
buku Safari Strategi (1998) dibagi menjadi pesaing.
sepuluh mahzab, diantaranya adalah Menurut Kohli dan Jaworski
mahzab kewirausahaan. Kepemimpinan (1990: 1-18), orientasi pasar merupakan
merupakan faktor penting dalam mahzab budaya perusahaan yang bisa membawa
ini. Strategi perusahaan dipengaruhi oleh pada meningkatnya kinerja pemasaran.
jiwa kewirausahaan pemimpin. Naver dan Slater (1990: 34)
Orientasi kewirausahaan cenderung mendefinisikan orientasi pasar sebagai
memiliki implikasi positif terhadap kinerja budaya organisasi yang paling efektif dan
perusahaan. Hasil penelitian terdahulu efisien untuk menciptakan perilaku –
Wiklund dan Shepherd (2005) perilaku yang dibutuhkan untuk
mengidentifikasi hubungan positif antara menciptakan superior value bagi pembeli
orientasi kewirausahaan dan kinerja bisnis, dan menghasilkan superior performance
demikian juga Wiklund (1999). Akan bagi perusahaan. Perusahaan yang telah
tetapi penelitian Frank et al. (2010) menjadikan orientasi pasar sebagai budaya
orientasi kewirausahaan berpengaruh organisasi akan berdasar pada kebutuhan
negatif terhadap kinerja bisnis. Demikian dasar eksternal, keinginan dan permintaan
juga penelitian terdahulu menunjukan pasar sebagai dasar dalam penyusunan
lemahnya hubungan antara orientasi strategi bagi masing – masing unit bisnis
kewirausahaan dengan kinerja perusahaan dalam organisasi, dan menentukan
(Lumpkin dan Dess, 2001). Adanya gap keberhasilan perusahaan. Menurut Nerver
tersebut membuat peneliti tertarik untuk dan Slater (1990) mengemukakan temuan
meneliti kembali hubungan orientasi bahwa orientasi pasar berpengaruh positif
kewirausahaan dengan kinerja perusahaan. terhadap kinerja pemasaran, sedangkan
Agar perusahaan mendapatkan keuntungan Morgan et al.(2009) menyatakan bahwa
atas penerapan strategi, harus melalui orientasi pasar tidak memiliki hubungan
keunggulan bersaing (competitive dengan kinerja sedangkan
advantage). Sehingga orientasi Hubungan orientasi pasar tidak
kewirausahaan dalam penelitian ini selain secara langsung berhubungan dengan
secara langsung terhadap kinerja juga kinerja, namun melalui keunggulan
diprediksi mempengaruhi kinerja melalui bersaing. Zhou et al. (2009) meneliti
keunggulan bersaing. hubungan orientasi pasar, keunggulan
Orientasi kewirausahaan diyakini bersaing dan kinerja perusahaan, dengan
memiliki hubungan langsung dengan dua dimensi pada masing-masing variabel.
orientasi pasar. Matsuno et al. (2002) Pengukuran kinerja menggunakan kinerja
menemukan bahwa orientasi finansial dan non-finansial. Hasil
kewirausahaan mendorong orientasi pasar, penelitian tersebut menunjukan bahwa
sehingga semakin besar tingkat orientasi kinerja pasar full mediasi terhadap
kewirausahaan, semakin besar tingkat hubungan antara keunggulan diferensiasi
orientasi pasar. Menurut Miller (1983) dan kinerja keuangan.
orientasi kewirausahaan merupakan suatu

21
Elbanna dan Alhwarai (2012) yang unggul pula. Hubungan antara
meneliti tentang pengaruh ketidakpastian keungulan bersaing dan kinerja dapat
lingkungan pada kinerja organisasi dengan dipengaruhi oleh faktor eksternal, maka
mengambil dua sampel. Hasil dari penelitian ini menambahkan variabel
penelitian tersebut adalah ketidakpastian moderasi ketidakpastian lingkungan pada
produk merupakan satu-satunya dimensi hubungan keunggulan bersaing dan
dari ketidakpastian lingkungan yang kinerja.
berhubungan negatif dengan kinerja, dan Sehingga dapat dirumuskan
ada pengaruh positif faktor ketidakpastian pertanyaan penelitian sebagai berikut;
kebijakan pemerintah terhadap kinerja 1. Apakah orientasi kewirausahaan
organisasi di Mesir. Dimensi berpengaruh terhadap orientasi pasar?
ketidakpastian lingkungan lainnya yaitu 2. Apakah orientasi kewirausahaan
ketidakpastian persaingan dan berpengaruh terhadap keunggulan
ketidakpastian ekonomi tidak berpengaruh bersaing?
terhadap kinerja organisasi. Berbeda hasil 3. Apakah orientasi pasar berpengaruh
dengan penelitian yang dilakukan Miller terhadap keunggulan bersaing?
(1993) dan juga Lonial dan Raju (2001). 4. Apakah orientasi kewirausahaan
Hubungan keunggulan bersaing dengan berpengaruh terhadap kinerja
kinerja diprediksi dapat meningkat melalui perusahaan?
persepsi ketidakpastian lingkungan 5. Apakah orientasi pasar berpengaruh
tersebut. terhadap kinerja perusahaan?
Penelitian ini bertitik tolak dari 6. Apakah keunggulan bersaing
adanya masalah kontradiksi hasil berpengaruh terhadap kinerja
penelitian Wiklund dan Shepherd (2005) perusahaan
berbeda hasil dengan penelitian Frank et 7. Apakah keunggulan bersaing
al. (2010) mengenai orientasi memediasi hubungan orientasi
kewirausahaan dan kinerja, Elbanna dan kewirausahaan dan kinerja
Alhwarai (2012) ketidakpastian perusahaan?
lingkungan dan kinerja, Morgan et al 8. Apakah keunggulan bersaing
(2009) dan Zhou (2009) mengenai memediasi hubungan orientasi pasar
orientasi pasar dan kinerja. Studi ini dan kinerja perusahaan?
berbeda dari penelitian sebelumnya dengan 9. Apakah persepsi ketidakpastian
masing-masing penelitian terdahulu hanya lingkungan memoderasi hubungan
menguji satu variabel bebas terhadap keunggulan bersaing dan kinerja
variabel terikatnya. perusahaan.
Penelitian ini melengkapi penelitian
sebelumnya, yaitu menggabungkan METODE ANALISIS
beberapa variabel dan menambahkan
variabel intervening berupa keunggulan Populasi dan Teknik Pengambilan
bersaing pada hubungan orientasi Sampel
kewirausahaan, orientasi pasar terhadap Populasi pada penelitian ini
kinerja perusahaan. Keunggulan bersaing sebanyak 277 usaha. Ukuran jumlah
diambil, sebab melalui keunggulan sampel ditentukan dengan menggunakan
bersaing diharapkan akan meraih kinerja

22
rumus Slovin (Husein, 2002) sebagai laba yang mampu diraih oleh pesaing di
berikut : pasar dalam industri yang sama. Meliputi
𝑁 diferensiasi dan harga.
𝑛=
1 + 𝑁. 𝑒 2 Kinerja menurut Morgan et al
(2003) merupakan proses dan hasil kerja
n = Ukuran sampel atas kemampuan untuk mengelola sumber
N = Ukuran Populasi daya. Kinerja dapat diukur melalui kinerja
e = Presentase kelonggaran obyektif dan subyektif melalui persepsi.

277 Teknik Analisis Data


𝑛=
1 + 277. (0,1)2 Teknik analisis data yang
digunakan untuk menguji hipotesis-
n = 74 hipotesis dalam penelitian ini digunakan
Jumlah sampel minimal sebanyak 74 partial least square (PLS).
responden namun dalam penelitian ini Outer model (outer relation atau
jumlah sampel digenapkan menjadi 100 measurement model) digunakan untuk
responden. menguji bagaimana setiap blok indikator
berhubungan dengan variabel latennya
Definisi Operasional Variabel (Ghozali, 2008). Hal ini dapat dilihat dari :
Covin dan Slevin (1989) Convergent Validity digunakan
menekankan orientasi kewirausahaan pada sebagai ukuran validitas indikator dalam
metode maupun pengambilan keputusan mengukur variabel latennya. Discriminant
meliputi inovasi, proaktif dan keberanian validity merupakan ukuran validitas
dalam pengambilan risiko. konstruk dalam memprediksi ukuran
Persepsi ketidakpastian indikator masing-masing bloknya.
Lingkungan menurut Miller (1993) Composite reliability merupakan ukuran
merupakan persepsi individu untuk reliabilitas dari blok indikator dalam
memprediksi lingkungan perusahaan mengukur konstruknya (internal
(internal maupun eksternal) secara akurat consistence). Besarnya composite
dan berguna dalam pengambilan reliability harus lebih besar dari 0,6 (Chin,
keputusan. Indikatornya adalah kebijakan 1998 dalam Ghozali, 2008).
pemerintah, faktor makro ekonomi, Inner model yang kadang disebut
bahan/infrastruktur, produk, pasar dan juga dengan (inner relation, structural
permintaan serta kompetisi. model, dan subtantive theory)
Kohli et al. (1993) orientasi pasar menggambarkan hubungan antar variabel
sebagai pencarian informasi tentang pasar laten berdasarkan pada subtantive theory.
berkaitan dengan keinginan konsumen Model struktural dievaluasi dengan
untuk saat ini dan mendatang, penyebaran menggunakan R-square untuk konstruk
informasi ke seluruh organisasi, dan dependen. Interpretasinya sama dengan
respon seluruh organisasi terhadap interpretasi pada regresi (Ghozali, 2008).
informasi tersebut. Perubahan nilai R-square dapat digunakan
Porter (1993) keunggulan bersaing untuk menilai pengaruh variabel laten
adalah kemampuan suatu perusahaan independen terhadap variabel laten
untuk meraih keuntungan ekonomis di atas dependen.

23
Pengujian hipotesis dapat Convergent Validity
dilakukan dengan memperhatikan tingkat Butir pertanyaan (items)
signifikansi dan koefisien beta. Tingkat dinyatakan valid dan dapat digunakan
signifikansi digunakan untuk melihat untuk perhitungan dalam menganalisis
signifikan tidaknya hubungan variabel hasil apabila skor komponen lebih besar
independen dengan variabel dependen, dari nilai kriteria minimum yaitu 0,500
sedangkan koefisien beta digunakan untuk (Ghozali, 2008). Gambar 1 merupakan
melihat arah hubungan pengaruh variabel hasil perhitungan convergent validity.
independen terhadap variabel dependen. Terlihat pada gambar 1 hasil
Pengambilan keputusan diterima atau perhitungan menunjukan X14 dan X15,
tidaknya hipotesis didasarkan pada arah X24 dan X26, X37, X38, X43, X44, X50
hubungan dan signifikansi dari model yang dan X51, skor berada di bawah 0,5
bersangkutan. sehingga harus didelete, kemudian dire-
estimate. Setelah di re-estimate terlihat
HASIL ANALISIS pada gambar 2 skor sudah di atas 0,5
semua sehingga perhitungan dapat
Outer model digunakan untuk dilanjutkan pada proses berikutnya.
menguji bagaimana setiap indikator atau
items berhubungan dengan variabel
latennya. Uji model pengukuran tersebut
adalah:

Gambar 1. Convergent Validity

24
Gambar 2. Convergent Validity Re-estimate

Nilai AVE direkomendasikan harus bahwa AVE seluruh konstruk lebih tinggi
lebih besar dari 0,5 (Chin, dalam Ghozali, dari 0,5.
2008). Dilihat dari tabel berikut ini, terlihat

Tabel 1.
AVE
AVE Akar Kuadrat Keterangan
Variabel
AVE
Kinerja 0,612934 0,782901 Diterima
Keunggulan Bersaing 0,563357 0,750571 Diterima
Orientasi Kewirausahaan 0,616183 0,784973 Diterima
Orientasi Pasar 0,547888 0,740195 Diterima
Persepsi Ketidakpastian Lingkungan 0,508052 0,712778 Diterima
diterima > 0,50
Sumber: Data Diolah, 2013

Selain nilai AVE yaitu nilai square antara konstruk satu dengan konstruk
root of average variance exracted (akar lainnya dalam model, maka dikatakan
kuadrat AVE) dibandingkan untuk setiap memiliki nilai discriminant validity yang
konstruk dengan konstruk lainnya dalam baik (Fornell dan Larcker, 1981 dalam
model. Jika nilai akar kuadrat AVE setiap Ghozali, 2008).
konstruk lebih besar daripada nilai korelasi

25
Tabel 2.
Latent Variable Correlations

K KB OK OP PKL
K 1
KB 0,081685 1
OK 0,113948 0,3487 1
OP -0,03498 0,334959 0,255504 1
PKL 0,456334 0,148285 0,145449 -0,06218 1
Sumber: Data Diolah, 2013

Reliabilitas instrumen ditentukan Besarnya composite reliability harus lebih


dari nilai composite reliability. Composite besar dari 0,60 (Chin, dalam Ghozali,
reliability merupakan ukuran reliabilitas 2008). Hasil output dari composite
dari blok indikator dalam mengukur reliability konstruk di atas 0,60, sehingga
konstruknya (internal consistence). dapat dilanjutkan tahap berikutnya.

Tabel 3.
Composite Reliability
Composite Reliability Keterangan
Kinerja 0,901785 Diterima
Keunggulan Bersaing 0,938277 Diterima
Orientasi Kewirausahaan 0,941054 Diterima
Orientasi Pasar 0,915132 Diterima
Persepsi Ketidakpastian Lingkungan 0,924505 Diterima
diterima > 0,60
Sumber: Data Diolah, Lampiran

Pengujian Model Struktural (Inner interpretasi pada regresi (Ghozali, 2008).


Model) Perubahan nilai R-square dapat digunakan
Model struktural dievaluasi dengan untuk menilai pengaruh variabel laten
menggunakan R-square untuk konstruk independen terhadap variabel laten
dependen. Interpretasinya sama dengan dependen

Tabel 4.
R Square
R Square
Kinerja 0,353469
Keunggulan Bersaing 0,186263
Orientasi Kewirausahaan
Orientasi Pasar 0,065282
Persepsi Ketidakpastian Lingkungan
Sumber: Data Diolah, 2013

26
Tabel diatas menunjukkan bahwa : Pengujian Hipotesis
a. Variabel kinerja dijelaskan oleh Pengujian hipotesis dapat
keunggulan bersaing, orientasi dilakukan dengan memperhatikan tingkat
kewirausahaan, orientasi pasar dan signifikansi dan koefisien path antar
persepsi ketidakpastian lingkungan variabel laten. Untuk menguji hipotesis
sebesar 35,35% yang diajukan, dilakukan analisis statistik
b. Variabel keunggulan bersaing dengan memasukkan variabel yang diuji
dijelaskan oleh orientasi secara bersama-sama. Pengambilan
kewirausahaan dan orientasi pasar keputusan didasarkan pada arah hubungan
sebesar 18,63% dan signifikansi dari model yang
c. Variabel Orientasi Pasar dijelaskan bersangkutan. Berikut adalah hasil output
oleh Orientasi Kewirausahaan sebesar perhitungan Partial Least Square
6,5% menggunakan software SmartPLS 2.0.
Tabel 5.
Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)

Standard
Original T Statistics
Error T tabel Keterangan
Sample (O) (|O/STERR|)
(STERR)
OK -> OP 0,255504 0,097056 2,632539 1.66105 Diterima
OK -> KB 0,281493 0,077306 3,64129 1.66105 Diterima
OP -> KB 0,263037 0,093802 2,804169 1.66105 Diterima
OK -> K 0,021319 0,08006 0,26629 1.66105 Ditolak
OP -> K -0,06461 0,076957 0,839523 1.66105 Ditolak
KB -> K 0,03529 0,089624 0,393753 1.66105 Ditolak
KB * PKL -> K -0,38805 0,344485 1,126474 1.66105 Ditolak
PKL -> K 0,371772 0,073053 5,089107 1.66105 Diterima
Sumber: Data Diolah, 2013

Berdasarkan tabel diatas, nilai terhadap Keunggulan Bersaing diterima.


original sample menunjukkan hubungan H3 yang menyatakan bahwa Orientasi
yang positif atau negatif antar variabel. Pasar berpengaruh positif terhadap
Sedangkan T statistik digunakan untuk Keunggulan Bersaing diterima. H4 yang
melihat signifikansi hubungan antar menyatakan bahwa Orientasi
variabel. Hubungan dianggap signifikan Kewirausahaan berpengaruh positif
jika T statistik lebih besar dibanding terhadap Kinerja ditolak. H5 yang
dengan T tabel. Dengan menggunakan menyatakan bahwa Orientasi Pasar
tingkat keyakinan sebesar 95% (α = 0,05) berpengaruh positif terhadap Kinerja
dan degree of freedom (df) = (n-k-1) ditolak. H6 yang menyatakan bahwa
diperoleh nilai Ttabel sebesar 1.66105 Keunggulan Bersaing berpengaruh positif
Dengan demikian dapat terhadap Kinerja ditolak.
disimpulkan bahwa : Berdasarkan hasil uji Sobel (yang
H1 yang menyatakan bahwa dihitung dengan menggunakan kalkulator
Orientasi Kewirausahaan berpengaruh Sobel, diperoleh nilai t hitung sebesar 0,391.
positif terhadap Orientasi Pasar diterima. Hal ini berarti nilai t tabel one-tail
H2 yang menyatakan bahwa Orientasi probability sebesar 0,348. lebih kecil
Kewirausahaan berpengaruh positif daripada nilai t hitung sebesar 0,391

27
Sehingga hipotesis ketujuh yang pelanggan dapat memilih dan mengambil
menyatakan bahwa keunggulan bersaing sendiri jenis barang yang diinginkan.
memediasi hubungan orientasi Hubungan antara orientasi
kewirausahaan dengan kinerja, diterima. kewirausahaan terhadap keunggulan
Berdasarkan hasil uji Sobel bersaing adalah positif (berbanding lurus).
diperoleh nilai t hitung sebesar 0,389. Nilai t Sehingga penelitian ini mendukung
tabel one-tail probability sebesar 0,189. penelitian Mahmood dan Hanafi (2013)
Dengan demikian dapat disimpulkan yang menemukan bahwa orientasi
bahwa nilai t hitung lebih besar daripada kewirausahaan berhubungan dengan
nilai t tabel sehingga hipotesis kedelapan keunggulan bersaing. Pemilik toko ritel di
yang menyatakan bahwa keunggulan Kabupaten Kebumen memiliki inovasi,
bersaing memediasi hubungan orientasi proaktif dan pengambilan risiko yang
pasar dengan kinerja, diterima. tinggi. Inovasi yang diwujudkan melalui
Berdasarkan tabel 5., menunjukkan pelayanan, dan keberanian mengambil
bahwa nilai T statistik sebesar 1,126474 < keputusan untuk merubah toko lama
1.66105 (Ttabel), hal ini berarti Persepsi menjadi lebih modern membuat toko
Ketidakpastian Lingkungan tidak tersebut memiliki daya saing yang tinggi
memoderasi hubungan Keunggulan terhadap toko-toko lainnya.
Bersaing dan Kinerja. Hal ini berarti H9 Hubungan antara Orientasi Pasar
yang menyatakan bahwa Persepsi terhadap Keunggulan Bersaing adalah
Ketidakpastian Lingkungan memoderasi positif signifikan. Sehingga penelitian ini
hubungan Keunggulan Bersaing dan mendukung penelitian Zhou, Brown dan
Kinerja ditolak. Dev (2009) yang menjelaskan hubungan
orientasi pasar, keunggulan bersaing dan
kinerja. Hal ini berarti bahwa strategi yang
KESIMPULAN berorientasi pasar tersebut dapat
meningkatkan daya saing toko terhadap
toko lainnya. Keunggulan bersaing yang
Berdasarkan hasil hipotesis di atas dimiliki adalah diferensiasi, bahwa toko
diketahui bahwa hubungan antara orientasi mereka berbeda dari toko yang lain,
kewirausahaan terhadap orientasi pasar terutama dalam hal pelayanan.
adalah positif (berbanding lurus). Hal ini Hubungan antara Orientasi
berarti bahwa penelitian ini mendukung Kewirausahaan terhadap Kinerja adalah
penelitian Matsuno et.al (2002) yang tidak signifikan. Berbeda dengan
menemukan bahwa orientasi penelitian Wiklund dan Shepherd (2005),
kewirausahaan mendorong orientasi pasar, Awang, Liu et.al (2009), Hassim et.al
sehingga semakin besar tingkat orientasi (2011), Bhaumik et.al (2012) Mahmood
kewirausahaan, semakin besar tingkat dan Hanafi (2013), yang menyebutkan
orientasi pasar. Pada UMKM ritel di bahwa ada hubungan positif antara
Kabupaten Kebumen dapat dijelaskan Orientasi Kewirausahaan dan Kinerja
bahwa, karakteristik jiwa kewirausahaan Bisnis. Bahwa semakin tinggi orientasi
yang dimiliki oleh pemilik cukup baik. kewirausahaan maka kinerja perusahaan
Dan kemampuan untuk inovasi, proaktif juga akan semakin tinggi. Orientasi
dan keberanian dalam mengambil risiko kewirausahaan merupakan antecedent dari
terbukti mempengaruhi strategi mereka orientasi pasar, sehingga hal ini yang
dalam menghadapi pesaing, dan juga mempengaruhi hasil hubungan tersebut
mengutamakan pelanggan. Inovasi yang menjadi tidak signifikan. Penelitian yang
dilakukan misalnya merubah layout toko akan datang dapat menjadikan orientasi
menjadi seperti toko modern, misalnya pasar sebagai intervening dari hubungan
keunggulan bersaing dan kinerja.

28
Hubungan antara Orientasi Pasar menguji efek mediasi keunggulan bersaing
terhadap Kinerja adalah tidak signifikan. pada hubungan Orientasi Kewirausahaan
Penelitian ini berbeda dengan banyak terhadap Kinerja Perusahaan dan
penelitian lain yang telah meneliti menunjukan hasil bahwa Keunggulan
hubungan orientasi pasar dan kinerja bersaing memediasi secara parsial terhadap
seperti penelitian Jaworski dan Kohli hubungan orientasi kewirausahaan
(1990), Narver dan Slater (1990), terhadap kinerja perusahaan. Sesuai
Pulendran et.al (2003) Zhou, Brown dan dengan Castanias dan Helfat (2001) bahwa
Dev (2009), Morgan et.al (2009) hingga strategi tidak dapat langsung
Mahmoud (2011). Penelitian terdahulu mempengaruhi namun terlebih dahulu
menunjukan bahwa orientasi pasar dengan pencipataan keunggulan bersaing.
berpengaruh positif terhadap kinerja Toko ritel yang ada di kabupaten Kebumen
perusahaan. Hasil dalam penelitian ini sudah bagus dalam orientasi
menunjukan bahwa orientasi pasar tidak kewirausahaan, dan hal ini berpengaruh
berpengaruh terhadap kinerja, dalam terhadap keunggulan bersaing dan
penelitian Han et.al (1998) diketahui kemudian mempengaruhi kinerja toko
bahwa orientasi pasar berpengaruh tersebut.
terhadap kinerja dengan terlebih dahulu Variabel keunggulan bersaing juga
melalui inovasi. Sedangkan menurut memiliki pengaruh intervening (perantara)
Castanias dan Helfat (2001) penerapan dari hubungan antara orientasi pasar
strategi perusahaan tidak akan secara dengan kinerja. Zhou et al. (2009) meneliti
langsung mempengaruhi kinerja hubungan orientasi pasar, keunggulan
perusahaan. Agar perusahaan mendapatkan bersaing dan kinerja perusahaan, dengan
keuntungan atas penerapan strategi, harus dua dimensi pada masing-masing variabel.
melalui keunggulan bersaing (competitive Hasil penelitian tersebut menunjukan
advantage). bahwa kinerja pasar full mediasi terhadap
Hubungan antara Keunggulan hubungan antara keunggulan diferensiasi
Bersaing terhadap Kinerja adalah tidak dan kinerja keuangan. Sama dengan hal
signifikan. Sehingga penelitian ini berbeda nya orientasi kewirausahaan, orientasi
dengan penelitian Ismail et al. (2010) yang pasar juga merupakan strategi yang tidak
menemukan hubungan keunggulan secara langsung mempengaruhi kinerja,
bersaing terhadap kinerja perusahaan. namun melalui keunggulan bersaing.
Berbeda dengan desain awal yang Variabel Persepsi Ketidakpastian
menggunakan pengukuran kinerja Lingkungan tidak memoderasi hubungan
subyektif dan obyektif. Hasil penelitian ini Keunggulan Bersaing dan Kinerja.
hanya menggunakan pengukuran kinerja Pengaruh moderasi disebabkan oleh
secara subyektif, sehingga akan lebih baik variabel lain, dalam penelitian ini bukan
lagi jika penelitian yang akan datang oleh persepsi ketidakpastian lingkungan.
menggunakan ukuran kinerja obyektif. Sehingga persepsi ketidakpastian
Sebab jika menggunakan kinerja subyektif, lingkungan tidak mampu mempengaruhi
persepsi responden dapat terlalu tinggi hubungan keunggulan bersaing dan
maupun terlalu rendah dari pengukuran kinerja.
kinerja sesungguhnya. Seperti dalam DAFTAR PUSTAKA
penelitian ini responden terlalu rendah
dalam menilai kinerja mereka.
Variabel keunggulan bersaing Awang, Amran et.al. 2009.
memiliki pengaruh intervening (perantara) Entrepreneurial Orientation and
dari hubungan antara orientasi Performance Relations of Malaysian
kewirausahaan dengan kinerja. Penelitian Bumiputera SMEs: The Impact of
Mahmood dan Hanafi (2013) yang Some Perceivede Evironmental

29
Factors.International Journal of Performance. Business
Business and Management.Vol.4 Administration. hal 1 – 23.
,No.9 : 84 – 96.
Faisal dan Tri Jatmiko Wahyu Prabowo.
Beal,Reginald M. 2000. Competing 2006. Pengaruh Intensitas
Effectively, Environment Scanning, Persaingan Pasar , Strategi dan
Competitive Strategy and Ketidakpastian Lingkungan yang
Organizational Perfor,ance in Small Dirasakan terhadap Penggunaan
Manufacturing Firms. Journal Of Informasi Sistem Akutansi
Small Business Management. Manajemen dan Kinerja Unit Bisnis.
January : 27-47. JAAI .Volume 10 No.1: 45 – 63.

Bharadwaj, Sundar G, P.R.Varadarajan, & Ferdinand, Augusty. (2005). Structural


Fahly, Jihn. 1993. Sustainable Equation Modelling dalam
Competitive Advantage in Service Penelitian Manajemen”. SeriPustaka
Industries: A Conceptual Model and Kunci No.06 Program Magister
Research Propositions. Journal of Manajemen Universitas Diponegoro
Marketing. Vol.57,Oktober,p.83-99
Frank, Hermann, Alexander Kessler and
Coyne, Kevin P.1997. Sustainable Matthias Fink. 2010.
Competitive Advantage – What It Entrepreneurial Orientation and
Isn’t . Journal of Strategy. Busiess Performance – A Replication
Study. Entrepreneurial Orientation.
Cross, Lisa. 1999. Strategy Drives SBR 62: 175 – 198.
Marketing Success. Graphic Arts
Monthly.71(2) :96. Gatignon, Hubert& Jean – Marc Xuerob.
1997. Strategic Orientation of The
Daneshvar, Poolad. 2010. Review of Firm and new Product Performance.
Information Technology Effect on Journal of Marketing Research.
Competitive Advantage – Strategic p.77-79
Perspective. International Journal of
Engineering Science and Getz, Gary A .dan Frederick D.
Technology.Vol2(11): 6248-6256. Strudivant.1989. The Nuts and Bolts
of Formulating Differentiation
Duncan, Robert B. 1972. Characterisics of Strategy. Planning Review. 17(5) :
Organizational Environments and 4-9 .
Perceived Environmental
Uncertainty.Administrative Science Hassim, Affendy Abu et.al. 2011. The
Querterly.Vol 17. No.3 : 313-327. Effects of Entrepreneurial
Orientation on Firm Organisational
Droge, Cornelia & Shownee Vickrey. Innovation and Market Orientation
1994. Source and Outcomes of Towards Firms Business
Competitive Advantage: An Performance. International on
Explanory Study in The Furniture Sociality ND Economics
Industry. DecisionSciences. p.669- Development. IPEDR Vol.10: 280 -
689 284.

Elbanna, Said and Mohamed Alhwarai. Kutcher , Kevin. 2001. Differentition.


2012. The Influence of Rural Telecommunications. 19 (1)
Environmental Uncertainty and : 14.
Hostility on Organization

30
Liao, Shu-Hsien, Ta-Chien Hu. Wahyono. 2002. “Orientasi Pasar dan
2007.Knowledge Transfer and Inovasi: Pengaruhnya Terhadap
Competitive Advantage on Kinerja Pemasaran”. Jurnal Sains
Environmental uncertainty : An Pemasaran Indonesia.
Empirical Study of The Taiwan Vol.1,No.1,Mei.
Semiconductor
Industry.Technovation. Vol.27. Wang,Chaterine L. 2008. Entrepreneurial
Issues 6 -7 : 402 -411. Orientation ,Learning Orientation
and Firm
Lumpkin, G. T. 1996. Clarifying The Performance.Entrepreneurship
Entrepreneurial Orientation Theory and Practice. 32(4) : 635 –
Construct and Linking It to 656.
Performance. Academy of
Management Review. Vol.21 No.1 Weerawardena, Jay. 2003. Exploring The
: 135 – 172. Role of Market Learning Capability
in Competitive Strategy. European
Mac Millan, Ian C. dan Rita Gunther Journal of Marketing.
McGrath.1997. Discovering New Vol.37,p.407-429
Points of Differentiation. Harvard
Business Review : 133-138. West, Joel. 2010. The Effects of
Environmental Uncertainty on
Mahmood, Rosli, Norshafizah Hanafi. Young and Small Business.Effect of
2013. Entrepreneurial Orientation Environmental Uncertainty.October
and Business Performance of 1 : 1 – 25.
Women-Owned Small and Medium
Entreprises in Malaysia : Wibisono, D. 2006. Manajemen Kinerja:
Competitive Advantage as a Konsep, desain, dan Teknik
Mediator.International Journal of Meningkatkan DayaSaing
Business and Social Science. Vol.4 Perusahaan. Bandung: Erlangga.
No. 1 : 82 -90.
Wibowo. 2010. Manajemen Kinerja.
Narver, J.C., & Slater, S.F. 1990. The Jakarta: Rajawali Pers
Effect of Market Orietation on Zhou, Kevin Zheng , James
Product Innovation. Journal of R. Brown, Chekitan S.
Marketing. p.20-35. Dev. 2008. Market
Orientation, Competitive
Porter, Michael, E. 1990. Competitive Advantage ,and
Strategy. The Free Press. New Performance : A Demand –
York,p.20 Based Perspective.Journal
Of Business Research. 62
Satyagraha, Hadi. 1994. “Keunggulan : 1063 – 1070.
Bersaing dan Aliansi Strategis:
Resefinisi SWOT”. Usahawan.
No.4,Th.XXIII.

Swamidaa, Paul M. and William T.


Newell. 1987. Manufacturing
Strategy , Environmental
Uncertainty And Performance : A
Path Analytic Model. Management
Science. Vol.33 : 509 -523.

31

You might also like