Professional Documents
Culture Documents
Wijaya 2012
Wijaya 2012
ABSTRACT
East Java Maternal Mortality rate in 2010 was around 104,5-250 per 100.000 life
childbirths. In Jember District, maternal mortality rate was 110 per 100.000 life
childbirths. The maternal mortality was caused by hemorragic at childbirth, it is the reason
why antenatal care need to do. Antenatal care before labor is primarily aimed to
monitoring the growth and development of the fetus in the womb. Pregnancy assessment
should be done by pregnant woman during pregnancy, starting from the first trimester until
labor periode. Pregnant woman should visit health workers as early as possible since she
was pregnant to get antenatal care. The aim of this research was to identify the relationship
between the health care with antenatal care visit. This was analytik corelational design
with cross sectional approach. Sampling was 40 pregnant woman. Data was collected by
questioners. Bivariat analysis used Chi Square with significant level on 0,05. The result of
research showed that the health care has significant relationship with the antenatal care
visit (p value = 0,02). The research suggestion is to give health education and the
information about the importance antenatal care by health workers in public health center
Tempurejo.
PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan awal kesatuan yang saling mempengaruhi.
mulainya kehidupan berdua dimana ibu Kesehatan ibu yang optimal akan
mempunyai tugas penting untuk meningkatkan kesehatan, pertumbuhan,
memelihara janinnya sampai cukup bulan dan perkembangan janin (Manuaba,
dan sampai menghadapi proses 2009). Kehamilan yang sehat dan aman
persalinan. Janin dan ibu merupakan satu dapat dilihat dari kondisi fisik yang prima
serta keadaan mental ibu yang baik, pertama (K1) dan keempat (K4). Cakupan
kondisi inilah yang diharapkan selama kunjungan pertama (K1) adalah cakupan
perkembangan kehamilan (Bobak, 2005). kontak pertama ibu hamil dengan tenaga
Upaya meningkatkan kondisi menjadi kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
optimal pada saat kehamilan dan keadaan antenatal care. Cakupan K4 adalah
janin agar dapat terpantau dengan baik cakupan ibu hamil yang mendapatkan
dibutuhkan perawatan sebelum bersalin pelayanan antenatal care sesuai standar
yang dikenal dengan antenatal care. (Dinkes Jatim, 2009).
Menurut Depkes RI (2009), antenatal Cakupan K1 di Kabupaten Jember
care merupakan program yang terencana pada tahun 2010 sebanyak 100% yang
berupa observasi, edukasi, dan sudah melebihi dari target nasional yaitu
penanganan medik pada ibu hamil. 90%, namun masalah terjadi ketika
Tujuan antenatal care adalah untuk cakupan K4 masih sekitar 75% yang
memantau kemajuan kehamilan, masih dibawah standar nasional yaitu
memastikan kesehatan, dan tumbuh 90% (Dinkes Jatim, 2010). Ibu hamil
kembang bayi serta untuk meningkatkan yang berada di wilayah kerja Puskesmas
dan mempertahankan kesehatan fisik, Tempurejo sebanyak 68 orang.
mental, dan sosial ibu dan bayi. Ibu dalam Kunjungan K4 ibu hamil di wilayah kerja
proses kehamilan diharapkan aktif Puskesmas Tempurejo masih sekitar
melakukan kunjungan antenatal care, 37,55% (Data primer Puskesmas
sehingga akan meningkatkan kondisi Tempurejo, 2010). Wilayah kerja
optimal ibu dan janinnya. Kunjungan Puskesmas Tempurejo merupakan
antenatal care selama kehamilan idealnya Kecamatan yang memiliki kunjungan K4
dilakukan satu bulan sekali pada ibu hamil terendah di Kabupaten Jember
trisemester I dan II, serta setiap dua (Dinkes Jember, 2011). Kunjungan
minggu sekali sampai ada tanda kelahiran antenatal care yang kurang optimal pada
pada trisemester III (Manuaba, 1998). K4 disebabkan oleh beberapa faktor,
Prioritas kegiatan antenatal care lebih diantaranya kurangnya pengetahuan ibu
kepada promotif dan preventif, yang hamil tentang kehamilan, dan kurangnya
dapat dilihat dari cakupan kunjungan pelayanan memuaskan petugas kesehatan
Pelayanan antenatal care untuk mengetahui apakah mutu pelayanan
meliputi 5 hal penting yang dikenal yang diberikan tenaga kesehatan (perawat
dengan istilah 5T yaitu: timbang berat & bidan) di lapangan sesuai dengan
badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi harapan ibu hamil. Hasil Assesment Safe
fundus uteri, nilai status imunisasi TT, Motherhood selama tahun 1990-1991,
dan memberikan tablet Fe. Teknis menyebutkan faktor yang mempengaruhi
Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal terjadinya kematian ibu antara lain
(SPM) dibidang kesehatan di kabupaten pemeriksaan antenatal care yang kurang
atau kota memberikan 2 pelayanan optimal dari segi kualitas dan kuantitas.
tambahan yaitu 7T, dimana 5T yang Berdasarkan uraian di atas
sebelumnya ditambah pemberian menjadi dasar peneliti untuk mengetahui
konseling dan tes laboratorium sederhana hubungan pelayanan kesehatan dengan
(Hb & Protein urin) (Depkes RI, 2009). kunjungan antenatal care. Penelitian ini
Pelayanan yang baik dalam antenatal bertujuan untuk mengkaji hubungan
care meliputi mutu dimensi pelayanan, pelayanan kesehatan dengan kunjungan
yaitu keandalan, ketanggapan, jaminan, antenatal care di wilayah kerja
kepedulian dan bukti langsung dari tenaga Puskesmas Tempurejo Kabupaten
kesehatan. Dimensi ini sebagai dasar Jember.
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Rerata Karakteristik Responden Menurut Umur Ibu Hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Tempurejo Pada Bulan Mei 2012 (n= 40)
Hasil analisis pada tabel 2 rumah tangga. Umur kehamilan ibu hamil
didapatkan bahwa tingkat pendidikan ibu 15% berada pada umur kehamilan
hamil 25% berpendidikan SD. 34% Ibu trisemester II dan III.
hamil memiliki pekerjaan sebagai ibu
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Tempurejo Pada Bulan Mei 2012 (n= 40)
Kunjungan
Pelayanan OR
Antenatal Care Total X² p value
Kesehatan (95% CI)
Tidak sesuai Sesuai
Tidak 12 5 17
memuaskan (30,0%) (12,5%) (42,5%)
5,486
Memuaskan 7 16 23
4,812 0,02 (1,394-
(17,5%) (40,0%) (47,5%)
21,591)
Total 19 21 40
(47,5%) (52,5%) (100%)
Sumber: Data Primer 2012
Hasil tabel 5 menunjukkan bahwa kesehatan (perawat dan bidan)
proporsi ibu hamil yang mempersepsikan memuaskan dengan kunjungan antenatak
pelayanan kesehatan yang diberikan care sesuai dengan umur kehamilannya
tenaga kesehatan (perawat dan bidan) yaitu sebanyak 16 orang (47,5%).
tidak memuaskan dengan kunjungan Hasil analisis uji statistik
antenatak care tidak sesuai dengan umur diperoleh ada hubungan yang signifikan
kehamilannya sebanyak 12 orang antara pelayanan kesehatan dengan
(30,0%), sisanya 5 orang (12,5%) ibu kunjungan antenatal care di wilayah
hamil yang mempersepsikan pelayanan kerja Puskesmas Tempurejo (p value =
kesehatan yang diberikan tenaga 0,02 ). Hasil analisis pula didapatkan OR
kesehatan (perawat dan bidan) tidak = 5,486 yang berarti ibu hamil yang
memuaskan dengan kunjungan antenatak mempersepsikan pelayanan kesehatan
care sesuai dengan umur kehamilannya. yang diberikan tenaga kesehatan (perawat
Proporsi ibu hamil yang mempersepsikan dan bidan) memuaskan akan berpeluang
pelayanan kesehatan yang diberikan 5,486 kali untuk melakukan kunjungan
tenaga kesehatan (perawat dan bidan) antenatal care yang sesuai dengan umur
memuaskan dengan kunjungan antenatak kehamilan dibandingkan dengan ibu
care tidak sesuai dengan umur hamil yang mempersepsikan pelayanan
kehamilannya sebanyak 7 orang (30,0%), kesehatan yang diberikan tenaga
jauh lebih sedikit dibandingkan ibu hamil kesehatan (perawat dan bidan) tidak
yang mempersepsikan pelayanan memuaskan (OR 95% CI: 1,394; 21,591).
kesehatan yang diberikan tenaga
PEMBAHASAN
Mengidentifikasi Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo.
Pelayanan kesehatan merupakan hamil merupakan bagian dari masyarakat
sub sistem pelayanan kesehatan yang dan merupakan perorangan yang
tujuan utamanya adalah pelayanan membutuhkan pelayanan kesehatan
preventif dan promotif dengan sasaran sehingga perlu diberikan perhatian
masyarakat (Notoadmodjo, 2005). Ibu
lebih. Perhatian lebih diberikan Dimensi kualitas pelayanan
kepada ibu hamil dikarenakan ibu hamil kesehatan telah terurai semuanya dalam
memiliki tanggung jawab yang besar instrumen kuesioner tentang pelayanan
untuk menjaga janin yang dikandung kesehatan yang diterima ibu hamil selama
dalam keadaan sehat. melakukan kunjungan antenatal care.
Menurut Pohan (2007) Berdasarkan tabel 4 didapatkan hasil
mengatakan terdapat beberapa dimensi yaitu sebanyak 21 ibu hamil (52,5%)
yang mempengaruhi kualitas sebuah mempersepsikan pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan yang diberikan memuaskan lebih banyak dibandingkan
kepada pasien. Dimensi kualitas ibu hamil yang mempersepsikan
pelayanan kesehatan meliputi: (1) pelayanan kesehatan tidak memuaskan
keadalan petugas dalam memberikan yaitu 19 ibu hamil (47,5%). Pohan (2007)
pelayanan dengan segera, akurat, menyebutkan bahwa pasien melihat
memuaskan, jujur, aman, tepat waktu dan layanan kesehatan yang bermutu sebagai
adanya ketersediaan. (2) Ketanggapan suatu layanan kesehatan yang dapat
tenaga kesehatan untuk memberikan memenuhi kebutuhan yang dirasakannya
pelayanan dengan tanggap sesuai dan diselenggarakan dengan cara yang
kebutuhan pasien. (3) Kepedulian tenaga sopan, santun, tepat waktu, tanggap dan
kesehatan dalam melakukan hubungan, mampu mengatasi keluhan pasien dalam
menjalin komunikasi, dan melayani hal ini mengenai kondisi ibu hamil. Hasil
dengan ramah. (4) Bukti langsung atau persepsi ibu hamil terhadap pelayanan
berwujud dalam memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan dikarenakan
kesehatan dapat berupa fasilitas fisik, tempat tinggal ibu hamil tidak jauh dari
penampilan tenaga kesehatan, dan pelayanan kesehatan, sedangkan ibu
peralatan serta alat komunikasi. Dimensi hamil yang mempersepsikan pelayanan
kualitas pelayanan kesehatan dapat kesehatan tidak memuaskan lebih
mempengaruhi pada harapan ibu hamil dikarenakan letak fasilitas pelayanan
terhadap apa yang ibu hamil terima dan kesehatan yang jauh dari tempat tinggal
rasakan terkait pelayanan antenatal care ibu hamil. Pohan (2007) mengatakan
(Notoadmodjo, 2005). kembali bahwa salah satu dimensi yang
menghambat dimensi layanan kesehatan puskesmas dengan menempatkan bidan
adalah dimesi keterjangkauan atau akses atau perawat di pos pelayanan kesehatan
terhadap layanan kesehatan yang meliputi tersebut. Harapan keterjangkauan askes
aspek geografis, sosial, dan ekonomi. pelayanan kesehatan oleh ibu hamil
Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian diharapkan ibu hamil dapat melakukan
dari pemerintah untuk membangun pos- kunjungan antenatal care dengan baik
pos pelayanan kesehatan yang jauh dari sesuai dengan standar.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermilk. 2005. Buku Ajar Chopra, Deppak. 2006. Panduan Holistik
Keperawatan Maternitas. Jakarta Kehamilan dan Kelahiran.
:EGC Bandung : Kaifa
Budiarto, Eko. 2002. Biostatistika untuk Departemen Kesehatan Republik
kedokteran dan kesehatan Indonesia. 2009. Profil Kesehatan
masyarakat. Jakarta : EGC Indonesia 2008. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik
Chamberlain, G & Morgan, M. 2002. Indonesia.
ABC Of Antenatal Care. Fourth
Edition. London: BMJ Books
Dinas Kesehatan Jawa Timur. 2009. Nadesul, H. 2010. Cara Sehat Selama
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Hamil. Jakarta: Pustaka
Timur Tahun 2008. Surabaya: Pembangunan Swadaya
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Nusantara.
Timur.
Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian
_______________________. 2010. Profil Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Tahun 2010. Surabaya: Dinas __________. 2005. Promosi Kesehatan
Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember.
__________. 2010. Metode Penelitian
2011. Profil Kesehatan
Kabupaten Jember 2010. Jember: Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Penerbit Dinas Kesehatan
Kabupaten Jember. Pohan, Imbalo S. 2007. Jaminan Mutu
Layanan Kesehatan. Jakarta :EGC
Effi, M. 2002. Hubungan Peran Suami,
Orang Tua dengan Praktik Ibu Rochjati, P. 2003. Skrining Antenatal
hamil dalam Pelayanan Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya:
dan Persalinan di Wilayah Airlangga University Press.
Puskesmas Kecamatan Sedan
Kabupaten Rembang. Tidak Saminem. 2009. Kehamilan Normal Seri
Dipublikasikan. Thesis. Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Universitas Diponegoro. Siswosuharjo, S & Chakrawati, F. 2010.
Gupte, Suraj. 2004. Panduan Perawatan Panduan Super Lengkap Hamil
Anak. Jakarta : Pustaka Populer Sehat. Semarang: Penebar Plus
Obor.
Henderson dan Jones. 2006. Buku Ajar
Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.
Komalasari, R. (Ed). 2005. Buku Ajar
Keperawatan Maternitas .Edisi 4.
Jakarta: EGC.
Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan & keluarga
Berencana Untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta: EGC.
Manuaba, I.A.C. 2009. Memahami
Kesehatan Reproduksi
Wanita.edisi 2. Jakarta :EGC