Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 54

Rimba Indonesia Daftar Isi

Volume 60, September 2017

04 Misi Asosiasi Hutan di antara Perusahaan Hitam 02 Daftar Isi


dan Putih 03 Pengantar Redaksi
Mungkin sudah waktunya Asosiasi mengeluarkan atau tidak 03 Pengasuh Majalah Rimba Indonesia
menerima anggota yang memang tidak punya visi untuk
melestarikan hutan. Fakta lapangan adalah dasar meletakkan Artikel Utama
kepentingan Asosiasi..
04 Misi Asosiasi Hutan di antara Perusahaan Hitam
dan Putih
13 Sebaiknya Rimbawan Tahu
Keinsinyuran adalah kegiatan teknik dengan menggunakan
06 Catatan Menteri LHK RI pada Pembukaan Acara
kepakaran dan keahlian berdasarkan penguasaan ilmu Pembinaan Profesi Insinyur dan Lokakarya Ser­
pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah tifikasi Insinyur Profesional, Profesi Keinsinyuran
dan daya guna secara berkelanjutan dengan memperhatikan Kehutanan
keselamatan, kesehatan, kemaslahatan, serta kesejahteraan 13 Sebaiknya Rimbawan Tahu Langkah-langkah
masyarakat dan kelestarian lingkungan.. yang Telah Ditempuh BKT-HUT-PII untuk
Menghadirkan Rimbawan Profesional
30 Prof. DR. Ir. Dudung Darusman, MA
17 Perlindungan Alam dan Organisasi Perlindungan
Singkat kata Beliau adalah pribadi yang tidak banyak bicara
Sumber Daya Alam Hutan Sebelum Direktorat
tetapi banyak berkarya hingga sekarang untuk membangun
bangsa dan negara pada umumnya khususnya untuk bidang Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
Kehutanan. Semoga tetap sehat dan terus berkarya untuk Kementerian Kehutanan
Indonesia Jaya. 24 Mengenang Kembali Lahirnya Deklarasi Kaliurang
Tentang Penunaian Tugas Rimbawan Sekaligus
32 Drs. Widodo Sukohadi Ramono Memperirngati Hari Jadinya yang ke-50
Pribadinya menunjukan orang yang santun, rendah hati, 30 Pengelolaan DAS Berbasis Konservasi
ramah, perhatian, professional, dan pandai membawa diri,
sehingga wajar apabila mendapat simpati dari para Pimpinan Profil Rimbawan
dan Rekan Sejawat maupun dari Luar Kehutanan. Selain itu
39 Prof. DR. Ir. Dudung Darusman, MA
juga aktif sebagai anggota dan Pengurus IKA SKMA bahkan
sempat dua kali terpilih sebagai Ketua Umum IKA SKMA Apa dan Siapa
menjabat untuk dua periode (2003-2013).
41 Drs. Widodo Sukohadi Ramono
37 Prof. DR. Ir. Oemi Hani’in S. Obituari
Beribu-ribu kalimat tidak cukup untuk meng­ gambarkan
46 Prof DR. Ir. Oemi Hani’in S.
kecintaan dan dedikasinya terhadap dunia pendidikan dan
pengajaran khususnya pengabdiannya kepada perkembangan Sekilas Info
ilmu kehutanan dan implemen­ tasinya. Ibu Oemi Hani’in
termasuk salah seorang tokoh perintis dan pendiri Fakultas 48 Lagu Indonesia Raya 3 Stanza
Kehutanan UGM. 49 Pesan Moral
50 Rimbawan berprestasi dalam kesehatan
51 Berita Gembira
Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry sebagai
majalah ilmiah populer menyajikan berbagai artikel tulisan dari para
52 Berita Duka Cita
peminat, ahli dan pemerhati kehutanan dalam upaya mendukung
pengelolaan hutan berkelanjutan (sustainable forest management)
dan meningkatkan manfaat optimal sumber daya hutan (SDH)
secara ekonomi, sosial dan ekologi.
Redaksi menerima kiriman tulisan & laporan aktual tentang
pembangunan hutan dan kehutanan. Redaksi berhak melakukan
editing dengan tidak merubah substansi dan esensi tulisan. Tulisan
yang tidak dapat dimuat dalam majalah Rimba Indonesia menjadi
milik Sekretariat PPAK.
Naskah tulisan dalam bentuk file Word dan foto file JPG dikirim
melalui e-mail ke alamat:
ppak. sekr@gmail. com
Redaksi tidak menerima naskah tulisan dalam bentuk hard copy.
Rimba Indonesia Vol. 60, September 2017

2 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Pengantar Redaksi
R imbawan yang berbahagia, Majalah Rimba Indonesia (MRI)
Volume 60 mengalami keterlambatan terbit dikarenakan
berbagai masalah yang dihadapi Redaksi. Atas dukungan semua
Rimba Indonesia
Volume 60, September 2017
pihak walaupun terlambat bisa terbit sebagai bahan bacaan
serta informasi kepada para Rimbawan agar dapat mengikuti
perkembangan pengeloaan hutan dan kehutanan Indonesia.
PENGASUH MAJALAH
Akhir-akhir ini bidang kehutanan menjadi sorotan publik
RIMBA INDONESIA
karena berbagai masalah timbul, antara lain masalah menurunnya
produksi kayu, kebakaran dan hutan gundul dianggap sebagai Pembina
penyebab bencana banjir dll. Kondisi ini bagi mereka yang tidak Sek. Jend. Kementerian LHK
mengetahui lebih dalam seakan akan peluang usaha di bidang Ir. Wardono Saleh
kehutanan tidak menjanjikan. Apabila dicermati sebetulnya usaha Ir. M. Ari Soedarsono
tersebut masih terbuka, masih besar peluangnya. Kementerian Ir. Hartadi
LHK masih menerbitkan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Penanggung Jawab
Kayu (IUPHHK) baik untuk Hutan Restorasi (IUPHHK-RE),
Ir. D. Ruchjadi Prawiraatmadja, M. M.
IUPHHK-HT (Hutan Tanaman) ataupun perluasan izin usaha yang
Ir. H. M. Sidik Padmono
masih jalan.
Disamping izin-izin pemanfaatan Kayu, mulai berkembang Dewan Redaksi
penerbitan ijin hutan wisata, energi terbarukan, konservasi, karbon Ketua: Ir. Suhariyanto, M. M.
trade dll. Sekretaris: Ir. Koesnoto, Pm, M. M.
Anggota: Ir. Slamet Soedjono, M. B. A.
Selain itu masalah modal sangat berpengaruh khususnya
Ir. Karyoso, S. E.
pengusaha di IUPHH-HTI. Disamping modal usaha di bidang
Ir. Soedarto Hs, M. M.
kehutanan menghadapi tantangan usaha di luar kehutanan antara
Dr. Ir. Dodi Supriadi, Mappl. Sc.
lain tambang, perkebunan yang memberikan penghasilan lebih
besar bila di bandingkan bekerja di hutan. Bendahara
Disamping tantangan dari dalam, sangat berat tantangan yang Dyah Puspita Triastuti, S. Hut.
timbul dari luar, menghadapi daya saing secara global yaitu yang di Tata Usaha
sebut MEA, dll. A. W. Soeharto, S. H.
Oleh karena itu semua yang bersinggungan dengan pengelolaan Ir. Heri Siswanto
hutan dan kehutanan harus bersatu, mawas diri dan mencari Kartika Ayu Apriliana, S. H.
cara bagaimana menghadapinya sehingga kehutanan Indonesia Mardiroso
kedepan tetap jaya.
Alamat Redaksi
Untuk menghadapi semua tantangan tersebut, yang di perlukan Sekretariat PPAK
kita menata dan menahan kerentanan dengan meningkatkan Gedung Manggala Wanabakti
Sumber Daya Manusia Kehutanan. Blok IV Lt. 7, R. 712 B
Meningkatkan kapasitas dan profesionalisme SDM akhir-akhir Jl Jenderal Gatot Subroto, Senayan
ini sangat gencar dilakukan Rimbawan yang bernaung dalam FKRI Jakarta Pusat-10270
(Forum Kolaborasi Rimbawan Indonesia) termasuk menggerakkan, Telp. 021. 57902958
membangun dan meningkatkan Jiwa Korsa Rimbawan yang dirintis Fax. 021. 5746738
oleh Seniornya. Email:
Dengan dilandasi semangat Jiwa Korsa para Rimbawan ppak. sekr@gmail. com
dalam profesi apapun tentu memiliki satu tujuan untuk tetap No. Rek. 122. 000608472. 0
mempertahankan hutan Indonesia kedepan tetap jaya memberikan a/n Ir. Koesnoto PM.
manfaat kepada masyarakat bangsa dan negara Indonesia. Bank Mandiri Cab. Gd. Pusat
Dalam kesempatan ini Redaksi mengucapkan terima kasih Kehutanan, Jakarta
kepada semua pihak yang telah mendukung hingga terbitnya
majalah ini.
Selamat membaca semoga hutan kita kedepan tetap jaya.

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry |3


Artikel
MISI ASOSIASI HUTAN DIANTARA
PERUSAHAAN HITAM DAN PUTIH
Oleh: Hariadi Kartodihardjo
Guru Besar Kebijakan Kehutanan IPB

KONDISI USAHA HUTAN ALAM penilaian KLHK (2016) menyebutkan yang layak

Saat ini ada 262 perusahaan


seluas 19,24 juta Ha, dan
yang pernah mendapat sertifikat
dilanjutkan 102 perusahaan (5,2 juta Ha; 50%) dan
yang telah mendapat S-PHPL sebanyak 66 perusahaan
(23%) dan/atau S-LK 53 perusahaan (19%). Tanaman
pengelolaan hutan produksi lestari yang ada seluas 3,1 juta ha (30%). Dengan produksi rata-
(PHPL) dan/atau verifikasi legalitas rata 30 juta m3/th, maka produktivitasnya 2,76 m3/ha,
kayu (VLK) seluas 16,5 juta Ha dari dari 10,87 juta ha, karena luas itulah yang mempunyai
220 perusahaan (84%). Dengan produksi rata2 4, 5 juta kesempatan dimanfaatkan untuk penggunaan lainnya.
m3/tahun, maka rata-rata produktivitasnya 0,23 m3/ha, Dengan harga rata-rata Rp 300 ribu/m3 maka hasilnya
dari 19,24 juta ha, karena luas itulah yang mempunyai rata-rata Rp 828 ribu/ha per tahun. Atau sama dengan
kesempatan dimanfaatkan untuk penggunaan lainnya. 118 kg beras per ha per tahun.
Dengan harga rata2 Rp 1,3 juta/m3, maka rata-rata Terhadap 53 perusahaan yang telah mendapat S-LK
hasilnya Rp 299 ribu/Ha per tahun. Atau sama dengan tersebut, perusahaan yang tata batas areal kerjanya
43 kg beras/ha per tahun. belum ditetapkan sebanyak 37 perusahaan seluas 2
Evaluasi yang pernah dilakukan akhir 2016, kinerja juta Ha. Perusahaan yang belum ada penetapan tata
yang baik 12,9 juta Ha (67%). Dari semua perusahaan itu, batas areal kerja serta hasil evaluasi KLHK tidak layak
tata batas yang telah ditetapkan hanya 17 perusahaan. dilanjutkan (dengan catatan atau dengan peringatan)
Perusahaan yang telah mengajukan VLK sebanyak sebanyak 12 perusahaan.
85 perusahaan (32% dari total yg beroperasi) seluas Data di atas menunjukkan bahwa usaha hutan
5,1 juta Ha (27%). Dari 5,1 juta Ha itu, yang sedang tanaman yg baik dan profitable hanya 19% sd 23%
diusahakan dengan baik seluas 3,8 juta Ha (20%). atau sekitar 59 perusahaan saja.
Dari 85 perusahaan tersebut, yang memenuhi
standar VLK sebanyak 57 perusahaan (3,1 juta Ha; RESPON PERUSAHAAN TERHADAP PERBAIKAN
16%). SISTEM
Diantara perusahaan itu hanya 13 perusahaan (1, Pada saat evaluasi pelaksanaan SIPUHH Online
1 juta Ha; 6%) yang memegang sertifikat Pengelolaan oleh KLHK-KPK (Februari–April 2017) yang dilakukan
Hutan Lestari (PHPL voluntary) dengan predikat baik. di perusahaan2 berkinerja baik, semuanya mendukung
Adapun yang tata batas areal kerjanya sudah ditetapkan dan bahkan menggunakan sistem itu untuk kontrol
hanya 3 perusahaan. internal perusahaan.
Data di atas menunjukkan bahwa usaha hutan Pelaksanaan SIPUHH online dalam setahun
alam yg baik dan profitable hanya sekitar 16% terakhir itu telah mampu memberi langkah awal positif.
atau sekitar 45 perusahaan saja. Urusan perusahaan semakin efisien (diperkirakan
sampai dengan 60% biaya transaksi pelayanan tahunan
KONDISI USAHA HUTAN TANAMAN dapat dihilangkan; diluar biaya awal mendapatkan
Terdapat 281 perusahaan hutan tanaman izin), disamping terdapat kepastian waktu pelaksanaan
(IUPHHK-HT) dengan luas 10,87 juta Ha. Hasil kegiatan karena tidak ada lagi hambatan birokrasi.

4 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Artikel
Namun demikian, bagi perusahaan berkinerja buruk perusahaan itu. Banyaknya perusahaan berkinerja
–dari identifikasi angka-angka laporan perusahaan di buruk dapat membiaskan pendapat Asosiasi yang
dalam sistem serta informasi informal– dapat dilihat dapat cenderung melawan perbaikan kebijakan oleh
bahwa sikap penolakan masih terjadi dan bahkan Pemerintah.
ditengarai terdapat pemalsuan data yang di-inputkan Replikasi kinerja usaha yang baik kepada perusahaan
ke dalam sistem itu. Bagi perusahaan-perusahaan berkinerja buruk menjadi sangat penting, sepanjang
ini, nampaknya biaya transaksi tidak harus dihindari, yang dibutuhkan adalah inovasi dan pengetahuan untuk
karena ditengarai justru menjadi sumber manipulasi mencapai perbaikan kinerja. Apabila persoalannya
untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar. ada akibat perbedaan visi perusahaan, replikasi itu
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa motif mustahil bisa dilakukan. Motif perusahaan hitam harus
berusaha sangat menentukan kinerja perusahaan: ada dihentikan.
motif hitam ada motif putih. Dengan kata lain, perbaikan Mungkin sudah waktunya Asosiasi mengeluarkan
kebijakan Pemerintah tidak semata-mata menjadi atau tidak menerima anggota yang memang tidak
faktor penentu peningkatan kinerja perusahaan. punya visi untuk melestarikan hutan. Fakta lapangan
adalah dasar meletakkan kepentingan Asosiasi. Dengan
PERAN ASOSIASI berbagai perkembangan teknologi dan sistem informasi
Selain memperjuangkan perbaikan kebijakan serta media sosial yang semakin menyulitkan upaya
usaha kehutanan, Asosiasi sebaiknya melihat ke dalam. manipulasi informasi, Asosiasi usaha sudah harus
Dengan beragamnya tipologi perusahaan semestinya berpijak pada profesionalisme.
diperlukan seleksi atas kepentingan perusahaan-

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry |5


Artikel
Catatan Menteri LHK RI Pada Pembukaan Acara
Pembinaan Profesi Insinyur dan Lokakarya Sertifikasi
Insinyur Profesional, Profesi Keinsinyuran Kehutanan

PENDAHULUAN dan Pasal 53 tentang AD-ART PII. Context penting


Saya menyambut baik hari ini PII Bidang Kejuruan dari muatan ini seperti pada konsiderasi yaitu
Teknik Kehutanan meresmikan profesi keinsinyuran profesional dan ketahanan nasional.
Kehutanan dan akan mengambil langkah-langkah lanjut
yang mengaitkan langkah-langkah Kemneristekdikti DIMENSI-DIMENSI PROFESIONAL
dan Kementrian LHK. Prinsp saya mendukung langkah 1. Profesional mengandung arti commited to integrity,
ini, sebagaimana dimaksudkan dalam konteks dan and commited to target. Commited to integrity in
konten UU tentang Keinsinyuran. the sense of moral integrity (/ingkungan beyond
law thats moral law):
UU NOMOR 11TAHUN 2014, DIUNDANGKAN • Place the interest of clients above the practioners
TANGGAL 24 MARET 2014: 1. KONSIDERANS • Free flow information and free flow of ideas
MENIMBANG: (untuk civil services/states, dikecualikan
1. Konsiderasi menimbang: yang dirahasiakan). Disini biasanya ada
a. Keinsinyuran kegiatan dengan penggunaan conflict of interests, what interest? obyective
ilmu pengetahuan dan teknologi (manusia dan and subyective according to knowledge and
kesejahteraan), experiences, thats the reason bahwa public
b. Keinsinyuran yang handal dan profesional interests is more about shared values
(daya guna dan hasil guna, perlindungan • Standar treatment
pada manusia dan sustainable berwawasan • Measurable target Committed to target:
lingkumgan), • Assessing consequences
c. Keinsinyuran untuk ketahanan nasional • Produce and diseminate data on climate trends
dalam tatanan global, pelru penguasaan dan • Sectoral audit of climate change impacts
pengembangan iptek melalui pendidikan, • Analysisng the vulnerbaility of territory i.e.
pengembangan keprofesian berkelanjutan riset, KURTANNAS
percepatan penambahan jumlah insinyur yang • Guide for local authorities i.e. fight urban heat
sejajar dengan negara teknologi maju, minat • Energy plan for local level
pada pendidikan teknik dan mutu insinyur • Risk management for corporate: regulatory,
profesional, operational, financial, image/reputation,
d. Pengaturan yang terintegrasi mengenai comparison
penyelenggaraan keinsinyuran yang dapat 2. Pada sisi yang lain disebutkan dalam format
memberikan pelindungan dan kepastian hukum kompeten (competence) dan kompetensi (compe­
untuk insinyur, pengguna keinsinyuran, dan tency), yaitu terkait dengan integrity dan job task.
pemanfaat keinsinyuran; Kompetensi mencakup hal-hal:
2. Untuk menjadi perhatian: Aturan Peralihan Pasal • Skill, pengetahuan, dan kualifikasi teknis untuk
52 tentang insinyur teregistrasi dan penyesuaian sebuah peran
teregistrasi sesuai UU bagi praktisi (dalam 3 tahun) • Perilaku, karakteristik, sikap personal yang

6 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Artikel
mendorong kinerja dalam pekerjaan yang data saat ini sudah ada 68 Fakultas Kehutanan).
diberikan • Pada tahun 2014 lahir Undang-Undang no. 11
Untuk apa Kompetensi? Tahun 2014 tentang Keinsinyuran. Pendidikan
• Terkait kinerja, terkait gaji, model kompetensi tinggi yang melahirkan sarjana kehutanan pada
organisasi, cara kembangkan kompetensi dasarnya baru siap tahu untuk keteknikan/
• Menilai karakter untuk sebuah peran keinsinyuran di bidang kehutanan. Oleh
• Menilai tingkat kinerja karena itu keinsinyuran kehutanan merupakan
• Tujuan pembelajaran dan pengembangan keniscayaan agar kegiatan penggunaan ilmu
• Sejumlah keterampilan, pengetahuan dan pengetahuan dan teknologi untuk kehutanan
perilaku dapat dipastikan untuk memajukan dan
Konteks yang kuat disni ialah aspek daya saing baik meningkatkan kesejahteraan Bangsa Indonesia
usaha maupun profesi individual serta antisipasi sebagaimanadiamanatkan dalam Undang-
pasar bebas tenaga profesional. Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Elemen apa saja dalam Kompetensi? Tahun 1945;
• Mendengar secara aktif • Kita yakin bahwa untuk meningkatkan nilai
• Daya adaptasi tambah, daya guna dan hasil guna, memberikan
• Mengelola konflik pelindungan kepada masyarakat, serta
• Mempengaruhi dan membujuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan
• Menyusun laporan yang berwawasan lingkungan perlu tambahan
• Variasi artikulasi pendidikan keinsyinyuran untuk meningkatkan
• Komunikasi tertulis kredibilitas. integritas dan kompetensi sarjana
Kompetensi terkait gaji: kehutanan agar sejajar dengan negara­negara
• Mengatasi konsumer, pelajari komplain dan maju.
membahas bersama konsumer 4. Oleh karena itu perlu dikembangkan self respon­
• Membangun komunikasi efektif dengan klien sibility terhadap profesi seperti kode etik, kode
• Mengelola tim praktek dan off conduct. Ahirnya keinsinyuran
Cara membangun kompetensi: kehutanan akan bisa membendung tenaga-tenaga
• Membangun focus group asing dalam pasar bebas misalnya MEA di ASEAN.
• Bahas tentang kinerja yang buruk serta perilaku
apa yang membuat jadi buruk MENGHADAPI DAYA SAING GLOBAL, MEA DLL.
• Gambarkan apa yang disebut kinerja baik dan 1. Kita sudah membahas tentang ini sejak 1992
perilaku apa yang harus mendukung sebetulnya saat Presiden Suharto mengatakan
• Pilih perilaku yang dibutuhkan untuk organisasi bahwa mau tidak, suka tidak suka kita akan masuk
• Bangun model kompetensinya dalam arus globalisasi, borderless. Tidak boleh ada
• Rekonvensi focus gorup dan uji ulang model proteksi, kecuali dari sisi keprofesinalan, (tidak
3. Profesi Keinsinyuran Kehutanan oleh negara, tapi oleh asosiasi, dll.), differentiatied
• Teknik profesi kehutanan diperkenalkan oleh actvities, industries, dll. Kita ikuti sampai WTO,
insinyur-insinyur Belanda ketika pertama tarif dan bentuk perdagangan bebas lainnya. Yang
kali membuka Middelbare Landbouwschool diperlukan untuk menata dan menahan kerentanan
Buitenzorg pada tahun 1920-an dan kemudian atas hal itu ialah dengan kekuatan SDM.
menjadi sekolah Kehutanan Menengah Atas 2. Pendidikan Ekonomi LPTK Indonesia mengadakan
sejak tahun 1958. Selanjuntya sekolah tinggi Seminar Nasional dengan tema “Problematika
pertanian berdiri di Bogor dan berlanjut sampai Kesiapan SDM Indonesia Menyongsong lmplemen­
saat ini hampir merata di seluruh Indonesia tasi ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015”, Sabtu,
untuk mendidik sarjana kehutanan. (menurut 7 Desember 2013 di Auditorium Fakultas Ekonomi

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry |7


Artikel
UNY. Hadir sebagai pembicara Prof. Suyanto, Ph. 2) Democratic (human rights, meaning civil,
D. (Guru Besar FE UNY) dan Rika Fatimah, Ph. political, physical and social rights)
D. (Associate Profesor University Kebangsaan 4. lnstrumen yang berkembang dalam politik
Malaysia). global pada aspek tata kelola pemerintahan yang
“Ada 5 ketrampilan yang harus dipenuhi oleh paling menonjol meliputi aspek desentralisasi
seorang lulusan perguruan tinggi agar dapat ber­ dna transparansi, yang terus diikuti dengan baik
saing, yaitu: ritme “permainan” secara internasional. Setelah
• kemampuan berkomunikasi secara verbal, hampir 20 tahun soal desentralisasi berkembang
• kolaborasi, sampai dengan akibat-akibatnya saat ini di daerah-
• profesional di bidangnya, daerah, beriringan dengan hal itu berkembang
• mampu menulis dengan baik, serta soal transparansi. Kita harus menyamai konsep
• kemampuan untuk memecahkan masalah.” pengetahuan serta memprakirakan (guestimation)
Pembelajaran yang sesuai dengan ciri abad ke-21, arah atau orientasinya.
yaitu: Concept of decentralization
• Pembelajaran yang diarahkan untuk mendorong • Alternatif to provide public services in more
peserta didik mencari tahu dari berbagai effective way (western)
sumber observasi, dan bukan diberitahu, • To counter economic inefficiency, macro-
• Pembelajaran yang diarahkan untuk mampu economic instability and ineffective governance
merumuskan masalah, bukan hanya menjawab (developing countries)
masalah, • Natural step in the shift to market economies
• Pembelajaran yang diarahkan untuk melatih and denmocracy (communininst traditional)
berfikir analitis dan bukan berfikir mekanistis, • Result of political pressure di democratize
serta (latin)
• Pembelajaran yang menekankan pentingnya • Transfer tanggung jawab perencanaan,
kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan management dan penggalian sumberdaya serta
masalah. alokasinya
Rika Fatimah, Ph. D (Malaysia) yang lebih • Part to national unity (Africa)
menyoroti bagaimana mengembangkan pola pikir Indikatsi Praktis Desentrilisasi
(mindset) berwawasan AFTA “Ada 4 AFTA mindset • Transfer tanggung jawab perencanaan, mana­
yang harus dikembangkan di mana keempatnya gement dan penggalian sumberdaya serta
akan mendukung social business, yaitu: alokasinya.
• Pertumbuhan ekonomi, • Dekat dengan konsep subsidi dan untuk co-
• Kemajuan sosial, responsibility dalam menjalankan social order
• Produksi dengan penghapusan hambatan strata pemerintahan.
perdagangan, dan • Sangat dekat dengan civil services reform
• Foreign direct investment (fdi), Agenda untuk mendukung desentralisasi:
3. Pada konteks ini maka harus kita ingat ada teori • Reformasi hukum dan politik,
legitimasi negara dari Bruce Gilley dalam buku • Fiskal dan administrasi,
“The Right to Rule” (tahun 2009). Bahwa, MAIN • Partisipasi rakyat,
ends of government meliputi: external security, • Penguatan pemda,
internal order, general welfare, freedom and justice • Kesetaraan gender,
Beberapa sumber legitimasi negara disebutkan: • Pengelolaan dan mobilisasi sumberdaya,
1) Sociological (positive feelings about the state • Pengelolaan sumber daya alam,
and making governance efficient in large state) • Perencanaan dan pelayanan sosial serta
• Peningkatan kapasitas keseluruhan.

8 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Artikel
Transparansi • Eksistensi dan kedaulatan negara
1) Brewers’s Politic Dictionary: Opennes to the public • Inventory sumberdaya alam
gaze (1999) • Maksimalisasi sumberdaya alam untuk rakyat
2) Business Consultancy: the existence of clear, (pasal 33 uud)
accurate, formal, easily discremble and widely • Hazards dan mitigasi
accepted practice (2001) • Land use plan sebagai instrumen pembangunan
3) OECD Public Management: concepts range daerah
from simple notification to the public that • lnvestasi
regulatory decisions have been taken to controls Maps and politics, pokok-pokok:
on administrative, discretion and corruption, • Peta adalah kekuatan
better organisation of the legal system through • Perwakilan selektif dari realitas, not life-size,
codification and central registration, the use of models
public consultation and regulatory impact analysis • Tipe umum: peta dunia, peta wilayah/kota,
and actively participatory approaches to decisons • Space to be understood as territory
making (2002) • Peta dan kartografi melibatkan issue kekuatan/
4) IMF: being open to the public about the structure and power
functions of government, ficscal policy intentions, • Politik sebagai metafore proses sosial merupa­
public sector accounts and fiscal projections (1998) kan context dan content peta.
5) APEC: a basic principle underlying the liberalism Permasalahan dalam kaitan ilmu pengetahuan
and facilitation, where removal of barriers to trade dan teknologi dalam hubungannya dengan geospasial
is in large part only meaningful to the extent that the terdiri dari dua hal pokok yaitu: teknologi pendukung
members of the public know waht laws, regulations, keberadaan penataan informasi geospasial dan
procedures and administrative ruling affect their teknologi pengguna informasi geospasial. Teknologi
interests, can participate in their development yang diperlukan untuk mendukung kegiatan penataan
and can request review of their application under geospasial itu sendiri hingga saat ini dapat dikatakan
domestic law In monetary and fiscal policies, belum sepenuhnya dikuasai, karena masih sangat
transparency ensures the acocuntability and tergantung pada teknologi dari luar, seperti satelit-
integrity of central banks and financial agencies and satelit observasi bumi atau piranti sensor radar.
provides the public with needed economic, financial Di Indonesia, upaya pengembangan teknologi
and capital market data (Leader statement October, satelit observasi bumi atau teknologi sensor radar
2002) sudah mulai dikerjakan oleh Lembaga Penerbangan
6) WTO: Ensuring transparency in international Antariksa Nasional dan Lembaga llmu Pengetahuan
commercial treaties typically involves three core ldnonesia dan diperkuat kemudian dengan institusi
requirements: lainnya seperti Badan Penerapan dan Pengembangan
a) To make information on relevant laws, regula­ Teknologi dan swasta. Namun, teknologi penentuan
tions and other policies publicly available; posisi global yang sudah merupakan publik domain
b) To notify interested parties of relevant laws, and belum dijamah oleh industri elektronik dalam negeri,
regulations and changes to them, and dan pasar piranti elektronik ini masih didominasi oleh
c) To ensure that laws and regulations are merek-merek asing. Akibatnya pengadaan secara massal
administered in a uniform impartial and untuk kebutuhan pertolongan bencana, kepolisian atau
reasonable manner (2002) pertahanan terasa menguras devisa dan membebani
anggaran negara.
ISSUE TERKINI DAN RELEVAN DENGAN PROFESI Teknologi pengolahan data geospasial, yang secara
1. Tentang informasi geospasial dalam teknik teknis relatif lebih mudah dikembangkan di Indonesia-
kehutanan Pentingnya informasi geo-spasial: karena hanya terkait dengan dunia software dan

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry |9


Artikel
pemrograman-pun juga belum banyak berkembang geomatika hanya diselenggarakan di 8 universitas,
di Indonesia. Oleh karena itu open-source software dengan mahasiswa sekitar 400 orang/tahun dan
harus lebih didorong lagi untuk digunakan di dunia meluluskan sarjana sekitar 300 orang/tahun.
geospasial. Sedang untuk pembangunan infrastruktur Dan bila dibandingkan dengan luas Indonesia
data spasial nasional, diperlukan perangkat jaringan berarti satu tenaga ahli geospasial rata-rata harus
internet pita lebar (broadband) agar berbagai jenis menangani area seluas 112,6 Km2 (11. 260 hektar).
informasi geospasial dapat diakses oleh semua Kondisi ini membuat ketika ada kejadian bencana,
stakeholders, terutama untuk mendukung layanan akan kekurangan SOM, sehingga memaksa untuk
publik pemerintahan (e-government). Untuk itu mengundang para ahli dari luar. Padahal kebutuhan
diperlukan penguasaan atas berbagai teknologi seperti akan ahli spasial (surveyor, kartografi, geografi,
teknologi server, router, dan sebagainya sehingga makin pemetaan) akan meningkat menjadi 21 persen
murah dan mudah dioperasikan. Ada masalah dalam pada tahun 2016 di USA. Hal ini sejalan dengan
teknologi informasi geospasial, ketersediaan teknologi meningkatnya kebutuhan akan data yang lebih
(hardware, software, sistem) dan keberadaan data. akurat. Oleh sebab itu jumlah dan mutu pendidikan
Sebagai contoh teknologi car-navigation-system terkait informasi geospasial harus segera
(sistem navigasi kendaraan) yang akan dapat ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan yang ada.
mengoptimasi pergerakan lalu lintas di jalan raya, dan Melihat permasalahan kurangnya penyiapan SOM
akan mencegah kemacetan berikut ekses-eksesnya, informasi geospasial perlu dibangun peraturan
memerlukan seperangkat hardware elektronik perundang-undangan yang mendorong pendidikan
termasuk piranti GPS/GNSS yang dapat ditanam pada dan pelatihan bidang geodesi, geomatika, geografi
dashboard kendaraan. dan bidang-bidang lain terkait informasi geospasial
Hardware itu tentunya hanya dapat berfungsi yang tidka lain merupakan rumpun geoscience.
setelah ada software yang dapat menampilkan koordinat • Posisi Indonesia sebagai archipelagic country telah
dari GPS pada peta digital. menumbuhkan kesadaran akan informasi sehingga
• Mendiskusikan kemajuan dalam ilmu pengetahuan terkait dengan hal ini telah dicantumkan dalam
dan teknologi informasi geospasial tidak dapat konstitusi Indonesia. Pentingnya informasi dalam
dilepaskan dari proses pendidikan dan latihan menjalankan penyelenggaraan pemerintahan yang
dalam menyiapkan sumberdaya manusia yang baik dan demokratis (good democratic governance)
handal dalam menyelenggarakan informasi telah mendorong Indonesia untuk semakian baik
geospasial. Pendidikan yang terkait geospasial terlibat dalam pengembangan dan penggunaan
sebenarnya tersebar di berbagai jurusan di serta pengamanan informasi.
perguruan tinggi, seperti geodesi/geomatika, 2. Tentang Pembangunan Daerah (Rencana Tata
geografi, geologi, geofisika, teknik sipil, pertanian, Ruang Wilayah), Pembangunan proyek strategis
kehutanan, kelautan, informatika dan sebagainya. dll. Rietveld (1980) mengemukakan beberapa
Namun faktanya memang hanya jurusan geodesi instrumen dalam perencanaan wilayah secara
dan geografi yang secara spesifik menekuni umum meliputi:
geospasial. a) Standarisasi, misalnya: emisi gas rumah kaca
• Di Indonesia, perguruan tinggi yang membuka yang dapat berpengaruh pada alokasi lahan
program studi Geografi sebagai ilmu murni hanya pertanian atau industri.
dua perguruan tinggi negeri (Universitas Indonesia b) Formulasi preskripsi, misalnya: rencana
(UI) dan UGM (Universitas Gadjah Mada) tata kota, rencana tata guna lahan yang akan
dan satu perguruan tinggi swasta (Universitas berpengaruh ke arah mana wilayah akan
Muhammadiyah Surakarta). Sedangkan program dikembangkan.
studi Pendidikan Geografi ada di 45 perguruan c) Penyediaan insfrastruktur, misalnya: jalan,
tinggi’. Adapun pendidikan jurusan teknik geodesi/ yang berpengaruh pada tatanan pengembangan

10 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Artikel
wilayah dengan penyediaan sarana. Kawasan Loji Kecil dan Kotabaru memiliki bangunan
d) lnstrumen harga, misalnya: subsidi, pajak, nilai bernuansa indies sebagai bukti bahwa dulu banyak
tukar, tarif, bunga bank, yang akan berpengaruh didiami orang Eropa. Beberapa toko di Pecinan (kini
pada rancangan aktivitas dalam wilayah. dinamai Jalan Jendral Ahmad Yani) hingga kini masih
e) Penetapan lokasi untuk keperluan pemerintah berdiri sehingga bisa menjadi saksi kejayaan pedagang
misalnya perkantoran, pusat pemerintahan Cina masa lampau. Kampung-kampung Jeron Beteng
lokal, yang dapat berpengaruh pada arah menyimpan bangunan-bangunan khas Jawa yang
pengembangan suatu wilayah. menjadi kediaman abdi dalem. Kampung-kampung itu
3. Penamaan dan budaya, Toponimi. letaknya berdekatan sehingga bisa ditempuh dengan
Kita mengikuti soal yangs ednag berkemabgn becak atau sepeda. Anda sekaligus bisa merasakan
menyangkut penamaan pulau­pulau. Dalam keilmuan nikmatnya berada di becak dan romantisnya mengayuh
penamaan satu tempat dicover dalam Toponimi. sepeda onthel menyusuri kampung­kampung di
Sejumlah kampung di Yogyakarta ternyata memiliki Yogyakarta. (Naskah: Yunanto Wiji Utomo, Copyright
keunikan karena proses penamaannya yang hampir © 2006 YogYES. COM). Karena sudha ada ilmu nya
seragam. Ada kampung yang namanya didasarkan mengapa harus jadi perdebatan?
pada profesi yang banyak ditekuni warganya, golongan
kerabat dan pejabat, keahlian abdi dalem hingga nama KEBUTUHAN PROFESI KEHUTANAN (KEHUTANAN
pasukan prajurit. Kampung-kampung itu berdasarkan DAN LINGKUNGAN ATAU LINGKUNGAN DAN
letaknya bisa dibagi menjadi 2 wilayah, yaitu Jeron KEHUTANAN?)
Beteng (kawasan dalam kompleks Kraton Yogyakarta) 1. Konsep environmental governance (unep, 2009).
dan Jaba Beteng (kawasan di luar kompleks kraton • Environmental governance comprises the rules,
Yogyakarta). practices, policies, and institutions that shape
Kampung di wilayah Jeron Beteng umumnya how humans interact with the environment.
dinamai berdasarkan keahlian abdi dalemnya, sebab • Good environmental governance takes into
kampung-kampung itu dulu merupakan tempat tinggal account the role of actors that impact the
abdi dalem yang sehari-hari menangani urusan rumah environment. From government to NGOs, the
tangga kraton. Berjalan ke timur dari Alun-Alun Utara private sector and civil society, cooperation is
dan berbelok ke kanan memasuki Plengkung Wijilan, critical to achieving effective governance that
anda akan menemui kampung Mantrigawen, Gamelan, can help us move to a more sustainable future.
Namburan, dan Siliran. Bila berjalan sampai ke Alun- 2. Some key principles in environmental govermance:
alun Kidul, anda juga akan menemukan kampung • Embeds the environment in all levels of decision
Nagan dan Patehan. making and action
Nama Mantrigawen diambil karena warganya • Conceptualizes cities and communities,
merupakan abdi dalem kepala pegawai, sementara nama economic and political life as a subset of the
Gamelan diambil karena warganya bermatapencaharian environment.
sebagai pembuat tapal kuda. Siliran merupakan tempat 3. Environmental governance issues (sumber: unep,
tinggal abdi dalem Silir yang bertugas menyalakan 2009 dan peter j may et al, 1996).
lampu penerangan dan Namburan ditinggali abdi • Soil deterioration
dalem yang bertugas membunyikan gamelan. Patehan • Climate Change Management
adalah rumah abdi dalem pembuat teh sedangkan • Biodiversity Management
Nagan adalah kediaman penabuh gamelan Jawa. • Water Management
Merasakan atmosfer kampung itu akan tahu • Ozone Layer
tentang sejarah penamaan kampung dan kondisi • Nuclear Risk
Yogyakarta di masa lampau. Jejak kejayaan masa lalu • Precautionary principle and transgenic
di beberapa kampung itu juga masih bisa dilacak. organism

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry | 11


Artikel
• Natural Hazards j) Fixation of solar energy and biomass
4. Kebutuhan Praktis: production
1) Kebutuhan praktis ilmu pnegetahuan pada k) Storage and recycling of organic matter
subyek kehutanan dan lingkungan I) Storage and recycling of nutritient
a) Biosfer (Thin layer of air, Water and soil m) Storage and recycling of human waste
surrounding the globe in which life on n) Regulation of biological control mechanism
earth is concentrated, Setebal lk 20 km, o) Maintenance of migration and nursery
Kurang dari diameter 0. 3% diameter bumi, habitats
Menyediakan semua unsur kehidupan yang p) Maintenance of biological (and genetic)
diperlukan seperti oksigen, air, pangan, diversity
energy dan raw materials, 3) Dari fungsi-fungsi carrier (Carrier Function)
b) Kajian efek pemanasan global, Providing space and a suitable substrate for:
c) kajianTSL dan keanekaragaman hayati, a) Human habitation and (indigenous)
d) kajian sumber energi alternatif dari angin, settlement
pasang surut laut atau ombak, b) Cultivating (crop growing, animal hus­
e) Land cover and land use, bandry, aquaculture)
f) Land use requirement c) Energy conversion
g) Deforestation, d) Recreation and tourism
h) Kebakarna hutand an lahan pada konteks e) Nature Protection
perlindungan 4) Fungsi-fungsi produksi (production function):
i) Produksi, a) Oxygen
I) Silvikultur b) Water (for drinking, irrigation, industry,
m) Carbon stock etc)
n) Conservation values c) Genetic resources
o) Masih sangat banyak d) Biochemicals (other than fuel and medi­
2) Dari function nature (on Regulation Function): cines)
a) Protection against harmful cosmic influence 5) Fungsi-fungsi informasi (Information Function)
b) Regulation of the local and global energy a) Aesthetic information
balance b) Spiritual and religious information
c) Regulation of the chemical composition of c) Historic information (heritage value)
the atmosphere d) Cultural and artistic inspiration
d) Regulation of the chemical composition of e) Scientific and educational information
the ocean
e) Regulation of the local and global climate CONCLUDING REMARK
(incl. the hydrological cycle) 1. Agenda ini sangat penting tidaksaja untuk
f) Regulation of run off and flood-prevention organisasi PII dan individual insinyur,
(watershed protection) tetapi juga untuk negara dan bangsa ini pada
g) Water catchment and groundwater- konteks daya saing bangsa, berkelanjutan
recharge dan kedaulatan negara.
h) Prevention of soil erosion and sediment 2. KLHK mendukung dan mendorong
control langkah-langkah untuk pengembangan,
i) Formation of topsoil and maintenance of pengukuhan dan profesionalisme insinyur
soil-fertility bidang kehutanan dan lingkungan.

12 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Artikel
SEBAIKNYA RIMBAWAN TAHU LANGKAH-LANGKAH
YANG TELAH DITEMPUH BKT-HUT-PII UNTUK
MENGHADIRKAN RIMBAWAN PROFESIONAL
Oleh: Ir. Tonny Hari Widiananto, M.Sc.
Ketua Umum BKT-Hut - PII

P erjuangan kita sebagai


rimbawan tidaklah pantang
menyerah dalam mendarma­
Jiwa Korsa Rimbawan Indonesia. Semangat Jiwa korsa
Rimbawan Indonesia tersebut sangatlah dibutuhkan
sebagai pondasi yang kokoh dalam mengembangkan
baktikan sumbangsih yang terbaik Profesionalisme Rimbawan Indonesia. Demikian
bagi kesejahteraan kita bersama, pula sebaliknya, tanpa Profesionalisme Rimbawan
bangsa Indonesia. Bagaimanapun Indonesia, sungguh sulit bagi kita untuk membangun
juga perjuangan tersebut tiada semangat jiwa korsa Rimbawan Indonesia. Keduanya
mungkin kita lakukan tanpa adanya persatuan dan adalah saling komplementer, tak bisa dipisahkan antara
kesatuan di antara kita, sesama rimbawan. Bertepatan yang satu dengan yang lainnya.
dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda tanggal Keterkaitan hubungan komplementer antara
28 Oktober 2015, setahun lebih yang lalu, Rimbawan Jiwa Korsa dan Profesionalisme Indonesia, meng­
yang tergabung dalam 12 komunitas rimbawan, yaitu: indikasikan bahwa langkah perjuangan dalam
RJR, Persaki, PPAK, PWK, HPK, 4P, KagamaHut, menegakkan harkat rimbawan mengikuti strategi
HA-Hut IPB, Ika Sylva UnHas, IKAHut UnTan, perjuangan metamorphosis. Silahkan rekan-rekan
IKAHut UnMul, IKA-SKMA telah mendeklarasikan menginterpretasikan masing-masing apa yang dimaksud
pembentukan Forum Kolaborasi Rimbawan Indonesia dengan strategi metamorphosis. Bila itu diasumsikan
(FKRI). Dalam perjalanannya yang baru 1 tahun lebih, sebagai hewan, kita akan melihat hewan yang sama
FKRI telah menghimpun kekuatan dengan bersatunya berubah bentuk dalam proses hidup alaminya. Bila itu
63 komunitas rimbawan, dalam wadah kelembagaan sebagai suatu karakter, akan terlihat ada perubahan
FKRI. Komunikasi interaktif FKRI diantara perwakilan karakter dalam pribadi seseorang dari usia muda ke usia
komunitas telah dilaksanakan dengan alat bantu tua. Baik Jiwa korsa maupun Profesionalisme, kedua
media komunikasi WA Group. Subyek sekaligus obyek duanya mempunyai karakter. Karakter disini tidak
dari perjuangan itu tak lain adalah diri kita sendiri, sekedar sebagai karakter pribadi secara perorangan,
bagaimana kita mampu melanjutkan kontinuitas namun juga sebagai kolektif karakter sebuah profesi,
Sejarah Kerimbawanan Indonesia, merajut konektivitas profesi Rimbawan. Jiwa inilah yang membedakan
di antara Rimbawan Indonesia, dan membangun seseorang apakah yang bersangkutan adalah rimbawan
kolektif karakter Rimbawan Indonesia. Pembinaan atau bukan. Dan kolektif karakter rimbawan inilah
pesan deklarasi setidaknya baru pada tingkat diskusi yang menjadi identitas dalam berhubungan dengan
di WA Group FKRI dan Peringatan Setahun FKRI dunia luar. Kolektif karakter rimbawan yang inklusif
tanggal 27-28 Oktober 2016 di Hutan Pendidikan bukan eksklusif, yang menganggap diri sendiri adalah
Gunung Walat yang diprakarsai oleh Fakultas paling bisa, paling benar dan paling penting ataupun
Kehutanan IPB dan Himpunan Alumni Kehutanan paling berjasa. Setiap individu maupun korsa selalu
IPB. Secara ringkas, suka tidak suka, pesan dan kesan memiliki masalah masing masing. Dan hal yang perlu
perjuangan kita bersama dalam wadah kelembagaan dipahami, bahwa hanya individu itu sendiri yang bisa
FKRI tersebut, setidaknya kita akui bahwa FKRI telah menyelesaikan permasalahannya masing masing.
mampu menggerakkan dan membangun semangat Tiada mungkin permasalahan seseorang diselesaikan

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry | 13


Artikel
oleh orang lain. Karena permasalahan itu muncul Helmut schmidth (Kanselir Jerman Barat), dan ketiga
karena adanya atau eksistensi dari individu itu sendiri. kepada Ir. Joko Widodo. Inilah ketiga kalinya, negara
Namun sebagai mahluk sosial, tiada mungkin pula kita dipimpin oleh seorang insinyur, setelah Presiden
kita terhindar dari suatu permasalahan bersama. RI pertama, Ir Soekarno, dan Presiden RI kedua, Ir. B.
Permasalahan bersama itu pula yang mendorong J. Habibie. Jadi tepatlah Insinyur ketiga bagi Indonesia
kita untuk menyelesaikan permasalahan itu dalam dan Insinyur Kehormatan ketiga yang dipersembahkan
suatu kebersamaan sebagai sebuah kerja tim. Masing oleh PII. 2. Disahkannya pembentukan dan pelantikan
masing menyelesaikan permasalahan bersama sesuai kepengurusan Badan Kejuruan Teknik Kehutanan
perannya. Dan tidak berebut peran. Sebagai seorang (BKTHut-PII). Sebagai badan kejuruan yang baru
rimbawan kita tidak mungkin mampu menyelesaikan terbentuk, tentunya BKTHut-PII membutuhkan
permasalahan hutan dan kehutanan sendiri. Hutan adaptasi dan membangun jejaring di lingkungan
dan kehutanan adalah sesuatu yang kompleks, baik kelembagaan PII. Lahirnya BKTHut-PII, bukan saja
struktur maupun komposisinya. Kebutuhan akan sekedar menjadi perhatian, melainkan juga sebuah
produk barang dan jasa hutan dan kehutanan justru harapan bagi warga PII. BKTHut hadir dengan
datang dari luar hutan/kehutanan itu sendiri. Disinilah menawarkan diri untuk berkolaborasi antar bidang
rimbawan sebagai ‘forest manager’ (stressing bukan kejuruan di PII.
“forest owner”) dituntut untuk mampu memecahkan Undang Undang No. 11 tahun 2014 tentang
permasalahan/kebutuhan ‘forest owner/clients’ dalam keinsinyuran, memuat ketentuan yang mengatur
mengaplikasikan iptek sesuai rumpun keilmuannya, “Keinsinyuran” dan Insinyur adalah gelar profesi di
untuk menghasilkan inovasi dan nilai tambah dalam bidang keinsinyuran. Insinyur sebagai gelar sebuah
melayani kebutuhan ‘forest owners/clients’. Rimbawan profesi, sebagaimana gelar profesi dokter, notaris,
membutuhkan perlindungan dalam menjalankan apoteker, akuntan dan lain lain profesi yang telah
pelayanannya dan komitmen serta tanggung jawab diamanahkan oleh sebuah Undang Undang Negara
atas hasil layanannya. Oleh karena itulah deklarasi Repulik Insonesia. Perjalanan panjang telah dialami
pembentukan FKRI yang membangun Jiwa korsa, organisasi profesi PII dari tahun 1952 hingga diakui
diiringi dengan pembentukan Badan Kejuruan Teknik keberadaannya oleh sebuah Undang-Undang pada
Kehutanan dalam wadah kelembagaan Persatuan tahun 2014 (hampir 62 tahun). Insinyur yang dulunya
Insinyur Indonesia (BKTHut-PII) dalam rangka digunakan sebagai gelar akademik, telah berganti
mewujudkan Profesionalisme Rimbawan Indonesia dengan istilah Sarjana, kini muncul kembali sebagai
sebagai Insinyur Profesional Kehutanan Indonesia gelar sebuah profesi. Sebagai profesi, program
(IPKI). Secara kebetulan pembentukan Badan Kejuruan studi dirancang sebagaimana ketentuan peraturan
Teknik Kehutanan bertepatan dengan diadakannya perundangan di bidang pendidikan, yaitu UU No.
Kongres PII XX tanggal 11-12 Desember 2015. Dengan 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, UU No. 12 tahun
demikian, secara komplementer FKRI dan BKTHut-PII 2012 tentang Pendidikan Tinggi, dan PP 4 tahun
mewarnai langkah perjuangan Rimbawan Indonesia 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan
dalam mendarmabaktikan perannya kepada Bangsa Pengelolaan Perguruan Tinggi. Apakah yang dimaksud
dan Negara yang kita cintai bersama, Indonesia. dengan keinsinyuran?
Dua moment penting dalam Kongres PII XX Keinsinyuran adalah kegiatan teknik dengan
tanggal 11-12 Desember 2015, yaitu: 1. Penghargaan menggunakan kepakaran dan keahlian berdasarkan
PII kepada Presiden RI Ir. Joko Widodo sebagai penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
“Insinyur Kehormatan”. PII dalam perjalanannya untuk meningkatkan nilai tambah dan daya
sejak berdiri tahun 1952 (Organisasi keprofesian tertua guna secara berkelanjutan dengan memperhatikan
kedua setelah kedokteran), hanya tiga kali memberikan keselamatan, kesehatan, kemaslahatan, serta
penghargaan “Insinyur Kehormatan’, yaitu: kepada kesejahteraan masyarakat dan kelestarian
Margareth Tatcher (Perdama Menteri Inggeris), lingkungan.

14 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Artikel
Sedangkan Praktek Keinsinyuran adalah akan mengajar di perguruan tinggi penyelenggara
penyelenggaraan kegiatan Keinsinyuran. Sebagai PSPPI, sesuai kualifikasinya sebagai Insinyur
implementasi UU No 11 tahun 2014 ketentuan Profesional. Di antara 40 Perguruan Tinggi penerima
tentang gelar profesi diatur lebih lanjut sesuai mandat menristekdikti, terdapat 15 perguruan tinggi
dengan ketentuan peraturan perundangan di bidang yang memiliki prodi kehutanan (Indonesia memiliki
pendidikan. Tidak oleh Undang-Undang No. 11 tahun 68 perguruan tinggi penyelenggara prodihut). Ke 15
2014, karena Undang Undang ini mengatur ketentuan perguruan tinggi tersebut memiliki kondisi prodihut
tentang praktek keinsinyuran dan organisasi Profesi yang beragam. Di sisi lain ada perguruan tinggi yang
PII, serta ketentuan peralihan bagi pemegang gelar memiliki prodihut relatif cukup tua, namun belum
Insinyur yang diperoleh sebagai gelar akademik dan termasuk sebagai penerima mandat perintis PSPPI.
ketentuan pengakuan praktek keinsinyuran yang telah Tentunya hal ini menjadi bahan pertimbangan bagi
dilakukan sebagai Rekognisi Pembelajaran Lampau/ PII dan BKTHut dalam memberikan rekomendasi dan
RPL (diatur lebih lanjut dengan ketentuan peraturan masukan kepada menristekdikti.
perundangundangan di bidang pendidikan. Sebagai BKTHut-PII sebagai sebuah badan kejuruan
tindak lanjut dalam ketentuan bidang pendidikan Persatuan Insinyur Indonesia, dalam menjalankan
telah terbit Permenristekdikti No. 35 tahun 2016 kegiatannya, secara dinamis berkaitan dengan
tentang Program Studi Program Profesi Insinyur dan kemajuan dalam penetapan ketentuan pelaksanaan
Permenristekdikti No. 26 tahun 2016 tentang Rekognisi dari UU 11 tahun 2014 dan Undang Undang terkait.
Pembelajaran Lampau. Selanjutnya berdasarkan Selain itu, BKTHut-PII juga dituntut aktif dalam
Keputusan Dirjen Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan menjalin dengan berbagai instansi terkait praktek
Pendidikan Tinggi No: 1462/C/KEP/VI/2016 tentang keinsinyuran, khususnya di bidang kehutanan dan
Panduan Penyelenggaraan Program Studi Program lingkungan hidup. BKTHut memiliki 4 bidang/sub
Profesi Insinyur, telah diatur ketentuan utk persyaratan kejuruan, yaitu: 1. Teknik Arsitektura Hutan, 2. Teknik
yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan Konservasi Hutan, 3. Teknik Industri Hasil Hutan, 4.
pendidikan profesi insinyur jalur reguler. Untuk jalur Teknologi Pengelolaan Lingkungan. Hal yang harus
RPL, diatur ketentuan tentang penyelenggaraaan segera dilakukan oleh BKTHut adalah segera memiliki
Program Pembinaan Profesi Insinyur/Lokakarya dan didukung oleh Insinyur Profesional. Jenjang
Sertifikasi Insinyur Profesional (P3I/LSIP). Gelar kualifikasi Insinyur Profesional diperoleh dari hasil
profesi Insinyur merupakan kewenangan dari lembaga penilaian pengalaman praktek keinsinyuran, peran
pendidikan tinggi, sedangkan PII bertanggungjawab dan tingkat kesulitan dalam melaksanakan praktek
dalam registrasi insinyur dan program pembinaan keinsinyuran. Oleh karena itu PII bekerja sama dengan
profesi keberlanjutan. PII berwenang melakukan uji BKTHut-PII segera memutuskan untuk melaksanakan
kompetensi dan sertifikasi jenjang/kualifikasi Insinyur pendaftaran anggota PII dan melakukan sertifikasi
Profesional. Insinyur Profesional untuk kejuruan kehutanan.
PII bekerja sama dengan BKTHut PII menyeleng­ Utamanya untuk memenuhi kebutuhan staf pengajar
garakan P3I/LSIP untuk mempersiapkan pelaksanaan PSPPI dan instruktur/pembimbing di tempat kerja.
PSPPI. Menristekdikti telah menetapkan 40 Perguruan Namun demikian, langkah langkah yang telah dan
tinggi penerima mandat sebagai perintis Program akan dilakukan oleh BKTHut tetap berpijak kepada
Studi Program Profesi Insinyur. Staf Pengajar di ketentuan perundangan. Sebagaimana ketentuan yang
perguruan tinggi dipersyaratkan berkualifikasi Insinyur diatur dalam Pasal 8 ayat (1) UU No 11 tahun 2014,
Profesional Madya. Sesuai ketentuan perundangan, bahwa program profesi insinyur diselenggarakan oleh
kualifikasi ini dinilai dan ditetapkan oleh PII, yang perguruan tinggi bekerjasama dengan kementerian
berwenang dalam akreditasi perguruan tinggi bersama terkait, PII dan kalangan industri. Oleh karenanya,
dengan kemristekditi dalam penyelenggaraan PSPPI. BKTHut memandang penting untuk melaporkan
PII memberikan rekomendasi bagi staf pengajar yang kepada menteri terkait, dalam hal ini Menteri

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry | 15


Artikel
Lingkungan Hidup dan kehutanan sehubungan dengan Indonesia Merdeka. Catatan Menteri Lingkungan Hidup
akan dilaksanakannya P3I/LSIP BKTHut angkatan dan Kehutanan, yang disampaikan pada pembukaan
I. Selain itu ditegaskan dalam ketentuan Pasal 45 acara tanggal 24 Januari 2017, sungguh sangat rinci
ayat (1), bahwa Pemerintah bertanggung jawab atas dan kiranya tidaklah pantas, untuk ditambah kurangi,
pembinaan keinsinyuran, dan selanjutnya pada ayat mengingat catatan tersebut merupakan dokumen resmi
(2), bahwa tanggungjawab pembinaan oleh Pemerintah negara. Oleh karenanya, uraian yang telah disampaikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh dalam tulisan ini, merupakan catatan kisah perjalanan
Menteri dan Menteri yang terkait. BKTHut sebagai Rimbawan Indonesi untuk menunjukkan jati dirinya
satuan organik kejuruan dalam kelembagaan PII, dan kesiapan dalam ikut serta membangun bangsa dan
wajib untuk mengawal terlaksananya program profesi negara Indonesia.
insinyur untuk kejuruan kehutanan. Oleh karenanya Apa yang telah disampaikan oleh Menteri LHK Ibu
Ketua BKTHut bersama Bp. Ir. Sadhardjo selaku Siti Nurbaya, seolah reaktualisasi peristiwa bersejarah
rimbawan senior yang turut memperkuat BKTHut, tanggal 27 April 1962 ketika Presiden RI pertama, Ir.
merasa bersyukur dapat bertemu dengan Menteri Sukarno meletakkan batu pertama Gedung Fakultas
LHK, Ibu Siti Nurbaya pada tanggal 23 Januari 2017. Pertanian Universitas Indonesia sekarang (IPB) di
Dan lebih bersyukur lagi, bahwa Ibu Siti Nurbaya Bogor. Peristiwa itu bukan dokumen tentang peletakan
menegaskan bahwa Program Profesi Insinyur adalah batu pertama sebuah bangunan perguruan tinggi,
amanah Undang Undang yang harus dilaksanakan, yang lebih penting dari itu adalah catatan sejarah
dan beliau berkenan untuk hadir dan memberikan pesan Bung Karno, bahwa Pangan adalah persoalan
catatan penting serta membuka dimulainya Program hidup atau mati bagi bangsa Indonesia. Oleh karena
Profesi Insinyur kehutanan Angkatan I pada tanggal 24 itulah, Bung Karno berpesan kepada pemuda pemudi
Januari 2017 di Ruang Rimbawan 3 – Gedung Manggala Indonesia untuk berminat menjadi Insinyur Pertanian.
Wanabakti, Jakarta. Reaktualisasi sejarah, bukanlah dokumen pembukaan
Sejarah Rimbawan Indonesia telah menorehkan sebuah acara program pembinaan profesi insinyur,
sebuah catatan penting tanggal 24 Januari 2017. melainkan catatan sejarah oleh Ibu Siti Nurbaya, bahwa
BKTHut memang resmi berdiri sejak ditetapkan dalam agenda ini sangat penting tidak saja untuk organisasi
kongres PII XX tanggal 12 Desember 2015. Namun PII dan individual Insinyur, tetapi juga untuk negara
Program Profesi Insinyur Kehutanan secara resmi dan bangsa Indonesia pada konteks daya saing bangsa,
ditandai dengan kehadiran Menteri LHK Ibu Siti keberlanjutan dan kedaulatan negara. Kementerian
Nurbaya. Beliau telah memberikan hadiah yang indah LHK mendukung dan mendorong langkah langkah
bagi generasi muda rimbawan, yaitu hadirnya sebuah untuk pengembangan pengukuhan dan profesionalisme
Profesi Insinyur Kehutanan, untuk pertamakalinya sejak insinyur bidang kehutanan dan lingkungan.

16 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Artikel
Perlindungan Alam dan Organisasi Perlindungan
Sumber Daya Alam Hutan Sebelum Direktorat
Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
Kementerian Kehutanan
Oleh: Agus Tobrani BBA (Alm.) dan Ir. Slamet Soedjono, MBA

PENGANTAR Tulisan tangan dari penulis pertama dilengkapi dan

P enulisan atau pemaparan karya tulis dengan


judul seperti tersebut di atas dimaksudkan untuk
mengenang sejarah perkembangan pengelolaan hutan
disempurnakan oleh penulis kedua dengan mengacu
pada buku Sejarah Kehutanan Indonesia sehingga data
dan informasinya menjadi lebih lengkap dan historinya
dari aspek konservasi sejak jaman penjajahan Belanda lebih runtut serta lebih meyakinkan.
hingga sekarang dan sekaligus untuk mengetahui sejauh
mana perhatian Pemerintah terhadap pelestarian PERLINDUNGAN ALAM DI JAMAN PENJAJAHAN
sumber daya alam hutan terutama dari aspek BELANDA
konservasinya. Kebetulan penulis utamanya yaitu Sdr. a. Perintis Perlindungan Alam
Agus Tobrani almarhum yang menyerahkan karyanya Perintis pertama Perlindungan Alam di Indonesia
kepada redaksi dalam bentuk tulisan tangan 5 halaman adalah C. Chastelein, seorang Anggota Dewan Hindia
yang belum sempat diedit dan diterbitkan oleh Majalah yang bermoral sangat tinggi dan tanpa disadari secara
kita ini, adalah seorang rimbawan yang selama 44 tahun penuh akan manfaatnya bagi perlindungan alam, pada
bertugas di Kehutanan, 90% waktunya dihabiskan tahun 1714 mewariskan 2 persil tanahnya seluas 6
di bidang Konservasi sumber daya alam hutan, sejak ha kepada Pemerintahan Desa (gemeente) di Depok
awal mulai bertugas (1958) sebagai Kepala Rayon dengan syarat tidak boleh dipindahtangankan dan tidak
Perlindungan Alam Jawa Tengah dibawah Pengawasan boleh untuk usaha pertanian, yang selanjutnya pada
Inspektur Kehutanan II berkedudukan di Magelang. tahun 1913 oleh pemerintahan desa diserahkan kepada
Kemudian setelah terbentuknya Seksi Perlindungan Perkumpulan Perlindungan Alam waktu itu. Hingga
Alam Jawa Tengah berturut-turut ditunjuk sebagai sekarang tanah tersebut tetap berstatus cagar alam.
Pejabat Sementara Kepala Seksi, Pejabat Kepala Perintis lainnya adalah Dr. S. H. Koorders seorang
Seksi, Kepala Seksi hingga kepindahannya menjadi houtvester (rimbawan pejabat KKPH) yang mempunyai
Kepala Seksi Satwa Liar di Direktorat Pembinaan perhatian besar pada bidang botani, melakukan
Bogor (1969) sekaligus merangkap jabatan Kepala pencatatan dan pengumpulan herbarium banyak sekali
Seksi Perlindungan Alam DCI Jakarta. Sewaktu terjadi jenis-jenis pohon di Jawa yang kemudian bersama
pengembangan organisasi perlindungan alam di seorang ahli botani Th. Valeton berhasil menyusun
daerah-daerah dengan terbentuknya Balai Konservasi buku pengetahuan tentang jenis-jenis pohon di Jawa
Sumber Daya Alam (BKSDA), almarhum diangkat sampai 12 jilid (1893-1914). Pada tahun 1912 Dr.
sebagai Kepala BKSDA Bogor membawahi 3 Sub Balai Koorders mendirikan Perkumpulan Perlindungan
yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta dan Pengandaran. Cukup Alam di Indonesia (Hindia Belanda) atau Nederlandsh
lama memegang jabatan ini hingga diangkat menjadi Indische Vereeniging tot Natuurbescherming
Kakanwil Kehutanan NTT, DKI Jakarta, Widya Iswara sekaligus sebagai Ketua yang pertama. Pada th 1913
hingga pensiun (2002). Kini beliau telah almarhum, Perkumpulan mengajukan permohonan kepada
semoga karya tulis terakhirnya bisa menjadi kenangan Pemerintah agar 12 lapangan dipertahankan sebagai
indah. cagar alam, diantaranya Ujung Kulon dan P. Panaitan,

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry | 17


Artikel
P. Krakatau, Laut Pasir Bromo, P. Nusa Barung, Belanda, bagi cagar alam yang berada di kawasan
Semenanjung Blambangan (Alas Purwo), Kawah Ijen, hutan Negara ia akan diawasi oleh pegawai Kehutanan
Kawah Papandayan. Perkumpulan juga mengajukan yang memangku KPH sedangkan yang berada di areal
permohonan kepada Kepala Jawatan Kehutanan untuk lainnya diawasi oleh Pemerintah Daerah setempat.
melindungi lapangan itu secara lestari. Pada tahun yang Siapapun dilarang melakukan kegiatan yang merubah
sama didirikan cagar alam pertama di luar Jawa yaitu di keadaan umum yang ada di cagar alam ini. Kepada
dekat kota Ambon berupa hutan di atas gunung Batu Perkumpulan Perlindungan diberitahu bahwa
Gajah yang kemudian disebut cagar alam Rumphius Pemerintah meng­ambil alih perlindungan alam namun
untuk mengenang jasa seorang peneliti alam George Pemerintah sangat menghargai kerjasama dengan
Everhard Rumphius. Tahun 1915 untuk pertama kali Perkumpulan. Perkembangannya, pada tahun 1919
dilindungi empat tempat tumbuh Rafflesia Arnold di Pemerintah menunjuk tidak kurang dari 55 lapangan
Bengkulu. untuk dijadikan cagar alam. Pada tahun 1921 P.
Perintis lain adalah Melchior Treub, Direktur Nusa Gede di danau Panjalu Ciamis diganti nama P.
Kebun Raya Bogor (1880-1909) yang meminta kepada Koorders sedangkan cagar alamnya disebut cagar alam
Pemerintah agar lahan berhutan seluas 280 ha digabung Koorders sebagai penghargaan kepada Koorders yang
dengan lahan perkebunan di daerah itu (Cibodas) untuk meninggal pada tahun 1919. Pada tahun 1925 Komisi
dijadikan cagar alam untuk keperluan penelitian flora Belanda untuk perlindungan Alam Internasional
hutan pegunungan. Pada tahun 1925 areal cagar alam di bawah pimpinan Mr. P. G Tienhoven menaruh
Cibodas diperluas meliputi puncak Gunung Gede dan perhatian besar pada Perlindungan Alam di Hindia
Pangrango. Belanda yang belum mempunyai kawasan cagar yang
b. Kegiatan Pemerintah di bidang Perlindungan luas untuk perlindungan satwa besar lebih-lebih untuk
Alam Sumatra dan Kalimantan, maka kemudian pada tahun
Pada tahun 1916 Pemerintah menerbitkan 1929 didirikan cagar alam G. Kerinci dan cagar alam G,
Lembaran Negara (Staatsblad) No. 278 yang memuat Leuser tahun 1934 seluas 400.000 ha.
ketentuan Pemerintah melindungi alam Hindia Pada tahun 1932 diundangkan Ordonansi Cagar

18 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Artikel
Alam dan Suaka Margasatwa yang menyatakan dikeluarkan keputusan yang melarang perburuan
pengawasan cagar alam dan suaka margasatwa berada burung cenderawasih, kecuali burung cenderawasih
ditangan Kepala Kesatuan Pemangkuahn Hutan dan kuning. Perburuan untuk burung mambruk atau dara
pada tahun 1934 diubah pengawasannya menjadi mahkota dilarang sama sekali.
tanggungjawab Inspektur Daerah. Pada tahun 1937 Pada tahun 1924 dikeluarkan Ordonansi Perburuan
Pemerintah menunjuk A. Hogerwerf pegawai ahli untuk menggantikan ordonansi 1909. Kalau pada
pada Museum Zoologi Bogor untuk bertindak sebagai ordonansi 1909 perlindungan ditujukan kepada semua
pengawas perlindunganm alam. mamalia dan burung, pada Ordonansi 1924 disusunlah
Pada tahun 1941 terbit Ordonansi Perlindungan nama jenis binatang yang sangat memerlukan
Alam yang baru menggantikan Ordonansi 1932. Dengan perlindungan meliputi 8 jenis mamalia dan 53 kelompok
ordonansi ini dimungkinkan untuk membentuk cagar burung, untuk Jawa Madura ditambah dengan badak
alam di lahan bukan tanah Negara bebas asal sudah dan gibbon kelabu. Pada tahun 1931 dikeluarkan
mendapat persetujuan dari pemilik lahan. Juga terbuka ordonansi dan verordening perburuan tersendiri untuk
untuk melidungi terumbu karang di pantai. Dalam P. Jawa dan Madura yang terlepas dari perlindungan
ordonansi ini ada istilah baru menggantikan istilah fauna pada umumnya.
lama yaitu natuur reservat (cagar alam) menggantikan Pada tahun 1932 dikeluarkan Ordonansi Cagar
natuur monumenten dan natuur park (taman alam) Alam dan Suaka Margasatwa (Natuurmanumenten
menggantikan wild reservat. Cagar alam hanya en Wildreservaten Ordonantie) baru. Perbedaan yang
dapat dimasuki demgan ijin penjabat setempat yang terpenting dari ordonansi ini adalah bahwa disamping
berwenang sedangkan taman alam bisa bebas dimasuki penunjukan suatu daerah sebagai cagar alam
oleh siapa saja yang suka. seperti dalam ordonansi 1916, ada ketentuan untuk
c. Perlindungan satwa liar penunjukan suatu daerah menjadi suaka margasatwa.
Pada tahun1 896 C. Pieters, seorang ahli hukum Tujuan penunjukan suaka margasatwa terutama adalah
yang piawi dan juga seorang ahli biologi termasuk untuk melindungi binatang yang hidup di dalamnya.
ahli kupu-kupu terkenal, telah menyarankan berbagai Perburuan dalam bentuk apapun dilarang dalam suaka
tindakan untuk perlindungan fauna dan flora Hindia margasatwa, tetapi pengusahaan hutan yang teratur
Belanda (Indonesia), diantaranya peraturan ijin yang dapat menjamin tidak sampai terjadi kemunduran
berburu untuk orang Eropa. Orang Indonesia dilarang populasi margasatwa, diperkenankan.
berburu dengan senjata api, kecuali orang terkemuka Pada tahun 1939 dan 1940 tidak lama sebelum
dan pegawai negeri. Ia sangat mengharapkan adanya datangnya serbuan dan penjajahan Jepang, pemerintah
larangan mengkspor kulit dan bulu burung, tanaman mengeluarkan Ordonansi (1939) dan Verordening
anggrek. Pada tahun 1909 Pemerintah menetapkan (1940) Perburuan untuk P. Jawa dan Madura sebagai
Ordonansi untuk melidungi satwa liar yang berlaku peninjauan kembali/perbaikan atas peraturan per­
terhitung mulai 1 Juli 1910 berkat usaha dari Dr. J. undangan yang ada, diantaranya perburuan binatang
C. Koningsberger, Kepala Museum Zoologi Bogor yang merugikan seperti harimau, macan tutul da buaya
waktu itu. Akan tetapi pelaksanaan ordonansi ini tidak tidak gratis lagi tetapi harus ada akta perburuan dan
efektif kenyataannya justru perdagangan kulit burung dipungut biaya. Larangan ekspor yang dulu hanya
cendrawasih merajalela buktinya pada tahun 1912 dari berlaku untuk binatang hidup dengan peraturan baru
Manokwari saja dikeluarkan kulit burung seharga 1 ini berlaku juga untuk yang sudah mati, kulit dan
juta gulden. Hal ini diprotes keras oleh Perkumpulan bulu burung dan anggota badannya. Larangan ekspor
Perlindungan alam yang memintanya agar perburuan tetap berlaku bagi beberapa jenis binatang langka
dan perdagangan kulit burung dilarang atau setidaknya dan pengumpulan sarang burung wallet yang dapat
dibatasi. Namun Pemerintah tidak segera menanggapi dimakan serta telur penyu harus disertai ijin. Jumlah
karena mempunyai kepentingan mendapatkan binatang liar yang boleh ditembak dalam perburuan
cukai uang besar, baru pada bulan Nopember 1922 juga ditetapkan dalam akta/dibatasi, juga biaya yang

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry | 19


Artikel
harus dibayar. PERLINDUNGAN ALAM DAN SATWA LIAR DI
Beberapa tahun sebelum berakhirnya pemerintahan JAMAN PENJAJAHAN JEPANG
Belanda dan datangnya penjajahan Jepang, pemerintah Usaha yang berencana dalam bidang ini tidak ada.
Hindia Belanda menetapkan beberapa daerah reservat Hanya secara kebetulan saja daerah suaka alam Bromo
penting seperti Berbak di daerah rawa gambut Jambi, dapat terjaga baik karena tempat itu sering didatangi
Sumatra Selatan I mencakup daerah pegunugan tinggi, orang Jepang untuk melakukan ritual Agama Budha
perbukitan dan dataran rendah, Gunung Wilhelmina yang mereka anut. Di daerah suaka alam yang ada air
di Langkat dan Wai Kambas di Lampung, Baluran panasnya sering dibuat pesanggrahan untuk orang
di pojok Timur laut P. Jawa, di Kalimantan meliputi Jepang sehingga daerah sekitarnya ikut terjaga. Tapi
Pegunungan Palung di Swapraja Simpang (30. 000 disayangkan Suaka Alam Depok rusak berat karena
ha) dan Kutei-Kotawaringin dan Sampit, Pegunungan pohon-pohonnya dirusak/ditebangi penduduk.
Rinjani, P. Padar dan P. Rincah untuk melindungi
biawak Komodo serta beberapa pulau di teluk Betawi PERLINDUNGAN ALAM PADA AWAL
dan P. Dua diteluk Banten ditetapkan sebagai cagar PEMERINTAHAN RI DAN PERANG
alam untuk menlindungi burung. MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN (1945-1949)
Dari uraian tentang perlindungan alam dan Pada awal kemerdekaan RI pemerintah dan seluruh
satwa liar tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan rakyat berjuang keras untuk mempertahakan Negara
bahwa instansi pemerintah di bidang kehutanan di RI yang diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945 tetapi
masa penjajahan Belanda selalu terlambat dalam kemudian diserbu oleh Pasukan Sekutu (Inggris)
perhatiannya kepada masalah pentingnya perlindungan yang diboncengi tentara KNIL (Belanda) yang ingn
alam dan satwa liar dibanding dengan pihak lain seperti menjajajah kembali Negara RI. Tidak kecuali Kehutanan
dari perkebunan, kehewanan, botani, kebun raya dan harus mengintegrasikan diri dalam perjuangan ini.
bahkan dari masyarakat pencinta alam. Kalaupun Hutan-hutan di sekeliling kota-kota yang diduduki
kemudian menaruh perhatian dengan membuat Belanda dijadikan benteng pertahanan pasukan
peraturan perundang-undangan perlindungan alam pejuang RI dan perlidungan pengungsi sekaligus
dan satwa liar berikut penetapan wilayah perlindungan sebagai sumber produksi pangan. Pejabat dan pegawai
dalam bentuk cagar alam atau margasatwa, namun Kehutanan ikut berjuang dalam perang gerilya untuk
perhatian terhadap organisasi yang seharusnya melawan dan mengusir musuh (Inggris dan Belanda).
dibentuk secara khusus untuk menangani/mengurus/ Begitu dianggap pentingnya peran Kehutanan dalam
mengelola perlindungan alam dan satwa liar, ternyata perang mempertahankan kemerdekaan RI sampai-
tidak dilakukan. Tugas pengurusan dan pengawasan sampai diterbitkannya PP No. 59 tahun 1948 tentang
mengenai hal tersebut hanya disampirkan kepada Militerisasi Jawatan Kehutanan. Karena itu perhatian
pengelola wilayah kehutanan seperti KKPH atau terhadap perlindungan alam sangat berkurang. Namun
Inspektur Kehutanan. Jadi kalau dari segi kebijakan demikian masih ada usaha represif yang dibantu oleh
materiilnya yang dituangkan dalam peraturan masyarakat dan tentara terhadap pemburu gelap di
perundang-undangan dapat dikatakan baik tetapi dari daerah Pameungpeuk (Garut) yang berburu banteng
segi operasionalnya kurang atau bahkan tidak baik dan rusa secara besar-besaran dengan menggunakan
karena tidak efektif disebabkan oleh tidak adanya senjata api yang ditinggalkan oleh tentara Australia
organisasi khusus yang menanganinya. Mungkin saja dalam perang melawan Jepang.
hal ini terjadi karena kebijakan pengelolaan hutan waktu
itu oleh pemerintah lebih ditekankan pada pentingnya PERLINDUNGAN ALAM PADA JAMAN DEMOKRASI
eksploitasi dan pengusahaan hutan yang beorientasi LIBERAL 1950-1959
kepada pendapatan keuangan yang langsung dan cepat Pada awal tahun 1951 ketika dimulainya pelaksaan
untuk Negara Kolonial pemerintahan RI seusai perang mempertahankan
kemerdekaan dan membentuk kembali NKRI tetapi

20 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Artikel
Undang-Undang Dasar yang berlaku bersifat Sementara Talagawarna, Yanlapa, dan Leuweung Sancang.
(UUDS) yang bersifat liberal, Jawatan Kehutanan Pada tahun 1958 dibentuk Seksi Perlindungan Alam
baru mulai menyusun pengurusan perlindungan Jawa Barat di Bandung, Jawa Tengah di Semarang,
alam dengan membentuk Seksi Perlindungan Alam di Sumatra Selatan di Palembang dan Sumatra Utara di
tingkat Pusat di bawah Bagian Tehnik Umum dengan Medan.
pimpinananya dijabat oleh R. Koesnadi Partosatmoko,
yang dulunya belum pernah ada. Tugas pertama PERLINDUNGAN ALAM PADA JAMAN DEMOKRASI
organisasi ini adalah melakukan inventarisasi dan TERPIMPIN (1960-1965)
penelitian terhadap kondisi cagar-cagar alam dan suaka Pada awal masa ini pengertian masyarakat akan
margasatwa yang ada dan menyusun laporan tentang nilai ekonomis dari berbagai jenis binatang dan
perburuan. Seksi ini kemudian ditingkatkan menjadi tumbuhan semakin meningkat sehingga terjadilah
Bagian Perlindungan Alam Jawatan Kehutanan peningkatan perburuan dan pengambilan berbagai
dengan pimpinan R. Koesnadi yang kemudian banyak jenis tumbuhan secara liar yang amat membahayakan
bekerjasama dengan Bagian Perlindungan Alam dan terutama untuk satwa liar yang dilindungi dan langka
Perburuan Kebun Raya Indonesia. Pada tahun 1953 seperti pembunuhan burung cenderawasih di Papua,
dibentuk Seksi Perlindungan Alam Ujung Kulon dan badak bercula satu di Ujung Kulon, gajah dan macan
P. Panaitan, Jawa Timur di Malang, Kep. Komodo loreng di Sumatra. Untuk memperkuat ketahanan
di Kupang. Pada tahun 1954 Bagian Perlindungan perlindungan alam telah dilakukan keikutsertaan
Alam telah berhasil melakukan rehabilitasi suaka- tenaga ahli ke berbagai symposium, peninjauan,
suaka margasatwa, penertiban perburuan di Jawa- konferensi regional seperti ke RRC, Pacific Science
Madura, pemberantasan perburuan gelap terhadap Congress di Honolulu, menghadiri sidang Umum Ikatan
gajah di Sumatra Selatan serta melakukan kerjasama Pengawetan Alam Internasional di Nairobi (Afrika),
internasional dengan IUCN (Intrnasional Union for the Simposium nasional dan regional tentang perlindungan
Conservation of Nature and Natural Resources). Pada dan pengawetan alam di Ciawi Bogor serta peningkatan
tahun 1956 Jawatan Kehutanan menetapkan Rencana kerjasama dengan instansi terkait didalam negeri
Kerja Bagian Perlindungan Alam dengan kegiatan- seperti MIPI, Lembaga Biologi Nasional, Kebon Raya
kegiatan: Indonesi dan Kepolisian RI. Atas kerjasama dengan
a. Membina hutan sebagai habitat yang dapat Lembaga Biologi Nasional pada tahun 1961-1964 telah
meningkatkan produktivitas dan manfaat sumber dilakukan ekspedisi ke beberapa suaka alam seperti P.
kekayaan alam guna memenuhi fungsinya bagi Komodo (1961), Pegunungan Leuser (1962), Baluran
masyarakat (wisata alam, wisata buru dan ilmu (1963), Ujung Kulon (1963 dan 1964). Pada Rapat
pengetahuan) Kerja Departemen Kehutanan Kabinet Dwikora (1964)
b. Mencadangkan habitat-habitat bagi pembiakan dan diputuskan langkah-langkah kebijaksanaan untuk
pemeliharaan (breeding) margasatwa dalam hutan mengadakan pengamanan terhadap suaka alam, satwa
c. Merintis terwujudnya ekonomi baru yang liar dan tumbuhan yang dilindungi, memanfaatkan
mendatangkan penghasilan bagi Negara dan daerah cagar alam dan suaka margasatwa bagi
masyarakat kepentingan masyarakat, menyelenggarakan proyek-
d. Menjaga keutuhan cagar alam dalam keadaan yang proyek pariwisata dan perburuan dan meningkatkan
tidak terjamah guna kepentingamn natural history pengamanan di daerah kritis seperti wilayah hunian
e. Mendidik masyarakat supaya mengerti dan gajah, badak, komodo, orang hutan, tapir, babi rusa,
mentaati tata susila berburu anoang, burung cendrawasih, burung kakaktua,
f. Mencegah terjadinya pengurasan dan punahnya banteng, kerbau liar dan anggrek.
binatang dan tumbuhan langka yang dilindungi. Pada masa demokrasi terpimpin terjadi peristiwa-
Berbagai cagar alam baru telah ditetapkan dengan peristiwa penting dan besar yang sangat mempengaruhi
Surat Keputusan Menteri Pertanian yaitu G. Jagad, keadaan politik, sosial, ekonomi, idiologi dan budaya

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry | 21


Artikel
bangsa. Peristiwa berhasilnya perjuangan merebut margasatwa. Mengingat beratnya tugas perlindungan
kembalinya Irian Barat (Papua) dari tangan penjajah alam ini maka pada penyusunan organisasi Direktorat
merupakan suatu kebanggaan walaupun disertai Jendral Kehutanan yang baru tahun 1966 dibentuklah
dengan banyak korban jiwa, harta dan biaya yang Direktorat Pembinaan Hutan untuk mengurus
akhirnya berdampak pada rapuhnya perekonomian Perlindungan Alam ini, jadi mengalami peningkatan.
nasional. Ditambah lagi dengan peristiwa euphoria Pada tahun 1967 dibentuk Taman Wisata dan Taman
politik Ganyang Malaysia dengan Komando Dwikoranya Buru. Taman wisata adalah kawasan hutan yang
dan meletusnya pemberontakan G 30 S/PKI maka karena coraknya yang khas dan keindahan alamnya
akhir tahun 1965 dapat dikatakan Negara dan Bangsa secara khusus dibina dan dipelihara bagi kepentingan
Indonesia dalam keadaan chaos dan rapuh ditinjau dari pariwisata, sedangkan taman buru adalah kawasan
aspek politik, ekonomi dan social. Beruntung tidak lama hutan yang dibina dan dipelihara untuk kepentingan
kemudian tampil pimpinan dengan kepemimpinan berburu.
baru berhasil menguasai keadaan dan berusaha b. Masa Pelita I 1969-1974
memperbaikinya dengan semangat Orde Baru. Pada tahun 1971 organisasi Direktrat Jenderal
Kehutanan mengalami perubahan lagi untuk melaku­
PERLINDUNGAN ALAM PADA MASA ORDE BARU kan penyesuaian dengan perubahan organisasi
(1966-1983) Departmen Pertanian. Dalam organisasi yang baru ini
a. Masa Pra Pelita (1966-1968) timbul Direktorat baru yaitu Direktorat Perlindungan
Orde baru lahir dengan terbitnya Surat Perintah dan Pengawetan Alam pengganti Direktorat Pembinaan
Sebelas Maret 1966 (Supersemar) yang setelah dengan Pimpinan Ir. Hasan Basjarudin yang sebelumnya
pimpinan orde baru berhasil mengatasi keadaan juga Direktur Pembinaan. Dengan nama baru ini posisi
kemudian pada tanggal 28 Juli 1966 membentuk Perlindungan dan Pengawetan Alam semakin tegas
Kabinet Ampera disusul dengan penyusunan program dan mantap, walaupun di daerah –daerah masih tetap
kerjanya dan dengan sendirinya Direktorat Jendral Kepala Seksi Perlindungan/Pengawetan Alam.
Kehutanan harus menyesuaikannya antara lain dengan Dalam periode ini telah dilaksanakan 5 kali Pekan
menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional di Kaliurang- Penghijauan Nasional (PPN) masing-masing di bukit
Yogyakarta tanggal 24-29 Oktober 1966. Di bidang Branti-Lampung (1969), bukit Matane-Sulawesi
Perlindungan Alam pelaksanaan pembangunannya Selatan (1970), G. Gede-Ponorogo (1971), bukit Huludu-
akan dilakukan dengan 3 pendekatan yaitu silvikultural, Gorontalo (1972), lembah Palu-Sulawesi Tengah (1973).
polisionil dan pendekatan kemasyarakatan. Pendekatan Pelestarian alam yang dilakukan adalah pembinaan dan
silvikultural dilakuan dengan pelaksanaan Tebang pemeliharaan suaka alam untuk melindungi flora dan
Pilih dengan Permudaan Alam (TPPA), Tebang Habis fauna di seluruh wilayah RI.
dengan Permudaan Alam (THPA) dan Tebang Habis Selama Pelita I telah dapat ditetapkan suaka alam
dengan Permudaan Buatan (IHPB). Pendekatan dan hutan wisata di 161 lokasi seluas 3,3 juta ha dan
politional dilakukan denga memperkuat petugas polisi sedang dalam proses pengusulan seluas 1,7 juta ha di 107
kehutanan(Polhut) melalui pendidikan dan pelatihan lokasi. Juga telah dapat dibentuk 30 Seksi Perlindungan
yang dilakukan bekerjasama dengan Polri serta merekrut dan Pengawetan Alam di seluruh Indonesia, 3 di Jawa
Petugas Kehutanan menjadi pembantu jaksa setelah Barat, 2 di Jawa Tengah, 3 di Jawa Timur dan 22 di
menyelsaikan pendidikan di Kejaksaan untuk dapat luar Jawa tersebar di masing-masing Propinsi 1 Seksi.
melakukan penyelidikan dan membantu penyidikan. Di tiap-tiap suaka alam dan hutan wisata dilakukan
Sedangkan pendekatan kemasyarakatan dilakukan inventarisasi flora dan fauna, pemeliharaan batas areal,
dengan cara berusaha meningkatkan kesejahteraannya patroli/pengawasan dan penyediaan sarana pembinaan.
dan meminta mereka untuk tidak merusak hutan c. Masa Pelita II 1974-1979
bahkan sedapat mungkin ikut melindunginya terlebih Pada tahun 1975 tejadi perubahan organisasi
lagi terhadap hutan lindung, cagar alam dan suaka Direktorat Jendral Kehutanan dimana Direktorat

22 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Artikel
Perlindungan dan Pengawetan Alam bahkan terjadi manangani Perlindungan Alam dan pada awal tahun
penambahan 1 Sub Direktorat (SD)dari sebelumnya 1951 baru dibentuk organisasi Perlindungan tingkat
4 SD menjadi 5 SD yaitu SD Pengembangan Taman Seksi maka setelah menunggu selama 32 tahun barulah
Wisata dan SD Margasatwa disempurnakan menjadi bisa berkebang menjadi tingkat Direktorat Jendral
SD Margasatwa dan Kebun Binatang. Pada tahun 1978 setelah secara bertahap meningkat menjadi Bagian dan
dibentuk Balai Konservasi Sumber Daya Alam(BKSDA) kemudian Direktorat.
sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) di daerah Hasil kegiatan yang dilakukan selama Pelita III
yang bertanggungjawab langsung kepada Direktur adalah penunujukan/penetapan suaka alam dan hutan
Jendral Kehutanan dan bertugas untuk melaksanakan wisata seluas 12.067.793 ha tersebar di 303 lokasi
pemangkuan taman pelestarian alam, hutan suaka alam seluruh Indonesia, pengusulan areal cadangan suaka
dan hutan wisata serta pemanfaatan pengembangan alam dan taman wisata seluas 4.464.788 ha di 63 lokasi
dan pengamanan sumber daya alam. untuk ditetapkan oleh Menteri Pertanian. Diselesaikan
Pada akhir Pelita (1979) telah dapat ditetapkan pula studi dan inventarisasi flora dan fauna di 20
areal /kawasan suaka alam dan hutan wisata seluas 7. lokasi seluas 2,1 juta ha, penetapan 521 jenis satwa
913.333 ha dengan rincian cagar alam 3.364.253 ha, dan 36 jenis tumbuhan yang dilindungi peraturan
suaka margasatwa 4.135.767 ha, taman wisata 133.672 perundangan, upaya budidaya satwa dan flora untuk
ha dan taman buru 279.671 ha serta menetapkan suaka mempertahakan keberadaan jenis yang dilindungi
alam sebagai obyek wisata seluas 1.019.082 ha. maupun untuk pemanfaatan dan pengembangbiakan
d. Masa Pelita III 1979-1983 baik oleh pemerintah maupun swasta dan pembinaan
Seperti biasanya setiap 5 tahun sekali dalam rangka 21 kebun binatang dengan koleksi 500 jenis satwa
pelaksanaan Pelita terjadi perubahan organisasi, maka termasuk 150 jenis yang dilindungi. Dilakukan pula
pada tahun 1980 juga terjadi perubahan susunan pengawasan terhadap peredaran satwa dan tumbuhan
organisasi Direktorat Jendral Kehuatanan, namun yang dilindungi di dalam negeri maupun antar Negara
Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam masih serta penjatahan penangkapan yang boleh dilakukan
tetap ada karena peranannya dipandang semakin untuk 120 jenis yang tidak dilindungi. Pengawasan
penting. Sekitar 3 tahun organisasi ini berjalan, peredaran jenis antar Negara dilakukan dengan
terbentuklah Departemen Kehutanan dalam Kabinet mengikuti CITES yang diratifikasi oleh Pemerintah
Pembangunan IV berdasarkan Kep Pres RI No. RI tahun 1978. Demikianlah sekilas perkembangan
4/M/1983. Dalam susunan organisasi Departemen organisasi PerlindunganAlan dari waktu ke waktu
Kehutananan yang ditetapkan dengan Kep Pres No. Untuk mengenang jasa para pendahulu perintis
20 tahun 1983 timbul/muncul Direktorat Jendral dan pengembang Perlindungan dan Pengawetan Alam
Perlindungan dan Pelestarian Alam sebagai salah satu di linngkungan Kehutanan disampaikan beberapa
struktur jabatan eselon I Departemen Kehutanan. nama pejabat pimpinannya, diantaranya R. Koesnadi
Tentu saja hal ini disambut dengan gembira Partosatmoko (Kepala Seksi sampai menjadi Kepala
oleh segenap rimbawan yang memberikan harapan Bagian 1951-1961), Soejoto (Kepala Bagian 1961-1963),
akan semakin besar peranannya dan memperluas Hatin Soedarma (Kep Bag 1963-1966), I Made Taman
kiprahnya dalan usaha Perlindungan dan Pelestarian (Kep Bag 1966-1969), Walman Sinaga (Kep Bag 1969-
Alam, apalagi pimpinan yang diangkat sebagai 1972), Ir. Basjarudin Nasution (Direktur Pembinaan
Direktur Jenderal adalah seorang Profesor yaitu hingga menjadi Direktur Perlindungan dan Pengawetan
Prof. Dr. Ir. Rubini Atmawidjaja. Lebih mensyukuri Alam 1966-1972), Ir. H. Prijono Hardjosentono
lagi bila mengingat pada jaman penjajahan Belanda, (Direktur PPA 1972-1979), Ir. Lukito Daryadi M.Sc.
penjajahan Jepang dan masa perang mempertahankan (Direktur PPA 1979-1981) dan Ir. Wartono Kadri
kemerdekaan RI belum ada organisasi khusus yang (Direktur PPA terakhir 1981-1983).
Jakarta, Maret 2017

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry | 23


Artikel
MENGENANG KEMBALI LAHIRNYA DEKLARASI
KALIURANG TENTANG PENUNAIAN TUGAS RIMBAWAN
SEKALIGUS MEMPERINGATI HARI JADINYA YANG KE-50
Oleh: Slamet Soedjono

PENGANTAR notulis sidang-sidang pleno dan komisi. Tim notulis

P ada penerbitan Malajah Rimba


Indonesia Vol. 43 tahun
April 2009 telah dimuat tiga hal
dipimpin oleh alm. bapak Ir. R. Soerjono (waktu itu
bertugas di Badan Litbang Kehutanan Bogor) dan
penulis sendiri sebagai Ketua Kelompok A. Tim Penulis
mengenai landasan pengabdian dengan anggota sebagian besar para mahasiswa
rimbawan sebagai pedoman Fakultas Kehutanan UGM, beberapa di antaranya Ben
bersikap dan berperilaku secara Soedarmo, Bambang Soebijantoro, Dradjat Soepomo
psikologis maupun teknis dalam melaksanakan tugas dan Kamsilan Semoga bermanfaat.
dan kewajiban seorang rimbawan, yaitu Deklarasi 1. Rapat Kerja Direktorat Jendral Kehutanan
Kaliurang (1966) tentang Landasan Idiil Penunaian 24-29 Oktober 1966
Tugas Rimbawan, Deklarasi Cangkuang (1999) tentang Peristiwa atau kejadian-kejadian penting sebelum
Landasan Darma Bhakti Rimbawan dan Surat Edaran diselenggarakannya Rapat Kerja
Menteri Kehutanan No. SE 01/Menhut IV/2007 tentang a. Peristiwa pemberontakan G 30 S PKI yang terjadi
Sembilan Nilai Dasar Rimbawan. pada tanggal 30 September 1965 sebagai puncak
Kertiganya memiliki keterkaitan dan saling ber­ persaingan partai-partai politik di masa orde lama
sinergis dalam memberikan pengertian, pemahaman untuk mendapatkan kekuasaan dan pengaruh
dan kesadaran untuk bertindak serta berperilaku dalam pengelolaan Negara serta Pemerintahan RI.
sebagai seorang rimbawan bagi kepentingan bangsa Peristiwa ini selain menimbulkan kegoncangan
dan negara. Dapat dikatakan sebagi landasan spiritual politik dan keamanan juga berpengaruh buruk
dan operasional dalam bertindak dan berperilaku. kepada kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat
Masing-masing pedoman dan petunjuk tersebut mapun pemerintahan RI. Idiologi negera Pancasila
dilahirkan/diciptakan dalam situasi dan suasana akan diganti dengan idiologi Komunis. Sebagian
kebatinan yang berbeda. besar rakyat Indonesia yang sadar akan bahaya
Dalam tulisan ini penulis ingin mengetengahkan ini bangkit menentang dan bahkan berusaha keras
bagaimana situasi, latar belakang, suasana kebatinan dan menumpas pemberontakan ini yang didukung oleh
proses ketika Deklarasi Kaliurang dilahirkan 50 tahun ABRI dibawah pimpinan Letjen TNI AD Soeharto.
yang lalu berdasarkan kajian buku Sejarah Kehutanan b. Pada akhir Desember 1965 Pemerintah RI
dan dokumen Laporan Penyelenggaraan Rapat Kerja melakukan pemotongan nilai uang lama (sanering)
Direktorat Jendral Kehutanan di Kaliurang. Kebetulan yaitu uang yang tadinya bernilai Rp. 1.000
waktu itu penulis sebagai Pj. Kepala Sub Bagian Statistik dipotong nilainya menjadi tinggal Rp 1 diikuti
Direktorat Kehutanan di Bogor diikutsertakan dalam dengan pencetakan uang baru sehingga rupiyah
Kepanitiaan Penyelenggaraan (Steering Committee) baru ini menjadi sangat berharga dan sulit didapat.
Rapat Kerja tersebut yang diketuai oleh bapak Ir. Moh Masyarakat yang sebaian besar miskin belum
Sadikin Djajapertjunda, M.Sc. mantan Kepala Biro banyak tertolong.
Umum Departemen Kehutanan, ditugaskan di bagian c. Pada tanggal 11 Maret 1966 Presiden Soekarno
penyediaan dan pendistribusian bahan rapat serta mengeluarkan Surat Perintah kepada Letjen TNI

24 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Artikel
Soeharto untuk melakukan tindakan-tindakan yang sarana material
dipandang perlu untuk memulihkan keamanan • Fase III (6 bulan ketiga) Konsolidasi: Diharap­
dan ketertiban nasional yang kemudian dikenal kan kondisi mental/psikologis sudah tertanam,
sebagai SUPERSEMAR (Surat Perintah Sebelas produktivitas kerja sudah membaik
Maret). Supersemar ini kemudian ditetapkan • Fase IV (6 bulan terakhir) Stabilisasi: Hasil
sebagai Ketetapan MPR (Tap MPR No IX/ yang sudah dicapai dapat dipertahankan dan
MPRS/1966). Langkah pertama yang diambil dipelihara
Letjen Soeharto adalah pembubaran PKI diikuti 2. Tujuan diselenggarakanya Rapat Kerja
dengan pembersihan terhadap oknum pemberontak Direktorat Jendral Kehutanan
PKI dan unsur-unsur pendukungnya. Terbitnya Sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal
supersemar ini dianggap sebagai tonggak sejarah Kehutanan No. 272/SKPT/Dir Jen Keh/1966 tanggal 15
lahirnya Orde Baru yang secara bertahap dan pasti Oktober 1966, rapat kerja bertujuan untuk:
menggantikan tatanan kehidupan Orde Lama. a. Mengadakan penyesuaian kerja Direktorat Jendral
d. Dukungan masyarakat dari berbagai lapisan Kehutanan secara Ideal, Struktural dan Operasional
yang dipelopori KAMI/KAPPI kepada pemegang dengan kebijaksnaan Kabinet Ampera.
Supersemar semakin kuat dan desakan untuk b. Mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan
mengadakan retooling kepada aparatur Pemerintah keputusan-keputusan Musyawarah Kerja
dan Negara semakin keras termasuk pembersihan Departemen Kehutanan tahun 1966.
kepada Menteri-Menteri kabinet yang diduga c. Menyempurnakan rencana-rencana kerja dan
terlibat G 30 S. Puncaknya adalah dilakukannya pedoman pelaksanaannnya
pebubaran kabinet Orde Lama diikuti pembentukan Khusus yang berkaitan dengan penyesuaian
kabinet baru berdasarkan Tap MPRS No. XIII/ secara ideal (idiologi) ditempatkan sebagai prioritas
MPRS/1966 yang disebut Kabinet Ampera pada tgl pertama karena Pemerintah Orde Baru dengan Kabinet
28 Juli 1966. Dengan dibentukanya kabinet baru ini Amperanya menekankan sekali diamankannya dan
Departemen Kehutanan yang dibentuk pada bulan dimurnikannya pelaksanaan Pancasila sebagai Idiologi
Juni 1964 hilang/dihapus diganti menjadi Deputy Negara dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk
Kehutanan yang tidak lama kemudian diubah lagi dalam pembangunan di berbagai bidang. Di kemudian
kembali menjadi Direktorat Jendral Kehutanan di hari dalam penyusunan GBHN Orde Baru Pancasila
bawah naungan Departemen Pertanian. Menteri ditetapkan sebagai Landasan Idiil Pembangunan
Pertanian yang baru adalah May. Jend. TNI AD Nasional. Seluruh masyarakat lebih-lebih aparatur
Soetjipto, SH sedangkan Deputy Kehutanan dan Negara dan Pemerintah harus melaksanakannya
atau Direktur Jendral Kehutanan adalah bapak baik secara moral, spiritual maupun operasional. Hal
Soedjarwo. tersebut dilakukan Pemerintah karena dari peristiwa-
e. Tugas pokok Kabinet Ampera adalah “Menciptakan peristiwa yang baru saja terjadi (G 30 S/PKI) maupun
Kestabilan Politik dan Ekonomi” yang disebut Dwi yang berlangsung sebelumnya lebih dari 10 tahun yang
Darma, sedangkan programnya tersimpul dalam lalu ada upaya nyata dari sebagian masyarakat untuk
Catur Karya. Program Kabinet Ampera dirancang menggantikan Dasar Idiologi Negara Pancasila dengan
untuk masa kerja 2 tahun, dilaksanakan melalui idiologi lain (PKI, DI/TII, PRRI). Berkaitan dengan
fase-fase: hal ini Direktorat Jendral Kehutanan menginginkan
• Fase I (6 bulan pertama) Penyelamatan: seluruh aparat kehutanan dan pihak-pihak terkait
Tercapainya kondisi-kondisi mental/psikiologis yang bekerja di lingkungan hutan dan kehutanan
dan struktural selain berpegang teguh pada pelaksanaan Pancasila
• Fase II (6 bulan kedua) Rehabilitasi: juga memiliki landasan berpijak untuk besrsikap dan
Mengembangkan kondisi mental/psikiologis, berperilaku yang ideal dalam pengabdiannya berkarya
mengefektifkan struktur dan memproduktifkan di bidang hutan dan kehutanan.

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry | 25


Artikel
Arah pembahasan dan target (sasaran) yang ingin ditutup dengan pencetakan uang baru. Di
dicapai dari Raker Direktorat Jendral Kehutanan di bidang ekspor terjadi kemerosotan dari US
Kaliurang adalah mengenai 3 hal yang satu sama lain $ 601 juta (1961) menjadi US $ 360 juta (Juli
saling berkaitan, yaitu; 1966). Industri banyak yang bangkrut karena
1) Ideal: Untuk melahirkan falsafah yang stabil. kesulitan bahan baku dan pengangguran
2) Struktural: Untuk memberikan suatu susunan merajalela.
organisasi yang yang stabil sebagai alat mencapai • Dengan terjadinya kekacauan politik, ekonomi
tujuan dan social serta ruwetnya administrasi dan
3) Operasional: Untuk memberikan rencana kerja birokrasi semasa Orde Lama yang membawa
yang konkrit terperinci sebagai pedoman mencapai dampak penderitaan kepada Bangsa dan
tujuan Negara, maka perlu dilakukan tindakan-
3. Peserta dan Tempat diselenggarakannya tindakan koreksi menyeluruh (over all) yang
Raker Ditjen Kehutanan 1966 disesuaikan dan diabdikan kepada kepentingan
Rapat Kerja dihadiri oleh Pimpinan dan petugas perbaikan ekonomi. Politik penting tetapi harus
Kehutanan tingkat Pusat, Pimpinan dari instansi disesuaikan dengan kepentingan perbaikan
kehutanan tingkat Provinsi dan UPT di seluruh ekonomi, bukan sebaliknya.
Indonesia, PN Perhutani, dan Perguruan Tinggi • Tindakan perbaikan harus pragmatis, rasional,
Kehutanan ekonomis dan efisien serta pengambeg para
Tempat diselenggarakannya Raker dipilih mataan masalah-masalah yang harus segera
Kaliurang dengan pertimbangan sebagai tempat ditangani (terkoordinir, sinkron dan integral)
yang pernah menjadi kota Pusat Kehutanan Republik • Perlunya ditetapkan strategi dasar untuk
Indonesia dalam pengungsian (Kantor Besar Jawatan mencapai sasaran berdasarkan kondisi ruang,
Kehutanan) diwaktu perang revolusi mempertahankan waktu dan suasana kini meliputi penciptaan
Kemerdekaan RI dengan semangat juang yang tinggi. kondisi mental/psikologi, landasan structural
Dengan demikian diharapkan para peserta raker akan dan operasional di bidang Kehutanan.
memiliki semangat perjuangan dan dedikasi yang • Landasan Idiil penting untuk memberikan
tinggi dalam mengabdi membangun kembali hutan dan falsafah yang stabil
kehutanan Indonesia setelah mengalami carut marut b. Arahan Direktur Jendral Kehutanan (Soedjarwo)
akibat peristiwa G 30 S dan kekacauan kehidupan politik • Pergolakan-pergolakan hebat di bidang politik,
serta kebangkrutan ekonomi sebelum meletusnya G ekonomi dan social yang kita alami setidaknya
30 S. Selain dari itu juga menyesuaikan diri dengan selama 2 tahun terakhir dapat mengakibatkan
instruksi Pemerintah waktu itu untuk melakukan kita dengan mudah menjadi kabur dalam
penghematan dan efisiensi pembiayaan. pendirian, penyelewengan dalam tugas-tugas
4. Arahan Menteri Pertanian dan Direktur pokok, dan kandas sama sekali dalam usaha
Jendral Kehutanan kita.
a. Menteri Pertanian (May Jend TNI Soetjipto, SH) • Oleh sebab itu perlu berpijak kermbali kepada
• Mengawali pidatonya dengan memberikan landasan idiil bangsa Indonesia yaitu Pancasila
gambaran tentang situasi ekonomi sebelum secara murni dan melaksanakannya secara
Orde Baru dimana terjadi kelesuan ekonomi konsekuen.
yang ditandai dengan meroketnya inflasi (tak • Kegiatan di bidang Kehutanan yang landasan
terkendali) hingga 600% (1965 akibat dari hukumnya adalah UUD 1945, maka jiwa
bertambahnya peredaran uang dan defisit segenap pelaksananya harus berjiwa Pancasila
anggaran Negara yang terus meningkat sejak yang murni dan lengkap.
tahun 1961 (Rp. 23 milyar) menjadi Rp 1.800 • Insan Kehutanan haruslah selalu sadar, percaya
milyar (Juli 1966). Defisit anggaran hanya dan taat kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga

26 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Artikel
terbentuk sifat kejujuran, bijaksana, berwibawa, mempertahankan Pemerintahan RI dab eksistensi
berkeadilan, dan kasih sayang dalam segala Instansi Kehutanan RI.
tindakannya Mereka berharap setelah selama lebih dari setahun
• Kelanjutannya ia akan berjiwa patriotik, sosial, tercekam dan traumatis atas dampak pemberontakan
berperikemanusiaan, sedia berkorban dan G 30 S/PKI dan kekacauan politik setelahnya, akan
berlaku adil serta berjiwa demokratis. mendapat titik terang dan pencerahan untuk bagaimana
langkah-langkah selanjutnya melakukan konsolidasi,
SITUASI, SUASANA KEBATHINAN DAN PROSES rehabilitasi dan reformasi (pembaharuan) di berbagai
DALAM PENYUSUNAN DEKLARASI KALIURANG bidang kegiatan kehutanan.
1966 Mereka mengharapkan adanya persatuan dan
1. Situasi kesatuan kembali untuk bersama-sama berkarya
Situasi, kondisi dan urgensi perlunya dilakukan membangun hutan dan kehutanan yang menjadi
penyusunan landasan falsafah yang stabil untuk lahan pengabdiannya setelah selama beberapa waktu/
pedoman bersikap, berperilaku dan bertindak bagi tahun mereka merasa terpecah-pecah akibat dari
pengabdian kaum rimbawan dalam berkarya di bidang perkembangan perpolitikan dalam kelompok partai
hutan dan kehutanan telah diuraikan seperti tersebut atau serikat buruh yang saling bersaing dan bertengkar
di atas baik dari aspek politik, ekonomi, social, budaya memperebutkan pengaruh kekuasaan.
dan spiritual/psikologis/kejiwaan sebagai dampak dari Setelah mereka mengetahui susunan acara
pemberontakan G 30 S/PKI dan kondisi/situasi pra selengkapnya dan komisi-komisi yang dibentuknya
(sebelum terjadinya) pemberontakan dan upaya kudeta (ada 2 komisi) yaitu penyusunan landasan ideal dan
tersebut. struktural pembangunan kehutanan dan komisi
Hal tersebut terasa lebih mendesak lagi sejalan penyusunan rencana pembangunan kehutanan; maka
dengan keinginan Pemerintah Orde Baru untuk setelah mengikuti rapat pleno pemberian arahan oleh
menegakan dan memurnikan pelaksanaan Idiologi Menteri Pertanian dan Direktur Jendral Kehutanan
Negara Pancasila secara konsekuen di segala bidang para peserta dibagi dalam 2 komisi tersebut.
dan segala tindakan, termasuk pembangunan di bidang 3. Proses Penyusunan Deklarasi
hutan dan kehutanan. Untuk duduk dalam komisi Landasan Ideal dan
2. Suasana Kebathinan Struktural Pembangunan Kehutanan telah ditunjuk
Para peserta Rapat Kerja Direktorat Jendral beberapa peserta utama sekaligus sebagai Tim Perumus
Kehutanan adalah kaum Rimbawan yang datang dari di samping adanya peserta yang ikut kedalam komisi ini
pusat Pemerintahan RI dan dari berbagai daerah secara sukarela atau ditunjuk atasannya untuk duduk
di seluruh Indonesia dengan baju sebagai pejabat dalam komisi ini. Ketua Komisi ditunjuk bapak Hasan
Kehutanan berbagai unit kerja di daerah baik instansi Basjarudin Nasution.
Pemerintah, Perguruan Tinggi Kehutanan maupun Tim Perumus diketuai oleh Ir. H. Prijono
BUMN serta perwakilan organisasi profesi kehutanan. Hardjosentono (Direktur Utama PN Perhutani dan
Mereka merasa gembira, lega dan penuh harapan dosen I. Politik Kehutanan Fahutan IPB) dengan 13
dengan adanya kesempatan bertemu dalam acara Anggota yaitu Brigjen Pol Drs. Siswojo Sarodjo, Sanjoto,
resmi pertama sejak meletusnya pemberontakan G 30 Ir. Soelaeman Partadisastra, A. D. Lubis, R. Soekahar,
S/PKI dalam forum Rapat Kerja Direktorat Jendral OML Tobing, K. S. Depari, Ir. Soediarto Warsopronoto,
Kehutanan di Kaliurang-Yogyakarta, sebuah kota yang Ir. Suherman Buchron, I. B. Ngadung, Nizar Kamil, H.
dikenal sebagai kota perjuangan dan pendidikan selain Djiun dan Barnas Sarbini.
sebagai kota budaya yang terkenal. Bagi Rimbawan Personalia Tim Perumus mencerminkan perwakilan
yang bertugas di Jawatan Kehutanan kala itu Kaliurang dari bidang Pembinaan Hutan, PPA, Pendidikan,
menjadi kota Pusat PemerintahanKehutanan Litbang, Pengelola Hutan di Daerah, Perencanaan, PN
(Kantor Besar) dan pencetus semangat perjuangan Perhutani, Umum dan Administrasi. Dari latar belakang

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry | 27


Artikel
pendidikan ada yang alumni Fakultas Kehutanan kaputusan Hasil Rapat Kerja Direktorat Jendral
(Sarjana), Akademi Kehutanan dan SKMA/SKMT. Dari Kehutanan.
segi agama mewakili Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Pada umumnya atau bagian terbesar peserta
Budha. menghendaki dibangunnya kembali rasa persatuan
Selain ditunjuk sebagai Tim Perumus, mereka dan kesatuan serta kekeluargaan dan kebersamaan
sebagai peserta Raker mempunyai hak berbicara yang tulus di antara sesama rimbawan dalam
menyampaikan buah pikirannya dan beragumentasi/ berkarya mengabdi untuk kejayaan hutan dan
pendapat terhadap pembicara lain. kehutanan Indonesia. Kondisi tersebut sebenarnya
Pembicaraan dan pembahasan mengarah kepada sudah terbangun dan terbina relative baik sejak
perumusan untuk dua topik yaitu untuk rumusan jaman penjajahan dan terlebih lagi semasa revolusi
landasan Ideal (Idiil) dan landasan Struktural (Struktur mempertahankan kemerdekaan dilanjutkan lebih
Organisasi Ditjen Kehutanan). Untuk yang kedua ini dari satu dasa warsa setelah penyerahan kedaulatan.
penulis tidak memberikan ulasan, hanya terhadap Lebih baik lagi kalau tuntutan batin tersebut dapat
yang pertama (landasan Idiil) yang akan diberikan diwujudkan dalam bentuk pernyataan (deklarasi) resmi
ulasannya. terdokumentasi dan diakui oleh semua pihak.
Pembicara utama dalam sidang komisi topik Akhirnya setelah melalui pembahasan mendalam
pertama adalah Ir. Hasan Basjarudin Prijono dan pengesahan dalam sidang pleno, selanjutnya
Hardjosentono, Ir. Soediarto, H. Djiun, OML. Tobing, dinyatakan sebagai keputusan/ketetapan Rapat Kerja
KS Depari (tokoh PPA), Drs. Siswojo Sarodjo, Nizar Direktorat Jendral Kehutanan 1966, terwujudlah/
Kamil, Hatin Soedarma, Laode Enda Anwar, Mardikun lahirlah Deklarasi Kaliurang yang diberi nama
Tardan. Tentu saja ada pembicara dari peserta lain yang LANDASAN IDIIL PELAKSANAAN TUGAS
membawakan pendapatnya sendiri dan aspirasi teman- RIMBAWAN DALAM BIDANG HUTAN DAN
teman daerahnya. KEHUTANAN tertanggal 29 Oktober 1966 yang isi
Dari hasil pembicaraan dalam sidang komisi lengkapnya adalah sebagai berikut:
dibuat konsep perumusan oleh Tim Perumus yang
selanjutnya dilaporkan ke sidang komisi untuk dibahas LANDASAN IDIIL PENUNAIAN TUGAS RIMBAWAN
dan disepakati, sebelum dilaporkan dalam sidang DALAM BIDANG HUTAN DAN KEHUTANAN
pleno untuk mengesahkan dan menetapkan rumusan/ 1. Hutan adalah anugrah Tuhan Yang Maha Esa yang

28 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Artikel
berupa sumber kekayaan alam yang serba guna kesejahteraan secara lestari bagi manusia kini dan
sebagai manifestasi dari sifat Maha Murah serta manusia kemudian hari sebagai pengejawantahan
Maha Kasih dari Tuhan Yang Maha Kuasa sendiri. dari sifat Maha Murah dan Maha Kasih dari Tuhan
2. Hutan dapat memanifestasikan dirinya dalam seru sekalian alam.
berbagai bentuk sesuai dengan tempat, waktu, i klim, 5. Berapa besar manfaat hutan sebagai anugrah
keadaan sekelilingnya dan faktor-faktor lainnya. tersebut tidaklah dibatasi oleh keadaan hutan itu
Apapun bentuk yang dimilikinya dan menjadikan sendiri, melainkan semata-mata oleh kemampuan
bentuk sementara bagi hutan itu, pada hakekatnya manusia sampai dimana ia sangup memanfaatkan
selalu merupakan pengejawantahan sementara dari anugrah Tuhan tersebut untuk kepentingan dirinya,
lima unsur pokok yang mengakibatkan adanya apa bagi penyelenggaraan kesejahteraan, baik materiil
yang dinamakan hutan itu, ialah: bumi, air, alam maupun spirituil.
hayati, udara dan sinar matahari. Tanpa salah satu 6. Rimbawan menunaikan tugas mengurus hutan dan
unsur-unsur itu secara mutlak mengakibatkan tidak kehutanan wajib menanggapi tugas tersebut sebagai
adanya hutan. menerima amanat dari ummat manusia untuk
3. Dengan demikian maka memanfaatkan hutan pada memanfaatkan pemberian Tuhan yng berupa hutan
hakekatnya adalah memanfaatkan adanya lima ini sebesar-bear mungkin secara lestari sebagai
unsur tersebut, ialah mengarahkan panca daya tanda terimakasih dan bakti manusia terhadap
ini kepada suatu bentuk tertentu pada tempat dan Tuhan Yang Maha Murah dan Maha Kasih.
waktu yang diperlukan untuk kesejahteraan dan 7. Kenyataan-kenyataan dan pengakuan adanya
kebahagiaan manusia lahir dan batin sebesar besar kenyata-kenyataan tersebut diatas adalah merupa­
mungkin tanpa mengabaikan kelestarian guna dan kan landasan abadi bagi penunaian darma bakti
manfaatnya. Rimbawan, dimana dan pada waktu zaman
4. Bentuk yang dihasilkan oleh pengarahan panca apa Rimbawan itu berada. Rimbawan yang
daya secara sadar ini dapat berwujud hutan lindung ber Pancasila yang telah mengikrarkan dirinya
alam di gunung, yang mutlak perlu untuk ketertiban menjalankan segala tugas untuk kepentingan Nusa
tata air, dan/atau hutan produksi dalam segala dan Bangsanya dengan berbakti kepada Tuhan
bentuknya antara lain hutan industri dan lain Yang Maha Esa.
sebagainya. Kesemuanya itu merupakan sumber Kaliurang, 29 Oktober 1966

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry | 29


Artikel
PENGELOLAAN DAS BERBASIS KONSERVASI
Oleh: Ir. Soeparno W., MSc.
Pusat Pengkajian Strategis Kehutanan, Yayasan Sarana Wana Jaya

ABSTRAK wilayah dan pembangunan regional. Namun, sejak dua

M odel Pengelolaan DAS Citarum Hulu Berbasis


Konservasi merupakan konsep pendekatan
pengelolaan DAS secara holistik dan terintegrasi sebagai
dekade terakhir ini kondisi daya dukung (carrying
capacity) DAS Citarum telah mengalami kemerosotan
yang mengkawatirkan. Berbagai faktor penyebabnya
satu kesatuan ekosistem bentang alam (landscape) dan antara lain kerusakan kawasan hutan akibat dari
DAS program Citarum Watershed Management and perambahan hutan, illegal logging, illegal trade,
Biodiversity Conservation (CWMBC) bantuan hibah kebakaran hutan, dan praktek pertanian yang tidak
ADB Grant. 0216-INO. Pengelolaan DAS Berbasis menggunakan kaidah konservasi tanah dan air (KTA),
Konservasi merupakan salah satu model implementasi dll. Sungai Citarum juga telah mengalami tingkat
PP No.37/2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran pencemaran yang tinggi (polutanBOD ±530 kg/hari)
Sungai, dengan prioritas untuk optimalisasi fungsi lahan sehingga mendapat sorotan internasional.
dan restorasi ekosistem, konservasi keanekaragaman Berbagai program penyelamatan DAS Citarum telah
hayati, peningkatan produktivitas jasa lingkungan, dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah antara lain
dan peningkatan kepedulian masyarakat dalam melalui program pengelolaan DAS, GNRHL, gerakan
pengelolaan DAS. Model Pengelolaan DAS Berbasis Citarum bersih, pengembangan Desa ekowisata, dan
Konservasi konsep CWMBC ADB Grant. 0216-INO beberapa proyek bantuan luar negeri antara lain ADB
layak direplikasikan untuk pengelolaan DAS-DAS Hulu Grant 0216-INO: Citarum Watershed Management
lainnya di Indonesia. and Biodiversity Conservation (CWMBC), dll. Program
CWMBC-ADB Grant: 0216-INO bertujuan untuk
PENDAHULUAN mendukung pengelolaan sumberdaya air (SDA) dan
Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum merupakan sumberdaya hutan (SDH) serta manfaat lingkungan
salah satu DAS terbesar di pulau Jawa, dengan luas global berkelanjutan melalui pengelolaan DAS dan
+659.500 Ha. Secara ekonomi, sosial dan lingkungan konservasi keanekaragaman hayati sebagai satu
DAS Citarum memiliki peran strategis bagi pembangunan kesatuan lanskap bentang alam dan ekosistem DAS

30 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Artikel
Citarum. Sasaran CWMBC mencakup 8 (delapan) Beberapa jenis flora endemik tersebut antara
kawasan konservasi di wilayah kerja BB KSDA Jawa lain Anggrek bersurat (Maccodes pettola), Saninten
Barat dan BB TN Gunung Gede Pangrango, provinsi (Castanopsis argentea), Jamuju (Dacrycarpus
Jawa Barat. imbricatus). Sedangkan species fauna endemik antara
lain Elang Jawa (Spilornis javanica), Landak (Hystrix
GAMBARAN UMUM DAS CITARUM HULU brachyuran), Macan Tutul Jawa (Panthera pardus),
Karakteristik DAS dan Kawasan Hutan Owa jawa (Hylobates moloch), dan Surili (Presbytis
DAS Citarum secara geografi terbagi dalam tiga Comata). Beberapa species endemik diantaranya
bagian, yaitu DAS Citarum Hulu, Tengah dan Hilir. Luas telah berstatus dilindungi berdasarkan Peraturan
DAS Citarum (bagian) Hulu ± 227.446 hektar, terdiri Menteri Kehutanan Nomor: P.57/Menhut-II/2008 dan
dari 8 Sub DAS, yaitu: 1) Citarik ± 22.951 ha, 2) Cirasea termasuk dalam CITES Appendix II.
± 38.110 ha, 3) Cisangkuy ± 34.159 ha, 4) Cikeruh ± Meskipun kawasan hutan konservasi hanya
19.029 ha, 5) Ciwidey ± 22.169 ha, 6) Ciminyak ±32.575 sekitar 32%, tetapi peranannya sangat penting dalam
ha, 6) Cikapundung ± 30.472ha, 8) Cihaur ±27.981 ha. pengelolaan DAS sebagai fungsi hidro-orologis,
Tataguna lahan di wilayah DAS Citarum Hulu terdiri pelestarian keanekaragaman hayati. keserasian
dari kawasan hutan ± 60.835 hektar (±26,7 %) dan ekosistem dan lingkungan. Hutan konservasi yang
non kawasan hutan/budidaya (pertanian, perkebunan, terletak di puncak-puncak pegunungan di wilayah DAS
budidaya lainnya, pemukiman, dll.) seluas ± 166.611 Citarum Hulu pada ketinggian diatas 1.000 m dpl.
hektar (±73,3 %). Status kawasan hutan wilayah DAS merupakan kawasan resapan sebagai “tangki air” dan
Citarum Hulu meliputi kawasan hutan konservasi (HK), sumber mata air sungai Citarum.
hutan lindung (HL) dan hutan produksi (HP). Aktivitas Sosial-Ekonomi dan Jasa Hutan
Sebagian besar jumlah penduduk ±20,6 juta
jiwa bertempat tinggal dan menggantungkan mata
pencaharihannya memanfaatkan potensi sumber
daya alam (SDA) di wilayah DAS Citarum. Dengan
segala bentuk aktivitas sosial dan ekonomi budidaya
pertanian, peternakan, perikanan, perindustrian, eko-
wisata, pemanfaatan jasa lingkungan, dll.

Ekosistem hutan konservasi (HK) di wilayah DAS


Hulu Citarum terbagi dalam 3 type, yaitu ekosistem
sub alphin (2.400 m dpl ke atas), ekosistem montana
(1.500–2.400 m dpl), dan sub montana (1000–1500 m
Pengelolaan pemanfaatan jasa lingkungan kawasan
dpl).
konservasi terutama jasa lingkungan wisata alam, air,
Kekayaan keanekaragaman hayati lebih dari ±
dan pemanfaatan satwa liar telah lama dilaksanakan
602 jenis flora dan fauna mewakili keberadaan jenis
oleh BB KSDA Jawa Barat-Banten. Taman wisata
endemik pulau Jawa.

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry | 31


Artikel
alam (TWA) Gn. Tangkuban Parahu dan TWA Kawah Jumlah (juta ton/th) erosi dan sedimentasi per tahun di
Kamojang, pengelolaannya dilaksanakan bermitra wilayah DAS Citarum Hulu menempati urutan tertinggi
dengan pihak swasta. Sedangkan pemanfaatan jasa dibandingkan dengan DAS Citarum Tengah dan DAS
lingkungan air antara lain mikrohidro, bahan baku air Citarum Hilir (lihat gambar Diagram).
PAM, dan air bersih untuk masyarakat di sepanjang Permasalahan yang menjadi prioritas untuk
aliran sungai Citarum. Pengelolaan pemanfaatan jasa dipecahkan dalam Pengelolaan DAS Citarum Hulu
lingkungan kawasan TNGGP yang menjadi “icon” BB Berbasis Konservasi prograam CWMBC-ADB Grant.
TN Gn. Gede Pangrango adalah Eko-wisata Cibodas 0216-INO, yaitu: 1) Perencanaan pengelolaan kawasan
untuk wisata pendakian gunung, perkemahan, konservasi belum didukung oleh sistem data dan
areal rekreasi, pengamatan burung, penelitian, dan informasi up to date berbasis GIS dan MIS, 2) Metode dan
pendidikan konservasi. teknik restorasi kawasan hutan konservasi terdegradasi
Sebaran wisatawan di TN GGP (2012) menunjukkan belum tersedia, 3) Skema imbal jasa lingkungan di luar
jumlah tertinggi berasal dari DKI Jakarta (30%), disusul kawasan belum diatur dalam peraturan perundangan
Kabupaten Cianjur (16%), Bekasi (12%), dan Kabupaten Kementerian, 4) Kelembagaan dan kompetensi SDM
Bogor (11%). TN Gn. Gede Pangrango (TNGGP) belum optimal terutama di level pelaksana lapangan, 5)
merupakan “show window “ dari model pengelolaan Partisipasi aktif masyarakat di kawasan penyangga dan
Taman Nasional di Indonesia. Kawasan TNGGP juga kolaborasi para pihak belum berjalan optimal.
telah ditetapkan sebagai zona inti (core zone) cagar
biosfer Cibodas oleh MAB-UNESCO pada tahun 1977. PENDEKATAN, SASARAN DAN METODE
Permasalahan IMPLEMENTASI
Pendekatan Pengelolaan DAS
14.000 12,697 Pengelolaan DAS Citarum Hulu Berbasis Konser­
Erosi (jt ton/ha) vasi merupakan konsep program CWMBC-ADB
12.000
Sedimen (jt ton/ha) Grant.0216-INOs ecara holistik dan terintegrasi dalam
10.000 mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan
8.000 SDG’s, melalui pendekatan:
6,496
1) Pendekatan ekosistem bentang alam: Ekosistem
6.000 4,819 dan lanskap/bentang alam sebagai satu kesatuan
4.000 2,848 yang saling interralated antara sub sistem ekologi,
2,065 sosial, ekonomi dan lingkungan.
1,579
2.000
2) Pendekatan wilayah DAS (Daerah Aliran Sungai):
0 DAS sebagai satu kesatuan eko-biofisik dan unit
Ctrm Hulu Ctrm Tengah Ctrm Hilir
hidrologi merupakan wilayah pengelolaan kawasan
konservasi dan pengelolaan DAS Citarum Hulu
Berbagai aktivitas sosial-ekonomi di wilayah DAS 3) Pendekatan pengembangan model percontohan
Citarum Hulu tersebut mengakibatan meningkatnya (best practice): Implementasi program berdasarkan
tekanan terhadap daya dukung (carrying capacity) DAS best practice agar diperoleh keberhasilan yang
Citarum secara keseluruhan dan khususnya terhadap optimal sesuai dengan sasaran dan tujuan
DAS Citarum Hulu. Praktek pertanian di daerah lereng- pengelolaan kawasan konservasi.
lereng pegunungan yang tidak memperhatikan teknik 4) Pendekatan pemberdayaan dan pengarus-
konservasi tanah dan air (KTA), pembuangan limbah utamaan konservasi: Peran masyarakat di kawasan
pertanian-peternakan dan industri ke sungai Citarum penyangga (buffer zone) merupakan bagian yang
berdampak negatif terhadap kerusakan SDH, tingginya tidak terpisahkan dari pengelolaan DAS berbasis
erosi dan sedimentasi, kualitas air sungai Citarum, kawasan konservasi.
serta menurunnya daya dukung DAS dan lingkungan. 5) Pendekatan Kolaborasi dan berkelanjutan

32 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Artikel
(sustainability): Pelibatan para pihak (stakeholders) MODEL PENGELOLAAN DAS BERBASIS
sesuai peran dan fungsi dalam pengelolaan DAS KONSERVASI
dan konservasi keanekaragaman hayati. Rencana Pengelolaan Berbasis GIS dan Data-
Sasaran Kawasan Konservasi Base
Sasaran wilayah Pengelolaan DAS Citarum Hulu Rencana Pengelolaan Hutan Konservasi (RPHK)
Berbasis Kawasan program CWMBC-ADB Grant.0216- Terintegrasi merupakan rencana pengelolaan dan
INO meliputi 8 (delapan) kawasan konservasi, yaitu: 1) pelestarian keanekaragaman hayati (Kehati) selama
CA Gn. Burangrang ± 2.700 ha, 2)CA Gn. Tangkuban 5 (lima) tahun yang menjadi dokumen komitmen
Perahu ± 1.290 ha, 3)TWA Gn. Tangkuban Perahu ± para pihak (stakeholders) terkait dalam pelaksanaan
370 ha, 4)TB Gn. Masigit Kareumbi ± 23.000 ha, 5) CA pengelolaan kawasan konservasi dan pelestarian
Kawah Kamojang ± 7.500 ha, 6) TWA Kawah Kamojang Kehati yang meliputi: 1) keanekaragaman genetik
± 500 ha, 7)CA Gn. Tilu ± 8.000 ha, dan 8)TN Gn. Gede (genetic diversity), 2) keanekaragaman species (spesies
Pangrango ± 21.975 ha diversity), dan 3) keanekaragam ekosistem (ecosystem
Metode Implementasi Program diversity). RPHK Terintegrasi pada prinsipnya
Metode implementasi program merupakan mencakup: 1) Pemantapan kawasan dan Penataan
suatu sistem pelaksanaan pengelolaan DAS berbasis zona pengelolaan, 2) Pengelolaan Dbase-MIS berbasis
konservasi yang meliputi rangkaian permasalahan, Web-GIS, 3) Pengelolaan keanekaragaman hayati, 4)
pendekatan program, komponen kegiatan, sasaran Pemulihan dan restorasi ekosistem, 5) Pemanfaatan
kegiatan, output kegiatan, indikator expected outcome jasa lingkungan, 6) Pemberdayaan masyarakat, 7)
dan tujuan program sebagaimana digambarkan pada Perlindungan dan pengamanan, 8) Pemantauan,
flow diagram logical frame work program CWMBC- evaluasi dan pembinaan. Hasil kegiatan perencanaan
ADB Grant.0216-INO berikut ini. program CWMBC-ADB Grant.0216-INO telah disusun
model 8 (delapan) RPKH Terintegrasi.

Komponen 1:
Perencanaan Invent.
Biodiversity,Pemetaan
Habitat dan Pengem-
bangan GIS Output
Kondisi biofisik Kegiatan
wilayah Hulu DAS Komponen 2: Komponen
Citarum Pilot Proyek 1,2,3 dan 4
Program Restorasi/Rehabili-
KondisiKawasan CWMBC Grant. tasi Lahan
Konservasi (KK), 0216-INO Metodologi Tujuan Program
Sasaran
Sistem perenc. Spesifik Kegiatan CWMBC-ADB
Pendekatan Kegiatan
dan Pengelolaan Komponen Grant. 0216-INO
Program CWMBC
KK, Konsep restorasi, 1,2,3 dan 4
CWMBC
dan Pemanfaatan Komponen 3:
Jasa lingkungan Kolaborasi Multi Pendanaan
pihak Terkait berkelanjutan untuk Expected
konservasi Kehati Outcome
Kondisi SosEk Masy.
melalui PES program
Kawasan penyangga
CWMBC
Komponen 4:
Pengarus-utamaan
konservasi Kehati di
landsekap produksi

Sasaran Wilayah BB KSDA Jawa Barat Indikator Keberhasilan


8 Kaw.Konservasi Pelaksanaan Program
Hulu Das Citarum BB TNGGP CWMBC

Flow Diagram: Logical Frame-Work Program CWMBC-ADB Grant.2016-INO


(Sumber website: cwmbc.co.id-diolah)

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry | 33


Artikel
Dalam penyusunan RPHK Terintegrasi tersebut METODE DAN TEKNIK RESTORASI
diperlukan dukungan database (numeric dan spatial) Restorasi ekosistem hutan konservasi dalam
karakteristik ekosistem hutan konservasi dan sistem pengelolaan DAS Citarum Hulu Berbasis Konservasi
informasi manajemen (MIS) dan peta-2 berbasis GIS ditujukan untuk pelestarian dan konservasi biodiversity,
(Geographical Information System), meliputi: peningkatan fungsi lahan dan memulihkan daya dukung
1) Inventarisasi biodiversty di 8 kawasan konservasi DAS melalui restorasi ekosistem hutan konservasi yang
diperoleh data /informasi terkini sebanyak ±602 terdegradasi akibat perambahan dan kebakaran hutan
jenis yang dari famili Flora, Mamalia, Aves, dengan metode dan teknik restorasi yang tepat. Metode
Herphetofauna, Insect, dan Aquabiotic dan teknik restorasi ekosistem kawasan konservasi
2) Updating dan pemetaan habitat dengan GIS di 8 rekomendasi dari program CWMBC-ADB Grant.
(delapan) kawasan konservasi sebanyak 133 jenis 0216-INO adalah meliputi 2 tahapan, yaitu tahap 1:
peta analisis dasar dan peta thematik (3 tahun pertama) untuk perbaikan struktur hutan,
3) Pengembangan MIS (Management Information tahap 2: (2 tahun berikutnya) untuk perbaikan habitat,
System)berbasis Web-GIS sebanyak 10 modul yang mengacu ekosistem referensi dan melibatkan
software/aplikasi masyarakat secara partisipatif.
4) Pembuatan Permanen Sampling Plot (PSP) Model Restorasi Hutan Konservasi Partisipatif
biodiversity di 8 (delapan) kawasan konservasi (RHKP) Berbasis Ekosistem Referensi (RHKP berbasis
5) Pelatihan GIS dan MIS terhadap SDM pelaksana ER) tersebut terdiri dari 6 (enam) kegiatan, yaitu:
pengelolaan kawasan konservasi BBKSDA Jawa
1) Penetapan plot permanen ekosistem referensi
Barat-Banten dan BBTN Gn.Gede Pangrango
(PPER) di areal yang mewakili ekosistem kawasan
Proses perencanaan RPHK Terintegrasi untuk 8
konservasi di 4 (empat) kawasan konservasi
(delapan) kawasan konservasi di wilayah DAS Hulu
2) Penyusunan Rancangan Teknis (RanTek) sesuai
Citarum sebagaimana digambarkan pada gambar Flow
kondisi biopisik dan sosek areal yang terdegradasi
Diagram berikut ini.
pada 7 (tujuh) lokasi model RHKP berbasis ER

Rencana Survey
Biodiversity 8 KK

Pelatiahan Tim Survey


Biodiversity Potensi biodiversity
hutan konservasi terkini
Interpretasi Citra jenis flora, mamalia,
Terkini (Quick Bird, aves, insect, aq.biotic &
Spot 6,7) Pemetaan Habitat, herphetofauna.
Analisis dan interpretasi
citra
RencanaPengelolaan 8
Desk Study Survey Idendifikasi HCVA (High
Pengembangan Dbase Kawasan Hutan Konservasi
Biodiversity kawasan Conservation Value
& MIS Keanekaragaman (RPHK) Terintegrasi
konservasi (KK) Areas)
hayati berbasis Web-GIS DAS Citarum Hulu
di 8 KK wilayah DAS
Dbase KK dan Citarum Hulu Pembangunan Dbase
Keanekaragaman Biodiversity dan MIS
hayati pengelolaan 8 KK wil.
Peningkatan DAS Citarum Hulu
kapasitas SDM dalam
perencanaan, pemetaan,
GIS & MIS Monitoring, Evaluasi
dan Pembinaan

Flow Diagram: Proses Penyusunan RPHK Terintegrasi Dalam Pengelolaan DAS


(Sumber website: cwmbc.co.id-diolah)

34 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Artikel
3) Pengembangan peran, kerjasama dan kolaborasi ±380,2 ha dengan kebutuhan total biaya restorasi
dengan para pihak yang terkait ekosistem sebesar ± Rp. 28,5 milyar.
4) Peningkatan kapasitas masyarakat dan para pihak Optimalisasi Pemanfaatan Jasa Hutan
dalam kegiatan restorasi kawasan konservasi di Optimalisasi pemanfaatan jasa lingkungan kawasan
Desa Model Konservasi (MDK) konservasi ditujukan untuk meningkatkan produktivitas
5) Penerapan teknik restorasi menggunakan jenis dan pemanfaatan jasa lingkungan kawasan konservasi
endemik sesuai tingkat kerusakan ekosistem dalam pengelolaan DAS Citarum Hulu. Dalam hal ini
kawasan: i) enrichment planting (EP), ii) ANR program CWMBC-ADB Grant. 0216-INO memfokuskan
(assisted natural regeneration), atau iii) dengtan pada pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan
penanaman (planting) eko-wisata dan jasa lingkungan air. Pemanfaatan
6) Monitoring dan evaluasi partisipatif hasil restorasi jasa lingkungan di dalam kawasan konservasi telah
dari aspek teknis, sosial, dan kelembagaan diatur melalui Peraturan Menteri KehutananNo: P.64/
menggunakan MIS berbasis Web-GIS. Menhut-II/2013, sedangkan untuk pemanfaatan air
Model restorasi ini diperkenalkan dengan istilah dari kawasan konservasi yang berada di luar kawasan
“Restorasi Hutan Konservasi Partisipatif Berbasis konservasi belum ada ketentuan peraturan Menteri
Ekosistem Referensi (RHKP-ER)”. Tahapan dan yang berwenang.
kegiatan RHKP-ER sebagaimana digambarkan pada Dalam rangka itu pendekatan optimalisasi
Flow Diagram berikut ini. pemanfaatan jasa lingkungan air dan ekowisata di

Penetapan Tujuan & Sasaran


1
Restorasi
Ekosistem Referensi
Identifikasi Struktur &
2
Fungsi Ekosistem

Identifikasi Kondisi & Kerusakan


Habitat/Ekosistem

4 Pemilihan Teknik Restorasi/ 3


Rehabilitasi Ekosistem

ANR
Para Pihak Terkait dan Cocok? Enrichment Planting
Kelompok Masyarakat
Planting

Implementasi Restorasi Hutan Konservasi Partisipatif


5
(RHKP)Beerbasis Ekosistem Referensi

Monitoring dan Evaluasi 6 Berhasil?


Gagal?

Flow Diagram: Metode dan Teknik RHKP Berbasis Ekosistem Referensi


(Sumber website: cwmbc.co.id-diolah)

Road Map Restorasi Ekosistem Kawasan Konservasi kawasan konservasi dilakukan melalui:
(REKK) dalam Pengelolaan DAS Citarum Hulu Berbasis 1) Analisis potensi jasa lingkungan air (water yield)
Konservasi direkomendasikan seluas ± 1.551,1 hektar dan ekowisata berbasis DAS/Sub DAS sebagai
terletak di 4 (empat) kawasan konservasi, yaitu CA Gn. satuan perencanaan pengembangan jasa lingkungan
Tilu ±210,5 ha, CA Gn. Burangrang ±229,2 ha, TB Gn. 2) Pemetaan stakeholders pengguna/pemanfat jasa
Masigit Kareumbi ±731,2 ha dan CA Kawah Kamojang lingkungan air dan ekowisata untuk penetapan

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry | 35


Artikel
model kelembagaan skema PES (Payment for Dalam program CWMBC-ADB Grant.0216-INO
Environment Services) telah di kembangkan sebanyak 13 model Community
3) Pola mata rantai penggunaan jasa lingkungan air Development desa MDK yang terletak tersebar di 8
(water utilization) oleh para pihak terkait (delapan) kawasan penyangga di wilayah DAS Citarum
4) Valuation nilai ekonomi jasa lingkungan air dan eko- Hulu, dengan fokus pengembangan usaha alternatif
wisata dalam rangka optimalisasi pengembangan antara lain: pembibitan jenis tanaman endemik dan
skema PES dari kawasan konservasi. tanaman produktif, ekowisata, gula aren, pertanian
Program CWMBC-ADB Grant.0216-INO telah organik, peternakan ayam lokal, pupuk cair, kompos
merekomendasikan model pengembangan imbal jasa limbah pertanian, kerajinan tangan, dll.
lingkungan air (IJLA) di kawasan penyangga mengacu Pendekatan pemberdayaan masyarakat di lanskap
peraturan PerDa Gubernur Jawa Barat No. 5 Tahun produksi dilakukan melalui konsep Community
2015, sebagaimana di gambarkan pada Flow Diagram Development (Comdev) dilakukan 6 (enam) tahapan
berikut ini. dan kegiatan, yaitu:

Survei dan Inventarisasi


Perencanaan

Jasa Lingkungan

Data Hulu Hilir Pre-Analysis Peta Hulu Tahap Persiapan

Membangun kesadaran 1. Tahap membangun


Pelaksanaan dan Pembinaan - Monitoring dan Evaluasi

dan pengetahuan komitmen penyedia,


Persiapan Kegiatan pemanfaat dan instansi
Mendorong terkait
Kemauan

Komunikasi Penyediaan
Pemanfaat 2. Tahap Membangun
Kelembagaan Masyarakat

Komitmen Penedia dan Komunikasi para pihak


Pemanfaat IJLA yang terkait 3. Tahap Penguatan
Kelembagaan

Kesepakatan Imbal Jasa Pemahaman


Kesepakatan
Lingkungan Air Hulu dan Hilir
Detail
Membangun Sistem
Kelembagaan IJLA

Pelaksanaan Fasilitasi, Asistensi 4. TahapPengemba-


Kesepakatan dan Pembinaan nganPelaksanaan IJLA

Flow Diagram: Model Pengembangan IJLA (Imbal Jasa Lingkungan Air) di Kawasan Penyangga
(Sumber website: cwmbc.co.id-diolah).

Pemberdayaan Masyarakat di Kawasan 1) Penyiapan prakondisi masyarakat MDK melalalui


Penyangga Kursus Kepemimpinan Desa (Suspimdes) para
Pemberdayaan masyarakat dalam pengarusutamaan tokoh dan perangkat desa serta wakil kelompok
konservasi di lanskap produksi/kawasan panyangga masyarakat
(buffer zone) ditujukan untuk meningkatkan peran 2) Penguatan kelembagaan masyarakat melalui
serta dan partisipasi masyarakat dalam pelestarian legalitas organisasi dan peningkatan managerial
biodiversity, mengurangi polusi limbah pertanian- organisasi
peternakan dan sekaligus meningkatkan pendapatan 3) Peningkatan kapasitas masyarakat melalui
melalui pengembangan Model Desa Konservasi pelatihan dan pembelajaran lapang
(MDK) atau Village Conservation Model (VCM). 4) Pengembangan potensi Desa secara komprehensif

36 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Artikel
melalui perencanaan partisipatif jangka panjang peran secara sinergi sesuai dengan fungsi para pihak
(Master Plan Desa) dan jangka pendek (RKT Desa) Pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, pelaku
5) Pengembangan usaha produktif, prosesing pasca usaha dan masyarakat serta LSM lokal.
panen dan pemasarannya dengan menggunakan Dalam rangka itu program CWMBC-ADB
teknologi tepat guna berbasis kearifan lokal dan Grant.0216-INO tidak memfasilitasi pembentukan
kemitraan usaha sejajar kelembagaan baru, tetapi memperkuat kelembagaan
6) Monitoring dan evaluasi para pihak yang terkait forum-forum kolaborasi instansi teknis/lembaga yang
dengan menggunakan program MIS berbasis Web- telah ada, yaitu: BB KSDA Jawa Barat-Banten, BB TN
GIS Gn. Gede Pangrango, Dinas/Instansi teknis Provinsi dan
Proses program community development desa Kabupaten antara lain BPLHD, Dinas-dinas Pertanian
MDK dalam pengarusutamaan konservasi di lanskap dan Kehutanan, Koperasi dan UKM, Pariwisata dan
produksi tersebut sebagaimana diilustrasikan pada Telekomunikasi, PU-PR, Perum Perhutani Unit
gambar Flow Diagram berikut ini. Jawa Barat, PDAM, Pengusaha Perhotelan, Industri

3. Inisiasi dan Legitimasi


Program Konservasi
Kehati
• Inisiasi Program
1. Persiapan dan Kaji Tindak Partisipatif
Desain Kajian (RPJMD Konservasi
Awal Kehati 5. Publikasi & Kampanye
• Studi Penentuan • Participatory Planning • Identifikasi dan analisis
Desa Model dalam Action plan Isu hasil Kaji Tindak
• Pendekatan, dan Penguatan Kelembagaan, • Menyusun strategi media
metode kegiatan Bisnis Plan Kelompok Publikasi & Kampanye
• Penyusunan dan Rehabilitasi lahan metode SEC
Modul • Legitimasi Program • Memproduksi dan
Participatory Lokakarya Lapangan Distribusi
Planning dengan stakeholder • Media kampanye kepada
Tujuan Program
• Pelatihan FasDes terkait stakeholder
Pengelolaan Kehati Di
Lansekap Produksi/Kawasan
2. Stimulasi 4. Pengambilan 6. Mainstreming penyangga
Program Keputusan Partisipatif Koservasi Kehati Desa Berkelanjutan
Konservasi di • PendampinganPengem- MDK
Desa MDK banganUsaha Ekonomi • Analisis Isu hasil Kaji
• Suspimdes Masyarakat Tindak dan analisis peran
dalam Program • Membangun stakeholder
Konser-vasi kemitraan usaha • Merumuskan strategi dan
Kehati dan Pendampingan metode advokasi • Monitoring dan Evaluasi
• Komitmen Masyarakat • Pelaksanaan Seminar, Partisipatif
Kepemimpinan • Memperkuat Workshop,Kordinasi, • Indikator Keberhasilan
Desa dalam kon- kelembagaan MDK Konsultasi,dll. Pengarus-utamaan
servasi Kehati • Workshop-Temu Karya • Dukungan stakeholder Konsevasi di Lanskap
Kelompok MDK Tingkat keberlanjutan MDK Produksi
Desa dan Provinsi
• Merumuskan Lesson
Learned Konservasi
Kehati

Flow Diagram: Pengarusutamaan Konservasi di Lanskap Produksi /Kawasan Penyangga


(Sumber website: cwmbc.co.id-diolah)

Kolaborasi Para Pihak Terkait Kerajinan, Pengusaha tanaman hias, Forum pengguna
Kolaborasi para pihak (stakeholders) yang terkait air (Forpela), LSM, Kelompok Tani Masyarakat,
dalam Pengelolaan DAS Citarum Hulu Berbasis Kelompok Pelestari Sumber Daya Alam (PSDA), dll.
Konservasi ditujukan untuk meningkatkan sinergi Monitoring dan Evaluasi Berbasis Web-GIS
dan memperkuat kelembagaan Pengelolaan DAS dan Pengembangan model monitoring dan evaluasi
pengelolaan kawasan konservasi melalui pembagian Pengelolaan DAS Citarum Hulu Berbasis Konservasi

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry | 37


Artikel
ditujukan untuk melakukan secara berkelanjutan Pengarusutamaan Konservasi di lnaskap produksi/
pendataan perkembangan kegiatan pengelolaan DAS kawasan penyangga.
dan pengelolaan kawasan konservasi terintegrasi
secara cepat, akurat dan akuntabel melalui PENUTUP
pengembangan software/aplikasi MIS berbasis Web- Pengelolaan DAS Citarum Hulu Berbasis
GIS. Pengembangan sistem monitoring dan evaluasi Konservasi telah sejalan dan merupakan implementasi
pengelolaan kawasan konservasi dan keanekaragaman PP No. 37/2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran
hayati dipriroritaskan untuk di wilayah BBKSDA Jawa Sungai, Pasal 40, yaitu untuk memulihkan daya dukung
Barat-Banten, sedangkan MIS di wilayah BB TN Gn. DAS yang meliputi: 1) optimalisasi fungsi lahan,
Gede Pangrango diprioritaskan untuk mengupdate 2) pengelolaan vegetasi (hutan konservasi) dalam
data/informasi model MIS yang telah memiliki MIS pelestarian keanekaragaman hayati, peningkatan
cukup memadai dan telah dilaksanakan cukup baik. produktivitas jasa lingkungan, dan restorasi ekosistem,
Dalam rangka itu telah dibuat portal MIS di kantor serta 3) peningkatan kepedulian masyarakat di
BBKSDA Jawa Baratr-Banten, Bandung dan di kantor sekitar kawasan hutan dan peran serta para pihak
BB TN Gn. Gede Pangrango, Cibodas serta sebanyak (stakeholders) yang terkait dalam pengelolaan DAS.
9 (sembilan) Modul Aplikasi MIS berbasis Web-GIS, Model Pengelolaan DAS Citarum Hulu Berbasis
yaitu 1) Modul Aplikasi Perjumpaan Satwa dan Flora, Konservasi konsep program CWMBC-ADB Grant.2016-
2) Modul Aplikasi Penelitian Pelestarian Konservasi, INO dipandang cukup berhasil dan layak direplikasikan
3) Modul Aplikasi Gangguan Keamanan, 4) Modul untuk pengelolaan DAS-DAS bagian Hulu lainnya
Aplikasi Dbase per DirJend, 5) Modul Aplikasi Modul di Indonesia yang memiliki persamaan dan cirri-ciri
Simaksi, 6) Modul Aplikasi Perencanaan, 7) Modul kondisi dan karakteristik bio-phisik DAS, aktivitas
Aplikasi Restorasi Ekosistem, 8) Modul Aplikasi sosial-ekonomi, lanskap bentang alam dan ekosistem,
Jasa Lingkungan Air/PES, dan 9) Modul Aplikasi dan lingkungan serta kearifan lokal dan komitmen para
pihak (stakeholders) yang tinggi.

38 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Profil Rimbawan
Prof. DR. Ir. DUDUNG DARUSMAN, MA
Oleh: Slamet Soedjono

M antan Pengurus PPAK yang


dipilih untuk dimuat dalam
Majalah Rimba Indonesia edisi
Studi Kelayakan Reboisasi dan
Penghijauan DAS Cimanuk, lulus
dengan IPK 3,5. Pendidikan
60 adalah Prof. Dr. Ir. Dudung S2 dilakukan di University of
Darusman, MA yang pernah Wisconsin, Madison, USA Jurusan
menjadi Anggota Pengurus Pusat Sumber Daya Alam diselesaikannya
PPAK periode 1990-1992 dibawah tahun 1984 tanpa thesis dengan
pimpinan Ketua Umum Ir. Wardono perolehan IPK 3,2. Sedangkan
Saleh, Ketua Penasehat Prof. Dr. pendidikan S3 dilakukan di
Ir. Rubini Atmawidjaja, M.Sc. dan Institut Pertanian Bogor Indonesia
Pelindung Ir. Hasyrul Harahap, Jurusan Ekonomi Pembangunan
Menteri Kehutanan waktu itu. dengan Disertasi Analisa Dampak
Sebagai anggota Pengurus Pusat Ekonomi Industri Kehutanan
PPAK yang kala itu relative muda Perum Perhutani dan Rencana
dibanding dengan lainnya dan telah menyandang gelar Pengembangannya di Wilayah Perum Perhutani.
Doktor Ilmu Kehutanan, telah memberikan sumbangan Ujian doktor dilakukannya tahun 1989 lulus dengan
karya dan pemikiran untuk kemajuan PPAK termasuk IPK 3,7 berpredikat Cum Laude.
penerbitan Majalah Rimba Indonesia. Bagaimana karir, Pendidikan non formal atau pelatihan yang pernah
jabatan, pengalaman kerja, pengabdian sosial dan diikutinya adalah pendidikan Purna Sarjana Ekonomi
kemasyarakatan yang dilakukannya dari awal mulai Kehutanan di Universitas Gajah Mada bulan Juni/Juli
bekerja hingga sekarang dapat kiranya diikuti dari 1976 selama 8 minggu penuh (pagi-siang-sore) dengan
paparan berikut ini. materi Teori dasar ekonomi, analisis kuantitatif, teori
1. Dudung Darusman dilahirkan di Ciamis Jawa Barat ekonomi kehutanan dan ekonomi pembangunnan
tanggal 14 September 1950, beragama Islam, yang kehutanan.
pada saat ini berstatus duda karena isteri tercinta 3. Mengenai pengalaman kerjanya dapat disajikan
meninggal dunia belum setahun yang lalu karena secara ringkas: tahun 1974-1995 bertugas sebagai
menderita sakit berat yang cukup lama dideritanya. Asisten Ahli, Lektor dan Lektor Kepala pada
Rumah tempat tinggal sekarang di Jl. Mayjen Ishak Fakultas Kehutanan IPB dengan uraian tugas
Djuarsa No. 397 E RT 04 RW 12 Kel. Gunung Batu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian masyarkat;
Kecamatan Bogor Barat, Kodya Bogor 16118 Tilp 1989-1996 menjabat sebagai Dekan Fakultas
0251-8623805 Hp 08129063201. Pekerjaan pokok Kehutanan IPB selama dua periode dengan uraian
yang dilakukan sekarang adalah Guru Besar Fakultas tugas Pengelolaan Tridharma Fahkultas Kehutanan
Kehutanan Institut Pertanian Bogor dengan alamat IPB; 1993-2016 menjabat Kepala Divisi Kebijakan
kantor Kampus Darmaga Kabupaten Bogor. Kehutanan Dep. Manajemen Hutan; 1994 – 1998
2. Riwayat pendidikan yang dialaminya sejak SD menjabat sebagai Anggota Dewan Pengawas Perum
hingga SLTA dilakukan di kota kelahirannya Perhutani dengan tugas melakukan pengawasan
sedangkan pendidikan S1 diselesaikannya di Perusahaan; 1995-2017 sebagai Guru Besar pada
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) Fakultas Kehutanan IPB dengan tugas pendidikan,
pada tahun 1975 dengan Skripsi Utama berjudul penelitian dan pengabdian masyarakat;1996-1999

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry | 39


Profil Rimbawan
sebagai Ketua Lembaga Penelitian di IPB; 2008- Metodologi Penelitian Sumberdaya. Tahun 2010
2014 Ketua Senat Akademik IPB dengan tugas mengajar Metodologi penelitian ekosistem hutan
Pengelolaan Norma Akademik IPB. konservasi di Balai Diklat Kehutanan Samarinda
4. Sedangkan Pengalaman Mengajar dapat dipaparkan dan di Balitbang Kehutanan mengajar Konsep multi
sebagai berikut: 1974-2005 mengajar Ekonomi produk dan multi manajemen unit KPH.
Kehutanan dan Ekonomi Kehutanan Lanjutan 5. Karya tulis di bidang Keinsnyuran yang dipublikasi­
di Fahutan IPB; 1993 mengajar di University of kan baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa
Gottingen Germany tentang State of the art of Inggris banyak sekali tidak kurang dari 55 buah
Indonesian Forestry Economy; 1994-2017 mengajar dan jumlah makalah yang dibuat utnuk berbagai
ilmu Penilaian Hutan (S1) dan Ekosistem Kehutanan seminar, lokakarya dan diskusi di dalam maupun
(S2), dan Sejarah Perkembangan Ipteks serta di luar negeri mencapai lebih dari 45 buah. Materi
keprofesian kehutanan; 2005 mengajar di AKECOP yang disampaikan menyangkut banyak hal terkait
Short Term Training on Management Research dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya
Development Program for Sustainable Forest alam, Ekonomi Sumberdaya Hutan, Konsep dan
tentang R&D Management in Forest Rehabilitation Strategi Konservasi Sumberdaya Alam, Penelitian
Project; 2007 Pengenalan masalah sosial-ekonomi dan Pengembangan, Kajian Finansial, Pengaruh
dalam pengelolaan hutan dan metoda penelitiannya konstelasi politik pada pengelolaan hutan
di Badan Litbang Kehutanan dan 2009 mengajar dan perubahan iklim, pengaruh kelembagaan
di School of Environmental Conservation and masyarakat dalam pengelolaan hutan dan industri
Ecotourism Management mengenai Konsep, kayu dan sebagainya.
strategi dan manajemen pengembangan ecowisata, Singkat kata beliau adalah pribadi yang tidak
di tahun yang sama mengajar pada Pelatihan banyak bicara tetapi banyak berkarya hingga sekarang
Analisis Manfaat dan Biaya penggunaan lahan untuk membangun bangsa dan negara pada umumnya
dan pengurangan emisi dan deforestasi Badan khususnya untuk bidang Kehutanan. Semoga tetap
Litbang Kehutanan. Di LPPM IPB mengajar sehat dan terus berkarya untuk Indonesia Jaya.

40 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Apa dan Siapa
Drs. WIDODO SUKOHADI RAMONO
Oleh: Slamet Soedjono

B erdasarkan keputusan rapat


Dewan Redaksi yang juga
dihadiri para Pembina Majalah
Biology, Indian Institute of
Science, Bangalore-India (1988),
SEPADYA (1990), SESPANAS
Rimba Indonesia (MRI) bahwa Promosi I A (1991), Transforming
untuk rubrik Apa Siapa dalam MRI Public Sector Leadership, Institute
Volume 60, ditampilkan figur Drs. on Governance, Singapore (1994).
Widodo Sukohadi Ramono yang Sedangkan pengalaman kerja/
berdasarkan penelusuran data dan riwayat pekerjaan yang dialaminya
informasi serta wawancara dengan adalah:
yang bersangkutan dapatlah hasil­ 1. Kepala Rayon Perlindungan dan
nya dinarasikan sebaggai berikut. Pengawetan Alam ( II/b) Jakarta
Drs. Widodo Sukohadi Ramono 01-10-1969.
dilahirkan di Blora (Jawa Tengah) 2. Kepala Seksi PPA Ujung Kulon
pada tanggal 4 April 1945 dari (II/d) di Labuhan, Pandeglang, 02-
pasangan suami isteri bapak Ramono Ardjosuwignjo 05-1975.
dan ibu Sutarmi. Bapak Ramono bekerja sebagai PNS 3. Kepala Unit Kawasan Pelestarian Alam Ujung
Kabupaten Blora dan ibu sebagai Ibu Rumah Tangga. Kulon (III/b) 03-10-1979.
Pendidikan formal yang dialaminya/ditempuhmya 4. Kepala Sub Bag. Tata Usaha pada Balai Konservasi
adalah SR VI (SD) dan SMP diselesaikan di kota Sumber Daya Alam Wilayah II (III/b) Tanjung
kelahirannya Blora. Meneruskan pendidikan kejuruan Karang 23-01-1980.
ke Sekolah Kehutanan Menengah Atas (SKMA) Bogor 5. Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam
lulus tahun 1964 dan sambil bekerja, melanjutkan Wilayah II (III/c) Tanjung Karang 24-02-1984.
kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 6. Kepala Sub Direktorat Kawasan Konservasi Jenis
(STISIPOL) Lampung bekerjasama dengan Sekolah pada Direktorat Pelestarian Alam Ditjen PHPA
Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Lembaga Administrasi (III/d) Bogor 06-04-1989. Naik pangkat ke IV/a
Negara, lulus Sarjana Administrasi Negara (Drs) tahun 01-10-1989.
1990. 7. Kepala Sub Direktorat Evaluasi pada Direktorat
Kursus-kursus dan Pelatihan (training) yang Bina Program Ditjen PHPA(IV/b) 10-12-1993.
diikutinya adalah Operation Managers Course di Bogor 8. Kepala Dinas Kehutanan Daerah Istimewa Aceh,
(1973), Kursus Penjenjangan Lanjutan PPA (1976), Banda Aceh 12-05-1996.
International Training Course for Administration of 9. Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehutanan
National Parks and Eqivalent Reserves, Camberra Daerah Istimewa Aceh (IV/c) 27-11-1997.
College of Advance Education, Australia (1978), School 10. Sekretaris Direktorat Jendral Perlindungan hutan
of Environment and Conservation Management, dan Konservasi Alam(PHKA)13-04-1999.
Bogor (1979), P4 (1981), Wildlife Management 11. Direktur Konservasi Kawasan (IV/c) 27-01-2000.
Trainning, Front Royal Conservation Research Naik pangkat IV/d 17-05-2001.
Centre, Smithahunsonian Institution, Virginia, USA 12. Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati 12-
(1983), AMDAL A Institut Pertanian Bogor (1984), 06-2002. Naik pangkat IV/e 01-04-2004.
TARPADNAS (1987), Asian School of Consernation 13. Setelah pensiun menjabat sebagai Direktur

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry | 41


Apa dan Siapa
Kebijakan The Nature Conservancy Indonesia 01- Pemerintah Indonesia selama beberapa dasa
05-2005 dan Direktur Eksekutif Yayasan Badak warsa dan atas perannya dalam pembangunan dan
Indonesia 01-08-2009. pengelolaan beberapa Taman Nasional, antara lain
Keanggotaan pada ORGANISASI INTERNASIONAL Ujung Kulon. Juga atas perannya sebagai seorang
1. International Union for Conservation of Nature ahli badak yang terkenal dan atas pengabdiannya
(IUCN) Survival Service Commission (SSC) – Asian di Yayasan Badak Indonesia yang telah berperan
Rhino Specialist Group. dalam keberhasilan Rhino Protection Unit. Patroli-
2. IUCN-SSC Asian Elephant Specialist Group. patroli yang efektif oleh Unit ini telah berhasil
3. IUCN World Commission on Protected Areas mencegah perburuan liar badak dan bahkan
(WCPA). menghasilkan pertambahan populasi badak di TN
4. IUCN-SSC Crocodile Specialist Group. Ujung Kulon. Penghargaan juga diberikan atas
5. Board Member, Borneo Orang Utan kelahiran anak badak Sumatra di TN Way Kambas
yang merupakan kelahiran pertama setelah 124
TANDA JASA DAN PENGHARGAAN tahun upaya serupa dalam pelestarian di habitat
SURVIVALFOUNDATION aslinya di kawasan Asia.
1. Tahun 1985 Penghargaan dari Menteri Kehutanan 8. Tahun 2015 IUCN Peter Scott Conservation Merit
selaku Ketua Operasi Penggiringan Gajah di Award dari IUCN Species Survival Commission
Provinsi Lampung (Operasi Tata Liman) atas pengabdian sepanjang hidupnya dalam
2. Tahun 1991 Knight of Order of The Golden Ark dari menyelamatkan badak Jawa dan badak Sumatra
Golden Ark Foundation (Ketua: Prince Bernhard dari kepunahan dan atas karya-karyanya di
of The Nethnerlands) atas kepe­ mimpinannya lapangan selama bekerja di TN Ujung Kulon.
yang mengesankan dan atas peran­ nya dalam Juga atas komitmen yang patut diteladani sebagai
melaksanakan konservasi Taman Nasional seorang pejabat pemerintah Indonesia senior
Ujung Kulon dan konservasi di Indonesia (“for dan atas kepemimpinannya di Yayasan Badak
The inspiring leadership and conservation of Indonesia.
Ujung Kulon National Park and conservation in
Indonesia”). PENGALAMAN DAN KESAN DALAM BEKERJA
3. Tahun 1996 Satya Lencana Karya Satya 30 Tahun. 1. Selepas lulus dari pendidikan SKMA Bogor Juni
4. Tahun 1997 Satya Lencana Wira Karya dari Presiden 1964 mendapat tugas diperbantukan kepada Kepala
RI dalam Konservasi dan Strategi Konservasi Seksi PPA Ujung Kulon di Tamanjaya. Sehabis
Pengelolaan Gajah Sumatra. mengikuti kunjungan kerja Direktur Pembinaan
5. Tahun 1999 Medali Tanda Jasa Kelas I dari Hutan (Bapak Hasan Basjarudin Nasution) ke
Gubernur Kepala Daerah Istimewa Aceh atas PPA Ujung Kulon yang mengantar tamu DR. Lee
jasa dan karya yang telah disumbangkan kepada M. Talbot dari IUCN tugasnya dipindahkan ke
Pemerintah Daerah dan Masyarakat di Provinsi Bogor diperbantukan kepada Kepala Bagian PPA
Daerah Istimewa Aceh. (Bapak I Made Taman) dengan tugas membca dan
6. Tahun 2014 Piagam Penghargaan SCTV Liputan mempelajari laporan-laporan dari Seksi-Seksi PPA
6 untuk Kategori Lingkungan Hidup atas dasar dari seluruh Indonesia dan melaporkan resumenya
dedikasi, upaya dan karya luar biasa yang mampu kepada Ka Bag PPA serta membuat konsep surat-
menjadi inspirasi Indonesia untuk kategori surat ke luar yang diperlukan.
Lingkungan Hidup (Tim yuri diketuai oleh Bapak Ketika ditugaskan mengantar/memandu kunjungan
M. Yusuf Kalla, Wakil Presiden RI). DR. Talbot ke Suaka Margasatwa Baluran, yang
7. Tahun 2014 Fred M. Packard International Parks bersangkutan mendapat pengetahuan banyak
Merit Award dari IUCN World Commission on tentang kegiatan PPA di luar Negeri dan pada
Protected Areas atas pengabdiannya kepada saat yang sama diperkenalkan kepada DR. Ahmad

42 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Apa dan Siapa
Kosterman, pakar botani Indonesia yang terkenal. Konservasi Alam Ujung Kulon sebagi persiapan
2. Tahun 1969 diangkat menjadi Kepala Rayon PPA untuk ditingkatkan menjadi Taman Nasional.
Bogor-Jakarta dengan tugas pokok memantau Bersama Dr. John Blower dan Ir. Van Der Zon
kawasan Suaka Alam yang ada di daerah sekitar menyusun Rencana Pengelolaan kawasan ini
Bogor-Jakarta, antara lain Cagar Alam Telaga sebagai salah satu Taman Nasional pertama di
Warna, Yanlappa, P. Bokor, P. Rambut, dan lain- Indonesia. Pada kesempatan ini ia mendapat tugas
lain. Berkantor di KBK Bogor dan kadang-kadang studi banding di beberapa Taman Nasional di Nepal,
di Jakarta. Di waktu luang sering bekerja mengenali India, Thailand dan Malaysia serta tugas belajar di
berbagai jenis pohon di Kebuon Raya Bogor. Camberra College of Advance Education mengenai
3. Tahun 1970 ditugaskan kembali ke Ujung Kulon, Administration of National Parks and Equivalent
tetapi kali ini sebagai Pjs. Kepala Seksi PPA (Pjs Reserves.
karena pangkat belum memenuhi persyaratan). 5. Tahun 1980 akhir mendapat tugas belajar di School
Selama menjabat Kep. Seksi PPA di sini banyak of Environment and Conservation Management
berinteraksi dengan para pakar dunia bidang di Bogor selama 10 bulan.Selesai kursus diangkat
konservasi baik botani maupun zoology tetapi sebagai Kepala Bagian Tata Usaha merangkap
yang paling ia kenal dan dijadikan model (teladan) sebagai Pejabat Sementara Kepala Balai Konservasi
adalah Prof DR. Rudy Schenkel, dosen zoology Sumber Daya Alam Wilayah II di Tanjung Karang
Universitas Basel, Swiss, dan seorang pakar badak Lampung.
dunia, serta isterinya DR. Lotte Schenkel Hulliger, Dalam melaksanakan tugas ini mendapat banyak
seorang dokter. Kedua beliau banyak mendidiknya kesempatan untuk mempelajari lebih dalam
dalam disiplin ilmu konservasi dan biologi. mengenai kondisi satwa gajah di P. Sumatra
Kesan mendalam selama bertugas sebagai Kep bersama DR. Raley Blouch, Ir. Haryanto dan drh.
Seksi PPA Ujung Kulon adalah dapat menangkap K. Simbolon. Dari beberapa kali survei ditemukan
dan memenjarakan selama 5 tahun pemburu adanya sekelompok besar gajah yang terisolasi oleh
liar badak yang paling terkenal yaitu Sarman dan usaha pertanian di Padang Sugihan. Atas desakan
Bisrun hal mana membangkitkan semangat para Menteri PPLH Prof Dr. Emil Salim maka 90.000
Jagawana. Yang kedua adalah dengan kerjasama ha hutan di kawasan Padang Sugihan dijadikan
dan dukungan penuh dari WWF Swiss, pengelola suaka gajah sebagai habitatnya, maka dibentuklah
TN Ujung Kulon telah mampu meningkatkan Tim Pengarah (Pusat) Operasi Penggiringan Gajah
populasi badak menjadi dua kali lipat dalam waktu Ganesya yang diketuai oleh DR.Aat Suryatmadja
10 tahun. (Staf Ahli Menteri PPLH) dan Widodo Sukohadi
4. Tahun 1975 setelah memenuhi syarat kepangkatan­ Ramono sebagai Wakilnya.
nya diangkat penuh menjadi Kep. Seksi PPA. Selesai tugas operasi Ganesya, ditunjuk sebagai
Kesibukannya semakin bertambah dengan Ketua Operasi Tata Liman untuk penggiringan 72
banyaknya mahasiswa dari dalam dan luar negeri ekor gajah dari Gunung Madu Terbanggi Besar ke
(Jerman, USA, Jepang), peneliti, dan pakar dunia Suaka Margasatwa Way Kambas menempuh jarak
yang berkunjung ke Ujung Kulon untuk berbagai 80 km. Dalam tugas ini mendapat banyak bantuan
keperluan studi dan penelitian. Ada beberapa dari DR.C.Santiapillai, dosen dan pakar gajah dari
orang terkenal di dunia yang berkunjung ke sini University of Peradenia Sri Langka yang bertugas di
diantaranya King Leopold dari Belgia, Prince WWF Bogor. Pernah pula ditengah-tengah kegiatan
Bernhard dari Nederland, Prince Phillips, bahkan penggiringan mendapat kunjungan DR. Ian Douglas
bapak Presiden RI Jendral Soeharto. Dengan Hamilton, Ahli Gajah Afrika.
begitu ia terus berusaha selalu up to date dengan Prestasi penting lainnya adalah mendirikan Pusat
kondisi kawasan dimana ia bertugas. Suatu ketika Latihan Gajah di Suaka Margasatwa Way Kambas
nama organisasi Seksi PPA diubah menjadi Unit sebagai yang pertama di Indonesia; pengembangan

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry | 43


Apa dan Siapa
Proyek Taman Nasional (TN) Way Kambas, DR. John Hutton dari IUCN. CITES merupakan
TN Bukit Barisan, TN Kerinci Seblat dan atas suatu konvensi yang cukup rumit meliputi
dukungan Gubernur Lampung Yasir Hadibroto organisasi, administrasi, tatacara pelaksanaan, tata
melakukan pemindahan (translokasi) 5.000 waktu, penyampaian proposal dan lain-lain. Bagi
Kepala Keluarga dari Way Kambas ke Mesuji untuk Indfonesia (PHPA sebagai Management Autority
membebaskan kawasan konservasi Way Kambas dan LIPI sebagai Scientific Autority) pengelolaan
dari pemukiman liar. Yang lainnya lagi adalah konvensi ini waktu itu masih menjadi tantangan
mengembangkan strategi pelestarian gajah Tata yang besar. Sungguhpun banyak masalah yang
Liman (Penggiringan), Bina Liman (Membina agar dihadapi dalam pelaksanaannya, delegasi CITES
dicintai manusia), Guna Liman (Membuat gajah Jepang menjuluki Indonesia sebagai Tahune Strong
bermanfaat bagi manusia), dan mendirikan Pusat CITES Management Autority.
Latihan Gajah di Suaka Margasatwa Way Kambas 8. Penugasan selanjutnya beralih sebagai Kasubdit
sebagai yang pertama di Indonesia; membangun Evaluasi dan Pelaporan dimana kesehariannya
pusat-pusat pelatihan gajah di Way Kambas harus banyak membaca laporan dari daerah-daerah
(Lampung), Sebanga (Riau), Krueng Pase (Aceh) dan menyiapkan bahan Rapat Teras Departemen
dan Sebelat (Bengkulu). Kehutanan bagi Pimpinan dengan data terkini yang
6. Tahun 1984 setelah syarat kepangkatan terpenuhi sangat dini sehingga tidak jarang persiapannya
diangkat menjadi Kepala BKSDA Wilayah II Tanjung harus dilakukannya hingga larut malam (dini hari).
Karang. Aktivitas selanjutnya adalah mengatasi Penugasan ini membawa berkah diikutkannya
konflik gajah-manusia akibat dari gencarnya dalam Sespasus dan dicalonkannya sebagai Kepala
program transmigrasi diantaranya dengan Dinas Kehutanan D.I. Aceh. Setelah ada persetujuan
penggiringan, penangkapan dan peng­angkutan dari Depdagri maka Menteri Kehutanan (Ir.
kelompok-kelompok kecil gajah yang terpisah- Djamaludin S.) menugaskan dirinya sebagai Kepala
pisah untuk mempersatukannya dan pembuatan Dinas Kehutanan Aceh (1996) bertanggung jawab
sekolah gajah seperti diatas.Keberhasilan tersebut kepada Gubernur Aceh (Prof DR. Syamsuddin
berkat adanya dukungan penuh dan bantuan dari Machmud).
Dirjen PHKA (Prof. Rubini A.), Royal Forestry 9. Bertugas sebagai Kepala Dinas Kehutanan Aceh
Service of Thailand (Dirjen Mr. Phoirot Souvankorn pada awalnya agak gamang karena menghadapi
dan Dir. Program Mr. Anandna Lampoon), Taman gejolak sentimen kedaerahan dan semangat
Safari Indonesia (Drs.Yansen Manansang), melawan eksploitasi hutan besar-besaran, pada saat
PKBSI (Perkumpulan Kebun Binatang Seluruh yang sama Daerah juga memerlukannya sebagai
Indonesia) Letjen Ashari, bantuan Pawang Gajah penggerak ekonomi regional. Bersama dengan
dari Kerajaan Tahunailand sebagai ”guru” gajah Yayasan Ekosistem Leuser Internasional, MUI,
latih (Li Pradupkhai, Saman Sanchai, Sanga, Suwan WWF, FFI, dan banyak lagi LSM, Dinas Kehutanan
Wukchiyabum). dapat mengatasi masalah pengelolaan hutan
7. Tahun 1989 kembali bertugas di Kantor Pusat produksi seraya mengembangkan usaha konservasi
sebagai Kepala Sub Direktorat Kawasan Konservasi keanekaragaman hayati.
Jenis Direktorat Pelestarian Alam. Penugasan ini Berkat bimbingan dan dukungan Gubernur, Dinas
memberi kesempatan untuk banyak berinteraksi Kehutanan dapat merealisasikan Pengelolaan
dengan pakar dunia mengenai konservasi jenis Kawasan Hutan Lindung Manggamat oleh
tumbuhan dan satwa serta penangkarannya dalam Masyarakat Adat berdasarkan SK. Gubernur Aceh,
konteks Convention on International Trade of hal yang baru pertama kali di Indonesia. Selain itu
Endangered Species of Wild Flora and Fauna telah juga dapat memberikan sumbangan besar bagi
(CITES) diantaranya Prof. Harry Messel, Dr. konservasi Indonesia yaitu dengan disahkannya
Graham Webb, Hank Jenkins, Gimnet Hemly dan hutan rawa Singkil sebagai Suaka Margasatwa

44 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Apa dan Siapa
dengan SK. Menhut. Menteri Kehutanan Ir. habitat yang memadai dan berkelanjutan) dengan
Djamaludin S. pada periode itu sempat mengadakan cara membantu Pemerintah dalam: Perlindungan
kunjungan kerja ke Dinas Kehutanan Aceh. badak Jawa dan Sumatra dan pembinaan habitatnya,
10. Tahun 1997 dipindahkan tugasnya sebagai Kepala Penangkaran badak Sumatra di Sumatran Rhino
Kantor Wilayah Depatemen Kehutanan dan Sanctuary, Penelitian lapangan dan pendidikan
Perkebunan DI Aceh bertanggungjawab kepada konservasi badak, Komunikasi dan Informasi,
Menteri Kehutanan dan Perkebunan (DR.Ir. Penggalangan dana untuk keberhasilan program dan
Muslimin Nasution). Kesan dengan Menhutbun sekretariast untuk mendukung seluruh program dan
baru ini ialah ketika beliau menanyakan kepadanya kegiartan. Dengan bantuan IRF yang bersangkutan.
Reformasi apa yang terbaik di bidang Kehutanan? berhasil merealisasikan pembangunan Javan Rhino
Dijawabnya “Back to The forest Pak, agar petugas Study and Conservation Area di bagian selatan Gunung
Kehutanan bertanggung jawab penuh di kawasan Honje Taman Nasional Ujung Kulon yang berhasil
hutan”. Sayang hal itu tidak dapat terjadi ‘mengundang’ badak untuk menghuninya. Selain itu
sepenuhnya. juga dengan bantuan IRF dan dukungan Kemen LHK
11. Tahun 1999 tugasnya dipindahkan menjadi sedang melaksanakan perluasan sarana Suaka Rhino
Sekretaris Direktorat Jendral Perlindungan Sumatra di TN Way Kambas. Yang bersangkutan
dan Konservasi Alam (PKA) tetapi tidak sampai memohon bantuan dan dukungan pembaca untuk
setahun disini, awal Tahun 2000 dipindahkan bersama-sama mengupayakan lestarinya badak Jawa
menjadi Direktur Taman Nasional dan Konservasi dan badak Sumatera.
Kawasan (TN-KA). Tugas disini juga hanya lebih Demikianlah apa dan siapa Drs. Widodo Sukohadi
kurang setahun sebelum dipindahkan menjadi Ramono yang banyak berjasa dan pengalaman dalam
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati. pengembangan konservasi alam Indonesia dengan
Dan, penugasan ini merupakan tugas terakhir di menjalin kerjasama dengan berbagai, utamanya
pemerintahan sebelum memasuki masa pensiun dengan Luar Negeri, Pemerintah Daerah dan LSM.
tahun 2005. Kepakarannya dan profesionalnya di bidang konservasi
12. Setelah pensiun, atas saran Rili Johani M.Sc. diakui dunia dan dalam negeri, terutama kepakaran
berusaha melamar pekerjaan ke The Nature dalam pengelolaan gajah dan badak Indonesia. Ia
Conservancy Indonesia. Dengan melalui test yang seorang karyawan kehutanan yang ulet, gigih, tangguh,
ketat antara lain diwawancarai oleh berbagai disiplin dan visioner serta rimbawan teladan yang
Directors maupun Members of Trustee nya akhir­ mendarmabaktikan dirinya sepanjang hidupnya
nya dapat diterima dan diangkat sebagai Director sebagai pelindung dan pelestari alam hutan dan fauna-
(Policy) The Nature Conservancy Indonesia floranya bekerja dan berbakti dari tingkatan bawah
Programs dan menduduki jabatan ini selama 4 sampai mencapai pangkat tertinggi Pegawai Negeri
tahun (2005-2009). Selama bekerja disini sempat Sipil. Pribadinya menunjukan orang yang santun,
ikut serta dan mendorong terjadinya pengelolaan rendah hati, ramah, perhatian, professional, dan pandai
beberapa kawasan hutan di Kabupaten Berau oleh membawa diri, sehingga wajar apabila mendapat
Masyarakat Adat dan Collaborative Management simpati dari para Pimpinan dan Rekan Sejawat maupun
Initiative Taman Nasional Komodo bersama dari Luar Kehutanan. Selain itu juga aktif sebagai
Pemerintah Daerah dan masyarakat lokal. anggota dan Pengurus IKA SKMA bahkan sempat dua
Pada akhir tugas mendapat The TNC Award For kali terpilih sebagai Ketua Umum IKA SKMA menjabat
Excellence in Policy. untuk dua periode (2003-2013).
Selanjutnya sejak 2009 bekerja sebagai Ketua/ Kini beliau hidup barbahagia dan sehat dengan
Direktur Eksekutif Yayasan Badak Indonesia seorang isteri dan 3 anak ( 1 putra 2 putri ) bertempat
dengan tugas melaksanakan misi konservasi badak tinggal di Jl. Cijahe No. 9 Curug Mekar, Bogor Barat
(melestarikan kehidupan badak-badak Indonesia dalam Hp.0818107001.

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry | 45


Obituari
Prof. DR. Ir. Oemi Hani’in Soeseno

P ada volume penerbitan


Majalah Rimba Indonesa kali
ini, rubrik Obituari menampilkan
Hutan Wanagama I, dan berhasil
sangat menakjubkan.
Gunung Kidul pada saat itu
Daerah

seorang Tokoh Wanita Rimbawan merupakan salah satu daerah yang


sejati, yaitu Almarhumah Prof. DR. kritis, tidak hanya kondisi fisik
Ir. Oemi Hani’in Soeseno. yang kritis, tetapi kondisi sosial
Nama dan sosok Prof. DR. Ir. ekonominya pun kritis, sehingga
Oemi Hani’in Soeseno, dikenal luas hutan menjadi sasaran untuk
baik di Perguruan Tinggi Kehutanan dapat memenuhi keperluan hidup
Indonesia sebagai Dosen Senior, sehari-hari. Kenyataan seperti
maupun di lingkungan instansi diatas merupakan tantangan berat
Kehutanan Indonesia bahkan di bagi para rimbawan dan perlu
masyarakat pencinta lingkungan dicari cara pemecahannya. Kepala
di Indonesia. Hal ini tidak terlepas Dinas Kehutanan Daerah Istimewa
dari perannya sebagai pahlawan perintis dan pejuang Yogyakarta yang pada saat itu dijabat oleh Bapak
pembangunan Hutan Pendidikan dan Penelitian Soedjarwo dan Prof. Ir. Soedarwono Hardjosoediro
Wanagama I, sehingga nama Wanagama tidak hanya sebagai Dekan I Fakultas Kehutanan UGM seringkali
dikenal oleh rimbawan dan pencinta lingkungan di berdiskusi mengenai cara-cara pembangunan hutan
Indonesia, tetapi juga mancanegara. di daerah kritis Gunung Kidul ini. Sebagai Perguruan
Wanita yang lahir di Surakarta tepat pada tanggal Tinggi, Fakultas Kehutanan UGM merasa dituntut tidak
1 Januari 1931, adalah seorang wanita yang cerdas, hanya untuk memberikan pendapat, atau pemikiran
telaten, tangguh, disiplin terhadap tanggung jawab saja, tapi perlu menerapkan dan melakukan kerja nyata
profesinya sebagai ahli kehutanan, sekaligus ramah dan hasil hasil pemikiran tersebut.
sederhana sehingga disayang oleh semua orang yang Maka dengan penuh semangat Tri Dharma
pernah mengenalnya. Perguruan Tinggi, para staf Fakultas Kehutanan UGM
Sekolah Rakyat lulus tahun 1944 di Majelis dibawah pimpinan Prof. Dr. Oemi Hani’in Soeseno,
Perguruan Taman Siswa, Turen (Jawa Timur), mempraktekkan apa yang ada dalam pemikiran Prof. Ir.
dilanjutkan ke SMP dan SMA di Malang, masing- Soedarwono Hardjosoediro, maka lahirlah Wanagama
masing selesai tahun 1947 dan tahun 1952. Pada tahun I.
1953 masuk ke Fakultas Pertanian dan Kehutanan Pemandangan gersang dan kemiskinan Gunung
Universitas Gadjah Mada (UGM) jurusan Kehutanan Kidul telah memberi pemahaman yang mendalam dan
dengan Studie Burs/Ikatan Dinas, dan Ibu Oemi tajam kepada Ibu Oemi. Sepetak lahan kristis Gunung
adalah satu-satunya mahasiswa wanita. Sarjana Muda Kidul bernama Wanagama menjadi lahan ekploirasi
berhasil dicapainya tahun 1957 dan 4 tahun kemudian dan kontribusinya dalam mencari solusi menghijaukan
(1961) Sarjana S1 berhasil diraihnya. Gelar Doktor kembali Gunung Kidul. Mencari dana, mencari
diperolehnya tahun 1988 di Universitas Gadjah Mada dukungan stakeholder, mengembangkan berbagai
untuk Ilmu Kehutanan/Pemuliaan Pohon. penelitian untuk lahan kritis Wanagama. Bahkan beliau
Pada tahun 1964 ibu Oemi Hani’in Soeseno betah menghabiskan waktu di Wanagama untuk hal
dipercaya sebagai perintis dan penanggung jawab sepele, seperti menyapu halaman atau membersihkan

46 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Obituari
jalur yang akan dilewati tamu Negara, seperti Pangeran dari Pemerintah Indonesia, serta penghargaan-
Charles dari Inggris dan Pangeran Bernard dari penghargaan lainnya yang diberikan oleh masyarakat,
Belanda. instansi dan lembaga-lembaga pendidikan swasta
Sepanjang hidupnya, Ibu Oemi menyisihkan maupun dari pemerintah.
honornya sebagai pengajar untuk membiayai usaha Beribu-ribu kalimat tidak cukup untuk meng­
mengembangkan Wanagama. Uang itu disimpan dalam gambarkan kecintaan dan dedikasinya terhadap dunia
buku tabungan dengan disertai catatan tangan buat pendidikan dan pengajaran khususnya pengabdiannya
Wanagama. Ibu Oemi meninggalkan warisan harta Rp. kepada perkembangan ilmu kehutanan dan implemen­
1 Milyar untuk Wanagama, yang kemudian dikelola tasinya. Ibu Oemi Hani’in termasuk salah seorang
menjadi Yayasan Oemi. Yayasan Oemi sampai sekarang tokoh perintis dan pendiri Fakultas Kehutanan UGM.
menjadi penggerak rimbawan Wanagama untuk Ibunya Hutan Indonesia bahkan dunia bagaikan
membantu menghijaukan kembali hutan dan lahan bunga yang selalu akan tumbuh subur dan mekar
kritis Indonesia. Maka wajar apabila dikatakan bahwa: dibelantara rimba raya. Siapa yang mengenalnya, pasti
Oemi Hani’in adalah Wanagama dan Wanagama adalah akan terbangkitkan untuk turut menjaga, merawat dan
Oemi Hani’in. menghidupkan hutan rimba raya.
Pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ibu Oemi Hani’in Suseno meninggal dunia pada
Kehutanan UGM Periode Tahun 1966-1969. Diangkat hari Senin, 1 Maret 2003, pukul 09. 00 WIB di RS.
sebagai Guru Besar dalam Ilmu Kehutanan/Pemuliaan Ludiro Husodo Yogyakarta.
Pohon Hutan oleh FKT UGM. Dengan segudang prestasi Tuhan berfirman: Jangan kau katakana orang-
dan atas dedikasinya yang tinggi dibidang kehutanan, orang yang baik itu mati. Bahkan mereka itu hidup dan
kepedulian dan kecintaannya terhadap masyarakat mendapat kesenangan disisiKU.
dan lingkungan, maka sudah sepantasnyalah pada Ibu Oemi tidak mati, bahkan ia hidup disetiap
tanggal 6 Juni 1989 beliau memperoleh penghargaan pepohonan hutan, disetiap jengkal hutan rimba,
KALPATARU bidang Pembinaan Lingkungan Hidup disetiap hati sanubari yang mengenalnya.

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry | 47


Sekilas Info
LAGU INDONESIA RAYA 3 (TIGA) STANZA

R ekan-rekan Rimbawan Indonesia yang ber­


bahagia. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
telah mengeluarkan peraturan tentang ‘Indonesia Raya’
Sadarlah Hatinya Sadarlah Budinya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya Merdeka Merdeka
3 stanza wajib dinyanyikan saat upacara di sekolah- Tanahku Negeriku Yang Kucinta
sekolah di seluruh Indonesia mulai akhir bulan Juli. Indonesia Raya Merdeka Merdeka
Yang selama ini dinyanyikan hanyalah lagu Indonesia Hiduplah Indonesia Raya
Raya dengan stanza pertama.
Saya sempat terhenyak ketika saat akan menyanyi­ Stanza 3 (tidak tercakup PP44/1958)
kan Lagu Indonesia Raya saat acara pembukaan Indonesia Tanah Yang Suci Tanah Kita Yang Sakti
P3I/LSIP BKTHut-PII Angkatan XIX, di Fakultas Disanalah Aku Berdiri Menjaga Ibu Sejati
Kehutanan UGM tanggal 24 Mei 2017 yang lalu, Mas Indonesia Tanah Berseri Tanah Yang Aku Sayangi
Ahmad Maryudi interupsi, berapa stanza yang akan Marilah Kita Berjanji Indonesia Abadi
dinyanyikan sempat terdiam semua, namun Dir Slamatkan Rakyatnya Slamatkan Puteranya
Eksekutif PII dengan lugas menyatakan satu stanza. Pulaunya Lautnya Semuanya
Berikut ini lagu Indonesia Raya dengan tiga stanza: Majulah Negerinya Majulah Pandunya
Untuk Indonesia Raya
INDONESIA RAYA Indonesia Raya Merdeka Merdeka
Stanza 1 (versi resmi Pemerintah, ditetapkan Tanahku Negeriku Yang kucinta
dengan PP44/1958) Indonesia Raya Merdeka Merdeka
Indonesia Tanah Airku Tanah Tumpah Darahku Hiduplah Indonesia Raya
Disanalah Aku Berdiri Jadi Pandu Ibuku
Indonesia Kebangsaanku Bangsa Dan Tanah Airku Lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan 3
Marilah Kita Berseru Indonesia Bersatu stanza, selama pergerakan sampai mempertahankan
Hiduplah Tanahku Hiduplah Negeriku kemerdekaan. ketika Jepang menduduki Indonesia,
Bangsaku Rakyatku Semuanya sempat melarang dinyanyikanya lagi Indonesia
Bangunlah Jiwanya Bangunlah Badannya Raya. Kerinduan Bangsa Indonesia utk menyanyikan
Untuk Indonesia Raya Indonesia Raya dapat terekspresikan ketika Jepang
Indonesia Raya Merdeka Merdeka akhirnya mencabut larangan tersebut, sebuah upacara
Tanahku Negeriku yang Kucinta peringatan pencabutan larangan tersebut dilakukan
Indonesia Raya Merdeka Merdeka di Makasar tahun 1944. Jepang membuat dokumen
Hiduplah Indonesia Raya upacara pencabutan larangan untuk menggalang
dukungan dari Rakyat Indonesia, atas kekalahan demi
Stanza 2 (tercakup PP 44/1958) kekalahan yang dialami Jepang dalam perang Asia
Indonesia Tanah Yang Mulia Tanah Kita Yang Kaya Timur Raya.
Disanalah Aku Berdiri Untuk Slama-lamanya Suatu hikmah juga di sisi lain, film dokumenter
Indonesia Tanah Pusaka Pusaka kita Semuanya pencabutan menyanyikan Lagu Indonesia Raya tersebut,
Marilah kita Mendo'a Indonesia Bahagia justru semakin mempersatukan bangsa Indonesia dan
Suburlah Tanahnya Suburlah Jiwanya mengobarkan semangat untuk merdeka!!
Bangsanya Rakyatnya Semuanya

48 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Sekilas Info
PESAN MORAL

P ada detik-detik kematiannya, seorang pria, Tom


Smith, memanggil anak-anaknya dan ia menasehati
mereka untuk mengikuti jejak hidupnya sehingga
dan biaya-biaya lainnya.
Setelah beberapa tahun bekerja di perusahaan,
Pimpinan perusahaan datang dari Amerika
mereka dapat memiliki ketenangan jiwa dalam semua mengumum­kan niatnya untuk mengundurkan diri dan
hal yang mereka lakukan. mencari penggantinya. Orang dengan kepribadian dan
Putrinya, Sara, mengatakan, "Ayah, saya kecewa integritas yang tinggi adalah yang dicari. Lagi-lagi para
Anda meninggalkan kami tanpa uang sepeser pun di konsultan perusahaan menominasikan Sara Smith.
bank. Dalam sebuah wawancara, Sara Smith ditanya
Para ayah lain yang Ayah katakan sebagai koruptor rahasia kesuksesannya.
& pencuri dana publik bisa mewariskan rumah dan Dengan air mata berlinang, dia menjawab, "Ayah
properti untuk anak-anak mereka; kita bahkan tinggal telah membuka jalan bagiku. HANYA setelah ia
dlm apartemen sewaan. meninggal, aku baru sadar bahwa dia secara finansial
Maaf, saya tidak bisa mengikuti jejak hidup Anda. miskin tapi ia luar biasa kaya akan integritas, disiplin
Pergilah Ayah, biarkan kami mencari jalan hidup dan kejujuran".
sendiri... Dia ditanya lagi, "Mengapa Anda menangis? Kan
Beberapa saat kemudian, ayah mereka menutup Anda sekarang bukan lagi sebagai seorang anak yang
mata untuk selama lamanya. merindukan ayahnya yang sudah pergi dalam waktu
Tiga tahun kemudian, Sara pergi untuk wawancara yang lama?
pekerjaan di sebuah perusahaan multinasional. Dia menjawab, "Pada saat kematiannya, aku
Saat wawancara Ketua panitia bertanya, "Saudara menghina ayah karena menjadi orang yang jujur dan ber​​
ini punya nama Smith yang mana?" integritas tinggi. Aku berharap dia akan memaafkanku
Sara menjawab: "Saya Sara Smith. Ayah saya adalah dalam kuburnya sekarang. Aku sebenarnya tidak akan
Tom Smith yang sudah meninggal". bisa sesukses ini. Ayah yang telah melakukannya untuk
Ketua Panitia memotong, "Ya Tuhan, Anda ini ku. Dan aku tinggal berjalan meraih suksesku".
putrinya Tom Smith?" Akhirnya dia ditanya, "Apakah Anda akan mengikuti
Dia berbalik bicara kepada anggota-anggota lain jejak kaki ayahmu seperti yang ia dan hal lain minta?"
dan berkata, "Pak Smith ini adalah salah satu yang Dan Sara menjawab dengan sederhana, "Aku
menandatangani formulir keanggotaan saya di Institut sekarang mengagumi Ayah, Aku memiliki foto besar
Administrator dan rekomendasinya tersebut membuat yang tergantung di ruang tamu dan di pintu masuk
saya diterima bekerja di posisi saya sekarang ini. Dia rumahku. Dia layak memperoleh apa pun yang saya
melakukan semua ini dengan gratis. Saya bahkan tidak miliki... setelah TUHAN".
tahu alamatnya, dan dia tidak pernah tahu saya. Dia Apakah Anda seperti Tom Smith?
hanya melakukannya untuk keprofesionalan saya ". Ia membayar mahal untuk membangun sebuah
Dia lalu berbalik ke Sara, "Saya tidak punya nama baik, buahnya tidak datang dengan cepat tetapi
pertanyaan untuk Anda lagi, Anda sudah mendapat akan datang walaupun mungkin diperlukan waktu yang
pekerjaan ini. Silahkan datang besok, semua surat lama. Tapi buah itu akan berlangsung lebih lama lagi.
penugasan Anda akan sy siapkan untuk Anda". Moral cerita: Integritas, disiplin, kontrol diri dan
Setelah bertahun-tahun bekerja, Sara Smith takut akan Tuhan membuat manusia jadi kaya, bukan
menjadi Corporate Affairs Manager perusahaan rekening bank yang gemuk.
dengan dua mobil dan drivernya. Apartment dua lantai Tinggalkan warisan yang baik untuk anak-anak
disediakan kantornya, dan gaji besar di luar tunjangan Anda.

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry | 49


Sekilas Info
RIMBAWAN BERPRESTASI DALAM KESEHATAN
(USIA MENCAPAI 80 TAHUN ATAU LEBIH)

1. Prof. Dr. Ir. Moh. Surjono Surjokusumo, d. Pendidikan: SKMA Bogor 1955, KPL I dan KPL II
MSF (81 tahun, 5 bulan) Pusdiklat Perhutani Cepu
a. Lahir: di Cirebon tanggal 7 April 1936 e. Jabatan terakhir: Administratur/KKPH Perum
b. Agama: Islam Perhutani Pekalongan Timur di Pekalongan
c. Keluarga: 1 isteri, anak, cucu (Jateng)
d. Pendidikan: f. Kondisi: cukup sehat, tidak pikun.
- Sarjana Tehnik Sipil ITB 1962 g. Aktivitas: Olah raga ringan, jalan kaki, banyak
- Master Science of Forestry, Purdue University, beribadah di masjid.
USA 1966 h. Tempat tinggal: Jl. Garuda 80 Rt 08/Rw 034
- Doctor of Phylosophy(PhD), Purdue University Dk. Ngebelgede Ds. Sardonoharjo, Kec Ngaglik,
1976 Sleman-Yogyakarta, tetapi sering di rumah anak­
e. Jabatan terakhir: Guru Besar Fakultas Kehutanan nya Jl. Klentengsari Selatan No 1 Rt. 06/Rw 02
IPB dan Pimpro Peningkatan/Pengembangan Pedalangan, Banyumanik. Semarang Tilp 024-
Perguruan Tinggi IPB 7472845.
f. Kondisi: sehat wal afiat
g. Tempat tinggal: Jl. Melati No. 6 Kampus IPB 4. Ir. Hendro Prastowo (81 tahun)
Dramaga, Bogor. a. Lahir: Semarang, tanggal 7 Agustus 1936
b. Agama: Islam
2. Ir. YL. Rombe (80 tahun, 9 bulan) c. Keluarga: 1 isteri, 6 anak, 8 cucu
a. Lahir: Rantepao (Sulawesi Tengah) 3 Nopember d. Pendidikan: Fakultas Pertanian Jurusan Kehutanan
1936 UI Bogor 1963
b. Agama: Katholik e. Jabatan terakhir: Direktur Produksi PT. Inhutani I
c. Keluarga: 1 isteri, 2 anak, 2 cucu dan Direktur Eksekutif APHI
d. Pendidikan: Fakultas Pertanian Jurusan Kehutanan f. Kondisi: sehat wal afiat
UI (IPB) 1963 g. Aktivitas: lebih banyak menekuni keagamaan
e. Jabatan terakhir: Kepala Pusdiklat SDM Kehutanan (pengajian dan penerbitan majalah keislaman)
Departemen Kehutanan h. Tempat tinggal: Jl. Asem II No 5 B Cipete Selatan
f. Kondisi: Sehat Walafiat Jakarta Selatan Tilp 021-7696010
g. Tempat tinggal: Jl. Katelia Blok X No. B / 10 Kavling
DKI Meruya Utara – TANGSEL (021) 5841085 5. Dr. Ir. Paribotro Sutigno, MS (80 tahun 7
h. Aktivitas: Membantu Usaha Anak di Pusat Pelatihan bulan)
Ukir “Rumah Jepara” di Jepara dan “Coffee shop” a. Lahir: Garut, 2 Januari 1937
di SMA Colllege de Brito Yogyakarta dan di Jl. b. Agama: Islam
Kalibata Jakarta c. Keluarga: 1 isteri, anak, cucu
d. Pendidikan: SKMA Bogor 1955, Fahutan IPB 1976,
3. M. Kisworo Gondosoebroto (84 tahun, 3 MS dan Doktor dari Pasca Sarjana IPB
bulan) e. Jabatan terakhir: Ahli Peneliti Utama Hasil Hutan
a. Lahir: di Purwokerto (Jawa Tengah) tanggal 11 Mei Badan Litbang Kehutanan
1933 f. Kondisi: cukup sehat
b. Agama: Islam g. Tempat Tinggal: Jl. Pasir Kuda 171 Bogor
c. Keluarga: 1 isteri, 6 anak, 11 cucu

50 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry


Sekilas Info
BERITA GEMBIRA

D alam salah satu rubrik Majalah Rimba Indonesia


yang kita cintai ini telah lama ada rubrik Berita
Duka dari dan untuk sesama Rimbawan. Rasanya baik
menjadi salah satu rubrik Majalah Rimba Indonesia
terbitan tahun lima pulun-enam puluhan. Semoga
rubrik ini bisa diterima dan diminati sebagai perekat
juga kalau diimbangi dengan rubrik Berita Gembira dari jiwa korsa rimbawan dalam bersimpati dan berempati
rimbawan untuk rimbawan sebagai pernyataan simpati sesamanya dan sekaligus sebagai rasa kebanggaan
dan atensi sesamanya. Berita gembira bisa beraneka Rimbawan ,sesuatu yang dirasa perlu dalam mencintai
macamnya seperti berita pernikahan, kelulusan Korps Rimbawan.
pendidikan tinggi, promosi jabatan, prestasi istimewa Untuk pertama akan menampilkan putera-
dalam karya tertentu dan pencapaian karir tinggi dari puteri Rimbawan yang berhasil mencapai karir
rimbawan sendiri atau putera-puteri Rimbawan sebagai tinggi di Pemerintahan dan BUMN, Riset, Teknologi,
salah satu indikator keberhasilan seorang rimbawan Lingkungan dan pada gilirannya nanti juga yang
dalam membina keluarga dan pendidikan putera berhasil di Perusahaan Swasta dan Wira Swasta.
puterinya. Hal-hal seperti ini secara historis pernah

PUTRA-PUTRI RIMBAWAN YANG BERHASIL/BERPRESTASI TINGGI

Nama Orang Tua dan Jabatan


No. Nama Pendidikan Jabatan tinggi yang dicapai
Terakhir
1 DR.Ir. Boen Purnama, M.Sc. S3 Sekretaris Jenderal R.Roekanda (CS,KKMA 56) Adm
Departemen Kehutanan Perhutani Pekalongan
2 Prof.DR.Ir.Moh Sambas S3 Dekan dan Guru Besar Fak. R. Roekanda (CS,KKMA 56) Adm
Sabarnurdin, M.Sc. Kehutanan UGM Perhutani Pekalongan
3 Marsekal Madya Ardiyan AAU+ Lemhns Wakil Kep.Staf AU (KSAU) Ibrahim S (SKMA 55) Adm Perhutani
Soemintaatmadja Banten Jabar
4 Jenderal Polisi DR.Tito Akpol+ Kep.Kepolisian RI Menantu Karim Oemar Dullah
Karnavian S3+Lemhs (SKMA 55) Ka Sub Din Sumsel
5 DR.Ir.Hadi Daryanto, M.Sc. S3 Sekretaris Jenderal Menantu Didi Raswadi (SKMA1953)
Kementerian Kehutanan Adm Perhutani Kediri
6 May.Jen M.Banjaransari Akmil+Lemhns Sekretaris Militer Presiden Banjaransari H.(Ak.Keh) Ka Bag Tt
RI Hutan KBK Bogor
7 DR Wimbo Santoso S3 UK Ketua Otoritas Jasa Menantu Ir. Kastam Aptasuyanda –
Keuangan PT Inhutani I, Jakarta
8 Ir. Sutino Wibowo S1 Direktur Jendral RLPS Dep. Sadimoen Mulyowiyono Asper/BKPH
Kehutanan Dradah KPH Mojokerto
9 Arie Lasso Penyanyi kondang B.B. Lasso Karo Keamanan Hutan
Perhutani Unit II Jawa Timur

Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry | 51


Sekilas Info
BERITA DUKA

Waktu
No Nama Umur Jabatan Terakhir Dimakamkan di
Meninggal
1 Ir. Chamim Mashar, MM 74 Dosen Fak. Kehutanan IPB 13 September Bogor
2016
2 Ir. Tatang Hidayat 69 9 Pebruari 2017 Jakarta
3 Ir. Sagala APS 76 Ka. BKSDH Banjarbaru 12 Pebruari 2017 Banjarbaru
4 DR. Ir. Bambang 58 Direktur Utama Perum Perhutani 16 Pebruari 2017 Makam
Sukmananto Rimbawan–
Bogor
5 Yance Ikhwartus Mandang Peneliti Anatomi Kayu– 24 Pebruari 2017 Bogor
Puslitbang Hasil Hutan
6 Ir. Pramoe Wasono 84 Inspektur pada Inspektorat 24 Maret 2017 Jakarta
Jenderal–Departemen
Kehutanan
7 Ir. Prana Indrajatiharto 57 Karo Keamanan–Kantor Direksi 14 Februari 2017 Tanah Kusir–
Perum Perhutani Jaksel
8 DR. Ir. Bambang Uripno, 61 Widyaiswara Utama Pusdiklat– Maret 2017 Bogor
M.Ed. Kementerian LHK
9 Drs. Effendy A. Sumardja, 75 Staf Ahli Menteri Kementerian Maret 2017 Tanah Kusir–
M.Sc. LHK Jaksel
10 Bartholomeus B. Lasso 79 Karo Keamanan–Perum 29 Maret 2017 Surabaya
(Ayah Penyanyi Arie Lasso) Perhutani Unit II Jawa Timur
11 Prof. Ir. Sasa Abdulrachim, 72 Ahli Peneliti Utama– 31 Maret 2017 Bogor
MS Puslitbanghutan–Balitbang–
Kemen LHK
12 Ir. Tri Siswo Rahardjo, Kepala BKSDH DKI–Jakarta 15 April 2017 Bogor
M.Si.
13 Drs. Soetardji Ronobroto 74 Kepala Divisi–Kantor Direksi 23 April 2017 Jakarta
perum Perhutani–Jakarta
14 Ir. Komar Soemarna, MS 77 Ahli Peneliti Utama– 28 Mei 2017 Bogor
Puslitbanghutan–Balitbang–
Kemen LHK
15 Ir. Slamet Jumantoro Kepala Dinas Kehutanan–DIY 10 September Yogyakarta
2017
16 Sarwiji, SH 67 Kepala Bagian Hukum–Setditjen 10 September Solo
PHKA 2017
17 Ir. Paidi 72 Kepala Bidang Pada Kantor 26 Juni 2017 Jakarta
Wilayah Kehutanan

52 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry

You might also like