Ge KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA f
ye y DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN,
@ Jalan H.R. Rasuna Said Blok XS Kavling 4-9 Jakerta 12950
Nearer esa et
Website: wim. yankes kemkes.g0.id GERM, AS
Nomor SR. 0a.06/i\ /\oaz/acrd (9 Februari 2018
Lampiran Satu berkas
Hal Pemberitahuan
Yth.
1. Para Kepala Dinas Kesehatan Provinsi;
2. Para Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota;
3. Para Direktur Utama/Direktur Rumah Sakit; dan
4. Para Kepala Puskesmas:
Di seluruh Indonesia.
Dalam rangka mendukung Kampanye Measles Rubella (MR) Fase 2, kami sampaikan
hal-hal sebagai berikut
1. Telah diterbitkan Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Nomor.
HK.02.02/11/2792/2017 tentang Dukungan Pelaksanaan Kampanye dan Introduksi
Imunisasi Measles Rubella (Surat Edaran teriampir)
2. Akan dilaksanakan Kampanye Imunisasi Measles Rubella Fase 2 di 28 provinsi di luar
Pulau Jawa pada bulan Agustus dan September 2018;
3. Peran Dinas Kesehatan provinsi
@ mengadvokasi Pemerintah Daerah Provinsi untuk mendukung pelaksanaan
kampanye imunisasi MR;
5. melakukan pembinaan kepada Dinkes kabupaten/kota secara terintegrasi lintas
program terkait pelaksanaan kampanye imunisasi MR
4. Peran Dinas Kesehatan kabupaten/kota’
@ mengadvokasi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota_untuk _mendukung
pelaksanaan kampanye imunisasi MR:
b. melakukan pembinaan kepada Puskesmas secara terintegrasi |intas program
terkait pelaksanaan kampanye imunisasi MR.
5. Peran Puskesmas:
@. pelaksanaan kegiatan rutin Puskesmas atau UKBM, maupun khusus (Pelayanan
Kesehatan Bergerak/Flying Health Care) agar dijadwalkan pada bulan Agustus
dan September 2018;
b._mengoptimalkan manajemen rantai dingin di setiap Puskesmas;
memastikan bahwa seluruh SDM Kesehatan memilki Surat Tanda Registrasi;
d. bagi Puskesmas yang sedang menyiapkan akreditasi, agar tetap melaksanakan
Kampanye Imunisasi tersebut.
6. Peran Rumah Sakit:
Penatalaksanaan pasien kasus Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
7. Pelaporan kasus diduga KIPI serta tindak lanjutnya dilakukan sesuai Permenkes
Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi
‘Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih,
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan,
2]
dr. Bambang Wibowo, Sp.0G (K)., MARS
NIP 196108201988721001
Tembusan:
1. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan
2. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian PenyakitSEKRETARIAT JENDERAL ®
Go KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
aa Jalan H.R, Rasuna Said Blok X-5 Kaviing 4-9 Jakarta 12950
WP Telepon : (021) 5201590 (Hunting)
GERMAS
Yth.
1. Para Kepala Dinas Kesehatan Provinsi;
2, Para Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota;
3. Para Direktur Utama/Direktur Rumah Sakit; dan
4, Para Kepala Puskesmas;
di seluruh Indonesia.
SURAT EDARAN
NOMOR HK.02.02/111/2792/2017
TENTANG
DUKUNGAN PELAKSANAAN KAMPANYE DAN INTRODUKSI IMUNISASI
MEASLES RUBELLA
Dalam rangka mencapai eliminasi penyakit campak dan pengendalian penyakit
rubella atau kecacatan bawaan akibat rubella (Congenital Rubella Syndrome/CRS)
tahun 2020, maka periu dilakukan strategi nasional melalui beberapa kegiatan, salah
satunya pelaksanaan kampanye dan introduks! imunisasi Measies Rubella (MR).
Melalui pemberian imunisasi MR pada anak usia 9 (sembilan) bulan sampai
dengan kurang dari 15 (lima belas) tahun dengan cakupan yang tinggi (minimal 95%)
dan merata, dinarapkan akan membentuk imunitas kelompok (herd immunity) sehingga
dapat mengurangi transmisi virus ke usia yang lebih dewasa serta melindungi kelompok
Usia tersebut ketika memasuki usia reproduksi.
Mengingat ketentuan :
1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4431);
2, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
4, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 559);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan
Anak (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 825);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan
Penyakit Menular (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1755);
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/45/2017 tentang
Pelaksanaan Kampanye dan Introduksi Imunisasi Meas/es Rubella di Indonesia.22+
Berdasarkan hal tersebut di atas, bersama ini disampaikan kepada seluruh
fasilitas pelayanan kesehatan baik rumah sakit pemerintah maupun swasta, serta
puskesmas, yang menyelenggarakan pelayanan imunisasi sebagai berikut
1,
2.
Mendukung pelaksanaan kampanye dan introduksi imunisasi MR.
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa setelah pelaksanaan kampanye
imunisasi MR akan dilanjutkan dengan pelaksanaan introduksi imunisasi MR ke
dalam program imunisasi rutin
Melaporkan kasus diduga atau akibat Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPl)
kepada dinas kesehatan setempat untuk melaksanakan investigasi dan segera
melaporkan hasil investigasi secara berjenjang kepada kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota dan kepala dinas kesehatan provinsi.
Pembiayaan klaim pelayanan kasus diduga atau akibat KIPI dalam kegiatan
kampanye dan introduksi imunisasi MR di rumah sakit, dibebankan pada APBD
atau DIPA Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan, Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan, Kementerian Kesehatan. Pembiayaan tersebut dilakukan setelah
diverifikasi oleh dokter spesialis anak, Komite Nasional Pengkajian dan
Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas PP KIPI), atau Komite
Daerah Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasa Imunisasi (Komda
PP KIPI)..
Demikian Surat Edaran ini disampaikan untuk dapat dilaksanakan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 13 September 2017
SEKRETARIS JENDERAL
KEMENTERIAN KESEHATAN,
ttd
UNTUNG SUSENO SUTARJO
Tembusan
4
2.
3,
Menteri Kesehatan;
Sekretaris Jenderal kementerian Kesehatan; dan
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.