Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

Laporan Kasus Geriatri

DIZZINESS DAN GANGGUAN


KESEIMBANGAN PADA LANJUT USIA

Disusun oleh :

Erin Octivera
NPM : 1102012077
Bidang Kepeminatan : Geriatri
Tutor : dr. Siti Resmi Kartini, MS.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


JAKARTA
NOVEMBER 2015

0
Dizziness dan Gangguan Keseimbangan pada Lansia
Abstract
Background: Balance disorder is a condition where feel spinning, moving, or float even if someone
just lying down or standing. Balance disorders is common in the elderly due to various changes in
organ function, disease and environmental factors. While dizziness occurs because it relates to a
person's age and disorders of the nerves, systemic, and psychiatric. One of the health problems of
the elderly that is rarely considered is the balance disorders and dizziness , but it is can actually be
serious for the elderly , and by applying a few simple steps and directed the majority of cases of
balance disorders and dizziness can be easily identified and carried out to prevent a serious
complication.
Case Presentation: By interviewing samples taken in Panti Tresna Wredha Budi Mulia 3 consists
of a single elderly women were found working diagnosis of balance disorder, characterized by
complaints often felt dizzy and had difficulty to walking. Of the medical record we found that the
patients suffering from balance disorders and dizziness and had been fall down so she could not
walk.
Discussion: In order to further increase the awareness of the various parties about the importance of
knowing the case of balance disorders and dizziness in Panti Tresna Wredha to know a variety of
risk faktors and causes of the disorder to be addressed and avoided.
Conclusions and Recommendations: Necessary support and more attention to the problem of
balance disorders and dizziness from various parties, especially doctors and managers.
Key Words : Instability; elderly; dizziness; panti tresna wredha;

Latar Belakang
Kejadian gangguan keseimbangan yang menimbulkan jatuh pada lansia
dilaporkan sekitar 30% orang berusia 65 tahun keatas setiap tahunnya, dan 40%
sampai 50% dari mereka yang berusia 80 tahun keatas. Sepertiga dari mereka yang
berumur 65 tahun keatas dan tinggal di rumah komunitas mengalami 1 kali jatuh
setiap tahun. Dan sekitar 1 dari 40 orang yang jatuh tersebut memerlukan perawatan
dari rumah sakit. Di panti wredha sekitar 50% penghuninya mengalami 1 kali jatuh
setiap tahunnya, 50% mengalami jatuh berulang dan 10-25% mengalami
komplikasi serius. Rasa takut jatuh merupakan faktor resiko terjadinya hendaya
fungsional. Rasa takut jatuh juga seringkali memicu atau juga dikaitkan dengan
depresi dan isolasi social. Penelitian Handayani (2003) di Divisi Geriatri RSUPN
Cipto Mangunkusumo mendapatkan angka kejadian instabilitas sebesar 23,3%.
(Setiati S, 2009 )
Dizziness merupakan keluhan yang sering dijumpai pada lansia yang
prevalensinya berkisar 30% pada individu yang berusia diatas 65 tahun. Sebanyak
2% konsultasi layanan primer menyangkut keluhan dizziness dan dizziness
merupakan penyebab no 13 pasien berobat ke spesialis penyakit dalam. ( Colledge
et al,1994 )

1
Salah satu masalah kesehatan pada lansia yang jarang diperhatikan ialah
gangguan keseimbangan dan dizziness, hal ini terjadi karena gangguan kesehatan
ini tidak terlihat jelas gejalanya. Namun gangguan ini sebenarnya dapat menjadi hal
yang serius bagi lansia. Dalam praktik klinis sehari-hari pun dokter jarang
mendiagnosa pasien, khususnya lansia dengan gangguan keseimbangan.
Gangguan keseimbangan adalah suatu kondisi di mana berasa berputar,
bergerak, atau mengambang bahkan jika seseorang hanya berbaring atau berdiri.
Gangguan keseimbangan merupakan hal yang sering terjadi pada lansia karena
berbagai perubahan fungsi organ, penyakit dan faktor lingkungan. Proses menua
mengakibatkan perubahan kontrol postural yang mungkin memegang peranan
penting pada sebagian besar kejadian jatuh. Sedangkan dizziness terjadi karena
berkaitan dengan usia seseorang dan gangguan pada saraf, sistemik, dan psikiatrik.
( Setiati S, 2009 )
Penulisan laporan kasus ini bertujuan untuk membahas kejadian gangguan
keseimbangan dan dizziness dengan mengambil suatu kasus gangguan
keseimbangan pada lansia yang tinggal di Panti Tresna Wredha Budi Mulia 3,
dengan fokus pembahasan pada penyebab-penyebab yang menimbulkan gangguan
keseimbangan dan dizziness pada lansia secara sederhana namun terarah dan
meyakinkan. Diharapkan dengan adanya laporan ini dapat memberikan masukan
untuk pelayanan kesehatan dan kesejahteraan lanjut, serta sebagai dasar untuk
penelitian lebih lanjut.

Persentasi Kasus
Ny. H berusia 85 tahun, penghuni ruang Mawar, sudah berada di Panti
Sosial Tresna Wredha Budi Mulia 3 sejak tahun 2010, sudah pernah menikah,
beragama Islam, suku bangsa Jawa, latar belakang pendidikan tidak bersekolah.
Setelah dilakukan wawancara ditemukan bahwa Ny. H sering mengeluh pusing,
gangguan penglihatan dan sulit menyeimbangkan badan. Hal ini menyebabkan Ny.
H pernah jatuh dan menjadi tidak dapat berjalan dan kaki beliau juga terasa baal.
Keadaan ini sudah dirasakan Ny. H sejak 1 tahun yang lalu. Dari catatan berobat
yang pernah dilakukan didapatkan diagnosis dari dokter Ny. H mengalami gejala

2
Dizziness, gangguan keseimbangan dan Fraktur Femur akibat terjatuh. Dan hasil
laboraturium untuk tekanan darah 140/80 mmHg.

Diskusi
Pasien sering mengalami gangguan pusing/ dizziness dan sulit untuk
berjalan normal sehingga mengalami kesulitan menyeimbangkan badan dan
menyebabkan ketidaknyamanan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Keadaan
ini juga yang menyebabkan pasien akhirnya pernah mengalami jatuh dan akhirnya
tidak dapat berjalan.
Keadaan dizziness pada lansia yaitu sensasi kepala yang terasa ringan,
berputar, pusing dan juga tidak terarah. Dizziness memiliki beberapa penyebab
seperti gangguan pada vestibule perifer ( Benign Paroxysmal Positional Vertigo,
Labirintitis, Penyakit Meniere), vestibule sentral ( Presinkop, Disekuilibrium,
Vague Light Headedness), psikiatris, kondisi lain, tidak dapat diketahui
penyebabnya, defisit sensori multiple dan penyakit sistemik. Dizziness pada lansia
termasuk sindrom geriatric karena menggambarkan disfungsi pada satu atau lebih
sistem tubuh dan mempunyai berbagai macam faktor resiko lainnya seperti :
ansietas, depresi, menggunakan lima atau lebih obat, infark miokard terdahulu,
hipotensi postural ( penurunan atau peningkatan tekanan sistole > 20 mmHg) dan
gangguan pendengaran. (Carson et al, 2004)
Faktor penyebab yang paling sering berpengaruh terhadap dizziness pada
lansia yaitu gangguan sistem saraf pusat ( vestibule sentral ) dan defisit sensorik
multiple. Gangguam sistem saraf pusat biasanya terjadi pada bagian vestibular
dimana ketika terjadi proses penuaan atau degenerative pada utrikulus dan sakulus
menimbulkan penurunan reaksi terhadap gravitasi dan percepatan linear. Pada
gangguan vestibular sentral terdapat gangguan presinkop yaitu terjadinya sensasi
seperti akan pingsan, kemudian juga deskuilibrium yaitu keadaan tubuh yang tidak
kukuh atau unsteadiness serta vague light headedness dimana pasien merasa selalu
dalam keadaan berkabut.

3
Untuk gangguan keseimbangan disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor
penyebab tersebut terdiri dari faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik terdiri
atas faktor lokal dan faktor sistemik. Faktor instrinsik lokal antara lain adanya
osteoarthritis genu, cervical ataupun vertebre lumbal, gangguan pendengaran,
gangguan penglihatan, gangguan pada alat keseimbangan seperti vertigo/ dizziness
yang dapat ditimbulkan oleh gangguan saraf pusat dan aliran darah ke otak akibat
hiperkoagulasi, hiperagregasi. Kelemahan otot kuadricep femoris turut berperan
untuk terjadinya jatuh karena ketidakmampuan mengangkat tubuh saat bangun dari
duduk. Perubahan komponen dari kapabilitas biomekanik meliputi latensi
mioelektrik, waktu untuk bereaksi, proprioseptif, lingkup gerak sendi dan kekuatan
otot. Selain itu terdapat pula perubahan postural, mobilitas fungsional dan sistem
sensorik, dimana pada lansia defisit sensorik juga sering terjadi terutama pada
rangsang sensorik di daerah plantar. (Laksmi P.W, 2009)

4
Maki et al. menyatakan bahwa salah satu yang lebih mempengaruhi efek
gangguan keseimbangan pada penuaan adalah hilangnya sensasi kulit, yang
nampaknya berhubungan dengan gangguan kontrol postural dan peningkatan risiko
jatuh. Sensasi kulit Plantar tampaknya memainkan peran penting dalam aspek-
aspek tertentu dari kontrol postural. Kita bisa berspekulasi bahwa gangguan sensasi
kulit plantar pada orang tua akan menunda langkah kompensasi atau memahami
waktu reaksi ketika jatuh dimulai. (Melzer et al, 2004)
Faktor intrinsik sistemik dapat berupa berbagai penyakit yang memicu
seperti PPOK, pneumonia, infark miokard, hipoglikemik dll. Untuk faktor
ekstrinsik merupakan keadaan lingkungan yang memudahkan lansia mengalami
jatuh akibat gangguan keseimbangan. Berbagai faktor tersebut antara lain lampu
ruangan yang kurang terang, furniture yang terlalu rendah atau tinggi, tangga yang
tidak aman, tidak ada alat bantu berpegangan, dan lantai yang licin. Obat juga dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan seperti penggunaan obat diuretika dan
sedative sehingga menimbulkan kurang waspadanya seseorang saat berjalan.

Oleh karena itu untuk lebih memperhatikan masalah kesehatan ini ada
baiknya jika dokter dapat mengetahui dengan tepat keadaan lansia yang mengalami
gangguan keseimbangan dan dizziness agar pihak panti yang mengurus para lansia
dengan gangguan keseimbangan dan dizziness dapat memberikan perhatian yang
lebih terhadap keamanan lingkungan dan kesehatan lansia untuk mencegah
terjadinya keadaan yang lebih parah. Bagi lansia yang menderita gangguan

5
penglihatan, dizziness dan juga gangguan keseimbangan kronik sebaiknya diberi
alat bantu yang yang dapat memudahkan dan meningkatkan keamanan dalam
beraktivitas bagi lansia.

Aspek Agama Islam


Orang yang sehat insya Allah dapat melakukan banyak aktivitas, Sehat
dalam hal ini adalah sehat dalam segala aspek baik fisik, mental, sosial, maupun
aqidah. Dalam Musyawarah Nasional Ulama tahun 1983 Majelis Ulama Indonesia
(MUI) merumuskan kesehatan sebagai "ketahanan jasmaniah, ruhaniah, dan sosial
yang dimiliki manusia, sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan
mengamalkan (tuntunan-Nya), dan memelihara serta mengembangkannya. Nabi
bersabda :
“Seorang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah
daripada mukmin yang lemah” (HR. Muslim dari Abu hurairah)
Dari hadits di atas dapat dipahami bahwa islam sangat memperhatikan kesehatan
fisik, jiwa, akal, sosial dan aqidah. Yang dimana manusia diharuskan sehat oleh
Nabi Muhammad SAW untuk menjalankan ibadah kepada Allah SWT.
Dalam islam dikenal istilah “Birrul walidaini” yaitu ihsan atau berbuat
baik dan bakti kepada orang tua dengan memenuhi hak-hak kedua orang tua serta
menaati perintah keduanya selama tidak melanggar syariat. Imam An-Nawaawi
menjelaskan, “Arti birrul waalidain yaitu berbuat baik terhadap kedua orang tua,
bersikap baik kepada keduanya, melakukan berbagai hal yang dapat membuat
mereka bergembira, serta berbuat baik kepada teman-teman mereka.” Al-Imam
Adz-Dzahabi menjelaskan bahwa birrul waalidain atau bakti kepada orang tua,
hanya dapat direalisasikan dengan memenuhi tiga bentuk kewajiban:
1. Menaati segala perintah orang tua, kecuali dalam maksiat

2. Menjaga amanah harta yang dititipkan orang tua, atau diberikan oleh orang
tua.

3. Membantu atau menolong orang tua, bila mereka membutuhkan.

Jasa orang tua terutama ibu diungkapkan dalam suatu ayat Al-Qur’an,
dimana seorang ibu rela berkorban dalam mengandung anaknya, kemudian

6
menyusuinya. Semua jasa orang tua di kala anak masih kecil dan lemah perlu
diingat dan dikenang untuk selamanya.

َ ‫ان بِ َوا ِل َد ْي ِه َح َملَتْهُ أ ُ ُّمهُ َو ْهنًا‬


َ ِ‫علَى َو ْه ٍن َوف‬
‫صالُهُ فِي عَا َم ْي ِن‬ َ ‫س‬ ِ ْ ‫ص ْينَا‬
َ ‫اْلن‬ َّ ‫َو َو‬
]14‫ير [ لقمان‬ ُ ‫شك ُْر ِلي َو ِل َوا ِل َد ْيكَ ِإ َل َّي ا ْل َم ِص‬ ْ ‫أ َ ْن ا‬
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada
dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”

َ ‫ضى َربُّكَ أ َ ََّّل ت َ ْعبُدُوا إِ ََّّل إِيَّاهُ َوبِا ْل َوا ِل َد ْي ِن إِ ْح‬


‫سانًا إِ َّما يَ ْبلُغَ َّن ِع ْندَكَ ا ْل ِكبَ َر‬ َ َ‫َوق‬
‫ف َو ََّل ت َ ْن َه ْر ُه َما َوقُ ْل لَ ُه َما َق ْو ًَّل‬ ٍ ُ ‫أ َ َح ُد ُه َما أ َ ْو ِك ََل ُه َما فَ ََل تَقُ ْل لَ ُه َما أ‬
‫ار َح ْم ُه َما َك َما‬ ْ ‫ب‬ ِ ‫الر ْح َم ِة َوقُ ْل َّر‬ َّ ‫ح الذُّ ِل ِم ْن‬ َ ‫ض لَ ُه َما َجنَا‬ ْ ‫اخ ِف‬ ْ ‫ َو‬. ‫ك َِري ًما‬
24 -23‫اْلسراء‬. ‫يرا‬
ً ‫ص ِغ‬
َ ‫َربَّيَانِي‬
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia.” (Al Isra(17):23)
Marilah kita merawat orang tua kita sebaik-baiknya, dan senantiasa
mendahulukan kepentingan mereka. Merupakan suatu kesalahan bila terlalu
memanjakan anak dan pasangan tetapi mengacuhkan kepentingan orang tua yang
seharusnya dijunjung tinggi dalam suatu keluarga. Orang tua memang
membutuhkan materi (uang) tetapi masih ada yang lebih penting bagi mereka yaitu
kasih sayang. Menyapa, menanyakan kabar mereka, kesehatan mereka, apa yang
mereka inginkan merupakan suatu hal sepele namun berarti besar bagi mereka.

Simpulan
Pada sampel lansia yang telah di wawancara ditemukan gangguan
keseimbangan. Gangguan keseimbangan adalah suatu kondisi di mana berasa

7
berputar, bergerak, atau mengambang bahkan jika seseorang hanya berbaring atau
berdiri. Gangguan keseimbangan disebabkan oleh beberapa faktor penyebab.
Faktor penyebab tersebut terdiri dari faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik
terdiri atas faktor lokal seperti dizziness yang terjadi karena berkaitan dengan usia
seseorang dan gangguan pada saraf, sistemik,psikiatrik dan juga faktor sistemik.
Sedangkan untuk faktor ekstrinsik merupakan keadaan lingkungan yang
memudahkan lansia mengalami jatuh akibat gangguan keseimbangan. Proses
menua mengakibatkan perubahan kontrol postural yang mungkin memegang
peranan penting pada sebagian besar kejadian jatuh.
Keadaan ini sering dialami oleh lansia namun masih sangat kurang
perhatian terhadap masalah tersebut. Perhatian yang lebih terhadap keamanan
lingkungan dan kesehatan lansia dapat mencegah terjadinya keadaan yang lebih parah.
Merawat orangtua dalam islam hukumnya wajib dan maka dengan memberikan
perhatian lebih pada orangtua kita sama saja kita telah beribadah kepada Allah
SWT.

Saran
Diperlukannya perhatian lebih terhadap masalah gangguan keseimbangan
dan dizziness pada lansia, karena keadaan ini sering ditemukan dan jika tidak
diperhatikan dengan serius keadaan gangguan keseimbangan dan dizziness ini
dapat menimbulkan ke keadaan yang serius. Dokter diharuskan mendiagnosa
pasien terutama lansia yang menderita gangguan keseimbangan dan dizziness
dengan tepat dan juga harus memberikan pengetahuan dan masukan baik kepada
pasien nya sendiri maupun ke orang-orang disekeliling pasien agar dapat
mengetahui penyebab-penyebab yang dapat menimbulkan penyakit ini. Bagi
pengelola panti diharapkan dapat memberikan perawatan yang lebih ekstra dan
memperhatikan keadaan lingkungan sekitar dari lansia agar dapat menghindarkan
kemungkinan terjadinya hal yang fatal akibat gangguan keseimbangan dan
dizziness tersebut.

8
Ucapan Terima Kasih
Puji syukur kepada Allah SWT karena tugas laporan kasus blok elektif ini
dapat selesai tepat pada waktunya. Saya ucapkan terima kasih kepada dr. Siti Resmi
Kartini, MS sebagai tutor kelompok 2 geriatri yang telah memberikan bimbingan
dan perhatiannya kepada kami sehingga dapat terselesaikannya laporan kasus ini,
juga kepada dr. Hj. RW. Susilowati sebagai koordinator pelaksana blok elektif dan
dr. H. M Syamsir MS.PA yang sudah mengantar kami (kelompok kepeminatan
geriatri) ke Panti Tresna Wredha Budi Mulia pada kunjungan, dan kepada dr. Faisal
Drissa Hasibuan Sp.PD sebagai pengampu bidang geriatri. Selain itu, tidak lupa
saya ucapkan terima kasih kepada pengurus Panti Sosial Tresna Wredha Budi Mulia
3 Ciracas yang telah memberikan kesempatan untuk berkunjung dan
mengumpulkan data dan tentu saja juga untuk Ny. H yang sudah bersedia untuk
diwawancara. Juga untuk kelompok 2 geriatri, semoga sukses dalam meraih apa
yang dicita-citakan.

9
Daftar Pustaka
1. Anonim. Bila Orang Tua Memasuki Usia Senja. https: // ummushofiyya.
wordpress. com/2010/09/16/bila-orang-tua-memasuki-usia-senja/ ( Diakses
Tanggal 10 November 2015 )
2. Anonim. Menjaga Kesehatan Ala Rasulullah SAW. http: //http:
//media.isnet.org / islam/Quraish/Wawasan/Kesehatan1.html (Diakses Tanggal
10 November 2015).
3. Colledge NR et al. 2002. Magnetic resonance brain imaging in people with
dizziness : a comparison with non dizzy people. J Neurol Neurosurg Psychiatry
; 72;587-589
4. Depkes RI. 2005. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas
Kesehatan. Jakarta.
5. Martono, H. Hadi. 2010. Buku Ajar Geriatri. Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
6. Melzer I et al. 2004. Postural stability in the elderly: a comparison between
fallers and non-fallers. Oxford Journal. Age and Ageing 2004; 33: 602–607
7. Samy H.M et al. Dizziness, Vertigo, and Imbalance : emedicine Medscape.
(Updated: Agustus 07, 2015, diakses tanggal 10 November 2015 ) dari : http://
emedicine. medscape.com/article/2149881-overview
8. Sudoyo AW. dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jilid 1.
Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. Hal. 812-
836.
9. Vorvick L.D. 2015. Dizziness. https:// www.nlm.nih.gov/ medlineplus/
ency/article /003093.htm ( Diakses Tanggal 11 November 2015 )
10. Wedro B. 2015. Dizziness Fact. http://www.medicinenet.com/dizziness
_dizzy/article. htm ( Diakses Tanggal 11 November 2015 )

10

You might also like