Asisten. Soal Tes

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 2

UJIAN ASISTEN STUPA 04

(Semester Genap 2017/2018)

Model Ujian: Take Home Exam

Batas Waktu Pengumpulan: Senin, 19 Februari 2018 jam 09.00

Dibawa saat ujian dan dikirim ke dyahhendrawati@uii.ac.id

Penguji:

Dyah Hendrawati, ST., M. Sc

SPC STUPA 4
10 Ability to collect various information and precedents related to architectural design problem
and to write a program based on the result of the analysis.
16 Ability to assess and make changes or maintain the form or functions of existing buildings
to renovate, rebuild, remodel and/or repair.
13 Ability of design a building to meet the various requirement of diverse building users
including elderly, the infirm, and handicapped/disability.
12 Ability to formulate a design concept based on the understanding of the cultural and
historical context of a site, systematically analyze and assess the acquired data and
information acquired, and implement the findings into the design resolution.
9 Understanding of the basic principles of 2D and 3D forms and design,
architectural composition and ability to apply these principles to design a building.
18 Ability to assess the various elements and components that constitute a
building necessary in all the design stages; to integrate them into a design of a building;
and to produce a design document with a critical explanation.
14 Ability to design a safe building based on the basic principles of building safety, fire
protection and security and in consideration of safety of human life, evacuation, and/or
emergency egress.
22 Understanding of the basic principles of the environment system and the assessment
method of thermal, light, sound, environment and energy management.
2 Ability to express architectural ideas appropriately by means of various
media such as sketch, model, drawing, writing, and digital drawing.

1. Jawablah dengan jelas!


a) Pada sebuah kasus tapak di daerah urban (belum padat dan sudah ada bangunan), apa
saja prioritas elemen tapak yang harus diperhatikan dalam proses desain, dan jelaskan
alasan anda!
A. Apa yang dimaksud dengan. KDB, KLB, KDH, GSP, GSB, FAR, dan
b) KDH, dan Peraturan bangunan /building codes) al pada prioritas keberapa KDH
dipertimbangkan dalam proses desain? Jelaskan alasan anda!
Apa yang disebut “curam”, apa bahayanya, dan bagaimana cara anda mengatasi ke-“curam”-an itu
di dalam desain? Gambarkan skema-skema yang mungkin

1. Pada sebuah kasus tapak di daerah urban (belum padat dan sudah ada bangunan), apa saja prioritas
elemen tapak yang harus diperhatikan dalam proses desain, dan jelaskan alasan anda!

2. Apa yang dimaksud dengan. KDB, KLB, KDH, GSP, GSB, FAR

a) KDB (Koefisien Dasar Bangunan) / BCR (Building Coverage Ratio) adalah perbandingan
antara luas lantai dasar bangunan dengan luas tanah. Adanya KDB ini bertujuan untuk
mengatur besaran luasan yang menutupi permukaan tanah, hal tsb akan mempengaruhi
infiltrasi tanah dan permukaan tanah yang tidak tertutup bangunan menjadi kering karena
terpapar sinar matahari, sehingga udara disekita bangunan tidak lembab. Rumus dalam
menentukan ; KDB = (LLD x LL) x 100%. Hasil perhitungan biasanya berupa persen atau
decimal. Sedangkan untuk menghitung luas lantai dasar adalah; LLD = KDB x LL. (LLD: Luas
Lantai Dasar; LL: Luas Lahan)

b) KLB (Koefisien Lantai Bangunan) / FAR (Floor Area Ratio) merupakan perbandingan antara
jumlah seluruh luas lantai bangunan yang dapat dibangun dengan luas lahan yang tersedia.
Bisa dikatakan bahwa KLB adalah batas aman maksimal jumlah lantai dan luas seluruh lantai
bangunan yang diperbolehkan untuk dibangun. Tujuan dari penetapan KLB ini terkait dengan
hak setiap orang/bangunan untuk menerima sinar matahari dan agar dapat mengendalikan
tata ruang kota. KLB/FAR sendiri biasanya telah ditentukan dan berbeda di masing-masing
kawasan, namun cara menghitungnya; KLB = LL/KDB. Untuk menghitung jumlah lantai
maksimal menggunakan KLB; Jumlah Lantai (JT) = (KLB x LL) / KDB. (LLD: Luas Lantai Dasar;
LL: Luas Lahan)

c) KDH (Koefisien Dasar Hijau) merupakan presentase luasan KLB dikurangi presentase
seluruhnya. Sederhananya KDH merupakan luas lahan yang tidak terbangun. Adanya KDH
bertujuan agar tetap adanya lahan terbuka pada sebuah kawasan bangunan, menjadi
penyerap air dan melancarkan sirkulasi udara. Untuk menentukan KDH; KDH=KDB-100%.
Sedangakan untuk menghitung luasan ruang terbuka menggunakan KDH; Luas Ruang
Terbuka= KDH x LL

d) GSB (Garis Sempadan Bangunan) adalah jarak antar bangunan. GSB diadakan dengan tujuan
keselamatan berkaitan dengan masalah air resapan, masalah cahaya matahari, masalah
sirkulasi udara, dan resiko ketika terjadi kebakaran.

e) GSJ (Garis Sempadan Jalan) merupakan garis imaginer yang menentukan jarak terluar
bangunan terhadap pinggir ruas jalan. Besarnya GSJ tergantung dari besar jalan yang ada di
depannya. Jalan yang lebar tentu saja mempuyai jarak GSB yang lebih besar dibandingkan
jalan yang mempunyai lebar yang lebih kecil. Biasanya jarak GSB ini rumusnya adalah
setengah lebar jalan. Namun GSJ juga biasannya diatur sesuai perancangan tata ruang
kota. Tujuan utama aturan GSJ ini adalah alasan keamanan, dan terciptanya ruang antara
jalan dan bangunan. Selain itu GSJ tersebut biasanya digunakan untuk saluran air,
pembuangan libah, instalasi, dll.

3. KDH, dan Peraturan bangunan /building codes) al pada prioritas keberapa KDH dipertimbangkan
dalam proses desain? Jelaskan alasan anda.

KDH merupakan prioritas utama dalam sebuah proses desain, setara dengan KDB karena keduanya
saling berkaitan. Karena keberadaan KDH mempengaruhi dan bermanfaat banyak hal dalam sebuah
desain, antara lain: banyaknya area resapan air, sirkulasi udara, paparan sinar matahari, area
tanaman hijau, instalasi-instalasi bangunan, berkaitan pula dengan ruang gerak dan aksesibilitas.
Sehingga KDH haruslah sangat diperhatikan dan diperhitungkan dengan baik dalam masa
perancangan

You might also like