Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 11

1

RESPON STRUKTUR AKIBAT BEBAN SEISMIK PADA GEDUNG


DENGAN MODEL PENAMPANG STRUKTUR KOLOM TAK SERAGAM
Deni Ariadi.ST.,MT

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
Email: deniariadi.uajy@gmail.com

ABSTRAK

An earthquake is a natural phenomenon of the unexpected, the strength of the earthquake will be seen after the
earthquake occurred. Vibration - the vibration caused by the earthquake effect on a structure of buildings. The
earthquake experienced on the structure greatly affect the structure itself, the structure, height of the structure and
materials used greatly affect the response of the structure. Dynamic loads commonly used in structures other than wind
load analysis is earthquake load. The earthquake will cause the ground to vibrate the vibration is recorded in the form
aselerogram. The shaking ground will cause all the objects that are above the ground vibrating including supporting
ground move together or considered the foundation with the soil. This assumption is actually not entirely true because
the ground is not a rigid material that is able to integrate with the foundation. The real incidence is found between the
foundation and the ground will not move in tandem. The foundation will still move horizontally relative to the ground
to support it. These conditions are quite complicated because the land is already memperthitungkan influence over the
analysisstructureisgenerallycalledsoil-structureinteractionanalysis.
In this study using simple 2D shapes portal structure with 4 floors. It can be seen that the difference in the form
of structural columns including square, rectangle and a circle with a cross-sectional area of the same column with
various forms. Where the difference in cross-sectional shape of the structural properties experiencing seismic load
response was different too, including simulated displacement of structures in seismic events Hachinohe 1968 and Kobe
in 1995.

Keywords: spectral response, displacement, cross-sectional shape column, portal structure, earthquake.

ABSTRAK

Gempa merupakan fenomena alam yang tak terduga, kekuatan gempa yang terjadi akan terlihat setelah gempa
itu terjadi. Getaran - getaran yang terjadi akibat gempa berpengaruh pada suatu struktur gedung bertingkat. Gempa yang
dialami pada struktur sangat berpengaruh pada struktur itu sendiri, bentuk struktur, tinggi struktur serta material yang
digunakan sangat berpengaruh pada respon strukturnya. Beban dinamik yang umum dipakai pada analisis struktur selain
beban angin adalah beban gempa. Gempa bumi akan mengakibatkan permukaan tanah menjadi bergetar yang
getarannya direkam dalam bentuk aselerogram. Tanah yang bergetar akan menyebabkan semua benda yang berada
diatas tanah ikut bergetar termasuk tanah pendukungnya bergerak secara bersama-sama atau fondasi dianggap menyatu
dengan tanah. Anggapan ini sebetulnya tidak sepenuhnya benar karena tanah bukan material yang kaku yang mampu
menyatu dengan fondasi. Kejadian yang sesungguhnya adalah bahwa antara fondasi dan tanah tidak akan bergerak
secara bersamaan. Fondasi masih akan bergerak horizontal relatif terhadap tanah yang mendukungnya. Kondisi seperti
ini cukup rumit karena sudah memperthitungkan pengaruh tanah terhadap analisi struktur yang umumnya disebut soil-
structure interaction analysis.
Pada penelitian ini menggunakan bentuk struktur portal sederhana 2D dengan jumlah 4 lantai. Dapat dilihat
bahwa dengan perbedaan bentuk struktur kolom yang diantaranya persegi, persegi panjang dan lingkaran dengan luasan
penampang kolom yang sama dengan bentuk yang bervariasi. Dimana dengan perbedaan bentuk penampang tersebut
sifat struktur yang mengalami beban seismik responnya berbeda-beda pula, diantaranya perpindahan struktur yang
disimulasikan pada kejadian gempa Hachinohe 1968 dan Kobe 1995.

Kata kunci: Respon spektrum, perpindahan, bentuk penampang kolom, Struktur portal, gempa.

1
2

1. Pendahuluan bahwa rekaman dari free field dianggap sebagai


rekaman dibawah fondasi bangunan. Selanjutnya
Gerakan tanah akibat gempa bumi umumnya terdapat dua kategori utama untuk memperhitungkan
sangat acak dan hanya terjadi beberapa detik sampai efek gempa terhadap analisis struktur banguna yaitu
puluhan detik saja. Menurut Widodo (2001), Beban menggunakan spektrum respon dan analisis riwayat
dinamik merupakan beban yang berubah-ubah menurut waktu (Time History Analysis, THA). Cara analisis
waktu (time varying) sehingga beban dinamik dengan spektrum respon adalah cara pendekatan
merupakan fungsi dari waktu. Menurut Clough dan praktis, daerah-daerah yang menunjukkan besar
Penzien (1993), “Dynamic load is any load of which its kecilnya efek gempa terhadap struktur bangunan. Atas
magnitude, direction, and/or position varies with time” dasar kondisi geologi dan riwayat gempa yang terjadi
yang dapat diartikan beban dinamik merupakan beban pada tiap-tiap gempa tersebut, kemudian ditetapkan
yang mempunyai magnitude, arah atau tempat yang besar kecilnya percepatan tanah maksimum akibat
berubah dengan fungsi waktu. yang mungkin terjadi. Berdasarkan besar kecilnya
Karena sifat getarannya yang acak dan tidak percepatan tanah akibat gempa tersebut, maka negara
seperti beban statik pada umumnya maka efek gempa membuat perangkat seperti apa yang disebut
beban gempa terhadap respon struktur dapat sebelumnya yaitu Spektrum Respon. Spektrum ini pada
diperhitungkan. Gempa bumi umumnya direkan hakekatnya adalah plot antara periode getar struktur.
dipermukaan tanah bebas (free field record) sedangkan Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui
fondasi bangunan terpendam didalam tanah. Hasil perpindahan pada tiap struktur yang modelnya sama
penelitian para ahli menyimpilkan bahwa massa tetapi dengan penampang kolom yang berbeda-beda.
bangunan akan berpengaruh terhadap percepatan tanah Dampak dari getaran yang terjadi dari beban gempa
dibawah bangunan yang bersangkutan umumnya akan menunjukkan respon struktur dan perpindahan
tergolong kecil. Penyederhanaan yang dipakai adalah dari masing-masing struktur yang disimulasikan.

2. Analisis Struktur Dengan Menggunakan struktur (Arfiadi, 2013). Secara umum analisis struktur
Metode Matriks Kekakuan pada rangka batang bidang (plane truss) adalah sebagai
berikut:
Dalam analisis struktur dikenal dua metode 1. Membentuk matriks kekakuan batang dalam
yaitu metode klasik dan metode matriks. Metode klasik koordinat local dan matriks transformasi,
seperti metode slope deflection, metode Cross 2. Membentuk matriks kekakuan batang dalam
diperuntukkan struktur tertentu dan ditujukan untuk koordinat global,
penyelesaian secara manual dengan kalkulator. Metode 3. Merakit matriks kekakuan batang dalam
matriks merupakan metode yang lebih terstruktur dan koordinat global menjadi matriks kekakuan
modular, sehingga dapat digunakan untuk penyelesaian struktur sesuai dengan vektor tujuan,
yang lebih umum dan mudah deprogram dengan 4. Membuat matriks vektor beban,
menggunakan komputer. Setelah perkembangan 5. Menghitung pepindahan global,
komputer pribadi akhir-akhir ini, analisis struktur 6. Menghitung deformasi dan gaya-gaya batang.
dengan metode matriks kekakuan sangat berkembang, Berikut adalah hubungan antara variabel-variabel
yang diikuti tersedianya perangkat lunak analisis dalam analisis struktur (Arfiadi, 2013).

``

Gambar 1. Hubungan antara variabel dalam analisis struktur

2
3

3. Pengaruh Beban Gempa Terhadap Struktur horisontal akan timbul di node-node pada massa
struktur. Dari kedua gaya ini, gaya dalam arah vertikal
Peristiwa gempa merupakan salah satu aspek hanya sedikit mengubah gaya gravitasi yang bekerja
yang sangat menentukan dalam merencanakan pada struktur, sedangkan struktur biasanya dirancang
struktur.Struktur yang direncanakan harus mempunyai terhadap gaya vertikal dengan faktor keamanan yang
ketahanan terhadap gempa dengan tingkat keamanan mencukupi.
yang dapat diterima. Aspek penting dari pengaruh Sebaliknya gaya gempa horisontal bekerja pada
gerakan tanah akibat gempa bumi adalah tegangan dan node-node lemah pada struktur yang kekuatannya tidak
deformasi atau banyaknya kerusakan yang akan terjadi. mencukupi dan akan menyebabkan keruntuhan
Hal tersebut bergantung kepada kekuatan gempa bumi. (failure). Dikarenakan keadaan tersebut, prinsip utama
Kekuatan dari gerakan tanah yang ditinjau pada dalam perancangan tahan gempa (earthquake resistant
beberapa tempat disebut intensitas gempa.Tiga design) adalah meningkatkan kekuatan struktur
komponen dari gerakan tanah yang dicatat oleh alat terhadap gaya horisontal yang umumnya tidak
pencatat gempa accelerograph untuk respon struktur mencukupi. Gerakan permukaan bumi menimbulkan
adalah amplitudo, frekuensi dan durasi. gaya inersia pada struktur bangunan karena adanya
Selama terjadinya gempa, terdapat satu atau kecenderungan massa bangunan (struktur) untuk
lebih puncak gerakan.Puncak ini menunjukkan efek mempertahankan dirinya. Besar gaya inersia mendatar
maksimum dari gempa.Pengaruh kritis dari gempa F tergantung dari massa bangunan M, percepatan
terhadap struktur adalah gerakan tanah pada lokasi (acceleration) permukaan A dan sifat struktur. Apabila
struktur. Selama terjadinya gempa, struktur akan bangunan dan pondasinya kaku (stiff), maka menurut
mengalami gerakan vertikal dan gerakan horisontal. rumus Newton; F= M.A.
Gaya gempa, baik dalam arah vertikal maupun

Gambar 2. Gaya Inersia

Dalam kenyataannya hal tersebut tidaklah bergetar dengan berbagai bentuk karena gaya gempa
demikian, semua struktur tidaklah benar-benar sebagai yang dapat menyebabkan lantai pada berbagai tingkat
massa yang kaku melainkan fleksibel. Suatu bangunan mempunyai percepatan dalam arah yang berbeda-beda.
bertingkat banyak (multi storey building) dapat

4. Persamaan gerak dinamis sistim ber-derajat (continuous), jadi merupakan sistem berderajat
kebebasan banyak (MDOF) kebebasan banyak (multi degree of freedom MDOF).
Dalam pemodelan struktur penahan geser, ada tiga
Umumnya struktur tak selalu dapat digolongkan properti struktur yang sangat spesifik terkandung
sebagai model berderajat kebebasan tunggal (single dalam persamaan diferensial untuk masalah dinamik.
degree of freedom,SDOF). Kenyataanya suatu struktur Ketiga properti ini umumnya disebut karakteristik
bertingkat banyak adalah sistem berkesi-nambungan dinamik struktur yaitu massa, kekakuan dan redaman.
w
Massa = m (1)
g
12.EI
Kekakuan k (2)
h3
Redaman c=2ξmω (3)

Untuk menyatakan persamaan diferensial pendekatan seperti pada struktur derajat kebebasan
gerakan pada struktur dengan derajat kebebasan tunggal (SDOF) bangunan penahan geser (shear
banyak (MDOF) maka dipakai anggapan dan building).

3
4

Agar persamaan diferensial dapat diperoleh, maka equili-brium) pada suatu massa yang ditinjau.
tetap dipakai prinsip keseimbangan dinamik (dynamic

m1ÿ1 + c1ẏ1 + k1y1 - c2(ẏ2 - ẏ1) - k2(y2 - y1) = F1 (t)


m2ÿ2 + c2(ẏ2 + ẏ2) + k2(y2 - y2) - c3(ẏ3 - ẏ2) - k3(y3 - y2) = F2 (t) (4)
m3ÿ3 + c3(ẏ3 + ẏ2) + k3(y3 - y2) - c4(ẏ4 - ẏ3) - k4(y4 - y3) = F3 (t)
m4ÿ4 + c4(ẏ4 + ẏ3) + k4(y4 - y4) = F4 (t)

m1ÿ1 + (c1 + c2)ẏ1 - c1ẏ1 + (k1 - k2)y1 - k2y2= F1 (t)


m2ÿ2 + c2ẏ1 (c2 + c3)ẏ2 - c3ẏ3 - k2y1 + (k2 - k3)y2 - k3y3 = F2 (t) (5)
m3ÿ3 + c3ẏ1 (c3 + c4)ẏ3 - c4ẏ4 - k3y2 + (k3 - k4)y4 - k4y4 = F3 (t)
m4ÿ4 + c4ẏ3 + c4ẏ4 - k4y3 + k4y4 = F4 (t)

Persamaan-persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk matriks sebagai berikut,


m1 0 0 0  y  (c1  c2)  c2 0 0   y 
 0 m2 0    
0  y    c2 (c2  c3)  c3 0   
  y 
    
0 0 m3 0  y   0  c3 (c3  c4)  c4  y 
     
0 0 0 m4  y   0 0  c4 c4  
 y 
(6)
(k1  k2)  k2 0 0   y  F1(t)
  k2 (k2  k3)  k3 0     
  y  F2(t)
   
 0  k3 (k3  k4)  k4  y  F3(t)
   
 0 0  k4 k4   y  F4(t)

Dapat juga ditulis dalam bentuk persamaan matriks berikut,
[M]{Ẍ}+[C]{Ẋ}+[K]{X}={F(t)} (7)
Dimana [M] = matriks massa.
[C] = matriks redaman.
[K] = matriks kekakuan.
{F(t)}= vektor gaya gempa.

5. Matrik Redaman dianggap sebagai redaman viscous. Dalam hal ini


redaman dianggap sebanding dengan kecepatan.
Redaman dalam struktur merupakan hal yang Karena tidak begitu mudah untuk menentukan matriks
tidak mudah dihitung. Redaman bisa berasal dari redaman, biasanya diambil anggapan bahwa redaman
berbagai sumber, dan dapat dikelompokan sebagai sebanding dengan kekakuan, massa atau kombinasinya.
redaman bahan (material damping) dan redaman non- Secara umum untuk redaman yang sebanding dengan
bahan (nonmaterial demping). massa dan kekakuan disebut sebagai redaman
Walaupun banyak fungsi redaman struktur, umumnya Rayleigh, yaitu:
 C   ak  K   am M  (8)
Kadang-kadang redaman dianggap hanya sebanding dengan kekakuan atau massa saja menurut
 C   ak  M  (9)
Atau
 C   am M  (10)
Seperti yang telah diuraikan, apabila redaman sebanding massa dan kekakuan maka persamaan gerak untuk setiap
ragam dapat dibuat tidak saling terkait:
M * j    T j  M   j (11)
C * j    T j C   j  2M * jjj (12)
K * j    T j K   j  ω2jM*j (13)
Subsitusikan pers. (8) pada pers. (12) diperoleh:
  T j  ak  K   am M    j  2M * jjj

4
5

ak   T j  K   j  am  T j M   j  2M * jjj


Subsitusikan pers. (11) dan (13) pada persamaan yang terakhir ini sehingga diperoleh:
ak 2 jM * j  amM * j  2 M * j 2 jj
ak 2
j 
 am M * j  2 M * jjj
akj am
j   (14)
2 2j
2
Dengan mengingat j  pers. (14) dapat ditulis dalam bentuk lain sebagai:
T
ak amTj
j   (15)
Tj 4
Jadi nilai a1 dan a2 dapat diperoleh dari pers. (14) atau (15) apabila diketahui dua buah nilai rasio redaman untuk
ragam-ragam tertentu.
Ditinjau ragam ke-r dan ke-s dari pers. (14) diperoleh:
akr am
r  
2 2r
aks am
s  
2 2s
Dari dua persamaan ini, nilai a1 dan a2 dapat diperoleh sebagai berikut:
2 rr  ss 
ak 
r s  2 2 (16)

2rs  rr  ss 


am 
r s  2 2 (17)

Apabila redaman hanya sebanding dengan kekakuan, maka berlaku pers. (9) dan nilai a2 = 0, sehingga dari pers. (14)
diperoleh:
2r
ak  (18)
r
Sebaliknya, jika redaman hanya sebanding dengan massa, maka berlaku pers. (10) dan dari pers. (14) diperoleh:
am  2rr (19)
Dengan asumsi lain, dapat disimpulkan dari redaman sebanding massa, nilai radaman akan semakin
pers. (18) dan (19) bahwa untuk redaman sebanding rendah pada ragam-ragam yang lebih tinggi. Hal ini
dengan kekakuan, nilai rasio redaman semakin tinggi ditunjukkan pada gambar 3. Sedangkan untuk redaman
pada raga-ragam yang makin tinggi. Sebaliknya untuk Rayleigh diperoleh dari kombinasi keduanya.

Gambar 3. Jenis-jenis redaman pada struktur

6. Studi Kasus

Diketahui struktur portal 2D dengan memiliki


jumlah 4 lantai dengan tinggi 16 m, seperti pada

5
6

gambar 4. Dalam penelitian ini struktur diasumsikan bentuk penampang kolom yang bervariasi dengan
dengan massa dan dimensi yang sudah ditentukan, luasan penampang kolom yang sama seperti dalam
tinggi antar lantai 4m dan lebar 6m, untuk massa pada tabel 1, percobaan ini menggunakan rasio redaman
tiap lantai sebesar m1 = 20 t, m2 = 20 t, m3 = 20 t, m4 yang diantaranya 2% dan 3% dengan simulasi struktur
= 20 t dengan kekakuan yang disimulasikan dengan akibat beban gempa Kobe dan Hachinohe.

Bentuk struktur portal yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tipe kolom yang digunakan

Gambar 4. Struktur Portal 4 Lantai

Pada tabel 1 memperlihatkan bentuk kolom struktur yang digunakan dalam kasus ini, tabel 2 menampilkan nilai inersia
kekakuan kolom.

Tabel 1. Bentuk struktur

Tabel 2. Inersia

6.1. Respon Struktur Berikut ini gambar 5 - 8 hasil analisa dengan


simulasi Time History pada struktur yang mengalami

6
7

gempa Hachinohe 1968 dan Kobe 1995 ditampilkan yang ditampilkan pada tabel 3, dimana dengan nilai
pada gambar 9 - 12. Dari hasil simulasi ini, kekakuan yang berbeda maka perpindahan pada
menggunakan nilai dari rasio massa 2% dan kekakuan struktur yang terjadi bervariasi pula responnya.

Hachinohe Hachinohe
0.2 0.2
Kl 40x40 Kl 25x64

0.15 0.15

0.1 0.1

0.05 0.05
Perpindahan (m)

Perpindahan (m)
0 0

-0.05 -0.05

-0.1 -0.1

-0.15 -0.15

-0.2 -0.2
0 5 10 15 20 25 30 0 5 10 15 20 25 30
Waktu (s) Waktu (s)
Gambar 5. Time History Gempa Hachinohe Gambar 6. Time History Gempa Hachinohe

Hachinohe Hachinohe
0.2 0.2
Dia 45.13 Kl 25x64
Kl 40x40
0.15 0.15 Dia 45.13

0.1 0.1

0.05 0.05
Perpindahan (m)
Perpindahan (m)

0 0

-0.05 -0.05

-0.1 -0.1

-0.15 -0.15

-0.2 -0.2
0 5 10 15 20 25 30 0 5 10 15 20 25 30
Gambar 7. Time History
WaktuGempa
(s) Hachinohe Gambar 8. Kombinasi Time
Waktu History
(s) Gempa Hachinohe

Dari gambar 8, terlihat kombinasi respon Pada gempa Kobe 1995, memperlihatkan respon
struktur akibat gempa Hachinohe dimana dengan struktur yang terjadi dari beberapa percobaan yang di
Kobe
luasan penampang kolom Kobe
yang sama tetapi dengan 0.25tampilkan pada gambar 9,10 dan 11, dari gambar 12
0.2
bentuk penampang yang bervariasi, hasil ini
Kl 40x40 memperlihatkan kombinasi antara tiga jenisKl 25x64
bentuk
menunjukkan ragam dari tiap bentuk penampang
0.15
0.2penampang kolom yang digunakan dimana terlihat

kolom yang berbeda respon terhadap beban gempanya jelas respon untuk kolom 25x64 cenderung besar
0.15
pun
0.1 beragam. perpindahan yang terjadi dari kolom lainnya.
0.1
Perpindahan (m)

0.05
Perpindahan (m)

0.05
0
0
-0.05
-0.05

-0.1
-0.1
7
-0.15 -0.15

-0.2 -0.2
0 5 10 15 20 25 30 35 0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu (s) Waktu (s)
8

Gambar 9. Time History Gempa Kobe Gambar 10. Time History Gempa Kobe

kobe Kobe
0.2 0.25
Dia 45.13
Kl 40x40
0.15 0.2
Kl 25x64
Dia 45.13

0.15
0.1

0.1
0.05
Perpindahan (m)

Perpindahan (m)

0.05
0
0

-0.05
-0.05

-0.1
-0.1

-0.15
-0.15

-0.2
0 5 10 15 20 25 30 35 -0.2
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu (s) Waktu (s)

Gambar 11. Time History Gempa Kobe Gambar 12. Kombinasi Time History Gempa Kobe

Pada gambar 13,14 memperlihatkan grafik diameter 45.13 terlihat segaris atau bersamaan dalam
perpindahan pada struktur lantai 4 yang disimulasikan merespon beban gempa yang terjadi, sebaliknya kolom
dengan beban gempa Hachinohe dan Kobe dengan 25x64 memiliki respon perpindahan yang cukup kecil
rasio massa 2%, dimana untuk masing-masing kolom daripada bentuk kolom 40x40 dan diameter 45.13.
yang digunakan terlihat perbedaan respon yang terjadi Sedangkan untuk gempa Kobe kolom 25x64 memiliki
pada struktur, nilai dari perpindahan tersebut respon perpindahan yang cukup besar pada puncak
ditampilkan pada tabel 22. Gambar 12 menunjukan perpindahan yang terjadi pada lantai 4.
dimana garis antara kolom 40x40 dan kolom lingkar

8
9

Gambar 13. Perpindahan Respon Struktur Gempa Gambar 14. Perpindahan Respon Struktur Gempa
Kobe Kobe

Tabel 3. Perpindahan akibat gempa Hachinohe dan Kobe

Selanjutnya pada gambar 15,16 memperlihatkan 40x40 dan kolom lingkar diameter 45.13 terlihat
grafik perpindahan pada struktur lantai 4 yang hampir segaris atau bersamaan dalam merespon beban gempa
sama dengan gambar 13,14 dimana ini disimulasikan yang terjadi, sebaliknya kolom 25x64 memiliki respon
dengan beban gempa Hachinohe dan Kobe dengan perpindahan yang cukup kecil diantara bentuk kolom
rasio massa yang berbeda yaitu 3%, dimana untuk 40x40 dan diameter 45.13. Sedangkan untuk gempa
masing-masing kolom yang digunakan terlihat Kobe kolom 25x64 memiliki respon perpindahan yang
perbedaan respon yang terjadi pada struktur, nilai dari cukup besar pada puncak perpindahan yang terjadi
perpindahan tersebut ditampilkan pada tabel 22. pada lantai 4.
Gambar 12 menunjukan dimana garis antara kolom

9
10

Gambar 15. PerpindahanRespon Struktur Gempa Gambar 16. PerpindahanRespon Struktur Gempa
Kobe Kobe

7. Kesimpulan
dengan percobaan simulasi akibat beban gempa
Dari hasil analisis diatas maka dapat di ambil Hachinohe dan Kobe nilai perpindahan yang terjadi
kesimpulan sebagai berikut: bervariasi sesuai dengan nilai inersia atau bentuk
Dengan analisa pada struktur 4 lantai dengan kolom itu sendiri. Hasil perpindahan ini akan
percobaan bentuk kolom yang berbeda-beda (40x40, ditampilkan pada tabel berikut ini.
25x64, Diameter 45.13), dimana untuk tiap-tiap kolom

Tabel 4. Perpindahan

Dari hasil simulasi dengan menggukan gempa yang digunakan tidak terlalu berpengaruh pada struktur
Hachinohe dan Kobe disitu terlihat beberapa perbedaan tersebut tergantung besarnya gempa yang terjadi maka
antara kolom yang digunakan dengan kekuatan gempa respon yang terjadi bervariasi pula.
yang terjadi, dimana dengan bentuk kolom bervariasi

DAFTAR PUSTAKA Arfiadi, Y (2014)."Buku Kuliah Dinamika Struktur


Lanjut",Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

10
11

Arfiadi, Y (2000)."Optimal Passive and Active Control


Mechanisms For Seismically Exited Buildings", The MathWorks Inc. Getting Started with
Universitas Of Wollongong Thesis Colection. MATLAB.The MathWorks

Chopra A.K.(1997) "Dynamic Of Structure". Widodo.(2000)."Respons Dinamik Struktur Elastik".


International Edition. UII Press Jogjakarta. Jogjakarta.

Clough, R.W. dan Penzien, J. (1997)."Dinamika


Struktur",jilid I.Penerbit Erlangga.Jakarta.

11

You might also like