Professional Documents
Culture Documents
Rasa Ingin Tahu
Rasa Ingin Tahu
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
dkk, 2012:104). Rasa ingin tahu senantiasa akan memotivasi diri untuk
belajar. Rasa ingin tahu (Mustari, 2011:103) yaitu sikap dan tindakan
dari apa yang dipelajarinya, dilihat dan didengar. Hal ini berkaitan
Kuriositas atau rasa ingin tahu (Mustari, 2011:104) adalah emosi yang
keterpaduan dari empat bagian yakni olah hati, olah pikir, olahraga,
olah rasa dan karsa (Samani, dkk, 2012:24). Olah hati berkenaan
karakter yang bersumber dari olah pikir (Samani, dkk, 2012:25). Rasa
dalam. Hal yang menarik sangat banyak di dunia ini, tetapi seringkali
ingin tahu dapat mengatasi rasa bosan siswa untuk belajar. Jika jiwa
siswa dipenuhi dengan rasa ingin tahu akan sesuatu hal, maka mereka
menjadikan rasa ingin tahu dalam diri siswa perlu dibangun dan
ahli di atas dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu adalah suatu rasa
atau kehendak yang ada dalam diri manusia yang mendorong atau
sosial dan tanggung jawab. Rasa ingin tahu menjadi salah satu bagian
dkk, 2012:43) adalah hal positif apa saja yang dilakukan guru dan
apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-
dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang.
pengetahuannya.
INDIKATOR
NILAI
4–6
Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks
Rasa Ingin tentang materi yang terkait dengan pelajaran.
Tahu Membaca atau mendiskusikan gejala alam yang baru
terjadi.
Bertanya tentang beberapa peristiwa alam, sosial,
budaya, ekonomi, politik, teknologi yang baru
didengar.
Bertanya tentang sesuatu yang terkait dengan materi
pelajaran tetapi di luar yang dibahas di kelas.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
banyak sekali sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap
belajar.
belajarnya yang baik maka ia akan mendapatkan nilai yang baik dan
pujian, maka anak akan belajar lebih giat lagi. Nilai dan pujian tersebut
semacamnya.
tadi. Menurut Gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting yakni
b. Prinsip-Prinsip Belajar
yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan
diantaranya :
instruksional.
dengan efektif.
menurut perkembangannya.
discovery.
menangkap pengertiannya.
(Slameto, 2010:27-28).
pembelajaran.
intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan dan prestasi belajar
peserta didik.
yaitu faktor intern (dalam diri siswa) dan faktor ekstern (luar diri
1) Faktor Intern (dalam diri siswa), yakni faktor yang ada dalam diri
a) Faktor jasmaniah :
Cacat itu dapat berupa buta, tuli, patah kaki, patah tangan
dan lumpuh.
b) Faktor psikologis
dengan cepat.
belajar.
mencapai tujuan.
kecakapan.
c) Faktor kelelahan
sesuatu hilang.
a) Faktor keluarga
rumah.
c) Faktor masyarakat
a. Pengertian IPA
2009:14) bahwa kata sains berasal dari bahasa latin, yaitu scientia
sains juga berasal dari bahasa Jerman, yaitu Wissenchaft yang artinya
diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu
1) Tujuan
ciptaan-Nya.
sehari-hari.
MTS.
2) Fungsi
(MTs).
dan gas.
4) Bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya dan
bijaksana.
Dari : Ke :
lingkungannya.
gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gerak dan
gaya magnet)
4. Metode Pembelajaran
tentang metode yaitu suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
disimpulkan bahwa metode adalah cara yang dilakukan oleh guru dalam
dan dengan psikologi anak didik. Oleh karena itu, penggunaan metode
beda.
5. Metode Eksperimen
eksperimen.
diperhatikan yaitu :
1) Persiapan Eksperimen
diperhatikan yaitu :
berbahaya.
2) Pelaksanaan Eksperimen
1) Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau
ilmuan.
(Sagala,2010:221), yaitu:
peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah.
yang diperlukan.
kekeliruan-kekeliruan.
Belajar IPA Tentang Cahaya Merambat Lurus Pada Siswa Kelas V Di SDN
aktivitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Kesimpulan yang
diperoleh yaitu persentase aktifitas belajar siswa untuk aspek penilaian sesuai
langkah kerja sebesar 0% pada pra tindakan, pada siklus I pertemuan 1 sebesar
sebesar 82%, serta 83% pada siklus II pertemuan 2. Pada aspek penilaian
pada pra tindakan, 72% pada pada siklus I pertemuan 1, 73% pada siklus I
persentase yang didapat sebesar 0% pada pra tindakan, 53%pada pada siklus I
belajar IPA tentang cahaya merambat lurus pada siswa kelas V SDN
pada tahap pra tindakan sebesar 20% (4 siswa) dan siswa yang belum tuntas
sebanyak 80% (16 siswa). Nilai rata-rata evaluasi belajar siswa sebesar 41.
Nilai rata-rata prestasi belajar IPA pada siklus I pertemuan 1 sebesar 50.
Siswa yang tuntas sebesar 50% (10 siswa) sedangkan siswa yang belum tuntas
sebanyak 50% (10 siswa). Nilai rata-rata prestasi belajar IPA pada siklus I
pertemuan 2 sebesar 53. Siswa yang tuntas sebesar 60% (12 siswa) sedangkan
siswa yang belum tuntas sebanyak 40% (8 siswa). Nilai rata-rata prestasi
belajar IPA pada siklus II pertemuan 1 sebesar 58. Siswa yang tuntas sebesar
70% (14 siswa) sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 30% (6 siswa).
Nilai rata-rata prestasi belajar IPA pada siklus II pertemuan 1 sebesar 70.
C. Kerangka Berpikir
faktor antara lain siswa, guru, kurikulum, sarana prasarana, fasilitas sekolah,
tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mencari
model atau metode pembelajaran yang dapat membawa pengaruh besar pada
pada siswa dan prestasi belajar siswa dapat meningkat. Penelitian Tindakan
terdiri dari dua kali pertemuan. Tetapi tidak menutup kemungkinan dilakukan
siklus III apabila pada pelaksanaan siklus II ternyata permasalahan yang ada
Guru Siklus I :
TINDAKAN Menerapkan Guru menerapkan
Metode metode
Eksperimen eksperimen dalam
pembelajaran IPA
materi gaya
HASIL AKHIR
Siklus II :
Diduga melalui metode Guru menerapkan
eksperimen dapat meningkatkan metode
rasa ingin tahu dan prestasi eksperimen dalam
belajar IPA materi gaya di kelas pembelajaran IPA
V SD N 1 Cilongok materi gaya
yang matang dan terencana dengan baik, maka tujuan pembelajaran dapat
landasan teori dan kerangka berfikir, maka diajukan hipotesis tindakan yaitu: