1 PB

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 7

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU MAKAN PADA

REMAJA PUTRI DI SMA DWIJENDRA DENPASAR

Yundarini, N.M.C., Sawitri, N.K.A., Utami, P.A.S.


Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Abstract. Physical changes in adolescence are fast, especially in female adolescents, so that
they do diet and fall on eating behavior disorder as an effect. This study aims to determine
relation between body image and eating behavior on female adolescents in SMA Dwijendra
Denpasar. This is a descriptive correlational study with cross sectional approach. Samples
consisted of 140 female adolescents that were selected by simple random sampling technique.
Data collection was done by filling MBSRQ-AS questionnaire and EAT-26 questionnaire in
which both were modified. Study’s results show that most of the participants with negative
body image have high risk of eating behavior disorder as much as 26 people (18,5%), while
most participants with positive body image have moderate risk of eating behavior disorder as
much as 93 people (66,43%). Based on kendall-tau test’s results, it is found that p value of
0,000 (p<0,05) and z count (10,56) > z table (1,96), so that null hypothesis is rejected, which
means that there is a relation between body image and eating behavior on female adolescents
in SMA Dwijendra Denpasar. Female adolescents need to have positive body image and good
eating behavior so that their growth and development won’t be hampered.

Keywords: Body Image, Eating Behavior, Female Adolescent

PENDAHULUAN dirinya, namun juga mengenai bagaimana


Remaja adalah individu yang perasaan mereka terhadap persepsi
berkembang dari masa kanak-kanak tersebut (Kim & Lennon, 2007). Citra
menuju kedewasaan (Neufeldt & Guralnik, tubuh terbangun sebagian sebagai fungsi
1996). Masa remaja dimulai antara usia 11 budaya dalam menanggapi kecantikan
atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, ideal dalam masyarakat (Rudd & lennon,
yaitu menjelang masa dewasa muda 2001). Kurangnya hubungan antara
(Soetjiningsih, 2004). Menurut Hurlock kenyataan dan persepsi ideal mengenai
(2004), perubahan fisik dalam masa tubuh mereka dan keinginan untuk
remaja lebih pesat daripada masa kanak- membentuk tubuh agar sesuai dengan
kanak, sehingga menimbulkan respon konsep sosial mengenai makna kurus
tersendiri berupa tingkah laku yang sangat adalah beberapa alasan utama yang
memperhatikan bentuk tubuhnya. menyebabkan remaja mengalami
Penelitian di Inggris menyebutkan bahwa gangguan citra tubuh yang selanjutnya
wanita ingin menjadi lebih kurus daripada dapat berkembang menjadi gangguan
keadaan mereka saat ini (Grogan, 2008). perilaku makan.
Hal ini menyebabkan gangguan citra tubuh Perilaku makan adalah suatu istilah
pada remaja putri. untuk menggambarkan perilaku yang
Menurut Fallon (1990) dalam Kim berhubungan dengan tata krama makan,
& Lennon (2007), citra tubuh adalah frekuensi makan, pola makan, kesukaan
gambaran mental yang dimiliki pada makan, dan pemilihan makanan (Fradjia,
tubuhnya sendiri. Citra tubuh tidak hanya 2008). Gangguan perilaku makan adalah
mengenai bagaimana seseorang menilai suatu sindrom psikiatrik yang ditandai
dengan pola makan yang menyimpang pada awal penyakit dapat mencegah
terkait dengan karakteristik psikologik terjadinya kerusakan permanen (Ambrose
yang berhubungan dengan makan, bentuk & Deisler, 2011). Berbagai komplikasi
tubuh, dan berat badan (Lisal, 2008). medis dari gangguan perilaku makan
Menurut DSM-IV (Diagnostic and tersebut tentunya berkontribusi terhadap
Statistical Manual of Mental Disorders), peningkatan angka kematian pada remaja
gangguan perilaku makan ini dibagi (Lemberg, 1999).
menjadi tiga bagian, yaitu Anorexia Berdasarkan permasalahan yang
Nervosa (AN), Bulimia Nervosa (BN), telah diuraikan di atas, maka peneliti
serta Eating Disorder Not Otherwise tertarik untuk melakukan penelitian
Specified (EDNOS) (Levin & Becker, tentang hubungan antara citra tubuh
2010). Lebih dari 70 juta orang di seluruh dengan perilaku makan pada remaja putri
dunia mengalami gangguan perilaku di SMA Dwijendra Denpasar.
makan. Insiden tetap dari gangguan
perilaku makan ini adalah kelompok usia METODE PENELITIAN
remaja dalam rentang usia remaja Rancangan Penelitian
pertengahan (Becker, 2002). Penelitian ini merupakan penelitian
Data mengenai prevalensi descriptive correlational dengan
gangguan perilaku makan di Indonesia rancangan cross sectional untuk
masih belum mencukupi, penelitian yang mengetahui hubungan antara citra tubuh
dilakukan mengenai masalah ini pun masih dengan perilaku makan pada remaja putri
minim dilakukan. Menurut penelitian oleh di SMA Dwijendra Denpasar.
Hapsari (2009), terlihat bahwa dari 61
remaja perempuan pada sebuah sekolah Populasi dan Sampel
model di Jakarta, sebanyak 38 orang Populasi dalam penelitian ini
(58,5%) responden mengalami gangguan adalah seluruh siswi kelas XI di SMA
perilaku makan. Remaja dengan AN Dwijendra Denpasar, yang berjumlah 215
sebanyak 3,1%, BN sebanyak 1,5%, dan orang. Peneliti mengambil sampel
EDNOS sebanyak 50,8%. Karakteristik sebanyak 140 orang. Pengambilan sampel
siswa-siswi pada SMA dan SMK baik dilakukan dengan cara probability
negeri maupun swasta umumnya memiliki sampling dengan teknik simple random
keragaman yang serupa (Bali Post, 2013), sampling.
namun berdasarkan studi pendahuluan
yang dilakukan di SMA Dwijendra Instrumen Penelitian
Denpasar, terdapat delapan dari sepuluh Pengumpulan data dilakukan
siswi yang memberikan perhatian lebih dengan cara pengisian kuesioner MBSRQ-
pada bentuk tubuhnya dan enam AS dan kuesioner EAT-26 yang telah
diantaranya memilih membatasi asupan dimodifikasi sebelumnya.
makanan sebagai salah satu cara untuk
mempertahankan bentuk tubuhnya. Prosedur Pengumpulan dan Analisis
Gangguan perilaku makan yang Data
tidak ditangani akan menimbulkan efek Siswi yang telah memenuhi kriteria
yang dapat merusak tubuh. Perawatan inklusi dan eksklusi sebelumnya diberikan
penjelasan mengenai prosedur dan tujuan gangguan, yaitu sebanyak 41 orang
penelitian. Kemudian siswi tersebut (29,3%).
menandatangani informed consent sebagai Analisis dilakukan dengan uji
responden. Pengambilan data dilakukan kendall-tau (τ) dengan derajat kesalahan
dengan terlebih dahulu menjelaskan cara 5%, didapatkan p value < 0,05, yaitu p
pengisian kedua kuesioner dan dilanjutkan value sebesar 0,00, dan besar hubungannya
dengan pengisian kuesioner sesuai dengan sebesar 0,602 (60,2%). Untuk taraf
pilihan jawaban yang telah disediakan. kesalahan 5% didapatkan nilai z hitung
Setelah pengisian lembar kuesioner yaitu 10,56, sehingga z hitung (10,56) > z
selesai, maka peneliti mengumpulkan tabel (1,96) sehingga Ho ditolak yang
kembali kuesioner tersebut sekaligus berarti terdapat hubungan yang signifikan
memeriksa kelengkapan kuesioner. Data antara citra tubuh dengan perilaku makan
yang telah terkumpul kemudian ditabulasi pada remaja putri di SMA Dwijendra
kedalam matriks pengumpulan data yang Denpasar.
telah dibuat sebelumnya untuk kemudian
dilakukan analisis data. PEMBAHASAN
Untuk menganalisis hubungan Hasil analisis dalam penelitian ini
antara citra tubuh dengan perilaku makan diperoleh data mengenai citra tubuh
pada remaja putri di SMA Dwijendra dimana citra tubuh dibagi menjadi dua
Denpasar, maka digunakan uji statistik katagori, yaitu positif dan negatif.
Kendall Tau dengan tingkat signifikansi Sebagian besar remaja putri kelas XI yang
p<0,05 dan tingkat kepercayaan 95%. berusia 15-16 tahun di SMA Dwijendra
Denpasar memiliki citra tubuh positif,
HASIL PENELITIAN namun masih terdapat persentase siswi
Pada hasil penelitian terlihat bahwa dengan citra tubuh negatif sebanyak
dari 140 responden sebagian besar 18,6%. Hasil tabulasi silang antara citra
memiliki citra tubuh positif, yaitu tubuh dan usia responden didapatkan data
sebanyak 114 orang (81,4%), sedangkan bahwa remaja putri dengan citra tubuh
citra tubuh negatif sebanyak 26 orang negatif sebagian besar terjadi pada remaja
(18,6%). Pada variabel perilaku makan kelompok usia 16 tahun sedangkan hasil
terlihat bahwa dari 140 responden tabulasi silang antara citra tubuh dengan
sebagian besar memiliki perilaku makan indeks massa tubuh menunjukkan bahwa
dengan kecenderungan sedang untuk citra tubuh negatif paling banyak terjadi
mengalami gangguan, yaitu sebanyak 93 pada remaja putri dengan IMT normal.
orang (66,4%), dengan rincian perilaku Berdasarkan pemaparan diatas,
makan dengan kecenderungan rendah terlihat bahwa citra tubuh merupakan hal
untuk mengalami gangguan sebanyak 6 yang bersifat subyektif pada tiap-tiap
orang (4,3%), perilaku makan dengan orang dan tidak menunjukkan kondisi
kecenderungan sedang untuk mengalami sebenarnya. Hal ini ditunjukkan oleh
gangguan, yaitu sebanyak 93 orang sebagian besar responden dengan citra
(66,4%), dan perilaku makan dengan tubuh negatif berasal dari kelompok
kecenderungan tinggi untuk mengalami dengan IMT normal. Fenomena ini terjadi
karena penilaian citra tubuh tersebut
terbentuk dari berbagai macam faktor, kelompok sebayanya. Peningkatan
seperti lingkungan, budaya masyarakat, pertumbuhan dan perkembangan pada
maupun media massa. Remaja yang masa remaja lebih cepat dibandingkan
sedang berada dalam fase pertumbuhan pada masa kanak-kanak. Remaja putri
dan perkembangan yang pesat perlu perlu menjalankan perilaku makan yang
memiliki citra tubuh positif agar tidak baik karena masalah ketidakseimbangan
mengalami hambatan dalam pertumbuhan gizi dapat menghambat laju pertumbuhan
dan perkembangannya menuju dan perkembangannya.
kedewasaan. Berdasarkan hasil tabulasi silang
Analisa dalam penelitian ini antara citra tubuh dengan perilaku makan
menunjukkan bahwa dari 140 responden pada remaja putri di SMA Dwijendra
sebagian besar memiliki perilaku makan Denpasar, dapat diketahui bahwa
dengan kecenderungan sedang untuk responden dengan citra tubuh negatif
mengalami gangguan, yaitu sebanyak 93 secara keseluruhan memiliki perilaku
orang (66,4%), sedangkan remaja putri makan dengan kecenderungan tinggi untuk
yang berperilaku makan dengan mengalami gangguan, yaitu sebanyak 26
kecenderungan tinggi untuk mengalami orang (18,57%), sedangkan responden
gangguan sebagian besar terdapat pada dengan citra tubuh positif terbagi sebagian
kelompok usia 16 tahun. besar memiliki perilaku makan dengan
Terlihat bahwa sebagian besar kecenderungan sedang, yaitu sebanyak 93
remaja putri masih memiliki orang (66,43%). Hasil ini menunjukkan
kecenderungan untuk mengalami adanya hubungan antara citra tubuh
gangguan perilaku makan. Remaja putri dengan perilaku makan pada remaja putri
dengan IMT normal juga terlihat memiliki di SMA Dwijendra Denpasar. Hal ini
kecenderungan untuk mengalami dibuktikan dengan uji hubungan
gangguan perilaku makan, walaupun menggunakan uji korelasi bivarian kendall
masih dalam rentang kecenderungan tau (τ) dengan derajat kesalahan 5%,
sedang. Thompson dalam Sucita (2008) didapatkan p value < 0,05 dan besar
mengungkapkan bahwa semua perempuan hubungannya sebesar 0,602 (60,2%).
memperhatikan berat badannya dan takut Untuk taraf kesalahan 5% didapatkan nilai
mengalami kelebihan berat badan sehingga z hitung yaitu 10,56, sehingga z hitung
cenderung untuk mengalami gangguan (10,56) > z tabel (1,96), maka dapat
perilaku makan. Remaja putri merupakan disimpulkan bahwa Ha diterima yang
kelompok masyarakat yang paling berarti ada hubungan yang signifikan
berisiko, dan diestimasikan hingga 70% antara citra tubuh dengan perilaku makan
remaja putri terkena permasalahan ini pada remaja putri di SMA Dwijendra
(Gibney, Margetts, Kearney, & Arab, Denpasar.
2005). Kelompok usia remaja merupakan Pernyataan serupa juga ditemukan
kelompok yang paling berisiko untuk dalam penelitian yang dilakukan oleh
mengalami gangguan perilaku makan Rahayu (2012) yang memberikan hasil
karena kelompok usia ini cenderung lebih bahwa remaja berstatus gizi kurus, normal,
memperhatikan pertumbuhan fisiknya dan maupun obese tidak puas terhadap citra
sangat dipengaruhi oleh penilaian tubuh lebih berisiko mengalami perilaku
makan menyimpang daripada yang puas hubungan yang signifikan antara citra
dengan citra tubuh. Penelitian yang tubuh dengan perilaku makan pada remaja
dilakukan oleh Chairiah (2012) putri di SMA Dwijendra Denpasar.
memberikan hasil serupa, yaitu remaja Sebagian besar responden memiliki citra
putri dengan citra tubuh positif memiliki tubuh positif, yaitu sebanyak 114 orang
peluang sebesar 53,23 kali untuk berpola (81,4%), dengan mayoritas responden
makan baik. dalam katagori ini berusia 16 tahun
Berdasarkan pernyataan-pernyataan sebanyak 88 orang (62,90%), serta dengan
tersebut, terlihat bahwa terdapat hubungan IMT normal sebanyak 65 orang (46,4%).
yang signifikan antara citra tubuh dan Sebagian besar responden memiliki
perilaku makan pada remaja putri, perilaku makan dengan kecenderungan
khususnya pada remaja putri di SMA sedang untuk mengalami gangguan
Dwijendra Denpasar. Penilaian mengenai sebanyak 93 orang (66,4%), dengan
citra tubuh yang bersifat subyektif mayoritas pada kelompok usia 16 tahun,
berhubungan dengan perilaku makan serta yaitu sebanyak 72 orang (51,4%), serta
asupan nutrisi pada remaja putri. Hal ini berada pada katagori IMT normal
disebabkan oleh karakteristik remaja sebanyak 53 orang (37,9%). Berdasarkan
dalam usia ini yang sangat memperhatikan analisa data, terdapat hubungan yang
perubahan-perubahan fisik pada dirinya. signifikan antara citra tubuh dan perilaku
Remaja harus memiliki citra tubuh yang makan pada remaja putri di SMA
positif dan perilaku makan yang baik agar Dwijendra Denpasar dengan besar
dapat membangun hubungan positif hubungan 60,2%. Berdasarkan hasil
dengan lingkungannya serta mengalami tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan yang terdapat 39,8% variabel lain yang
baik. Kegiatan-kegiatan positif seperti berpengaruh terhadap perilaku makan pada
ekstrakurikuler yang diadakan oleh remaja putri di SMA Dwijendra Denpasar.
sekolah tentunya dapat membantu remaja Pada penelitian ini ditemukan bukti
putri mengetahui potensi dirinya dan bahwa ada hubungan antara citra tubuh
mengembangkan bakatnya sehingga tidak dengan perilaku makan pada remaja putri,
terpaku pada penampilan fisiknya saja. sehingga perawat disarankan untuk
Peran perawat komunitas dalam mengedukasi mengenai dua topik ini
pencegahan terjadinya gangguan pada secara rutin dalam program PKPR dengan
kedua aspek ini dapat dilakukan dalam bekerjasama dengan pihak sekolah.
bidang PKPR di puskesmas. Edukasi Disarankan kepada peneliti selanjutnya
mengenai pola makan seimbang dapat untuk menambah jumlah variabel
diberikan oleh perawat komunitas untuk penelitian yang memepengaruhi perilaku
mencegah terjadinya gangguan perilaku makan pada remaja putri serta dapat pula
makan yang aktual pada remaja, mempertimbangkan untuk meneliti
khususnya remaja putri. perilaku makan pada remaja putra
meskipun angka kejadian gangguan citra
KESIMPULAN DAN SARAN tubuh maupun gangguan perilaku
Berdasarkan hasil penelitian dan makannya tidak sebesar angka kejadian
pembahasan yang telah diuraikan, terdapat pada remaja putri.
dengan Kecenderungan Perilaku
DAFTAR PUSTAKA Makan Menyimpang pada
Ambrose, M. & Deisler, V. 2011. Kalangan Model di OQ Modelling
Investigating Eating Disorders School Jakarta Selatan Tahun
(Anorexia, Bulimia, And Binge 2009. Skripsi Tidak diterbitkan.
Eating): Real Facts For Real Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lives. New Jersey: Enslow Universitas Indonesia
Publishers. Hurlock, Elizabeth B. 2004. Psikologi
Bali Post. 26 Mei 2013. Aksi Corat-Coret Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Siswa Negeri dan Swasta Sama Kim, Jung-Hwan & Lennon, Sharron.
Saja, (online), 2007. Mass Media and Self-
(http://www.balipost.co.id/mediade Esteem, Body Image, and Eating
tail.php? Disorder Tendencies. Clothing &
module=detailberitaminggu&kid=2 Textiles Research Journal, 25(1):
6&id=76414, diakses tanggal 1 3-23.
Februari 2014) Lemberg, Raymond. 1999. Eating
Becker, et al. 2002. Eating Disorders. New Disorders. Fairford: ABC-CLIO.
England Journal of Medicine, Levin, Bruce Lubotsky & Becker, Marion
340(14): 1092-1098. Ann. 2010. A Public Health
Chairiah, Putri. 2012. Hubungan Perspective of Women’s Mental
Gambaran Body Image dan Pola Health. New York: Springer
Makan Remaja Putri di SMAN 38 Science+Business Media.
Jakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Lisal, Johan S. 2008. Gangguan Makan
Fakultas Ilmu Keperawatan pada Anak dan Remaja. Makassar:
Universitas Indonesia Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fradjia, Nur Purwaningrum. 2008. RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Hubungan antara Citra Raga Neufeldt, Victoria & Guralnik, David B
dengan Perilaku Makan pada (ed). 1996. Webster’s New World
Remaja Putri. Skripsi tidak College Dictionary. New York:
diterbitkan. Fakultas Psikologi Macmillan
Universitas Muhammadiyah Rahayu, Atikah. 2012. Hubungan antara
Surakarta Citra Tubuh dengan Perilaku
Gibney, M. J., Margetts, M. B., Kearney, J. Makan di SMA Wilayah Kota
M., & Arab, L. 2004. Public Banjarmasin Provinsi Kalimantan
Health Nutrition. Oxford: selatan. Thesis tidak diterbitkan.
Blackwell Publishing Universitas Gadjah Mada
Grogan, Sarah. 2008. Body Image Rudd, N. A. & Lennon, S. J. 2001. Body
Understanding Body Image and Appearance:
Dissatisfaction in Men, Women, Management Behaviors in College
and Children. New York: Woman. Clothing and Textiles
Psychology Press Research Journal, 18(3): 152-162.
Hapsari, Ismira. 2009. Hubungan Faktor
Personal dan Faktor Lingkungan
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang
Remaja dan Permasalahannya.
Jakarta: Sagung Seto.
Sucita. 2008. Persepsi tentang Tubuh Ideal
dan Pola Diet pada Siswi SMA
Panca Budi Medan. Skripsi tidak
diterbitkan. Universitas Sumatera
Utara

You might also like