Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 44

ASPEK KHUSUS FARMAKOLOGI

GERIATRIK
(Penggunaan Obat secara Rasional pada Lansia)

ratih_fk99@yahoo.co.id
1
FARMAKOLOGI GERIATRIK

2
Pendahuluan
• Konsumsi obat pd lansia > dr dws muda fungsi organ
menurun penyakit multipelbanyak obat
• Insiden ESO meningkat sesuai bertambahnya
usiapeny.multipel kepekaan thd obat meningkat
• Di AS pengobatan yang tidak rasional pada
lansiabiaya hospitalisasi $ 20 miliar/thn (FDA)
• The Cost of Pharmaceuticals Drug expenditure
1985: $3.8 billion CAD
2010: $31.1 billion CAD
GAO-HEHS-95-152, July 24, 1995

3
Epidemiologi
• Jumlah lansia adalah 12% dari populasi, tetapi
menghabiskan 1/3 dari jumlah obat
• Rata2 menggunakan13-15 resep/tahun
• AS: 66% dari lansia menggunakan obat, hanya <13%
tanpa obat
• Perempuan lebih banyak menggunakan obat drpd
laki-laki
• Diperkirakan th 2040, 25% dari populasi lansia
akan menggunakan 50% dari obat

4
Epidemiology-Austrian Study
• Seniors, on average, take 5-10 prescription medications each day
34% of the drugs prescribed every year are deemed unnecessary
• Who is Affected? 25-80% of the elderly
97% of residents of health care institutions are current medication users
76% of seniors living in private households are current medication users
• Example:
Austrian Study 93.5% of patients were taking at least one non-evidence-
based medication
• One patient was taking 20 medications per day Austrian Study
Psychoactive drugs were common
57.4% had at least one
23.1% took two
Maximum was five
Epidemiologi

6
IKATANPROTEIN IKATAN JARINGAN
PLASMA (DEPOT)

?ABSORPSI OBAT BEBAS METABOLISME?

RESEPTOR
(SENSITIVITAS)

EKSRESI
EFEK FARMAKOLOGI

HOMEOSTATIK 7
Geriatric Pharmacology
Pharmacokinetics
• What the body does to
the drug

Pharmacodynamics
• What the drug does to
the body

8
Geriatric pharmacology, M.W. Heft, A.J.
Mariotti / Dent Clin N Am 46 (2002)

9
Farmakokinetik-absorpsi
Pengaruh proses menua terhadap
absorpsi obat:
• Kecepatan absorpsi obat
• Konsentrasi puncak
• Waktu untuk mencapai
konsentrasi puncak
• Jumlah keseluruhan yang
diabsorpsi (bioavailabilitas)tidak
mengalami perubahan

10
Farmakokinetik-absorpsi

11
Farmakokinetik-absorpsi
Faktor yg mempengaruhi absorpsi:
• Jalur pemberian
• Yang dikonsumsi bersamaan dg obat:
– Divalent cations (Ca, Mg, Fe)
– Makanan, zat2 parenteral
– Obat2 yg mempengaruhi keasaman lambung, motilitas
intestinal
• Penyakit komorbid
• Motilitas intestinal
• Sirkulasi splanchnic
• pH lambung
• Pengosongan lambung
• Disfagia 12
Farmakokinetik-distribusi

Distribution : Lean body mass


Total body water

Vd of water-soluble drugs

Drug concentration

Drug effect

13
% Body fat
lipid-soluble drug storage

drug concentration

drug effect

Serum albumin
protein binding

free drug

drug effect

14
Effects of Aging on Volume of Distribution (Vd)

Aging Effect Vd Effect Examples

 body water  Vd for hydrophilic ethanol, lithium


drugs
 lean body mass  Vd for for drugs digoxin
that bind to muscle
 fat stores  Vd for lipophilic diazepam, trazodone
drugs
 plasma protein  % of unbound or diazepam, valproic acid,
(albumin) free drug (active) phenytoin, warfarin
 plasma protein  % of unbound or quinidine, propranolol,
free drug (active) erythromycin, amitriptyline
(1-acid glycoprotein)
15
Farmakokinetik-metabolisme

Efek proses menua pada metabolisme:


• Metabolisme obat oleh hati berkurang dikarenakan:
– Aliran darah hepar
– Masa hepar
– Aktivitas enzim hepar
• Fungsi hepar pd lansia menurun banyak oleh krn massa,aliran
darah berkurang eliminasi obat menjadi >kecil & >lambat
• Metabolisme obat di hati berlangsung dgn katalis/aktivitas
enzim mikrosomal hatiaktivitas enzim ini dpt dirangsang
oleh obat inducer & dpt pula dihambat oleh obat inhibitor.

16
Farmakokinetik-metabolisme
• Obat2 yang termasuk enzim
inhibitor:
Allopurinol, INH, simetidin,
kloramfenikol, eritromisin,
propoksifen, valproat, ciprofloxacin,
metronidazol, fenilbutazon,
sulfonamid, Ca antagonist
• Obat2 enzim inducer:
rifampisin, luminal, diazepam,
fenitoin, karbamazepin, alkohol,
nikotin

17
Jalur Metabolik Hepar
Jalur Efek Contoh obat
Phase I: oxidation, Konversi menjadi diazepam, quinidine,
hydroxylation, metabolit lebih sedikit/ piroxicam, theophylline
dealkylation, reduction sebanding/ lebih banyak

Phase II: Konversi menjadi lorazepam, oxazepam,


glucuronidation, metabolit inaktif temazepam
conjugation, or
acetylation

** Catatan: Obat yg mengalami metabolisme fase II lebih sering digunakan


pada lansia karena metabolit yg inaktif (tidak ada akumulasi)

18
Farmakokinetik-ekskresi
Efek proses menua pada ginjal:
• Ukuran ginjal
• Aliran darah ke ginjal
• Jumlah nefron fungsional
• Sekresi tubuler
• Result:  glomerular filtration
rate (GFR)
• Klirens obat : atenolol,
gabapentin, H2 blockers, digoxin,
allopurinol, quinolones
19
Farmakokinetik-ekskresi
• Aliran darah, filtrasi glomeruli & sekresi tubuli ginjal terus
mengalami reduksi yg terkorelasi dgn bertambahnya
umurpd usia 90 thn kapasitas ginjal ± 35%nya.
• Konsekuensi dr penurunan fs ginjaleliminasi obat berkurang
shg pd pemberian obat dgn dosis/ frekuensi
lazimkonsentrasi obat dalam plasma dlm drh akan menjadi
lebih besar & t½nya jadi lebih panjangperlu diperhitungkan
dgn cermat frekwensi/besaran dosis utk pemberian obat
eliminasi lwt ginjal
(aminoglikosida,digoxin,OAD,simetidin dll)

20
PHARMACOKINETIC CHANGES WITH AGING

Absorption Metabolism
 gastric pH Hepatic mass
 (Delayed) gastric emptying Hepatic blood flow
 Splanchnic blood flow Phase I Metabolism
 Intestinal motility (unchanged) phase II metabolism

Distribution Elimination
 Body Fat Creatinine clearance
 Total body water Glomerular filtration rate
 Albumin Tubular secretion
 Alpha1 acid glycoprotein Creatinine production
21
Farmakodinamik
• Definisi: pengaruh obat thd tubuh.
Obat menimbulkan rentetan biokimiawi dlm sel
mulai dr reseptor sampai dgn efektor
• Perubahan yg berhubungan dg usia:
–  sensitivitas sedasi & psychomotor impairment dg
benzodiazepines
–  tingkat & durasi berkurangnya nyeri dg agen narcotic
–  drowsiness & lateral sway dg alcohol
–  HR response terhadap beta-blockers
–  sensitivitas terhadap anti-cholinergic agents
–  cardiac sensitivity terhadap digoxin
22
Pharmacodynamic Changes
with Aging
knowledge is restricted to a few drugs

• Receptor number • Receptor number


• Receptor affinity • Receptor affinity

effect effect

i.e. -adrenergic i.e. CNS depressant,


blocking drugs warfarin

23
Polifarmasi
• Penggunaan berbagai jenis obat
• Meningkatkan kejadian efek samping
• Most common medications act on:
– Nervous system
– Alimentary tract
– Metabolism
– Cardiovascular system

24
Efek Samping Obat

• Bertanggung jawab pada 5-28%


dari acute geriatric hospital
admissions
• Lebih dari 95% ESO pada lansia
dapat diprediksi dan 50% dapat
dicegah

25
Efek Samping Obat

26
Efek Samping Obat

• Analgesik opioid
• AINS
Obat-obat yg
• Anticholinergics
sering
berhubungan • Benzodiazepines
dengan ESO • Obat2:cardiovascular
pada lansia: agents,
• CNS agents, and
musculoskeletal agents

Adverse Drug Reaction Risk Factors in Older Outpatients. Am J Ger Pharmacotherapy 2003;1(2):82-89
27
Efek Samping Obat
Risiko meningkatnya ESO pada lansia
dikarenakan :
• Polifarmasi
• Kondisi komorbid multipel
• Riwayat penggunaan obat
sebelumnya
• BMI rendah
• Usia > 85 tahun
• Penderita perempuan
• Kepatuhan yg rendah
• Pengawasan yg rendah thd
pengobatan jangka panjang
28
Prescribing Cascade
Drug 1

ADE interpreted as new


medical condition

Drug 2

ADE interpreted as new


medical condition

Drug 3

Rochon PA, Gurwitz JH. Optimizing drug treatment in elderly people: the prescribing cascase. BMJ 1997;315:1097.
29
Interaksi Obat
• Dapat menyebabkan ESO
• Yang paling sering menjadi mengalami interaksi obat:
– cardiovascular drugs
– psychotropic drugs
• Efek yang paling sering terjadi karena interaksi obat :
– confusion
– cognitive impairment
– hypotension
– acute renal failure
• ***Interaksi obat.pdf
30
Interaksi Obat

Konsep interaksi obat:

Obat dg efek
Absorpsi yg mirip dpt Obat dg efek Metabolisme
mungkin  atau menyebabkan berlawanan obat dpt
 efek additive antagonis dihambat/cepat
effects

31
Common Drug-Drug Interactions
Combination Risk
ACE inhibitor + potassium Hyperkalemia
ACE inhibitor + K sparing diuretic Hyperkalemia, hypotension

Digoxin + antiarrhythmic Bradycardia, arrhythmia


Digoxin + diuretic Electrolyte imbalance; arrhythmia
Antiarrhythmic + diuretic
Diuretic + diuretic Electrolyte imbalance; dehydration
Benzodiazepine + antidepressant Sedation; confusion; falls
Benzodiazepine + antipsychotic
CCB/nitrate/vasodilator/diuretic Hypotension

Doucet J, Chassagne P, Trivalle C, et al. Drug-drug interactions related to hospital admissions in older adults: a prospective study
of 1000 patients. J Am Geriatr Soc 1996;44(9):944-948.
32
Rasionalisasi Obat pada Lansia
Prinsip pengobatan pada lansia:
• Peresepan tepat indikasi, hindari peresepan untuk minor
simptom
• Pengobatan dimulai dg dosis rendah , naikkan perlahan
• Pilih satu jenis obat untuk 2 simptom
• Perhatikan kontra indiksi,interaksi obat
• Monitoring ESO, hentikan jika ESO berat
• Gunakan satu jenis obat hingga mencapai dosis terapi
sebelum diganti dg jenis lain
• Instruksi pengobatan jelas/ tertulis
• Monitor kepatuhan pasien
• Perhatikan agen non-farmakologi

33
Rasionalisasi Obat pada Lansia
• Peninjauan ulang pengobatan perlu
dilaksanakan pd setiap kunjungan atau bila
terjadi episode penyakit akut.
• Dokter sering tdk mengadakan review atas
obat-obat yg telah diberikan.
• Golongan lansia sering tdk menepati janji
kontrol ulangan krn(mis.krn keterbatasan
gerak;ketiadaan angkutan;tdk ada
pengantar;takut pergi sendiri,dll)sering
kehabisan obat atau sebaliknya mengulang
resep tanpa sepengetahuan dokter
34
Rasionalisasi Obat pada Lansia
Contoh penggunaan 1 jenis obat untuk
terapi lebih dari satu gejala:
* calcium channel blocker atau beta
blocker untuk terapi hipertensi &
angina pectoris
* ACE-inhibitor untuk terapi
hipertensi, gagal jantung & proteksi
renal pada DM
* Alpha-blocker untuk terapi hpertensi
prostatism

35
Buku Simposium Geriatri, Badan Penerbit UNDIP,2011 36
Buku Simposium Geriatri, Badan Penerbit UNDIP,2011 37
*****JNC-8.pdf
Kepatuhan Obat

Survey membuktikan bhw obat yg


diresepkan tidak selalu sama dgn obat yg
diminum pasien(tak tergantung umur)
sering mengganti obat yg diresepkan.

Ketidakpatuhan ini dianggap pasien tdk


mengikuti aturan resepmengganggu
tujuan terapi yg diharapkan.

38
Kepatuhan Obat
Faktor penyebab lansia tidak patuh obat:
Pelupa,kesalahan membaca etiket, salah dosis,
depresi
Fisik:susah buka tutup, masalah menelan

Tidak memahami alur pengobatan

Tidak mampu membeli obat

Penggunaan obat multipel

rasa tidak nyaman karena ESO


39
Kepatuhan Obat

Cara meningkatkan kepatuhan obat:


• Hindari penggunaan obat baru,obat mahal yg
mempunyai efek sama dg obat sebelumnya
• Sederhanakan regimen pengobatan
• Penggunaan wadah obat, label atau kalender obat
• Bantuan mengingat, pengawas minum obat
• Penjelasan ke pasien tujuan, manfaat pengobatan,
keamanan dan risiko ESO
40
Kepatuhan
Obat
BLISTER PACK!!!

41
Kepatuhan Obat

Health Buddy Pill Organizer

42
KESIMPULAN

43
44

You might also like