Professional Documents
Culture Documents
1385 3059 1 PB 1
1385 3059 1 PB 1
1385 3059 1 PB 1
BionatureLifestyle
Vol. 11terhadap
(2): Hlm:Kejadian Pra-Diabetes
100 - 106, di Kota Makassar
Oktober 2010 100
ISSN: 1411-4720
Abstract
Impaired Glucose Tolerance (IGT) is defined as an early phase of Diabetic Type-2 process. IGT
shows an occurance of early phase of Diabetic and asymptomatic. The prevalence is increased in accordance
to poor or unhealthy lifestyle such as over consuming of carbohydrate and lack of physical excercises. The
aim of the study was to analyze the correlation between lifestyle and individual with obesity, obesity and
pre-diabetic, and lifestyle with pre-diabetic.The study was conducted at the Kassi-Kassi Public Health Center
in Makassar from May to July 2009. The study was a case control study. The number of samples was 54
people selected by purposive sampling. The sampling were divided into 27 pre-diabetic individuals and 27
individuals with normal blood glucose. The data were collected through structured interview and
questionnaire. The measurement of height, weight, waist circumference, blood pressure, and blood samples
was done twice after fasting 12 hours for fasting blood glucose and oral glucose tolerance test. The data were
analyzed by using univariate, bivariate with chi square, and independet t-tes and Mann-Whitney test. The
result of the study indicate that lifestyle has a role in the incident of pre-diabetic in which p = 0,021.Lifestyle
has been proved affecting pre-diabetic event trought obesity. This research shows a correlation between
lifestyle and obesity, and also connection between obesity and pre-diabetic incident.
A. Pendahuluan
Perubahan lifestyle (gaya hidup) lingkungan seperti lifestyle berupa kebiasaan
masyarakat saat ini disebabkan oleh urbanisasi, mengkonsumsi karbohidrat yang berlebihan dan
westernisasi, modernisasi sebagai faktor resiko latihan fisik yang kurang, sehingga mengalami
timbulnya diabetes (Tandra H.,2008 ; Arifin, peningkatan berat badan yang berlebihan,
AL,1995). Kemudian, penyakit diabetes tidak sedentary life (hidup santai), merokok dan
dirasakan oleh pasien pada stadium awal sehingga alkohol. Dan resiko terkena diabetes akan
tidak diketahui lebih dini dan baru terdiagnosa semakin meningkat apabila usia di atas 40 tahun.
setelah timbul komplikasi (Alberti,KGM,1996, (Irawan, Y.,2004 ; Tandra H.,2008).
ADA, 1998). Komplikasi ini akan menurunkan Penelitian klinis terbaru melaporkan
kualitas hidup dan produktivitas seseorang yang bahwa perubahan pola hidup dan atau pendekatan
mengalaminya (Tjokroprawiro, 2001). farmakoterapi pada individu dengan TGT dapat
Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) menurunkan risiko kejadian diabetes (Lawrence,
merupakan stadium pra-diabetes, yang merupakan G.S., et al,2004). Intervensi perubahan gaya
fase dalam perjalanan penyakit diabetes tipe-2. hidup seperti makanan rendah kalori, rendah
Penelitian dasar dan klinis yang telah lemak dan aerobic exercise dapat menurunkan
dipublikasikan menunjukkan bahwa fenotipik berat badan dan meningkatkan sensitivitas insulin
diabetes dapat digambarkan sebagai keadaan yang serta mengurangi resiko terjadinya diabetes
menyerupai “fenomena gunung es” (Lawrence, (Warnken, Kelsberg & Bryant, 2005; Mercola,
G.S., et al,2004). Hal ini terbukti di negara 2005). Penelitian menunjukkan bahwa manfaat
berkembang diagnosis DM hanya ditemukan 1 exercise pada penderita diabetes dapat
penderita dari 5 penduduk yang seharusnya DM. menurunkan glukosa darah, mengubah sensitivitas
(Darmono,1996). Prevalensi dari diabetes insulin atau meningkatkan kemampuan sel untuk
meningkat bila terdapat peningkatan resiko merespon insulin, memperkuat jantung,
Peranan Lifestyle terhadap Kejadian Pra-Diabetes di Kota Makassar 101
meningkatkan kerja otot dan mengurangi lemak digital dan pengukur tinggi badan microtoise,
serta mencegah efek diabetes (Mercola, 2005 ; IMT dengan rumus BB/(TB)2, TDS dan TDD
Mirkin,G, 2007). Exercise teratur sangat penting menggunakan sphygmomanometer air raksa,
dan membantu seseorang mengontrol kadar lingkar pinggang dengan meteran. Untuk
glukosa darah dan peningkatan HDL dan pemeriksaan laboratorium dilakukan pengambilan
kolesterol. Exercise yang kurang, diet yang buruk, darah subyek oleh petugas laboratorium Prodia.
perokok dan pemakai alkohol sangat berkaitan Pengambilan darah di daerah lipatan siku
erat dengan peningkatan resiko diabetes (Hu FB, (mediana kubiti) sebanyak 2 kali. Kriteria Pra-
et al., 2001). diabetes adalah stadium awal terjadinya diabetes
Penelitian ini bertujuan menganalisis melitus yaitu kondisi individu dengan hasil
peranan lifestyle terhadap kejadian pra-diabetes. pemeriksaan didapatkan GDPT: 100-125 mg/dl
dan atau TGT: 144-179 mg/dl.
B. Metode Penelitian Analisa statistik menggunakan SPSS for
Windows versi 14,0, dengan tingkat kemaknaan
Subyek penelitian adalah individu pra-
(signifikansi) yang digunakan p <0,05. Deskriptif
diabetes melitus dan kadar gula darah normal
secara umum dengan metode analisis univariat
yang dipilih dengan metode purposive sampling
untuk perhitungan nilai minimum, maksimum,
yaitu memilih sampel yang memenuhi kriteria
rerata atau median dan standar deviasi, dan
inklusi dengan jumlah sampel sebanyak 54 orang.
frekuensi. Perbedaan antara peranan lifestyle dan
Mereka berdomisili di wilayah kerja Puskesmas
obesitas terhadap kejadian pra-diabetes
Kassi-Kassi Kota Makassar. Sampel terbagi 27
digunakan uji parametrik independent t-test untuk
individu pra-diabetes dan 27 individu dengan gula
parameter yang berdistribusi normal, sedangkan
darah normal. Penderita bersedia dan mengisi
yang tidak berdistribusi normal digunakan uji non
informed consent, berjenis kelamin laki-laki
parametrik Mann-Whitney.
berusia 30-65 tahun, Subjek dikeluarkan dari
penelitian jika tidak mengikuti seluruh prosedur
C. Hasil dan Pembahasan
pemeriksaan laboratorium dan pengukuran BB,
TB, TD dan LP. Penelitian ini telah mendapatkan Subyek penelitian berjumlah 54 orang
persetujuan dari Komite Etik Fakultas Kedokteran yang terdiri 27 individu pra-diabetes dan 27
Universitas Hasanuddin. Semua sampel yang individu dengan gula darah normal. Umur rerata
terpilih, dilakukan pengukuran oleh tim terlatih responden pada kelompok pra-diabetes adalah 45
sebanyak 5 orang meliputi pengukuran BB, TB, tahun (SD = 30-65). Karakteristik data responden
TD. Pengukuran BB menggunakan timbangan dapat dilihat pada tabel 1.
Berdasarkan tabel 2 tabulasi silang antara Sedangkan berdasarkan parameter IMT dengan
parameter lifestyle dengan kejadian pra-diabetes kejadian pra- diabetes adalah pada kelompok pra-
adalah pada kelompok pra- diabetes frekuensi diabetes frekuensi terbanyak adalah IMT dengan
terbanyak adalah lifestyle dengan kategori cukup kategori obesitas yaitu 15 (55,6%) dan pada
baik yaitu 20 (74,1%) dan pada kelompok gula kelompok gula darah normal frekuensi terbanyak
darah normal frekuensi terbanyak adalah lifestyle adalah IMT dengan kategori obesitas yaitu 12
dengan kategori cukup baik yaitu 14 (51,9%). (44,4%).
Peranan Lifestyle terhadap Kejadian Pra-Diabetes di Kota Makassar 102
Berdasarkan tabel 3, rerata lifestyle pada kelompok pra-diabetes adalah 25,91 ± 3,23 dan
kelompok pra-diabetes adalah 49,78 ± 12,98 dan rerata IMT pada kelompok gula darah normal
rerata lifestyle pada kelompok gula darah normal adalah 23,89 ± 3,55.
adalah 42,7± 12,59. Sedangkan rerata IMT pada
Berdasarkan hal tersebut, didapatkan nilai kematian antara mereka yang mengikuti tujuh
significant p = 0,021 dan p = 0,033 pada kebiasaan sehat ( tidak merokok, konsumsi
parameter lifestyle dan indeks massa tubuh (IMT) alkohol yang sedikit, sarapan pagi setiap hari,
yang berarti terdapat perbedaan lifestyle dan tidak makan camilan, 7-8 jam tidur per malam,
indeks massa tubuh (IMT) yang bermakna antara latihan/olahraga yang rutin, dan mempertahankan
kelompok pra-diabetes dengan kelompok gula berat badan ideal) dan mereka yang tidak. Orang-
darah normal. orang yang mengikuti semua tujuh kebiasaan
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa sehat memiliki rata-rata angka kematian lebih
terdapat hubungan peranan lifestyle terhadap rendah daripada orang-orang dengan tidak lebih
kejadian pra-diabetes, dengan nilai p = 0,021. dari tiga kebiasaan sehat. Dr. Breslow telah
Berdasarkan tabel 4.3, pada kelompok pra- memperkirakan bahwa orang-orang yang
diabetes terdapat 20 individu lifestyle cukup, mengikuti semua tujuh kebiasaan sehat hidup
dikarenakan gaya hidup mereka masih kurang dengan rata-rata 9 tahun lebih lama daripada yang
sehat, yaitu masih kurang berolahraga, masih tidak melakukannya (Nieman, D.C. 1993).
makan tengah malam, suka camilan, gorengan, Penelitian yang dilakukan oleh
kopi, merokok. Hal ini sejalan dengan hasil Tuomiletho, et al (2001) melakukan studi
penelilitan oleh Dr. Breslow (UCLA, USA), pada terhadap 522 pada dewasa tengah menemukan
penelitiannya yang terkenal dari 6000 orang di bahwa kelompok intervensi (yang menerapkan
area Pantai San Fransisco, menemukan perbedaan lifestyle yang baik) insiden kumulatif diabetesnya
yang sangat dramatis akan rata-rata angka lebih rendah dibanding dengan kelompok yang
Peranan Lifestyle terhadap Kejadian Pra-Diabetes di Kota Makassar 103
tidak diintervensi, hal ini ia dapatkan setelah Sesuai dengan teori bahwa keadaan
melakukan studi selama 4 tahun kedepan dan obesitas sangat berkaitan erat dengan resistensi
melihat seberapa besar pengaruh lifestyle dalam insulin. Pada obesitas akan mengalami disfungsi
mencegah kejadian DM. Selama intervensi adiposit , terjadi inflamasi atau dikenal sebagai
didapatkan penurunan resiko DM sebesar 58% “sick fat cells”. Sel adiposit merupakan sel yang
pada kelompok intervensi (p<0,01). Selain itu, aktif mengeluarkan berbagai komponen antara
terhadap kelompok intervensi, ditemukan lain leptin, adiponektin, asam lemak bebas (ALB),
terjadinya penurunan berat badan. Diadapatkan berbagai sitokin dan lipoprotein lainnya, TNF α,
hubungan yang signifikan dan linear antara IL-6, CRP (protein reaktif C) sebagai penanda
penurunan insidensi diabetes dengan penerapan inflamasi pada hepar dan menstimulasi terjadinya
lifestyle. resistensi insulin. Konsentrasi ALB yang
Frank, dkk (2001) meneliti 84.941 meningkat di sirkulasi disebabkan oleh
perawat wanita selama 16 tahun untuk peningkatan proses lipolisis. Proses tersebut
mengidentifikasi pengaruh lifestyle terhadap sangat dipengaruhi oleh adanya enzim Hormone
kejadian DM. Ia kemudian mendapatkan sekitar Sensitive Lipase (HSL) yang ada di sel adiposa.
3300 kasus DM tipe 2 dan didapatkan mereka Saat ini diketahui bahwa ALB merupakan faktor
yang mengalami diabetes memilki lifestyle yang patogenik untuk perkembangan terjadinya DM
buruk, berat badan yang berlebih, kurang latihan tipe 2. Peningkatan ALB dapat menyebabkan
fisik, diet yang buruk dan menggunakan rokok terjadinya resistensi insulin di otot skelet, hati dan
dan alkohol, 91% dari kasus baru diabetes dialami sel endotel. (Boden, 2004). ALB yang menurun
oleh sampel yang memiliki kebiasaan dan pola dan keadaan resistensi insulin akan meningkatkan
hidup yang buruk. proses lipolisis. Peningkatan ALB dalam jangka
Penelitian yang dilakukan oleh Kazue dan waktu yang lama merupakan salah satu penyebab
Toshiro (2005) membuktikan adanya pengaruh terjadinya resistensi insulin. Hal ini dibuktikan
pendidikan lifestyle terhadap penurunan glukosa bahwa dengan penurunan kadar ALB dapat
plasma 2 jam, yang berfungsi menurunkan resiko meningkatkan sensitivitas insulin pada subjek
terjadinya DM tipe 2. Penelitian ini dilakukan obes diabetes (Boden, 2004, Evans et al, 2004,
selama satu tahun, dan peneliti mendapatkan Khaterine et al, 2004).
penurunan glukosa plasma pada sampel yang Peningkatan ALB di otot dan hati akan
memilki lifestyle baik dibanding dengan mengganggu signal insulin yang dapat
kelompok kontrol yang ia teliti. menyebabkan asupan (uptake) glukosa terganggu.
Studi epidemiologik membuktikan bahwa Akibat peningkatan ALB tersebut akan
diabetes tipe 2 timbul dari interaksi antara faktor menyebabkan peningkatan Fatty Acid CoA di sel
predisposisi genetik dan faktor lifestyle. Hal ini otot dan hati, yang selanjutnya meningkatkan
didukung oleh Bazzano (2002) yang menyatakan aktivitas Protein Kinase C (PKC) melalui
bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan diasil gliserol (DAG). Peningkatan
sensitivitas dan resistensi insulin antara lain aktivitas PKC akan meningkatkan fosforilasi serin
obesitas, lifestyle, diet dan genetik. dan menurunkan fosforilasi tirosin pada Insulin
Pada penelitian yang dilakukan oleh Reseptor Substrat-1 (IRS-1). Keadaan inilah yang
O’dea, ia mencoba mengubah lifestyle mendasari terjadinya resistensi insulin pada otot
sekelompok suku aborigin Australia ke gaya dan hati (Boden, 2004, Evans et al, 2004,
hidup berburu dan sebagai hasilnya, hiperglikemia Khaterine et al,2004, Kadowaki, et al, 2003).
dapat dicegah dan diturunkan. Oleh karena itu, Penurunan sensitivitas insulin juga dapat terjadi
berdasarkan berbagai penelitian di atas, dapat peningkatan sekresi insulin sel-sel ß pankreas
diasumsikan bahwa perubahan lifestyle dapat yang menyebabkan pankreas menjadi lelah dan
mencegah terjadinya perkembangan DM tidak mampu memproduksi insulin, akhirnya
(Lindstrom Jaana, 2006). terjadi destruksi sel ß pankreas, yang merupakan
Penelitian yang dilakukan oleh Paul dkk perjalanan menjadi pra-diabetes dan diabetes
(2007) terhadap sampel di atas 25 tahun (Guyton, 2007).
mendapatkan bukti bahwa terdapat pengaruh Intake alkohol tampaknya memiliki efek
lifestyle dalam memperkecil kasus baru Diabetes protektif ketika dikonsumsi dalam porsi sedang,
Mellitus, pada kelompok yang memiliki lifestyle tetapi dapat meningkatkan resiko DM ketika
yang baik maka angka kejadian DM nya lebih dalam konsumsi tinggi. Intake tinggi dari produk-
sedikit di banding kelompok yg memiliki lifestyle produk daging, didapatkan memilki hubungan
yang buruk. dengan resiko DM yang tinggi. Penelitian oleh
Peranan Lifestyle terhadap Kejadian Pra-Diabetes di Kota Makassar 104
Nieman, D.C. 1993. Fitness & Your Health. Bull Tjokroprawiro. 2001. Petujuk Hidup Sehat untuk
Publishing Company. Palo Alto. Para Diabetisi. Persatuan Diabetes
California. 1: 3,4,17-21. Indonesia, Surabaya. 6-26.
Notoatmojo, S. 2005. Metodologi Penelitian Tuomiletho, et al. 2001. Prevention of Type 2
Kesehatan, Cetakan Ketiga. PT Rineka Diabetes Mellitus by Changes in Lifestyle
Cipta. Jakarta. among Subjects with Impaired Glucose. N
Paul, Franks. 2007. Lifestyle Intervention for Engl J Med, Vol. 344, No. 18 May 3,
Type 2 Diabetes Risk Reduction:Using Medical Society of Massachusset.
the Diabetes Prevention Program to Vyhnankova, I. 2009. The Effect of Weight
Inform New Directions in Pediatric Reduction After Diet and Physical
Research, University of Alberta, Canada. Activity Intervention by Obese Men with
Pranoto, A. 2001. Manfaat Olahraga dan Diabetes Mellitus of Second Type.
Perawatan Kaki pada Diabetes Melitus. Journal of Diabetes. Prediabetes and the
Persatuan Diabetes Indonesia, Surabaya. Metabolic Syndrome. 3rd International
57-63. Congress. Volume 1: A209. Supplement
Tandra H. 2008. Segala sesuatu yang harus Anda 1. Wiley-BlackWell. Nice, France.
ketahui tentang Diabetes. PT Gramedia Warnken, Kelsberg & Bryant. 2005. Can Type 2
Pustaka Umum. Jakarta. Diabetes be Prevented Throught Diet and
Tjokroprawiro. 2001. Diabetes Melitus : Exercise ? The Journal of Family Practice.
Klasifikasi dan Diagnosis Terapi. Edisi Vol.54, No.1, 1-3.
ke-3, PT.Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta. 1:3,4; 9:149-169.