Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (2), 2015

Available online at SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal Website:


http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/SOSIO-FITK
SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (2), 2015, 125-135

SEJARAH DAN PROSPEK DEMOKRASI

Dadang Supardan
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
Email: dangsu57@yahoo.co.id
Naskah diterima : 3 Desember 2015, direvisi : 11 Desember 2015, disetujui : 17 Desember 2015

Abstract
This article was written for the anxiety of the phenomenon of the rise of the idea of democracy
​​ as if change is to
be erratic form of government, not driven by reason and rational needs. That since its inception, the idea of ​​democracy
increasingly widespread after experiencing various historical events, especially when the formulation of the American
Constitution in 1776 and the French Revolution of 1789. The democratic system is becoming more popular among
followers of republicanism and is a critique of the dominance of the monarchy system in Europe. Nowadays, democracy
can be seen as a ‘product’ as that term is defined previously as a ‘source of power’ rather than as ‘a method of governance’.
Despite modern democracy is a complex device, but logic is expressed seem to contain a single principles. That democracy
contains elements of popular participation, majority rule, minority protection, individual freedom, freedom guaranteed by
law, participation in policy formulation at all levels, as well as equality. However, democracy is not without flaws, both
conceptually mapun practice, given the many democracies that do not accommodate the interests of the sovereignty of the
environment (ecocracy).
Keywords: democracy; popular participation; individual liberty; ecocracy

Abstrak
Artikel ini ditulis untuk kegelisahan terhadap fenomena maraknya paham demokrasi yang seolah-
olah menghendaki perubahan bentuk pemerintahan secara erratic, bukan didorong oleh alasan-alasan dan
kebutuhan yang rasional. Bahwa sejak kelahirannya, paham demokrasi semakin berkembang luas setelah
mengalami berbagai peristiwa historis, terutama ketika perumusan Konstitusi Amerika 1776 maupun
Revolusi Prancis 1789. Sistem demokrasi semakin popular di kalangan pengikut aliran republikanisme dan
sekaligus merupakan kritik terhadap dominasi sistem monarkhi di Eropa. Dewasa ini, demokrasi dapat
dipandang sebagai suatu ‘produk’ karena sebelumnya istilah tersebut lebih diartikan sebagai ‘sumber
kekuasaan’ dibandingkan sebagai ‘suatu cara memerintah’. Kendatipun demokrasi modern merupakan
suatu perangkat yang kompleks, namun logika yang diekspresikan tampak mengandung suatu prinsip
tunggal. Bahwa demokrasi mengandung unsur partisipasi rakyat, pemerintahan mayoritas, perlindungan
minoritas, kebebasan individual, kemerdekaan yang dijamin undang-undang, partisipasi dalam perumusan
kebijakan di setiap tingkatan, serta persamaan hak. Namun, demokrasi bukan tanpa cacat, baik secara
konseptual mapun praktik, mengingat banyak negara demokrasi yang tidak mengakomodir kepentingan
kedaulatan lingkungan (ecocracy).
Kata kunci: demokrasi; partisipasi rakyat; kebebasan individual; ecocracy

Pengutipan: Supardan, D. (2015). Sejaran dan Prospek Demokrasi. SOSIO DIDAKTIKA: Social Science
Education Journal, 2(2), 2015, 125-135. doi:10.15408/sd.v2i2.2811.

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/sd.v2i2.2811

Copyright © 2015, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430 125


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (2), 2015

A. Pendahuluan yang skeptis. Di sisi lain, terdapat ketimpangan


Proses berdemokrasi dalam substansinya yang mendasar dalam teori demokrasi yang
dapat juga dimetaforakan sebagai dialog yang sering menegasikan prinsip-prinsip ecocracy4 atau
terbuka dan fair sebagai manifestasi terbukanya kedaulatan lingkungan hidup, dan cenderung
ruang partisipasi masyarakat sebagai pemilik mementingkan antroposentris. Artinya, sistem
kedaulatan yang sah. Dialog utama dari demokrasi semata-mata mengutamakan
demokrasi itu mencakup bahwa manusia sebagai kepentingan manusia samberi mengabaikan
makhluk politis. Artinya, di satu sisi manusia kepentingan lingkungan organisme maupun
adalah makhluk yang secara alamiah terdorong non-organisme.
untuk membentuk suatu komunitas hidup
bersama, yakni komunitas politis. Sebagaimana B. Sejarah Demokrasi
dikemukakan Aristoteles dalam buku klasiknya
Nicomachean Ethics1 dan klaim Politics.2 Hal ini Terminologi demokrasi kini tak ubahnya
penting untuk menjamin keberadaan manusia sebuah slogan yang sangat menggoda
itu sendiri, sekaligus untuk mengembangkan karena tampak menjanjikan suatu bentuk
kebudayaannya. pemerintahan yang mengedepankan hidup
saling berdampingan, hal mana antara rakyat
Di sisi lain demokrasi juga memiliki dan penguasa dapat duduk bersama secara
kaitan erat dengan perdamaian, keadilan, dan harmonis. Pada awal kelahirannya system
kemakmuran. Perdamaian yang sesungguhnya demokrasi tidak diminati oleh banyak orang.
hanya mungkin tercipta jika masyarakat Aristoteles dalam Politics, berpendapat bahwa
menerapkan sistem demokrasi secara konsisten, demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang
mengingat sistem demokrasi mengandaikan tidak begitu bernilai mengingat demokrasi
jaminan atas hak-hak asasi dan kewajiban sesama memainkan peran yang relatif kecil dalam
manusia. Demokrasi merupakan konsep nilai politik saat itu. Polybius dan penulis lainnya
dan praksis komunikatif yang membebaskan melebarkan ide mengenai demokrasi dengan
karena berorientasi pada terbangunnya tatanan menyatakan bahwa suatu konstitusi yang
masyarakat yang bebas, setara, berkeadilan, merupakan campuran berimbang dari elemen-
inklusif, dan toleran dalam rangka terwujudnya elemen monarkhi, aristokrasi, dan demokrasi
kehidupan masyarakat yang beradab dan bisa stabil. Namun secara umum demokrasi
sejahtera. Pada tataran subtantif-prosedural, saat itu dianggap agresif dan tidak stabil serta
demokrasi membuka partisipasi seluas-luasnya cenderung mengarah pada tirani, seperti
bagi masyarakat. Jelas bahwa kehidupan tercantum dalam buku Plato yang berjudul
demokrasi mengandaikan kebersamaan, Republic.5
kolektivitas bukan individualitas absolut. Selama
ini bentuk pemerintahan demokrasi memang Berbeda halnya ketika terjadi Perang Saudara
diakui oleh banyak pengamat sebagai bentuk di Inggris, Konstitusi Kepulauan Rhode 1641,
pemerintahan yang paling banyak dianut dan dan pada masa seputar perumusan Konstitusi
memiliki prospek yang positif. Amerika 1788. Tetapi yang paling memberikan
sumbangan terhadap konsep demokrasi adalah
Akan tetapi, demokrasi bukanlah sebuah Revolusi Prancis 1789.6 Sejak saat itu istilah
mahakarya yang tanpa cacat. Di samping wujud demokrasi seolah-olah menjadi nama baru bagi
demokrasi itu sendiri yang bersifat relatif dan 4 Jimly Asshiddiqie, Green Constitution: Nuansa Hijau UUD 1945
sangat kontekstual, apa yang dikatakan Abraham (Jakarta: Rajagrafindo/Rajawali Pers, 2009).
5 Edmund Burke, Speech to the Electors of Bristol; 3 November 1794.
Lincoln3 “government of the people, by the people, for Lihat pula .Keneth Minogue, “Democracy” dalam Adam Kuper & Jessica Kuper,
The Social Sciences Encyclopedia, Second Edition (London and New York: Routledge,
the people…” dalam implementasinya tidak sedikit 2004), h. 214. Lihat pula yang diadaptasi dari Aristoteles “Politics” diterjemahkan
oleh Benyamin Jowett, (Oxford University Press, 1921), h. 26-30.
1 Aristoteles, Nicomachean Ethics, Terjemahan Benyamin Jowett
6 Terjadi dengan penyerangan ke penjara Bastille 1789 sebagai simbol
(Oxford University Press, 1921), h. 26-30.
absutisme raja-raja Prancis, dan rvolusi tersebut mengumandangkan slogan  liberté,
2 Aristoteles, Politics, 1253a1-3 bahwa manusia adalah “binatang
égalité, fraternité. Revolusi tersebut berdampak abadi terhadap sejarah Perancis, dan
politik” (zo-onpolitikon), bersama dengan pernyataan pada 1252b30 bahwa polis
lebih luas lagi, terhadap Eropa secara keseluruhan, di mana Monarki absolut yang
atau komunitas politik ada secara alami.
telah memerintah Perancis selama berabad-abad runtuh dalam waktu tiga tahun.
3 Lihat teks pidato Abraham Lincoln The Gettysbury Address, 19
Rakyat Perancis mengalami transformasi sosial politik yang epik;  feodalisme,
November 1863 dalam William E. Gienapp (2002) Abraham Lincoln and Civil War
dan monarki mutlak diruntuhkan oleh kelompok politik radikal baru.
America, 1 edition (New York: Oxford University, Press, 2002), h. 184.

126 Copyright © 2015, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (2), 2015

aliran Republikanisme yang merupakan kritik demokrasi, yaitu: (1) demokrasi adalah suatu
terhadap dominasi lembaga monarkhi di Eropa. sistem pemerintahan yang mempunyai elemen-
Demokrasi merupakan bentuk suatu elemen yang saling terkait dan tidak dapat
“produk” karena nama tersebut sebelumnya dipisahkan, (2) orang-orang yang memegang
lebih diartikan sebagai “sumber kekuasaan” kekuasaan atas nama demokrasi dapat
dibandingkan sebagai “suatu cara memerintah”. mengambil keputusan untuk menetapkan dan
Kemudian sekitar abad ke-19, ide demokrasi menegakkan hokum, dan (3) kekuasaan untuk
meliputi sistem perwakilan parlemen, hak-hak mengatur dalam bentuk aturan hukum tersebut
sipil dan politik lainnya seperti keinginan liberal, diperoleh dan dipertahankan melalui pemilihan
sehingga bentuk dominan demokrasi dewasa umum yang bebas dan diikuti oleh sebagian
ini juga demokrasi liberal.7 Berbagai kondisi besar warga negara dewasa.
tersebut merupakan kulminasi evolusi moral Dalam perkembangannya, demokrasi dapat
manusia. Politik di masa itu hanya untuk kaum dimetaforakan sebagai lahan yang subur dalam
pria dewasa, dan baru kemudian menjangkau pengembangan politik pemerintahan. Tidak
wanita, selanjutnya merangkul kelompok diragukan lagi bahwa pada setiap perkembangan
orang muda yang berusia 18 tahun, dan saat kearah pemerintahan demokrasi, tidak pernah
itu dinikmati pula oleh pasien-pasien di rumah sempurna sehingga sering mengecewakan
sakit jiwa sekalipun. pendukungnya. Bentuk idealnya pun sering
Dewasa ini konsep demokrasi sering berubah seiring dengan adanya perbaikan-
diasumsikan sebagai konsep yang baik, karena perbaikan ide demokrasi itu sendiri. Dasar bagi
merupakan sistem politik ideal dan ideologi perluasan itu dibentuk oleh kenyataan bahwa
yang menyiratkan arti kekuasaan politik atau demokrasi merupakan suatu istilah Yunani,
pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat, dari dengan alasan khusus untuk menggambarkan
rakyat, dan untuk rakyat, warga masyarakat suatu perangkat kelembagaan yang berakar
yang telah terkonsep sebagai warga negara. pada masa abad pertengahan. Unsur terpenting
Sebagaimana dikemukakan oleh para akademisi, adalah perwakilan10 yang –seperti diyakini oleh
seperti MacGregor Bums89 yang memberikan para “bapak pendiri” Amerika—akan dapat
pengertian demokrasi sebagai: meredam semangat penerapan kekuasaan di
benua yang luas wilayahnya itu. Sifat Yunani
A system of government in which those who have dari istilah demokrasi mengisyaratkan praktek
authority to make decisions (that have the force of perwakilan bukan hanya terdapat pada era
law) acquire and retain this authority either directly demokrasi modern, namun lebih merupakan
or indirectly as the result of winning free elections in sebagai “kekurangan yang tak terselesaikan” dan
which the great majority of adult citizens are al­lowed bersumber dari ukuran mutlak bangsa-bangsa
to participate. masa kini dibandingkan dengan negara-negara
 Begitu juga penulis lain seperti Henry B. kota di zaman Yunani dahulu. Namun dalam
Mayo9 yang mendefinisikan demokrasi sebagai realitanya pemerintahan masa kini sama sekali
berikut: tidak terkait dengan demokrasi model Yunani
Kuno itu.
A democratic political system is one in which public
politicies are made on majority basis, by representatives Perlu dipahami, sekalipun demokrasi
subject to effective popular control at periodic elections modern merupakan suatu perangkat yang
which are conducted on the principle of political equality kompleks, logika yang diekspresikannya
and under conditions of political freedom. tampak mengandung suatu prinsip tunggal.
Bahwa demokrasi dapat dikenal dengan
Dua rumusan di atas telah memberikan
adanya unsur kedaulatan rakyat, pemerintahan
pemahaman umum terhadap makna suatu
mayoritas, perlindungan minoritas, kondisi
7 Francis Fukuyama,  The End of History and The Last Man,  Publication.
(Penguin, 1992). Lihat pula Barry Holden, Democracy, dalam William Outhwaite yang menyenangkan hampir semua pihak,
(Ed), Ensiklopedi Pemikiran Sosial Modern, alih bahasa Tri Wibowo (Jakarta: Prenada
Media Group, 2008), h. 198.
kemerdekaan yang dijamin undang-uandang,
8 MacGregor,Burns, Government by the People (Prentice Hall, 2003), h. 3
10 Barry Holden, op.cit. h. 198
9 Henry B. Mayo, An Introduction to Democratic Theory (1960), h. 70

Copyright © 2015, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430 127


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (2), 2015

partisipasi dalam perumusan kebijakan di setiap politis tertentu. Dalam praktiknya tidak ada
tingkatan, persamaan hak, dan sebagainya. negara yang benar-benar demokratis sampai
Partai-partai mengakui satu atau beberapa munculnya suatu oposisi untuk mengkritik
prinsip tersebut sesuai dengan kondisi, namun pemerintah, mengorganisir dukungan, dan
hampir semua partai di dunia –kecuali partai- bersaing dalam pemilihan umum. Namun banyak
partai fasis pada tahun 1918-1945—jarang gagal negara, oposisi didasarkan pada kesukuan,
memperoleh legitimasi sebagai sebuah partai kebahasaan, ataupun kedaerahan, yang tidak
yang belandaskan demokrasi. Prinsip demokasi mengakui suatu kesamaan mendasar dalam
dengan demikian merupakan sebuah prinsip kehidupan kenegaraan. Bilamana partai-partai
yang selalu berubah untuk masyarakat yang juga politik dibentuk berdasarkan unsur primordial
selalu berubah dalam upaya menyempurnakan seperti itu, maka lembaga-lembaga demokrasi
konstitusinya. cenderung membangkitkan pertengkaran
Di atas sudah dikemukakan bahwa demokrasi daripada usaha taat hukum. Dalam situasi
sering ditempatkan sebagai sebuah slogan yang tersebut, demokrasi tidak mungkin tercipta,
sangat menggoda karena tampak menjanjikan dan produk jadinya adalah kekuatan tunggal.
suatu bentuk pemerintahan di mana pemerintah Misalnya, angkatan bersenjata yang menyatakan
yang diperintah berdampingan dengan rakyat berdiri “di atas” semua golongan, atau terkadang
yang berkuasa secara harmonis dengan suatu partai ideologis yang mempunyai sebuah
mengedepankan kedaulatan ada ditangan rakyat doktrin yang mengkultuskan suatu elemen
seraya berusaha meraih kebesan individu yang universal yang telah lama hilang. Negara-negara
luas. Untuk alasan itulah teori-teori nasionalis yang mempunyai partai tunggal seringkali
mendorong berakhirnya kerajaan-kerajaan mendasarkan legitimasi mereka kepada suatu
besar di Eropa yang harus berubah, dianggap bentuk demokrasi yang eksentrik dengan
sebagai sumber utama bagi prinsip demokrasi aneka embel-embel seperti “demokrasi murni,
yang dicita-citakan, karena kebanyakan orang demokrasi rakyat, demokrasi terpimpin” dan
berasumsi bahwa manusia ingin diperintah sebagainya.
oleh para politisi yang segolongan dengan Pada kenyataannya, istilah partai
mereka. Walaupun terjadi pergulatan pemikiran, mengandung arti yang majemuk dan berbeda-
bahwa masalah-masalah kependudukan yang beda. Namun pada negara-negara partai
terjadi di berbagai daerah khawatir membuat tunggal, partai merupakan suatu bentuk entitas
penduduk di daerah-daerah itu harus diperintah politik yang lain sama sekali, klaim mengenai
oleh “orang asing” (bukan raja yang dikenal), demokrasi hanya merupakan penghias belaka.
dan di satu sisi banyak masyarakat yang lebih Namun hal itu tidak berarti bahwa pemerintah-
suka untuk diperintah berdasarkan tata cara pemerintah seperti itu sama sekali tidak
sebuah kerajaan. Lain lagi dengan pemikiran mengandung kebaikan. Sebuah impian yang
pendukung demokrasi, jika pemerintahan mustahil untuk berpikir bahwa satu bentuk
dipegang oleh “orang asing”, berarti hal itu lebih pemerintah (demokratis misalnya) dapat
dari sekedar prinsip kebangsaan, yang menjadi memenuhi kebutuhan-kebutuhan semua orang.
bagian dari bangsa itu. Oleh karena itu agar Demokrasi sebagai suatu konsep ideal
diakui demokratis, kaum pendukung golongan yang begitu meluas terutama sejak abad ke-
ini berusaha membujuk subyek meraka bahwa 19 sampai sekarang, sebenarnya mengabaikan
mereka diperintah sesuai dengan keinginan warga negara yang secara rasional refleksif
mayoritas. Maka kaum minoritas harus berjiwa selalu melihat pilihan-pilihan yang terbuka bagi
besar untuk menerima konsekuensi tersebut mereka secara luas. Ilmuwan politik masa kini
dalam tatanan masyarakat demokrasi. banyak memusatkan perhatiannya pada proses
Demokrasi hanya dimungkinkan jika demokrasi yang kadang juga irrasional. Mungkin
masyarakat dapat mengakui kepentingan- ada benarnya, beberapa kalangan mengatakan
kepentingan sebagian orang maupun masyarakat bahwa apatisme politik jauh lebih disukai
yang lain, dan mengorganisir diri untuk tindakan daripada antusiasme politik yang ada kalanya

128 Copyright © 2015, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (2), 2015

bisa membahayakan bentuk pemerintahan Ketiga, adalah “rumah yang terbagi dalam
konstitusional. dirinya sendiri”, kata Abraham Lincoln,
“Pemerintah tidak dapat bertahan secara
permanen bila separoh budak dan separoh
C. Prospek Demokrasi merdeka”. Sekarang ini dunia bukanlah
Mencermati prospek demokrasi, sering sebuah rumah tinggal terpisah, melainkan
menimbulkan beberapa pertanyaan. Pertama, semakin terpadu satu sama lain dan saling
bagaimanakah prospek demokrasi di dunia ketergantungan.14 Keempat, baik perluasan
ini? Kedua, apakah rezim-rezim negara-negara maupun kemunduran demokrasi mempunyai
yang baru merdeka akan semakin demokratis? implikasi terhadap nilai-nilai sosial lainnya,
Dua pertanyaan tersebut mempunyai relevansi seperti pertumbuhan ekonomi, persamaan
intelektual dan kebijakan jauh ke belakang, sosio-ekonomi, stabilitas politik, keadilan sosial,
terutama untuk tahun 1980-an. dan kemerdekaan nasional. Dalam masyarakat,
suatu tingkat pembangunan ke arah kemajuan
Selama tahun 1950-an dan awal 1960-an,
sering selaras dengan tingkat demokrasi yang
para ilmuwan seperti Huntington11 dan lainnya
tinggi. Masalah tepat tidaknya demokrasi
yang membahas masalah ini pada umumnya
bagi negara-negara miskin, dalam konteks ini
optimis bahwa dekolonisasi dan pembangunan
adalah suatu hal yang sentral. Pada masyarakat
ekonomi akan melipatgandakan rezim
majupun hanya dapat mencapai demokrasi
demokrasi. Dengan alasan bahwa sejarah yang
dengan mengorbankan beberapa nilai penting
akan datang dihadapkan pada kemungkinan-
lainnya, seperti keamanan nasional.15
kemungkinan ini. Selain itu orang akan pesimis
terhadap alasan-alasan menyangkut retaknya Dalam hal ini diperlukan analisis empiris
sistem demokrasi tersebut. Hal ini bisa dilihat untuk menjawab pertanyaan: Kebijakan
pada akhir tahun 1970-an dan awal tahun 1980- apakah yang harus digunakan oleh pemerintah,
an. Prospek demokrasi tampaknya semakin lembaga swasta, dan individu untuk mendorong
cerah kembali, dan para ahli ilmu sosial meluasnya demokrasi? Dalam hal ini, Peter
memberikan tanggapan serupa, walaupun Bachrach menjelaskan bahwa tujuan tertinggi
mereka tetap mengedepankan pemikiran kritis. sebuah sistem pemerintah demokratis
adalah memaksimalkan perkembangan
Kajian seperti ini penting mengingat
setiap individu. Sedangkan Robert Dahl
16
sekurang-kurang terdapat empat alasan.
menjelaskan bahwa sistem politik demokrasi
Pertama, masa depan demokrasi erat kaitannya
adalah suatu sistem yang benar-benar atau
dengan masa depan kebebasan di dunia.
hampir mutlak bertanggung jawab kepada
Demokrasi dapat dan telah menyalahgunakan
semua warganegaranya.17 Definisi semacam ini
hak-hak kebebasan individu, dan kekuasaan
bisa relevan terhadap teori politik normatif,
totalitarianisme bagi warga warganegaranya.
namun tidak banyak manfaatnya untuk
Kebebasan dalam arti tertentu adalah suatu
analisis empiris dalam komparatif. Mengapa
sifat yang unik dari demokrasi. Oleh karena itu,
demikian? Pertama, definisi-definisi tersebut
bila seseorang menginginkan kebebasan sebagai
sering kabur dan bersifat umum, sehingga sama
nilai sosial yang tertinggi, maka ia juga pasti
sekali tidak memungkinkan diterapkan dalam
menginginkan demokrasi.12 Kedua, bagi Amerika
praktik berdemokrasi. Kedua, demokrasi dapat
khususnya, masa depan demokrasi di mana-
juga didefinisikan sedemikian luas sehingga
mana adalah hal penting, mengingat demokrasi
hampir identik dengan semua kebajikan umum,
adalah bukan hanya alat untuk pencapaian
termasuk keadilan sosial, persamaan, kebebasan,
tujuan bagi Ameriaka Serikat saja, tetapi juga
pemenuhan diri, kemajuan, dan berbagai ragam
bagi Negara manapun.13
14 Lincoln’s Speech. Reply to Douglas (Springfield, 1858). Lihat pula
11 Samuel P. Huntington, Will More Countries Become Democratic? (Political Samuel P.Huntington op.cit. h. 195.
Science Quarterly 99, No.2 Summer, 1984), h. 193-218. 15 Samuel P.Huntington. op.cit. h. 196.
12 Sanfor, Lakoff, Democracy, History, Theory, Practice (Oxford: Westview 16 Peter Bachrach. The Theory of Democratic Elitism: A Critique
Press, 1996), h. 157 (Washington, D.C: University Press of America, 1980), h. 24, 98
13 Michael W. Doyle. “Kant, Liberal Legacies, and Foreign Affairs, 17 Robert A. Dahl. Polyarchy:Participation and Opposition (New Haven:
Bagian I, Philosophy and Public Affairs, 12 (1983) h. 213. Yale University Press, 1971), h. 2.

Copyright © 2015, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430 129


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (2), 2015

lainnya yang baik.18 Oleh karena itu, menjadi padam di Jerman, Italia, Austria, Polandia,
sukar dalam menganalisis hubungan antara negara-negara Baltik, Spanyol, Portugal, Yunani,
demokrasi dengan tujuan-tujuan sosial lainnya. Argentina, Brazilia, dan Jepang. Usaha untuk
Untuk itu, dalam analisis komparatif tentang mengamankan demokrasi tampaknya telah
demokrasi dibutuhkan suatu definisi yang lebih mengakibatkan perkembangannya berhenti
bersifat empiris dan institusional. Tulisan ini dan bahkan menyebabkan munculnya gerakan-
mengikuti pandangan Joseph A. Schumpeter19 gerakan sosial berhaluan kiri dan kanan yang
bahwa sebuah sistem politik disebut demokratis bermaksud menghancurkannya.
sejauh para pengambil keputusan kolektifnya Namun di lain pihak, setelah berakhirnya
yang paling kuat dipilih melalui pemilu periodik, Perang Dunia II, terdapat suatu perkembangan
yang mana para calon bebas bersaing untuk yang dramatis yang ditandai adanya munculnya
memperoleh suara dan semua orang dewasa rezim-rezim demokratis. Dengan dukungan
berhak memilih. Menurut definisi ini demokrasi negara-negara sahabat dan setelitnya, Amerika
mencakup dua dimensi, yaitu persaingan dan Serikat memberlakukan demokrasi di Jerman
partisipasi yang oleh Dahl2021 dipandang Barat, Austria, Italia, Jepang, dan Korea
penting sekali bagi demokrasi poligarki yang Selatan. Secara bersamaan proses dekolonisasi
sejati. berlangsung di negara-negara yang baru
Menurut Huntington21 sejarah munculnya merdeka, yang pada permulaan biasanya
rezim demokrasi modern dapat digolongkan ke mengadopsi bentuk politik kekuasaan imperial.
dalam empat tahapan. Tahap pertama, adalah apa Setidak-tidaknya dalam beberapa kasus
yang dsisebut sebagai sistem politik demokrasi seperti di India, Israel, Srilanka, dan Filipina,
pada tingkat pemerintahan nasional, yang bentuk-bentuk demokrasi dilengkapi dengan
muncul pertama kalinya di Amerika Serikat substansinya. Negara lainnya seperti Turki
pada awal abad ke-19. Abad berikutnya rezim dan beberapa negara Amerika Latin, berusaha
demokrasi perlahan-lahan bermunculan di meniru sistem politik penguasa Eropa yang
Eropa Barat dan Utara, di dominion-dominion menang perang. Pada awal tahun 1950-an,
Inggris, dan beberapa Negara Amerika Latin. proporsi negara demokrasi di antara negara
Kecenderungan tersebut oleh Alexis de merdeka di dunia telah mencapai tingkat yang
Tocqueville22 telah diramalkan pada tahun 1835 cukup tinggi.
dan oleh James Bryce23 telah dicatat pada tahun Sedangkan periode keempat, dalam
1920, tampaknya tidak dapat diubah. Pada perkembangan rezim demokratis, yakni mulai
asasnya semua perubahan rezim berlangsung dari awal tahun 1950-an sampai dengan 1980-
dari rezim yang kurang demokratis menuju an, berbeda dengan tiga periode sebelumnya.
rezim yang semakin demokratis. Pada akhir Dalam masing-masing periode ini terdapat suatu
periode ini, Bryce dapat menduga dengan kecenderungan yang sangat dominan, baik ke
tepat mengenai apakah kecenderungan ke arah arah perluasan demokrasi (1820-1920, dan 1942-
demokrasi merupakan suatu kecenderungan 1953) ataupun ke arah berkurangnya demokrasi
alamiah, karena hukum umum kemajuan (1920-1942). Dalam masing-masing periode ini
sosial.24, Tahun 1920-an adalah puncak sedikit sekali pergeseran rezim yang signifikan
perkembangan demokrasi di antara bangsa- melawan kecenderungan yang dominan itu.
bangsa di dunia. Sementara selama dua Tetapi masa tiga puluh tahun, dari awal 1950-an
dasawarsa berikutnya, demokrasi cenderung sampai awal 1980-an, tidak ditandai oleh suatu
arah yang kuat, baik ke kiri atau ke kanan. Justru
18 Samuel P. Huntington, op.cit, h. 78.
19 Joseph A. Schumpeter, Capitalism, Socialism, and Democracy (New yang terjadi adalah campuran antara keduanya.
York: Harper & Row, 1942).
20 Robert Dahl, op.cit. h. 4-9. Lihat juga Joseph A. Schumpeter, op.cit h. Jumlah rezim demokratis tampak meluas pada
269
21 Samuel P.Huntington, op-cit, h. 24.
tahun 1050-an dan awal 1960-an, menyusut pada
22 Alexis de Tocqville, Tentang Revolusi, Demokrasi, dan Masyarakat, pertengahan 1960-an dan awal 1970-an, dan
Terjemahan Yusi A.Pareanom, (Jakarta: Yayasan Obor, 2005), h. 53.
23 James Bryce, Modern Democracy (New Jersey: The McMillan Company, kemudian meluas lagi pada akhir tahun 1970-an
1921), h. 17.
24 James Bryce, Ibid. h. 24.
dan awal 1980-an. Catatan secara menyeluruh

130 Copyright © 2015, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (2), 2015

mengenai perubahan negara demokrasi di dunia telah menciptakan kesenjangan yang lebar
belum besar. Oleh karena itu sukar untuk dapat antara si kaya dan si miskin. Pembangunan
dikatakan bahwa dunia ini semakin demokratis tersebut hanya menguntungkan segelintir elit
pada tahun 1984 dibanding tahun 1954.25 politik dan elit ekonomi. Pembangunan hanya
Namun demikian, stabilitas menyeluruh dikaitkan dengan pembangunan fisik semata,
dalam tingkat demokrasi menunjukkan sedangkan pembangunan mental dan spiritual
beberapa perkembangan penting ke dua arah. hanya mendapatkan porsi sedikit. Angin segar
Dengan beberapa perkecualian yang menyolok, bagi pengkritik pembangunan datang dari
hampir semua negara jajahan yang mencapai Amartya Sen,27 ekonom dari Harvard. Dalam
kemerdekaannya setelah Perang Dunia II, karya-karyanya Sen, banyak menulis mengenai
bergeser dari sistem demokrasi menuju non ekonomi kesejahteraan dan juga hubungan
demokrasi. Sebaliknya beberapa negara antara demokrasi dengan kesejahteraan
bergerak ke arah demokrasi. Antara lain Spanyol, manusia. Menurut Sen, kebebasan manusia amat
Portugal, Kolombia, Venezuela, Yunani, dan erat kaitannya dengan demokrasi. Demokrasi
Republik Dominika. Beberapa negara Amerika memberi kebebasan kepada manusia. Demokrasi
Selatan, termasuk dua sistem demokrasi yang menjamin hak-hak dasar bagi masyarakat.
telah lama berdiri seperti Cili dan Uruguay Demokrasi mempunyai mekanisme check and
dan dua sistem komunis yang kurang stabil balances dan demokrasi menjamin pergantian
(Brazilia, Argentina) menjadi negara otoriter- pemerintahan dengan damai. Ketiadaan
birokratis, dengan pemerintahan militer yang kebebasan secara politik berkorelasi dengan
bermaksud mempertahankan kekuasaan. Akan pemenuhan hak-hak yang lain. Hanya dengan
tetapi pada akhir tahun 1983, Brazilia telah demokrasilah kebebasan secara politik dapat
membuat kemajuan yang penting ke arah sistem dipenuhi. Di negara yang demokratis, sebuah
demokrasi seperti halnya Argentina. bencana dapat ditanggulangi dengan adanya
pers yang bebas, oposisi yang aktif, dan iklim
Sementara beberapa negara seperti kemerdekaan berpendapat dan berekonomi
Peru, Equador, Gana, dan Turki, tampak yang memadai.
terombang-ambing antara sistem demokrasi
dan nondemokrasi, dalam sebuah pola yang Seorang ekonom haruslah memberi saran
merupakan ciri khas masyarakat praetorian. Di kepada pemerintah untuk membuat kebijakan
Asia Timur, Korea, Singapura, Indonesia, dan yang manusiawi. Salah-satu contoh yang
Filipina menjadi kurang demokratis. Taiwan diberikan Sen adalah kredit mikro yang diberikan
tetap tidak demokratis. Negara-negara Indocina kepada orang-orang miskin dan petani. Hal
tunduk terhadap totalitarianisme Vietnam. yang sama dilakukan oleh Grameen Bank yang
Sedangkan Thailand dan Malaysia tetap didirikan oleh Muhammad Yunus di Bangladesh.
demokrasi secara parsial. Sementara, gerakan Rakyat miskin diberikan kredit murah dengan
untuk mendorong Hongaria, Cekoslovakia tujuan agar mereka dapat mendayagunakan
(sebelum pecah), dan Polandia ke arah politik kemampuan mereka dalam berusaha dan bisa
yang lebih demokratis dihentikan secara oleh mengembalikan pinjaman tepat waktu dengan
Uni Soviet,26 namun sekarang sudah berhasil bunga yang rendah. Grameen Bank adalah contoh
membebaskan diri dari totalitarianism. keberhasilan dari kredit usaha mikro, kecil
dan menengah. Grameen adalah contoh dari
Dalam perkembangan demokrasi, peranan kebijakan yang membebaskan rakyat kecil dari
pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan mesti jeratan rentenir. Budaya menjadi pertimbangan
menjadi perhatian kritik, terutama datang dari dalam menyalurkan kredit mikro. Ketimpangan
kalangan akademisi dan NGO. Mereka melihat jender yang terjadi di pedesaan turut menjadi
pembangunan di negara-negara berkembang pertimbangan dalam menyalurkan kredit. Ia
27 Lihat tulisan-tulisan Amartya K. Sen, Freedom, Rationality, and Social
25 Lihat “the Comparative Survey of Freedom” yang dikumpulkan
Choice: The Arrow Lectures and Other Essays (Oxford: Oxford University Press,
setiap tahun untuk Freedom House (organisasi riset swasta di New York City)
2000). Lihat pula  Development as Freedom (New York: Oxford University Press,
oleh Raymond D. Gastil khususnya Freedom at Issue, no 17 (1973), h. 2-3; no 70
1999), semuanya menekankan betapa penting suatu kebebasan, dan hak-hak dasar
(1983), h.4. Lihat pula Samuel P. Huntington, op.cit, h. 8.
lainnya yang tidak kalah pentingnya kearifan budaya timur dengan menegasikan
26 Samuel P.Huntington, ibid, h. 81.
“keserakahan”.

Copyright © 2015, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430 131


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (2), 2015

menyarankan bahwa seorang ekonom jangan demokratis, dan memiliki pers yang bebas. Sen
melulu terikat dengan teori-teori ekonomi yang menunjukkan betapa pentingnya kebebasan dan
diajarkan di fakultas ekonomi semata. Ia harus hak politik masyarakat.
mau terjun ke bawah agar dapat memahami Perkembangan terbaru dalam teori
gejolak masyarakatnya. demokrasi modern adalah munculnya kritik
Dalam perkembangannya, demokrasi terus feminis terhadap sifat dari representasi dalam
bergulir dan memimpin bentuk pemerintahan demokrasi liberal32 dan teori “demokrasi
hingga sekarang. Di paruh terakhir abad ke- deliberatif ” yang berfokus pada pertimbangan
20, diyakini bahwa teori tradisional semakin rasional sebagai proses pengambilan keputusan
tergeser oleh teori demokrasi modern yang kolektif. Kemudian dalam perkembangan
lebih realistis, yang mengakui kompleksitas baru lainnya yang lebih mengejutkan adalah
sistem politik modern dan kapasitas politik munculnya perhatian pada gagasan tentang
terbatas yang dimiliki oleh rakyat. Dalam hal kemungkinan demokrasi global.33 Tetapi dalam
ini, yang menonjol adalah “teori demokrasi pembuktian adanya demokrasi global tersebut,
elitis”.28 Namun teoretisi demokrasi elitis pun masih terdapat kontroversi tentang dasar rasional
segera mendapat kritik tajam oleh teoretisi untuk menilai bahwa demokrasi yang kini sudah
demokrasi partisipatoris, baik dari para ahli menyebar luas merupakan sistem pemerintahan
ilmu politik maupun futuris. John Naisbitt, terbaik dan tanpa cacat. Ada banyak dukungan
seorang futuris ternama Amerika Serikat dari argumen sebagaimana dikemukakan
mengamini dengan memberikan kritik dalam oleh Barry Holden,34 maupun Robert Dahl
karyanya yang monumental Megatrends tersebut. Meskipun demikian, di bawah
2000.29 Ia mengemukakan bahwa demokrasi pengaruh relativisme dan postmodernisme,
representatif telah bergeser menjadi demokrasi tidak ada pembenaran (justifikasi) rasional bagi
partisipatif. Maknanya, khususnya dari segi demokrasi.35
politik, partisipasi lebih mempromosikan Berbeda dengan kajian berikutnya, tokoh-
participatory dibanding demokrasi perwakilan tokoh ini mendukung demokrasi global
(representative democracy) sebagai hak demokrasi sekaligus meragukan prospek demokrasi di
setiap orang. Dengan demikian, publik secara era global ini. Sebagaimana dikemukakan
umum dapat berpartisipasi dalam proses bahwa demokrasi telah mengalami perubahan
pengambilan keputusan. Partisipasi publik juga sejak modernisasi di era globalisasi sekarang
akan membantu dewan (counsellors) dan para ini. Perubahan pertama adalah adanya konsep
pembuat keputusan lainnya untuk mendapatkan universalisasi dalam globalisasi yang mulai
gambaran lebih jelas mengenai permintaan- menjanjikan adanya kesamaan hak pada semua
permintaan dan aspirasi konstituen mereka. orang. Namun kenyataan yang terjadi kemudian
Jadi apa yang dibutuhkan masyarakat dalam tidak demikian. Nyatanya, baik level nasional
berdemokrasi adalah “partisipasi” yang luas dari maupun global, uneversalisme masih belum
seluruh rakyat.30 benar-benar ada dalam era globalisasi saat ini.36
Parsipasi semacam itu harus juga Pernyataan serupa juga dinyatakan oleh Alan
melibatkan industrial democracy dan lebih luas Marc Rieu37 ia menyatakan bahwa univeralisme
melampaui sistem politik hingga ke lingkungan masih merupakan hal yang semu dalam era
kerja dan sistem perekonomian umumnya. globalisasi saat ini. Hal ini terbukti dengan masih
Sebagaimana dikatakan oleh Amartya K. Sen31 32 April Carter dan Geoffrey Stokes, Liberal Democracy and its Critics
tentang pentingnya kebebasan dan keadilan. (Cambridge Polity Press, 1998), h. 98-117.
33 Barry Holden, Global Democracy (Routledge, 2000).
Sejarah menunjukkan bahwa kelaparan yang 34 Barry Holden dalam Understanding Liberal Democracy (Publisher:
Harvester Wheatsheaf, 1993).
dahsyat tak pernah terjadi di negara merdeka, 35 Seyla Benhabib (Ed) Democracy and Difference (Princeton University
Press, 1996), h. 97.
28 William Outhwaite, op.cit, h. 200. 36 Hardt, Michael dan Antonio Negri. “The Long March of
29 William Outhwaite, op.cit, h. 200. Democracy”, dalam Multitude: War and Democracy in the Age of Empire (New York:
30 Lihat Joseph Losco & Leonard, Political Theory, Clasic and The Penguin Press, 2004), h. 241.
Comtemporary Reading (Roxbury Publishing Company, 2005), h. 134. 37 Alan Marc Rieu, Deconstructive Globalization: Universalism, Globality,
31 Amartya Sen, di dalam risalahnya, Beyond the Crisis: the Development Diversity” [online], dalam http: //hal. archives-ouvertes.fr/docs/00/70/12/52/
Strategies in Asia, yang diterbitkan oleh Institute of South East Asian Studies, 1. PDF. [Diakses pada 1 Januari 2016]. h.21.

132 Copyright © 2015, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (2), 2015

adanya marginalisasi berdasarkan berbagai hal, dipilih langsung ataupun tidak langsung oleh
misalnya jenis kelamin atau warna kulit, yang rakyat, sehingga–baik pejabat yang menjalankan
menunjukkan bahwa universalisme belum fungsi legislatif maupun eksekutif–merupakan
benar-benar tampak dalam era globalisasi saat wujud dari rakyat yang berdaulat. Di negara
ini. Memang dengan liberalisasi ekonomi yang demokrasi, para hakim agung juga dipilih
merupakan produk dari globalisasi kemudian melalui mekanisme di parlemen, sehingga dapat
juga turut berperan menjadikan universalisme dikatakan bahwa para pejabat di lingkungan
menjadi sebuah hal yang semu. Dengan adanya cabang kekuasaan yudikatif juga mencerminkan
globalisasi ekonomi, negara dituntut untuk prinsip kedaulatan rakyat, meskipun hanya
melakukan berbagai penyesuaian. Zimbabwe, secara tidak langsung.
misalnya, melakukan penyesuaian dengan Dalam mengembangkan demokrasi yang
program ESAP (Economic Structural Adjustment baik, aspek-aspek antroposentrik dalam demokrasi
Programme) yang berlaku sejak tahun 1990, harus mengakar dan teringrasi antara manusia
menyebabkan harga-harga barang menjadi dengan aspek-aspek lingkungan alamiahnya
naik. Ini menunjukkan bahwa dengan adanya (ekokrasi), sehingga dalam merealisasikan
liberalisasi ekonomi, negara dituntut untuk demokrasi secara komprehensif yang
melakukan berbagai regulasi yang diharapkan menampung kepentingan-kepentingan seluruh
dapat mempromosikan adanya pertumbuhan ekositem yang ada. Seperti ajakan Presiden
ekonomi. Dengan adanya regulasi tersebut, tidak Perancis, Jacques Chirac, ketika menjadi
ada yang dapat dilakukan oleh rakyat Zimbabwe pembicara pada forum Earth Summit 2002 di
selain hanya pasrah dengan kehidupan yang Johannesburg, Russia, mengenai pentingnya
semakin sulit karena harga yang mahal tersebut lingkungan hidup kepada generasi mendatang.
semakin sulit dijangkau dan mereka juga tidak Dikatakan oleh Jacques Chirac:40
dapat melakukan tuntutan.38
“Our house is burning and we look away. Nature
Pendapat terakhir tentang konsep kedaulatan is mutilated, over exploited and cannot manage to
negara mencakup dua konteks pengertian, reconstitute herself any more, and we refuse to admit it.
yaitu pengertian internal dan eksternal, Humanity is suffering (.....). The earth and humanity
yakni hubungan antarbangsa dan pengakuan are imperilled and we are all responsible for this (...).
kedaulatan internasional dari negara-negara We cannot say that we did not know! Let us beware
lain. Dalam pengertian internal, tidak cukup lest the XXIst century becomes, for future generations,
kedaulatan sebagai konsep kekuasaan tertinggi that of a crime against life” (Rumah kita terbakar
yang dikenal selama ini dalam dunia filsafat dan kita hanya menyaksikan. Alam dimutilasi,
hukum dan politik mencakup ajaran tentang dieksploitasi secara berlebihan tanpa dapat
kedaulatan Tuhan (theocracy), kedaulatan rakyat lagi dipulihkan lagi, dan kita pun tidak mau
(democracy), kedaulatan hukum (nomocracy), dan mengakuinya. Kemanusiaan tengah menderita.
kedaulatan raja (monarchy), tetapi juga ecocracy.39 Bumi dan kemanusiaan dan kita bertanggung
Dalam perspektif kekuasaan negara secara jawab untuk ini. Kita tidak dapat berkata bahwa
internal ini, melalui pengembangan ecocracy kita tidak tahu! Marilah kita waspada, demi
maka pengembangan demokrasi (kedaulatan generasi mendatang, jangan sampai abad ke-21
rakyat) tidak semata-mata mementingkan menjadi abad kejahatan terhadap kehidupan).
kedaulatan rakyat saja, melainkan diperlukan
mekanisme yang secara substansial dapat Semua fenomena pengrusakan dan
menjamin penyaluran aspirasi dan pendapat dari kerusakan ekosistem disebabkan oleh adanya
kehendak rakyat yang berdaulat itu. Oleh karena kebebasan manusia tanpa kendali. Kebebasan
itu, orang menciptakan lembaga perwakilan dihasilkan oleh sistem demokrasi yang
rakyat dan partai politik sebagai penyalurnya. dikembangkan oleh umat manusia dimana-
Bahkan, kepala pemerintahan eksekutif juga mana tanpa menyadari bahwa kebebasan itu
38 Olurode, Lai. Gender, Globalisation and Marginalisation in Africa (Africa
telah menimbulkan efek samping berupa
Development: CODESRIA, 2003), h. 76.
39 Ekokrasi suatu kedaulatan lingkungan, di mana kita hidup 40 President Jacques Chirac’s Speech at the Earth Summit,
mengeksploitasi alam semena-mena. Johannesburg, 2002.

Copyright © 2015, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430 133


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (2), 2015

kerusakan ekosistem. Tampaknya terdapat misalnya jika perkembangan ekonomi dunia


hubungan yang erat antara kerusakan ketiga berlangsung pada tingkat yang jauh
lingkungan dan ekosistem dengan demokrasi. lebih cepat dan mempunyai dampak yang
Makin kuat arus demokratisasi dan kebebasan jauh lebih positif terhadap perkembangan
manusia, makin terbuka lebar pula potensi demokrasi dibanding sebelumnya. Atau jika
pengrusakan ekosistem yang terjadi. Apalagi, posisi hegemoni Amerika Serikat mantap
penerapan sistem demokrasi kontemporer selalu kembali di dunia seperti pada tahun 1940-an
diimbangi dan disertai oleh liberalisasi pasar dan 1950-an. Tanpa perkembangan seperti
dan pengurangan tanggung jawab negara dalam itu, perkembangan demokrasi yang signifikan
urusan bisnis dengan memberi kesempatan sulit terjadi. Selain itu, kekuasaan substansial
yang seluas-luasnya kepada setiap individu yang pemerintah yang anti demokrasi (pemerintah
merdeka untuk menguasai dan menggunakan totalitarian), maka penolakan demokrasi oleh
modal dalam mengeksploitasi alam secara beberapa tradisi kebudayaan yang mengarah
besar-besaran. pada perkembangan demokrasi menjadi ujian
yang memerlukan kerja keras pendukung
demokrasi.
D. Penutup
Fokus lainnya yang juga harus mendapat
Walaupun pada mulanya kehadiran perhatian dalam prospek demokrasi ke depan
demokrasi bersifat erratic dan tidak diminati adalah ekonomi kesejahteraan dan juga
banyak orang, namun sejak berkobarnya hubungan antara demokrasi dengan lingkungan
Revolusi Prancis 1789, spirit untuk menerapkan hidup. Karena dalam demokrasi, kebebasan
demokrasi menunjukkan gejala yang positif. manusia amat erat kaitannya dengan demokrasi.
Bahwa dekolonisasi dan pembangunan ekonomi Demokrasi memberi kebebasan kepada
akan melipatgandakan perkembangan rezim manusia, dan demokrasi menjamin hak-hak
demokrasi. Prospek meluasnya demokrasi dasar bagi masyarakat. Demokrasi mempunyai
akan terbukti secara signifikan bila terdapat mekanisme check and balances dan demokrasi
proses diskotinuitas penting—misalnya jika menjamin pergantian pemerintahan dengan
perkembangan ekonomi di dunia ketiga damai. Selain itu dalam mengembangkan
berlangsung pada tingkat yang jauh lebih demokrasi yang baik, aspek-aspek antroposentrik
cepat dan mempunyai dampak yang jauh lebih dalam demokrasi harus juga mengakar dan
positif terhadap perkembangan demokrasi terintegrasi antara manusia dengann aspek-
dibanding sebelumnya. Pesatnya perkembangan aspek lingkungan alamiahnya, sehingga dalam
demokrasi, di samping dipengaruhi oleh aspirasi merealisasikan demokrasi secara komprehensif
negara-negara berkembang yang mencita- juga menampung kepentingan-kepentingan
citakan tingkat kemajuan politik, HAM, seluruh ekositem yang ada.
ekonomi yang lebih menjanjikan, juga harus
diakui terdapat beberapa kepentingan Amerika
Serikat sebagai pionir dan sekutu-sekutunya E. Daftar Pustaka
yang berkepentingan menegakkan politik Aristoteles, (1921) Nicomachean Ethics,
ideologi dengan mengedepankan prinsip- Diterjemahkan oleh Benyamin Jowett,
prinsip kebebasan, persamaan, dan perdamaian. Oxford University Press.
Bagaimanapun, kemampuan pihak-pihak Asshiddiqie, Jimly. (2009). Green Constitution:
eksternal (seperti negara Amerika Serikat) Nuansa Hijau UUD 1945. Rajagrafindo/
mempengaruhi perkembangan demokrasi di Rajawali Pers, Jakarta.
seluruh dunia. Keadaan seperti ini mempunyai
pengaruh besar terhadap perkembangan Aristoteles, (1921). Politics, Diterjemahkan oleh
demokrasi di negara lainnya. Prospek meluasnya Benjamin Jowett, Oxford University
demokrasi akan terbukti secara signifikan Press.
bila terdapat proses diskotinuitas penting—

134 Copyright © 2015, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (2), 2015

Bachrach, Peter. (1980). The Theory of Democratic London and New York: Routledge.
Elitism: A Critique (Washington, D.C: Lakoff, Sanfor. (1996). Democracy, History, Theory,
University Press of America. Practice, Oxford: Westview Press, 1996:
Bryce, James. (1921). Modern Democracy. New hlmn: 157.
Jersey: The McMillan Company. Lincoln, Abraham. (1858). Lincoln’s Speech dalam
Burke, Edmund. (1794). Speech to the Electors of “Reply to Douglas”, at Springfield 8
Bristol; 3 November 1794. Losco, Joseph & Williams, Leonardo. (2005).
Burns, MacGregor. (2003). Government by the Political Theory: Classic and Contemporary
People. Prentice Hall. Readings, Roxbury Publishing Company.
Dahl, A. Robert. (1985). Democracy and Its Critic, Naisbitt, John, & Patricia Aburdene. (1990).
New Haven: Yale University Press Megatrends 2000: Ten New Direction for the
Dahl, A. Robert. (1971). Polyarchy:Participation and 1990’s, New York: William Morrow and
Opposition, New Haven: Yale University Company, Inc.
Press. Olurode, Lai. (2003). Gender, Globalisation
Doyle, W. Michael. (1983). Kant, Liberal Legacies, and Marginalisation in Africa, Africa
and Foreign Affairs, Bagian I, Philosophy and Development: CODESRIA.
Public Affairs, 12 h. 325-345 Pateman, Carole,. (1970).  Participation and
Fukuyama, Francis. (1992). The End of History democratic theory, Cambridge England:
and The Last Man,  New York: Publication. Cambridge University Press.
Penguin. Polybius. (Adaptasi 1927). The Hisitories or The
Gienapp, E. William. (2002). Abraham Lincoln Rise of The Roman Empire By Polybius,
and Civil War America, 1 edition, New York: Diterjemahkan Oleh Paton, W.R.
Oxford University, Press. London, New York: William Heinemann:
GP Putman’s Sone.
Hardt, Michael dan Antonio Negri. (2004).
The Long March of Democracy, Plato. (adaptasi, 1968) The Republic of Plato, Edisi
dalam  Multitude: War and Democracy in the ke-2, diterjemahkan oleh Allan Bloom,
Age of Empire. New York: the Penguin Dicetak ulang dari Perseus Book Group.
Press. Rieu, M. Alan, “Deconstructive Globalization:
Holden, Barry. (2008). Democracy dalam Universalism, Globality, Diversity”
William Outhwait, Ensiklopedi pemikiran [online], dalam http://hal.archives-
Sosial Modern, Penerjemah Tri Wibowo, ouvertes.fr/docs/00/70/12/52/PDF.
B.S, Jakarta: Prenada Media Group. [Diakses pada 1 Januari 2016].

Holden, Barry. (2000). Global Democracy, Schumpeter, A. Joseph. (1942). Capitalism,


Routledge. Socialism, and Democracy, New York:
Harper & Row.
Holden, Barry. (1996). Understanding Liberal
Democracy, Publisher: Harvester Sen, K. Amartya. (2000). Freedom, Rationality, and
Wheatsheaf, Social Choice: The Arrow Lectures and Other
Essays, Oxford: Oxford University Press.
Huntington, P. Samuel. (1984). Will More
Countries Become Democratic?, Political Sen,K. Amartya. (1999). Development as Freedom,
Science Quarterly, 99, N0.2 (Summer New York: Oxford University Press.
1984). Tocqville, Alexis, De,. (2005). Tentang Revolusi,
Keneth Minogue, Minogue (2004). “Democracy” Demokrasi, dan Masyarakat, Terjemahan
dalam Adam Kuper & Jessica Kuper, The Yusi A.Pareanom, Jakarta: Yayasan Obor.
Social Sciences Encyclopedia, Second Edition,

Copyright © 2015, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430 135

You might also like