Professional Documents
Culture Documents
Ultimate PDF
Ultimate PDF
1, Mei 2011 1
Achmad Suparto
STKIP PGRI Sumenep
ABSTRACT
DAFTAR PUSTAKA
Robert dan David. 2004. Apa yang ingin diketahui remaja tentang seks. Jakarta :
Bumi Aksara.
Sunardi
Universitas Sebelas Maret
ABSTRACT
The purpose of this research is: (1) To See correlation between student
perceptions of teacher professionalism penjasorkes subjects with the results of
learning subjects penjasorkes, (2) To See correlation between the interest the
students towards subjects penjasorkes with the results of learning subjects
penjasorkes, and (3) To See correlation between student perceptions of teacher
professionalism penjasorkes subjects and student interests against penjasorkes
subjects with subjects learning outcomes students.
This study used descriptive correlation approach. The population of this
study was the students semester 2 class XI IPS Surakarta SMA Negeri 5 academic
year 2009/2010 some 200 were students. Determination of the number of samples
using the formula of Isaac and Michael in order to obtain 127 people as
respondents. Samples taken by simple random sampling using lottery. Data
collection technique for variable student perception about the professionalism of
teaching staff, penjasorkes (X1) and interest the students towards subjects
penjasorkes (X2) used questionnaire, the variable Y is used to value students'
report cards. The data analysis technique used is the technique of correlation
analysis and multiple linear regression.
Based on the research conclusions were taken: (1) There is a significant
positive relationship between students 'perception about the professionalism of
teaching staff, penjasorkes (X1) with the results of learning subjects penjasorkes
students (Y), (2) There was a significant positive relationship between students'
interests against foreign penjasorkes lessons (X2) with the results of learning
subjects penjasorkes students (Y), (3) There was a significant positive relationship
between students' perceptions about the professionalism of teaching staff,
penjasorkes (X1) and interest the students towards subjects penjasorkes (X2) with
learning outcomes eye penjasorkes lesson students (Y).
10 Phederal Vol. 4 No. 1, Mei 2011
Hasil Belajar Penjasorkes Siswa yang lebih baik dari keadaan siswa
Pada tahun ajaran baru, mutu sebelumnya. Dalam proses belajar
pendidikan yang berkaitan dengan siswa ada beberapa faktor yang
pencapaian tujuan pendidikan secara mempengaruhinya. Slameto (2010:
umum disegala jenjang pendidikan 54) mengolongkan faktor-faktor
formal, termasuk SMA sering yang mempengaruhi belajar dalam 2
dipermasalahkan. Permasalahan ini golongan, yaitu: ”(1) Faktor intern
seringkali dikaitankan dengan yang meliputi: faktor jasmaniah,
adanya kecenderungan merosotnya faktor psikologis, dan faktor
minat belajar dan hasil belajar yang kelelahan; (2) Faktor ekstern yang
dicapai siswa. meliputi: faktor keluarga, faktor
Hasil belajar diperoleh melalui sekolah, dan faktor masyarakat”.
proses belajar. Menurut Slameto Mimin Haryati (2007: 22)
(2010: 2), ”Belajar ialah suatu proses menyatakan hasil belajar dapat
usaha yang dilakukan seseorang dikelompokkan menjadi tiga ranah
untuk memperoleh suatu perubahan yaitu:
tingkah laku yang baru secar a. Ranah kognitif
keseluruhan, sebagai hasil Berkenaan dengan hasil
pengalamannya sendiri dalam belajar intelektual yang
interaksi dengan lingkungan”. terdiri dari enam aspek, yaitu
Sedangkan menurut Muhibbin Syah pengetahuan atau ingatan,
(2005: 68), ”Secara umum, belajar pemahaman, aplikasi,
dapat dipahami sebagai tahapan analisis, sintesis dan evaluasi.
perubahan seluruh tingkah laku b. Ranah Afektif
individu yang relatif menetap
Berkenaan dengan sikap yang
sebagai hasil pengalaman dan
terdiri dai lima aspek yaitu
interaksi dengan lingkungan yang
penerimaan, jawaban atau
melibatkan proses kognitif”.
reaksi penilaian, organisasi
Dalam belajar terjadi sebuah
dan internalisasi.
proses untuk memperoleh hasil yang
baik dan sesuai harapan. Muhibbin c. Ranah Psikomotorik
Syah (2005:109) mendefinisikan, Berkenaan dengan hasil
”Proses belajar adalah tahapan belajar ketrampilan dan
perubahan perilaku kognitif, afektif kemauan bertindak, ada enam
dan psikomotor yang terjadi dalam aspek yaitu gerakan refleks,
diri siswa”. Perubahan itu bersifat ketrampilan gerakan dasar,
positif, dalam arti perubahan yang ketrampilan membedakan
terjadi adalah perubahan ke arah secara visual, ketrampilan
Phederal Vol. 4 No. 1, Mei 2011 17
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Dasuki, dkk. 2010. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan. Jakarta: Dirjen
Peningkatan Mutu pendidik dan tenaga Kependidikan
Bimo Walgito. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: CV. Andi Offset
Hamzah B. Uno. 2009. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
Mimin Haryati. 2007. Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press
Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada
Slameto. 2010. Belajar dan faktor Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Syaiful Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta
ABSTRACT
The objectives of this study are to find out: (1) The differences between
the effect of practice approach of massed practice and distributed practice toward
the short passing skill in football to the students in PSB BONANSA of the group
age 10-12 years old in 2010. (2) The differences between the effect of high eye-
leg coordination and low eye-leg coordination toward the short passing skill to the
students in PSB BONANSA of the group age 10-12 years old in 2010. (3) The
interaction among the practice approach of massed practice, distributed practice,
and eye-leg coordination toward the short passing skill in football to the students
in PSB BONANSA of the group age 10-12 years old in 2010.
It is an experimental study. The population in this study is the students of
PSB BONANSA year 10-12 years old in 2010 consisting of 50 students. The
sampling of the study used stratified random sampling, in which 40 students were
as the sample of the study. The data collected were gained by using test and
measurement covering: eye-leg coordination by using soccer wall volley test and
test of short passing with the accuracy passing. The analyzed by using ANAVA
2X2.
Based on the result of the study, it concludes that: (1) There were
significant differences between the practice approach of massed practice and
distributed practice toward the short passing skill of the students in PSB
BONANSA year of 10-12 in 2010. (2) There were significant differences between
high eye-leg coordination and low eye-leg coordination toward the short passing
skill in football to the students year of 10-12 in PSB BONANSA 2010. (3) There
were no interaction between the practice approach and eye-leg coordination
toward the short passing skill in football to the students of PSB BONANSA year
of 10-12 in 2010.
tekanan lawan juga tak kalah memberikan kontrol bola yang lebih
penting”. baik. Selain itu, kaki bagian dalam
merupakan permukaan yang lebih
Menendang Bola Dengan Kaki tepat untuk melakukan passing”.
Bagian Dalam
Menendang bola dengan kaki Analisa Gerakan Tendangan
bagian dalam merupakan salah satu Mendatar
tendangan yang sering dilakukan Teknik menendang bola dalam
dalam permainan sepak bola. sepak bola menurut fungsinya dapat
Tendangan kaki bagian dalam dibedakan menjadi dua, yaitu
umumnya disebut juga passing. passing (mengoper bola ke teman)
Tendangan kaki bagian dalam ini dan shooting (menendang dengan
biasa digunakan untuk operan jarak kuat kearah gawang). Seluruh kaki
pendek. Dilihat dari macam dapat digunkan untuk menendang
tendangan, tendangan kaki bagian bola dengan hasil yang berlainan
dalam merupakan tendangan rendah, pula. Berdasarkan hal itu menendang
bola bergulir diatas tanah. Menurut bola dapat dibedakan menjadi:
Joseph A. Luxbacher (1997: 12) menendang bola dengan
“ketrampilan pengoperan bola yang menggunakan sisi dalam kaki
paling dasar dan harus dipelajari (inside), sisi luar kaki (outside) dan
terlebih dahulu biasanya disebut punggung kaki penuh (instep). Maka
push pass (operan dorong). Teknik dari itu akan dijelaskan analisis
pengoperan ini digunakan untuk gerakan passing bawah dengan sisi
menggerakan bola sejauh 5 hingga kaki bagian dalam. Dalam
15 yard”. Menurut Danny Mielke melakukan passing bawah dengan
(2003: 20) “kebanyakan passing kaki bagian dalam tingkat ketepatan
dilakkukan dengan menggunakan umpan ke teman sangat besar, agar
kaki bagian dalam karena di kaki dapat mengirimkan bola dengan teliti
bagian itulah terdapat permukaan kepada seorang kawan perlu dilatih
yang lebih luas bagi pemain untuk terus dan diperhatikan selalu
menendang bola, sehingga kecermatannya (Sneyers, 1989: 83).
26 Phederal Vol. 4 No. 1, Mei 2011
DAFTAR PUSTAKA
Andi Suhendro. 2004. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta : Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka
Danny Mielke. 2007. Dasar-Dasar Sepak Bola. Alih Bahasa. Eko Wahyu
Setiawan. Bandung : PT Intan Sejati
Mulyono B. 2007. Tes dan Pengukuran dalam Sepak Bola. Surakarta : JPOK
FKIP UNS
Rusli Lutan. 1988. Belajar Ketrampilan Motorik Pengantar dan Metode. Jakarta :
PT. Gramedia
Soekatamsi. 1984. Teknik Dasar Bermain Sepak Bola. Surakarta : Tiga Serangkai
Soedjono. 1985. Sepak Bola Taktik dan Kerja Sama. Yogyakarta : PT BP.
Kedaulatan Rakyat
Yusuf Adisasmita & Aip Syaifudin. 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta :
Depdikbud Direktorat Jendral Perguruan Tinggi.
Phederal Vol. 4 No. 1, Mei 2011 35
ABSTRACT
DAFTAR PUSTAKA
Soemanto Y & CH. Suradi. 1997. T & P Renang II. JPOK FKIP UNS
ABSTRACT
regulasi yang ada. Keteladanan tidak biduk yang telah digambarkan di atas
mudah seperti kita membalikan dari seorang pimpinan apa saja,
telapak tangan kita, oleh sebab itu apabila lepas dalam kendali maka
berhati-hatilah berkinerja dalam dampaknya akan menjadi
mengendalikan sebuah biduk yang berkepanjangan, terutama akan
berlayar untuk menuju ketepian dan menjadikan sebuah kebiasaan dan
berlabuh sesuai dengan tujuan akhirnya membuahkan kharakter/
dimaksud. prilaku menyimpang.
Sekarang ini sudah mulai Dua hal tersebut di atas, baik tata
bersurutnya karakter anak-anak kinerja berorganisasi, pembentukan
bangsa, sedangkan di dalam ranah sebuah karakter, sementara ini
olahragapun untuk menemukan menjadikan fenomena yang sangat
sebuah ”Mental Charakter Building” perlu mendapatkan perhatian dalam
, baik itu atlet, pelatih, maupun para menegakkan sebuah kebenaran
wasit sebagai pengadil sudah banyak secara kondusif di beberapa
yang lepas kendali, tidak lagi organisasi keolahragaan.
mengedepankan secara total bahwa
wasit adalah profesionalisasi yang
harus dipegang teguh dalam Aplikasi dalam organisasi
mengedepankan regulasi atau keolahragaan
peraturan berdasarkan masing- Dalam kontekstual sebuah
masing kecabangan olahraga aplikasi dalam organisasi
tersebut. keolahragaan khususnya
Pembentukan karakter sangat perbolavolian baik dari pimpinan
sulit sekali, namun demikian kita pusat, pengprov, pengkab/ pengkot,
sebagai wasit (pengadil) sangat di sampai ke club-club, diharapkan
perlukan dan dikembalikan lagi benar-benar telah menegakkan tata-
kedalam kaidah atau kode etik aturan dan hirarki keorganisasian
perwasitan yang selalu kita dengung- secara profesional. PBVSI adalah
dengungkan. Penyimpangan- suatu organisasi keolahragaan yang
penyimpangan dalam mengendalikan besar di Indonesia tercinta ini,
Phederal Vol. 4 No. 1, Mei 2011 51
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Nuril. 2007. Panduan Olahraga Bolavoli. Solo: Era Pustaka Utama
Anonim. http://MetodePembelajaranZonaUIM.htm diakses 25 Februari 2011.
Nossek, Yosef. 1982. Teori Umum Latihan. Lagos : Institut Nasional Olahraga
Lagos Pan African Press LTP.
Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. 1996. Ketahuilah Kesegaran Jasmani
Anda. Jakarta: Depdikbud.
Ratih Riesafitri. Gambar Teknik Bolavoli. www.rriesafitri.com/preview-
content/gambar-teknik-bola-voli/ diakses 29 April 2011.
Matsuri
Program PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
ABSTRACT
The Teacher’s Role as a Model in Establishment Character through
Sport and Physical Education. Problems of students’ bad character always
appear in the field of education. This may result from the fact that education in
Indonesia emphasizes intellectual development only, while other aspects, such as
personality, affective factors, receive less attention. Schools and teachers actually
play an important role and have a responsibility for students' learning both in the
cognitive and affective aspects. Inother words, improvement of and emphasis on
the cognitive aspect such as skills in reading, language, mathematics, and science
aimed at preparing students to enterthe global world should be balanced against
the improvement of their affectiveaspect. This means that character building
teaching must not beignored.
DAFTAR PUSTAKA
Gibbons, S., Ebbeck, V., & Weiss, M.1995. “Fair Play for Kids: Effectson the
Moral Development ofChildren in Physical Education”.Research
Quarterly for Exercise andSport. 66, 247-255.
a. Judul tidak lebih dari 14 kata dalam tulisan bahasa indonesia atau 10
kata dalam bahasa inggris, ditulis di tengah dengan huruf kapital.
3. Naskah dikirim ke alamat redaksi Prodi Penjas, JPOK FKIP UNS, Jl.
Menteri Supeno No. 13 Manahan Surakarta, (fax. 0271-714957) dalam
bentuk CD dan print out sebanyak 2 eksemplar atau melalui email
deddy@fkip.uns.ac.id
5. Pengirim naskah disertai dengan alamat penulis, nomor telepon/ HP, fax
atau e-mail.