Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

A.A. B.

 Dinariyana
J
Jurusan T k ik Sistem
Teknik Si P k
Perkapalan
l
Fakultas Teknologi Kelautan – ITS Surabaya
2011

 Rencana garis (lines plan) merupakan salah


satu bagian awal dalam perancangan kapal
 Perancangan kapal:  spiral design
 Rancang desain (concept design)

 Rancang
g awal (p
(preliminary desain)
y )
 Rancang kontrak (contract design)

 Rancang rinci (detail design)

2
Hull form Design 
and dimensions evaluation
Poweringg
requirements Cost

Propulsion Integrated 
system logistic support

Arrangements Shock
Design 
DETAIL Req irement
Requirement
DESIGN
Structure

Noise Conceptual 
C t l 
CONTRACT DESIGN
design approval
Light ship 
weight
i h PRELIMINARY DESIGN
Design for 
Preliminary 
l
production design approval
Capacities
CONCEPTUAL DESIGN
Stability Contract award
Electronic  and
Auxiliary navigation system
Hull machinery/
system
cargo system
3

 Tahapan lanjut setelah rancangan konsep disepakati

 Dilakukan analisa yang lebih rinci sehingga 
Dil k k   li    l bih  i i  hi  
dibutuhkanpemikiran lebih banyak tenaga ahli pada
bidang masingmasing.
 Perubahan pada tiap bidang harus dikoordinasikan
dengan anggota bidang lain untuk menganalisa
dampaknya.
 Pada tahap ini dapat dilakukan beberapa kali putaran 
rancangan spiral hingga diperoleh rancangan yang 
sesuai persyaratan teknis pada masing
masing‐masing
masing
bidang.
4
 Terdiri dari spesifikasi teknis dan gambar, daftar
permesinan dan peralatan
 Mengikuti syarat dari peraturan yang ditentukan, misal
biro klasifikasi  IMO  MARPOL  SOLAS  dll
biro klasifikasi, IMO, MARPOL, SOLAS, dll
 Rancangan kontrak harus jelas, tidak boleh ada data 
teknis  ang ranc  / memp n ai arti ganda
teknis yang rancu / mempunyai arti ganda.
 Agar pembuat kapal benar‐benar memahami keinginan
pemesan.
 Pembuat kapal
p dapat
p menyusun
y rencana anggaran
gg
pembuatan dan lama waktu pembuatan (delivery time)
5

 Dibuat oleh pihak pembuat kapal

 Gambar‐gambar kerja untuk proses pembuatan

 Selalu harus mengikuti syarat peraturan yang 


p
ditetapkan

 Tiap
ppperubahan harus disetujui
j p pihak p
pemesan
(owner surveyor / OS) dan pihak biro klasifikasi
(clasification surveyor / CS)

6
 Rencana
R garis (lines
i  (li plan ) terdiri
l  )  di i kurva‐kurva/bentuk
k k /b k yang  
merupakan perpotongan antar lambung kapal dengan tiga set 
bidang
g yyang tegak
g g lurus.

 Untuk menyebutkan letak sesuatu, sering


dipakai acuan sesuatu yang lain yang sudah
diketahui atau dikenal, misalnya: Saya duduk
d sebelah
di b l h kanan
k A. 

 Tetapi jika kita ingin lebih teliti, kita perlu


menyebutkan jarak, misalnya saya duduk 50 
cm di sebelah kanan A. Di sini acuannya
adalah A. 

8
 Jika kita ingin menyebutkan letak suatu titik
dalam bidang secara teliti, kita
teliti  kita
membutuhkan 2 garis acuan yang biasanya
d b sistem koordinat.
disebut k d

 Kita sebutkan jarak titik tersebut ke sumbuY 


sebagai absis dan disebut x dan jarak titik ke
sumbu X sebagai ordinat dan disebut y.

 Misalnya kita punya suatu segitiga dengan titik‐titik


sudutnya
y adalah titik A (0,0), titik
, , B (10,2) dan
, titik
C(4,6) dan gambarnya adalah sebagai berikut:
C(4,6)
Y

B(10,2)

A(0,0) X

10
 Untuk menyebutkan letak suatu titik dalam
ruang, kita
ruang  kita membutuhkan 3 bidang acuan
yang membentuk sistem koordinat XYZ. 

 Jarak titik ke bidangYOZ menjadi


g j harga
g x, 
jarak titik ke bidang XOZ menjadi harga y dan
jarak titik ke bidang XOY menjadi harga z. 

11

 Karena kita hanya dapat menggambar pada


bidang datar, maka
datar  maka sistem sumbu 3 dimensi
kita gambar dalam bentuk
 tampak depan: yang digambar hanya koordinat y 
dan z
 tampak samping: yang digambar hanya koordinat
x dan z
 tampak atas yang digambar hanya koordinat x 
dan y.
y
12
 Misalkan kita pilih sumbu X ke arah
memanjang benda, sumbuY ke
benda  sumbuY ke arah kiri dan
sumbu Z ke arah atas. Suatu benda dibatasi
oleh
l h titik‐titik
k k berikut
b k ini: 
 Titik A (0,‐10,10), titik B(0,10,10), titik C(0,‐
8,2), titik D(0,8,2), titik E(0,0,0).
 Titik A
A’(10,‐7,10), titik
(10, 7,10), titik B
B’(10,7,10), titik
(10,7,10), titik C
C’(10,‐
(10,
5.3,4.6), titik D’(10,5.3,4.6), titik E’(10,0,3)

13

 Benda dibatasi oleh
 bidang
bid AA’B’BA (bid
AA’B’BA (bidang atas) 
t ) 
 bidang AA’C’CA (bidang sisi kanan)

 bidang CC’E’EC, (bidang alas kanan)

 bidang EE
EE’D’DE, (bidang
D DE, (bidang alas kiri)
 bidang BB’D’DB (bidang sisi kiri)

 bidang
bid ACEDBA  (bid
ACEDBA, (bidang ujung
j b l k
belakang))
 bidang A’C’E’D’B’A’ (bidang ujung depan)

14
 Gambar ketiga pandangan adalah sebagai berikut:
Z Z
A’,B’ A A’ B’ B
A,B

C’,D’ C’ D’
E’
E E’

D
C,D X C Y

E TAMPAK SAMPING E
TAMPAK DEPAN Y

A C E D B

E’
A’ B’
C’ X D’
TAMPAK ATAS
15

 Untuk
Unt k pemakaian di kapal, sistem
kapal  sistem sumbu
s mb yang dipakai
ang dipakai adalah
sebagai berikut:
Z  Buritan  Haluan  Cara pertama: Sumbu X di bidang
dasar berimpit dengan center line 
Y  kapal, positif ke arah haluan. SumbuY 
di bidang dasar melalui AP positif ke
arahh kiri. Sumbu
ki i  S b Z berimpit
Z b i i dengan
d
AP positif ke arah atas.


Cara kedua: Sumbu X di bidang
Buritan  Haluan dasar berimpit dengan center line 
Y
Y  kapal  positif ke arah haluan. 
kapal, positif haluan  
SumbuY di bidang dasar melalui
amidships positif ke arah kiri. 
Sumbu Z melalui amidships juga
p j g
positif ke arah atas

16
 Dalam menggambar kapal, dibuat
kapal  dibuat penampang‐penampang yang 
tegak lurus sumbu X, tegak lurus sumbuY dan tegak lurus sumbu Z 
seperti gambar berikut ini:
 

17

18
 Kita lihat
l h sebuah
b h bentuk
b k yang alasnya
l terpotong di
d ujung depan
d
dan belakang:
 

19

 Yang pertama kita buat adalah pandangan muka dan belakang dan


membuat penampang‐penampang yang sejajar bidangYOZ. 
 Panjang
j g antara g
garis tegak
g kita bagi
g menjadi
j 10 atau 20 bagian
g yyang 
g
sama panjangnya dan penampang‐penampang dibuat melalui titik‐
titik bagi ini dan masing‐masing penampang disebut station.
  Sta. 0 

2

4
5
6

8
9
10
10 

20
  Sta. 0

2
3  4




 Penampang‐penampang 8 

10 

ini kemudian kita


gambar
b dalam
d l satu.
t
CL
 Gambar, bagian kanan
untuk penampang di
depan midships dan
bagian kiri untuk St 10
Sta 10
penampang di belakang Sta 9 
p
midships. Sta 8
Sta 8
Sta 0 
Sta 7
 Gambar semacam ini Sta 1 
disebut body plan Sta 2 Sta 6
Sta 6 
Base 
Sta 3 
Sta 4 & 5  Sta 5 Plane
21

 Terakhir kita buat pandangan samping dengan membuat


penampang‐penampang tegak memanjang sejajar bidang
XOZ.
 Jarak penampang‐penampang ini dibuat sama dan
banyaknya
y y tergantung
g g besar kapal. 
p
BP 0
BP 2

BP 4

BP 1
BP 3

22
 Dalam
D l menggambar
b kapal, pada
k l   d semua gambar, 
b  
semua penampang digambar juga. Maka gambar
body plan akan menjadi seperti di bawah ini. 
ini  
CL

Sta 10 

Sta 9 

Sta 8 
Sta 0 
Sta 0
Sta 1  Sta 7 
Sta 2  Sta 6 
Sta 3
Sta 3 
Sta 5 
Sta 4 & 5 CL  Base Plane  23

 Penampang‐penampang
Penampang penampang ini kemudian dikumpulkan dalam
satu gambar dan hasilnya adalah sebagai berikut:

BP 0&1&2&3&4

Bidang Dasar

Sta 0 1 2 3 4 6 7 8 9 10

Tiap penampang disebut buttock plane dan gambar semacam ini


disebut sheer plan. 24
Bidang Dasar

Sta. 0 1 2 3 4 6 7 8 9 10

25

 Selanjutnya kita buat pandangan atas dan membuat penampang


penampang‐
penampang mendatar sejajar bidang XOY dan berjarak sama. 
 Besar jjarak ini tergantung
g gppada besar kapal, mungkin
p , g tiap
p 0.5 m, atau
5 ,
tiap 1 m, atau harga lain. 
 Masing‐masing penampang disebut bidang air (water plane).Untuk
contoh
h ini dibuat
db 6 bidang
bd air termasukk bidang
bd d
dasar (base plane).
b l

WP 5
WP 4
WP 3
WP 2

WP 1
WP 3
WP 2
WP 1
WP 0
26
WP 2&3&4&5

WP 0 WP 0
WP 1 WP 1 WP 2 WP 3 WP 4&5

CL CL

Sta 0 1 2 3 4 6 7 8 9 10

27

WP 2,3,4,5 WP 1

WP 1 WP 0 WP 0 WP 2 WP 3 WP 4,5

CL CL

Sta 0 1 2 3 4 6 7 8 9 10

28
Body Plan
 Body plan menunjukkan bentuk kurva dari station/section yang merupakan
perpotongan antara permukaan lambung kapal dengan bidang yang tegak
l
lurus d
dengan bid
bidang t
tegak/buttockplane
k/b tt k l d bidang
dan bid garis
i air/waterline 
i / t li  
plane.
 Karena bentuk kapal yang simetri, penggambaran
yang simetri  penggambaran body plan digambar sisi
kiri untuk setengah bagian belakang dan sisi kanan untuk setengah bagian
depan.

29

Sh  Pl
Sheer Plan
 Sheer plan merupakan kurva‐kurva atau bentuk yang merupakan
perpotongan antara permukaan lambung kapal dengan bidang
tengah/center plane
h l (sebuah
b h bidang
bd vertikal
k l pada
d garis tengah
h kapal).
k l
 Kurva‐kurva tersebut disebut bidang tegak/buttockplane yang merupakan
bid
bidang yang sejajar
  j j dengan
d bid
bidang t
tengah
h kapal.
k l
 Profil haluan dan buritan diperlihatkan oleh bidang tengah kapal yang 
mana pada merchant ship (kapal niaga), haluan
niaga)  haluan kapal digambarkan
menghadap ke sisi kanan.

30
H lf B d h Pl
Half Breadth Plan
 Kurva‐kurva yang menunjukkan perpotongan antara
llambung
b k
kapal
l dengan
d sebuah
b h bidang
bid sejajar
j j dengan
d bid
bidang
dasar (bidang horisontal pada garis dasar) disebut half 
breadth plan.
p
 Half breadth plan merupakan kumpulan kurva‐kurva garis air 
y g
yang terbentuk berdasarkan p
potongan
g p pada sarat kapal
p
tertentu.

31

Sheer Plan Body Plan Sheer Plan

Half Breadth Plan

32
 Introduction to Naval Architecture
Thomas C. Gillmer
Thomas C  Gillmer and Bruce Johnson, Naval 
and Bruce Johnson  Naval 
Institute Press, 1987
 Basic Ship Theory , 5
h h th Edition ,Volume I: 
d l
Hydrostatics and Strength
y g
K.J. Rawson & E.C. Tupper, Butterworth 
Heinemann, 2001 
 Diktat Teori Bangunan Kapal 1, Eko
Panunggal  Jurusan Teknik Perkapalan ITS
Panunggal, Jurusan
33

You might also like