Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

ASE – Volume 11 Nomor 2A, Juli 2015: 33 - 46

PERUBAHAN SOSIAL PADA PETANI KELAPA


(Studi kasus Petani Kelapa di Desa Senduk, Kecamatan Tombariri)

Richi Romel Sembel


Martha M. Sendow
Welson M. Wangke
Jean F.J. Timban

Abstract
The purpose of this study was to determine how social changes in the lives of coconut farmers in the village Senduk over the
last 10 years. This study uses a case study. Data collected in the form of primary data and secondary data. Primary data was
collected by means of in-depth interviews on 20 respondents who are coconut farmers. The primary data is regarding the
farmer characteristics and the occuring of social change process. While secondary data such as population growth comes
from the Senduk village office. Primary data were analyzed descriptively. The research results showed that social change in
the form of social order has been a shift. In this case the shift in social norms that lead to behavioral changes in Senduk
coconut farmers in the village. The results showed that social change in the form of social order has been a shift. In this case
the shift in social norms that lead to behavioral changes in society Senduk coconut farmers in the village. Likewise, there has
been a change in people's lifestyles, people are more likely to implement a consumptive lifestyle. Coupled with the influx of
new technologies have led to reduce a directly social interaction and also farmers began to abandon their traditions.
Population growth that occurred over the last 10 years has led to an increase in density which in turn leads to the village of
Senduk government should expand the area of new settlements. The expansion of residential areas has an impact on
agricultural land with the narrowing of agricultural land due to the transfer of use of agricultural land to residential land.

Key words: Social change, coconut farmers, Tombariri

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahu terjadinya perubahan sosial dalam kehidupan petani kelapa di Desa
Senduk selama 10 tahun terakhir. Penelitian ini menggunakan studi kasus. Data yang dikumpulkan dalam bentuk data primer
dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam pada 20 responden yang merupakan petani
kelapa. Data primer menyangkut karakteristik petani dan terjadinya proses perubahan sosial. Sedangkan data sekunder
berasal dari Kantor desa Senduk berupa data pertumbuhan penduduk. Data primer dianalisis secara deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perubahan sosial dalam bentuk tatanan sosial telah terjadi pergeseran. Dalam hal ini
pergeseran norma-norma sosial yang mengarah pada perubahan perilaku di petani kelapa di Desa Senduk. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perubahan sosial dalam bentuk tatanan sosial telah pergeseran. Dalam hal ini pergeseran norma-norma
sosial yang mengarah pada perubahan perilaku di masyarakat petani kelapa di Desa Senduk. Demikian juga, telah terjadi
perubahan gaya hidup masyarakat, masyarakat desa lebih cenderung untuk menerapkan gaya hidup konsumtif. Ditambah
dengan masuknya teknologi baru telah mengurangi interaksi sosial langsung dan juga petani mulai meninggalkan tradisi
yang sebelumnya mereka lakukan. Pertumbuhan penduduk yang terjadi selama 10 tahun terakhir telah menyebabkan
peningkatan kepadatan yang pada gilirannya mendorong pemerintah Desa Senduk harus memperluas wilayah permukiman
baru. Perluasan daerah pemukiman telah berdampak pada lahan pertanian dengan terjadinya penyempitan luas lahan
pertanian akibat terjadinya alih fungsi penggunaan dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman.

Kata kunci: Perubahan sosial, petani kelapa, Kecamatan Tombariri

PENDAHULUAN Hal ini dimungkinkan karena adanya tuntutan


jaman yang mengarahkan pada hal-hal baru,
Latar Belakang menarik, praktis serta profesional. Mengamati dan
Setiap manusia selama hidup tak pernah lepas mengevaluasi perubahan yang terjadi, ada yang
dari perubahan-perubahan masyarakat yang men- lambat ada pula yang cepat, ada yang menarik ada
cakup nilai-nilai dan norma-norma sosial, pola per- pula yang tidak menarik dalam arti kurang cocok
ilaku, organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, bagi masyarakat lainnya. Namun pada dasarnya
lapisan-lapisan dalam masyarakat kekuasaan dan perubahan tersebut dapat terjadi dari waktu ke wak-
wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya. tu. Dengan maksud bahwa setiap era perubahan

33
Perubahan Sosial pada Petani Kelapa......(Richi R. Sembel, Martha M. Sendow, Welson M. Wangke, Jean F.T. Timban)

jika diikuti dengan berbagai instrumen yang terse- saat ini dikerjakan secara individu atau secara
but. sendiri-sendiri.
Kajian lainnya bahwa ada masyarakat yang
mengikuti perubahan karena menginginkan sesuatu Pengertian Perubahan Sosial
yang praktis, namun prinsip harus diikuti dengan Perubahan sosial merupakan perubahan
dukungan material yang cukup serta sumber daya kehidupan masyarakat yang berlangsung terus-
yang mampu menepis tantangan yang ada. Soekan- menerus dan tidak akan pernah berhenti, karena
to (2013) mengatakan bahwa modernisasi men- tidak ada satu masyarakat pun yang berhenti pada
cakup suatu transformasi total kehidupan bersama suatu titik tertentu sepanjang masa. Artinya,
yang tradisional atau pra modern. Modernisasi meskipun para Sosiolog memberikan klasifikasi
merupakan suatu bentuk perubahan sosial. terhadap masyarakat statis dan dinamis, namun
Masyarakat petani merupakan bagian dari suatu yang dimaksud masyarakat statis adalah masyarakat
komunitas yang paling peka dari segala irama peru- yang sedikit sekali mengalami perubahan dan
bahan yang pada dasarnya mereka menuntut suatu berjalan lambat, artinya di dalam masyarakat statis
kepuasan/menguntungkan, mudah diserap bersifat tersebut tetap mengalami perubahan. Adapun
ekonomis, praktis ataupun modern. masyarakat dinamis adalah masyarakat yang
Gejala ini muncul pula bagi masyarakat petani mengalami berbagai perubahan yang cepat.
kelapa di daerah Sulawesi Utara. Masyarakat ini Soekanto (2013) mengatakan perubahan so-
merupakan kelompok mayoritas dimana kopra sial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang
merupakan komoditas yang telah dikembangkan telah diterima, baik karena perubahan–perubahan
sejak dulu dan perlu diketahui bahwa tanaman ke- kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
lapa merupakan produk andalan di bidang per- penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi
tanian. ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyara-
Fenomena yang terjadi di masyarakat petani kat. Secara singkat Samuel Koenig mengatakan
yakni dengan tidak menentunya harga komoditi bahwa perubahan sosial menunjuk modifikasi-
pertanian. Hal ini mengakibatkan masyarakat ber- modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan
spekulasi dengan pemenuhan kebutuhan keluarga manusia.
termasuk di dalamnya pemenuhan kebutuhan akan Ndraha (1990) mengartikan perubahan so-
kehidupan bermasyarakat, pendidikan, sosial bu- sial itu sebagai perubahan lembaga-lembaga (insti-
daya. Kehidupan sosial sering ditentukan oleh tution) masyarakat, yaitu perubahan yang
seberapa besar komoditi tersebut dapat menda- mempengaruhi sistem sosial, termasuk nilai sosial,
tangkan uang. Kegotong-royongan sering dinilai sikap dan perilaku kelompok.
dengan uang sementara budaya mapalus hanya di- Selo Soemardjan dalam Soekanto (2013)
perkenankan oleh sebagian masyarakat yang ber- merumuskan bahwa perubahan sosial adalah segala
beda pada tingkat pendapatan tertentu. perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga ke-
Di Desa Senduk terjadi suatu perubahan sosial masyarakatan dalam suatu masyarakat, yang
yang di dalamnya seperti gotong- royong atau kerja mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk dida-
bakti yang dulunya diikuti oleh seluruh anggota lamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku diantara
masyarakat tetapi saat ini kegiatan tersebut hanya kelompok-kelompok dalam masyarakat.
diikuti oleh sebagian masyarakat tertentu. Hal ini Tekanan pada definisi tersebut terletak pada lem-
disebabkan karena dahulu masyarakat umumnya baga-lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan
petani, namun pada saat ini masyarakat sudah pokok manusia, perubahan-perubahan mana
bermacam jenis pekerjaan: Petani, PNS, ABRI, kemudian mempengaruhi segi-segi struktur
Pedagang dan lain-lain. Begitu juga dalam hal masyarakat lainnya
mengelola tanaman kelapa terjadi perubahan sosial Kingsley David dalam Soekanto damn
di dalam masyarakat, yang dulunya dikerjakan Sulistyowati (2014) berpendapat bahwa perubahan
secara mapalus atau gotong royong namun pada sosial merupakan bagian dari kebudayaan, peru-
bahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian-

34
ASE – Volume 11 Nomor 2A, Juli 2015: 33 - 46

ya yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, 1. Kelompok-kelompok sosial


filsafat dan seterusnya bahkan perubahan- 2. Lembaga-lembaga sosial atau institusi
perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan peru- 3. Kaidah-kaidah atau norma-norma sosial
bahan sosial dapat diketahui dari adanya ciri-ciri 4. Lapisan-lapisan sosial atau stratifikasi sosial
tertentu, antara lain: Dari pendapat ini dapat diaplikasikan bahwa
1. Tidak ada masyarakat yang berhenti kehidupan berkelompok masyarakat petani meng-
perkembangannya, karena setiap masyara- gambarkan suatu struktur dan sistem sosial misal-
kat mengalami yang terjadi secara lambat nya mapalus di Minahasa, kerukunan-kerukunan
atau secara cepat. keluarga, arisan dan lain-lain.
2. Perubahan yang terjadi pada lembaga ke-
masyarakatan tertentu akan diikuti dengan Interaksi Sosial
perubahan-perubahan pada lembaga- Interaksi sosial merupakan salah satu faktor
lembaga sosial tadi sifatnya interdependen, yang seiring berkembang sekaligus berubah dalam
maka sulit mengisolasi perubahan pada masyarakat baik masyarakat petani maupun
lembaga-lembaga sosial tertentu saja. Pros- masyarakat pada umumnya. Interaksi sosial meru-
es awal dan proses selanjutnya merupakan pakan bentuk umum dari proses sosial.
suatu mata rantai. Interaksi sosial adalah kunci dari semua ke-
3. Perubahan-perubahan sosial yang cepat bi- hidupan sosial, tak akan mungkin ada kehidupan
asanya mengakibatkan disorganisasi yang bersama-sama. Bertemunya orang perorangan
bersifat sementara yang berada dalam pros- secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan
es penyesuaian diri. Disorganisasi akan dii- pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Per-
kuti oleh suatu reorganisasi yang mencakup gaulan hidup semacam itu baru akan terjadi apabila
pemantapan kaidah-kaidah dari nilai-nilai orang perorangan atau kelompok-kelompok manu-
yang baru. sia bekerja sama, saling berbicara, dan seterusnya
4. Perubahan-perubahan yang tidak dapat di- untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan
batasi pada bidang kebendaan atau bidang persaingan, pertikaian dan lain sebagainya.
spiritual saja, karena bidang tersebut Menurut Soekanto dan Sulistyowati (2014)
mempunyai kaitan timbal balik yang sangat interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan
kuat. sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan
Dari sekian pendapat dari para ahli tentang antara orang-orang perorangan, antara kelompok-
pengertian perubahan sosial yang telah kelompok manusia, maupun antara perorangan
dikemukakan di atas maka ada beberapa dengan kelompok manusia. Apabila 2 orang ber-
unsur penting dapat diidentifikasikan yang temu interaksi sosial dimulai saat itu. Mereka saling
mutlak sering terjadi dalam masyarakat menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau
petani. Hal tersebut adalah perubahan mungkin saling berkelahi.
struktur dan sistem sosial, interaksi sosial Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan
dan tatanan sosial, pola-pola perilaku sosial bentuk-bentuk interaksi sosial. Taneko (1993)
atau norma. mengemukakan bahwa dalam interaksi sosial
mengandung makna tentang kontak secara timbal
Struktur dan Sistem Sosial balik atau interstimulasi dan respon antar individu-
Firth dalam Taneko (1993) menyatakan bahwa individu dan kelompok-kelompok. Contoh, bila
struktur sosial adalah sesuatu pergaulan hidup ada 2 petani kelapa bertemu, petani A merupakan
manusia yang meliputi berbagai tipe kelompok petani kelapa yang berhasil sedangkan petani B
yang terdiri dari banyak orang dan meliputi lem- merupakan petani kelapa yang gagal. Petani B ber-
baga-lembaga didalamnya orang tersebut ambil ba- tanya kepada petani A menjelaskan pada petani B,
gian. Sedangkan Taneko (1993) sendiri sehingga dengan motivasi untuk menjadi petani ke-
mengemukakan 4 unsur-unsur pokok dari struktur lapa yang berhasil maka petani B mengikuti apa
sosial suatu masyarakat yakni : yang diterapkan oleh petani, dari contoh di atas

35
Perubahan Sosial pada Petani Kelapa......(Richi R. Sembel, Martha M. Sendow, Welson M. Wangke, Jean F.T. Timban)

maka dapat dilihat interaksi sosial yang sangat ter- yang dimaksud adalah sifat-sifat kegotong
jadi di dalam masyarakat petani kelapa. royongan, kelembagaan atau organisasi petani ter-
masuk aturan-aturan tentang baik buruk suatu per-
Perilaku dan Norma Sosial ilaku. Masyarakat petani yang mendapatkan sanksi
Dalam kenyataan sehari-hari sulit untuk sosial disebabkan karena pelanggaran nilai, norma
secara pasti dan tegas mengetahui nilai-nilai yang serta perilaku yang dimaksud.
dianut oleh seseorang maupun kelompok orang atau
suatu masyarakat (Taneko, 1993), Norma-norma Mekanisme Perubahan
dapat dianggap sebagai suatu konsep yang
menyangkut semua keteraturan sosial yang berhub- Perspektif Matrealistis
ungan dengan evaluasi dari objek-objek, individu- Thorstein Veblen (1587-1929) hidup dengan
individu, tindakan-tindakan dan gagasan. sikap memprotes, ia melihat tatanan masyarakat
Menurut Berry dalam Taneko (1993), unsur sangat ditentukan oleh teknologi. Menurut Veblen,
pokok dari suatu norman adalah tekanan sosial ter- langkah penting dalam proses evolusi sosial adalah
hadap anggota-anggota masyarakat untuk men- kemunculan pemilikan pribadi, munculah ”kelas
jalankan norma-norma tersebut. Latar belakangnya orang kaya’’, bentuk pemilikan pribadi yang mula-
pemikirannya adalah bahwa apabila aturan-aturan mula adalah pemilikan wanita oleh laki-laki yang
yang tidak dikuatkan oleh desakan sosial, maka ia lebih kuat dalam komunitas, yang merampas wanita
tidaklah dapat dianggap sebagai norma-norma so- dalam peperangan. Veblen tak memikirkan peru-
sial, sebab norma disebut norma sosial bukan saja bahan mengarah pada tatanan sosial yang lebih
karena telah mendapatkan sifat kemasyarakatannya, baik. Ia membayangkan masyarakat lebih mudah
akan tatapi telah dijadikan patokan dalam perilaku. mengalami kemunduran dari pada membuat kema-
Nilai-nilai sosial mengandung standart norma- juan. Ada kesamaan pemikiran Veblen dan W.F.
tive untuk perilaku, baik dalam hubungan dalam Ogburn (1986-1959). Ogburn juga memusatkan
kehidupan pribadi maupun dalam hubungannya perhatian pada perkembangan teknologi dan ia
dengan kehidupan sosial. Secara sederhana menjadi terkenal karena mengembangkan ide Veb-
norma-norma yang merupakan pedoman atau pato- len mengenai ketinggalan kebudayaan.
kan perilaku itu sebenarnya yang bersumber dari Teori ketinggalan kebudayaan hanyalah salah
nilai-nilai, oleh karena pedoman-pedoman perihal satu aspek dari pemikiran Ogburn tentang peru-
perilaku itu didasarkan pada konsepsi-konsepsi bahan. Penjelasanya tentang evolusi kebudayaan
yang abstrak tentang apa yang baik dan apa yang dipusatkan pada empat faktor: penemuan, pengum-
buruk, apa yang seharusnya. Jadi dapat dinyatakan pulan, penyebaran, penyesuaian.
bahwa norma-norma merupakan wujud konkrit dari Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah
nilai-nilai, pedoman berisikan suatu keharusan, ke- bagaimana cara teknologi mempengaruhi peru-
bolehan dan suatu larangan oleh sebab itu, norma- bahan?
norma dapat pula disebut suatu standar atau skala 1. Teknologi meningkatkan alternatif kita
yang terdiri dari berbagai kategori tingkah laku, Teknologi baru membawa cita-cita yang sebe-
norma-norma itu dapat di anggap suatu konsep lumnya tak dapat dicapai ke dalam alam
yang menyangkut semua keteraturan sosial yang kemungkinan, dan dapat mengubah kesukaran
berhubungan dengan evaluasi dari obyek-obyek, relative atau memudahkan menyadari nilai-nilai
individu-individu, tindakan-tindakan dan gagasan. yang berbeda. Jadi dengan inovasi teknologi be-
Secara sosiologis, norma-norma sosial itu tum- rarti masyarakat berhadapan dengan sejumlah
buh dari proses pemasyarakatan, hasil dari ke- besar alternative dan jika memilih alternative
hidupan bermasyarakat, individu dilahirkan dalam baru maka ia melalui perubahan besar di
suatu masyarakat yang sudah ada sebelumnya. Dari berbagai bidang.
uraian tersebut di atas dapat diaplikasikan bahwa 2. Dengan mengubah pola-pola interaksi
berbagai fenomena dalam masyarakat petani meru- Segera setelah inovasi teknologi diterima
pakan nilai, perilaku dan norma sosial. Fenomena mungkin akan terjadi pergeseran penting terten-

36
ASE – Volume 11 Nomor 2A, Juli 2015: 33 - 46

tu dalam pola interaksi, pergeseran yang di- pendorong perubahan. Demikian juga sekelompok
tuntut oleh teknologi itu sendiri. Kecender- elit dapat juga menjadi perintang ataupun pen-
ungan perkembangan teknologi menimbulkan dorong perubahan, bahkan pemuda dapat
masalah sosial baru adanya masalah ini men- mempengaruhi perubahan sumbangan mereka ter-
imbulkan semacam tanggapan yang dapat hadap ilmu pengetahuan dan berbagai jenis inovasi
mengakibatkan berbagai perubahan untuk me- lain.
nyelesaikanya.
Konsep Umum Tentang Petani
Perspektif Idealistis Menurut Hermanto (1993) petani adalah se-
Pada dasarnya pendirian marxis mengatakan tiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi
ide muncul dari proses sosial dan kemudian men- sebagian atau seluruh kebutuhan kehidupan di bi-
jadi penting dalam perkembangan sosial selanjut- dang pertanian dalam arti luas yang meliputi usaha
nya. Ide menjadi kuat bila ia mencerminkan kebu- tani pertanian, peternakan, perikanan, (termasuk
tuhan dan kepentingan nyata manusia. Kebutuhan penangkapan ikan) dan pemungutan hasil laut.
nyata manusia itu berakar di dalam kondisi sosial Orang yang disebut petani atau kedudukanya se-
ekonomi dimana masyarakat itu hidup. Ide menen- bagai petani mempunyai fungsi banyak.
tukan perilaku tetapi perilaku pun mempengaruhi Ada beberapa ungkapan yang dapat disebut
pemikiran. Betapa seringnya kita mengatakan petani dalam kedudukanya, fungsinya ataupun
mengenai dominasai manusi selaku mekanisme pe- peranannya, yakni:
rubahan, tetapi kita tidak dapat menyangkal bahwa a) Petani sebagai pribadi
manusia bertindak berdasarkan ide. Ide atau ideolo- b) Petani sebagai kepala rumah tangga
gi merupakan variabel independen bagi perubahan c) Petani sebagai guru
sosial, sebab ideology berperan dalam merintangi, d) Petani sebagai pengelola usaha tani
membantu atau mengarahkan perubahan. e) Petani sebagai warga sosial atau ke-
lompok
Perspektif Internasional
Konflik atau pertentangan dalam masyarakat Petani Sebagai Pribadi
mungkin pula menjadi sebab terjadinya perubahan Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, se-
sosial dalam masyarakat. Kelebihan tersebut dapat tiap orang termasuk juga petani selalu memiliki ra-
terjadi pertentangan antar kelompok ataupun antara sa, karsa dan cipta, yang memungkinkannya mem-
generasi tua dengan generasi muda. Pertentangan- iliki kehendak untuk di hargai, yang mendorong
pertentangan demikian itu kerap kali terjadi apalagi untuk berpikir, dan berkreasi guna mempertahankan
masyarakat yang sedang berkembang dari tahap dan menjamin kelangsungan kehidupan maupun
tradisional ke tahap modern. untuk mencapai tingkat kesejahteraan lahir dan
Generasi muda yang belum terbentuk batin yang dinilai lebih memuaskan.
kepribadianya, lebih mudah menerima unsur-unsur
kebudayaan asing yang dalam beberapa hal Petani Sebagai Kepala Keluarga
mempunyai taraf yang lebih tinggi. Keadaan Petani yang sudah menikah dikaruniai anak
demikian menimbulkan perubahan-perubahan ter- akan berfungsi dan sekaligus sebagai anggota
tentu dalam masyarakat, misalnya pergaulan yang keluarga. Anggota kelurga jumlahnya tergantung
lebih bebas antara wanita dan pria atau kedudukan pada se isi rumah yang menjadi tanggung jawab-
mereka yang kian sederajat di dalam masyarakat. nya.
Sebagai kepala keluarga petani harus bertanggung
Sumber Struktural jawab terhadap pemenuhan kesejahteraan seluruh
Dari beberapa aspek struktur sosial yang dapat anggota keluarganya. Ini merupakan tugas yang
mempengaruhi arah perubahan. Pemerintah meru- cukup berat, biasanya anggota keluarga lain mem-
pakan sumber utama perubahan, pemerintah bisa bantu dalam mencari tambahan nafkah, membantu
menjadi perubahan dan juga bisa menjadi kekuatan dalam proses usaha tani. Kebutuhan keluarga terse-

37
Perubahan Sosial pada Petani Kelapa......(Richi R. Sembel, Martha M. Sendow, Welson M. Wangke, Jean F.T. Timban)

but dapat berupah makanan, pakaian, tempat ting- Dijelaskan pula bahwa yang lebih sering terjadi
gal, pendidikan, kesehatan, rekreasi, sosial pajak adalah anggota keluarga tani kecil dalam jangka
dan lain-lain. Pangan umumnya dapat dipenuhi se- waktu tertentu bekerja di luar usaha pertanian
bagian ataupun seluruhnya dari usaha tani tergan- keluarga agar menambah penghasilan.
tung pada kekuatan usaha taninya.
Konsep kepadatan penduduk
Petani Sebagai Guru Soekanto (2013) mengemukakan bahwa
Perjalanan dan peekembangan pertanian di penduduk yang heterogen atau masyarakat yang
Indonesia menunjukan bahwa petani sekaligus se- terisi dari kelompok-kelompok sosial yang mempu-
bagai guru dari anak-anaknya. Petani sebagian be- nyai latar belakang kebudayaan berbeda, ras yang
sar masuk di dalam kelompok-kelompok tani. Di berbeda, ideologi yang berbeda dan seterusnya,
dalam kelompok ini berkembang system belajar di mempermudah terjadi pertentangan-pertentangan
antara petani. Petani yang maju menjadi guru, tem- yang mengandung kegoncangan-kegoncangan.
pat bertanya bagi petani lain Keadaan demikian menjadi pendorong bagi terjadi
perubahan-perubahan dalam masyarakat.
Petani Sebagai Pengelola Usaha Tani Mengamati jumlah penduduk yang kini makin
Peran petani sebagai pengelola usaha tani banyak mengakibatkan persediaan lahan atau pem-
berfungsi mengambil keputusan dalam mengorgan- bagian lahan makin kecil.
isir faktor-faktor produksi yang sesuai dengan pili- Hal ini berdampak pula pada jumlah pendapa-
hanya dari beberapa kebijakan produksi yang tan petani tersebut. Pengaruh pada perubahan sosial
diketahui. adalah mereka tidak dapat memenuhi tuntutan-
tuntutan sosial yang memerlukan biaya.
Petani Sebagai Warga Sosial atau Kelompok Planck (1993) menjelaskan bahwa untuk
dan Warga Negara teknologi produksi tertentu penambahan jumlah
Petani yang juga adalah manusia, umumnya penduduk dalam sumber daya lahan yang terbatas
sangat erat terikat oleh jalinan ikatan masyarakat menyebabkan penurunan pendapatan antara mereka
lingkungan karena masyarakat adalah sumber yang tidak memiliki lahan di atas satu pihak dan
kesentosaan petani yang: memilik lahan di pihak lain, yang dipengaruhi oleh
 Menolong dalam mengahadapi masalah- sifat hak pemilik kan lahan. Dijelaskan bila dalam
masalah kritis. hak-hak pemilik terbuka, penambahan penduduk
 Membantu menyelesaikan pekerjaan-pekerja- menyebabkan penurunan hasil panen dan pening-
an usaha tani karena itu, dalam setiap langkah katan biaya sosial.
kegiatan petani diperlukan persetujuan sosial
terlebih dahulu, seperti tradisi, adat istiadat, Rumusan Masalah
agama, kepercayaan dan lain-lain. Telah terjadi perubahan dalam petani kelapa.
Ekonomi keluarga petani adalah sebuah usaha Bagaimana petani penghasil kopra ini akan
pertanian yang sering dijumpai. Sebagai kesatuan mengelolah penghasilan yang diperolehnya untuk
produksi dan konsumsi, mereka terorganisir memenuhi kebutuhan baik secara individu, keluar-
menurut masing-masing struktur keluarga tani yang ga, kelompok termasuk didalamnya untuk memen-
berlaku. Tetapi ada juga proses kebalikan dari uhi tuntutan sosial dalam masyarakat.
penyesuaian organisasi keluarga dalam rangka Suatu gambaran fenomena pada Desa Sen-
membuka peluang untuk memenuhi kebutuhan duk yakni seringkali kegotong-royongan (kerja bak-
keluarga. Seperti yang dikemukakan Planck (1993) ti) diukur dengan uang, pada saat tertentu pula ter-
bahwa keluarga memperkecil atau juga memperluas jadi gejala konsumtif atau sebagai contoh bahwa
lingkaran anggota keluarganya agar dapat memen- kebiasaan belanja di pasar tradisional diubah ke
uhi kebutuhannya dan menyesuaikan diri dengan pasar modern.
situasi sosial ekonomi yang sering berubah. Melihat situasi dan keadaan ini, menarik
untuk diteliti bagaimana perubahan sosial dalam

38
ASE – Volume 11 Nomor 2A, Juli 2015: 33 - 46

masyarakat khususnya petani kelapa yang telah ter-  Perilaku sosial dilihat dari : Budaya, Pera-
jadi 20 tahun terakhir ini. turan-peraturan, Adat istiadat

Tujuan dan Manfaat Penelitian Metode analisis data


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peru- Data yang diperoleh akan dianalisis secara
bahan sosial yang terjadi pada petani kelapa. Pada deskriptif dan disajikan dalam bentuk table.
hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi
sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan Waktu dan lokasi penelitian
yang berkaitan dengan pemberdayaan manusia da- Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan se-
lam menghadapi era modernisasi khusunya dalam jak persiapan sampai penyusunan laporan.
mempertahankan nilai sosial budaya masyarakat Penelitian ini dilaksanakan di Desa Senduk Keca-
tradisional. matan Tombariri dari bulan Maret sampai dengan
bulan Mei 2015

METODOLOGI PENELITIHAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode Pengumpulan Data
Penelitan ini menggunakan data primer Deskripsi Umum Wilayah Penelitian
yang dapat diperoleh melalui wawancara mendalam
berdasarkan daftar pertanyaan (kuesioner) dan Letak dan Luas Daerah
dilengkapi dengan data sekunder yang diperoleh Desa Senduk adalah salah satu desa yang ada
dari kantor Desa Senduk. di Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa.
Adapun letak dan batas wilayah Desa Senduk yang
Metode pengambilan sampel terdiri dari:
Metode pengambilan dilakukan dengan cara
simple random sampling atau acak sederhana,  Sebelah Utara dengan Desa Ranowangko
dengan jumlah responden 20 petani kelapa.  Sebelah Barat dengan Desa Po’Opoh
Konsepsi pengukuran variabel  Sebelah Timur dengan Desa Lolah dan Desa
Variabel-variabel yang akan di ukur dalam Ranotongkor
penelitian ini adalah:  Sebelah Selatan dengan Desa Munte dan
 Karakteristik responden, dilihat dari umur Desa Tangkunei
dan pendidikan.
 Perubahan sosial dilihat dari struktur sosial,
dan perubahan yang terjadi dari masa lam-
pau sampai masa kini.

39
Perubahan Sosial pada Petani Kelapa......(Richi R. Sembel, Martha M. Sendow, Welson M. Wangke, Jean F.T. Timban)

Tabel 1. Jumlah Penduduk Di Desa Senduk


JUMLAH PENDUDUK
No Jaga L P TOTAL / (%) Jumlah (KK)
1 1 130 118 248/8,6 68/8,4
2 2 121 110 231/8,8 71/8,3
3 3 120 109 229/8,1 63/7,8
4 4 118 110 228/7,9 66/8,2
5 5 107 104 211/7,3 65/8,8
6 6 116 127 243/8,5 62/7,7
7 7 116 105 221/7,7 64/7,9
8 8 154 128 282/9,8 72/8,9
9 9 155 121 276/9,6 66/8,2
10 10 124 112 236/8,2 76/9,4
11 11 110 109 219/7,6 64/7,9
12 12 123 110 233/8,1 67/8,3
Jumlah 1494 1363 2857/100 804/100
Sumber Data: Dari Kantor Desa Senduk, 2014

Desa Senduk mempunyai luas wilayah ± Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Senduk
10.000 Ha. Yang terbagi atas wilayah hutan dan yaitu satu bangunan SD dan satu bangunan SLTP.
pemukiman, dan curah hujan rata-rata mencapai Tabel 2. Menunjukan bahwa tingkat pen-
1000-2200 mm/tahunya dengan suhu 28-320C. didikan di Desa Senduk masih sangat rendah yang
setara PT yang berjumlah 136 orang, sedangkan
Penduduk penduduk berpendidikan SD 997 orang, sedangkan
Berdasarkan jumlah penduduk di Desa Senduk penduduk berpendidikan SMP 1,051 orang.
sebanyak 2,857 jiwa dengan total jumlah kepala
keluarga 804 KK yang menempati 12 jaga bahwa
jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari pada
jumlah penduduk perempuan (Tabel 1). Jumlah
penduduk laki-laki yang lebih banyak berada di Tabel 2. Penduduk Menurut Tingkat Pendidi-
Jaga 9 sebanyak 155 orang dan yang paling kan di Desa Senduk
rendah di jaga 5 dengan jumlah 107 orang. No Tingkat Pendidi- Jumlah Presentase (%)
Sedangkan jumlah penduduk perempuan kan
terbanyak berada pada jaga 8 dengan jumlah 128 1 Tidak Tamat SD 104 3,87
orang dan jumlah penduduk perempuan terendah 2 SD 997 37,15
3 SMP 1,051 39,17
berada pada jaga 5 dengan jumlah 104 orang.
4 SMA 395 14,72
5 PT 136 5,06
Pendidikan
Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh Jumlah 2,683 100
masyarakat di Desa Senduk berdasarkan data yang Sumber: Data Kantor Desa Senduk 2014
di ambil bervareasi mulai SD, SLTP, SLTA, PT.

40
ASE – Volume 11 Nomor 2A, Juli 2015: 33 - 46

Mata Pencaharian Tabel 4. Fasilitas Bangunan di Desa Senduk


Sebagian besar penduduk di Desa Senduk No Jenis Bangunan Jumlah
bermata pencharian sebagai petani di samping itu
ada juga yang berprofesi sebagai buruh tani, Pega- 1 Sekolah 3
wai Negeri, peternak dan lain.
Tabel 3. Menunjukan bahwa jumlah mata 2 Kantor Hukum Tua 1
pencaharian lebih tinggi adalah petani sebanyak
3 Gereja 4
717 orang. Sedangkan mata pencaharian yang
paling rendah adalah bidan sebanyak 2 orang. 4 Balai Serbaguna 1

Tabel 3. Jenis Mata Pencarian Penduduk di De- Jumlah 9


sa Senduk
Prsentase Sumber: Data Kantor Desa Senduk 2014
No Jenis pekerjaan Jumlah (%)
1 Petani 717 53,7 Karakteristik Responden
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ter-
2 Peternak 6 0,45
hadap 20 karakterstik responden dalam perubahan
3 Kerajinan kecil 16 1,20 sosial yang berada di Desa Senduk, karakteristik
dilihat dari tingkat umur, pendidikan, struktur so-
4 Mantri 18 1,35 sial, interaksi dan teknologi informasinya sebagai
kesehatan berikut.
5 Bidan 2 0,15
6 PNS 187 14,2 Umur
Umur merupakan satu karakteristik yang
7 Buruh 112 9,15 mempengaruhi perubahan sosial bagi petani kelapa
8 Pedagang 86 6,45 untuk bekerja secara efektif. Petani yang berumur
di bawah 50 tahun memiliki fisik yang lebih kuat
9 Tukang 24 1,80 dan cara berpikir yang lebih berkembang maju dan
10 TNI/POLRI 31 2,32 terarah dibanding dengan petani yang berumur di
atas 50 tahun. Dari hasil penelitian diperoleh umur
11 Pensiunan 134 10,5 kelompok responden petani berkisar antara 22-70.
Kelompok umur responden dapat dilihat pada tabel
Jumlah 1333 100
5.
Sumber: Data Kantor Desa Senduk 2014

Fasilitas Bangunan
Fasilitas yang dimiliki oleh masyarakat Desa Tabel 5. Kelompok Umur dan Responden
Senduk berdasarkan data yang di ambil aneka Umur Re- Jumlah Re- Presentase
ragam dari sarana pendidikan, tempat ibadah No sponden sponden (%)
bahkan kantor pemerintahan. (tahun) (orang)
Tabel 4 menunjukan bahwa fasilitas atau sarana 1 17 – 25 6 30
terbanyak yang ada di Desa Senduk adalah sarana
Gedung Gereja yang berjumlah 4 buah yang terdiri 2 25 – 50 8 40
dari 1 buah Gedung Gereja GMIM, 1 buah Gedung 3 >51 6 30
Gereja Pantekosta, 1 buah Gedung Gereja Alfa
Omega dan 1 buah Gedung Gereja Katolik. Jumlah 20 100
Sumber: Diolah dari Data Primer 2015

41
Perubahan Sosial pada Petani Kelapa......(Richi R. Sembel, Martha M. Sendow, Welson M. Wangke, Jean F.T. Timban)

Tabel 5. Menunjukan bahwa jumlah re- hal tersebut sangat merepotkan dan juga para petani
sponden yang menjadi sampel berada pada usia kelapa di Desa Senduk mulai mengembangkan usa-
produktif. Dapat dilihat dari jumlah responden yang hatani dengan menanam tanaman selain kelapa.
berumur 25 - 50 tahun sebanyak 8 orang.
Sedangkan responden di bawah umur 17 - 25 tahun Perubahan Sosial
dan umur >51 tahun masing-masing berjumlah 6 Moore dalam Launer (1993) mendefinisikan
orang. perubahan sosial sebagai perubahan penting dari
struktur sosial. Yang dimaksud dengan struktur so-
Pendidikan sial adalah pola-pola perilaku dan interaksi so-
Sebagaimana diketahui bahwa pendidikan sial.Pada konsep ini akan ditekankan pada struktur
merupakan proses belajar dengan menerima input- sosial yang digambarkan dalam pola-pola perilaku
input dari luar yang dapat menunjukan pola-pola dan interaksi sosial.
befikir positif.Peranan pendidikan dalam usia pen-
ingkatan kualitas penduduk dan sumber daya manu- Interaksi Sosial dan tatanan Sosial
sia (SDM) sangat penting dan dibutuhkan sejalan Interaksi sosial dan tatanan sosial merupakan
dengan kemajuan teknologi yang semakin maju. dua faktor yang sering berkembang sekaligus sering
Karena itu yang dibutuhkan pengetahuan yang maju berubah dalam masyarakat baik masyarakat petani
untuk menciptakan suatu perubahan dalam ke- maupun masyarakat pada umumnya. Interaksi so-
hidupan bermasyarakat khususnya untuk mening- sial dan tatanan sosial yang mengalami perubahan
katkan pendapatan. atau pergeseran di daerah penelitian dapat dilihat
pada Tabel 7.
Tabel 6. Jumlah Responden Menurut Tingkat Tabel 7 menunjukan bahwa di Desa Senduk
Pendidikan ada satu kebiasaan untuk saling memberi bumbu
Jumlah Presentase masakan antara lain (cabe dan garam,) jika ada
No Tingkat Pen- Responden (%) tetangga yang sudah kehabisan bumbu masakan
didikan maka yang bersangkutan akan meminta kepada
1 Tidak tamat 6 30 tetangganya.
SD Mapalus di Desa Senduk juga mengalami pe-
2 SD 8 40 rubahan pada awalnya setiap kelompok mapalus
3 SMP 4 20 mempunyai seseorang pemimpin dan untuk me-
4 SMA 2 10 manggil anggota mapalus lainnya mereka
5 PT - - menggunakan kerang besar yang biasa ditiup, pem-
Jumlah 20 100 impin ini berkewajiban untuk memberi ganjaran
bagi anggota mapalus yang terlambat tiba di tempat
Sumber: Diolah dari Data primer 2015
kerja, ganjaran yang diberikan berupa pukulan
dengan menggunakan rotan di kaki, sebaliknya jika
Tabel 6 menunjukan bahwa responden terban-
ketua yang melakukan pelanggaran maka anggota
yak memiliki pendidikan SD sebanyak 8 orang,
mapalus akan memukul pimpinan tersebut dengan
sedangkan responden paling rendah adalah 2 orang
tangan. Tetapi pada saat ini hal tersebut tidak ada
dengan tingkat pendidikan SMA. bahwa tingkat
lagi karena sudah dianggap melanggar HAM dan
penyerapan responden petani kelapa dalam hal yang
digantikan dengan dikenakan sanksi berupa penam-
baru serta pengambilan keputusan dalam setiap ma-
bahan jam kerja sesuai dengan keterlambatannya,
salah sudah cukup baik. Ditunjuhkan pada
sedangkan untuk memanggil anggota mapalus
responden petani kelapa mulai mencoba
mereka saling memberitahukan.
memproduksi kopra putih walaupun mereka merasa

42
ASE – Volume 11 Nomor 2A, Juli 2015: 33 - 46

Tabel 7 Perubahan Interaksi Sosial dan Tatanan Sosial

1980-an 2000-an
1. Saling Memberi Bumbu Masakan - Sama Sekali Tidak Ada Perubahan
Misalnya (Cabe dan garam)
2. Mapalus

- Pemimpin Dan Anggota Melakukan - Pemimpin Dan Anggota Melakukan


Kesalahan Dalam Kegiatan Mapalus Akan Kesalahan Mendapat Sanksi
Mendapat Ganjaran

- Anggota Mapalus Semua Petani Kelapa - Semua Anggota Mapalus Adalah Petani
- Waktu Kerja 5 Jam (Petani) - Waktu Kerja Selama 6 Jam Untuk Petani
- Semua Anggota Hadir Pada Setiap - Semua Anggota Hadir Setiap Kegiatan
Kegiatan Mapalus Tanpa Ada Alasan Mapalus Memberi Izin Dengan Menganti-
kan Tenaga Kerja
3. Kerja Bakti (Jumat Bersih)

- Di Ikuti Seluruh Anggota Masyarakat - Tidak Semua Anggota Masyarakat Mengi-


Mengikuti Kegiatan Yang Berhalangan kuti Kegiatan, Namun Mengantikan Tenaga
Menyewa Tenaga Kerja Saat Dibutuhkan Kerja Lain

4. Komunikasi Bebas Dilakukan - Komunikasi Mulai Dibatasi Menggunakan


Telepon
Sumber: Hasil olahan data primer, 2015

Kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat juga masyarakat sekarang berkurang dari tahun ke tahun
terjadi perubahan-perubahan, misalnya kerja bakti sebelumnya.
yang kadang penekanannya bukan pada bentuk ker- Pengambilan keputusan sosial dalam
ja sama kelompok tetapi mulai pada penyelesaian masyarakat awalnya didasarkan pada adat stiadat
secara pribadi. Artinya karena petani telah memiliki yang berlaku, misalnya untuk melakukan program
penghasilan yang cukup maka dalam kegiatan Desa maka sebelumnya di dalam rapat umumnya
mereka hanya menyewa tenaga kerja bakti dan tid- dihadiri seluruh masyarakat tanpa melihat strktur
ak melibatkan diri secara langsung di dalam ke- sosial. Hal ini kemudian berkembang dimana yang
lompok. Perilaku ini telah mengikis budaya ke- mengikuti rapat umum masyarakat yang mewakili
lompok atau kerja sama yang dahulu menjadi ke- kelompok tertentu. Perubahan atau pergeseran ini
biasaan di desa. Apabila didapat anggota sanksi so- terjadi karena kapasitas tempat pertemuan yang tid-
sialnya yaitu menjadi bahan pembicaraan antara ak memungkinkan untuk menumpang masyarakat.
anggota masyarakat dan akan tertekan secara Selain itu juga dalam mengambil keputusan dalam
psikologis dalam pergaulan antar masyarakat. masyarakat sudah di wakilkan pada tiap-tiap kepala
Kerja bakti pada tahun 1980-an dilakukan di jaga.
sembarang waktu di saat ada kegiatan yang harus Kondisi seperti ini sangat mempengaruhi da-
diselesaikan tapi pada saat ini kegiatan tersebut lam pengambilan keputusan masyarakat desa,
dilakukan pada hari jumat yang dinamakan ‘Jumat pengaruh tersebut telah memungkinkan sebagian
Bersih’. Namun program ini membuat partisipasi masyarakat melaksanakan pekerjaannya dan seba-
gian mengikuti pertemuan. Demikian pula pelaksa-

43
Perubahan Sosial pada Petani Kelapa......(Richi R. Sembel, Martha M. Sendow, Welson M. Wangke, Jean F.T. Timban)

naan keputusan hanya dilakukan sebagian masyara- keputusan tersebut.


kat terutama yang mengikuti langsung keputusan-

Tabel 8 Perubahan Pola-pola Perilaku di Desa Senduk

Sebelum Sesudah
Perubahan Sosial Perubahan Sosial
- Bila ada penyimpangan- - Bila ada penyimpangan sosial
penyimpangan sosila maka akan di- maka hal tersebut akan dikenakan
usir dari Desa Senduk sangsi sesuai perbuatan penyim-
pangan
- Hasil panen petani kelapa meningkat - Hasil panen petani kelapa saat ini
dan tidak ada pencurian yang tidak aman lagi dikarenakan ban-
mengakibatkan kerugian yak pencurian
- Pola hidup pada kegiatan produktif - Pola hidup mengarah pada kegiatan
konsumtif
Sumber: Diolah dari Data Primer, 2015

Keluarga petani pada umumnya dalam komunikasi komunikasi langsung atau interaksi sosial, bahwa
mulai kebutuhan telekomunikasi dengan saling bertemu secara langsung merupaka hal yang
menggunakan telepon. Hal ini menyebabkan diwajibkan pada masa lampau.
komunkasi sosial antar warga, kelompok dan
tetangga terkesan renggang. Misalnya seseorang Pola-pola Perilaku
warga yang ingin menyampaikan berita kepada Pola-pola perilaku yang berkembang pada
warga lainnya di lingkungan tersebut tidak disam- masyarakat di daerah penelitian yang telah men-
paikan dengan cara komunikasi langsung atau in- galami prubahan atau pergeseran dapat dilihat di
teraksi langsung tetapi disampaikan dengan cara Tabel 8.
Tabel 8 menunjukkan bahwa pola-pola per- sekarang bergeser ke system konsumtif yaitu inten-
ilaku yang ada pada masyarakat juga mengalami sitas pesta yang sudah meningkat.
perubahan atau pergeseran. Pada tahun 1980-an di Keluarga petani kelapa pada umumnya mu-
Desa Senduk tanaman kelapa tidak pernah men- lai menggunakan pasar modern memenuhi kebu-
galami pencurian namun sekarang ini sering tuhan rumah tangga misalnya belanja di Manado
ditemukan. Hal ini disebabkan karena tutunan untuk membeli peralatan elektronik berupa
kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat TV,DVD.
tersebut namun kemampuan yang dimilikinya su- Ada suatu kebiasaan pada petani kelapa di De-
dah terbatas. sa Senduk dalam hal menanam kelapa. Dalam me-
Pada tahun 1980-an bila ada masyarakat nanam kelapa mereka melihat terlebih dahulu
yang melakukan penyimpangan sosial maka akan apakah di malam hari terdapat bulan purnama dan
ditindak oleh lembaga masyarakat yang berwenang jika tidak maka keesokan harinya mereka belum
namun pada saat ini hal tersebut dibiarkan, dikare- akan menanam kelapa. Hal ini disebabkan karena
nakan sudaha ada peraturan-peraturan yang ada, pada saat itu hama-hama tersebut akan berkembang
demikian juga pola hidup petani telah berubah. Pa- biak. Saat ini kebiasaan tersebut jarang dilakukan
da tahun 1980-an bila petani mempunyai uang akan karena saat petani ingin menanam mereka langsung
menggunakan untuk kegiatan produksi berupa tanam. Hal ini dikarenakan sudah ada pemberanta-
melakukan peremajaan pohon kelapa namun san hama dan penyakit tumbuhan.

44
ASE – Volume 11 Nomor 2A, Juli 2015: 33 - 46

Tabel 9. Perubahan Perilaku Pada Petani Kelapa di Desa Senduk


Sebelum Sesudah
Perubahan Sosial Perubahan Sosial
- Pembibitan kelapa masih digantung me- - Pembibitan kelapa sudah memakai poly-
makai bambu. bag

- Penanaman kelapa dilakukan - Penanaman kelapa dilakukan dengan cara


dengan cara melihat bulan purnama melihat bulan purnama (sama sekali tidak
ada perubahan)

- Cara panen dilakukan sendiri, tanpa me- - Saat ini cara memanen kelapa Saat ini
nyewa atau memperkerjakan orang lain. panen kelapa sudah memperkerjakan
orang atau bisa di bilang menyewa orang
untuk memanen kelapa.

- Saat ini transportasi hasil panen sudah


- Transportasi hasil panen menggunakan menggunakan kendaraan (truk)
gerobak sapi

- Pembuatan kopra masih kopra asap dengan - Pembuatan kopara sudah dikenalkan
menggunakan vorno dengan kopra putih tetapi kopra ini masih
tergolong repot dan susah diserap oleh
petani
Sumber: Data Diolah dari Data Primer,2015

Untuk pembibitan kelapa, kelapa hanya di- Begitu juga dalam pola tanaman petani ter-
gantung dan setelah terlihat pertumbuhan akar baru jadi perubahan, pada awalnya pola tanaman petani
ditanam namun saat ini pembibitan banyak yang adalah monokultur namun pada saat ini sudah ke
sudah menanam di polybag, karena hasilnya lebih pola intercopping hal ini disebabkan karena
bagus dari pada pembibitan dengan cara digantung. menurunnya jumlah penghasilan kelapa juga
Demikian juga pemeliharaan kebun baru pembersi- disebabkan keinginan dari para petani untuk
han, pada tahun 1980-an hanya menggunakan meningkatkan penghasilan dan pendapatan. Selain
cangkul sekarang sudah ada yang menggunakan merubah pola tanam ke intercropping para petani
alat pemotongan rumput. disana juga menambah penghasilan atau pendapa-
Transportasi untuk panen kelapa sudah tan mereka dengan menjadi tukang ojek.
mengalami perubahan yang pada tahun 2000-an
dari kebun sampai ke tempat penjualan hanya Kepadatan Penduduk
menggunakan gerobak namun saat ini untuk Pada konsep ini ditekankan sejauh mana
pengangkutan kelapa atau kopra di tepi jalan dari perkembangan jumlah penduduk yang mengakibat-
kebun sudah menggunakan kendaraan roda empat kan heterogenisasi penduduk sehingga berdampak
seperti truk. pada tatanan sosial dalam masyarakat.

45
Perubahan Sosial pada Petani Kelapa......(Richi R. Sembel, Martha M. Sendow, Welson M. Wangke, Jean F.T. Timban)

Masuknya penduduk dari daerah lain (teruta- Nawawi, H, 1991. Perspektif Tentang Bidang So-
ma dari kota-kota besar) dan membangun rumah, sial. Gajah Mada University Press.
mengakibatkan masuknya budaya-budaya baru. Yogyakarta.
Hal ini terjadi karena penduduk baru sangat Ndraha, Taliziduhu, 1990. Pembangunan
sulit dan kaku melakukan interaksi sosial seperti Masyarakat: Mempersiapkan Masyarakat
yang memberi kebutuhan sehari-hari seperti rem- Tinggal Landas, Rineke Cipta, Jakarta.
pah-rempah, bahan lauk pauk, pintu rumah sering Nur Djazifah ER; M.Si, 2012. Proses Perubahan
tertutup mengakibatkan terbatasnya saling Sosial Di Masyarakat. Modul
mengunjungi antar warga dan antar tetangga. Pembelajaran Sosiologi. Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Kepada
KESIMPULAN DAN SARAN Masyarakat Universitas Negeri
Yogyakarta Lembaga.
Kesimpulan Sajogyo, Pujiwati, 1995. Sosiologi Pedesaan.
Perubahan sosial yang terjadi pada petani ke- Gajah Mada University Press
lapa adalah pola-pola perilaku yang meliputi cara Yogyakarta
bertani kelapa dari pembibitan, penanaman kelapa, Soekanto, Soeryono dan Sulistyowati, Budi, 2014.
alat transportasi, sampai saat waktu panen dan in- Sosiologi sebagai Pengantar, Raja
teraksi sosial yang meliputi mapalus dan kerja bak- Grafindo. Jakarta.
ti. Kepadatan penduduk juga menyebabkan ter- Susanto, A.S, 2000. Pengantar Sosiologi dan Pe-
jadinya perubahan sosial dengan peralihan rubahan Sosial, Bina Cipta,
penggunaan lahan pertanian ke lahan pemukiman Bandung
yang berada di Desa Senduk. Suryabrata, Sumadi, 1982. Psikologi Kepribadian.
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Saran Taneko, S. B, 1993. Struktur dan Proses Sosial,
Kebiasan yang baik seperti Mapalus dan Kerja Suatu Pengantar Sosiologi
bakti dipertahankan serta dipelihara agar tidak Pembangunan, PT. Raja Grafindo Per-
terkikis oleh budaya-budaya yang masuk seiring sada Jakarta.
dengan perkembangan zaman. Winardi, Sudrajad, 1994. Mengajukan dan
Mengelola Kredit Usaha Tani, PT.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Wolf, Eric R, 1985. Petani: Suatu Tinjauan Antro-
pologis, CV. Raja Wali Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA

Danin, Sudarwan, 1997. Metode Penelitian Un-


tuk Ilmu-ilmu Perilaku, Bumi
Aksara. Jakarta.
Djoyohadikusumo, Sumitro, 1990. Perkembangan
Pemikiran Ekonomi Dan Teori
Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi
Pengembangan. LP3ES, Jakarta.
Herimanto, Winarno, 2009. Ilmu Sosial & Budaya
Dasar. Jakarta. PT. Bumi Akasara.
Hermanto, Fadholi, 1993. Ilmu Usaha Tani,
Penebar Swadaya. Jakarta
Hoogvelt, A.M.M, 1995. Sosiologi Masyarakat
Sedang Berkembang. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.

46

You might also like