Professional Documents
Culture Documents
Epilepsi Bangkitan Umum Tonik-Klonik Di UGD RSUP Sanglah Denpasar-Bali
Epilepsi Bangkitan Umum Tonik-Klonik Di UGD RSUP Sanglah Denpasar-Bali
Epilepsi Bangkitan Umum Tonik-Klonik Di UGD RSUP Sanglah Denpasar-Bali
ABSTRACT
Introduction: Epilepsy is a neurological disease that is characterized what happened so he brought the ER. Patients know who she is, what’s
by episodes of seizures which can be accompanied by loss of her name, where she was, and the current time. Patient say she felt
consciousness of the patient. Although it is usually accompanied by a little dizziness, no nausea, no vomiting. Patients are found to fall
loss of consciousness, there are several types of seizures without loss unconscious. At that time the patient was at work with his daily activity
of consciousness. The disease is caused by the instability of electrical carrying stuff. Before fainting said patient lying at the scene while
charges in the brain which in turn interfere with muscle coordination stamping hands and feet. Not checked how long the patient was lying.
and manifest in muscle stiffness or repetitive pounding on the muscle. From families were dropping, the patient has a history of epilepsy,
Classification of epileptic seizure according to ILAE 1981 include some had been hospitalized in the hospital with a diagnosis of epilepsy, but
general seizures, partial / focal seizures, and not classified seizures. never control the drug after the return of hospitalization.
Case: A 57-year-old woman, Balinese, come to the ER with complaints
a limp, escorted by residents because of fainting. Patients do not know
ABSTRAK
Pendahuluan: Epilepsi merupakan penyakit saraf yang ditandai tidak mengetahui apa yang terjadi sehingga ia dibawa UGD. Pasien
dengan episode kejang yang dapat disertai hilangnya kesadaran mengenal siapa dirinya, siapa namanya, dimana ia berada, dan waktu
penderita. Meskipun biasanya disertai hilangnya kesadaran, ada saat itu. Pasien mengatakan dirinya sedikit pusing, tidak ada mual,
beberapa jenis kejang tanpa hilangnya kesadaran. Penyakit ini tidak ada muntah. Dikatakan pasien ditemukan terjatuh dan pingsan.
disebabkan oleh ketidakstabilan muatan listrik pada otak yang Pada saat itu pasien sedang di tempat kerja dengan kesehariannya
selanjutnya mengganggu koordinasi otot dan bermanifestasi pada mengangkat barang dagangan. Sebelum pingsan dikatakan pasien
kekakuan otot atau pun hentakan repetitif pada otot. klasifikasi terkapar di lokasi kejadian sambil menghentak-hentakkan tangan
bangkitan epileptik menurut ILAE 1981 antara lain bangkitan umum, dan kaki. Tidak diperiksa berapa lama pasien terkapar. Dari keluarga
bangkitan parsial / fokal, dan tidak terklasifikasi. yang mengantar, pasien dikatakan memang memiliki riwayat epilepsi,
Kasus: Pasien perempuan berumur 57 tahun, suku Bali, datang ke pernah dirawat inap di rumah sakit dengan diagnosis epilepsi namun
UGD dengan keluhan lemas, diantar oleh warga karena pingsan. Pasien tidak pernah kontrol obat setelah pulang opname.
PENDAHULUAN
*
Correspondence to: Andre Kristanto,
Program Studi Pendidikan Dokter, Epilepsi merupakan penyakit saraf yang ditandai kekakuan otot atau pun hentakan repetitif pada
Fakultas Kedokteran, Universitas dengan episode kejang yang dapat disertai hilang- otot.
Udayana nya kesadaran penderita. Meskipun biasanya diser- Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
AndreKristanto@yahoo.com tai hilangnya kesadaran, ada beberapa jenis kejang (FKTP) harus mampu menegakkan diagnosis
tanpa hilangnya kesadaran. epilepsi berdasarkan anamnesis dan pemerik-
Diterima: 22 September 2016. Penyakit ini disebabkan oleh ketidakstabilan saan fisik yang cermat. Autoanamnesis dan allo-
Disetujui: 3 November 2016. muatan listrik pada otak yang selanjutnya meng- anamnesis terhadap pasien, orang tua atau orang
Diterbitkan: 10 Januari 2017 ganggu koordinasi otot dan bermanifestasi pada yang merawat dan saksi mata yang mengetahui
70 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2017; 8(1): 69-73 | doi: 10.15562/ism.v8i1.105
ORIGINAL ARTICLE
2. Lamotrigine, efektif untuk kejang fokal dan Status generalis dalam batas normal serta tidak
kejang tonik-klonik. Dosis 100-200 mg sebagai ditemukan penurunan status neurologis
monoterapi atau dengan asam valproat. Dosis Laboratorium Darah Lengkap dalam batas
200-400 mg bila digunakan bersama dengan normal dan gula darah sewaktu 106 mg/dL.
fenitoin, fenobarbital, atau karbamazepine.8 Pasien didiagnosis Epilepsi dengan bangkitan
3. Asam valproat, efektif untuk kejang fokal, umum tonik-klonik dengan tatalaksana perawatan
kejang tonik-klonik, dan kejang absens. Dosis di rumah sakit. Dengan pengobatan IVFD NaCl 20
400-2000 mg dibagi 1-2 dosis per hari.8 tetes makro per menit, Diazepam 10 mg intravena
4. Obat-obat yang tersedia di puskesmas8 pelan bila kejang, Phenitoin 100 mg diencerkan
dalam 20 cc NaCl 0,9 % secara intra vena pelan
a. Fenobarbital, dapat dimulai dengan dosis
dengan kecepatan 5 menit tiap 6 jam, Diazepam
60mg/hari per oral dinaikkan 30 mg
oral 3 x 5 mg, pengobatan simptomatik panas dan
setiap 2-4 minggu hingga tercapai target
pusing dengan paracetamol 3 x 500 mg.
90-120 mg/hari.8
b. Fenitoin (300-600 mg/hari per oral
Perjalanan Penyakit Pasien
dibagi menjadi satu atau dua dosis)8
Pasien mengalami kejang berulang saat di UGD,
c. Karbamazepine (800-1200 mg/ hari per
dengan bangkitan tonik (kaku otot) durasi 4 menit,
oral dibagi menjadi tiga hingga empat
tanpa mulut berbuih dan mengompol. Pada pasien
dosis). Obat ini merupakan obat pilihan
diberikan diazepam 10 mg intravena pelan diencer-
untuk pasien epilepsi pada kehamilan.8
kan 5cc NaCl. Pasien tersadar setelah episode
Terapi lain berupa terapi non-farmakologi dan kejang, dengan keluhan lemas dan pusing.
terapi bedah (lobektomi dan lesionektomi).8
PEMBAHASAN
LAPORAN KASUS
Dari biodata pasien, pasien merupakan wanita
Pasien perempuan berumur 57 tahun, suku Bali, berumur 57 tahun, mengalami episode kejang
beragama Hindu, datang ke UGD dengan keluhan dengan riwayat menderita kejang pertama pada
Pasien datang dengan keluhan lemas, diantar oleh 1 tahun yang lalu dan didiagnosis epilepsi. Dari
warga karena pingsan. Pasien tidak mengetahui apa tinjauan pustaka, tidak ada kecenderungan timbul-
yang terjadi sehingga ia dibawa UGD. Os mengenal nya epilepsi dari umur dan jenis kelamin.
siapa dirinya, siapa namanya, di mana ia berada, Pada kejang kali ini hingga pasien dibawa ke
dan waktu saat itu. Os mengetahui beberapa orang rumah sakit, dikatakan pasien ditemukan pingsan
yang ada di sampingnya karena masih saudara, setelah terkapar dan sebelumnya menghentak-hen-
dan beberapa diantaranya tidak dikenal karena takkan tangan dan kaki, durasi tidak diketahui pasti.
merupakan orang yang mengantarnya ke UGD. Dari klasifikasi kejang, dicurigai merupakan kejang
Pasien mengatakan dirinya sedikit pusing, tidak umum tonik-klonik. Kejang jenis ini paling banyak
ada mual, tidak ada muntah. ditemui. Dimana pada kejang ini terjadi hilangnya
Dari orang yang mengantar, dikatakan pasien kesadaran sehingga pasien terjatuh jika sebelumnya
ditemukan terjatuh dan pingsan. Pada saat itu pada posisi berdiri. Pada saat episode, dikatakan
pasien sedang di tempat kerja dengan keseharian- penderita menghentak-hentakkan tangan dan kaki
nya “nyuun barang” karena merupakan profesinya. yang mengarahkan pada jenis “klonik”. Tidak bisa
Sebelum pingsan dikatakan pasien terkapar di dipastikan apakah terjadi kekakuan otot pada saat
lokasi kejadian sambil menghentak-hentakkan kejadian untuk mengetahui jenis “tonik”. Kejang ini
tangan dan kaki. Tidak diperiksa berapa lama juga bisa disertai dengan kelemahan otot sfingter
pasien terkapar. kantung kemih hingga os mengompol, namun pada
Dari keluarga yang mengantar, pasien dikatakan pasien ini tidak ditemukan.2,4
memang memiliki riwayat epilepsi, pernah dirawat Pasien ini dianjurkan untuk rawat inap dengan
inap di rumah sakit dengan diagnosis epilepsi terapi epilepsi berupa penitoin 100 miligram seban-
namun tidak pernah kontrol obat setelah pulang yak 4 kali sehari dengan cara pemberian diencerkan
opname dan obat habis. dalam 20 cc NaCl 0,9% secara intravena dengan
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit kecepatan pemberian 5 menit. Pasien dengan kejang
yang sama seperti dialami pasien. umum tonik-klonik diberikan terapi asam valproat
Status Present, GCS compos mentis, tekanan atau lamotrigine sebagai terapi lini pertama. Dapat
darah 140/90 mmHg, nadi 88 kali/menit, laju nafas diberikan fenitoin dengan dosis 300-600 mg/hari
20 kali/menit, suhu aksila 36 °C. per oral dibagi menjadi satu atau dua dosis.8,9
72 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2017; 8(1): 69-73 | doi: 10.15562/ism.v8i1.105
ORIGINAL ARTICLE
Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2017; 8(1): 69-73 | doi: 10.15562/ism.v8i1.105 73