Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

PEMANFATAAN TENAGA SURYA SEBAGAI ALTERNATIF ENERGI

TERBARUKAN UNTUK FASILITAS SUPLAI DAYA PENERANGAN DI KAPAL

Muswar Muslim, Danny Faturachman


Fakultas Teknologi Kelautan, Universitas Darma Persada

ABSTRAK
An electric motor become much more practical and economical having a multiplicity findings on the technology
of solar panels, battery and charger better. An electric motor cost-effective care and in working. The installation
of an electric motor more simple and does not need the cooler. All the needs of electrical power in supply from
batteries being replenished by solar panels. Solar power become one of alternative energy to overcome the
presence of the energy crisis especially a reduction in the availability of petroleum and the more expensive
world oil prices. Major problems focused on design of electric system as power plant resources in the ship. The
main issues discussed on is as follows: 1. Did design system supply resources and also calculation to determine
battery and solar panels to be used. 2. Determine the laying on systems equipment. In this research, taking and
analyzing data obtained from the results of the field by using the existing theory and make use of data from the
internet and literature data. In duty end of this analysis conducted by the use of solar power as the supply of
equipment lighting on a ship ferry Ro-Ro 500 GRT. Based on calculations data ship obtained a number of 35
solar panels that is attached to supply 10 batteries power by producing 42000 VA. Power is used to meet the
needs of illumination burden 33600 VA to the discharging time 12 hours (from 18.00 – 6.00). So that the
installation of solar systems can save energy by 52.5 % of the generator burden.

Kata kunci: Tenaga surya, Suplai daya penerangan, Ferry, Indonesia.

PENDAHULUAN
Kebutuhan akan energi semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia. Hal ini
menyebabkan adanya indikasi terjadi krisis energi di dunia dan salah satu penyebab dari krisis energi tersebut
adalah masih besarnya tingkat ketergantungan pada sumber energi fosil terutama minyak bumi. Seperti yang
kita ketahui bahwa cadangan minyak bumi yang tersedia di bumi ini terbatas, oleh karena itu perlu dilakukan
upaya diversifikasi energi agar tercipta keseimbangan energi yang baik.
Diversifikasi energi dapat dilakukan dengan mulai memberikan peluang kepada jenis-jenis energi alternatif
yang selama ini sudah dikembangkan maupun jenis energi yang baru. Ada berbagai energi alternatif yang bisa
dikembangkan antara lain batubara, gas bumi, geothermal, biomassa, air, angin, gelombang, nuklir hingga
matahari. Dari beberapa energi alternatif tersebut, diklasifikasikan ke dalam dua kelompok yaitu energi tak
terbarukan dan energi terbarukan. Energi tak terbarukan diantaranya terdiri dari minyak bumi, batubara, nuklir
dan gas. Sedangkan yang termasuk jenis energi terbarukan antara lain geothermal, biomassa, air, angin,
matahari, gelombang dan lain-lain yang masih terbuka pengembangannya.
Energi terbarukan mempunyai potensi lebih unggul dibandingkan energi fosil. Ada beberapa alasan yang
mendasari, antara lain karena persediaannya yang tak terbatas, dapat diperbaharui dan ramah lingkungan. Energi
matahari, air, angin, biomassa, laut dan sumber energi alternatif lainnya tersedia secara melimpah di alam,
sedangkan pemanfaatannya masih sedikit. Mengingat ketersediaan cahaya matahari sepanjang tahun, maka
sangatlah tepat jika energi matahari ini dimanfaatkan sebagai penyedia energi listrik.
Dengan letak Indonesia berada pada daerah khatulistiwa, yaitu pada lintang 60 LU – 110 LS dan 950 BT –
1410 BT, dan dengan memperhatikan peredaran matahari dalam setahun yang berada pada daerah 23,50 LU dan
23,50 LS maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama 10 – 12 jam dalam sehari. Karena letak
Indonesia berada pada daerah khatulistiwa maka Indonesia memiliki tingkat radiasi matahari yang sangat tinggi.
Menurut pengukuran dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika diperkirakan besar radiasi yang jatuh
pada permukaan bumi Indonesia (khususnya Indonesia Bagian Barat) rata-rata kurang lebih sebesar 4,5 kWh/m2
dengan variasi bulanan sekitar 10%.
Untuk membangun suatu sistem energi surya (photovoltaik) yang dapat beroperasi dengan baik maka
diperlukan beberapa komponen-komponen penyusun utama antara lain :
a. Panel surya
b. Charge controller
c. Inverter
d. Battery
Photovoltaik adalah teknologi yang berfungsi untuk mengubah atau mengkonversi radiasi matahari menjadi
energi listrik secara langsung. Kata Photovoltaik berasal dari bahasa Yunani photos yang berarti cahaya dan
volta berarti tegangan listrik. Photovoltaik biasanya dikemas dalam sebuah unit yang disebut modul. Dalam
modul surya terdiri dari banyak sel surya yang bisa disusun seri maupun paralel. Sedangkan yang dimaksud
dengan surya adalah sebuah elemen semikonduktor yang dapat mengkonversi enegi surya menjadi energi listrik
atas dasar efek photovoltaik.

Gambar 1. Modul Sel Surya

Sistem tenaga surya photofoltaik yang umum dipakai untuk penerangan adalah sistem individu atau yang lebih
sering dikenal dengan nama Solar Home System (SHS). Sistem ini mempunyai tegangan 12 Vdc, yang terdiri
dari satu buah modul photovoltaik, baterai, alat pengontrol dan 3 buah lampu serta sebuah stop kontak (Abu
Bakar,2006).

Gambar 2. Diagram Blok Sistem Modul Panel Surya

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa energi sinar matahari yang dikonversi menjadi energi listrik oleh
modul atau panel surya dan akan disalurkan ke chager control untuk mengatur pengisian energi listrik pada
baterai. Selanjutnya energi listrik yang dihasilkan baterai akan dikonversi oleh inverter dari arus searah (DC)
menjadi arus bolak-balik (AC) sehingga dapat dimanfaatkan pada beban.

Charge controller di dalam sistem PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) dapat dikatakan sebagai “otak”
karena fungsinya sebagai pengatur arus listrik baik terhadap arus yang masuk maupun arus yang keluar/
digunakan.

Gambar 3. Charge Controller


Inverter pada prinsipnya, photovoltaik menghasilkan arus DC (searah). Bila arus yang dibutuhkan adalah arus
AC (bolak-balik), maka dapat dipenuhi dengan memasang alat pengubah, peralatan elektronik yang bekerja
sangat efisien yang disebut inverter. Spesifikasi inverter tidaklah sama yakni tergantung dari seberapa besar
konsumsi daya peralatan listrik secara keseluruhan. Semakin besar kebutuhan dayanya, maka kapasitas daya
inverter juga makin besar.

Gambar 4. Inverter

Baterai adalah perangkat yang mengkonversi energi kimia secara langsung ke energi listrik. Sebuah baterai
terdiri dari satu atau lebih sel voltaic dan setiap sel voltaic terdiri dari dua setengah sel terhubung dalam seri
oleh konduktif elektrolit yang mengandung anion (ion negatif) dan cation (ion positif). Dalam reaksi reduksi
oksidasi power baterai, reaksi reduksi (penambahan elektron) ke cation terjadi di katoda,sedangkan reaksi
oksidasi (penghapusan elektron) ke anion terjadi di anoda. Elektroda-elektroda tidak saling berhubungan namun
elektrik terhubung oleh elektrolit, yang dapat berupa padat atau cair.

Gambar 5. Baterai

METODOLOGI PENELITIAN
Menggunakan metode penelitian kajian literatur berupa tinjauan pustaka tentang tenaga surya.sebagai
alternative energy terbarukan.
Hasil yang diharapkan dengan penelitian ini adalah dapat diketahui pemanfataan tenaga surya dan penelitian
lanjutan dapat membuat suatu protipe panel sel surya untuk fasilitas suplai daya penerangan di kapal.

PERMASALAHAN
Dalam pemanfaatan energi surya digunakan fotovoltaik yang mengkonversikan secara langsung energi surya
menjadi energi listrik. Pemakaian fotovoltaik sebagai sumber pembangkit energi listrik bisa dikatakan tidak
menghasilkan polusi, baik polusi udara maupun polusi suara terhadap lingkungan sekitarnya. Berdasarkan
pertimbangan ini, nampaknya konversi fotovoltaik dari sinar matahari menjadi energi listrik akan menjadi
sumber energi utama dimasa mendatang. Selain itu juga, harga sumber energi konvensional akan terus semakin
tinggi dan persediaannya juga sangat terbatas, sedangkan harga fotovoltaik berangsur-angsur akan turun karena
bahan bakunya melimpah di bumi ini. Energi listrik yang dihasilkan dari fotovoltaik dapat digunakan untuk
berbagai macam penggunaan. Dan untuk menjamin penyediaan energi yang kontinu maka digunakan baterai
sebagai penyimpan energi.
Motor listrik menjadi semakin praktis dan ekonomis setelah banyaknya penemuan pada teknologi solar panel,
battery dan charger yang lebih baik. Motor listrik hemat biaya perawatan dan dalam bekerja. Untuk solar panel
perawatannya lebih mudah cukup dibersihkan seminggu sekali. Instalasi motor listrik lebih sederhana dan juga
tidak memerlukan pendingin. Semua kebutuhan daya listrik di supply dari baterai yang diisi ulang oleh solar
panel. Dengan sistem ini diharapkan akan mengurangi bahan bakar fosil. Namun sekarang yang menjadi
permasalahan adalah tempat yang terbatas pada kapal, sedangkan untuk menerapkan sistem ini diperlukan
tempat yang cukup luas. Dalam paper ini akan dikaji mengenai efektifitas sel surya. Dimana hasil yang
diharapkan adalah didapatkannya referensi mengenai kemampuan sel surya dalam menghasilkan energi listrik
yang hasil akhirnya akan dietahuinya efisiensi sel surya sebagai alternative energy terbarukan untuk suplai daya
penerangan di kapal.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berikut merupakan data-data utama dari kapal penyeberangan 500 GT
Dimensi ukuran utama kapal Ferry Ro-Ro 500 GRT adalah :

Panjang keseluruhan kapal LOA = 45,05 m


Panjang antara garis tegak kapal LPP = 40,15 m
Panjang antara garis air LWL = 42,00 m
Lebar kapal B = 12,00 m
Tinggi kapal H = 3,20 m
Sarat air kapal T = 2,15 m
Kecepatan Vs = 11 knot
Tenaga penggerak utama (Main Engine) = 2 × 800 HP
Tenaga mesin bantu (Auxiliary Engine) = 2 × 80 kVA
Genset emergency = 25 kVA

Kebutuhan daya penerangan dikapal terbagi dalam beberapa panel/box yang tersebar pada beberapa tempat.
Adapun pembagian kebutuhan daya penerangan dikapal antara lain :

Tabel.1 Kebutuhan daya


Jumlah Beban Pemakaian Daya Keterangan
Geladak alas
(unit) (watt) (jam/hari) (Kwh/hari) (jam pakai)
Ruang mesin kemudi 2 20 12 0,48 Kondisional
Ruang void (4 ruang) 1 20 12 0,96 kondisional
Lampu darurat (signal) 5 5 12 0,3 Kondisional

Geladak kendaraan
Ruang generator darurat 1 20 12 0,24 18.00-06.00
Tangga ke kamar mesin 2 10 12 0,24 18.00-06.00
R. ABK (6 ruang) 1 20 12 1,44 18.00-06.00
Tangga ruang void 2 20 12 0,48 Kondisional
Tangga ruang mesin 2 20 12 0,48 Kondisional
WC (4 buah) 1 10 12 0,48 Kondisional
Ruang muat kendaraan 16 20 12 3,84 18.00-06.00
Sekoci 2 40 12 0,96 18.00-06.00
Gudang 1 20 12 0,24 Kondisional
Lampu darurat (signal) 16 5 12 0,96 Kondisional
Geladak penumpang
Lampu sisi luar penumpang 2 40 18.00-06.00
12 0,96
VIP
Ruang penumpang VIP 8 20 12 1,92 18.00-06.00
Ruang hias (2 ruang) 1 10 12 0,12 kondisional
WC/kamar mandi (10 ruang) 1 10 12 1,2 Kondisional
Ruang penumpang ekonomi 22 20 12 5,28 18.00-06.00
Lampu sisi luar P. ekonomi 2 40 12 0,96 18.00-06.00
Cafetaria 1 20 12 0,24 18.00-06.00
Ruang tatami 2 20 12 0,48 18.00-06.00
Musholla 2 20 12 0,48 18.00-06.00
Urinoir 1 20 12 0,24 18.00-06.00
Tempat wudhu 1 20 12 0,24 18.00-06.00
Lampu darurat (signal) 10 5 12 0,6 Kondisional
Geladak Navigasi
Rumah kemudi 5 20 12 1,2 18.00-06.00
Ruang KKM 1 20 12 0,24 18.00-06.00
Ruang Nahkoda 1 20 12 0,24 18.00-06.00
Mess 2 20 12 0,48 18.00-06.00
Dapur 2 20 12 0,48 18.00-06.00
WC/kamar mandi 1 20 12 0,24 Kondisional
Gang way 3 20 12 0,72 18.00-06.00
Tangga ke geladak penumpang 1 20 12 0,24 Kondisional
Lampu kiri luar depan 2 20 12 0,48 18.00-06.00
Lampu kanan luar depan 2 20 12 0,48 18.00-06.00
Lampu cerobong 2 40 12 0,96 18.00-06.00
Lampu tiang radar (Masthead) 1 60 12 0,72 18.00-06.00
Lampu samping kiri (red) 1 60 12 0,72 18.00-06.00
Lampu samping kanan 1 60 12 0,72 18.00-06.00
Lampu buritan ( Stern light) 1 60 12 0,72 18.00-06.00
Lampu jangkar (Anchor light) 1 60 12 0,72 18.00-06.00
Lampu darurat (signal) 7 5 12 0,42 kondisional
Total 139 1020 33,60

Modul yang dipilih adalah FV Energy, FVG 240P - MC dengan spesifikasi :


Power peak : 240 W
Efisiensi : 14,6 %
Tegangan modul : 30,50 V
Arus modul : 7,88 A
Tegangan open circuit : 37,60 V
Arus short circuit : 8,28 A
Dari pemilihan panel surya tersebut, dapat dihitung berapa buah panel surya yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan daya untuk beban penerangan. Untuk kondisi di indonesia, meskipun durasi penyinaran
matahari selama 8 jam/hari (08.00-16.00), tetapi efektifitas sinar foton yang didapatkan panel surya selama
sehari adalah 5 jam .
Dengan demikian banyaknya panel untuk memenuhi kebutuhan daya sebesar 33600 Wh sebanyak :
(33600 Wh)/(240 W × 5 jam) = 28 panel surya
Dalam hal ini akan dipasang sebanyak 35 panel surya, dimana penambahan jumlah panel surya sebanyak 7
(tujuh) unit sebagai cadangan daya apabila intensitas matahari kurang dari 1000 W/m2. Dengan pertimbangan
luas geladak anjungan masih mampu menampung jumlah panel surya, selain itu pula daya yang dihasilkan akan
lebih besar atau dengan kata lain penambahan jumlah panel surya secara langsung juga menambah besarnya
daya yang dihasilkan.
Besarnya daya yang dihasilkan oleh seluruh panel surya dalam 1 jam adalah :
35 × 240 Watt = 8400 Watt hour
Besarnya daya yang dihasilkan oleh seluruh panel surya tersebut dalam 5 jam adalah :
8400 W × 5 jam = 42000 Watt hour = 42 kWh
Dari perhitungan kebutuhan jumlah panel surya tercantum pada tabel 1, maka panel surya yang dipilih adalah
FVG energi, model FVG 240P-MC dengan pertimbangan untuk mengatasi kebutuhan beban daya penerangan.
Panel surya ini memiliki daya terbesar sehingga cukup untuk luasan di geladak anjungan 20 m × 8 m = 160 m2
dan terpasang dengan sudut kemiringan 15o.

Dari spesifikasi charge controller atau regulator yang ada, maksimum arus yang dapat dikeluarkan charge
controller adalah sebesar 60,0 A. Sedangkan arus yang dihasilkan oleh sebuah panel surya dengan tegangan
30,50 Volt adalah 7,88 Amper, sehingga 1 (satu) charge controller hanya mampu digunakan untuk 7 (tujuh) unit
panel surya.
Sehingga dapat ditentukan jumlah charge controller sebanyak :
Jumlah charge (n) = (Arus output charge)/(Arus output panel surya)
= (60 A)/(7,88 A)
= 7 unit panel surya
Jumlah charge (n) = (jumlah seluruh panel surya)/7
Maka, jumlah charge (n) = 35/7 = 5 unit
Arus output untuk 1 charge controller :
I = 7,88 A × 7 panel surya
= 55,16 A ( arus maksimal yang dikeluarkan charge controller 60,0 A )
Arus output 6 charge controller :
Ioutput = I × (n)charge
= 60 A × 5
= 300 A
Kapasitas arus charge controller untuk pemakaian penerangan selama 12 jam adalah :
Kapasitas charger = Arus output charege × Jumlah charger × lama pemakaian
= 60 A × 5 × 12 jam
= 3600 Ah
Daya yang dihasilkan untuk 5 charger :
Ioutput = 300 A
Voutput = 12 V
Daya = Ioutput × Voutput
= 300 A × 12 V
= 3600 Watt = 3,6 kW

Untuk menjamin sistem supaya dapat beroperasi dengan baik dan sesuai dengan baik dan sesuai dengan
kebutuhan beban perlu direncanakan perancangan sistem baterai.
Diketahui beban keseluruhan dari panel surya sebesar 42 kWh
Direncanakan baterai menggunakan Rolls Marine Batteries, tipe Series 5000 dengan kapasitas 357 Ah (sesuai
spek).
Daya yang dihasilkan baterai :
Daya baterai = Kapasitas baterai × Tegangan baterai
= 357 Ah × 12 V
= 4284 Wh
= 4,284 kWh
Maka jumlah baterai untuk mencukupi kebutuhan beban keseluruhan sebesar 42 kWh :
Jumlah baterai (n) = (beban keseluruhan)/(daya baterai)
Jumlah baterai (n) = (42 kWh)/(4,284 kWh)
= 9,80 ? 10 unit
Kapasitas baterai untuk 8 unit :
Qtotal baterai = 357 Ah × 10 unit
= 3570 Ah
Daya keseluruhan baterai :
Daya baterai = 3570 Ah × 12 V
= 42840 Wh
= 42,84 kWh
Setelah menentukan banyaknya baterai yang diperlukan, langkah berikutnya adalah menghitung lamanya
penggunaan baterai. Dimana diketahui :
Kapasitas baterai = 357 Ah
Tegangan baterai = 12 Volt
Lama pemakaian = 12 jam
Maka : Daya per jam = (daya baterai)/(lama pemakaian)
= (357 Ah × 12 V)/(12 jam)
= 357 Wh
Lama pemakain baterai = (daya baterai)/(daya per jam)
= (357 Ah × 12 V)/(357 Wh)
= 12 jam
Lama pengisian baterai = (daya baterai × jumlah baterai)/(daya keseluruhan panel surya)
= (357 Ah × 12 V × 10 baterai)/(42000 W)
= 1,02 jam
Direncanakan menggunakan inverter xantrex, tipe sine wave, maka banyaknya inverter yang dibutuhkan
adalah :
Jumlah inverter = (daya keseluruhan panel surya)/(daya output inverter)
= (42000 W)/(4000 W)
= 10,5 ? 11 unit
Di rencanakan penempatan panel surya di geladak anjungan dan komponen sistem panel surya di ruang void
atau ruang kosong dibawah geladak kendaraan dengan luasan 12,4 m × 12 m = 148,8 m2.
Adapun banyaknya masing - masing komponen dan ukurannya :
Charger controller
Jumlah : 5 unit
Dimensi : 37 cm × 15 cm × 15 cm
Berat : 0,45 Kg/unit

Baterai ( 12 Volt 357 Ah )


Jumlah : 10 unit
Dimensi : 55,9 cm × 28.6 cm × 46.6 cm
Berat : 123,4 Kg/unit

Inverter
Jumlah : 11 unit
Dimensi : 53,4 cm × 38,1 cm × 22,86 cm
Berat : 16 Kg/unit
Maka total berat keseluruhan sistem tenaga matahari dari panel surya dan kelengkapan komponen lainnya di
kapal sebesar 2054,75 Kg.

KESIMPULAN
Jumlah panel surya yang bisa dipasang pada geladak anjungan dengan luasan 160 m2 sebanyak 35 panel surya
dengan mempertimbangkan aturan yang berlaku pada kapal Ferry Ro-Ro.
Dari total kebutuhan generator 80 kVA, sekitar 35,868 kVA dapat disuplai oleh 35 panel surya selama
pemakaian beban penerangan 12 jam dan penghematan energi sebesar: = (80000 - 38000)/80000 × 100 %
= 52,5 %
Jumlah peralatan lainnya adalah: 5 unit charger controller, 10 unit baterai, dan 11 unit inverter.

DAFTAR PUSTAKA
Lunde, J. Peter, “Solar Thermal Space Heating and Hot Water System”, John Wiley and Sons, 1994.
Allocca, A. John, :Emergency Power”, 2003.
Rahman. A, “Ketrampilan Elektronika”, Gajahmada University, 1995.
Biro Klasifikasi Indonesia, 2009.
Fauzi, Farit, “Pemanfaatan Sel Surya Sebagai Catu Daya Peralatan Penerangan Kapal Di Kapal Tanker”, 2010.
Haesin, A. Nia, “Listrik Dinamis I”, Materi Pelajaran Fisika, 2003.
Matsushita Battery Indrustrial Co.,Ltd, “Solar Cells Technical Handbook”, 1998/1999.

You might also like