ABSTRAK

Nama : NIZNEILA A JUSRA

NPM : 021421019
Program Studi : Physiotherapy
Judul : Age as Risk Factor to Lymphedema Ocurrence on Breast Cancer Patients in
Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta at 2015
Aim of Study: The objective of this study is to investigating age as a risk factor to
lymphedema occurrence on breast cancer patients in Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta
Methode of Study: This study use further analysis as a design of study which using the data
from studi “Observasi Klinis Pasien Kanker Payudara dengan atau tanpa Limfedema di
Rumah Sakit Dharmais Jakarta dan RSU Banjarmasin” in 2015 with design study case-
control and multicenter approachment.
Result: From study result of 50 subjects in Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, it found
out that the average of patienst age is 53,5 ±10,5 with mode 49. Age with higher risk is ≥ 50
tahun and 55,6% subject meet this qualification. In this study, breast cancer patients
following mastectomy has tendency 2,1 times higher to have lymphedema than patients
without mastectomy. However, p value showing unsignificant result (p>0,05). Breast cancer
patients with higher education has a risk up to 5 times for having lymphedema, than breast
cancer patients with lower education, and p value showing significant difference (p= 0,03).
Breast cancer patients with IMT ≥23 has tendency 0,56 times (OR=0,56; 95% CI= 0,16-1,91)
for having lymphedema than breast cancer patients with IMT < 23. However, p value
showing that there is no significnt relationship (p=0,35) between IMT with risk factor of
lymphedema.
Conclusion: Breast cancer patiens with high risk age (≥ 50 years) has a higher tendency for
having lymphedema than patients with age < 50 years old. Instead of age, breast cancer
patients with higher education has a higher risk for having lymphedema.
Keyword: Risk Factor Lymphedema, Lymphedema, Breast Cancer

ABSTRAK
Nama : MARTINA HILGARDIS
NPM : 021421016
Program Studi : Physiotherapy

Program Studi Fisioterapi STIKes Binawan

v
Title : Probability of Depression Level on Breast Cancer Patients with and without
Lymphedema Following Chemotherapy in Rumah Sakit Kanker Dharmais
Jakarta at 2015
Tujuan Penelitian: The objective of this study is to investigate on probability of depression
level on breast cancer patients with and without lymphedema following chemotherapy in RS
Dharmais Jakarta at 2015.
Metode Penelitian: This study use further analysis as a design of study which using the data
from studi “Observasi Klinis Pasien Kanker Payudara dengan atau tanpa Limfedema di
Rumah Sakit Dharmais Jakarta dan RSU Banjarmasin” in 2015 with design study case-
control and multicenter approachment. Depression level determined with Beck Depression
Inventory (BDI).
Hasil: The result of this study show that 55,6% of breast cancer patiens have a depression.
Breast cancer patients with lymphedema has tendency 2 times for having depression than
breast cancer patients without lymphedema (OR=2,0; 95% CI= 0,46-8,55), but there is no
significant difference between group of patients with lymphedema and without lymphedema
(p= 0,34). In this study, based on education, the greates amount of patiens who has
depression is in breast cancer patients with higher education following chemotherapy (52%).
Breast cancer patients with higher education has tendency 0,4 times for having depression
(OR=0,46, CI= 0,07-2,99). There is no significant difference on depression level between
breast cancer patients with higher education versus lower education (p= 0,41). Breat cancer
patients who is unemployed has a highest depression (42,1%) and tendency 0,5 times for
having depression than breast cancer patients who is employed (OR= 0,51; 95% CI= 0,12-
2,24). Breast cancer patients with high rish age following chemotherapy has tendency 0,7
times for having depression than breast cancer patients without chemotherapy (OR=0,72;
95% CI= 0,15-3,42).
Kesimpulan: Breast cancer patients with lymphedema has a higher tendency for having
depression than breast cancer patients without lymphedema, eventhough there is no
significant difference between two group of patients. This is cause by many factors that
affecting level of depression sucah as education, employment, and age.
Kata Kunci: Depression, Chemotherapy, Lymphedema, Breast Cancer

ABSTRAK

Program Studi Fisioterapi STIKes Binawan

v
Nama : SITI CHOLIFAH
NPM : 021421024
Program Studi : Fisioterapi
Judul : Probabilitas Tingkat Kualitas Hidup (EQ-5D-5L) Pasien Kanker Payudara
dengan dan tanpa Limfedema Sebelum dan Setelah Pemberian Complex
Decongestive Therapy (CDT) di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta
Tahun 2015
Tujuan Penelitian:Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji probabilitas tingkat kualitas
hidup (EQ-5D-5L) pasien kanker payudara dengan atau tanpa limfedema sebelum dan setelah
pemberian Complex Decongestive Therapy (CDT) di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta
tahun 2015.
Metode Penelitian: Desain penelitian ini adalah analisis lanjut yang menggunakan data
penelitian sebelumnya yang berjudul “Observasi Klinis Pasien Kanker Payudara dengan atau
tanpa Limfedema di Rumah Sakit Dharmais Jakarta dan RSU Banjarmasin” tahun 2015 yang
menggunakan desain case-control dengan pendekatan multicenter. Kualitas hidup diketahui
dengan menggunakan kuesioner EQ-5D-5L.
Hasil: Untuk domain mobilitas pasien kanker payudara tanpa limfedema memiliki jumlah
yang tertinggi yang mengalami masalah ringan baik pada awal pemberian CDT maupun pada
akhir pemberian CDT yakni sebanyak 92% dan berisiko 4,4 kali lipat cenderung mengalami
masalah pada awal CDT, dan memiliki kecenderungan 2,8 kali lipat pada akhir pemberian
tetapi tidak berbeda signifikant antara kedua kelompok (P>0,05). Pasien kanker payudara
dengan limfedema memiliki nilai tertinggi pada masalah perawatan diri yakni sebanyak 80%,
dan 0,64 kali cenderung mengalami masalah ringan (OR=0,64, 95% CI 0,17-2,38). Pada
akhir pemberian CDT, nilai tertinggi pada pasien kanker payudara tanpa limfedema yang
mengalami masalah ringan yakni sebanyak 80%, dan cenderung 1,5 kali lipat mengalami
masalah (OR=1,55, 95% CI=0,41-5,77). Berdasarkan domain aktifitas biasa, pasien kanker
payudara tanpa limfedema memiliki nilai lebih tinggi pada awal CDT yakni sebanyak 68%,
serta cenderung 1,4 kali lipat mengalami masalah ringan (OR=1,4, 95%CI 0,44-4,52, dan
pada akhir pemberian CDT sebanyak 84%, dan mengalami kecenderungan 4,1 kali lipat
mengalami masalah ringan serta terdapat perbedaan yang signifikant antara pasien kanker
payudara dengan tanpa limfedema (p<0,05). Pasien kanker payudara tanpa limfedema pada
awal dan akhir pemberian CDT memiliki nilai tertinggi pada masalah nyeri/
ketidaknyamanan ringan yakni sebesar 72%, dan 1,2 kali lipat memiliki kecenderungan

Program Studi Fisioterapi STIKes Binawan

v
mengalami masalah nyeri/ ketidaknyamanan pada awal CDT dan 84% pada akhir CDT.
Probabilitas tingkat kualitas hidup pasien kanker payudara berdasarkan domain cemas/
depresi tertinggi pada awal CDT terdapat pada pasien kanker payudara tanpa limfedema yaitu
sebanyak 21 subyek (84%). Pasien kanker payudara tanpa limfedema 2 kali lipat lebih
cenderung mengalami masalah cemas/depresi berat. Setelah pemberian CDT (akhir),
presentasi tertinggi terdapat pada pasien kanker payudara tanpa limfedema yaitu sebanyak 21
subyek.
Kesimpulan: Kualitas hidup pasien kanker payudara dengan dan tanpa limfedema tidak
berbeda signifikant. Pasien kanker payudara dengan limfedema umumnya mengalami
penurunan kualitas hidup setelah pemberian CDT, yang diketahui melalui peningkatan
jumlah subyek yang mengalami masalah berat pada hampir setiap domain kualitas hidup.
Pasien kanker payudara tanpa limfedema cenderung mengalami penurunan kualitas hidup
setelah pemberian CDT hampir pada setiap lima domain kualitas hidup.
Kata Kunci: Kualitas Hidup, Complex Decongestive Therapy/ Complete decongestive
therapy, Limfedema, Kanker Payudara

Program Studi Fisioterapi STIKes Binawan

v