5151 16043 1 PB PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

TINGKAT PARTISIPASI IBU DALAM PENIMBANGAN


BALITA KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS DARUSSALAM KECAMATAN
MEDAN PETISAH TAHUN 2013

S. Hindu Mathi1, Heru Santosa2, Maya Fitria2


1
Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat USU
2
Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

Abstract

The scope of under-five-year-old children weighing in Integrated Health Service


is one of indicator that show the high/low participation of community in Integrated
Health Service. The scope of under-five-years-old children weighing is percentage of
under-five-years-old children weighed in Integrated Health Service divided by the total
under-five-year-old children attending Integrated Health Service. In Medan City, the
participation was still classified as very low in 2011 which there were 251,199 under-
five-year-old children weighed only 126,107 (50.20%). The lowest scope of under-five-
year-old children weighing in Integrated Health Service was in the working area of
Darussalam’s Community Health Centre Medan Petisah Subdistrict in 2011 that
amounted to 35.19%.
Design of this research was cross sectional with descriptive analytic type in
order to know some factors which were related to mothers’ participation in weighing
their babies in the Integrated Health Service’ at Darussalam’s Community Health Centre
Medan Petisah subdistrict, Medan city. The population was all mother with their 241
babies in health center work Puskesmas Darussalam in 2013.The technique of sampling
was simple random sampling and 78 of them were selected to be sample. Data were
collected by using questionnaires. Data analysis included univariate and bivariate by
using chi-square test.
The results of research showed that the mothers’ participation in weighing their
babies in the Integrated Health Service’ was bad ; only 39.7 percent of the participation
was good. The chi-square test showed that the factors related to mothers’ participation in
weighing their babies in the Integrated Health Service’ were mother’s knowledge
(p=0.019), mother’s attitude (p=0.021), and in the Integrated Health Service cadre’s
attitude (p=0.005).
It is expected to the Medan City Health Office or Darussalam’s Community
Health Centre officers to counsel mothers with under-five-year-old children to increase
their knowledge about the purpose and benefits of growth monitoring and early
childhood development through a child's weighing in Integrated Health Service and
provide information on how to read a child's growth in Road to Health Care. It is also
suggested to increase the cooperation between the cadres with the various parties,
especially with community leaders, Empowerment of Family Welfare through the
activities of Integrated Health Service and receive the monitoring and supervision of
Darussalam’s Community Health Centre and their equipment at Integrated Health
Service and encourage people to participate in the implementation of the Integrated
Health service’.

Keywords : Factors, Predisposing, Enabling, Reinforcing, Participation, Integrated


Health Service.

1
PENDAHULUAN memperkirakan bahwa 54% kematian
Sumber daya manusia yang sehat bayi dan anak balita dilatarbelakangi
dan berkualitas merupakan modal keadaan gizi yang buruk. Menurut
utama atau investasi dalam Menkes RI (2007), Upaya
pembangunan kesehatan. Ukuran penanggulangan gizi kurang dan gizi
kualitas SDM dapat dilihat pada buruk harus mengedepankan upaya-
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), upaya promosi dan pencegahan
sedangkan ukuran kesejahteraan artinya mengupayakan anak yang
masyarakat antara lain dapat dilihat sehat agar tetap sehat. Seandainya
pada tingkat kemiskinan dan status saja setiap anak ditimbang di
gizi masyarakat (Depkes RI, 2007). posyandu, berat badannya diplot
Masalah gizi masih merupakan didalam KMS maka dengan mudah
masalah kesehatan masyarakat utama ibu dan kader dapat mengetahui
di Indonesia. Kekurangan gizi belum gangguan pertumbuhan anak sedini
dapat diselesaikan, prevalensi mungkin sebelum anak jatuh pada
masalah gizi lebih (obesitas) mulai kondisi gizi kurang atau buruk.
meningkat khususnya pada kelompok Kementrian Kesehatan
sosial ekonomi menengah ke atas di memprioritaskan untuk selalu
perkotaan. Dengan kata lain, saat ini meningkatkan fungsi dan kinerja
Indonesia tengah menghadapi posyandu, utamanya untuk
masalah gizi ganda. Hal ini sangat meningkatkan cakupan pemantauan
merisaukan karena mengancam pertumbuhan anak (Kemenkes RI,
kualitas Sumber Daya Manusia 2007).
(SDM) yang sangat diperlukan di Secara kuantitas, perkembangan
masa mendatang (Depkes RI, 2007). jumlah posyandu sangat
Pada Tahun 2005 terdapat sekitar menggembirakan karena di setiap
5 juta balita mengalami gizi kurang desa ditemukan sekitar 3 sampai 4
diperkirakan masih terdapat sekitar Posyandu. Pada saat Posyandu
1,7 juta balita diantaranya menderita dicanangkan, tercatat sebanyak
gizi buruk yang keberadaannya 25.000 Posyandu, tahun 2004
tersebar di Indonesia. United Nations sebanyak 238.699 Posyandu, dan
Children's Fund (UNICEF) tahun 2011 meningkat menjadi
melaporkan Indonesia berada di 268.439 Posyandu. Namun, bila
peringkat kelima dunia untuk negara ditinjau dari aspek kualitas, masih
dengan jumlah anak yang terhambat ditemukan banyak masalah antara
pertumbuhannya paling besar dengan lain kelengkapan sarana dan
perkiraan sebanyak 7,7 juta balita ketrampilan kader yang belum
(Depkes RI, 2007). memadai (Depkes RI, 2011).
Berbagai penelitian telah Ibu yang tidak menimbang
membuktikan ada hubungan yang balitanya ke posyandu dapat
sangat erat antara kematian bayi dan menyebabkan tidak terpantaunya
balita dengan kekurangan gizi. pertumbuhan dan perkembangan
Keadaan gizi yang buruk akan balita dan berturut-turut berisiko
menurunkan daya tahan anak keadaan gizinya memburuk sehingga
sehingga anak mudah sakit hingga mengalami gangguan pertumbuhan
bisa berakibat pada kematian. Badan (Depkes RI, 2006).
Kesehatan Dunia WHO

2
Cakupan penimbangan balita di balita yang ada hanya 126.107 balita
Kota Medan dalam Profil Kesehatan yang ditimbang (50,20%) dengan gizi
Sumatera Utara Tahun 2011 masih kurang 3.223 orang.
tergolong cukup rendah yaitu 251.199

Tabel 1.1 Cakupan Penimbangan Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan


Medan Petisah Tahun 2011
% Cakupan
Balita yang Balita BB Naik
Puskesmas Penimbangan % BB Naik
No. Ada Ditimbang (N/D)
Balita (D/S)
Puskesmas
1. 4.142 2.088 1.522 50,41 72,89
Petisah
Puskesmas
2. 3.168 1.115 1.025 35,19 91,93
Darusalam
Puskesmas
3. 2.603 2.431 2.315 93,39 95,23
Rantang
Sumber : Profil Kesehatan Kota Medan, 2012

Berdasarkan Peraturan Menteri anaknya ke posyandu. Laporan


Kesehatan Nomor 741 Tahun 2008 cakupan penimbangan di posyandu
Tentang Standard Pelayanan Minimal adalah cakupan penimbangan bayi
(SPM) Kesehatan Kabupaten/Kota, hingga usia dibawah tiga tahun
cakupan pelayanan anak balita yaitu (batita) dan keadaan ini menunjukkan
90% pada Tahun 2010. Puskesmas pertumbuhan anak balita tidak
Darussalam menargetkan cakupan terpantau, oleh karena itu petugas
penimbangan balita mencapai 75%. puskesmas terus mengingatkan ibu
Berdasarkan Profil Kesehatan Kota bayi/balita pada saat pelaksanaan
Medan Tahun 2011, diketahui bahwa posyandu untuk rutin memantau
dari 3.168 balita di Wilayah Kerja pertumbuhan anaknya ke posyandu
Puskesmas hanya 1.115 balita yang hingga usia lima tahun.
dtimbang didapat 22 balita BGM Berdasarkan latar belakang di
(1,97%) dan balita gizi buruk terdapat atas, maka perumusan masalah
2 balita (0,18%). penelitian adalah masih rendahnya
Berdasarkan survei pendahuluan cakupan penimbangan balita ke
yang dilakukan dengan wawancara posyandu di Wilayah Kerja
kepada salah seorang petugas gizi Puskesmas Darussalam Kecamatan
Puskesmas yang juga bertugas di Medan Petisah Tahun 2013.
Posyandu diketahui bahwa kesadaran Tujuan penelitian untuk
masyarakat di Wilayah Kerja mengetahui Faktor-faktor yang
Puskesmas Darussalam Kecamatan berhubungan dengan tingkat
Medan Petisah dalam kegiatan partisipasi ibu dalam penimbangan
Posyandu khususnya membawa balita ke posyandu di Wilayah Kerja
balitanya untuk ditimbang masih Puskesmas Darussalam Kecamatan
kurang sehingga Puskesmas Medan Petisah Tahun 2013.
mengalami kesulitan dalam mendata Manfaat Penelitian
balita. Sebagian besar ibu bayi/balita 1. Sebagai bahan masukan kepada
hanya membawa anaknya untuk kantor Dinas Kesehatan Kota
imunisasi dan menimbang anaknya Medan dalam rangka pembinaan
hingga usia tiga tahun, kemudian Posyandu.
mereka tidak datang lagi membawa

3
2. Memberikan sumbangan dibuat dalam suatu daftar secara
pemikiran kepada Puskesmas berurutan, selanjutnya dilakukan
Darussalam dalam rangka pengambilan sampel dengan
menyusun strategi pembinaan menggunakan tabel random, dan
yang efektif dan efisien terhadap diperoleh jumlah sampel yang
posyandu, inovatif dan menarik dibutuhkan. Berdasarkan data yang
perhatian masyarakat Di Wilayah sudah ada peneliti melakukan
Kerjanya. kunjungan ke posyandu untuk
mendata responden dengan
METODE PENELITIAN menggunakan kuesioner.
Jenis penelitian yang digunakan Metode Pengumpulan Data:
dalam penelitian ini adalah deskriptif 1. Data primer diperoleh dari
analitik dengan pendekatan desain wawancara langsung dengan
cross sectional yaitu untuk responden yang berpedoman
mempelajari adanya hubungan pada kuesioner penelitian.
pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, 2. Data sekunder diperoleh dengan
sikap, kehadiran kader posyandu, cara melihat catatan kader yang
kelengkapan peralatan posyandu berhubungan dengan penelitian,
jarak posyandu, sikap kader, dan Profil Puskesmas Darussalam,
sikap keluarga dengan tingkat Profil Dinas Kesehatan Kota
partisipasi ibu dalam penimbangan Medan.
balita ke posyandu di Wilayah Kerja Analisis data dilakukan secara
Puskesmas Darusssalam Kecamatan bertahap, yaitu dengan analisis
Medan Petisah Tahun 2013. univariat dan analisis bivariat.
Lokasi Penelitian ini dilakukan
di Posyandu Wilayah Kerja HASIL DAN PEMBAHASAN
Puskesmas Darusssalam Kecamatan 1. Hasil Analisis Bivariat
Medan Petisah. Factor Predisposing
Populasi pada penelitian ini Hasil penelitian hubungan factor
adalah semua ibu yang mempunyai Predisposing yang meliputi
balita usia 24-59 bulan yang pendidikan ibu, pekerjaan ibu
mengikuti kegiatan penimbangan pengetahuan ibu dan sikap ibu
balita ke posyandu di Wilayah Kerja dengan tingkat partisipasi ibu dalam
Puskesmas Darussalam Kecamatan penimbangan balita ke posyandu di
Medan Petisah Tahun 2013. Wilayah Kerja Puskesmas
Berdasarkan perhitungan besar Darussalam Kecamatan Medan
sampel, maka besar sampel minimal Petisah Tahun 2013.
yang dibutuhkan sebanyak 78 adalah sebagai berikut :
responden. Teknik pengambilan Tabel 2. Hubungan Pendidikan Ibu
sampel pada penelitian ini dilakukan dengan Tingkat Partisipasi Ibu dalam
Penimbangan Balita ke Posyandu di
dengan pengambilan metode Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam
sistematic random sampling yaitu Kecamatan Medan Petisah Tahun 2013
dengan mengumpulkan seluruh daftar Tingkat Partisipasi
Jumlah
nama populasi ibu yang mempunyai Pendidikan Baik Kurang
balita usia 24-59 bulan yang n % N % n %
menimbangkan balitanya ke Tinggi 24 40,7 35 59,3 59 100
Rendah 7 36,8 12 63,2 19 100
posyandu di Wilayah Kerja (χ)²= 0,088 dan p = 0,766
Puskesmas Darussalam, kemudian

4
Hasil analisis bivariat Tabel 3. Hubungan Pekerjaan Ibu dengan
menunjukkan bahwa Tingkat Tingkat Partisipasi Ibu dalam
Penimbangan Balita ke Posyandu di
Partisipasi ibu antara ibu yang Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam
berpendidikan tinggi dan ibu yang Kecamatan Medan Petisah Tahun 2013
berpendidikan rendah sebanyak Tingkat Partisipasi
Jumlah
(59,3%) dan (63,2%) tingkat Pekerjaan Baik Kurang
partisipasinya masih kurang. Tidak n % N % n %
ada perbedaan yang signifikan antara Bekerja 7 46,7 8 53,3 15 100
Tidak
ibu yang berpendidikan tinggi dan Bekerja
24 38,1 39 61,9 63 100
rendah dengan tingkat partisipasi ibu (χ)²= 0,372 dan p = 0,542
dalam penimbangan balita ke Hasil analisis bivariat
posyandu karena tingkat partisipasi menunjukkan bahwa Tingkat
masih sama-sama rendah. Partisipasi ibu antara ibu yang
Hasil uji statistik Chi-Square bekerja dan tidak bekerja sebanyak
menunjukkan bahwa probabilitas (p) (53,3%) dan (61,9%) tingkat
=0,766 yang berarti p > 0,05 artinya partisipasinya masih kurang.
Ho diterima. Kesimpulannya adalah Hasil uji statistik dengan
tidak ada hubungan yang signifikan menggunakan uji Chi-Square
antara pendidikan responden dengan menunjukkan bahwa probabilitas (p)
tingkat partisipasi ibu dalam = 0,542 yang berarti p > 0,05 artinya
penimbangan balita ke posyandu. Ho diterima. Kesimpulannya adalah
Di Posyandu wilayah kerja tidak ada hubungan yang signifikan
puskesmas darussalam tingkat antara pekerjaan responden dengan
pendidikan responden tidak tingkat partisipasi ibu dalam
berpengaruh terhadap tingkat penimbangan balita ke posyandu.
partisipasi ibu ke posyandu, karena Ibu yang bekerja dan tidak
ibu yang tingkat pendidikannya bekerja sama-sama punya
rendah dan ibu yang tingkat kesempatan dalam membawa anak ke
pendidikannya tinggi tingkat posyandu karena untuk membawa
partisipasinya ke posyandu sama- anak ke posyandu tidak memerlukan
sama rendah untuk memantau waktu yang lama. Dalam penelitian
pertumbuhan dan perkembangan ini tingkat partisipasi ibu yang
anaknya setiap bulannya. Rendahnya bekerja dan ibu yang tidak bekerja
tingkat patisipasi ibu ke posyandu untuk membawa anaknya ke
disebabkan karena pengetahuan para posyandu masih sama sama rendah
ibu tentang manfaat dari pelaksanaan tidak ada perbedaan yang signifikan
posyandu masih kurang, dilihat dari antara ibu yang bekerja dan ibu yang
masih banyaknya ibu yang tidak bekerja.
mengatakan diposyandu hanya Hal ini disebabkan beberapa
merupakan tempat untuk faktor antara lain terbatasnya
mendapatkan imunisasi pada bayi dan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu
ketidaktahuan ibu untuk untuk membawakan anak balitanya
menimbangkan balitanya hingga usia ke posyandu.
5 tahun.

5
Tabel 4. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan penimbangan dan imunisasi pada
Tingkat Partisipasi Ibu dalam
bayi dilakukan juga penyuluhan
Penimbangan Balita ke Posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam kesehatan kepada ibu balita yang
Kecamatan Medan Petisah Tahun 2013 dilakukan oleh petugas kesehatan
Tingkat yang hadir pada pelaksanaan
Partisipasi Jumlah posyandu. Penyuluhan kesehatan
Pengetahuan
Baik Kurang dilakukan dengan memberikan
n % n % n %
Baik 18 56,3 14 43,8 32 100
materi mengenai kesehatan yang
Cukup 9 37,5 15 62,5 24 100 berganti setiap bulannya sehingga
Kurang 4 18,2 18 81,8 22 100 dapat meningkatkan pengetahuan ibu
(χ)²= 7,962 dan p = 0,019 -ibu yang datang ke posyandu
Hasil analisis Bivariat khususnya pengetahuan kesehatan.
menunjukan hanya 18,2% ibu yang Namun dari hasil analisis
berpengetahuan kurang tingkat bivariat ditemukan sebanyak 14
partisipasi sudah baik. Sedangkan responden (43,8%) ibu yang
ibu yang berpengetahuan baik ada pengetahuannya mengenai manfaat,
56,3% yang tingkat partisipasinya kegiatan posyandu sudah baik namun
sudah baik. tingkat partisipasinya masih rendah
Berdasarkan hasil uji statistik dari hasil wawancara langsung ibu
dengan menggunakan uji Chi-Square tersebut menyatakan malas membawa
menunjukkan bahwa probabilitas (p) balitanya untuk ditimbang karena ibu
= 0,019 yang berarti p < 0,05 artinya merasa kurang mendapatkan manfaat
Ho ditolak. Kesimpulannya adalah dari penimbangan balita dengan
ada hubungan yang siginifikan antara alasan cuman ditimbang saja tidak
pengetahuan responden dengan pernah diukur tinggi badan anak,
tingkat partisipasi ibu dalam selain alasan tersebut ada juga ibu
penimbangan balita ke posyandu. menyatakan jarang membawa balita
Di posyandu wilayah kerja ke posyandu dikarenakan tidak ada
puskesmas darussalam pengetahuan timbangan dewasa karena anak balita
ibu mengenai posyandu berdasarkan usia 4 tahun lebih tidak mau
penilaian yang dilakukan dengan ditimbang dengan timbangan sarung
menggunakan kuesioner sudah baik, terbukti anak menangis saat
hal ini dapat dilihat dari ibu yang ditimbang, selain itu anak lagi tidur
pengetahuannya baik, tingkat pada saat hari buka posyandu dan ibu
partisipasinya ke posyandu juga enggan untuk membangunkan anak,
sudah baik. Maka dapat disimpulkan alasan lainnya dikarenakan ibu
bahwa pengetahuan ibu tentang merasa anak sehat, bobot badan anak
posyandu sangat berpengaruh normal dan anak aktif maka ibu
terhadap tingkat partisipasi ibu untuk jarang membawa balita ke posyandu
menimbangkan anak balitanya ke tetapi kalau ada diumumkan
posyandu, karena semakin baik diberikan hadiah atau bubur ibu hadir
pengetahuan ibu tentang pentingnya di hari buka posyandu tersebut dan
posyandu maka akan semakin baik masih banyak yang berpendapat
kemauan ibu untuk membawakan bahwa di posyandu hanya
anaknya ke posyandu dan ibu juga melaksanakan imunisasi.
akan mendapatkan manfaat yang dari
membawa anaknya ke posyandu,
karena di posyandu selain melakukan

6
Tabel 5. Hubungan Sikap Ibu dengan pribadi, pengaruh orang lain,
Tingkat Partisipasi Ibu dalam kebudayaan, media informasi dan
Penimbangan Balita ke Posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam
faktor emosional orang itu sendiri.
Kecamatan Medan Petisah Tahun 2013
Tingkat Partisipasi Factor Enabling
Jumlah
Sikap Baik Kurang Hasil penelitian hubungan factor
n % n % n % Enabling yang meliputi kehadiran
Baik 19 57,6 14 42,4 33 100 kader posyandu, jarak posyandu,
Cukup 9 28,1 23 71,9 32 100
Kurang 3 23,1 10 76,9 13 100 kelengkapan peralatan posyandu
(χ)²= 7,693 dan p = 0,021 dengan tingkat partisipasi ibu dalam
Hasil analisis Bivariat penimbangan balita ke posyandu di
menunjukan 57,6% ibu yang Wilayah Kerja Puskesmas
bersikap baik tingkat partisipasinya Darussalam Kecamatan Medan
sudah baik, sedangkan diantara ibu Petisah Tahun 2013 tidak dapat
yang bersikap kurang hanya 23,1% dinyatakan ada tidaknya hubungan.
tingkat partisipasinya baik. Sikap ibu Hasil uji statistik dengan
terhadap posyandu yang baik menggunakan uji Chi-Square tidak
mempunyai peranan penting dalam dapat dilakukan karena data
peningkatan partisipasi ibu untuk menunjukkan semua responden
menimbangkan anaknya ke mengatakan jawaban yang sama
posyandu. Kelompok ibu yang seperti halnya kehadiran kader
sikapnya terhadap pelaksanaan posyandu berdasarkan kuesioner
posyandu yang baik maka tingkat semua responden menyatakan kader
partisipasinya ke posyandu lebih baik posyandu selalu hadir, jarak
dibanding ibu yang sikapnya terhadap posyandu semua responden
pelaksanaan posyandu masih rendah. menyatakan dekat dan ketersediaan
Sikap ibu terhadap pelaksanaan peralatan posyandu semua responden
posyandu akan lebih baik apabila ibu menyatakan peralatan diposyandu
sering mengikuti penyuluhan pada tidak lengkap karena timbangan
saat pelaksanaan posyandu yang dewasa dan alat pengukur tinggi tidak
disampaikan oleh kader posyandu tersedia di posyandu.
maupun petugas kesehatan.
Hasil uji statistik dengan Factor Reinforcing
menggunakan uji Chi-Square Hasil penelitian hubungan factor
menunjukkan bahwa probabilitas (p) Reinforcing yang meliputi sikap
= 0,021 yang berarti p < 0,05 artinya kader dan sikap keluarga ibu dengan
Ho ditolak. Kesimpulannya adalah tingkat partisipasi ibu dalam
ada hubungan yang signifikan antara penimbangan balita ke posyandu di
sikap responden dengan tingkat Wilayah Kerja Puskesmas
partisipasi ibu dalam penimbangan Darussalam Kecamatan Medan
balita ke posyandu. Petisah Tahun 2013.
Sebagaimana pendapat Azwar adalah sebagai berikut :
(2007) yang menyatakan bahwa
pembentukan sikap seseorang banyak
dipengaruhi oleh banyak faktor baik
yang bersifat intrinsik maupun
ekstrinsik orang tersebut. Faktor
tersebut biasa berupa pengalaman

7
Tabel 6. Hubungan Sikap Kader pelaksanaan posyandu setiap
Posyandu dengan Tingkat Partisipasi Ibu bulannya dan pada hari sesudah
dalam Penimbangan Balita ke Posyandu
di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam
posyandu para kader hendaknya
Kecamatan Medan Petisah Tahun 2013 melakukan kunjungan rumah kepada
Tingkat Partisipasi para ibu bayi/balita sasaran yang
Sikap Jumlah
Kader
Baik Kurang tidak datang ke posyandu serta
n % n % n % melakukan penyuluhan secara
Ada individu. Selain aktif melaksanakan
28 49,1 29 50,9 57 100
Dukungan
Tidak Ada tugasnya kader posyandu diharapkan
3 14,3 18 85,7 21 100 semakin terampil melakukan
Dukungan
(χ)²= 7,777 dan p = 0,005 pelayanan kepada ibu balita, karena
Hasil analisis Bivariat dapat meningkatkan respon para ibu-
menunjukkan 49,1% ibu yang ibu balita untuk datang ke posyandu.
mendapat dukungan dari kader Kader posyandu sebaiknya bersikap
posyandu tingkat partisipasinya sudah ramah dan baik dalam melaksanakan
baik, sedangkan ibu yang tidak tugasnya pada saat hari pelaksanaan
mendapatkan dukungan dari kader posyandu sehingga masyarakat
posyandu tingkat partisipasinya merasa nyaman dan senang datang ke
85,7% masih rendah. posyandu.
Responden yang mengatakan Tabel 7. Hubungan Sikap Keluarga
tidak ada dukungan dari kader dengan Tingkat Partisipasi Ibu dalam
Penimbangan Balita ke Posyandu di
posyandu tingkat partisipasinya ke Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam
posyandu lebih rendah dibanding Kecamatan Medan Petisah Tahun 2013
dengan partisipasi ibu yang Tingkat Partisipasi
Sikap Jumlah
mengatakan ada dukungan dari kader Keluarga
Baik Kurang
posyandu. Hal ini disebabkan karena n % N % n %
kurangnya kepercayaan masyarakat Ada
24 43,6 31 56,4 55 100
Dukungan
kepada kader posyandu. Tidak Ada
Hasil uji statistik dengan 7 30,4 16 69,6 23 100
Dukungan
menggunakan uji Chi-Square (χ)²= 1,180 dan p = 0,277
menunjukkan bahwa probabilitas (p) Hasil analisis Bivariat
= 0,005 yang berarti p < 0,05 artinya menunjukan bahwa ibu yang
Ho ditolak. Kesimpulannya adalah mendapat dukungan keluarga maupun
ada hubungan yang signifikan antara tidak mendapatkan dukungan dari
dukungan dari kader posyandu keluarga 56,4% dan 69,6% masing-
dengan tingkat partisipasi ibu masing masih rendah tingkat
menimbangkan anaknya ke partisipasinya.
posyandu. Responden yang mengatakan
Dukungan dari kader posyandu mendapat dukungan dari keluarga
berupa keaktifan kader pada hari dan responden yang mengatakan
pelaksanaan posyandu, pada hari tidak mendapat dukungan dari
sebelum dan sesudah posyandu. Pada keluarga tingkat partisipasinya ke
hari sebelum pelaksanaan posyandu posyandu sama-sama masih rendah.
kader aktif dalam pemberitahuan Hasil uji stastistik dengan
pelaksanaan posyandu kepada semua menggunakan uji Chi-Square
masyarakat yang menjadi sasaran, menunjukkan bahwa probabilitas (p)
pada hari pelaksanaan posyandu = 0,277 yang berarti p > 0,05 artinya
kader posyandu aktif pada Ho diterima. Kesimpulannya adalah

8
tidak ada hubungan yang signifikan signifikan berhubungan dengan
antara dukungan dari keluarga tingkat partisipasi ibu dalam
responden dengan tingkat partisipasi penimbangan balita ke posyandu.
ibu menimbangkan anaknya ke Faktor yang terbukti secara
posyandu. signifikan ada hubungan dengan
Di Posyandu wilayah kerja tingkat partisipasi ibu dalam
Puskesmas Darussalam masih penimbangan balita ke posyandu
banyak ibu mengaku tidak pernah adalah pengetahuan ibu (p=0,09),
diingatkan pada saat jadwal hari buka sikap ibu (p=0,021) dengan nilai
posyandu tiap bulannya dan tidak (p<0,05). Sedangkan yang
pernah diinformasikan bahwa penting terbukti secara signifikan tidak
membawa balita untuk ditimbang ada hubungan dengan tingkat
sehinga terpantau pertumbuhan dan partisipasi ibu dalam
perkembangan balitanya dari penimbangan balita ke posyandu
keluarga khususnya kepala keluarga, yaitu pendidikan ibu (p=0,766),
sehingga terkadang ibu sendiri lupa pekerjaan (0,542) ibu dengan nilai
dan menganggap bahwa (p>0,05).
penimbangan balita rutin setiap bulan 3. Semua faktor Enabling tidak
bukan hal yang penting untuk dapat dinyatakan ada tidaknya
membawa balita ke posyandu pada hubungan, dimana hasil
hari buka posyandu. Hal ini penelitian menunjukkan bahwa
disebabkan karena kurangnya semua responden menyatakan
pengetahuan dari keluarga khususnya kehadiran kader posyandu di
kepala keluarga, ini merupakan suatu wilayah kerja puskesmas
masalah dalam pemantauan darussalam menyatakan 100%
pertumbuhan dan perkembangan bayi sudah baik, jarak posyandu semua
dan balita, masalah ini perlu responden menyatakan dekat dan
diselesaikan dengan segera, dalam hal ketersedian peralatan posyandu
ini perlu dukungan dari tokoh semua responden menyatakan
masyarakat khususnya kepala tidak lengkap. Hasil uji statistik
lingkungan dan petugas kesehatan dengan menggunakan uji Chi-
agar memberikan penyuluhan secara Square tidak dilakukan karena
individu kepada keluarga tersebut. data menunjukkan semua
responden mengatakan hal yang
KESIMPULAN sama.
1. Dari hasil analisis sampel tingkat 4. Tidak semua faktor Reinforcing
partisipasi ibu balita dalam yang diduga terbukti secara
penimbangan balita ke posyandu signifikan berhubungan dengan
di Wilayah Kerja Puskesmas tingkat partisipasi ibu dalam
Darussalam masih rendah, penimbangan balita ke posyandu.
dimana dari total keseluruhan 78 Faktor yang terbukti secara
responden yang berpartisipasi signifikan ada hubungan dengan
baik sebanyak 31 responden tingkat partisipasi ibu dalam
(39,7%) sedangkan yang penimbangan balita ke posyandu
berpartisipasi kurang sebanyak 47 adalah sikap kader (p=0,005)
responden (60,3%). dengan nilai (p<0,05). Sedangkan
2. Tidak semua faktor predisposing yang terbukti secara signifikan
yang diduga terbukti secara tidak ada hubungan dengan

9
tingkat partisipasi ibu dalam Depkes RI. 2006. Pedoman Umum
penimbangan balita ke posyandu Pengelolaan Posyandu,
yaitu sikap keluarga (p=0,277) Jakarta.
dengan nilai (p>0,05). --------------. 2007.Rencana Aksi
Nasional Pangan
SARAN dan Gizi 2006-2010
1. Kepada Kepala Lingkungan dan Diluncurkan.
Kader Posyandu supaya http://www.bappenas.go
melengkapi seluruh peralatan .id/node/62/2015/rencan
posyandu khususnya alat a-aksi-nasional-pangan-
pengukur tinggi dan-gizi-2006-2010/
badan/microtoise/pita sentimeter --------------. 2011. Modul Pelatihan
yang digunakan untuk melihat Fasilitator
pertumbuhan dan status gizi anak Pemberdayaan Kader
bayi dan balita. Posyandu, Jakarta.
2. Kepada Kepala Lingkungan dan Dinas Kesehatan Kota Medan. 2012.
Kader posyandu bekerja sama Profil Kesehatan Kota
dengan berbagai pihak Medan Tahun 2011,
khususnya tokoh masyarakat, Medan.
ibu-ibu PKK secara terus Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
menerus supaya lebih Utara. 2012. Profil
memperhatikan pelaksanaan Kesehatan Provinsi
posyandu dan dapat Sumatera Utara Tahun
mengkoordinasikan penggerakan 2011, Medan.
masyarakat untuk dapat hadir Kementrian Kesehatan Republik
pada hari buka posyandu. Indonesia, 2007.
3. Kepada petugas kesehatan http://www.depkes.go.id
supaya lebih meningkatkan peran /index.php/berita/press-
serta masyarakat dan kinerja release/848-menkes-
kader posyandu dalam kegiatan resmikan-rumah-
posyandu. pemulihan-gizi-
4. Perlu adanya penelitian lebih balita.html
lanjut yang bersifat kualitatif Peraturan Mentri Kesehatan RI
untuk mengetahui lebih Nomor
mendalam faktor-faktor lain yang 741/Menkes/PER/VII/2
berhubungan dengan tingkat 008 Tentang Standar
partisipasi ibu dalam Pelayanan Minimal
penimbangan balita di wilayah (SPM) Bidang
kerja Puskesmas Darussalam Kesehatan Di
Kecamatan Medan Petisah. Kabupaten/Kota,
Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA http://www.depkes.go.id/
Azwar S. 2009. Sikap Manusia, downloads/SKSPM.pdf
Teori dan Profil Puskesmas Darusalam
Pengukurannya. Medan, Medan. 2012.
Penerbit Pustaka Pelajar
Off Set, Yogyakarta.

10

You might also like