Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP

PERAWAT TERHADAP PERAWATAN MENJELANG AJAL


BAGI PASIEN MUSLIM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

Naskah Publikasi

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada


Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ’Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh :
MUHAMMAD KUNTADI WICAKSONO
201010201164

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2012

 
 
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT
TERHADAP PERAWATAN MENJELANG AJAL BAGI PASIEN
MUSLIM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUNTILAN
KABUPATEN MAGELANG
M Kuntadi Wicaksono
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta
Email: m_kuntadi@yahoo.com

Abtract : Nevertheless it is the most crutial time for Moslems, medical care during critical
time for Moslems patiens often gets less attentions.In moslems belief, when somebody is
dying and he can spell “ laailaahaillallah” in his last breath. He has a guarantee of heaven.
Attention of caregivers to the patients is related to their knowledge and attitude. This study
aims to determine the correlation between the level of knowledge and the attitude of nurses to
the medical care for the Moslems patiens during critical time at Muntilan General Hospital.
This type of observational analytic study is a cross sectional approach. Total respondedts
surveyed was 86 people, who is nurse executives in Muntilan General Hospital. Technical
analysis that used in this study were a chi-square test and correlation test with multiple linear
regression analysis. The results showed that there is a correlation between the level of
knowledge abaut medical care near patient’s death. This is indicated by the value of p =
0,001, which indicates the value is smaller than the 0,05 value. In addition attitude towards
treatment showed no association dying as indicated by the value of p = 0,02 which indicates a
smaller value is the value of the 0,05. While testing with multiple linear regression showed
that the level of knowledge and attitudes towards treatment has dying correlation as indicated
by the Sig. value 0,000 < dari 0,05.
Researcher advises : Magelang District hospital to provide information or counseling on the
importance of care for dying muslims patiens.

Key Words : Knowledge level, attitudes, care of dying patients

 
 
PENDAHULUAN dalam perawatan terhadap orang menjelang
ajal (WHO, 2005).
Tenaga kesehatan secara umum Perawat yang mempunyai pengalaman
merupakan satu kesatuan tenaga yang terdiri kerja yang sudah banyak dan lama akan
dari tenaga medis, tenaga perawatan, tenaga mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup
paramedis non perawatan dan tenaga non dan umumnya sudah mempunyai bentuk
medis. Dari semua katagori tenaga kesehatan mekanisme untuk mengatasi pasien
yang bekerja di rumah sakit, tenaga menjelang ajal (Robbins dalam Sari, 2008).
perawatan merupakan tenaga terbanyak dan Lama kerja sering dikaitkan dengan
mereka mempunyai waktu kontak dengan pengalaman kerja, sedangkan lama kerja
pasien lebih lama dibandingkan tenaga ialah banyaknya tahun mulai kapan
kesehatan yang lain, sehingga mereka seseorang terdaftar sebagai pekerja tetap.
mempunyai peranan penting dalam Lama kerja akan mempengaruhi pemahaman
menentukan baik buruknya mutu pelayanan seseorang terhadap pekerjaannya, kelancaran
kesehatan di rumah sakit. tugas dan tanggungjawab terhadap instansi
Perawat yang bertugas di ruangan tersebut. Seorang perawat yang telah
pasien selalu dituntut untuk berhati-hati mengenali kondisi lingkungan pekerjaannya
menangani pasien dan dalam menggunakan mungkin akan lebih mudah berperilaku
alat-alat yang beraneka macam. Tuntutan dalam kerjanya karena dia memiliki sikap
untuk bertindak cepat dan tepat dalam yang baik dalam kerjanya (Sari, 2008).
menangani pasien biasanya dihadapi oleh Perawat yang mempunyai pengalaman
perawat diruang gawat darurat atau bagian kerja yang sudah banyak dan lama juga akan
kecelakaan. Sifat-sifat tugas tersebut mempunyai sikap yang baik dalam
merupakan contoh-contoh bentuk stressor menjalankan pekerjaannya. Faktor-faktor
untuk perawat. yang mempengaruhi pembentukan sikap
Perawat juga dihadapkan dengan sikap diantaranya adalah pengalaman pribadi,
pasien yang kurang menyenangkan dan kebudayaan, orang lain yang dianggap
kurang menghargai, serta menuntut perawat penting, media massa, institusi pendidikan
untuk selalu siap setiap saat memberikan atau agama dan faktor emosi dalam diri
bantuan pada pasien. Tuntutan dari pimpinan individu (Azwar, 2005).
maupun orang-orang sekitar merupakan hal Dari hasil studi pendahuluan yang
yang biasa ditemui, terlebih lagi apabila penulis lakukan di RSUD Muntilan
tidak ada pembagian tugas yang jelas Kabupaten Magelang terdapat beberapa
sehingga seorang perawat harus pandai- fenomena yang mengindikasikan bahwa
pandai membagi waktunya untuk perawatan menjelang ajal bagi pasien
memberikan bantuan kepada pasien yang muslim belum terlaksana dengan baik
bermacam-macam. Disamping itu, perawat terutama yang dilaksanakan oleh perawat.
sering dihadapkan pada tugas-tugas yang Dari hasil wawancara dengan Ka Sie
menyangkut keselamatan jiwa seseorang, Keperawatan dan dari hasil studi dokumen
seperti perawatan pasien menjelang ajal. ditemukan belum adanya prosedur tetap
Penting bagi perawat yang merawat tentang perawatan menjelang ajal bagi pasien
pasien menjelang ajal menyadari perasaan muslim, sedang dari hasil wawancara dengan
mereka sendiri tentang kematian dan tentang perawat pelaksana tentang ilmu atau
pasien mereka. Karena sulit untuk melihat pengetahuan mereka mengenai perawatan
orang yang telah dirawat meninggal dunia. menjelang ajal bagi pasien muslim belum
Banyak perawat merasa frustrasi dan pernah mereka dapatkan di Rumah Sakit jadi
berduka ketika pasien mereka meninggal. mereka hanya mengandalkan pengetahuan
Penting bagi perawat untuk mengenali semasa di bangku pendidikan padahal
perasaan tersebut. Perawat perlu saling banyak intitusi pendidikan yang tidak
memberi kenyamanan dan mendukung memberikan materi ini. Dari bagian DikLat

 
 
Rumah Sakit di dapatkan keterangan METODE PENELITIAN
pendidikan tentang perawatan menjelang ajal
bagi pasien muslim belum pernah di berikan Jenis penelitian yang digunakan dalam
secara menyeluruh tapi hanya perawatan penelitian ini adalah observasional analitik,
tentang pemulasaraan jenazah dan analisis dinamika korelasi antara variabel
pesertanya hanya terbatas pada kepala ruang bebas (tingkat pengetahuan dan sikap) dan
dan kepala intalasi. Sedang mengenai sikap variabel terikat (perawatan pasien menjelang
tenaga perawatan yang ada di ruangan dalam ajal). Rancangan penelitian ini bersifat cross
hal perawatan menjelang ajal, perawat telah sectional dengan cara pendekatan, observasi
merasa cukup dengan memanggil keluarga atau pengumpulan data sekaligus pada suatu
untuk dimotivasi bahwa keadaan pasien saat (point time approach).).
sudah kritis dan keluarga perlu mendampingi Tempat penelitian diambil di di RSUD
untuk memberikan bimbingan secara Muntilan kabupaten Magelang dengan alasan
spiritual dengan cara men-talkinkan dan belum pernah dilakukan penelitian dengan
didoakan menurut agama dan materi sejenis. Penelitian dilaksanakan pada
kepercayaannya. Untuk bimbingan rokhani bulan Januari 2012.
dan spiritual bagi pasien yang selama ini Populasi dalam penelitian ini adalah
berlangsung dilakukan oleh tenaga dari perawat di RSUD Muntilan yang bertugas di
Yayasan Dompet Kemanusiaan Dhuafa rawat inap dan yang beragama Islam dari
(YDKD) Magelang yang merupakan keseluruhan jumlah tenaga perawatan
lembaga sekarela dan dari luar sehingga sejumlah 229 orang . sedangkan sampel yang
mereka hanya memberikan pendampingan dapat kita olah berjumlah 86 responden
bagi pasien di jam kerja atau pada dinas pagi dengan:
saja yang berakibat pada dinas sore dan jam Kriteria inklusi:
dinas malam bagi keluarga yang kurang 1. Beragama Islam .
peduli terhadap pendampingan pasien 2. Bekerja di ruang rawat inap.
menjelang ajal atau keluarga yang kurang Kriteria eksklusi:
pengetahuan tentang agama akan berakibat 1. Bersedia menjadi responden.
pasien meninggal tanpa pendampingan.
Sikap yang baik akan menunjang bagi Data yang taerkumpul diolah dan
perawat saat memberikan perawatan kepada dianalisa dengan metode
pasien khususnya perawatan bagi pasien a. Analisis Univariat
yang menjelang ajal. Sedangkan perawat Analisis ini dilakukan terhadap tiap
yang mempunyai sikap yang tidak baik akan variabel dari hasil penelitian, hasil penelitian
berpengaruh pula dalam perawatan dideskripsikan dalam bentuk tabel, grafik,
pasiennya dia tidak akan bisa melakukan dan narasi untuk mengevaluasi besarnya
perawatan pasien menjelang ajal sehingga proporsi masing-masing faktor yang
pasien tidak mendapatkan perawatan meningkatkan risiko yang ditemukan pada
sebagaimana mestinya, seperti perawat yang sampel untuk masing- masing variabel yang
tidak bisa men-talkin pasien muslim pada diteliti. bermanfaat untuk melihat apakah
saat menjelang ajal. data sudah layak untuk dilakukan analisis,
Berdasarkan uraian di atas maka penulis b.Analisis Bivariat
tertarik untuk membuat penelitian dengan Menggunakan tabulasi silang yang
judul Hubungan Tingkat Pengetahuan dan bertujuan untuk melihat hubungan variabel
Sikap Perawat Terhadap Perawatan bebas (independen) dengan variabel terikat
Menjelang Ajal Bagi Pasien Muslim di (dependen). Uji statistik yang digunakan
Rumah Sakit Umum Daerah Muntilan adalah chi square (X2) tingkat kemaknaan
Kabupaten Magelang. p<0,05. Risiko Relatif (RR) dengan
Confident Interval (CI) 95 %.

 
 
c.Regrasi Linier Berganda
Digunakan untuk mengetahui besarnya Tabel 4.3 Distribusi Karakteristrik
perubahan yang terjadi pada variabel tingkat Responden Berdasarkan Umur (n =86)
pengetahuan dan sikap terhadap variable Umur Jumlah %
perawatan menjelang ajal. uji signifikansi ≤ 20 - -
adalah dengan uji anova atau F tes.
21 - 30 tahun 46 53.5
HASIL DAN PEMBAHASAN 31 - 40 tahun 31 36.0
Jumlah kuesioner yang disebar kepada > 40 tahun 9 10.5
responden adalah berjumlah 115 buah. Dari
Total 86 100
jumlah kuesioner tersebut, yang kembali
kepada peneliti adalah 91 buah dan 5
diantaranya dalam keadaan rusak. Sehingga Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa
kuesioner yang dapat digunkan dalam tidak ada responden yang berusia kurang dari
analisis berjumlah 86 buah. Adapun tingkat 20 tahun, responden yang berusia antara 21 –
pengiriman dan pengembalian kuesioner 30 tahun sebesar 46 orang (53,5 persen),
ditunjukkan pada tabel 4.1 berikut ini: responden yang berusia antara 31 – 40 tahun
sebesar 31 orang (36 persen), dan responden
Tabel 4.1 Tingkat Pengembalian yang berusia > 40 tahun sebesar 9 orang
Kuesioner (10,5 persen). Sehingga dapat dikatakan
bahwa jumlah responden dalam penelitian ini
Keterangan Jumlah
kebanyakan berumur 21 – 30 tahun.
Jumlah Kuesioner 115
Kuesioner yang kembali 91
Karakteristik responden berdasarkan
Kuesioner yang rusak 5
lama bekerja dalam penelitian ini dapat
Jumlah kuesioner yang diolah 86
dilihat pada Tabel 4.4 berikut:
Karakteristik responden berdasarkan
Tabel 4.4 Distribusi Responden
jenis kelamin dalam penelitian ini dapat
Berdasarkan Lama Bekerja (n = 86)
dilihat pada Tabel 4.1 berikut:
Lama Bekerja Jumlah %
Tabel 4.2 Distribusi Responden ≤ 5 tahun 46 53.5
Berdasarkan Jenis Kelamin (n = 86) 6 - 10 tahun 19 22.1
Jenis Kelamin Jumlah %
11 - 15 tahun 13 15.1
Laki-laki 39 45.3
> 15 tahun 8 9.3
Perempuan 47 54.7 Total 86 100
Total 86 100
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini yang lama
responden pada penelitian ini dengan jenis bekerjanya ≤ 5 tahun sebesar 46 orang (53,5
kelamin laki-laki sebesar 39 orang (45,3 persen), responden yang lama bekerjanya 6 -
persen) sedangkan responden dengan jenis 10 tahun sebesar 19 orang (22,1 persen),
kelamin perempuan sebesar 47 orang (54,7 responden yang lama bekerjanya 11 - 15
persen). Sehingga jumlah responden dalam tahun sebesar 13 orang (15,1 persen), dan
penelitian ini kebanyakan berjenis kelamin responden yang lama bekerjanya > 15 tahun
perempuan. sebesar 8 orang (9,3 persen). Sehingga dapat
dikatakan bahwa jumlah responden dalam
Karakteristik responden berdasarkan penelitian ini kebanyakan bekerja selama ≤
umur dalam penelitian ini dapat dilihat pada 5 tahun.
Tabel 4.3 berikut:

 
 
Karakteristik responden berdasarkan responden dalam penelitian ini kebanyakan
pendidikan dalam penelitian ini dapat dilihat berpendidikan Diploma 3.
pada tabel berikut:
Analisis Univariat
Tabel 4.5 Distribusi Responden
Berdasarkan Pendidikan (n = 86) Berdasarkan hasil analisis statistic
deskriptif, diketahui bahwa Tingkat
Pendidikan Jumlah % Pengetahuan mempunyai nilai Mean 3,85
Diploma 3 69 80.2 dan nilai SD 0,56. Sikap mempunyai nilai
Mean 3,93 dan nilai SD 0,53. Sedangkan
Strata-1 17 19.8 Perawatan menjelang ajal mempunyai nilai
Strata-2 - - Mean 3,69 dan nilai SD 0,51. Deskripsi
Total 59 100 masing-masing

Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa


responden pada penelitian ini yang
berpendidikan Diploma 3 berjumlah 69
orang (80,2 persen), responden yang
berpendidikan Strata-1 berjumlah 17 orang Diskripsi variabel dapat dilihat pada
(19,8 persen), dan tidak ada responden yang Tabel 4.6 berikut:
berpendidikan S-2. Sehingga jumlah

Tabel 4.6 Diskripsi Variabel


N Minimum Maximum Mean Std.Deviation

Pengetahuan 86 2.00 5.00 3.8488 .56397

Sikap 86 2.00 5.00 3.9302 .52671

Perawatan 86 3.00 5.00 3.6977 .51036

Valid N (listwise) 86

Analisis tentang Pengetahuan dalam Berdasarkan Tabel 4.7 di samping


penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: dapat diketahui bahwa kategori sangat tinggi
mempunyai skor > 4,69 berjumlah 7 orang
Tabel 4.7 Kategori Responden (8,1 persen), kategori tinggi mempunyai skor
Berdasarkan Pengetahuan 4,13 - 4,59 berjumlah 60 orang (69,8 persen),
kategori sedang mempunyai skor 3,57 - 4,13
Kategori Skor Jmlh % berjumlah 18 orang (20,9 persen), kategori
Sgt Tinggi > 4,69 7 8,1 rendah mempunyai skor 3,01 – 3,57
Tinggi 4,13 - 4,59 60 69,8 berjumlah 1 orang (1,2 persen), dan kategori
Sedang 3,57 - 4,13 18 20,9 rendah sekali mempunyai skor < 3,01.
Rendah 3,01 – 3,57 1 1,2
Rendah Skl < 3,01 - - Analisis tentang Sikap dalam
86 100 penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.8
berikut:

 
 
Tabel 4.8 Kategori Responden
Berdasarkan Sikap Berdasarkan Tabel 4.9 di atas dapat
Kategori Skor Jmlh % diketahui bahwa kategori sangat tinggi
Sgt Tinggi > 4,73 7 8,1 mempunyai skor > 4,46 berjumlah 2 orang
Tinggi 4,19 - 4,73 68 79,1 (2,3 persen), kategori tinggi mempunyai skor
Sedang 3,67 - 4,19 9 10,5 3,95 - 4,46 berjumlah 56 orang (65,1 persen),
Rendah 3,14 – 3,67 2 2,3 kategori sedang mempunyai skor 3,44 - 3,95
Rendah Skl < 3,14 - - berjumlah 28 orang (32,6 persen), kategori
86 100 rendah mempunyai skor 2,93 – 3,44, dan
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas dapat kategori rendah sekali mempunyai skor <
diketahui bahwa kategori sangat tinggi 2,93.
mempunyai skor > 4,73 berjumlah 7 orang
(8,1 persen), kategori tinggi mempunyai skor Analisis Bivariat
4,19 - 4,73 berjumlah 68 orang (79,1 persen),
kategori sedang mempunyai skor 3,67 - 4,19 Analisis bivariat dilakukan dengan
berjumlah 9 orang (10,5 persen), kategori menggunakan tabulasi silang yang bertujuan
rendah mempunyai skor 3,14 – 3,67 untuk melihat hubungan antara variabel
berjumlah 2 orang (2,3 persen), dan kategori bebas yaitu Pengetahuan dan Sikap dengan
rendah sekali mempunyai skor < 3,14. variabel terikat yaitu Perawatan. Uji statistik
Analisis tentang Perawatan dalam yang digunakan adalah chi square dengan
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel tingkat kemaknaan p < 0,05. Untuk
berikut: menghitung kemungkinan risiko, yaitu
Tabel 4.9 Distribusi Responden berapa kali peningkatan atau penurunan
Berdasarkan Perawatan risiko pada populasi, dilihat dari Chi Square
Kategori Skor Jmlh % (X2) dengan Interval Kepercayaan 95 perse
Sgt Tinggi > 4,46 2 2,3
Hasil analisis bivariat antara
Tinggi 3,95 - 4,46 56 65,1 Pengetahuan Dengan Perawatan menjelang
Sedang 3,44 - 3,95 28 32,6 ajal di RSUD Muntilan Kabupaten Magelang
Rendah 2,93 – 3,44 - - ditunjukkan pada Tabel 4.9 berikut
Rendah Skl < 2,93 - -
86 100

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan hubungan antara


Pengetahuan Dengan Perawatan
Perawatan
Total Chi-Square
Pengetahuan Tidak Bisa Bisa
n % n % n % X2 p
Sangat Baik 2 7,1 5 8,63 7 8,1 24,078
Baik 12 43,5 48 82,8 60 69,8
Cukup 13 46,4 5 8,63 18 20,9
Tidak Baik 1 4,56 - - 1 1,2 0,001

Total 28 32,6 58 67,4 86 100

 
 
Hubungan Pengetahuan dengan hubungan antara Pengetahuan dengan
Perawatan dapat dilihat pada Tabel 4.9. Perawatan. Hal ini dapat diketahi dari nilai p
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui = 0,001 yang menunjukkan nilai tersebut
bahwa 7 responden mempunyai tingkat lebih kecil dari pada nilai signifikansi 0,05.
pengetahuan sangat baik, 2 diantaranya bisa Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
melakukan perawatan pasien menjelang ajal hubungan antara Pengetahuan dengan
dan 5 reponden tidak bisa melakukan Perawatan di RSUD Magelang.
perawatan pasien menjelang ajal. 60 Hasil uji statistik dengan α = 0,05
responden mempunyai tingkat pengetahuan didapatkan nilai X2 = 24,078, yang berarti
baik, 12 diantaranya bisa melakukan bahwa responden yang memiliki
perawatan pasien menjelang ajal dan 48 pengetahuan yang tidak baik akan
reponden tidak bisa melakukan perawatan berpeluang memiliki risiko tidak bisa
pasien menjelang ajal. 18 responden melakukan perawatan menjelang ajal sebesar
mempunyai tingkat pengetahuan cukup, 13 24,078 kali lebih besar dibandingkan dengan
diantaranya bisa melakukan perawatan responden yang memiliki pengetahuan yang
pasien menjelang ajal dan 5 reponden tidak baik.
bisa melakukan perawatan pasien menjelang
ajal. Dan 1 responden mempunyai tingkat Hasil analisis bivariat antara Sikap
pengetahuan tidak baik dan bisa melakukan Dengan Perawatan di RSUD Muntilan
perawatan pasien menjelang ajal ditunjukkan pada Tabel 4.10 berikut:
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
bahwa hasil penelitian menunjukkan terdapat

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan hubungan antara


Sikap Dengan Perawatan
Sikap Perawatan Total Chi-Square
Tidak Bisa Bisa
n % n % n % X2 p
Sangat Baik 1 3,6 6 10,3 7 8,1 15,08 0,020
Baik 18 64,3 50 86,2 68 79,1 2
Cukup 7 25 2 3,4 9 10,5
Tidak Baik 2 7,1 - - 2 2,3
Total 28 32,6 58 67,4 86 100

Hubungan Sikap dengan Perawatan dapat pasien menjelang ajal dan 2 reponden tidak
dilihat pada Tabel 4.10. Berdasarkan hasil bisa melakukan perawatan pasien menjelang
penelitian dapat diketahui bahwa 7 ajal. Dan 2 responden mempunyai sikap
responden mempunyai tingkat sikap sangat tidak baik dan bisa melakukan perawatan
baik, 1 diantaranya bisa melakukan pasien menjelang ajal
perawatan pasien menjelang ajal dan 6 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
reponden tidak bisa melakukan perawatan bahwa hasil penelitian menunjukkan terdapat
pasien menjelang ajal. 68 responden hubungan antara Sikap dengan Perawatan.
mempunyai sikap baik, 18 diantaranya bisa Hal ini dapat diketahi dari nilai p = 0,020
melakukan perawatan pasien menjelang ajal yang menunjukkan nilai tersebut lebih kecil
dan 50 reponden tidak bisa melakukan dari pada nilai signifikansi 0,05. Sehingga
perawatan pasien menjelang ajal. 9 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
responden mempunyai sikap cukup, 7 antara Sikap dengan Perawatan di RSUD
diantaranya bisa melakukan perawatan Magelang.

 
 
Hasil uji statistik dengan α = 0,05 tidak bisa melakukan perawatan menjelang
didapatkan nilai X2 = 15,082, yang berarti ajal sebesar 15,082 kali lebih besar
bahwa responden yang memiliki sikap yang dibandingkan dengan responden yang
tidak baik akan berpeluang memiliki risiko memiliki sikap yang baik.

a. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perawatan


ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

15.75
Regression 6.093 2 3.047 .000a
8
Residual 16.047 83 .193

Total 22.140 85

Untuk mengetahui hubungan antara Dalam melakukan perawatan pasien


pengetahuan dan sikap dengan perawatan menjelang ajal pada pasien Muslim, tingkat
pasien menjelang ajal ini dilakukan dengan pengetahuan perawat mutlak diperlukan.
analisis regresi linier berganda. Uji yang Perawat yang mempunyai tingkat
digunakan dalam penelitian ini adalah Uji F. pengetahuan yang baik akan bisa melakukan
Didalam uji F ini suatu variable dinyatakan perawatan menjelang ajal bagi pasien
mempunyai hubungan apabila nilai Sig. < Muslim. Hal ini sesuai dengan yang
dari 0,05. Dalam penelitian ini Sig. 0,000 < dikatakan Notoatmodjo (2005) bahwa
dari 0,05. Hal ini berarti bahwa variable tingkat pengetahuan yang baik akan
pengetahuan dan sikap mempunyai mempentuk tindakan seseorang menjadi baik
hubungan terhadap variable perawatan. pula.
Pengetahuan juga dapat dikatakan
Hasil dari penelitian ini menyatakan sebagai hasil dari suatu produk sistem
bahwa pengetahuan mempunyai hubungan pendidikan dan akan mendapatkan
dengan perawatan menjelang ajal bagi pasien pengalaman yang nantinya akan memberikan
Muslim. Menurut tuntunan hukum Islam, suatu tingkat pengetahuan atau ketrampilan
fase akhir dari kehidupan sangat menentukan dapat dilakukan melalui pelatihan.
baik atau tidaknya kematian seseorang dalam Pengetahuan diperoleh dari proses belajar,
menuju kehidupan alam kekal. Perawat yang dapat membentuk keyakinan tertentu.
mempunyai tanggungjawab besar dalam di Perawat RSUD Muntilan melakukan
hadapan Alloh SWT dalam upaya pekerjaannya berdasarkan pengetahuan yang
pemenuhan kebutuhan pasien di Rumah dimilikinya. Perawat yang bisa melakukan
Sakit yang sesuai dengan tuntunan Islam. perawatan menjelang ajal merupakan
Perawat hendaknya meyakini bahwa sesuai perawat yang mempunyai pengetahuan yang
dengan ajaran Islam dalam menjalani fase baik tentang merawat pasien menjelang ajal.
akhir dari kehidupan manusia di dunia Hasil penelitian ini senada dengan
terdapat fase sakaratul maut. Fase sakaratul penelitian yang dilakukan oleh Handayani
maut seringkali disebutkan oleh Rasulullah (2008) dengan judul Hubungan Antara
sebagai fase yang sangat berat dan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan
menyakitkan sehingga kita diajarkan do’a Perilaku Para Wanita Dewasa Awal Dalam
untuk diringankan dalam fase sakaratul Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri
maut. Di Kelurahan Kalangan Kecamatan Pedan

 
 
Klaten. Variabel tingkat pengetahuan sebagai melakukan perawatan menjelang ajal
variabel bebas pada penelitian ini merupakan perawat yang mempunyai sikap
mempunyai hubungan dan bisa menerangkan yang baik tentang merawat pasien menjelang
variabel terikatnya. ajal. Sikap yang baik akan membuat perawat
Dalam melakukan perawatan bisa melakukan perawatan khususnya pasien
menjelang ajal, perawat dihadapkan pada menjelang ajal.
situasi yang mendebarkan. Perawat perlu Hasil penelitian ini hampir senada
menanyakan kepada pasien dan keluarga dengan penelitian yang dilakukan oleh
pasien apakah pasien ingin tinggal di Rumah O’Connor dan Pearson (2004). Hasil
Sakit atau pulang untuk hari terakhirnya. penelitian menunjukkan bahwa masih
Karena kadang keluarga tidak dapat merawat banyaknya perawat di Rumah Sakit di
pasien di rumah dikarenakan keterbatasan Australia kurang peduli dengan pasien
dalam ilmu keperawatan. Bila pasien ingin menjelang ajal. Hal ini karena sikap perawat
pulang, perawat perlu mengajarkan keluarga yang buruk dalam melayani pasien terutama
bagaimana cara merawat pasien muslim pasien menjelang ajal. Sehingga pemerintah
menjelang ajal. Perawat perlu untuk membuat kebijakan (policy) bahwa
membimbing pasien dan keluarga pasien perawatan pasien menjelang ajal harus sesuai
agar berbaik sangka kepada Alloh SWT. Hal dengan standar yang telah dibuat oleh
ini untuk memudahkan proses sakarotul pemerintah setempat.
maut, karena pada dasarnya proses sakarotul Dalam keadaan pasien menjelang ajal,
maut adalah berat (QS. Al An’am: 93). peran perawat disamping memenuhi
Apabila perawat mempunyai tingkat kebutuhan fisiknya juga harus memenuhi
pengetahuan yang memadai maka perawat kebutuhan spiritual pasien Muslim agar
tidak akan takut dalam melakukan tindakan diupayakan meninggal dalam keadaan
perawatan menjelang ajal. Husnul Khatimah. Perawat membimbing
Hal ini dikarenakan bahwa pasien dengan mentalkinkan (dengan
pengetahuan diperoleh dari proses belajar, melafalkan secara berulang-ulang) kalimah
yang dapat membentuk keyakinan tertentu “laaillallah”, sebagaimana sabda
(Depkes RI, 2006). Dengan keyakinan Rasulullah:
tersebut maka perawat dapat melakukan
perawatan pasien menjelang ajal. “Talkinkanlah olehmu orang yang mati
diantara kamu dengan kalimat
Hubungan sikap dengan perawatan Laailahaillallah, karena sesungguhnya
menjelang ajal seseoranng yang mengakhiri ucapannya
Sikap juga mempunyai hubungan dengan itu ketika matinya maka itulah
terhadap perawatan pasien menjelang ajal. bekalnya sesungguhnya seseorang yang
Sikap mencerminkan bagaimana seseorang mengakhiri ucapannya dengan itu ketika
merasakan sesuatu yang bisa diperoleh dari matinya maka itulah bekalnya menuju
orang tua, guru atau rekan kerja, dan surga” (HR Muslim).
lingkungan sekitar. Sikap juga merupakan
tanggapan atau reaksi seseorang terhadap
obyek tertentu yang bersifat positif atau Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap
negatif yang biasanya diwujudkan dalam dengan perawatan menjelang ajal
bentuk rasa suka atau tidak suka, setuju atau Dalam penelitian ini, tingkat
tidak setuju. pengetahuan dan sikap berhubungan dengan
Perawat RSUD Muntilan melakukan perawatan menjalang ajal. Hal ini
pekerjaannya juga berdasarkan pada sikap ditunjukkan oleh analisis regresi linier
yang dimilikinya. Sikap mencerminkan berganda dengan uji F yang menyatakan
bagaimana seseorang merasakan sesuatu bahwa nilai Sig. 0,000 < dari 0,05.
(Robbin, 2001). Perawat yang bisa

 
 
Penelitian ini menunjukkan bahwa karena itu, pemenuhan kebutuhan spiritual
responden mempunyai tingkat pengetahuan dapat meningkatkan semangat hidup klien
yang tinggi terhadap perawatan menjelang yang didiagnosa harapan sembuhnya tipis
ajal. Begitu juga, responden dalam penelitian dan dapat mempersiapkan diri pasien untuk
ini mempunyai sikap yang baik terhadap menghadapi alam yang kekal.
perawatan menjelang ajal. Tingkat
pengetahuan dan sikap responden dalam SIMPULAN DAN SARAN
melakukan perawatan menjelang ajal tidak Simpulan
serta merta dimiliki oleh responden. Berdasarkan analisis dari hasil
Sebagaimana yang dikatakan oleh Jann penelitian dan pembahasan pada penelitian
(2006) bahwa kemampuan sangat ditentukan ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
oleh pengalaman, latihan atau proses belajar
(proses berfikir). 1. Terdapat hubungan antara tingkat
Responden yang mempunyai tingkat pengetahuan dengan perawatan
pengetahuan yang tinggi tentang perawatan menjelang ajal pada pasien di RSUD
menjelang ajal akan lebih memahami Kabupaten Magelang yang ditunjukkan
pentingnya perawatan menjelang ajal dengan nilai p = 0,001 yang
dibandingkan dengan responden yang menunjukkan nilai tersebut lebih kecil
mempunyai tingkat pengetahuan yang dari pada nilai signifikansi 0,05.
rendah tentang perawatan menjelang ajal. 2. Terdapat hubungan antara sikap dengan
Tingkat pengetahuan yang tinggi mendorong perawatan menjelang ajal pada pasien di
responden untuk menunjukkan sikap yang RSUD Kabupaten Magelang yang
baik terhadap perawatan menjelang ajal. ditunjukkan dengan nilai p = 0,020 yang
Demikian juga sebaliknya, responden yang menunjukkan nilai tersebut lebih kecil
memiliki tingkat pengetahuan dan sikap yang dari pada nilai signifikansi 0,05.
rendah tentang perawatan menjelang ajal 3. Terdapat hubungan antara tingkat
disebabkan kurangnya pengalaman. pengetahuan dan sikap dengan perawatan
Pengetahuan memegang peranan penting menjelang ajal pada pasien di RSUD
dalam menentukan sikap. Kabupaten Magelang yang ditunjukkan
Tingkat pengetahuan dan sikap dengan nilai Sig. 0,000 < dari 0,05.
perawat mutlak diperlukan dalam melakukan 4. Dari penelitian ini didapatkan hasil
perawatan pasien menjelang ajal. Peran bahwa pengetahuan mempunyai
spiritual perawat sering kali diabaikan oleh pengaruh yang lebih signifikan daripada
perawat karena kurangnya tingkat sikap, yang ditunjukkan dengan
pengetahuan dan sikap perawat. Padahal perbandingan nilai p masing masing
aspek spiritual ini sangat penting terutama yaitu : nilai p = 0,001 untuk pengetahuan
untuk pasien yang didiagnose harapan dan p = 0,020 untuk sikap
sembuhnya sangat tipis dan mendekati
sakaratul maut. Orang yang mengalami Saran
penyakit kritis dan menjelang sakaratul maut Berdasarkan hasil penelitian yang
lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, diperoleh, maka disarankan beberapa hal
seperti krisis spiritual, dan krisis kerohanian berikut ini:
sehingga pembinaan kerohanian saat pasien
1. Bagi Managemen di RSUD Muntilan
menjelang ajal perlu mendapatkan perhatian
Kabupaten Magelang adalah supaya
khusus.
memberikan informasi atau penyuluhan
Pasien biasanya dihinggapi rasa
tentang pentingnya perawatan menjelang
depresi yang berat, perasaan marah akibat
ajal kepada perawat setempat dengan
ketidakberdayaan dan keputusasaan. Dalam
mengadakan pelatihan perawatan
fase akhir kehidupannya ini, pasien tersebut
menjelang ajal dengan mendatangkan
selalu berada di samping perawat. Oleh
sumber sumber yang kompenten.

 
 
2. Pihak managemen agar memberikan Pemeriksaan Payudara Sendiri Di
kesempatan untuk melanjutkan Kelurahan Kalangan Kecamatan
menempuh pendidikan kepada perawat Pedan Klaten, Universitas
RSUD Kabupaten Magelang karena Diponegoro, Semarang.
tingkat pengetahuan dan sikap perawat
akan terbentuk menjadi lebih baik salah Jann Hidajat Tjakraatmadja dan Donald
satunya adalah dengan pendidikan yang Crestofel Lantu, 2006, Knowledge
lebih tinggi. Artinya, semakin tinggi Management dalam Konteks
pendidikan seseorang maka semakin baik Organisasi Pembelajar, SBMITB,
pula tingkat pendidikan dan sikap yang Bandung.
dimiliki
Notoatmodjo, S., 2003, Pendidikan dan
perilaku kesehatan, Rineka Cipta,
Jakarta.
DAFTAR RUJUKAN
Azwar, S., 2005, Sikap Manusia, Teori dan --------------------, 2005, Promosi Kesehatan
pengukurannya, Pustaka Pelajar, dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta,
Yogyakarta. Jakarta.

Azwar, A. (2004). Reliabilitas dan Validitas, --------------------, 2010, Metodologi


Pustaka Pelajar Offset, Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta,
Yogyakarta. Jakarta.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan


Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Metodologi Penelitian Ilmu
Revisi V, Rineka Cipta, Jakarta. Keperawatan, Salemba Medika,
Jakarta.
Bahri, Suryaman Samsul, 2011, Etika
Perawat Muslim Dalam Sakaratul O’Connor, Margaret dan Pearson, Alan,
Maut Klien, 2004, Bersaing Dalam Merawat
Pasien Menjelang Ajal Sesuai
Depkes RI, 2001, Pedoman Pelayanan Pusat Dengan Kebijakan Pemerintah
Sterilisasi (CSSD) di Rumah Sakit, Australia, Australian Journal of
Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Advanced Nursing, 2004, Volume
22, Number 2.
Dunn, Karen S.; Otten, Cecilia; and
Stephens, Elizabeth, 2005, Riwidikdo, H., 2009, Statistik Kesehatan,
Pengalaman Keperawatan dan Nuha Offset, Yogyakarta.
Perawatan Pasien Sekarat, Journal
Robbins Stephen P., 2001, Perilaku
of Oncology Nursing Forum-Vol. 32,
Organisasi,PT. Prenhallindo, Jakarta.
No. 1, 2005.
Sekaran, U., 2003, Research Methods for
Gillies D. A., 1994, Nursing Management :
Bussines, A Skill Building Approach,
A System Approach, Third edition,
3th edition, John Wiley & Sons,
WB. Saunders Company,
Canada.
Philadelphia.
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian
Handayani, Dwi Sri, 2008, Hubungan
Kuantitatif Kualitatif dan R & D,
Antara Tingkat Pengetahuan dan
Alfabeta, Bandung.
Sikap dengan Perilaku Para Wanita
Dewasa Awal Dalam Melakukan

 
 
Sudjana, 2000, Metode Statistik, Tarsito, Pendidikan Ners Program Studi
Bandung. Keperawatan, Yogyakarta.

Stikes ‘Aisyiyah. (2011). Panduan WHO, 2005, Pedoman Merawat Pasien,


Penyusunan Skripsi Program EGC, Jakarta.

 
 

You might also like