Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

e-J.

Agrotekbis 3 (2) : 231 - 239 , April 2015 ISSN : 2338 -3011

KONTRIBUSI WANITA TANI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH


TANGGA PETANI KELAPA SAWIT DI DESA KASOLOANG
KECAMATAN BAMBAIRA KABUPATEN MAMUJU UTARA

Contribution of Female Oil Palm Growers on household income at the Kasoloang


Village, North Mamuju

Ilma B1), Abdul Muis2)


1)
Mahasiswa Program studi agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
2)
Staf Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
e-mail : ilmasweet@rocketmail.com
e-mail : abdulmuis.oke11@gmil.com

ABSTRACT

This study was to determine revenue and contribution of female farmers on oil palm business. This
study was conducted from April to May 2014 , at the Kasoloang Village Bambaira District of
North. Respondents were the entire oil palm growers at the region. This was because the oil palm
growers only 30 people, analysis model used was analysis of revenue and analysis of R/C. The
results showed that the labor force participation of female growers in the village was 11.51 man-
day, 2.76 man-day for planting , 1.6 man-day for fertilizing, and harvesting need 7.10 man-day .
The average income was 15,103,823 IDR per ha. Contribution of women growers was 11.23% or
4,677,312 IDR, and the rest was contributed by male workers.

Key words: contribution, female, revenue, oil palm.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang jenis kegiatan wanita tani dalam usaha kelapa
sawit, mengetahui pendapatan dan kontribusi wanita tani melalui usaha kelapa sawit. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan April Sampai Mei 2014, bertempat di Desa Kasoloang Kecamatan
Bambaira Mamuju Utara. Penentuan responden dilakukan dengan metode survei terhadap 30
responden wanita tani kelapa sawit. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa jumlah populasi
petani kelapa sawit hanya sebanyak 30 orang sebagai responden, dan untuk pencapaian tujuan maka
model analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan dan analisis R/C. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa keterlibatan tenaga kerja wanita tani di Desa Kasoloang sebesar 11,51 HOK
keteribatan petani pada kelapa sawit di Desa Kasoloang memberikan waktu kerja dalam kegiatan
penanaman sebesar 2,76 HOK, kegiatan pemupukan 1,65 HOK, dan kegiatan panen sebesar 7,10
HOK. Rata- rata pendapatan yaitu sebesar 15.103.823/ha. Apabila diperhitungkan dengan imbalan
jasa yang diterima tenaga wanita tani terhadap pendapatan usahatani kelapa sawit maka konstribusi
tenaga kerja wanita tani yaitu sebesar Rp 4.677.312 atau 11,23% dan selebihnya
merupakakonstribusi dan alokasi kerja pria.

Kata kunci : Kontribusi, wanita, pendapatan, petani kelapa sawit

231
PENDAHULUAN Diperkirakan produksi kelapa sawit akan
terus meningkat dengan pembukaan lahan
Suatu negara dapat berkembang dan baru oleh perusahaan dan masyarakat.
pertumbuhan ekonominya dapat meningkat Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan
apabila kebijakan pembanguan ekonomi Produktivitas Kelapa Sawit di
sesuai dengan keunggulan komparatif Provinsi Sulawesi Barat, Tahun
negara tersebut dan mengembangkannya 2011-2012
menjadi suatu keunggulan kompetitif Luas Produk Produktivit
didunia internasional. Secara komparatif N Komodi
Panen si as
o ti
Indonesia unggul dalam sumber daya alam (Ha) (Ton) (ton/ha)
yang berlimpah, dan sumber daya manusia 1 Kakao 181.15 101.01 5,56
secara kuantitas dan kualitas, sehingga bisa 6 1
memberi peluang untuk menumbuhkan 2 Kelapa 53.370 702.75 13,16
industri nasional terutama agroindustri. Sawit 5
Perpindahan sektor pertanian ke 3 Kelapa 49.587 56.502 1,13
Dalam
sektor industri bagi negara sedang
4 Kopi 19.362 9.364 0,48
berkembang seperti Indonesia tidak dapat 5 Rotan 640
dihindari. Walaupun Indonesia beranjak Jumlah 303.47 941.44
dari negara agraris menuju negara industri 5 9
yang maju, namun peranan sektor pertanian Rata-rata 75,86 156,90 5,08
masih tetap mewarnai kemajuan di sektor
Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Barat
industri sehingga diperlukan kondisi dan Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Barat, 2013
ekonomi yang seimbang antara bidang Tanaman Kelapa Sawit merupakan
industri yang kuat dengan dukungan komoditi unggulan di Sulawesi Barat,
pertanian yang tangguh. dengan jumlah produksi terbanyak diantara
Pembangunan pertanian semakin komoditi lainnya. Namun dalam lima tahun
digalakkan dengan cara mengembangkan terakhir, jumlah produksi kelapa sawit di
jenis komoditi. Di antaranya mengembangkan Sulawesi Barat
komoditi yang menjadi unggulan yang Luas panen dan produksi kelapa
dapat meningkatkan kesejahteraan petani sawit di Sulawesi Barat dari tahun 2006
antara lain adalah kelapa sawa. Perluasan sampai tahun 2010 berfluktuasi, dimana
areal perkebunan Kelapa Sawit di berbagai
pada tahun 2006 sebesar 259.787 Ton dan
kawasan indonesia seperti di Kalimantan,
pada tahun 2007 sebesar 163.715 Ton. Pada
Sumatera dan Sulawesi perlu di lakukan.
tahun 2008 mengalami penurunan yang
Penanaman kelapa sawit memerlukan areal
yang luas dan topologi tanah yang sesuai drastis sebesar 161.015 Ton menjadi 2.700
dengan syarat tumbuh tanaman Kelapa Ton. Sedangkan pada tahun 2009
Sawit Sulawesi Barat . mengalami peningkatan kembali sebesar
Tabel 1 menunjukkan bahwa 3.833 Ton menjadi 6.533,54 Ton, kemudian
tanaman Kalapa Sawit memiliki Produksi tahun 2010 kembali meningkat dengan
(Ton) yang paling banyak diantara ke-6 jumlah produksi menjadi 102.755 Ton, di
komoditi unggulan Sulawesi Barat dengan tahun 2006 merupakan jumlah produksi
luas panen sebesar 53.370 Ha dan produksi kelapa sawit ditahun 2011 kembali meningkat
sebesar 702.755 Ton. karena jumlah dengan jumlah produksi menjadi 208.378Ton
pruduksinya masih rendah dibandingkan yang tertinggi di Sulawesi Bara,t. Sedangkan
dengan jumlah produksi kelapa sawit, luas tingkat produktivitas yang terendah yaitu
panen Kelapa Sawit menduduki peringkat pada tahun 2006 sebesar 15,52 ton dan yang
ke-2 setelah kakao dengan sebesar 53.37 paling tendah pada tahun 2008 sebesar 0,38.
dan produksi sebesar 702.755 ton. Ton.
232
Berfluktuasinya jumlah produksi dilihat dari luas tanaman, Kecamatan
dan produktivitas kelapa sawit dalam lima Bambaira menempati urutan ketiga setelah
tahun terakhir dikarenakan kurangnya Tikke Raya dan Bulu Taba, dengan luas
perawatan dan peremajaan terhadap tanaman sebesar 5.827,00. Hal ini menunjukkan
kelapa sawit yang sudah mengalami bahwa luas perkebunan kelapa sawit di
penurunan jumlah produksi. Selain itu Kabupaten Mamuju Utara khususnya
dalam penggunaan bibit dan luas lahan juga Kecamatan Bambaira cukup luas, hanya
dapat berpengaruh terhadap jumlah perlu perawatan dan peremajaan untuk terus
produksi dan produktivitas yang dihasilkan. menungkatkan jumlah produksi kelapa
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel sawit di kecamatan tersebut. Kecamatan
produksi kelapa sawit dihasilkan dari Bambaira yaitu khususnya di Desa
wilayah kabupaten yang ada di Sulawesi Kasoloang merupahkan salah satu daerah
Barat seperti yang terlihat pada Tabel 2. yang memproduksi kelapa sawit, hal ini
Tabel 2. Luas Panen dan Produksi Kelapa seiring dengan panen yang diusahkan.
Sawit Menurut Kabupaten di Jelasnya luas panen produksi dan
Sulawesi Barat, 2011 2012 produktivitas kelapa sawit. Desa Kasoloang
Luas merupakan daerah penghasil kelapa sawit,
Produksi Produktivitas
No Kabupaten Panen terdapat di kecamatan Bambaira yakni
(ton) (ton/ha
(ha)
1 majene - - -
sebesar 28,667 ton dengan luas panen 14,56
2 polewali ha dan produktifitas 4,9 ton/ha. Dari 330
mandar - - - KK hanya 30 KK yang mempunyai
3 mamasa - - - kebun kelapa sawit hanya 30 responden
4 mamuju 19.066 31.070 1,62 wanita tani yang diambil dari 330 KK
5 Mamuju yang mengelolah perkebunan kelapa sawit
utara 34.304 71.685 2,08
Jumlah 53.370 102.755 di Desa Kasoloang Kecamatan Bambaira
Rata-rata 26.685 51.378 1,85 Kebupaten Mamuju Utara.Terdapat tiga
Sumber: Sulawesi Barat Dalam Angka, 2013
komoditi yang memiliki jumlah luas lahan,
Tabel 2. menunjukkan bahwa hanya produksi dan jumlah petani terbesar yaitu
dua Kabupaten di Sulawesi Barat yang kelapa sawit, kakao dan kelapa dalam.
memiliki luas panen dan produksi kelapa Kelapa sawit memiliki jumlah luas lahan
dan produksi yang terbanyak jika
sawit, namun yang paling banyak ialah
dibandingkan dari ketiga komoditi yang
Kabupaten Mamuju Utara sebesar 34.304
memiliki jumlah terbesar di Kecamatan
Ha dan jumlah produksi sebesar 71.685 Ton
Bambaira. Jumlah petani kelapa sawit lebih
sedangkan Kabupaten Mamuju hanya
sedikit dari jumlah petani kakao, hal ini di
sebesar 19.066 Ha dan jumlah produksi
pengaruh banyak faktor misalnya seperti.
31.070 Ton. hal ini menujukkan bahwa di Kekurangan modal untuk memperoleh bibit
kabupaten Mamuju Utara berpotensi untuk yang unggul.Wanita Tani mempunyai hak
terus dikembangkan perkebunan Kelapa dan kewajiban yang terpusat dalam
Sawit khusunya di kecamatan Bambaira. pemiliharaan kepentingan rumahtangga serta
Rata–rata luas panen tanaman kelapa keluarga dan famili. Bagi wanita yang
sawit di Sulawesi Barat sebesar 26,68 Ha tinggal di Desa di samping hak dan
sedangkan jumlah rata–rata produksi kewajibannya, umumya masih mempunyai
sebesar 51,37 Ton dan jumlah rata–rata tugas untuk membantu suami/ keluarga
produktivitas sebesar 1,85 Ton/Ha. Jumlah dalam mengelola usahatani.
rata–rata tersebut dapat meningkat jika
terus melakukan pembukaan lahan baru Tujuan Penelitian
untuk perkebunan kelapa sawit di Sulawesi Penelitian ini dilaksanakan dengan
Barat khususnya di Desa Kasoloang jika tujuan untuk mengetahui jenis kegiatan

233
wanita tani dalam perkebunan kelapa sawit d = Presisi (0,10%)
dan pendapatan wanita tani serta kontribusi Pengumpulan Data
wanita tani melalui perkebunan kelapa Data yang dikumpulkan dalam
sawit pelaksanan penelitian ini berasal dari dua
sumber yaitu data primer dan data sekunder.
METODE PENELITIAN Data primer yaitu data yang diperoleh
dengan cara wawancara secara langsung
Tempat dan waktu kepada petani responden dan menggunakan
Lokasi penelitian ini bertempat di daftar pertanyaan atau Questionaire. Data
Desa Kasoloang Kacamatan Bambaira sekunder yaitu data yang diperoleh dari
Kabupaten Mamuju Utara. Lokasi penelitian literatur serta berbagai instansi dan lembaga
ditentukan secara sengaja (Purposive) yang terkait dengan topik penelitian.
dengan pertimbangan bahwa Desa ini
merupakan daerah penghasilkelapa sawit di Analisis Data
Kacamatan Bambaira. Penelitian ini Analisis data yang digunakan adalah
dilaksanakan pada bulan Januari sampai Analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Februari 2015 Analisis kualitatif digunakan untuk
mengetahui gambaran umum dan penjelasan
Penentuan Responden
Responden dalam penelitian ini mengenai biaya dan kontribusi wanita tani
adalah istri petani yang bekerja pada terhadap petani kelapa sawit penggunaan
usahatani kelapa sawit di Desa Kasoloang. bibit kostrika dan longsong di lokasi
Penentuan responden dilakukan dengan penelitian yang diurai secara deskriptif.
metode Simpel Rondom Sampeling Analisis kuantitatif yang digunakan ialah
Methode(Metode Acak Sederhana) analisis biaya dan pendapatan usahatani,
pertimbangan jumlah responden yang analisis komparatif serta rasio penerimaan
diambil dalam penelitian ini adalah sebesar dan biaya (R/C ratio).
30 (0,10% ) dari populasi 330 KK petani
kelapa sawit yang selain mengusahaka Analisis Pendapatan
tanaman kelapa sawit juga mengusahakan Soekartawi (1995). Menyatakan
tanaman lain seperti kelapa, kacang tanah, pendapatan usahatani adalah selisi antara
kakao, jangung. berpendapat bahwa sampel penerimaan semua biaya, dimana penerimaan
minimum dalam penelitian adalah 30 usahatani adalah perkalian antara produksi
subjek, dengan alasan bahwa pengunaan harga jual, sedangkan biaya adalah semua
sampel sebanyak 30 yang mana keterbatasan pengeluaran yang digunakan dalam suatu
waktu, tenaga, dan biaya, agar lebih cepat usahatani. Persamaan tersebut di tulis
dan labih mudah, serta mampu memberi sebagai berikut:
informasi lebih banyak dan dalam, juga
𝜋 = �𝑎𝑅 − 𝑇𝐶
dapat ditangani lebih teliti. Dari 330 KK
Keterangan 𝜋 = pendapatan (Rp)
untuk menentukan banyaknya yang
TR = Total Penerimaan ( Rp)
dijadikan sebagai responden 30 orang
TC = Total Biaya (Rp)
responden di tentukan menggunakan rumus
Taro Yamane dalam Riduan 2005 sebagai Jenis Kegiatan Usahatani dan Alokasi
berikut: Waktu. Jenis kegiatan yang di lakukan
n = N/Nd2+1 sehari- hari sebagai berikut:
n = 44/44(0,10)2+1 1. Penanaman kelapa sawit dengan cara
n =30 mengali lubang sedalam satu meter
Keterangan kedalamannya agar bibit yang ditanam
n = Ukuran sampel tidak mudah dirusak oleh binatang
N = Populasi perusak tanaman seperti babi hutan.
234
2. Membersikan rumput yang menjalar Umur Responden. Berdasarkan hasil
kepohon kelapa sawit. penelitian, umur responden wanita tani di
3. Menebang pohon yang menghalangi Desa Kasoloang cukup bervariasi dari yang
pertumbuhan kelapa sawit. terendah 20 tahun sampai umur yang
4. Memangkas daun yang sudah kering.
tertinggi yaitu 54 tahun atau rata rata umur
5. Memberi pupuk sebulan 3 kali
responden 42 tahun. Jelasnya besar
pemupukan.
6. Wanita tani juga melakukan kegiatan responden berada pada kelompok umur 30-
pengarapan pada jalur-jalur kelapa sawit 36 tahun (30 %) kelompok umur 37- 43
7. Memetik buah kelapa sawit dengan cara tahun (30%) dan kelompok umur 44- 50
menombak buah kelapa sawit yang tahun (40%). Dengan demikian menunjukan
sudah masak atau dengan warna merah bahwa umur petani responden di Desa
kekuningan. Kasoloang Kecamatan Bambaira Kabupaten
Analisis Pendapatan Usahatani Mamuju Utara masi tergolong usia kerja
Menurut Soekartawi (2002), produktif, hal ini tentunnya akan sangat
bahwa pengolahan data untuk mengukur mendukung dalam kinerja petani responden
dan menilai pendapatan ekonomi dalam mencapai kemajuan usahataninya,
menggunakan rumus sebagai berikut : sehingga akan responsif menerima satu
π = TR – TC perubahan untuk meningkatkan pendapatannya.
TR = P.Q
TC = FC + VC Jumlah Anggota Keluarga. Anggota
Keterangan : keluarga dalam penelitian ini terdiri dari
𝜋 = Pendapatan bersih petani (Rp) suami, istri, anak dan sanak famili. Rata-
TR=Total Penerimaan (Total Revenue) (Rp) rata jumlah anggota keluarga responden
TC = Total Biaya (Total cost) (Rp) sebanyak 4 orang.
P = Harga (price) (Rp) responden di Desa Kasoloang yaitu
14 jiwa ( 40%) memiliki jumlah anggata
Q = Produksi yang diperoleh (Kg/ton) keluarga ≤4 jiwa. Sedangkan 16 jiwa (
FC = Biaya tetap (Rp)
60%) mempunyai jumlah anggota keluarga
VC = Biaya variabel (Rp)
> 4 jiwa, dengan demikian diketahui bahwa
Kontribusi semakin sedikit jumlah anggota keluarga
Kontribusi usahatani kelapa sawit maka biaya hidup yang dikeluarkan semakin
terhadap pendapatan usahatani kelapa sawit
sedikit pula,tetapi dengan banyaknya
Rumah tangga berdasarkan peresentasi,
anggota keluarga yanng dimiliki diharpkan
dengan pendekatan:
𝐵 dapat membantu dalam pengelolan
A= 𝚇 100 % … … … … … … 1 usahatani kelapa sawit dapat menekan
𝐶
Keterangan pengunaan tenaga kerja dari luar keluarga.
A = Kontribusi
B = Pendapatan wanita tani Pengelaman Berusahatani. Pengamaman
C = Total Pendapatan keluarga yang diperoleh semakin banyak sehingga
petani dapat mengetahui dan lebih selektif
HASIL DAN PEMBAHASAN untuk menerima serta menerapkan suatu
inovasi, demikian sebaiknya petani yang
Karakteristik Responden. Kerakteristik
responden wanita tani di Desa Kasoloang pengelamannya masih rendah akan berusaha
yang dimaksud yaitu meliputi umur, untuk mencari informasi guna untuk
tingkat pendidikan, jumlah taggungan meningkatkan kemampuannya dalam
keluarga, dan pengelaman berusahatani. berusaha tani.
235
Penggunaan Tenaga Kerja. Secara umum Penerimaan Usahatani. Penerimaan
penggunaan tenaga kerja sangat tergantung usahatani ialah perkalian antara produksi
pada jenis pekerjaan yang terdapat pada biji Kelapa Sawit yang diperoleh dengan
setiap usahatani sedangkan jumlah hari harga jual oleh petani kelapa sawit. Jadi
kerja tenaga kerja tergantung pada luas penerimaan ditentukan oleh besar kecilnya
lahan dan jenis aktivitas usahatani. Tenaga produksi yang dihasilkan. Rata-rata
kerja yang digunakan dalam usahatani penerimaan petani kelapa sawit sebesar Rp
kelapa sawit adalah tenaga kerja dalam 4,323,135.33/ha .
keluarga.
Alokasi Waktu Kerja pada Usahatani
Selain itu besarnya alokasi waktu Kelapa Sawit. Kontribusi dari keterlibatan
kerja yang diberikan dari setiap anggota wanita tani pada beberapa kegiatan dalam
keluarga yang ikut dalam kegiatan kerja usahatani kelapa sawit adalah hasil alokasi
produktif menunjukan bahwa sumbangan waktu kerja mereka mencari nafka dalam
tenaga kerja pria lebih tinggi dari pada memenuhi kebutuhan rumah tangganya,
tenaga kerja wanita tani. Selain itu terlihat sehingga dapat dikatan bahwa waktu yang
juga bahwa alokasi waktu kerja tertinggi digunakan untuk terlihat pada kegiatan
diberikan pada kegiatan pengolahan yaitu usahatani kelapa sawit adalah salah satu
sebesar 11,50 HOK, alokasi waktu kerja ini sumberdaya yang potensial yang dimiliki
oleh suatu rumah tangga di dalam mencapai
bukanlah sumbangan alokasi waktu kerja
kesejatraan pada tingkat.
dari tenaga kerja manusia melaikan tenaga
kerja mesin 11,50 HOK mempermudah dan Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit.
mempercepat pekerjaan pada kegiatan Analisis pendapatan yang dimaksud untuk
mengetahui besarnya pendapatan responden
pengolahan lahan sedangkan alokasi waktu
petani kelapa sawit di Desa Kasoloang
kerja tertinggi dibeikan oleh wanita tani
dengan cara menghitung selisih antara
yaitu pada kegiatan panen 5,63 HOK. jumlah penerimaan dengan total biaya
Biaya Variabel. Biaya variabel ialah biaya produksi.
yang berubah ubah jumlahnya dan Penerimaan adalah nilai produk total
mempengaruhi banyak atau sedikitnya usahatani kelapa sawit dalam tiga kali panen
produksi yang dihasilkan petani Kelapa dalam sebulan yang dijual. Penerimaan
Sawit di Desa Kasoloang Kacamatan yang diproleh merupakan hasil kali antara
Bambaira Kabupaten Mamuju Utara. Dengan jumlah produksi dengan harga jual, harga
kata lain biaya variabel berpengaruh jual dan jumlah produksi yang ada di Desa
terhadap besar kecilnya produksi yang Kasoloang bervariasi hal ini disebapkan
dihasilkan. Rata-rata biaya variabel petani karna varietas yang digunakan bermacam
Kelapa Sawit Rp. 2,300,018.33/ ha. macam yaitu bibit kostrika, ppks, dan
socfindo dimana rata rata jumlah produksi
Biaya Tetap. Biaya tetap ialah biaya relatif responden sebesar 15,103,823 kg/ha dengan
tetap jumlahnya dan harus dikeluarkan rata rata harga jual 7.525 sehingga rata rata
petani jagung di Desa Kasoloang peneriman responden 14.103.823/ha.
Kacamatan Bambaira Kabupaten Mamuju Biaya produksi adalah jumlah dari
Utara walaupun produksi yang diperoleh biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap
banyak atau sedikit. Dengan kata lain biaya dalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan
tetap tidak terpengaruh dengan besar terus dikeluarkan walaupun produksi yang
kecilnya produksi yang dihasilkan. Rata- diperoleh banyak atau sedikit, biaya tetap
rata biaya tetap yang dikeluarkan responden meliputi pajak, sewa lahan dan penyusutan
petani kelapa sawit adalah Rp 155,290.56/ha alat. Ara-tata biaya yang dikelurkan oleh
236
petani responden yaitu sebesar Rp = 88,87 (%) X 15.103.823 = Rp
2.232.294/ha, sedangkan biaya variabel 134.227.675.001
adalah biaya yang sifatnya berubah - ubah 2. Kontribusi pendapatan wanita
tergantung dengan besar kecilnya produksi = 11,13 (%) X 15.103.823 = Rp
yang diingingkan. Biaya variabel ini 16.810.554.999
meliputi bibit, pupuk, tenaga kerja dan Berdasarkan data di atas, terlihat
bahwa besarnya kontribusi pendapatan
pestisida, rata rata biaya variabel yang
wanita tani terhadap pendapatan usahatani
dikeluarkan oleh petani responden adalah kelapa sawit yakni sebesar Rp
sebesar Rp 4.607. 058/ha sehingga rata rata 16.810.554.999 dengan alokasi waktu kerja
total biaya yang dikeluarkan yaitu sebesar sebesar 11,13% dan selebihnya merupakan
Rp 6.839.351/ha. Sebesar 15.103.823 yang alokasi waktu kerja dari tenaga kerja pria
merupakan pengehasilan bersama antara sebesar 88,87%. Dengan angka alokasi
tenaga kerja pria dan wanita tani itu sendiri. waktu kerja wanita tani sebesar 11,13%
Hal ini menunjukan bahwa wanita tani juga menunjukan bahwa keterlibatan wanita tani
memberikan kontribusinya terhadap dalam usahatani kelapa sawit.
pendapatan yang diperoleh dalam usahatani Alokasi waktu kerja pria lebih tinggi
kelapa sawit. dari pada alokasi wanita tani, keadaan
tersebut dipengaruhi oleh adanya faktor
Kontribusi Wanita Tani Terhadap
Usahatani Kelapa Sawit. Keterlibatan sosial budaya yang terhadap di Desa
wanita tani dalam suatu usahatani Kasoloang tersebut dimana pekerjaan yang
memberikan pengaruh pada peningkatan dapat dilakukan oleh wanita tani ( istri
pendapatan usahatani. Pendapatan yang petani kelapa sawit) hanya terbatas pada
diperoleh dari usahatani kelapa sawit pada kegiatan penanaman, pemupukan serta
saat panen merupakan konstribusi panen karena pekerjaan ini merupakan
pendapatan wanita tani dalam usahatani pekerjaan yang dianggap ringan dan mudah
terhadap usahatani tersebut. Keterlibatan dilakukan oleh wanita tani dan diluar dari
wanita tani dalam usahatani kelapa sawit di
kegiatan ini merupaka merupakan kegiatan
Desa Kasoloang memperlihatkan kontribusi
yang nyata dalam usahatani tersebut dengan yang dianggap berat dan masi harus
jumlah waktu kerjanya pada jenis kegiatan dikerjakan oleh kaum pria atau para suami.
yaitu Penanaman, pemupukan, serta panen. Jenis Kegiatan Wanita Tani Kelapa
Tetapi alokasi waktu dari wanita tani Sawit. Jenis kegiatanya adalah sebagai
responden paling dominan terlihat pada berikut :
kegiatan panen. 1. Penanaman kelapa sawit dengan cara
Berdasarkan keterlibatan wanita tani mengali luban sedalam satu meter
terhadap usahatani kelapa sawit di Desa kedalamannya agar bibit yang di tanam
Kasoloang maka dapat diketahui bahwa tidak mudah dirusak oleh binatan hutan
kontribusi pendapatan yang diperoleh seperti babi hutan.
wanita tani berasal dari jumlah waktu kerja
2. Memaras rumput - rumput yang mulai
yang diberikan oleh beberapa kegiatan yang
besar
dilakukan begitupun dengan tenaga kerja
3. Memangkas pelapa yang sudah kering
lainya.
atau disebut dengan pembersihan bagian
KPTKWT = Alokasi Waktu kerja ( % ) x
pohon kelapa sawit agar buahnya bisa
Total Pendapatan usahatani
lebih banyak
kelapa sawit (Rp)
4. Memberikan pupuk sebulan 3 kali
1. Konteribusi pendapatan pria pemupukan

237
5. Memanen buah kelapa sawit dengan cara dalam usahatani adalah merupakan
menombak buah kelapa sawit yang pertisipasi wanita tani dalam hal ini istri
sudah masak atau dengan warna merah dari petani untuk meningkatkan pendapatan.
kekuningan Pada kondisi ini, kontribusi diberikan
6. Menebang pohon yang menghalangi wanita meliputi kontribusi tenaga kerja
pertumbuhan kelapa sawit. yang merupakan besarnya alokasi waktu
Peranan penting dalam memenuhi kerja yang diberikan oleh wanita tani dalam
kebutuhan rumahtangga petani kelapa sawit. usahatani kelapa sawit, serta kontribusi
Meskipun pendapatan ibu rumahtangga pendapatan yang merupakan besarnya
petani kelapa sawit cukup besar namun pendapatan yang diberikan wanita tani
sebagian besar ibu rumahtangga tersebut dalam usahatani kelapa sawit.
melakukan aktifitas usahanya tergantung
dari jenis kegiatan yang dilakukan di KESIMPULAN DAN SARAN
lapangan perkebunan kelapa sawit ini juga
akan berpengaruh terhadap pendapatannya. Kesimpulan
Hamid dalam Aryani (1994) menyatakan pembahasan yang telah diuraikan maka
bahwa pada lapisan ekonomi rumahtangga dapat diperoleh kesimpulan 1) Kontribusi
yang miskin, ada kecenderungan peran ibu rata- rata curahah tenaga kerja wanita tani
rumahtangga sebagai pencari nafkah yang terlihat usahatani kelapa sawit di Desa
semakin tinggi. Peran ini bukan untuk Kasoloang curahan tenaga kerja wanita tani
meningkatkan karir tetapi semata-mata sebesar 11,51 HOK dari total kerja sebesar
untuk kelangsungan hidup keluarga. 103,44 HOK. Dimana keterlibatan wanita
Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah tani yang paling dominan terlihat pada
Tangga Petani Kelapa Sawit. Kontribusi kegiatan penanaman 23,21 HOK,
pendapatan ibu rumahtangga merupakan pemupukan sebesar 3,43 HOK serta panen
sumbangan pendapatan yang diberikan oleh sebesar 37,14 HOK. Tenaga kerja secara
ibu rumahtangga terhadap pendapatan keseluruhan. 2) Kontribusi tenaga kerja
rumahtangga, semakin kecil pendapatan wanita tani terhadap pendapatan usahatani
suami maka kontribusi ibu rumahtangga kelapa sawit yaitu sebesar Rp 8.525. 734
semakin besar, sehingga mendorong ibu dari total pendapatan wanita tani kelapa
rumahtangga petani kelapa sawit untuk sawit yaitu sebesar Rp 15.103.823/ ha. Hal
memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan ini menunjukan bahwa kontribusi yang
jalan aktif dalam kegiatan memenuhi diberikan oleh wanita tani hampir
nafkah (Sunadji dkk, 2005). Kontribusi maksimal pendapatan wanita tani kelapa
pendapatan ibu rumahtangga. sawit.
Besar Kontribusi hasil usaha wanita tani Saran
melalui usaha kelapa sawit. Kontribusi Melihat kondisi penelitian, ini suatu
tenaga kerja wanita tani terhadap gambaran bahwa wanita tani juga
pendapatan usahatani kelapa sawit yaitu mempunyai andil terhadap pendapatan
sebesar Rp 8.525,734 dari total pendapatan keluarga sehingga keterlibatan tenaga kerja
atau usahatani kelapa sawit yaitu sebesar wanita tani yang produktif memberikan
Rp 15.103.823/ ha. Hal ini menunjukan kontribusi relatif kecil pendapatan
bahwa kontribusi yang di berikan oleh usahatani, oleh karena itu melihat ada
wanita tani hampir maksimal pendapatan beberapa hal yang perlu dibenahi yaitu : 1)
usahatani kelapa sawit. Petani (wanita tani), yaitu selain sebagai
Kontribusi Wanita Tani. Kontribusi wanita yang membantu suami mencari
wanita tani yang berupa alokasi waktu nafkah, tentunya berkawajiban mengurus

238
rumahtangga. 2) Pemerintah sebagai Edy Fermandez Musilcn Mustajad, 2002. Tenaga
Kerja Perempuan Pada Industri Garabah.
pengambil kebijakan harusnya bisa melihat
Wacana Universitas Negeri Malang,
bahwa tenaga kerja wanita juga Malang.1983, Peran Wanita Dalam
mempunnyai andil yang cukup walau tidak Perkembangan Masyarakat Desa.
setara pria tetapi hal ini bisa membantu
Soekartawi (2002) Analisis Usahatani.Universitas
meningkatkan pendapatan keluarga. Indonesia.Press,Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA Soekartawi (1995) Anlisis Usahatani .UI-


Press,Jakarta.
Astina., 2003. Tenaga Kerja Wanita Dan
Kontribusi Terhadap RumahTangga Pada Sunadji dkk,(2005) Kontribusi pendapatan ibu
Pembuatan Gula Aren Kecamatan Palolo rumahtangga semakin kecil pendapatan
Kebupaten Donggala.Skripsi Jurusan Sosial suami maka kontribusi ibu rumah tangga
Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian semakin besar.
Universitas Taduloka, Palu.
Septianita, Analisis Perbandingan Kontribusi
Aryani 1994. Menyatakan bahwa pada lapisa Pendapatan Usaha Tani Kacang Panjang
ekonomi rumah tangga yang miskin,ada (Vigna sinensis) dan Buncis (Phaseolus
kecenderungan peran ibu rumahtangga vulgaris) Terhadap Pendapatan Petani di
sebagai pencari nafkah semakin tinggi. Desa Batumarta VII Kec. Madang Suku III
Kabupaten Ogan Komering Timur.
Deptan. 1999. Kelayanan investasi agribisnis 2.
Kanisius. Yogyakarta.

239

You might also like