Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Purnama SD.

dkk, Perbandingan Efektivitas Asetol dan…

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ASETOSAL DAN


KOMBINASI ASETOSAL-KLOPIDOGREL TERHADAP
PASIEN STROKE ISKEMIK AKUT

Sari Dianita Purnama 1, Pagan Pambudi 2, Nelly Al Audhah 3


1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat Banjarmasin
2
Bagian Saraf RSUD Ulin Banjarmasin/Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat Banjarmasin
3
Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

ABSTRACT: Acute ischemic stroke can make patients get neurology problems that
show the signs of paralyze in some part of body and suddenly decrease awareness.
The prevalence of acute ischemic stroke which high enough and the bad effects cause the
preventing of acute ischemic stroke with right medicine becomes important. Acetosal
works as an anti-thromboxane which often known as aspiryn. Clopidogrel is kind of
thienophiridyn class drugs that works as an anti-platelet for acute ischemic stroke therapy
so that can avoid blood cloting happened. This research aims to know if they have
different effectivity or not to acute ischemic stroke therapy by acetosal and combine of
acetosal-clopidogrel together. The method uses analythic observational with cohort. The
research begins by counting the stroke scale use NIHSS (National Institute of Health
Stroke Scale) at the first come to hospital, before patient cured by any drugs, and then
repeat the NIHSS’s scoring at seventh day after therapy. Research did for four months
with sample that gathered 32 people. First, did normality test to data and after the
normality have been proven, use unpaired T-test with interval of confidence 95% that
shows the result, there’s no significant difference between acetosal and combined
acetosal-clopidogrel for acute ischemic stroke.

Keywords: acetosal, clopidogrel, acute ischemic stroke, NIHSS

ABSTRAK: Stroke iskemik akut dapat mengakibatkan defisit neurologi yang


sebagian besar akan menimbulkan gejala kelumpuhan pada bagian tertentu dan
atau terjadi penurunan kesadaran secara mendadak. Angka kejadian yang cukup
tinggi dan efeknya terhadap penderita membuat pencegahan stroke iskemik akut dengan
obat yang tepat sangat diperlukan. Asetosal adalah terapi yang bekerja sebagai
antitromboksan yang sering pula dikenal dengan nama aspirin. Klopidogrel merupakan
obat oral kelas tienopiridin yang berperan sebagai antiplatelet dalam terapi stroke iskemik
akut sehingga mencegah terjadinya gumpalan darah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan efektivitas pada terapi stroke iskemik akut
menggunakan asetosal dan kombinasi asetosal-klopidogrel. Metode yang digunakan
bersifat observasional analitik dengan pendekatan cohort. Penelitian dilakukan dengan
cara menghitung derajat stroke pasien menggunakan NIHSS (National Institute of Health
Stroke Scale) ketika hari pertama dirawat di rumah sakit sebelum mendapat terapi dan
hari ketujuh setelah dilakukan terapi. Penelitian dilakukan selama empat bulan dengan
jumlah sampel sebanyak 32 orang. Data pertama-tama diuji normalitas distribusinya
kemudian setelah terbukti distribusi normal maka dilakukan uji T tidak berpasangan
dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% yang menunjukan bahwa tidak terdapat

109
Berkala Kedokteran, Vol. 9, No. 2, Sep 2013: 109-118

perbedaan bermakna pada terapi stroke iskemik akut dengan asetosal dan kombinasi
asetosal klopidogrel.

Kata-kata kunci: asetosal, klopidogrel, stroke iskemik akut, NIHSS

110
Purnama SD. dkk, Perbandingan Efektivitas Asetol dan…

PENDAHULUAN dengan sistem yang sama yaitu


sebagai antiagregasi paletelet (1,3).
Sesuai dengan data National Agregasi platelet memainkan
Stroke Association bahwa stroke peran penting dalam patogenesis
adalah penyebab kematian nomor stroke, dan obat-obatan yang
tiga yang telah membunuh 137.000 menginterfensi fungsi platelet adalah
orang setiap tahunnya, juga elemen penting dalam pengobatan.
menyebabkan penurunan kualitas Antikoagulan atau antiplatelet seperti
hidup dan kelumpuhan pada pasien asetosal dan klopidogrel secara
dewasa. Penyebab dari penyakit umum digunakan untuk pencegahan
stroke ini juga meliputi banyak sekunder stroke pada pasien setelah
penyakit lain, diantaranya hipertensi, serangan stroke iskemik atau TIA
diabetes melitus, kadar kolesterol (Transient Ischemic Acute) (8).
yang tidak normal, dan fibrilasi atrial Kedua obat ini dapat
(1,2,3,4). digunakan secara monoterapi
Dua juta sel akan mati setiap ataupun kombinasi, tetapi pada
menitnya ketika stroke menyerang, umumnya untuk pengobatan awal
yang akhirnya meningkatkan diberikan monoterapi antara asetosal
kerusakan permanen, kelumpuhan, atau klopidogrel. Berbagai faktor
atau kematian. Buruknya efek yang diantaranya meliputi harga dan
terjadi pada pasien penderita stroke ketersediaan obat membuat asetosal
dan sasaran serangan yang lebih direkomendasikan beberapa
kebanyakan pasien lanjut usia, dokter dalam mengatasi serangan
menjadikan pencegahan dan stroke. Namun, terdapat pula
pengobatan stroke penting untuk beberapa dokter yang lebih memilih
terus dikembangkan (3,5). untuk memberikan klopidogrel pada
Pencegahan dan pengobatan tahap monoterapi ini dengan
yang paling penting adalah perbaikan berbagai pertimbangan dari efek
gaya hidup dengan mengatur samping yang dimunculkan kedua
aktivitas dan asupan terutama pola obat ini (9).
makan, kerja, istirahat, dan olahraga. Beberapa penelitian
Namun, ketika perbaikan gaya hidup mengatakan bahwa klopidogrel
sudah tidak bisa dijalankan tanpa bekerja lebih baik daripada asetosal
obat-obatan, maka pengobatan dan adapula yang menyatakan bahwa
farmakologis haruslah diterapkan efektivitas kedua obat ini tidak
(3,6,7). menimbulkan perbedaan yang
Kasus stroke sendiri meliputi bermakna. Selain itu, beberapa
dua jenis, yaitu stroke iskemik dan penelitian juga telah mencoba
stroke hemoragik, 87% dari semua meneliti efektivitas antara
kasus yang terjadi adalah stroke monoterapi dan kombinasi terhadap
iskemik. Pengobatan yang masih pasien stroke tersebut. Namun,
dilakukan untuk penderita stroke Indonesia sendiri belum pernah
iskemik akut hingga kini adalah melakukan penelitian semacam ini
menggunakan asetosal atau sering sebelumnya, sehingga belum benar-
dikenal sebagai aspirin, serta jenis benar diketahui tentang efektivitas
obat lain yaitu klopidogrel. Secara kerja antara asetosal dan klopidogrel
garis besar, kedua obat ini bekerja terhadap penderita stroke iskemik
akut. Karena itulah, diperlukan

111
Berkala Kedokteran, Vol. 9, No. 2, Sep 2013: 109-118

penelitian untuk menilai efektivitas kombinasi asetosal-klopidogrel dosis


obat tersebut di lapangan dan masing-masing 80 mg/hari untuk
nantinya dapat diteruskan untuk asetosal dan 75 mg/hari untuk
menjadi pertimbangan di bidang klopidogrel.
klinis (9,10,11). Tujuh hari kemudian, keadaan
umum pasien dilihat kembali dan
dihitung menggunakan skala NIHSS.
METODE PENELITIAN Hasil perhitungan sebelum dan
sesudah diterapi dibandingkan
Metode penelitian yang kemudian ditentukan selisih
dilakukan adalah uji klinik dengan keduanya. Data yang telah
metode cohort. Penelitian didapatkan dimasukan sesuai
dilaksanakan di RSUD Ulin kelompok dan dianalisis statistik.
Banjarmasin selama empat bulan Analisis data selanjutnya
mulai bulan Juni 2012 hingga adalah dengan menggunakan uji
September 2012. Subjek penelitian statistik dua kelompok tidak
adalah seluruh pasien stroke iskemik berpasangan. Sebelumnya data diuji
akut yang diterapi menggunakan dengan Saphiro-wilk untuk
asetosal dan kombinasi asetosal- mengetahui kenormalan distribusi,
klopidogrel di RSUD Ulin jika data berdistribusi normal maka
Banjarmasin yang kondisinya terukur dilakukan uji T tidak berpasangan,
dengan NIHSS, sepanjang periode jika data tidak berdistribusi normal
Juni-September 2012 atau selama maka tekhnik yang dipilih adalah uji
empat bulan, dan instrumen Mann-Whitney untuk mengetahui ada
penelitian berupa lembar NIHSS atau tidaknya perbedaan yang
Persiapan dilakukan dengan bermakna pada pasien stroke iskemik
meminta perijinan dan kerjasama akut yang diterapi dengan asetosal
komisi etik penelitian berhubungan dan kombinasi asetosal-klopidogrel.
dengan penelitian. Penelitian Interpretasi dari analisis ini adalah,
dilakukan pada pasien yang jika hasil akhir didapatkan ρ< 0,05
didiagnosa stroke iskemik akut maka dikatakan bahwa antara kedua
melalui hasil CT Scan yang telah kelompok tersebut terdapat
dilakukan sebelumnya, kemudian perbedaan yang bermakna,
pasien diminta kesediaannya melalui sedangkan jika ρ>0,05 maka
informed consent. Pasien diukur nilai diinterpretasikan bahwa tidak ada
NIHSS-nya untuk menentukan perbedaan bermakna diantara
derajat keparahan dari stroke yang keduanya.
diderita saat itu. Pasien mengikuti
prosedur normal dalam pengobatan
selama opname dan diberikan obat HASIL DAN PEMBAHASAN
sesuai indikasi. Pasien kemudian
dibagi dalam dua kelompok yang Penelitian ini telah dilakukan di
masing-masing diberikan terapi Rumah Sakit Umum Daerah Ulin
farmakologis yang berbeda. Banjarmasin selama kurang lebih
Kelompok pertama dengan asetosal empat bulan berturut-turut dari bulan
dosis awal 300 mg kemudian Juni hingga September dengan
dilanjutkan dengan dosis 100 jumlah pasien stroke iskemik akut
mg/hari dan kelompok kedua dengan yang diamati perkembangan NIHSS

112
Purnama SD. dkk, Perbandingan Efektivitas Asetol dan…

sebelum dan sesudah terapi sebanyak Tabel 1 Jumlah Pasien Stroke


32 orang pasien. Total sampel Iskemik Akut dengan
tersebut meliputi 16 pasien stroke Terapi Asetosal dan
iskemik akut dengan terapi asetosal, Kombinasi Asetosal-
12 pasien stroke iskemik akut dengan Klopidogrel Sepanjang
terapi kombinasi asetosal dan Juni-September 2012 di
klopidogrel, dan 4 orang yang hanya RSUD Ulin Banjarmasin
mendapatkan terapi neuroproteksi
tanpa asetosal dan klopidogrel. Jumlah
No Terapi pasien
Jumlah pasien stroke iskemik akut
ini didominasi oleh pasien yang 1 Asetosal
dirawat di bangsal saraf Seruni - Laki-laki 8
sebanyak 30 orang dan hanya dua - Perempuan 8
2 Asetosal-Klopidogrel
orang yang peneliti dapatkan dirawat - Laki-laki 7
di ruang Wijaya Kusuma. Jumlah - Perempuan 5
pasien 32 orang itu sendiri adalah Total 28
jumlah pasien yang sesuai untuk
menjadi sampel dan bertahan hingga Berdasarkan tabel di atas,
penghitungan NIHSS pertama dan pemberian asetosal pada pasien
kedua terlaksana. Pasien yang setelah stroke iskemik akut cenderung lebih
dirawat beberapa hari atau kurang sering daripada klopidogrel. Hal ini
dari tujuh hari kemudian meninggal dikarenakan pemberian klopidogrel
serta kelompok yang oleh dokter pada pasien stroke iskemik akut
bersangkutan tidak diberikan terapi masih merupakan hal baru. Awalnya
asetosal ataupun kombinasi asetosal asetosal selalu menjadi pilihan
klopidogrel tidak akan diikutsertakan pertama dalam terapi stroke iskemik
dalam uji statistik karena tidak akut, klopidogrel dipakai ketika
termasuk dalam sampel yang pasien memiliki kontraindikasi
diharapkan, sehingga total sampel misalnya alergi terhadap asetosal.
yang akan dipakai sebanyak 28 orang Namun, efek dari klopidogrel yang
pasien. juga baik pada pasien stroke iskemik
Data pasien penderita stroke akut memicu munculnya penelitian-
iskemik akut kemudian dibagi penelitian yang berhubungan dengan
menjadi dua kelompok yaitu pasien efektivitas terapi klopidogrel dan
dengan terapi asetosal saja dan kombinasi asetosal-klopidogrel
pasien dengan terapi kombinasi secara luas.
antara asetosal dan klopidogrel. Jumlah penderita stroke iskemik
akut berdasarkan jenis kelaminnya
juga menunjukan bahwa laki-laki
lebih banyak menderita stroke
iskemik akut daripada wanita.
Berdasarkan Tabel 1
menunjukan perbedaan yang tidak
terlalu spesifik antara laki-laki dan
perempuan, meskipun untuk
asetosal-klopidogrel laki-laki lebih
banyak. Hal ini kemungkinan
berhubungan dengan faktor risiko

113
Berkala Kedokteran, Vol. 9, No. 2, Sep 2013: 109-118

dari stroke itu sendiri, AHA estrogen yang melindungi


(American Heart Association) perempuan dari penyakit
menyatakan bahwa terdapat dua jenis kardiovaskuler. Selain sebagai
faktor risiko pada stroke yaitu faktor hormon reproduksi, estrogen juga
risiko yang bisa dikontrol misalnya berperan sebagai antioksidan.
tekanan darah, penggunaan Kolesterol LDL (Low-density
tembakau, diabetes melitus, Lipoprotein) lebih mudah menembus
kolesterol tinggi, obesitas dan plak di dalam dinding nadi pembuluh
kurangnya aktivitas fisik, penyakit darah apabila dalam kondisi
pada karotis dan arteri, TIA, atrial teroksidasi. Peranan estrogen yang
fibrilasi, konsumsi alkohol lain adalah sebagai vasodilatator
berlebihan, dan penggunaan obat- jantung sehingga aliran darah
obatan terlarang. Faktor risiko jantung menjadi lancar dan jantung
lainnya adalah faktor yang tidak bisa mendapat suplai oksigen yang cukup.
dikontrol seperti penuaan, jenis Hal inilah yang menyebabkan secara
kelamin, hereditas dan ras. AHA genetik jenis kelamin perempuan
menunjukan bahwa faktor risiko akan lebih sedikit terkena stroke
berupa gender atau jenis kelamin iskemik akut, hal ini pula yang
hasilnya terjadi lebih banyak pada menjelaskan bahwa kebanyakan
laki-laki daripada perempuan. perempuan yang tercatat sebagai
Kemudian, penelitian dari pasien stroke iskemik akut dan
Departemen Kesehatan Tennesse penyakit kardiovaskular lainnya
tentang penggunaan tembakau pada cenderung berusia lebih tua dan
orang dewasa menemukan hasil biasanya sudah menopause karena
bahwa laki-laki yang merokok atau hormon estrogen yang melindungi
mengkonsumsi tembakau ada sekitar telah menurun drastis (15).
26,7% dan untuk perempuan 23,7%, Selain perbedaan jenis kelamin,
bahkan pada jurnal dari Departemen beberapa faktor risiko yang telah
Kesehatan Singapura menyimpulkan diterangkan diatas juga terjadi pada
merokok adalah salah satu faktor pasien stroke iskemik akut yang
risiko yang dilakukan oleh laki-laki menjadi sampel penelitian. Faktor
dengan jumlah 5 kali lebih banyak risiko paling banyak adalah riwayat
dari perempuan. Maka, selain karena penyakit sebelumnya yaitu hipertensi
sifat genetik laki-laki lebih mudah dan stroke itu sendiri yang saat
terkena stroke dari perempuan, pasien datang merupakan ulangan
kebiasaan yang dilakukan oleh lebih serangan dari stroke iskemik yang
banyak laki-laki yang merokok bertahun-tahun yang lalu pernah
membuat prevalensi stroke terjadi. Faktor lainnya adalah riwayat
meningkat pada laki-laki (12,13,14). dislipidemia, diabetes melitus, usia,
Perbedaan jenis kelamin juga dan riwayat stroke iskemik pada
berkaitan dengan hormon. Hal ini keluarga pasien.
berhubungan dengan salah satu
faktor risiko stroke yaitu hipertensi,
jurnal yang diterbitkan oleh IPB
tentang hipertensi menerangkan
bahwa penyakit hipertensi akan
cenderung lebih rendah pada
perempuan karena adanya peran

114
Purnama SD. dkk, Perbandingan Efektivitas Asetol dan…

Tabel 2 Faktor Risiko pada Pasien Stroke Iskemik Akut dengan Terapi Asetosal
dan Kombinasi Asetosal-Klopidogrel Sepanjang Juni-September 2012
di RSUD Ulin Banjarmasin

Jumlah
No Faktor Risiko Asetosal + Total % Ket.
Asetosal
Klopidogrel
24 lainnya tidak
1 Dislipidemia 4 0 4 14%
mengalami dislipidemia
Diabetes 22 lainnya tidak
2 2 4 6 21%
Melitus mengalami DM
5 lainnya tanpa riwayat
3 Hipertensi 12 11 23 82%
hipertensi
21 lainnya, keluarga tidak
4 RPK SNH (+) 6 1 7 25%
pernah SNH
18 lainnya, serangan
5 RPD SNH (+) 5 5 10 36%
pertama
6 Usia
< 40 2 1 3 11%
≥ 40 < 60 10 5 15 53%
≥ 60 4 6 10 36%

Kedua kelompok data ini didapatkan ρ=0,059 yang berarti


sebelumnya dinilai efektivitasnya distribusi data normal (ρ>0,05)
terhadap setiap obat. Hasil sedangkan untuk kelompok
didapatkan dari melihat rerata kombinasi asetosal klopidogrel
perbaikan skor dari masing-masing ρ=0,003 yang artinya distribusi data
obat yang dipakai. Terapi asetosal tidak normal (ρ<0,05). Sesuai
menunjukan rerata perbaikan skor dengan prosedur yang telah
sebesar 3,25 dan kombinasi asetosal ditentukan, maka langkah
klopidogrel menunjukan rerata yang selanjutnya adalah melakukan
sedikit lebih besar yaitu 4,41. Secara transformasi data. Data yang telah
sekilas kombinasi asetosal ditransformasi diuji kembali
klopidogrel memberikan perbaikan normalitasnya dan didapatkan hasil
yang jauh lebih cepat dibandingkan ρ=0,368 untuk kelompok asetosal
pasien dengan terapi asetosal dan ρ=0,135 untuk kelompok
tunggal, tetapi perbedaan keduanya kombinasi asetosal klopidogrel yang
sendiri belum bisa dipastikan berarti kedua data telah berdistribusi
bermakna atau tidak. normal. Selanjutnya, menggunakan
Setelah semua data didapatkan data yang telah ditransformasi,
dan disusun sesuai tabel, maka dilakukan analisis data menggunakan
dilakukan uji statistik yang sesuai uji T tidak berpasangan. Uji Levene
untuk menentukan hasil dari data. pada hasil uji T tidak berpasangan
Uji pertama yang dilakukan adalah menunjukan ρ=0,75, karena ρ>0,05
uji normalitas, dikarenakan jumlah dapat disimpulkan bahwa varian dari
sampel yang kurang dari 50 orang data adalah sama sehingga nilai yang
maka uji yang dipilih untuk menilai diambil dari tabel adalah bagian
normalitas distribusi data adalah Equal variances assumed dan
Saphiro-wilk. Hasil pertama adalah hasilnya ρ=0,57 (ρ>0,05) yang
untuk pasien dengan terapi asetosal artinya adalah antara pemberian

115
Berkala Kedokteran, Vol. 9, No. 2, Sep 2013: 109-118

asetosal dengan kombinasi asetosal- yang berlebihan tersebut akan


klopidogrel tidak menunjukan meningkatkan kemungkinan
perbedaan yang bermakna dalam perdarahan. Pemberian kombinasi
perbaikan stroke iskemik akut. dapat diberikan jika memang ada
Hasil ini bersesuaian dengan indikasi tertentu dan harus dengan
penelitian oleh Bhat DL et al (2006) pemantauan yang lebih ekstra (6).
yang menyatakan bahwa klopidogrel Guideline dari AHA juga
bersama asetosal tidak memberikan mendapatkan hasil primer tidak
efektivitas yang berbeda secara berbeda bermakna pada kedua terapi
signifikan daripada pemberian tersebut dan keduanya dapat
asetosal tunggal dalam mereduksi menjadi pencegahan sekunder pada
derajat dari infark myocardium, stroke iskemik dan TIA, meskipun
stroke, atau kematian yang sebenarnya penelitian itu sendiri
disebabkan oleh masalah tidak ditujukan untuk
kardiovaskuler (9). membandingkan asetosal dan
Klopidogrel secara aktif klopidogrel sebagai pencegahan
menghambat aktivasi agregasi sekunder (17,18).
platelet yang diinduksi oleh ADP Studi CAPRIE (Clopidogrel
secara selektif dan permanen versus Aspirin in Patients at Risk of
menghalangi reseptor P2Y12 Ischemic Events) mengamati
sedangkan asetosal mereduksi perbandingan penurunan angka
aktivasi dari platelet dengan cara kematian pada kelompok yang
asetilasi COX-1 secara irreversible diterapi dengan asetosal dan
sehingga produksi TXA2 terhambat. klopidogrel. Hasilnya asetosal
Keduanya bekerja pada faktor yang tingkat mortalitasnya 7,71% dengan
berbeda tetapi dengan cara yang klopidogrel 7,15% yang menunjukan
sama, sebagai anti agregrasi platelet bahwa sekilas klopidogrel sedikit
(10,16). lebih tinggi penurunan angka
Tujuan dari pemberian anti mortalitasnya, tetapi setelah uji
agregasi platelet kepada pasien statistik keduanya menunjukan tidak
stroke iskemik akut adalah untuk ada perbedaan yang bermakna.
menghentikan pembentukan klot Meskipun begitu, CAPRIE bukanlah
pada pembuluh darah sehingga sebuah penelitian untuk
peristiwa iskemik tidak terus membuktikan asetosal dan
berlanjut, pemberian ini ditujukan klopidogrel serupa untuk pasien
sampai titik normal viskositas darah stroke. Penelitian tersebut juga
dan kondisi tubuh kembali seperti menyimpulkan bahwa pernyataan
keadaan normal. Pemberian terapi aspirin lebih inferior dari klopidogrel
tunggal dengan asetosal saja atau tidak terbukti sepenuhnya (17,18).
klopidogrel saja sebenarnya sudah Secara umum, keamanan dari
dapat mencapai titik normal yang klopidogrel dan asetosal hanya bisa
dikehendaki. Pemberian kombinasi dibandingkan dalam hal-hal minor.
misalnya asetosal dan klopidogrel Diare dan ruam lebih sering muncul
bersamaan hanya memberikan waktu pada penggunaan asetosal tetapi
kembali normal lebih cepat, ketika selain diare, efek samping
keadaan tubuh kembali ke fungsi gastrointestinal lain dan perdarahan
normal maka efek anti agregasinya lebih sedikit (17).
tidak lagi terlihat, bahkan pemberian

116
Purnama SD. dkk, Perbandingan Efektivitas Asetol dan…

Penelitian serupa tentang asetosal pada pasien stroke iskemik


efektivitas dari klopidogrel dan akut berdasarkan selisih NIHSS
aspirin dibandingkan dengan adalah 3,25, dan rerata efektivitas
klopidogrel tunggal pada studi kombinasi asetosal dan klopidogrel
MATCH (Management of pada pasien stroke iskemik akut
Atherothrombosis with Clopidogrel berdasarkan selisih NIHSS 4,41.
in High-Risk Patients with Recent Selain itu juga tedapat perbandingan
Transient Ischemic Attack or efektivitas pemulihan status
Ischemic Stroke) menunjukan bahwa kesehatan melalui perhitungan
tidak ada benefit tambahan atau NIHSS pada pasien dengan terapi
khusus terhadap kombinasi dari obat asetosal dengan kombinasi asetosal
yang diberikan dibandingkan dengan klopidogrel menunjukan hasil tidak
klopidogrel tunggal dalam berbeda bermakna (ρ=0,57).
menurunkan outcome primer dan Saran untuk penelitian ini
sekunder. Risiko dari perdarahan selanjutnya dapat dilakukan
mayor meningkat secara signifikan penelitian di bidang yang sama
pada kombinasi kelompok dengan jumlah pasien yang lebih
(asetosal+klopidogrel) daripada banyak dan waktu yang lebih
klopidogrel sendirian dengan 1,3% panjang, juga penelitian dengan
peningkatan absolut kasus variabel lain misalnya derajat
perdarahan yang dapat sembuh mortalitas pada pasien stroke
sendiri (17). iskemik akut, faktor risiko, pengaruh
Beberapa bukti yang telah genetik, dan jenis kelamin.
dipublikasikan, mengindikasikan
bahwa perbandingan antara terapi
kombinasi asetosal klopidogrel DAFTAR PUSTAKA
dengan terapi tunggal hanya
klopidogrel atau hanya asetosal dapat 1. Aminoff MJ, Greenberg DA, et
menjadi cara yang efektif dalam al. Clinician neurology lange 6th
pencegahan sekunder stroke. Tidak ed. New York: Mc Graw-Hills,
ada pembelajaran kasus yang 2005.
membandingkan klopidogrel dengan 2. Wilkinson I and Lennox G.
plasebo, dan pembanding dengan Essential neurology 4th ed. USA:
agen anti agregasi platelet lainnya Blackwell Publishing, 2005:25-
yang menyatakan salah satu terapi 37.
superior atau sama satu sama lain. 3. Setyopranoto, Ismail. Stroke :
Pemilihan terapi ini berkaitan dengan Gejala dan penatalaksanaan.
efektivitas relatif, keamanan CDK 2011; 185/Vol.38 no.4.
individu, harga, karakteristik pasien, 4. Lee JH, Kennedy K, White C.
dan latar belakang dari pasien itu National institute of health stroke
sendiri (15). scale (NIHSS) should be the
outcome measure of choice when
utilizing the care registry. J Am
PENUTUP Coll Cardiol 2012; 59:E2130-
E2132.
Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan, maka dapat 5. Anonymous. Stroke facts:
disimpulkan bahwa rerata efektivitas recovery after stroke: thinking

117
Berkala Kedokteran, Vol. 9, No. 2, Sep 2013: 109-118

and cognition. National Stroke 15. Anonymous. Arsip IPB (Institut


Association, 2009. Pertanian Bogor) Hipertensi dan
6. Caplan, LR. Caplan’s stroke : a faktor risikonya. Bogor: IPB.
clinical approach, 4th ed. 16. Hankey GJ, Eikelboom JW.
Philadelphia: Saunders Elsevier, Aspirin resistence. Lancet 2006;
2009:22-28. 367: 606-17.
7. Kent DM and Thaler DE. Stroke 17. L Karen, Furie, Scott EK, et al.
prevention-insight from Guidelines for the prevention of
incoherence. NEJM 2008; 359: stroke in patients with stroke or
12. transient ischemic attack : a
8. Juurlink DN, Gomes T, Mandani guideline for healthcare
MM, et al. The safety of proton professionals from the American
pump inhibitors and clopidogrel Heart Association/American
in patients after stroke. Stroke Stroke Association.
2011; 42:128-132. Stroke.2011;42:227-276.
9. Bhatt DL, Fox KAA, Hacke W, 18. Adams RJ, Greg Albers, Mark
et al. Clopidogrel and aspirin JA, et al. Update to the
versus aspirin alone for the AHA/ASA recommendation for
prevention of atherothrombotic the prevention of stroke in
events. NEJM 2006; 354:1706- patients with stroke and transient
17. ischemic attack.
10. Gurbel PA, Tantry US. Stroke.2008;39:1647-1652.
Clopidogrel resistence?.
Thrombosis Research 2007; 120,
311-321.
11. Singer E, Imfeld S, Staub D, et
al. Effect of aspirin versus
clopidogrel on walking exercise
performance in intermittent
claudication : a double-blind
randomized multicenter trial. J
Am Heart Assoc 2012; 1:51-56.
12. Anonymous. Let’s talk about risk
factor for stroke. American Heart
Association/American Stroke
Association, 2012.
13. Office of Policy. Prevalence of
Tobacco Use in Tennessee, 1997-
2007. Tennessee: Department of
Health Nashville TN, Planning
and Assessment (2008).
14. Anonymous. Annual Stroke
Registry Report Stroke Trends in
Singapore 2005-2010. Singapore:
Ministry of Health Singapore
NRDO (National Registry of
Diseases Office, 2012: 3-4.

118

You might also like