Professional Documents
Culture Documents
335 673 1 SM
335 673 1 SM
ABSTRACT
Barito River is one of the typology of inland waters that has the potential of abundant fish resources as much
as 3-4 million tons of fish everyday. Fisheries marketing purposes in the District of South Barito are divided into
two, they are inside and outside the district. This study aims to determine the supply chain system of the fish and
examine measures to improve the effectiveness of PPIs in the distribution of fisheries in the South Barito regency.
Data were collected through observation and interviews with key informants. The method of analysis used in this
study with supply chain analysis and gap analysis described descriptively. From the research, it can be concluded
that it is still not optimal in the presence of PPI Buntok distribution fisheries in the South Barito regency which
recorded only 15% of fish catches are marketed in PPI Buntok while 85% is marketed outside the district. It is
therefore necessary building repairs PPI adequate physical and managerial improvement in the management of
the PPI.
Keyword: Effectiveness, Fish landing bases, Distribution, Supply chain
ABSTRAK
Sungai Barito adalah salah satu tipologi perairan umum daratan yang memiliki potensi sumber daya ikan
berlimpah sebanyak 3–4 juta ton tiap harinya. Tujuan pemasaran perikanan tangkap di Kabupaten Barito Selatan
terbagi menjadi dua, yaitu di dalam dan luar kabupaten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem rantai
pasok ikan hasil tangkapan dan mengkaji langkah-langkah untuk meningkatkan efektivitas PPI dalam distribusi
perikanan tangkap di Kabupaten Barito Selatan. Data dikumpulkan melalui hasil observasi dan wawancara de
ngan informan kunci. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini dengan analisis supply chain dan gap
analysis yang dijelaskan secara deskriptif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masih belum optimalnya
keberadaan PPI Buntok dalam distribusi perikanan tangkap di Kabupaten Barito Selatan, yaitu tercatat hanya 15%
ikan hasil tangkapan nelayan yang dipasarkan di PPI Buntok sedangkan 85% dipasarkan di luar kabupaten. Oleh
karena itu, diperlukan perbaikan fisik bangunan PPI yang memadai serta peningkatan pengelolaan manajerial di
PPI tersebut.
Kata kunci: Efektivitas, Pangkalan pendaratan ikan, Distribusi, Supply chain
| 71
PENDAHULUAN Hortikultura (Studi Kasus Buah Jambu Biji
Lipisari di B2PTTG LIPI Subang)” memberikan
Perairan umum daratan di Indonesia luas dan
kesimpulan bahwa pengelolaan rantai pasok
memiliki berbagai tipologi berupa waduk,
dari tiap-tiap anggotanya merupakan sebuah hal
danau, lebak, sungai, dan rawa yang masing-
yang penting untuk memperlancar distribusi bagi
masing memiliki karakteristik berbeda dan
produk yang sifatnya mudah rusak. Berdasarkan
mengandung berbagai jenis sumber daya ikan.
penelitian-penelitian terdahulu didapatkan
Sungai Barito yang terletak di Kabupaten Barito
kesimpulan bahwa merupakan hal yang penting
Selatan merupakan salah satu tipologi perairan
untuk mengkaji keefektifan kontribusi PPI Buntok
umum daratan di Indonesia yang memiliki potensi
dalam rantai pasok perikanan tangkap perairan
sumber daya ikan yang berlimpah. Oleh karena
umum daratan di Kabupaten Barito Selatan.
itu, nelayan menjadi mata pencaharian mayoritas
bagi masyarakat di pesisir sungai. Dari berbagai Teori tentang rantai pasok (supply chain)
jenis ikan yang tertangkap di Sungai Barito yang sangat terkenal dipopulerkan oleh Michael
dan sungai sekelilingnya, seperti ikan gabus, Porter pada 1985 dalam bukunya Competitive
kakapar, biawan, dan baung maka ikan gabus Advantage: Creating and Sustaining Supe-
menjadi komoditas utama yang dihasilkan para rior Performance. Secara sederhana, Porter
nelayan. Produksi hasil tangkapan ikan gabus menyatakan bahwa rantai pasok adalah suatu
di kabupaten ini mencapai 3–5 ton setiap hari pengakuan (recognition) nilai suatu produk
sedangkan produksi jenis ikan lainnya sebanyak yang diciptakan di dalam aktivitas perusahaan
1–2 ton per hari (Diskannak Barito Selatan, 2012). dan disalurkan kepada konsumen akhir dalam
Ikan-ikan hasil tangkapan nelayan Sungai Barito harga tertentu. Semua pelaku termasuk pabrik,
dipasarkan di dalam dan luar kabupaten. Di dalam pedagang, distributor, pengecer, dan konsumen
kabupaten dipasarkan di Pangkalan Pendaratan berkontribusi dalam menciptakan nilai. Teori
Ikan (PPI) Buntok, Pasar Jelapat, dan Pasar tersebut yang mendasari pentingnya mengkaji
Lorong, sedangkan luar kabupaten dipasarkan keefektifan dari PPI Buntok dalam distribusi
di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan dan perikanan tangkap di Kabupaten Barito Selatan.
Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah. Mengingat sifat produk perikanan yang high
perishable (mudah rusak) maka dibutuhkan
Salah satu infrastruktur yang penting
manajemen rantai pasok yang efisien dan efektif.
keberadaannya dalam pemasaran ikan hasil tang-
kapan di perairan umum daratan adalah pelabuhan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Bun-
perikanan (PP) dan pangkalan pendaratan ikan tok memiliki arti penting bagi perekonomian
(PPI).1 Orientasi keberadaan dua jenis infra- masyarakat Kabupaten Barito Selatan yang
struktur ini, yaitu memberikan pelayanan untuk mayoritas berprofesi sebagai nelayan. PPI ini
mempermudah pemasaran hasil tangkapan dalam merupakan satu-satunya tempat pendaratan ikan
rangka membantu meningkatkan kesejahteraan yang resmi didirikan oleh Dinas Perikanan dan
nelayan. Akan tetapi, kenyataan yang ada adalah Peternakan Kabupaten Barito Selatan. Fungsi
masih belum optimalnya fungsi dari pelabuhan utamanya adalah sebagai tempat pelayanan untuk
perikanan dan pangkalan pendaratan ikan sebagai memperlancar aktivitas jual beli ikan antara
market centre. nelayan dan pedagang. Akan tetapi, hingga saat ini
PPI Buntok masih memiliki banyak permasalahan
Dalam penelitian Retno Muninggar1 menge-
dalam fungsinya sebagai pusat pemasaran, di
nai analisis supply chain dalam distribusi perikanan
antaranya dari fisik PPI yang belum memadai
di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhanratu
untuk menampung banyak nelayan berlabuh, juga
(PPNP) didapatkan hasil bahwa keberadaan
pengelolaan di dalam PPI itu sendiri.
PPNP merupakan salah satu infrastruktur yang
harus dioptimalkan fungsi dan fisiknya agar Beranjak dari permasalahan tersebut maka
bisa mendukung kesejahteraan nelayan. Dwi tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
Aryanthi2 dalam penelitiannya yang berjudul alur rantai pasok perikanan tangkap di Kabupaten
“Analisis Pengelolaan Rantai Pasok Agroindustri Barito Selatan dan mengkaji langkah yang konkret
kemarau (Juni, Juli, dan Agustus), sedangkan hasil Pada awal berdiri, PPI ini berfungsi dengan baik
tangkapan minimal pada musim hujan (Desember, karena mayoritas nelayan, pembudidaya, dan
Januari, dan Februari). pengumpul menjual hasil produksinya di sana.
Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu,
Gambaran Umum Pangkalan PPI ini mulai ditinggalkan dan para pelaku usaha
PendaratanIkan (PPI) Buntok mencari jalur pemasaran sendiri. Fenomena ini
Pada rantai pasok pemasaran komoditas perikanan, terjadi disebabkan beberapa faktor di antaranya:
pelabuhan perikanan merupakan infrastruktur (a) Luas dermaga yang kurang memadai.
yang sangat penting posisinya. Pelabuhan per Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan
ikanan mempunyai fungsi mendukung kegiatan dan Perikanan, kriteria teknis dari sebuah
yang berhubungan dengan pengelolaan dan bangunan dapat dikatakan sebagai pangkalan
pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungan- pendaratan ikan adalah panjang dermaga
nya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan minimal 50 m dan mampu menampung 20
hingga pemasaran.3 Menurut Peraturan Menteri kapal berukuran 3 GT secara bersamaan. Akan
Kelautan dan Perikanan Nomor 16 Tahun 2006, tetapi, kondisi fisik dari PPI Buntok jauh dari
pelabuhan perikanan di Indonesia diklasifikasikan syarat tersebut. Panjang dermaga tidak men-
menjadi empat, yaitu: capai 50 m dan hanya mampu menampung
1. pelabuhan perikanan samudra maksimal 10 perahu secara bersamaan. Tidak
2. pelabuhan perikanan nusantara memadainya dermaga tersebut membuat
nelayan dan pedagang malas mendatangi PPI
3. pelabuhan perikanan pantai, dan
karena harus bersaing untuk mendapatkan
4. pangkalan pendaratan ikan tempat berlabuh.
Pengklasifikasian di atas berdasarkan pada (b) Lokasi PPI Buntok yang tidak strategis. PPI
fungsi dan luas dermaganya. Buntok terletak di Buntok, Kecamatan Dusun
Di Kabupaten Barito Selatan terdapat Hilir. Sebenarnya, lokasi ini terletak di ibu
pangkalan pendaratan ikan yang bernama PPI kota kabupaten, tetapi jaraknya sangat jauh
Buntok yang didirikan oleh Dinas Perikanan dari desa nelayan dan hanya bisa ditempuh
dan Peternakan Kabupaten Barito Selatan yang melalui jalur perairan. Jarak tempuh dari
diharapkan fungsinya sebagai market centre dari Desa Batilap dan Batampang menuju PPI
usaha perikanan di sana, baik perikanan tangkap Buntok mencapai empat jam untuk sekali
maupun budi daya. Bangunan PPI tersebut tidak jalan dengan menggunakan kapal cepat (speed
besar dan digabung dengan pasar tradisional yang boat). Tentu keadaan ini merugikan nelayan
juga menjual komoditas lain selain perikanan, dan pengumpul yang harus mengeluarkan
dengan jam operasional pemasaran produk per biaya lebih banyak.
ikanan di PPI antara pukul 00.00–05.00 WIB.
(c) Tingkat harga di PPI Buntok lebih rendah. pengumpul yang kemudian dipisahkan dalam
Tingginya harga beli ikan yang diperoleh bak-bak sesuai dengan jenisnya masing-masing.
menjadi hal yang sangat diinginkan oleh Dari ikan yang terkumpul, sebanyak 15% dibawa
setiap nelayan yang dampaknya juga akan ke PPI Buntok. Setiap pukul 00.00 WIB, para
menguntungkan pengumpul. Melihat fungsi pengumpul merapat ke PPI untuk menjual ikan-
PPI Buntok sebagai market centre, seharusnya ikan kepada pengecer yang datang. Pengecer yang
kegiatan jual beli hasil perikanan terpusat datang berasal dari dalam ataupun luar kabupaten.
di PPI tersebut dengan tingkat harga tinggi. Sistem pembayaran yang berlaku adalah utang
Namun kenyataannya, harga yang berlaku dengan waktu maksimal dua hari. Oleh karena
di PPI terkadang jauh lebih rendah daripada itu, terjadi ikatan antara pengumpul dan pengecer
harga yang ditawarkan oleh pedagang dari sehingga tidak bisa berganti-ganti orang. Para
luar kabupaten. pedagang, pengumpul dan pengecer yang
melakukan transaksi jual beli di PPI Buntok tidak
Rantai Pasok (Supply Chain) Ikan Hasil dikenakan biaya tetapi hanya berupa retribusi
Tangkapan di Kabupaten Barito Selatan sebesar Rp 00/kg ikan (gratis). Dari pengecer,
ikan tersebut dijual ke konsumen rumah tangga
Terdapat dua saluran rantai pasok dari ikan hasil dan rumah makan. Selisih harga yang terjadi
tangkapan para nelayan di Sungai Barito dan antaranggota di rantai pasok pertama ini tidak
sekitarnya. Kedua saluran ini memiliki anggota terlalu jauh, sekitar Rp3.000,00–Rp5.000,00
yang berbeda dengan nilai yang berbeda juga. antara harga jual nelayan dan harga yang harus
Saluran 1. Nelayan è Pengumpul è PPI dibayarkan oleh konsumen akhir.
Buntok è Pengecer è Konsumen Akhir
Pada saluran ini, nelayan menjual 100% ikan Saluran 2: Nelayan è Pengumpul è Pedagang
hasil tangkapannya setiap hari kepada pedagang Besar Banjar è Pengecer Banjar è Konsumen
pengumpul, baik dari satu desa yang sama Akhir
maupun dari desa luar. Sistem pembayaran yang Pada saluran 2 ini, ikan-ikan yang diterima
dilakukan adalah tunai, yaitu pengumpul langsung pengumpul dari nelayan sebanyak 85% dijual
membayar secara tunai setiap jumlah ikan yang ke pedagang besar yang datang dari Kabupaten
dijual oleh nelayan. Penentuan harga berdasarkan Banjar, Kalimantan Selatan. Pedagang besar ter
harga terakhir yang berlaku di pasar. Kemampuan sebut mendatangi para pengumpul dua hari sekali
pengumpul menampung ikan bergantung pada menggunakan kapal besar bermuatan lima ton,
modal yang dimiliki. Rata-rata satu pengumpul dalam satu kali pengangkutan bisa mencapai lima
bisa membeli dari 5–6 nelayan dalam satu hari ton ikan dari 2–3 pengumpul. Sistem pembayaran
yang mencapai jumlah 800–1.000 kg per hari. yang berlaku adalah utang sekitar 3–7 hari. Oleh
Semua jenis ikan hasil tangkapan diterima oleh pedagang besar, ikan tersebut dip asark an di
Tabel 2. Gap Analysis antara Teori Supply Chain dan Supply Chain di Kabupaten Barito Selatan
Supply Chain Ideal Supply Chain di PPI Buntok Perbaikan yang Dilakukan
PPI mampu menampung 20 kapal Hanya bisa menampung maksimal 10 Perluasan dermaga pelabuhan agar
berukuran 3 GT pada waktu bersa- kapal berukuran 3 GT sesuai dengan syarat yang ditetapkan
maan Menteri Kelautan dan Perikanan
Tersedia sistem informasi mengenai Belum ada koordinasi antara nelayan, Peningkatan koordinasi antarpihak
aliran suplai, teknologi, dan pemasa- pedagang, dan petugas PPI untuk penyediaan informasi
ran