Professional Documents
Culture Documents
ID Moringa Leaves Extract On Food Intake An PDF
ID Moringa Leaves Extract On Food Intake An PDF
ABSTRACT
Background : The research aimed to determine the effect of Moringa leaves extract on food intake and body
weight of pregnant women who are working in nformal sector. This research was carried out in 4 local
government clinics in Manggala district (Puskesmas) in Batua, Antang, Perumnas Antang and Tamangapa.
Method : This study was a double blind randomized controlled with pregnant women who were generally
working as trader in traditional market. Subject divided into 2 group with intervention group (n=35)
received extract Moringa leaves together with Fe tablet for 3 months and control group (n=33) received only
Fe tablet. Food consumption and body weight were collected by well-trained field workers. T-test was used
to measure the mean difference of the increased of food intake and weight gain between groups.
Result : The results showed that characteristic of subject was not difference before intervention (P>0,05).
After intervention, the results indicatedthatenergyintakeandfolicaciddecreasedin both groupswith
highersignificant reduction on control group (p<0.05), butthe decreased was not
significantlydifferent(p>0.05). Intake of protein, iron, andfiberalsodecreased in both group,butnot significant
(p>0.05). VitaminCandEintake decreasedin both groupswith agreater significant reductionin intervention
group (p<0.05), butthe difference of decreasedwas not significant(p>0.05). Zinc intake increasedon
intervention groupanddecreasedon control groupthatwere notsignificant, however,the comparisonamong the
groupsshows significant differences (p<0.05). Beside that, Body weight seen increased in both intervension
groups (56,06 ± 9,86 to 61,23 ± 9,85, p=0,000) nor control groups(58,66 ± 10,07 to 61,74 ± 9,86,
p=0,000)and seen a significant difference for weight gain between two groups.
Conclusion : Moringa leaves extract can increasedweight gain but not for food intake of pregnant women
informal sector workers.
Keywords : Moringa leaves extract, pregnant women, food intake
ABSTRAK
Latar Belakang : Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor terhadap
peningkatan asupan dan berat badan ibu hamil pekerja sektor informal.Lokasi penelitian adalah empat
Puskesmas di Kecamatan Manggala yakni Puskesmas Batua, Antang, Perumnas Antang dan Tamangapa.
Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah randomized controlled Double Blind dengan ibu hamil
umumnya bekerja sebagai penjual di pasar tradisional. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok dengan kelompok
intervensi (n=35) memperoleh ekstrak daun kelor dan tablet Fe dan kelompok kontrol (nj=33) hanya
menerima tablet Fe. Pola konsumsi dan berat badan diukur oleh petugas lapangan yang terlatih.T-test
digunakan untuk melihat perbedaan peningkatan asupan dan berat badan antara kelompok.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan karakteristik subjek sebelum
penelitian (P>0.05).Setelah intervensi, Asupan energi dan asam folat menurun pada kedua kelompok dengan
penurunan lebih besar dan bermakna pada kelompok kontrol (p<0,05), namun perbedaan penurunannya tidak
bermakna (p>0,05). Asupan protein, zat besi, dan serat juga menurun pada kedua kelompok namun tidak
bermakna dan perbedaan penurunannya tidak bermakna (p>0,05). Asupan Vitamin C dan vitamin E menurun
pada kedua kelompok dengan penurunan lebih besar pada kelompok intervensi dan bermakna (p<0,05),
namun perbedaan penurunannya tidak bermakna (p>0,05). Asupan zink meningkat pada kelompok intervensi
dan menurun pada kelompok kontrol yang tidak bermakna, namun perbandingan antar kelompok
menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05). Berat badan ibu hamil terlihat meningkat baik pada
192
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
kelompok intervensi (56,06 ± 9,86 menjadi 61,23 ± 9,85, p=0,000) maupun kelompok kontrol (58,66 ± 10,07
menjadi 61,74 ± 9,86, p=0,000) dan terlihat perbedaan yang bermakna untuk peningkatan ini antara ke dua
kelompok (5,16 ± 2,38 vs. 3,08 ± 1,81, p=0.000).
Kesimpulan : Pemberian ekstrak daun kelor dapat meningkatkan berat badan namun tidak dapat
memberikan peningkatan asupan ibu hamil pekerja sektor informal.
Kata Kunci : Ekstrak daun kelor, ibu hamil, asupan
(kandungan per 100g) seperti: 6,8 mg beta terapi, rata-rata kadar konsentrasi Hb
carotene, 0,21 mg thiamin (B1), 0,05 mg meningkat secara signifikan baik kelompok
riboflavin (B2), 0,8 mg niacin (B3), 440 mg perlakuan maupun kontrol, meskipun kadar
kalsium, 7 mg zat besi, 70 mg fosfor, 24 mg ferritin plasma tidak signifikan pada
magnesium, 137 mg seng, 220 mg vitamin C, kelompok yang mendapat tepung kelor.15
sehingga dapat menjadi alternatif untuk Belum ada penelitian yang melakukan
meningkatkan status gizi ibu hamil.9,10 penelitian mengenai pemberian ekstrak daun
Penggunaan daun kelor sebagai kelor pada ibu hamil terkhusus pada pekerja
suplemen gizi makin meluas, terbukti dengan sektor informal sehingga penelitian ini
makin banyaknya laporan penggunaannya di bertujuan ingin mengetahui pengaruh
berbagai tempat baik pada hewan coba pemberian ekstrak daun kelor terhadap
ataupun manusia. Jaiswal dkk., melaporkan peningkatan asupan dan berat badan ibu hamil
bahwa pemberian ekstrak cair daun kelor pekerja sektor informal.
dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa
26.7% dan OGTT 29.9%.11 Pada ibu hamil, BAHAN DAN CARA PENELITIAN
pemberian tepung daun kelor dapat Penelitian ini dilakukan di empat
menyembuhkan anemia setelah pemberian Puskesmas yang terdapat di wilayah kerja
enam minggu, serta dari 320 ibu hamil hanya
Kecamatan Manggala Kotamadya Makassar.
10 orang (0,076%) yang lahir dengan BBLR Kecamatan Manggala merupakan salah satu
termasuk 8 diantaranya kembar.12 dari 23 kecamatan yang ada di kota Makassar
Tshikaji juga melaporkan bahwa dengan luas wilayah sebesar 23.74 km2.
penanganan malnutrisi dapat dilakukan Kecamatan Manggala membawahi 6
dengan pemberian kelor sebagai sumber diet kelurahan dengan dengan jumlah
tambahan, karena daun kelor memiliki penduduknya sebanyak 128.088 jiwa.
kandungan protein lengkap (mengandung 9 Jenis penelitian yang digunakan adalah
asam amino esensial), kalsium, zat besi, intervensi dengan desain randomized
kalium, magnesium, zink dan vitamin A,C,E
controlled Double Blinddengan subjek
serta B yang memiliki peran besar pada sistem penelitian dibagi menjadi 2 kelompok
imun.13 Penelitian lain yang memberikan daun perlakuan yakni kelompok intervensi adalah
kelor pada ibu menyusui juga memperlihatkan ibu hamil pekerja sektor informal yang
peningkatan produksi air susu, Mutiara menerima ekstrak daun kelor dan kelompok
menyimpulkan bahwa daun kelor merupakan kontrol adalah ibu hamil pekerja sektor
bahan makanan yang dapat meningkatkan informal yang menerima placebo. Intervensi
produksi ASI ibu. Hasil penelitiannya dilakukan selama 3 bulan dengan variabel
menunjukkan bahwa pemberian tepung daun yang dinilai adalah peningkatan asupan zat
kelor dapat meningkatkan produksi air susu gizi dari makanan yang dikonsumsi dan berat
induk tikus secara signifikan. Pemberian dosis badan ibu hamil. Daun kelor yang digunakan
mulai 42 mg/kg BB secara signifikan dapat pada penelitian ini diambil dari pohon kelor
membuat sekresi air susu tikus putih yang tumbuh di wilayah Kabupaten Pinrang
meningkat dan berat badan anak tikus dan Sekitarnya yang kemudian dibawa ke
meningkat seiring dengan meningkatnya dosis laboratorium mikronutrien Pusat kegiatan
yang diberikan.14 Nicoleetal.,melakukan studi Penelitian Universitas Hasanuddin. Ekstrak
tentang pemberian tepung daun kelor secara daun kelor diberikan dalam bentuk kapsul
acak terhadap dua kelompok ibu menyusui sebanyak 2 kali 2 kapsul dalam sehari selama
yang memiliki bayi 3-4 bulan yang masing 3 bulan. Setiap kapsul berisi 800 mg ekstrak
masing diberikan tepung daun kelor dan tablet daun kelor sehingga jumlah pemberian per
besi/asam folat (kontrol), setelah 3 bulan
Hermansyah, Hadju, Bahar, Pengaruh Ekstrak Daun Kelor terhadap Asupan dan Berat Badan ● 194
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
HASIL PENELITIAN
Karaktersitik sampel
Tabel 1.
Distribusi karakteristik umum ibu hamil berdasarkan kelompok perlakuan di Kecamatan
Mangggala, Makassar
Kelompok Perlakuan
Karakteristik Intervensi (n=35) Kontrol (n=33) P Value
n % n %
Umur (thn)
< 20 2 5,7 2 6,1
1,000a
20 – 35 29 82,9 30 90,9
> 35 4 11,4 1 3,0
Riwayat Gravida
1 11 31,4 6 18,2
2 12 34,3 16 48,5 0,482b
3 6 17,1 7 21,2
>4 6 17,1 4 12,1
Riwayat Abortus
0 29 82,9 30 90,9
1 5 14,3 3 9,1 1,000a
2 1 2,9 0 0,0
Riwayat Partus
0 11 31,4 8 24,2
1 16 45,7 15 45,5
2 2 5,7 6 18,2 1,000a
3 4 11,4 2 6,1
>4 2 5,7 2 6,1
Pendidikan
Tamat SD/Mi 5 14,3 4 12,1
Tamat SMP/Mts 3 8,6 9 27,3 0,742a
Tamat SMA/MA 24 68,6 17 51,5
Tamat D3/S1 3 8,6 3 9,1
a = Kolmogorov-Smirnov, b = Chi-Square
Hermansyah, Hadju, Bahar, Pengaruh Ekstrak Daun Kelor terhadap Asupan dan Berat Badan ● 196
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Tabel 3.
Hasil pengukuran asupan makanan ibu hamil sebelum dan sesudah intervensi berdasarkan
kelompok perlakuan di Kecamatan Mangggala, Makassar
Pada Tabel 3. dapat dilihat bagaimana namun perbedaan penurunan pada kedua
perubahan asupan zat gizi pada kedua kelompok ini tidak bermakna (p>0,05).
kelompok perlakuan. Asupan energi dan asam Asupan protein, zat besi, dan serat juga
folat mengalami penurunan pada kedua mengalami penurunan pada kedua kelompok
kelompok dengan penurunan lebih besar dan namun tidak bermakna, dan perbandingan
bermakna pada kelompok kontrol (p<0,05), antara kedua kelompok juga tidak bermakna
Hermansyah, Hadju, Bahar, Pengaruh Ekstrak Daun Kelor terhadap Asupan dan Berat Badan ● 198
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
terhadap perbaikan asupan zat gizi ibu hamil Laju peningkatan rata-rata berat badan
termasuk peningkatan asupan dari makanan. ibu hamil pada kedua kelompok masih dalam
Setelah intervensi selama 3 bulan terlihat kategori normal dimana untuk kelompok
bahwa asupan zat gizi ibu hamil yang berasal intervensi rata-rata kenaikan berat badannya
dari makanan sehari-hari tidak menunjukkan pada bulan I setelah intervensi adalah 2 kg,
peningkatan, banyak yang tetap bahkan lebih bulan II 1,5 kg dan bulan III sebesar 1,6 kg
banyak yang mengalami penurunan. sehinggal total rata-rata kenaikan berat badan
Menurunnya asupan ibu hamil dalam ibu hamil kelompok intervensi selama
penelitian akibat dari adanya efek maturasi penelitian adalah 5,1 kg. Rata-rata kenaikan
dari penelitian dimana penelitian ini badan pada kedua kelompok dapat dijadikan
memberikan dampak terhadap kebiasaan dan indikator untuk memprediksi berat lahir bayi.
perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi Hal ini seperti terungkap pada hasil penelitian
makanan. Fahey mengungkapkan bahwa Erika dimana dikatakan bahwa kenaikan berat
kandungan zat gizi daun kelor yang diketahui badan < 5 kg maka 40% memiliki
saat ini tidak sedikitpun memberikan kemungkinan untuk melahirkan bayi dengan
keraguan akan manfaatnya terhadap kesehatan berat yang rendah (< 2.5 kg) dan ibu hamil
sehingga disadari bahwa konsumsi bubuk yang mengalami kenaikan berat badan 5-10
daun kelor menjadi hal yang baik pada kg kemungkinan untuk melahirkan bayi
kondisi terjadinya kelaparan.18 dengan berat yang rendah sebesar 20%. Akan
Hasil pengukuran berat badan ibu hamil tetapi, agar bisa memprediksi berat lahir bayi
pada awal penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan kenaikan berat badan ibu selama
rata-rata berat badan ibu hamil kelompok kehamilan maka perlu diketahui IMT ibu
intervensi 56,1 kg lebih rendah daripada sebelum hamil dimana IMT rendah < 18.5,
kelompok kontrol 58,7 kg dan setelah normal 18.5–22.9 dan tinggi ≥ 23.0.19
diintervensi selisih rata-rata berat badan ibu Peningkatan berat badan pada ibu hamil
hamil kelompok intervensi dan kelompok ini terkait dengan pertumbuhan janin dan
kontrol hanya menjadi 0,5 kg dimana rata-rata penyimpanan cadangan lemak ibu hamil
berat badan kelompok intervensi mengalami untuk persiapan menyusui. Hasil baseline
peningkatan 1,7 kali lebih besar dari penelitian ini menggambarkan bahwa
kelompok kontrol walaupun secara prevalensi KEK dan anemia masih tinggi pada
keseluruhan rata-rata berat badan ibu hamil ibu hamil. Prevalensi KEK sebesar 19,1% dan
kelompok kontrol 61,7 kg lebih tinggi dari anemia sebesar 23,5%. Setelah pemberian
kelompok intervensi dengan rata-rata berat kapsul ekstrak daun kelor selama 3 bulan
badan ibu hamil 61,2 kg (Gambar 1). terlihat dampak langsung dan dampak tidak
langsung yang dalam penelitian ini dinilai
65.0 61 61.7 melalui perubahan berat badan, lingkar lengan
58.7 59.8
60.0 atas, dan hemoglobin untuk menilai status gizi
55.0 59.6 61.2 dan anemia ibu hamil. Untuk peningkatan
58.1 P=0,000
50.0 56.1 berat badan terjadi peningkatan 1,7 kali lebih
BB0 BB1 BB2 BB3 besar pada ibu hamil di kelompok intervensi
dengan presentase peningkatan dari awal
Intervensi Kontrol penelitian ke akhir penelitian 9,1% yang lebih
tinggi dibandingkan kelompok kontrol yang
hanya 5,1%, dan untuk lingkar lengan atas
Gambar 1.
Peningkatan berat badan per bulan ibu hamil
ditemukan peningkatan 2,2 kali lebih besar di
berdasarkan kelompok perlakuan sebelum kelompok intervensi. Pemberian ekstrak kelor
sampai sesudah intervensi ini dianggap mampu menurunkan prevalensi
KEK sebesar 11,4%. Pemberian kelor pada menjadi penyebab terganggunya penyerapan
kasus kekurangan gizi di beberapa penelitian Fe. Kejadian anemia selain dipengaruhi oleh
telah terbukti mampu memperbaiki status gizi rendahnya asupan zat besi, juga disebabkan
subjek salah satunya penelitian yang karena kurangnya asupan zat gizi yang
dilakukan oleh Srikanth et al., di India bersifat sebagai penyerap (enhancer). Salah
mengenai perbaikan status gizi anak KEP satu senyawa enhancer yang penting untuk
yang diberikan bubuk daun kelor.20 meningkatkan penyerapan zat besi adalah
Hasil penelitian menunjukkan terjadi vitamin C. kehadiran vitamin C dalam bahan
peningkatan prevalensi anemia pada makanan akan meningkatkan penyerapan zat
kelompok intervensi sebesar 9% sedangkan besi.23
pada kelompok kontrol tetap.Salah satu hasil Hasil penelitian memperlihatkan bahwa
penelitian yang sejalan dengan hasil ini adalah konsumsi tablet Fe pada ibu hamil masil
penelitian yang dilakukan oleh Idohou- kurang dimana hanya 61,5 % tablet Fe yang
Dossou et al., di Senegal yang menemukan dikonsumsi per bulan pada kelompok
bahwa konsumsi daun kelor tidak mampu intervensi. Hasil penelitian ini berbeda dengan
memperbaiki cadangan besi pada subjek yang hasil penelitian yang dilakukan oleh Ujah
anemia.21 Sebanyak 17,14% dari ibu hamil etal., dimana ekstrak daun kelor yang
sebelumnya yang tidak anemia menjadi dilarutkan menggunakan etanol dengan sangat
anemia disebabkan oleh berbagai faktor signifikan dapat menurunkan total serum
diantaranya rendahnya kemauan untuk bilirubin dan meningkatkan kadar Hb
mengkonsumsi tablet Fe program, jumlah dibandingkan dengan kelompok kontrol pada
kelahiran, usia pada saat hamil dan KEK. Ada percobaan dengan menggunakan tikus
hubungan yang bermakna antara risiko KEK wistar.24
dengan kejadian anemia pada ibu hamil
dimana hasil penelitian Wijianto dkk, melalui KESIMPULAN DAN SARAN
analisis multivariat regresi logistik Kami menyimpulkan bahwa pemberian
menunjukkan bahwa variable yang dominan
ekstrak daun kelor berhubungan dengan
berpengaruh terhadap kejadian anemia adalah peningkatan berat badan dan berkontribusi
risiko KEK dan usia kehamilan, ibu hamil terhadap peningkatan lingkar lengan atas ibu
yang berisiko KEK berpeluang untuk anemia hamil namun tidak meningkatkan kadar Hb
sebesar 2,96 kali dibandingkan dengan ibu sehingga diperlukan upaya pemberian edukasi
hamil yang tidak KEK.22 pada ibu hamil tentang pentingnya
Peningkatan prevalensi anemia pada mengkonsumsi makanan yang cukup selama
kelompok intervensi juga terjadi akibat kehamilan dan agar ibu hamil mengkonsumsi
menurunnya rata-rata konsumsi vitamin C, tablet Fe secara rutin sehingga bisa menekan
rendahnya rata-rata konsumsi besi dan prevalensi anemia.
tingginya rata-rata konsumsi phytat sehingga
Hermansyah, Hadju, Bahar, Pengaruh Ekstrak Daun Kelor terhadap Asupan dan Berat Badan ● 200
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat